Lompat ke isi

Nomaden: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
 
(21 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Nomads near Namtso.jpg|jmpl|250px|Penggembala nomaden yang sedang berkemah dekat Namtso, [[Tibet]], tahun 2005.]]
[[Berkas:Nomads near Namtso.jpg|jmpl|250px|Penggembala nomaden yang sedang berkemah dekat Namtso, [[Tibet]], tahun 2005.]]
'''Nomaden''' atau pengembara, adalah berbagai komunitas masyarakat yang memilih hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain di padang pasir atau daerah bermusim dingin, daripada menetap di suatu tempat. Masyarakat yang berpindah-pindah tempat tetapi bukan di padang pasir atau daerah bermusim dingin, disebut sebagai kaum [[gipsi]]. Banyak kebudayaan dahulunya secara [[tradisional]] hidup nomaden, akan tetapi kebiasaan tradisional nomaden tersebut semakin lama semakin berkurang di negara-negara yang telah mengalami industrialisasi. Beberapa hal yang menyebabkan manusia hidup dengan berpindah-pindah tempat tinggal adalah karena kondisi musim yang sering berganti, selain itu untuk mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh kelompok nomaden tersebut.<ref>{{Cite web|last=Society|first=National Geographic|date=2019-08-19|title=The Development of Agriculture|url=http://www.nationalgeographic.org/article/development-agriculture/|website=National Geographic Society|language=en|access-date=2020-09-13}}</ref> Kebiasaan nomaden terdapat di wilayah [[jazirah Arab]], Afrika, suku-suku pedalaman di Indonesia yang bermaksud untuk mencari lahan sumber makanan, [[Peternak|beternak]], binatang buruan, berladang, dan lain-lain.
'''Nomaden''' atau pengembara, adalah berbagai komunitas masyarakat yang memilih hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain di padang pasir atau daerah bermusim dingin, daripada menetap di suatu tempat. Masyarakat yang berpindah-pindah tempat tetapi bukan di padang pasir atau daerah bermusim dingin, disebut sebagai kaum [[gipsi]]. Banyak kebudayaan dahulunya secara [[tradisional]] hidup nomaden, akan tetapi kebiasaan tradisional nomaden tersebut semakin lama semakin berkurang di negara-negara yang telah mengalami industrialisasi. Beberapa hal yang menyebabkan manusia hidup dengan berpindah-pindah tempat tinggal adalah karena kondisi musim yang sering berganti, selain itu untuk mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh kelompok nomaden tersebut.<ref>{{Cite web|last=Society|first=National Geographic|date=2019-08-19|title=The Development of Agriculture|url=http://www.nationalgeographic.org/article/development-agriculture/|website=National Geographic Society|language=en|access-date=2020-09-13}}</ref> Kebiasaan nomaden terdapat di wilayah [[jazirah Arab]], Afrika, suku-suku pedalaman di Indonesia yang bermaksud untuk mencari lahan sumber makanan, [[Peternak|beternak]], binatang buruan, berladang, dan lain-lain.

== Asal-usul ==
== Asal-usul ==
Dahulu, masyarakat nomaden sering disebut sebagai 'pengembara' yang melintasi tanah tanpa pola tertentu dengan tujuan untuk memperoleh sumber daya yang tersebar secara tidak merata di wilayah yang luas. Berpindah-pindah merupakan identitas khas budaya mereka sebagai strategi pengelolaan lahan untuk penggunaan dan konservasi yang berkelanjutan. Asal-usul kata 'nomad' berasal dari bahasa [[Yunani]] ''nemein'' atau ''nomos'' yang berarti 'menuju ke padang rumput'.<ref name=":0">{{Cite web|date=1995-04-05|title=The Facts|url=https://newint.org/features/1995/04/05/facts|website=New Internationalist|language=en|access-date=2020-09-27}}</ref> Pelakunya didefinisikan sebagai anggota suatu bangsa yang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain untuk menemukan padang rumput segar bagi hewan dan tidak memiliki tempat tinggal permanen. Sementara secara etimologis istilah ''nomad'' berhubungan dengan [[pastoralisme]], istilah tersebut telah memperoleh arti yang lebih luas mengenai berbagai hidup nomaden, mencakup pemburu-pengumpul hingga komunitas keliling lainnya yang cara hidupnya berpindah-pindah.{{Sfn|Gilbert|2014|p=3|Ps="While etymologically the term ‘nomad’ relates to pastoralism, the term has gained a wider meaning by being extended to include a range of mobile ways of life, from that of hunter–gatherers to that of other itinerant communities whose way of life includes a form of mobility."}} Orang-orang nomaden mewakili kelompok paling beragam di dunia; mereka biasanya tinggal di daerah terpencil seperti [[gurun]], [[stepa]], [[tundra]], dan hutan.{{Sfn|Gilbert|2014|p=5|Ps="Nomadic peoples represent the most diverse group in the world; they usually live in marginal and remote areas like deserts, steppes, tundra, and forests."}}
Dahulu, masyarakat nomaden sering disebut sebagai 'pengembara' yang melintasi tanah tanpa pola tertentu dengan tujuan untuk memperoleh sumber daya yang tersebar secara tidak merata di wilayah yang luas. Berpindah-pindah merupakan identitas khas budaya mereka sebagai strategi pengelolaan lahan untuk penggunaan dan konservasi yang berkelanjutan.{{Sfn|Gilbert|2014|p=3|Ps="While etymologically the term ‘nomad’ relates to pastoralism, the term has gained a wider meaning by being extended to include a range of mobile ways of life, from that of hunter–gatherers to that of other itinerant communities whose way of life includes a form of mobility."}} Asal-usul kata 'nomad' berasal dari bahasa [[Yunani]] ''nemein'' atau ''nomos'' yang berarti 'menuju ke padang rumput'.<ref name=":0">{{Cite web|date=1995-04-05|title=The Facts|url=https://newint.org/features/1995/04/05/facts|website=New Internationalist|language=en|access-date=2020-09-27}}</ref> Pelakunya didefinisikan sebagai anggota suatu bangsa yang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain untuk menemukan padang rumput segar bagi hewan dan tidak memiliki tempat tinggal permanen. Sementara secara etimologis istilah ''nomad'' berhubungan dengan [[pastoralisme]], istilah tersebut telah memperoleh arti yang lebih luas mengenai berbagai hidup nomaden, mencakup pemburu-pengumpul hingga komunitas keliling lainnya yang cara hidupnya berpindah-pindah. Orang-orang nomaden mewakili kelompok paling beragam di dunia; mereka biasanya tinggal di daerah terpencil seperti [[gurun]], [[stepa]], [[tundra]], dan hutan.{{Sfn|Gilbert|2014|p=5|Ps="Nomadic peoples represent the most diverse group in the world; they usually live in marginal and remote areas like deserts, steppes, tundra, and forests."}}


