Teori ketergantungan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan

Sebaris

Revisi terkini sejak 3 Januari 2023 17.14

Teori Ketergantungan atau dikenal teori depedensi (bahasa inggris: dependency theory) adalah salah satu teori yang melihat permasalahan pembangunan dari sudut Negara Dunia Ketiga.^[1] Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan di mana kehidupan ekonomi negara–negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara–negara lain, di mana negara–negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja.^[1] Aspek penting dalam kajian sosiologi adalah adanya pola ketergantungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan berbangsa di dunia.^[2] Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara pinggiran.^[3] Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teori dependensi mewakili "suara negara-negara pinggiran" untuk menantang hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara maju.^[3]

Sejarah

Awal mula teori ketergantungan (dependency theory) dikembangkan pada akhir tahun 1950-an oleh Raul Presibich (Direktur Economic Commission for Latin America, ECLA).^[3] Dalam hal ini Raul Presbich dan rekannya bimbang terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju yang tumbuh pesat, namun tidak serta merta memberikan perkembangan yang sama kepada pertumbuhan ekonomi di negara-negara miskin.^[3] Bahkan dalam kajiannya mereka mendapati aktivitas ekonomi di negara-negara yang lebih kaya sering kali membawa kepada masalah-masalah ekonomi di negara-negara miskin.^[3]

Lahirnya teori dependensi juga merupakan merupakan jawaban atas krisis teori Marx ortodoks di Amerika Latin.^[3] Menurut Marxsis ortodoks, Amerika Latin harus melihat tahap revolusi industri "borjuis" sebelum melampaui revolusi sosialisasi proletar.^[3] Namum demikian revolusi Republik Rakyat Tiongkok tahun 1949 dan Revolusi Kuba pada akhir tahun 1950-an mengajak pada kaum cedikiawan bahwa negara dunia ketiga tidak harus selalu mengikuti tahap-tahap perkembangan tersebut.^[3] Tertarik pada model pembangunan RRC dan Kuba, banyak intelktual radikal di Amerika latin berpendapat bahwa negara-negara di Amerika Latin dapat saja berlangsung menuju dan berada pada tahapan revolusi sosialis.^[3]

Teori dependensi ini segera menyebar dengan cepat dibelahan Amerika Utara pada akhir tahun 1960-an oleh Andre Gunder Frank, yang kebetulan berada di Amerika Utara pada tahun 1960-an.^[4] Di Amerika Serikat teori ini memperoleh sambutan hangat, karena kedatangannya hampir bersamaan waktunya dengan lahirnya kelompok intelektual muda radikal, yang tumbuh dan berkembang subur pada massa revolusi kampus dilampung barat, akibat pengaruh kegiatan protes antiperang, gerakan kebebasan wanita, dan menyebarnya kerusuhan rasial pada pertengan tahun 1960 yang diikuti oleh inflasi kronis, develuasi mata uang dollar Amerika dan perasaan kehilangan kepercayaan diri pada masa awal tahun 1970-an, menyebab hilangnya kenyakinan landasan moral Teori modernisasi.^[4]

Warisan pemikiran

Raul Prebisch

Prebisch mengkritik keusangan konsep pembagian kerja secara internasional yaitu Internasional Division of Labor (IDL).^[1] IDL lah menurut Presbich yang menjadi sebab utama munculnya masalah pembangunan di Amerika Latin.^[1] Adanya teori pembagian kerja secara internasional (IDL), yang didasarkan pada teori keunggulan komparatif, membuat negara-negara di dunia melakukan spesialisasi produksinya.^[1] Oleh karena itu, negara-negara di dunia terbagi menjadi dua kelompok, yaitu negara-negara center/pusat yang menghasilkan barang industri dan negara-negara pheriphery/pinggiran yang memproduksi hasil-hasil pertanian.^[1] Keduanya saling melakukan perdagangan, dan menurut teori ini, seharusnya menunjukan hal yang sebaliknya.^[1] Negara-negara center yang melakukan spesilisasi pada industri menjadi kaya, sedangkan negara pengirian (pheriphery) tetap saja miskin.^[1] Padahal seharusnya kedua negara sama kaya karena perdagangannya saling menguntungkan.^[1]

