Lompat ke isi

Kauman, Kauman, Tulungagung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k fix edit
k top: clean up
 
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8: Baris 8:
|kode pos =66261
|kode pos =66261
|nama pemimpin =-
|nama pemimpin =-
|luas =... km²
|luas =1,58 Km²
|penduduk =... jiwa
|penduduk =4410 jiwa
|kepadatan =... jiwa/km²
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
}}
Baris 15: Baris 15:
'''Kauman''' adalah sebuah [[desa]] di [[Kauman, Tulungagung|Kecamatan Kauman]], [[Kabupaten Tulungagung|Tulungagung]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].
'''Kauman''' adalah sebuah [[desa]] di [[Kauman, Tulungagung|Kecamatan Kauman]], [[Kabupaten Tulungagung|Tulungagung]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]].


Desa Kauman awal mulanya adalah nama sebuah wilayah pemukiman yang dihuni para kaum santri. Kauman sendiri konon berasal dari kata Kaum yang berarti sekelompok orang dan kata Iman, berawal dari komunitas santri itulah kemudian terlontar kata Kaum Iman yang kemudian menyingkat secara pelafalan menjadi Kauman.
{{Kauman, Tulungagung}}


Sedangkan penetapan Desa Kauman itu sendiri tak lepas dari Pengaruh yang dimiliki oleh kedua Tokoh Masyarakat di dua wilayah yang berbeda, yaitu Mbah Ageng Withono (Syeih Hasan Ghozali) yang bermukim di wilayah Kauman dan Mbah Kawit (Raden Onto Djojo) yang bermukim di wilayah Kalitumpang, beliau hidup semasa dengan Bupati Tulungagung yang pertama Raden Ngabei Mangundirono. Karena pengaruh kedua tokoh tersebut dan atas saran dari Raden Ngabei Mangundirono agar beliau berdua membentuk suatu pemerintahan yang nantinya bisa diakui maka Mbah Kawit (Raden Onto Djojo) menerima saran tersebut dengan baik dan bahkan bermaksud untuk mendirikan sebuah kademangan, tetapi berbeda dengan Mbah Ageng Withono karena beliau seorang sufi yang tidak mau mencampuri urusan duniawi maka beliau menyerahkan wilayahnya untuk digabung dengan Kalitumpang dengan satu syarat bahwa kelak jika terbentuk kademangan harus menggunakan Nama Kauman meskipun yang menjadi demang orang Kalitumpang.
{{kelurahan-stub}}

Maka dengan disaksikan oleh Raden Ngabei Mangundirono diputuskanlah penggabungan wilayah tersebut dengan nama Kademangan Kauman dengan pusat pemerintahannya di Dukuh Krajan yang lokasi tepatnya di Dusun Jetaan RW I (sekarang). Namun sampai sekarang belum diketahui siapa yang menjadi Kepala Desa/Demang pertama kali pada waktu itu.{{Kauman, Tulungagung}}

{{Authority control}}

[[Kategori:Etimologi|Kauaman berasal dari kata Kaum dan Iman]]


{{Kelurahan-stub}}

Revisi terkini sejak 17 Desember 2022 18.09

Kauman
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenTulungagung
KecamatanKauman
Kode pos
66261
Kode Kemendagri35.04.05.2002 Edit nilai pada Wikidata
Luas1,58 Km²
Jumlah penduduk4410 jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 8°3′26.75308″S 111°51′55.01038″E / 8.0574314111°S 111.8652806611°E / -8.0574314111; 111.8652806611


Kauman adalah sebuah desa di Kecamatan Kauman, Tulungagung, Jawa Timur, Indonesia.

Desa Kauman awal mulanya adalah nama sebuah wilayah pemukiman yang dihuni para kaum santri. Kauman sendiri konon berasal dari kata Kaum yang berarti sekelompok orang dan kata Iman, berawal dari komunitas santri itulah kemudian terlontar kata Kaum Iman yang kemudian menyingkat secara pelafalan menjadi Kauman.

Sedangkan penetapan Desa Kauman itu sendiri tak lepas dari Pengaruh yang dimiliki oleh kedua Tokoh Masyarakat di dua wilayah yang berbeda, yaitu Mbah Ageng Withono (Syeih Hasan Ghozali) yang bermukim di wilayah Kauman dan Mbah Kawit (Raden Onto Djojo) yang bermukim di wilayah Kalitumpang, beliau hidup semasa dengan Bupati Tulungagung yang pertama Raden Ngabei Mangundirono. Karena pengaruh kedua tokoh tersebut dan atas saran dari Raden Ngabei Mangundirono agar beliau berdua membentuk suatu pemerintahan yang nantinya bisa diakui maka Mbah Kawit (Raden Onto Djojo) menerima saran tersebut dengan baik dan bahkan bermaksud untuk mendirikan sebuah kademangan, tetapi berbeda dengan Mbah Ageng Withono karena beliau seorang sufi yang tidak mau mencampuri urusan duniawi maka beliau menyerahkan wilayahnya untuk digabung dengan Kalitumpang dengan satu syarat bahwa kelak jika terbentuk kademangan harus menggunakan Nama Kauman meskipun yang menjadi demang orang Kalitumpang.

Maka dengan disaksikan oleh Raden Ngabei Mangundirono diputuskanlah penggabungan wilayah tersebut dengan nama Kademangan Kauman dengan pusat pemerintahannya di Dukuh Krajan yang lokasi tepatnya di Dusun Jetaan RW I (sekarang). Namun sampai sekarang belum diketahui siapa yang menjadi Kepala Desa/Demang pertama kali pada waktu itu.