== Kelompok ==
== Kelompok ==
Baris 9: Baris 8:


=== Berburu-meramu ===
=== Berburu-meramu ===
Berburu-meramu adalah metode bertahan hidup yang paling lama bertahan dalam sejarah [[manusia]], dan para pelakunya berpindah mengikuti musim tumbuhan liar dan hewan buruan. Berburu merupakan gaya hidup yang dominan terjadi selama perkembangan [[Pertanian|era pertanian]] sekitar 8000 tahun yang lalu. Saat ini bagi sebagian kelompok nomaden menjadikan perpindahan sebagai nilai-nilai ekonomi, sosial dan budaya yang sangat penting bagi mereka. Kelompok nomaden [[Pemburu-pengumpul|pemburu-peramu]] diantaranya adalah orang-orang Spinifex [[Aborigin]] Australia (atau Pila Nguru); kelompok Hadza di Tanzania;<ref>{{Cite news|last=Wire/REX/Shutterstock|first=Stefan Kleinowitz/ZUMA|date=2018-10-22|title='Hadza': the last hunter-gatherer tribe in Tanzania – in pictures|url=https://www.theguardian.com/artanddesign/gallery/2018/oct/22/hadza-the-last-hunter-gatherer-tribe-in-tanzania-in-pictures|newspaper=The Guardian|language=en-GB|issn=0261-3077|access-date=2020-09-27}}</ref> masyarakat Ogiek di Kenya yang disebut 'Bushmen' ([[Suku San|San]], Sho, Basarwa, Kung atau Khwe) dari Afrika selatan; Suku [[Jarawa (Kepulauan Andaman)|Jarawa]], [[Suku Onge|Onge]], dan [[Suku Sentinel|Sentinel]] di [[kepulauan Andaman]] di India; Suku Batek atau [[Bateq]] dan [[Suku Penan|Penan]] di hutan hujan Semenanjung Malaysia; [[Suku Aka|Suku Aka,]] Efe, dan Mbuti (juga dikenal sebagai orang [[Pigmi]]) di Afrika Tengah; beberapa kelompok [[Inuit]] di belahan Arktik yang masih mengandalkan perburuan dan penangkapan ikan; orang-orang Nukak (Nukak-Makú) di Kolombia;<ref>{{Cite web|last=International|first=Survival|title=Nukak|url=https://www.survivalinternational.org/tribes/nukak|website=www.survivalinternational.org|language=en|access-date=2020-09-27}}</ref> dan orang-orang [[Suku Pirahã|Pirahã]] di Brasil. Selain di padang rumput, kelompok Pemburu-peramu termasuk juga para pengembara yang pencahariannya dari sumber daya laut.{{Sfn|Finlayson|2017|p=3|Ps="...the concept of the ‘complex hunter-gatherer’ was deployed to describe those societies that did not farm, were largely dependent on highly abundant wild resources, typically marine, and expressed some form of non-egalitarian social organisation"}} Mereka adalah; orang-orang [[Alacaluf]] atau Kawésqar di Amerika Selatan,<ref>{{Cite web|title=Alacaluf {{!}} people|url=https://www.britannica.com/topic/Alacaluf|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2020-09-28}}</ref> kelompok Orang Laut di Semenanjung Malaya, Suku [[Suku Moken|Moken]] di Laut Andaman,<ref>{{Cite web|date=2015-06-25|title=Stateless at Sea|url=https://www.hrw.org/report/2015/06/25/stateless-sea/moken-burma-and-thailand|website=Human Rights Watch|language=en|access-date=2020-09-28}}</ref> Bede (Beday) di Bangladesh,<ref>{{Cite web|last=Das|first=Bijoyeta|title=Rough sailing for Bangladesh river-gypsies|url=https://www.aljazeera.com/features/2013/1/22/rough-sailing-for-bangladesh-river-gypsies|website=www.aljazeera.com|language=en|access-date=2020-09-28}}</ref> dan [[Suku Vezo di Madagaskar|Suku Vezo]] di Madagaskar.<ref>{{Cite web|date=2018-08-06|title=Half-man, half-fish: The surreal lives of Madagascar’s nomadic fishermen|url=https://adventure.com/nomadic-fishermen-vezo-madagascar/|website=Adventure.com|language=en-US|access-date=2020-09-27}}</ref>
