Konstantinus XI Palaiologos: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
clean up
k →‎top: clean up
 
(16 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
|title =[[Daftar kaisar Bizantium|Kaisar]] dari [[Kekaisaran Bizantium]]
|title =[[Daftar kaisar Bizantium|Kaisar]] dari [[Kekaisaran Bizantium]]
|image= Constantine XI Palaiologos miniature.jpg
|image= Constantine XI Palaiologos miniature.jpg
|caption =Constantine XI Palaiologos
|caption =Konstantinus XI Palaiologos
|reign =6 Januari 1449 – 29 Mei 1453
|reign =6 Januari 1449 – 29 Mei 1453
|coronation =6 Januari 1449
|coronation =6 Januari 1449
|predecessor =[[John VIII Palaiologos]]
|predecessor =[[Ioannes VIII Palaiologos]]
|successor =Jabatan dihapuskan
|successor =Jabatan dihapuskan
|spouse =[[Theodora Tocco]]<br />[[Caterina Gattilusio]]
|spouse =[[Theodora Tocco]]<br />[[Caterina Gattilusio]]
Baris 17: Baris 17:
|religion =[[Ortodoks Yunani]]
|religion =[[Ortodoks Yunani]]
|}}
|}}
'''Konstantinus XI Palaiologos Dragaš''' ([[9 Februari]] [[1404]]–[[29 Mei]] [[1453]]) ialah kaisar terakhir [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantium]]. Ia menyerukan penyatuan antara [[Gereja Ortodoks]] dan [[Gereja Katolik Roma]] untuk mendapat dukungan Barat agar mampu melawan bangsa [[Turki Utsmani]] pada tahun [[1452]], namun gagal. Ia berjuang mempertahankan Bizantium melawan tentara [[Mehmed II]] Sang Penakluk.
'''Konstantinus XI Palaiologos Dragaš''' ([[9 Februari]] [[1404]]–[[29 Mei]] [[1453]]) ialah kaisar terakhir [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantium]]. Ia menyerukan penyatuan antara [[Gereja Ortodoks]] dan [[Gereja Katolik Roma]] untuk mendapat dukungan Barat agar mampu melawan bangsa [[Turki Utsmani]] pada tahun [[1452]], tetapi gagal. Ia berjuang mempertahankan Bizantium melawan tentara [[Mehmed II Sang Penakluk]].

Konstantinus XI adalah putra keempat Kaisar [[Manuel II Palaiologos]] dan [[Helena Dragaš|Helena Draga]], putri penguasa Serbia [[Konstantin Dejanovi]]. pada tahun 1428, Konstantinus dinyatakan sebagai Despot wilayah [[Morea]] dan memerintah provinsi tersebut bersama dengan kakaknya [[Theodore Palaiologos|Theodore]] dan adiknya [[Thomas Palaiologos|Thomas]] . Bersama-sama, mereka memperluas kekuasaan Bizantium untuk mencakup hampir seluruh [[Peloponnesos]] untuk pertama kalinya sejak [[Perang Salib Keempat]] lebih dari dua ratus tahun sebelumnya dan membangun kembali tembok Hexamilion kuno, yang mempertahankan semenanjung dari serangan luar.

Pada tahun 1448, Kaisar [[Yohanes VIII Palaiologos]] meninggal tanpa anak, dan sebagai adiknya, Konstantinus dinobatkan menjadi kaisar pada 6 Januari 1449. Pemerintahan singkat Konstantinus XI memiliki tiga masalah utama. Pertama, ada masalah ahli waris, karena Konstantinus XI juga tidak memiliki anak. Meskipun ada upaya oleh teman Konstantinus XI dan orang kepercayaan [[George Sphrantzes]] untuk mencarikannya seorang istri, Konstantinus XI akhirnya meninggal dalam keadaan belum menikah. Kekhawatiran kedua adalah perpecahan agama dalam apa yang tersisa dari kerajaannya. Konstantinus XI dan pendahulunya, John VIII sama-sama percaya bahwa persatuan antara Gereja [[Ortodoks]] dan [[Katolik]] diperlukan untuk mengamankan bantuan militer dari Eropa Katolik, tetapi sebagian besar penduduk Bizantium menentang gagasan tersebut. Akhirnya, perhatian yang paling penting adalah bangkitnya [[Kesultanan Utsmaniyah]], yang pada tahun 1453 mengepung Konstantinopel sepenuhnya dan untuk yang terakhir kalinya.