Analisis Raul Prebisch terhadap kemiskinan negara pingiran

Terjadi penurunan nilai tukar komoditas pertanian terhadap komoditas barang industri.^[5] Barang industri semakin mahal dibanding hasil pertanian, akibatnya terjadi defisit pada neraca perdagangan negara pertanian bila berdagang dengan negara industri.^[5]
Negara-negara industri sering melakukan proteksi terhadap hasil pertanian mereka sendiri, sehingga sulit bagi negara pertanian untuk mengekspor ke sana (memperkecil jumlah ekspor negara pinggiran ke pusat).^[5]
Kebutuhan akan bahan mentah dapat dikurangi dengan penemuan teknologi lama yang bisa membuat bahan mentah sintetis, akibatnya memperkecil jumlah ekspor negara pinggiran ke negara pusat.^[5]
Kemakmuran meningkat di negara industri menyebabkan kuatnya politik kaum buruh. Sehingga upah buruh meningkat dan akan menaikan harga jual barang industri, sementara harga barang hasil pertanian relatif tetap.^[5]

Solusi yang ditawarkan Raul Prebisch

Presbich berpendapat negara-negara yang terbelakang harus melakukan industrialisasi, bila mau membangun dirinya, industrialisasi ini dimulai dengan Industri Substitusi Impor (ISI).^[5] ISI dilakukan dengan cara memproduksi sendiri kebutuhan barang-barang industri yang tadinya di impor untuk mengurangi bahkan menghilangkan penyedian devisa negara untuk membayar impor barang tersebut.^[5] Pemerintah berperan untuk memberikan proteksi terhadap industri baru.^[5] Ekspor bahan mentah tetap dilakukan untuk membeli barang-barang modal (mesin-mesin industri), yang diharapkan dapat mempercepat indrustrialisasi dan pertumbuhan ekonomi.^[5] Bagi Presbich campur tangan pemerintah merupakan sesuatu yang sangat penting untuk membebaskan negara-negara pinggiran dari rantai keterbelakangannya.^[5]

Neo-Marxisme

Teori depedensi juga memiliki warisan pemikiran dari Neo-Marxisme keberhasilan dari revolusi Tiongkok dan Kuba ketika itu telah mebantu tersebarnya perpaduan baru pemikiran-pemikiran Marxisme di universitas-universitas di Amerika latin yang menyebabkan generasi baru dan dengan lantang menyebut dirinya sebagai Neo-Marxisme.^[1]

Beberapa pendapat Neo-Marxisme:^[1]

Neo-Marxisme melihat imprealisme dari sudut pandangan negara pinggiran. Dengan lebih memberikan perhatian pada akibat imperialisme pada negara-negara dunia ketiga.^[1]
Neo-Marxisme percaya, bahwa negara dunia ketiga telah matang untuk melakukan revolusi sosialis.^[1]
Neo-Marxisme lebih tertarik pada arah revolusi Tiongkok dan Kuba, ia berharap banyak pada kekuatan revolusioner potensial dari para petani pedesaan dan perang gerilya tentara rakyat.^[1]

Paul Baran

Paul baran adalah seorang pemikir Marxisme yang menolak pandangan Marx tentang pembangunan dinegara-negara dunia ketiga.^[5] Bila Marx mengatakan bahwa sentuhan negara-negara kapitalis maju kepada negara-negara pra-kapitalis yang terbelakang akan membangunkan negara-negara yang terakhir ini untuk berkembang, seperti negara-negara kapitalis di Eropa.^[5] Baran berpendapat lain, baginya, sentuhan ini akan mengakibatkan negara-negara kapitalis tersebut terhambat kemajuannya dan akan terus hidup dalam keterbelakangan.^[5] Dengan pendapatnya yang berbeda dengan Marx, Baran menyatakan bahwa perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran, berbeda dengan perkembangan kapitalisme di negara-negara pusat.^[5] Di negara pinggiran sistem kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme.^[5] Orang yang dihinggapi penyakit ini tetap kerdil dan tidak bisa besar.^[5] Menurut baran kapitalisme di negara-negara pusat bisa berkembang karena adanya tiga prasyarat:

Meningkatnya produksi diikuti dengan tercabutnya masarakat petani di pedesaan.^[5]
Meningkatnya produksi komoditas da terjadinya pembagian kerja mengakibatkan sebagian orang menjadi buruh yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit menjadi kaya, dan sebagian lagi menjadi majikan yang bisa mengumpulkan harta.^[5]
Mengumpulnya harta di tangan para pedagang dan tuan tanah.^[5]

Bentuk-bentuk Ketergantungan

Dos Santos menguraikan ada 3 bentuk ketergantungan:^[1]^[5]

1). Ketergantungan Kolonial

Terjadi penjajahan dari negara pusat ke negara pinggiran.^[1]^[5]
Kegiatan ekonominya adalah ekspor barang-barang yang dibutuhkan negara pusat.^[1]^[5]
Hubungan penjajah – penduduk sekitar bersifat eksploitatif negara pusat.^[1]^[5]
Para penjajah memonopoli tanah, pertambangan, tenaga kerja.^[1]^[5]

2). Ketergantungan Finansial

Negara pinggiran secara politis merdeka, tetapi kenyataannya masih dikuasai oleh kekuatan-kekuatan finansial dari negara pusat.^[1]^[5]
Seperti pada ketergantungan kolonial, negara pinggiran masih mengeksport bahan mentah bagi kebutuhan industri negara pusat.^[1]^[5]
Negara pusat menanamkan modalnya pada pengusaha lokal di negara pinggiran untuk menghasilkan bahan baku tersebut..^[5]

3). Ketergantungan Teknologis-Industrial

Bentuk ketergantungan baru.^[1]^[5]
Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk negara pusat.^[1]^[5]
Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.^[1]^[5]

Kritik

Metode pengkajian, mereka mengkritik bahwa teori depedensi bukan merupakan karya ilmiah, melainkan lebih merupakan pamflet politik.^[1] Teori modernisasi mengatakan bahwa, teori depedensi memberi penjelasan dan analisis ilmiah tentang persoalan yang ada di negara dunia ketiga.^[1]
Kategori teoretis, teori depedensi telah secara berlebihan menekankan pentingnya pengaruh faktor eksternal, dengan hampir melupakan dinamika internal, misalnya peranan sosial dan negara.^[1] Analisis perebutan kekuasaan politik juga tidak ditemukan dalam kategori teoretis.^[1] Hal ini terjadi karena teori depedensi menganggap bahwa kaum industralis di negara dunia ketiga hanya merupakan borjusi gembel (lumpen bourgeoisie) yang tergantung pada modal asing.^[1] Disisi lain teori dependensi menganggap pemerintah sebagai komite administrasi dari modal asing dan negara-negara imperialis.^[1]
Implikasi kebijakan, teori depedensi berpendapat bahwa selama hubungan pertukaran yang tidak seimbang ini tetap bertahan sebagai landasan hubungan internasional, maka ketergantungan dan keterbelakangan negara dunia ketiga tetap tidak terselesaikan.^[1] Dalam hal ini para berada pada posisi sebaliknya.^[1] Mereka berpendapat bahwa ketergantungan dan pembangunan dapat saja terwujud secara bersama, dan bahkan lebih dari itu, mereka mengatakan bahwa situasi ketergantungan tidak harus membawa keterbelekangan.^[1] Para pengekritik juga menganggap bahwa rumusan kebijaksanaan yang diajukan oleh teori depedensi tidak dapat menjelaskan secara detail dan jelasbagaimana negara dunia ketiga itu bertindak.^[1]

Pranala luar

Centro Argentino de Estudios Internacionales Diarsipkan 2009-12-17 di Wayback Machine.
ECLAC/CEPAL Santiago Diarsipkan 2012-03-08 di Wayback Machine.
Revista Entelequia Diarsipkan 2010-03-29 di Wayback Machine.
University of Texas Inequality Project