Berburu-meramu adalah metode bertahan hidup yang paling lama bertahan dalam sejarah [[manusia]], dan para pelakunya berpindah mengikuti musim tumbuhan liar dan hewan buruan. Berburu merupakan gaya hidup yang dominan terjadi selama perkembangan [[Pertanian|era pertanian]] sekitar 8000 tahun yang lalu. Saat ini bagi sebagian kelompok nomaden menjadikan perpindahan sebagai nilai-nilai ekonomi, sosial dan budaya yang sangat penting bagi mereka. Kelompok nomaden [[Pemburu-pengumpul|pemburu-peramu]] diantaranya adalah orang-orang Spinifex [[Aborigin]] Australia (atau Pila Nguru); kelompok Hadza di Tanzania;<ref>{{Cite news|last=Wire/REX/Shutterstock|first=Stefan Kleinowitz/ZUMA|date=2018-10-22|title='Hadza': the last hunter-gatherer tribe in Tanzania – in pictures|url=https://www.theguardian.com/artanddesign/gallery/2018/oct/22/hadza-the-last-hunter-gatherer-tribe-in-tanzania-in-pictures|newspaper=The Guardian|language=en-GB|issn=0261-3077|access-date=2020-09-27}}</ref> masyarakat Ogiek di Kenya yang disebut 'Bushmen' ([[Suku San|San]], Sho, Basarwa, [[!Kung]] atau Khwe) dari Afrika selatan; Suku [[Jarawa (Kepulauan Andaman)|Jarawa]], [[Suku Onge|Onge]], dan [[Suku Sentinel|Sentinel]] di [[kepulauan Andaman]] di India; Suku Batek atau [[Bateq]] dan [[Suku Penan|Penan]] di hutan hujan Semenanjung Malaysia; [[Suku Aka]], Efe, dan Mbuti (juga dikenal sebagai orang [[Pigmi]]) di Afrika Tengah; beberapa kelompok [[Inuit]] di belahan Arktik yang masih mengandalkan perburuan dan penangkapan ikan; orang-orang Nukak (Nukak-Makú) di Kolombia;<ref>{{Cite web|last=International|first=Survival|title=Nukak|url=https://www.survivalinternational.org/tribes/nukak|website=www.survivalinternational.org|language=en|access-date=2020-09-27}}</ref> dan orang-orang [[Suku Pirahã|Pirahã]] di Brasil. Selain di padang rumput, kelompok Pemburu-peramu termasuk juga para pengembara yang pencahariannya dari sumber daya laut.{{Sfn|Finlayson|2017|p=3|Ps="...the concept of the ‘complex hunter-gatherer’ was deployed to describe those societies that did not farm, were largely dependent on highly abundant wild resources, typically marine, and expressed some form of non-egalitarian social organisation"}} Mereka adalah; orang-orang [[Alacaluf]] atau Kawésqar di Amerika Selatan,<ref>{{Cite web|title=Alacaluf {{!}} people|url=https://www.britannica.com/topic/Alacaluf|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2020-09-28}}</ref> kelompok Orang Laut di Semenanjung Malaya, Suku [[Suku Moken|Moken]] di Laut Andaman,<ref>{{Cite web|date=2015-06-25|title=Stateless at Sea|url=https://www.hrw.org/report/2015/06/25/stateless-sea/moken-burma-and-thailand|website=Human Rights Watch|language=en|access-date=2020-09-28}}</ref> Bede (Beday) di Bangladesh,<ref>{{Cite web|last=Das|first=Bijoyeta|title=Rough sailing for Bangladesh river-gypsies|url=https://www.aljazeera.com/features/2013/1/22/rough-sailing-for-bangladesh-river-gypsies|website=www.aljazeera.com|language=en|access-date=2020-09-28}}</ref> dan [[Suku Vezo di Madagaskar|Suku Vezo]] di Madagaskar.<ref>{{Cite web|date=2018-08-06|title=Half-man, half-fish: The surreal lives of Madagascar’s nomadic fishermen|url=https://adventure.com/nomadic-fishermen-vezo-madagascar/|website=Adventure.com|language=en-US|access-date=2020-09-27}}</ref>