Pada bulan April 1453, Sultan Utsmaniyah [[Mehmed II]] mengepung [[Konstantinopel]]. Konstantinus XI menganggap gagasan untuk meninggalkan Konstantinopel tidak bijak. Kaisar memutuskan untuk mempertahankan kota dan pada tanggal 29 Mei 1453, Konstantinopel ditaklukkan oleh Utsmaniyah. Konstantinus XI meninggal pada hari yang sama. Meskipun tidak ada saksi mata yang dapat dipercaya tentang kematiannya yang sebenarnya, sebagian besar catatan sejarah setuju bahwa kaisar memimpin serangan terakhir terhadap Utsmaniyah dan tewas dalam pertempuran.


{{lifetime|1404|1453|Konstantinus 11}}
{{lifetime|1404|1453|Konstantinus 11}}
Baris 23: Baris 29:


[[Kategori:Kaisar Romawi Timur]]
[[Kategori:Kaisar Romawi Timur]]
[[Kategori:Tokoh yang gugur dalam perang]]
[[Kategori:Kematian akibat perang]]




{{sejarah-stub}}
{{sejarah-stub}}

{{Link FA|it}}

Revisi terkini sejak 1 Desember 2022 06.15

Konstantin XI Paleolog Dragaš
Κωνσταντῖνος ΙΑ' Παλαιολόγος
Kaisar dari Kekaisaran Bizantium
Konstantinus XI Palaiologos
Berkuasa6 Januari 1449 – 29 Mei 1453
Penobatan6 Januari 1449
PendahuluIoannes VIII Palaiologos
PenerusJabatan dihapuskan
Kelahiran(1404-02-08)8 Februari 1404
Kematian29 Mei 1453(1453-05-29) (umur 48)
AyahManuel II Palaiologos
IbuHelena Dragaš
PasanganTheodora Tocco
Caterina Gattilusio
AnakTidak ada
AgamaOrtodoks Yunani

Konstantinus XI Palaiologos Dragaš (9 Februari 140429 Mei 1453) ialah kaisar terakhir Bizantium. Ia menyerukan penyatuan antara Gereja Ortodoks dan Gereja Katolik Roma untuk mendapat dukungan Barat agar mampu melawan bangsa Turki Utsmani pada tahun 1452, tetapi gagal. Ia berjuang mempertahankan Bizantium melawan tentara Mehmed II Sang Penakluk.

Konstantinus XI adalah putra keempat Kaisar Manuel II Palaiologos dan Helena Draga, putri penguasa Serbia Konstantin Dejanovi. pada tahun 1428, Konstantinus dinyatakan sebagai Despot wilayah Morea dan memerintah provinsi tersebut bersama dengan kakaknya Theodore dan adiknya Thomas . Bersama-sama, mereka memperluas kekuasaan Bizantium untuk mencakup hampir seluruh Peloponnesos untuk pertama kalinya sejak Perang Salib Keempat lebih dari dua ratus tahun sebelumnya dan membangun kembali tembok Hexamilion kuno, yang mempertahankan semenanjung dari serangan luar.

Pada tahun 1448, Kaisar Yohanes VIII Palaiologos meninggal tanpa anak, dan sebagai adiknya, Konstantinus dinobatkan menjadi kaisar pada 6 Januari 1449. Pemerintahan singkat Konstantinus XI memiliki tiga masalah utama. Pertama, ada masalah ahli waris, karena Konstantinus XI juga tidak memiliki anak. Meskipun ada upaya oleh teman Konstantinus XI dan orang kepercayaan George Sphrantzes untuk mencarikannya seorang istri, Konstantinus XI akhirnya meninggal dalam keadaan belum menikah. Kekhawatiran kedua adalah perpecahan agama dalam apa yang tersisa dari kerajaannya. Konstantinus XI dan pendahulunya, John VIII sama-sama percaya bahwa persatuan antara Gereja Ortodoks dan Katolik diperlukan untuk mengamankan bantuan militer dari Eropa Katolik, tetapi sebagian besar penduduk Bizantium menentang gagasan tersebut. Akhirnya, perhatian yang paling penting adalah bangkitnya Kesultanan Utsmaniyah, yang pada tahun 1453 mengepung Konstantinopel sepenuhnya dan untuk yang terakhir kalinya.

Pada bulan April 1453, Sultan Utsmaniyah Mehmed II mengepung Konstantinopel. Konstantinus XI menganggap gagasan untuk meninggalkan Konstantinopel tidak bijak. Kaisar memutuskan untuk mempertahankan kota dan pada tanggal 29 Mei 1453, Konstantinopel ditaklukkan oleh Utsmaniyah. Konstantinus XI meninggal pada hari yang sama. Meskipun tidak ada saksi mata yang dapat dipercaya tentang kematiannya yang sebenarnya, sebagian besar catatan sejarah setuju bahwa kaisar memimpin serangan terakhir terhadap Utsmaniyah dan tewas dalam pertempuran.