Referensi

^ ^a ^b ^c ^d ^e ^f ^g ^h ⁱ ^j ^k ^l ^m ⁿ ^o ^p ^q ^r ^s ^t ^u ^v ^w ^x ^y ^z ^aa ^ab ^ac ^ad ^ae ^af ^ag ^ah Dr. Murodi, MA & Wati Nilamsari, M.Si. Buku Ajar Sosiologi Pembangunan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2007. hal 11,
^ Prof. Dr. H. Syamsyir salam, MS & Amir fadilah, S.sos, M.Si sosiologi pembangunan pengantar studi pembangunan lintas sektoral. Jakarat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta_UIN perss. Hal 16.
^ ^a ^b ^c ^d ^e ^f ^g ^h ⁱ Suwasono dan so. 2000. Perubahan social dan pembangunan LP3ES Jakarta. hal 90
^ ^a ^b (Inggris)Daniel Chirot Changing Fashion in The Study of Social and Politic Change, dalam Suwarsono dan so (2000). Jakarta: LP3ES hal 91.
^ ^a ^b ^c ^d ^e ^f ^g ^h ⁱ ^j ^k ^l ^m ⁿ ^o ^p ^q ^r ^s ^t ^u ^v ^w ^x ^y ^z ^aa ^ab ^ac ^ad Arief Budiman. 2000. Teori pembangunan dunia ketiga. Gramedia. Jakarta. Hal. 46-48

[Murodi_&_Wati-1] ^ ^a ^b ^c ^d ^e ^f ^g ^h ⁱ ^j ^k ^l ^m ⁿ ^o ^p ^q ^r ^s ^t ^u ^v ^w ^x ^y ^z ^aa ^ab ^ac ^ad ^ae ^af ^ag ^ah Dr. Murodi, MA & Wati Nilamsari, M.Si. Buku Ajar Sosiologi Pembangunan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2007. hal 11,

[Syamsir_&_Amir-2] Prof. Dr. H. Syamsyir salam, MS & Amir fadilah, S.sos, M.Si sosiologi pembangunan pengantar studi pembangunan lintas sektoral. Jakarat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta_UIN perss. Hal 16.

[Suwasono-3] ^ ^a ^b ^c ^d ^e ^f ^g ^h ⁱ Suwasono dan so. 2000. Perubahan social dan pembangunan LP3ES Jakarta. hal 90

[Daniel_Chirot-4] (Inggris)Daniel Chirot Changing Fashion in The Study of Social and Politic Change, dalam Suwarsono dan so (2000). Jakarta: LP3ES hal 91.

[Arief-5] ^ ^a ^b ^c ^d ^e ^f ^g ^h ⁱ ^j ^k ^l ^m ⁿ ^o ^p ^q ^r ^s ^t ^u ^v ^w ^x ^y ^z ^aa ^ab ^ac ^ad Arief Budiman. 2000. Teori pembangunan dunia ketiga. Gramedia. Jakarta. Hal. 46-48