=== Penggembala atau pastoralis ===
=== Penggembala atau pastoralis ===
Para penggembala memelihara ternak dan berpindah ke tempat lain bersama peliharaannya, agar tidak membuat suatu ladang penggembalaan habis dan tidak bisa diperbaiki lagi, sebagai rencana mata pencaharian untuk kelangsungan hidup mereka. Mereka ikut terlibat dalam produksi penggembalaan sebagai kegiatan utama serta mengesampingkan kegiatan penghidupan lainnya dan bergerak secara musiman.{{Sfn|Sadr|1991|p=3|Ps="pastoral nomads can simply be defined as an ethnic group wherein everyone is directly or indirectly involved in pastoral production to the near exclusion of any other subsistence activity. Given the kinds of pastures available and the scale of pasture utilization, almost all such herding populations must engage in seasonal movement to feed their herds."}} Oleh karena itu, faktor lingkungan seperti curah hujan dan kualitas tanah menjadi perhatian untuk menentukan lahan yang akan ditempati selanjutnya. Diperkirakan ada 30-40 juta di antaranya di dunia.<ref name=":0" /> Beberapa etnik nomaden pastoralis yang masih bertahan saat ini diantaranya adalah; orang-orang [[Fula]] atau Fulbe, [[Toubou]], dan [[Tuareg]] di Sahel yang masih mempraktikkan penggembalaan unta, sapi, domba, dan kambing dengan berpindah-pindah; penggembala [[Suku Badui (Arab)|Badui]] di Timur Tengah dan Afrika Utara; Suku [[Suku Afar|Afar]] di [[Tanduk Afrika]]; [[Maasai|Suku Maasai]] di Kenya dan Tanzania; Suku Himba atau Ovahimba di Namibia;<ref>{{Cite web|title=Fast Facts: The Himba of Namibia - Namibia Tourism Board|url=https://www.namibiatourism.com.na/blog/Fast-Facts-The-Himba-of-Namibia|website=www.namibiatourism.com.na|access-date=2020-09-27}}</ref> orang-orang Kazakh dan Kyrgyz di Asia Tengah; penggembala unta Raika dari Rajasthan di India; orang-orang [[Suku Sami|Sami]] (penggembala rusa) di Skandinavia utara; dan orang-orang [[Suku Nenets|Nenets]] di Rusia.<ref>{{Cite web|date=2017-10-02|title=They Migrate 800 Miles a Year. Now It’s Getting Tougher.|url=https://www.nationalgeographic.com/magazine/2017/10/nenets-yamal-herders-energy-development/|website=Magazine|language=en|access-date=2020-09-27}}</ref>
Para penggembala memelihara ternak dan berpindah ke tempat lain bersama peliharaannya, agar tidak membuat suatu ladang penggembalaan habis dan tidak bisa diperbaiki lagi, sebagai rencana mata pencaharian untuk kelangsungan hidup mereka. Mereka ikut terlibat dalam produksi penggembalaan sebagai kegiatan utama serta mengesampingkan kegiatan penghidupan lainnya dan bergerak secara musiman.{{Sfn|Sadr|1991|p=3|Ps="pastoral nomads can simply be defined as an ethnic group wherein everyone is directly or indirectly involved in pastoral production to the near exclusion of any other subsistence activity. Given the kinds of pastures available and the scale of pasture utilization, almost all such herding populations must engage in seasonal movement to feed their herds."}} Oleh karena itu, faktor lingkungan seperti curah hujan dan kualitas tanah menjadi perhatian untuk menentukan lahan yang akan ditempati selanjutnya. Diperkirakan ada 30-40 juta di antaranya di dunia.<ref name=":0" /> Beberapa etnik nomaden pastoralis yang masih bertahan saat ini diantaranya adalah; orang-orang [[Fula]] atau Fulbe, [[Toubou]], dan [[Tuareg]] di Sahel yang masih mempraktikkan penggembalaan unta, sapi, domba, dan kambing dengan berpindah-pindah; penggembala [[Suku Badui (Arab)|Badui]] di Timur Tengah dan Afrika Utara; Suku [[Suku Afar|Afar]] di [[Tanduk Afrika]]; [[Maasai|Suku Maasai]] di Kenya dan Tanzania; Suku Himba atau Ovahimba di Namibia;<ref>{{Cite web|title=Fast Facts: The Himba of Namibia - Namibia Tourism Board|url=https://www.namibiatourism.com.na/blog/Fast-Facts-The-Himba-of-Namibia|website=www.namibiatourism.com.na|access-date=2020-09-27|archive-date=2020-08-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20200801165307/https://www.namibiatourism.com.na/blog/Fast-Facts-The-Himba-of-Namibia|dead-url=yes}}</ref> orang-orang Kazakh dan Kyrgyz di Asia Tengah; penggembala unta Raika dari Rajasthan di India; orang-orang [[Suku Sami|Sami]] (penggembala rusa) di Skandinavia utara; dan orang-orang [[Suku Nenets|Nenets]] di Rusia.<ref>{{Cite web|date=2017-10-02|title=They Migrate 800 Miles a Year. Now It’s Getting Tougher.|url=https://www.nationalgeographic.com/magazine/2017/10/nenets-yamal-herders-energy-development/|website=Magazine|language=en|access-date=2020-09-27}}</ref>


