Sapi jabres: Perbedaan antara revisi
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k cosmetic changes |
|||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 14: | Baris 14: | ||
== Keunggulan Sapi jabres == |
== Keunggulan Sapi jabres == |
||
{{peacock}} |
|||
* Resisten terhadap serangga |
* Resisten terhadap serangga |
||
* Tahan terhadap kondisi lingkungan dan pakan yang terbatas |
* Tahan terhadap kondisi lingkungan dan pakan yang terbatas |
||
Baris 20: | Baris 21: | ||
* Kualitas kulitanya bagus |
* Kualitas kulitanya bagus |
||
* Dapat berfungsi sebagai ternak kerja |
* Dapat berfungsi sebagai ternak kerja |
||
⚫ | |||
[[Kategori: |
[[Kategori:Kabupaten Brebes]] |
||
[[Kategori:Ras sapi dari Indonesia|Jabres]] |
|||
[[Kategori:Ras sapi potong|Jabres]] |
|||
⚫ |
Revisi terkini sejak 11 Oktober 2021 07.20
Sapi jabres merupakan salah satu sumber daya genetik ternak (SDGT) lokal khas Brebes. Sapi jabres diduga merupakan hasil persilangan antara sapi madura atau sapi bali dengan sapi lokal atau ongole. Sapi ini berkembang dengan baik di daerah dataran tinggi Kabupaten Brebes bagian selatan. Daerah tersebut berada pada ketinggian > 800m dpl, dengan curah hujan rata rata berkisar antara 233–565 mm dan jumlah hari hujan berkisar antara 76—140 hari per tahun.
Keberadaanya penting sebagai salah satu sarana dalam mengembangkan industri peternakan dan mempunyai peran yang menentukan dalam upaya peningkatan produktivitas ternak. SDGT lokal seperti ini pada umumnya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan setempat, mampu memanfaatkan pakan yang berkualitas rendah dan mempunyai daya reproduksi yang baik.
Analisis Restriction Fragment length Polymorphism (RFLP) merupakan salah satu metode untuk mendeteksi kekerabatan pada tingkat sekuen DNA yang dapat dilakukan pada plasma nutfah sapi potong di Indonesia. Pentingnya informasi mengenai hubungan kekerabatan ini diharapkan dapat mendukung program breeding untuk pemanfaatan dan pengembangan plasma nutfah sapi potong yang ada di Indonesia. Penelitian ini merupakan kerja sama antara Lolit sapi Potong dengan Laboratorium Biologi Molekuler Universitas Brawijaya Malang, sampel darah berasal dari sapi potong lokal yang ada di Indonesia antara lain Sapi jabres, Galekkan, SO, Pesisir, Madura, PO, Bali, Mandras, Aceh, Benggala dan sapi Bengkulu.
Isolasi DNA dilakukan dengan menggunakan metode salting out kemudian dilakukan elektroforesis gel agarosa untuk mengetahui DNA hasil isolasi. Isolat DNA genom yang telah diperoleh digunakan sebagai bahan dasar pemotongan DNA dengan enzim restriksi. Enzim restriksi yang digunakan ada tiga macam yaitu EcoRI, HindIII dan HaeIII. Data hasil pemotongan dianalisis dengan menggunakan program clad 97 dan dikelompokkan berdasarkan persentase kekerabatan tiap plasma nutfah sapi potong.
Ciri - ciri Sapi jabres
[sunting | sunting sumber]- Warna bervariasi dari coklat, coklat keputihan, putih, coklat kehitaman dan hitam, yang jantan biasanya coklat kehitaman sampai hitam dan yang betina umumnya coklat.
- Pada umumnya tidak berpunuk
- Bentuk tubuh ramping dan padat, struktur dagingnya padat
- Ciri khusus yang membedakan dengan jenis sapi lain adalah pantat dan kaki belakang berwarna putih, adanya garis hitam mulai dari punggung sampai ekor.
Keunggulan Sapi jabres
[sunting | sunting sumber]Artikel ini menggunakan kata-kata yang berlebihan dan hiperbolis tanpa memberikan informasi yang jelas. |
- Resisten terhadap serangga
- Tahan terhadap kondisi lingkungan dan pakan yang terbatas
- Struktur dagingnya padat
- Persentase karkas berkisar antara 45 - 50%
- Kualitas kulitanya bagus
- Dapat berfungsi sebagai ternak kerja