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

@@ Baris 1: / Baris 1: @@
+[[Berkas:Dependent territories 2008.png|jmpl|400px|lift|Peta negara-negara yang memiliki hubungan ketergantungan di dunia]]
-{{inuseBP|BP52Nurdin|27 Juni 2014|1 April 2014}}
+'''Teori Ketergantungan''' atau dikenal teori depedensi ([[bahasa inggris]]: ''dependency theory'') adalah salah satu teori yang melihat permasalahan pembangunan dari sudut [[Negara Dunia Ketiga]].<ref name="Murodi & Wati">Dr. Murodi, MA & Wati Nilamsari, M.Si. ''Buku Ajar Sosiologi Pembangunan'' Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2007. hal 11,</ref> Menurut [[Theotonio Dos Santos]], Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan di mana kehidupan [[ekonomi]] negara–negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara–negara lain, di mana negara–negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja.<ref name="Murodi & Wati"/> Aspek penting dalam kajian [[sosiologi]] adalah adanya pola ketergantungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan berbangsa di dunia.<ref name="Syamsir & Amir">Prof. Dr. H. Syamsyir salam, MS & Amir fadilah, S.sos, M.Si ''sosiologi pembangunan pengantar studi pembangunan lintas sektoral''. Jakarat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta_UIN perss. Hal 16.</ref> Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara pinggiran.<ref name="Suwasono"/> Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teori dependensi mewakili "suara negara-negara pinggiran" untuk menantang hegemoni [[ekonomi]], [[politik]], [[budaya]] dan [[intelektual]] dari [[negara maju]].<ref name="Suwasono"/>
+== Sejarah ==
-'''Teori Ketergantungan''' atau dikenal teori depedensi ([[bahasa inggris]]: ''Dependency Theory'') adalah salah satu teori yang melihat permasaalahan pembangunan dari sudut [[Negara Dunia Ketiga]].<ref name="Murodi & Wati"> Dr. Murodi, MA & Wati Nilamsari, M.Si. ''Buku Ajar Sosiologi Pembangunan'' Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, 2007. hal 11,</ref> Menurut [[Theotonio Dos Santos]], Dependensi (ketergantungan) adalah keadaan dimana kehidupan [[ekonomi]] negara–negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara–negara lain, di mana negara–negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja.<ref name="Murodi & Wati"/> Salah satu aspek penting dalam kajian [[sosiologi]] adalah adanya pola ketergantungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan berbangsa di dunia.<ref name="Syamsir & Amir"> Prof. Dr. H. Syamsyir salam, MS & Amir fadilah, S.sos, M.Si ''sosiologi pembangunan pengantar studi pembangunan lintas sektoral''. Jakarat: Lembaga Penelitian UIN Jakarta_UIN perss. Hal 16. </ref> Kita sepakat bahwa tidak ada satupun bangsa di dunia yang mampu hidup sendiri tanpa mengalami ketergantungan kepada [[bangsa]] lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.<ref name="Syamsir & Amir"/> Namun dalam prakteknya ketergantungan tersebut seringkali bersifat dikotomi yang membedakan antara Negara Dunia Ketiga dengan [[negara]] [[Barat]].<ref name="Syamsir & Amir"/>
+Awal mula teori ketergantungan (dependency theory) dikembangkan pada akhir tahun [[1950]]-an oleh [[Raul Presibich]] (Direktur Economic Commission for Latin America, ECLA).<ref name="Suwasono">Suwasono dan so. 2000. ''Perubahan social dan pembangunan'' LP3ES Jakarta. hal 90</ref> Dalam hal ini Raul Presbich dan rekannya bimbang terhadap pertumbuhan [[ekonomi]] di negara-negara maju yang tumbuh pesat, namun tidak serta merta memberikan perkembangan yang sama kepada pertumbuhan ekonomi di negara-negara miskin.<ref name="Suwasono"/> Bahkan dalam kajiannya mereka mendapati aktivitas ekonomi di negara-negara yang lebih kaya sering kali membawa kepada masalah-masalah ekonomi di negara-negara miskin.<ref name="Suwasono"/>