=== Pengelana atau pedagang ===
=== Pengelana atau pedagang ===
Baris 18: Baris 17:


== Ancaman ==
== Ancaman ==
Meskipun masyarakat nomaden tersebar di seluruh dunia dan memiliki budaya yang sangat beragam, masalah kritis mulai mengancam mata pencaharian dan kelangsungan hidup mereka di berbagai wilayah yang mereka tempati. Seringkali kelompok nomaden umumnya menghadapi tekanan diluar faktor lingkungan berupa [[rasisme]] dan diskriminasi seperti keterbatasan akses ke layanan sosial, pendidikan, dan kesehatan.{{Sfn|Gilbert|2014|p=11|Ps="Most nomadic peoples in the world face racism and discrimination, processes of forced and induced sedentarisation, economic, social, and political marginalisation, loss of access to lands, territories, and natural resources – all of which are related to competition and conflicts regarding access to natural resources; and restricted access to social, educational, and medical services."|Pranala=http://87.120.36.5/main/2337000/1b800748bce117a5055bbca6a70120bb/%28Routledge%20Research%20in%20Human%20Rights%20Law%29%20J%C3%A9r%C3%A9mie%20Gilbert%20-%20Nomadic%20Peoples%20and%20Human%20Rights-Routledge%20%282014%29.pdf}} Krisis pangan yang melanda sebagian negara membutuhkan banyak lahan pertanian baru untuk produksi pangan. Kebijakan ini juga berdampak pada penggusuran sebagian besar tempat tinggal mereka sehingga akan memarginalkan wilayah mereka.{{Sfn|Salih|2001|p=172|Ps="Yet the increasing demand for food production in these countries in general has put marginal lands in the region under severe strain and has led to long-lasting land degradation. This land degradation together with the loss of livestock, continuous mobility and excessive marginalisation of rural communities have become dominant trends which are irreversible."}}
Meskipun masyarakat nomaden tersebar di seluruh dunia dan memiliki budaya yang sangat beragam, masalah kritis mulai mengancam mata pencaharian dan kelangsungan hidup mereka di berbagai wilayah yang mereka tempati. Seringkali kelompok nomaden umumnya menghadapi tekanan diluar faktor lingkungan berupa [[rasisme]] dan diskriminasi seperti keterbatasan akses ke layanan sosial, pendidikan, dan kesehatan.(11) Krisis pangan yang melanda sebagian negara membutuhkan banyak lahan pertanian baru untuk produksi pangan. Kebijakan ini juga berdampak pada penggusuran sebagian besar tempat tinggal mereka sehingga akan memarginalkan wilayah mereka.{{Sfn|Salih|2001|p=172|Ps="Yet the increasing demand for food production in these countries in general has put marginal lands in the region under severe strain and has led to long-lasting land degradation. This land degradation together with the loss of livestock, continuous mobility and excessive marginalisation of rural communities have become dominant trends which are irreversible."}}

Orang-orang Nenets di Kutub Utara [[Siberia]] menjalani kehidupan nomaden dengan mencari padang rumput segar untuk rusa kutub mereka. Mereka melakukan migrasi tradisional, dari [[padang rumput]] musim panas di utara ke padang rumput musim dingin di selatan [[Arktika]]. Namun kelangsungan hidup mereka mulai terganggu akibat adanya eksploitasi pengeboran minyak dan gas yang melintasi jalur migrasi mereka. Pembangunan pipa gas disepanjang jalur migrasi tersebut akan mengganggu aktivitas penggembalaan rusa kutub mereka. Suku Basarwa di Pusat Cagar Alam Kalahari, Afrika dalam beberapa dekade terakhir terancam punah. Mereka dipaksa keluar dari wilayah mereka dengan cara merusak rumah dan persediaan air mereka, serta hak mereka untuk berburu, mengumpulkan makanan dicabut kembali. [[Suku Penan]] nomaden yang tinggal di negara bagian [[Sarawak]], Malaysia semakin kecil jumlahnya dengan adanya pemukiman paksa dan penebangan kayu skala besar (pembangunan perkebunan akasia dan kelapa sawit) yang mengakibatkan musnahnya sebagian besar fauna sebagai sumber pencaharian mereka.{{Sfn|Gilbert|2014|p=10|Ps="The logging has resulted in the destruction of most of the fauna that supported their hunter–gathering lifestyle. More recently, the logging has been followed by the establishment of large acacia and palm oil plantations. The combination of large-scale logging and clearing of the forest to establish plantations means that the Penan cannot survive in what used to be their own environment."}}


