Irigasi kendi: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Orphan|date=Desember 2022}} |
|||
⚫ | |||
⚫ | '''Irigasi kendi''' adalah salah satu jenis [[irigasi]] yang dikembangkan oleh Profesor [[Budi Indra Setiawan]], ''et al'' dari Fakultas Teknologi Pertanian [[Institut Pertanian Bogor]].<ref name="LIPI">{{cite journal |url = http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/115728 |title = Sistem Irigasi Kendi Untuk Tanaman Sayuran Di Daerah Kering |
||
⚫ | |||
⚫ | Sistem irigasi ini pertama kali dicoba di kawasan kering [[Kabupaten Lombok Timur]], [[Nusa Tenggara Barat]] untuk budidaya cabai besar, cabai kecil, tomat, anggur, mangga dan srikaya.<ref name="LIPI" /> Melalui berbagai eksperimen penggunaan bahan pembuat kendi, didapatkan bahwa tanah liat yang dicampur [[serbuk gergaji]] dan [[pasir]]<ref>{{cite journal |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/4100 |title = Komposisi Irigasi Kendi |journal = Research and Strategic Issue Studies [[Institut Pertanian Bogor|IPB]] |date = 2001 |author = Setiawan, Budi Indra; Kalsim, Dedi K.; Saleh, Edward }}</ref> dapat meningkatkan [[konduktivitas hidrolik]], namun besarnya konduktivitas |
||
⚫ | '''Irigasi kendi''' adalah salah satu jenis [[irigasi]] yang dikembangkan oleh Profesor [[Budi Indra Setiawan]], ''et al'' dari Fakultas Teknologi Pertanian [[Institut Pertanian Bogor]].<ref name="LIPI">{{cite journal |url = http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/115728 |title = Sistem Irigasi Kendi Untuk Tanaman Sayuran Di Daerah Kering |author = Setiawan, Budi Indra ; Kalsim, Dedi K. ; Saleh, Edward ; Nurhidayat, Yayat ; Trisnadi ; Syahyun ; |date = 1998 |journal = ''e-library'' LIPI |access-date = 2014-08-17 |archive-date = 2014-08-19 |archive-url = https://web.archive.org/web/20140819101934/http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/115728 |dead-url = yes }}</ref> Irigasi kendi memanfaatkan sifat dari bahan pembuat [[kendi]], yaitu [[tanah liat]] yang berpori sehingga [[air]] keluar dari dalam kendi secara perlahan dan membasahi [[tanah]] di sekitarnya. Kendi ditanam dekat dengan [[zona perakaran]] tanaman sampai batas leher kendi, dan air akan keluar secara perlahan.<ref>{{cite web |url = http://irigasikendilapindo.innov.ipb.ac.id/ |title = Irigasi Hemat Air dari Lumpur Lapindo |website = Inovasi IPB |accessdate = 17 Agustus 2014 |archive-date = 2014-08-19 |archive-url = https://web.archive.org/web/20140819082026/http://irigasikendilapindo.innov.ipb.ac.id/ |dead-url = yes }}</ref> Irigasi ini tergolong hemat air karena air yang menguap dari dalam kendi relatif sedikit karena terlindung oleh badan kendi. |
||
⚫ | Sistem irigasi ini pertama kali dicoba di kawasan kering [[Kabupaten Lombok Timur]], [[Nusa Tenggara Barat]] untuk budidaya cabai besar, cabai kecil, tomat, anggur, mangga dan srikaya.<ref name="LIPI" /> Melalui berbagai eksperimen penggunaan bahan pembuat kendi, didapatkan bahwa tanah liat yang dicampur [[serbuk gergaji]] dan [[pasir]]<ref>{{cite journal |url = http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/4100 |title = Komposisi Irigasi Kendi |journal = Research and Strategic Issue Studies [[Institut Pertanian Bogor|IPB]] |date = 2001 |author = Setiawan, Budi Indra; Kalsim, Dedi K.; Saleh, Edward }}</ref> dapat meningkatkan [[konduktivitas hidrolik]], namun besarnya konduktivitas hidraulis kendi harus disesuaikan dengan jenis tanah.<ref name="LIPI" /> |
||
⚫ | Pasca [[Banjir lumpur panas Sidoarjo|bencana lumpur Sidoarjo]], Profesor Budi Indra Setiawan mengusulkan untuk memanfaatkan [[lumpur]] tersebut sebagai bahan pembuatan kendi.<ref>{{cite news |
||
⚫ | Pasca [[Banjir lumpur panas Sidoarjo|bencana lumpur Sidoarjo]], Profesor Budi Indra Setiawan mengusulkan untuk memanfaatkan [[lumpur]] tersebut sebagai bahan pembuatan kendi.<ref>{{cite news|url = http://www.pikiran-rakyat.com/node/159333|title = IPB Tawarkan Sistem Irigasi Kendi untuk Antisipasi Kekeringan|publisher = Pikiran Rakyat|date = 22 September 2012|access-date = 2014-08-17|archive-date = 2014-08-19|archive-url = https://web.archive.org/web/20140819085619/http://www.pikiran-rakyat.com/node/159333|dead-url = yes}}</ref> Menurutnya, lumpur Sidoarjo memiliki kualitas yang baik untuk dijadikan kendi serta tersedia dalam jumlah yang melimpah dan gratis.<ref>{{cite news|url = http://www.republika.co.id/berita/trendtek/sains/11/09/21/lrvl5h-teknologi-kendi-solusi-alternatif-atasi-lahan-kering-dari-ipb|title = Teknologi Kendi, Solusi Alternatif Atasi Lahan Kering dari IPB|date = 21 September 2012|publisher = Republika}}</ref> Dengan temuannya ini, Profesor Budi Indra Setiawan masuk ke dalam daftar 102 Inovator Dengan Inovasi Cerdas versi [[Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia]] pada tahun 2010.<ref>{{cite news|url = http://www.ristek.go.id/?module=News+News&id=7366|title = Inovator: Inovasi-inovasi Cerdas|date = 24 November 2010|publisher = Ristek.go.id|access-date = 2014-08-17|archive-date = 2014-08-19|archive-url = https://web.archive.org/web/20140819083807/http://www.ristek.go.id/?module=News+News&id=7366|dead-url = yes}}</ref> |