+Lahirnya teori dependensi juga merupakan merupakan jawaban atas krisis teori [[Marx ortodoks]] di [[Amerika Latin]].<ref name="Suwasono"/> Menurut Marxsis ortodoks, Amerika Latin harus melihat tahap [[revolusi industri]] "borjuis" sebelum melampaui revolusi sosialisasi proletar.<ref name="Suwasono"/> Namum demikian revolusi [[Republik Rakyat Tiongkok]] tahun [[1949]] dan Revolusi [[Kuba]] pada akhir tahun [[1950]]-an mengajak pada kaum cedikiawan bahwa negara dunia ketiga tidak harus selalu mengikuti tahap-tahap perkembangan tersebut.<ref name="Suwasono"/> Tertarik pada model pembangunan RRC dan Kuba, banyak intelktual radikal di Amerika latin berpendapat bahwa negara-negara di Amerika Latin dapat saja berlangsung menuju dan berada pada tahapan [[revolusi sosialis]].<ref name="Suwasono"/>
-=Sejarah=
-Awal mula teori ketergantungan (Dependency Theory) dikembangkan pada akhir tahun [[1950]]-an oleh [[Raul Presibich]] (Direktur Economic Commission for Latin America, ECLA).<ref name="Suwasono"> Suwasono dan so. 2000. ''Perubahan social dan pembangunan'' LP3ES Jakarta. hal 90</ref> Dalam hal ini Raul Presbich dan rekannya bimbang terhadap pertumbuhan [[ekonomi]] di negara-negara maju yang tumbuh pesat, namun tidak serta merta memberikan perkembangan yang sama kepada pertumbuhan ekonomi di negara-negara miskin.<ref name="Suwasono"/> Bahkan dalam kajiannya mereka mendapati aktivitas ekonomi di negara-negara yang lebih kaya sering kali membawa kepada masalah-masalah ekonomi di negara-negara miskin.<ref name="Suwasono"/> Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara pinggiran.<ref name="Suwasono"/> Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teori dependensi mewakili "suara negara-negara pinggiran" untuk menantang hegemoni ekonomi, [[politik]], [[budaya]] dan [[intelektual]] dari [[negara maju]].<ref name="Suwasono"/>
+Teori dependensi ini segera menyebar dengan cepat dibelahan [[Amerika Utara]] pada akhir [[tahun]] [[1960]]-an oleh [[Andre Gunder Frank]], yang kebetulan berada di Amerika Utara pada tahun 1960-an.<ref name="Daniel Chirot">{{en}}Daniel Chirot ''Changing Fashion in The Study of Social and Politic Change, dalam Suwarsono dan so (2000). Jakarta: LP3ES hal 91.</ref> Di [[Amerika Serikat]] teori ini memperoleh sambutan hangat, karena kedatangannya hampir bersamaan waktunya dengan lahirnya kelompok intelektual muda radikal, yang tumbuh dan berkembang subur pada massa [[revolusi]] [[kampus]] dilampung barat, akibat pengaruh kegiatan protes antiperang, gerakan kebebasan [[wanita]], dan menyebarnya kerusuhan rasial pada pertengan tahun [[1960]] yang diikuti oleh inflasi kronis, develuasi mata uang [[dollar Amerika]] dan perasaan kehilangan kepercayaan diri pada masa awal tahun [[1970]]-an, menyebab hilangnya kenyakinan landasan moral [[Teori modernisasi]].<ref name="Daniel Chirot"/>
-Lahirnya teori dependensi juga merupakan merupakan jawaban atas krisis teori [[Marx ortodoks]] di [[Amerika Latin]].<ref name="Suwasono"/> Menurut Marxsis ortodoks, Amerika Latin harus melihat tahap [[revolusi industri]] "borjuis" sebelum melampaui revolusi sosialisasi proletar.<ref name="Suwasono"/> Namum demikian revolusi [[Republik Rakyat Cina]] (RRC) tahun [[1949]] dan Revolusi [[Kuba]] pada akhir tahun [[1950]]-an mengajak pada kaum cedikiawan bahwa negara dunia ketiga tidak harus selalu mengikuti tahap-tahap perkembangan tersebut.<ref name="Suwasono"/> Tertarik pada model pembangunan RRC dan Kuba, banyak intelktual radikal di Amerika latin berpendapat bahwa negara-negara di Amerika Latin dapat saja berlangsung menuju dan berada pada tahapan [[revolusi sosialis]].<ref name="Suwasono"/>
+== Warisan pemikiran ==