Orang-orang Nenets di Kutub Utara [[Siberia]] menjalani kehidupan nomaden dengan mencari padang rumput segar untuk rusa kutub mereka. Mereka melakukan migrasi tradisional, dari [[padang rumput]] musim panas di utara ke padang rumput musim dingin di selatan [[Arktika]]. Namun kelangsungan hidup mereka mulai terganggu akibat adanya eksploitasi pengeboran minyak dan gas yang melintasi jalur migrasi mereka. Pembangunan pipa gas disepanjang jalur migrasi tersebut akan mengganggu aktivitas penggembalaan rusa kutub mereka. Suku Basarwa di Pusat Cagar Alam Kalahari, Afrika dalam beberapa dekade terakhir terancam punah. Mereka dipaksa keluar dari wilayah mereka dengan cara merusak rumah dan persediaan air mereka, serta hak mereka untuk berburu, mengumpulkan makanan dicabut kembali. [[Suku Penan]] nomaden yang tinggal di negara bagian [[Sarawak]], Malaysia semakin kecil jumlahnya dengan adanya pemukiman paksa dan penebangan kayu skala besar (pembangunan perkebunan akasia dan kelapa sawit) yang mengakibatkan musnahnya sebagian besar fauna sebagai sumber pencaharian mereka. {{Sfn|Gilbert|2014|p=10|Ps="..but a combination of forced settlement and large-scale logging means that only a small part of the community is still living a fully nomadic lifestyle. The logging has resulted in the destruction of most of the fauna that supported their hunter–gathering lifestyle. More recently, the logging has been followed by the establishment of large acacia and palm oil plantations."}}
==Referensi==
==Referensi==
{{Reflist|colwidth=30em}}
{{Reflist|colwidth=30em}}
Baris 27: Baris 25:
== Daftar Pustaka ==
== Daftar Pustaka ==
{{refbegin|1}}
{{refbegin|1}}
* {{cite book|title=Nomadic Peoples And Human Rights|last=Gilbert|first=Jeremie|publisher=Routledge|year=2014|isbn=9780203796825|location=London & New York|ref={{sfnref|Gilbert|2014}}|url-status=live}}
* {{cite book|title=Nomadic Peoples And Human Rights|last=Gilbert|first=Jeremie|publisher=Routledge|year=2014|url=https://books.google.co.id/books?id=4zksAwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=Nomadic+Peoples+And+Human+Rights&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj40eaQoJLsAhXPXSsKHZsPBDwQ6AEwAHoECAAQAQ#v=onepage&q=Nomadic%20Peoples%20And%20Human%20Rights&f=false|isbn=9780203796825|location=London & New York|ref={{sfnref|Gilbert|2014}}|url-status=live}}


* {{cite book|title=The Diversity of Hunter-Gatherer Pasts|last=Finlayson|first= Bill & Graemme Warren|publisher=Oxbow books|year=2017|isbn=9781785705892|location=Oxford|ref={{sfnref|Finlayson|2017}}|url-status=live}}
* {{cite book|title=The Diversity of Hunter-Gatherer Pasts|last=Finlayson|first= Bill & Graemme Warren|publisher=Oxbow books|year=2017|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=33c8bc68961da76fffcb13584bdf8fe8&key=ZS0QJH1VLPFR1GSK&mirr=1|isbn=9781785705892|location=Oxford|ref={{sfnref|Finlayson|2017}}|url-status=live}}


* {{cite book|title=African Pastoralism, Conflict, Institutions, and Government|last=Salih|first=M.A. Mohamed, Ton Dietz, Abdel Ghaffar|publisher=Pluto Press|year=2001|isbn=0745317871|location=London & Sterling, Virginia|ref={{sfnref|Salih|2001}}|url-status=live}}
* {{cite book|title=African Pastoralism, Conflict, Institutions, and Government|last=Salih|first=M.A. Mohamed, Ton Dietz, Abdel Ghaffar|publisher=Pluto Press|year=2001|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=e08fae662a34dce70eed8f0750b6e057&key=UGR5ZO0Y97CGHUFV&mirr=1|location=London & Sterling, Virginia|ref={{sfnref|Salih|2001}}|url-status=live}}


* {{cite book|title=The Development Of Nomadism In Ancient Northeast Africa|last=Sadr|first=Karim|publisher=University Of Pennsylvania Press|year=1991|isbn=0812230663|location=Philadelphia, United States of America|ref={{sfnref|Sadr|1991}}|url-status=live}}
* {{cite book|title=The Development Of Nomadism In Ancient Northeast Africa|last=Sadr|first=Karim|publisher=University Of Pennsylvania Press|year=1991|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=5755d3cf99a8b94ca8eab407efd30ec1&key=8XN3SS86T7NAOQRU&mirr=1|location=Philadelphia, United States of America|ref={{sfnref|Sadr|1991}}|url-status=live}}


{{masyarakat-stub}}{{demografi-stub}}
{{masyarakat-stub}}{{demografi-stub}}

Revisi terkini sejak 20 November 2022 10.18

Penggembala nomaden yang sedang berkemah dekat Namtso, Tibet, tahun 2005.