||
== Lihat pula == |
|||
{{portal|Pertanian}} |
|||
* [[Dampak lingkungan dari irigasi]] |
|||
* [[Desertifikasi]] |
|||
* [[Evapotranspirasi]] |
|||
* [[Irigasi permukaan]] |
|||
* [[Kelangkaan air]] |
|||
* [[Lisimeter]] |
|||
* [[Manajemen irigasi]] |
|||
* [[Manajemen sumber daya air]] |
|||
* [[Pertanian tadah hujan]] |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Baris 10: | Baris 24: | ||
== Bahan bacaan terkait == |
== Bahan bacaan terkait == |
||
* {{cite journal |url = http://www.litbang.deptan.go.id/download/one/199/file/Irigasi-Suplemen-dan-Strat.pdf |title = Irigasi Suplemen dan Strategi Penerapannya pada Lahan Kering |journal = Litbang [[Kementerian Pertanian Republik Indonesia|Deptan]] |author = Umi Haryati |date = Juli 2011}} |
* {{cite journal |url = http://www.litbang.deptan.go.id/download/one/199/file/Irigasi-Suplemen-dan-Strat.pdf |title = Irigasi Suplemen dan Strategi Penerapannya pada Lahan Kering |journal = Litbang [[Kementerian Pertanian Republik Indonesia|Deptan]] |author = Umi Haryati |date = Juli 2011 |access-date = 2014-08-17 |archive-date = 2014-08-19 |archive-url = https://web.archive.org/web/20140819083039/http://www.litbang.deptan.go.id/download/one/199/file/Irigasi-Suplemen-dan-Strat.pdf |dead-url = yes }} |
||
[[Kategori:Irigasi]] |
[[Kategori:Irigasi]] |
Revisi terkini sejak 26 Desember 2022 00.39
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Desember 2022. |
Irigasi kendi adalah salah satu jenis irigasi yang dikembangkan oleh Profesor Budi Indra Setiawan, et al dari Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.[1] Irigasi kendi memanfaatkan sifat dari bahan pembuat kendi, yaitu tanah liat yang berpori sehingga air keluar dari dalam kendi secara perlahan dan membasahi tanah di sekitarnya. Kendi ditanam dekat dengan zona perakaran tanaman sampai batas leher kendi, dan air akan keluar secara perlahan.[2] Irigasi ini tergolong hemat air karena air yang menguap dari dalam kendi relatif sedikit karena terlindung oleh badan kendi.
Sistem irigasi ini pertama kali dicoba di kawasan kering Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat untuk budidaya cabai besar, cabai kecil, tomat, anggur, mangga dan srikaya.[1] Melalui berbagai eksperimen penggunaan bahan pembuat kendi, didapatkan bahwa tanah liat yang dicampur serbuk gergaji dan pasir[3] dapat meningkatkan konduktivitas hidrolik, namun besarnya konduktivitas hidraulis kendi harus disesuaikan dengan jenis tanah.[1]
Pasca bencana lumpur Sidoarjo, Profesor Budi Indra Setiawan mengusulkan untuk memanfaatkan lumpur tersebut sebagai bahan pembuatan kendi.[4] Menurutnya, lumpur Sidoarjo memiliki kualitas yang baik untuk dijadikan kendi serta tersedia dalam jumlah yang melimpah dan gratis.[5] Dengan temuannya ini, Profesor Budi Indra Setiawan masuk ke dalam daftar 102 Inovator Dengan Inovasi Cerdas versi Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia pada tahun 2010.[6]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Dampak lingkungan dari irigasi
- Desertifikasi
- Evapotranspirasi
- Irigasi permukaan
- Kelangkaan air
- Lisimeter
- Manajemen irigasi
- Manajemen sumber daya air
- Pertanian tadah hujan
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Setiawan, Budi Indra ; Kalsim, Dedi K. ; Saleh, Edward ; Nurhidayat, Yayat ; Trisnadi ; Syahyun ; (1998). "Sistem Irigasi Kendi Untuk Tanaman Sayuran Di Daerah Kering". e-library LIPI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-19. Diakses tanggal 2014-08-17.
- ^ "Irigasi Hemat Air dari Lumpur Lapindo". Inovasi IPB. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-19. Diakses tanggal 17 Agustus 2014.
- ^ Setiawan, Budi Indra; Kalsim, Dedi K.; Saleh, Edward (2001). "Komposisi Irigasi Kendi". Research and Strategic Issue Studies IPB.
- ^ "IPB Tawarkan Sistem Irigasi Kendi untuk Antisipasi Kekeringan". Pikiran Rakyat. 22 September 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-19. Diakses tanggal 2014-08-17.
- ^ "Teknologi Kendi, Solusi Alternatif Atasi Lahan Kering dari IPB". Republika. 21 September 2012.
- ^ "Inovator: Inovasi-inovasi Cerdas". Ristek.go.id. 24 November 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-19. Diakses tanggal 2014-08-17.
Bahan bacaan terkait
[sunting | sunting sumber]- Umi Haryati (Juli 2011). "Irigasi Suplemen dan Strategi Penerapannya pada Lahan Kering" (PDF). Litbang Deptan. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-08-19. Diakses tanggal 2014-08-17.