Nomaden atau pengembara, adalah berbagai komunitas masyarakat yang memilih hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain di padang pasir atau daerah bermusim dingin, daripada menetap di suatu tempat. Masyarakat yang berpindah-pindah tempat tetapi bukan di padang pasir atau daerah bermusim dingin, disebut sebagai kaum gipsi. Banyak kebudayaan dahulunya secara tradisional hidup nomaden, akan tetapi kebiasaan tradisional nomaden tersebut semakin lama semakin berkurang di negara-negara yang telah mengalami industrialisasi. Beberapa hal yang menyebabkan manusia hidup dengan berpindah-pindah tempat tinggal adalah karena kondisi musim yang sering berganti, selain itu untuk mendapatkan bahan-bahan yang dibutuhkan oleh kelompok nomaden tersebut.[1] Kebiasaan nomaden terdapat di wilayah jazirah Arab, Afrika, suku-suku pedalaman di Indonesia yang bermaksud untuk mencari lahan sumber makanan, beternak, binatang buruan, berladang, dan lain-lain.

Asal-usul

[sunting | sunting sumber]

Dahulu, masyarakat nomaden sering disebut sebagai 'pengembara' yang melintasi tanah tanpa pola tertentu dengan tujuan untuk memperoleh sumber daya yang tersebar secara tidak merata di wilayah yang luas. Berpindah-pindah merupakan identitas khas budaya mereka sebagai strategi pengelolaan lahan untuk penggunaan dan konservasi yang berkelanjutan.[2] Asal-usul kata 'nomad' berasal dari bahasa Yunani nemein atau nomos yang berarti 'menuju ke padang rumput'.[3] Pelakunya didefinisikan sebagai anggota suatu bangsa yang melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain untuk menemukan padang rumput segar bagi hewan dan tidak memiliki tempat tinggal permanen. Sementara secara etimologis istilah nomad berhubungan dengan pastoralisme, istilah tersebut telah memperoleh arti yang lebih luas mengenai berbagai hidup nomaden, mencakup pemburu-pengumpul hingga komunitas keliling lainnya yang cara hidupnya berpindah-pindah. Orang-orang nomaden mewakili kelompok paling beragam di dunia; mereka biasanya tinggal di daerah terpencil seperti gurun, stepa, tundra, dan hutan.[4]

Terdapatat tiga macam kehidupan nomaden, yaitu sebagai pemburu-peramu (hunter-gatherers), penggembala (pastoral nomads), dan pengelana (peripatetic nomads).[5]

Berburu-meramu

[sunting | sunting sumber]

Berburu-meramu adalah metode bertahan hidup yang paling lama bertahan dalam sejarah manusia, dan para pelakunya berpindah mengikuti musim tumbuhan liar dan hewan buruan. Berburu merupakan gaya hidup yang dominan terjadi selama perkembangan era pertanian sekitar 8000 tahun yang lalu. Saat ini bagi sebagian kelompok nomaden menjadikan perpindahan sebagai nilai-nilai ekonomi, sosial dan budaya yang sangat penting bagi mereka. Kelompok nomaden pemburu-peramu diantaranya adalah orang-orang Spinifex Aborigin Australia (atau Pila Nguru); kelompok Hadza di Tanzania;[6] masyarakat Ogiek di Kenya yang disebut 'Bushmen' (San, Sho, Basarwa, !Kung atau Khwe) dari Afrika selatan; Suku Jarawa, Onge, dan Sentinel di kepulauan Andaman di India; Suku Batek atau Bateq dan Penan di hutan hujan Semenanjung Malaysia; Suku Aka, Efe, dan Mbuti (juga dikenal sebagai orang Pigmi) di Afrika Tengah; beberapa kelompok Inuit di belahan Arktik yang masih mengandalkan perburuan dan penangkapan ikan; orang-orang Nukak (Nukak-Makú) di Kolombia;[7] dan orang-orang Pirahã di Brasil. Selain di padang rumput, kelompok Pemburu-peramu termasuk juga para pengembara yang pencahariannya dari sumber daya laut.[8] Mereka adalah; orang-orang Alacaluf atau Kawésqar di Amerika Selatan,[9] kelompok Orang Laut di Semenanjung Malaya, Suku Moken di Laut Andaman,[10] Bede (Beday) di Bangladesh,[11] dan Suku Vezo di Madagaskar.[12]

Penggembala atau pastoralis

[sunting | sunting sumber]

Para penggembala memelihara ternak dan berpindah ke tempat lain bersama peliharaannya, agar tidak membuat suatu ladang penggembalaan habis dan tidak bisa diperbaiki lagi, sebagai rencana mata pencaharian untuk kelangsungan hidup mereka. Mereka ikut terlibat dalam produksi penggembalaan sebagai kegiatan utama serta mengesampingkan kegiatan penghidupan lainnya dan bergerak secara musiman.[13] Oleh karena itu, faktor lingkungan seperti curah hujan dan kualitas tanah menjadi perhatian untuk menentukan lahan yang akan ditempati selanjutnya. Diperkirakan ada 30-40 juta di antaranya di dunia.[3] Beberapa etnik nomaden pastoralis yang masih bertahan saat ini diantaranya adalah; orang-orang Fula atau Fulbe, Toubou, dan Tuareg di Sahel yang masih mempraktikkan penggembalaan unta, sapi, domba, dan kambing dengan berpindah-pindah; penggembala Badui di Timur Tengah dan Afrika Utara; Suku Afar di Tanduk Afrika; Suku Maasai di Kenya dan Tanzania; Suku Himba atau Ovahimba di Namibia;[14] orang-orang Kazakh dan Kyrgyz di Asia Tengah; penggembala unta Raika dari Rajasthan di India; orang-orang Sami (penggembala rusa) di Skandinavia utara; dan orang-orang Nenets di Rusia.[15]

Pengelana atau pedagang

[sunting | sunting sumber]

Kaum pengelana umumnya banyak terdapat di negara-negara yang telah mengalami industrialisasi, dan para pelakunya berpindah-pindah tempat untuk menawarkan barang dagangan di mana saja mereka singgah. Para pengelana yang bergerak diantaranya termasuk orang-orang Dom di Asia Tengah dan Timur Tengah; suku Moken (atau Mawken) di Asia Tenggara; Suku Hakkipikki dan Killekyatha di India Selatan; Griots Malinke, Waata, dan Inaden dari Afrika, dan orang-orang Roma, Sinti, dan Yeniche.[16]

Meskipun masyarakat nomaden tersebar di seluruh dunia dan memiliki budaya yang sangat beragam, masalah kritis mulai mengancam mata pencaharian dan kelangsungan hidup mereka di berbagai wilayah yang mereka tempati. Seringkali kelompok nomaden umumnya menghadapi tekanan diluar faktor lingkungan berupa rasisme dan diskriminasi seperti keterbatasan akses ke layanan sosial, pendidikan, dan kesehatan.(11) Krisis pangan yang melanda sebagian negara membutuhkan banyak lahan pertanian baru untuk produksi pangan. Kebijakan ini juga berdampak pada penggusuran sebagian besar tempat tinggal mereka sehingga akan memarginalkan wilayah mereka.[17]

Orang-orang Nenets di Kutub Utara Siberia menjalani kehidupan nomaden dengan mencari padang rumput segar untuk rusa kutub mereka. Mereka melakukan migrasi tradisional, dari padang rumput musim panas di utara ke padang rumput musim dingin di selatan Arktika. Namun kelangsungan hidup mereka mulai terganggu akibat adanya eksploitasi pengeboran minyak dan gas yang melintasi jalur migrasi mereka. Pembangunan pipa gas disepanjang jalur migrasi tersebut akan mengganggu aktivitas penggembalaan rusa kutub mereka. Suku Basarwa di Pusat Cagar Alam Kalahari, Afrika dalam beberapa dekade terakhir terancam punah. Mereka dipaksa keluar dari wilayah mereka dengan cara merusak rumah dan persediaan air mereka, serta hak mereka untuk berburu, mengumpulkan makanan dicabut kembali. Suku Penan nomaden yang tinggal di negara bagian Sarawak, Malaysia semakin kecil jumlahnya dengan adanya pemukiman paksa dan penebangan kayu skala besar (pembangunan perkebunan akasia dan kelapa sawit) yang mengakibatkan musnahnya sebagian besar fauna sebagai sumber pencaharian mereka. [18]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Society, National Geographic (2019-08-19). "The Development of Agriculture". National Geographic Society (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-13. 
  2. ^ Gilbert 2014, hlm. 3.
  3. ^ a b "The Facts". New Internationalist (dalam bahasa Inggris). 1995-04-05. Diakses tanggal 2020-09-27. 
  4. ^ Gilbert 2014, hlm. 5.
  5. ^ "What Is a Nomad? | Wonderopolis". wonderopolis.org. Diakses tanggal 2020-09-22. 
  6. ^ Wire/REX/Shutterstock, Stefan Kleinowitz/ZUMA (2018-10-22). "'Hadza': the last hunter-gatherer tribe in Tanzania – in pictures". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2020-09-27. 
  7. ^ International, Survival. "Nukak". www.survivalinternational.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-27. 
  8. ^ Finlayson 2017, hlm. 3.
  9. ^ "Alacaluf | people". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-28. 
  10. ^ "Stateless at Sea". Human Rights Watch (dalam bahasa Inggris). 2015-06-25. Diakses tanggal 2020-09-28. 
  11. ^ Das, Bijoyeta. "Rough sailing for Bangladesh river-gypsies". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-09-28. 
  12. ^ "Half-man, half-fish: The surreal lives of Madagascar's nomadic fishermen". Adventure.com (dalam bahasa Inggris). 2018-08-06. Diakses tanggal 2020-09-27. 
  13. ^ Sadr 1991, hlm. 3.
  14. ^ "Fast Facts: The Himba of Namibia - Namibia Tourism Board". www.namibiatourism.com.na. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-01. Diakses tanggal 2020-09-27. 
  15. ^ "They Migrate 800 Miles a Year. Now It's Getting Tougher". Magazine (dalam bahasa Inggris). 2017-10-02. Diakses tanggal 2020-09-27. 
  16. ^ Gilbert 2014, hlm. 7.
  17. ^ Salih 2001, hlm. 172.
  18. ^ Gilbert 2014, hlm. 10.

Daftar Pustaka

[sunting | sunting sumber]