-Teori dependensi ini segera menyebar dengan cepat dibelahan [[Amerika Utara]] pada akhir [[tahun]] [[1960]]-an oleh [[Andre Gunder Frank]], yang kebetulan berada di Amerika Utara pada tahun 1960-an.<ref name="Daniel Chirot"> {{en}}Daniel Chirot ''Changing Fashion in The Study of Social and Politic Change, dalam Suwarsono dan so (2000). Jakarta: LP3ES hal 91.</ref> Di [[Amerika Serikat]] teori ini memperoleh sambutan hangat, karena kedatangannya hampir bersamaan waktunya dengan lahirnya kelompok intelektual muda radikal, yang tumbuh dan berkembang subur pada massa [[revolusi]] [[kampus]] di Amerika Serikat, akibat pengaruh kegiatan protes antiperang, gerakan kebebasan [[wanita]], dan menyebarnya kerusuhan rasial pada pertengan tahun [[1960]] yang diikuti oleh inflaso kronis, develuasi mata uang [[dollar Amerika]] dan perasaan kehilangan kepercayaan diri pada masa awal tahun [[1970]]-an, menyebab hilangnya kenyakinan landasan moral [[Teori modernisasi]].<ref name="Daniel Chirot"/>
+=== Raul Prebisch ===
+Prebisch mengkritik keusangan konsep pembagian kerja secara [[internasional]] yaitu Internasional Division of Labor (IDL).<ref name="Murodi & Wati"/> IDL lah menurut Presbich yang menjadi sebab utama munculnya masalah pembangunan di [[Amerika Latin]].<ref name="Murodi & Wati"/> Adanya teori pembagian kerja secara internasional (IDL), yang didasarkan pada teori keunggulan komparatif, membuat negara-negara di [[dunia]] melakukan spesialisasi produksinya.<ref name="Murodi & Wati"/> Oleh karena itu, negara-negara di [[dunia]] terbagi menjadi dua kelompok, yaitu negara-negara center/pusat yang menghasilkan barang [[industri]] dan negara-negara pheriphery/pinggiran yang memproduksi hasil-hasil [[pertanian]].<ref name="Murodi & Wati"/> Keduanya saling melakukan perdagangan, dan menurut teori ini, seharusnya menunjukan hal yang sebaliknya.<ref name="Murodi & Wati"/> Negara-negara center yang melakukan spesilisasi pada industri menjadi kaya, sedangkan negara pengirian (''pheriphery'') tetap saja miskin.<ref name="Murodi & Wati"/> Padahal seharusnya kedua negara sama kaya karena perdagangannya saling menguntungkan.<ref name="Murodi & Wati"/>
-=Warisan pemikiran=
-==Raul Prebisch==
-Prebisch mengkritik keusangan konsep pembagian kerja secara [[internasional]] (Internasional Division of Labor) IDL.<ref name="Murodi & Wati"/> IDL lah menurut Presbich yang menjadi sebab utama munculnya masalah pembangunan di [[Amerika Latin]].<ref name="Murodi & Wati"/> Adanya teori pembagian kerja secara internasional (IDL), yang didasarkan pada teori keunggulan komparatif, membuat negara-negara di [[dunia]] melakukan spesialisasi produksinya.<ref name="Murodi & Wati"/> Oleh karena itu, negara-negara di [[dunia]] terbagi menjadi dua kelompok, yaitu negara-negara center/pusat yang menghasilkan barang [[industri]] dan negara negara pheriphery/pinggiran yang memproduksi hasil-hasil [[pertanian]].<ref name="Murodi & Wati"/> Keduanya saling melakukan perdagangan, dan menurut teori ini, seharusnya menunjukan hal yang sebaliknya.<ref name="Murodi & Wati"/> Negara-negara center yang melakukan spesilisasi pada industri menjadi kaya, sedangkan negara pengirian (''pheriphery'') tetap saja miskin.<ref name="Murodi & Wati"/> Padahal seharusnya kedua negara sama kaya karena perdagangannya saling menguntungkan.<ref name="Murodi & Wati"/>
 '''Analisis Raul Prebisch terhadap kemiskinan negara pingiran'''
-* Terjadi penurunan nilai tukar komoditi pertanian terhadap komoditi barang industri. Barang industri semakin mahal dibanding hasil pertanian, akibatnya terjadi defisit pada neraca perdagangan negara pertanian bila berdagang dengan negara industri.<ref name="Arief">Arief Budiman. 2000. ''Teori pembangunan dunia ketiga''. Gramedia. Jakarta. Hal. 46-48</ref>
+* Terjadi penurunan nilai tukar komoditas pertanian terhadap komoditas barang industri.<ref name="Arief"/> Barang industri semakin mahal dibanding hasil pertanian, akibatnya terjadi defisit pada neraca perdagangan negara pertanian bila berdagang dengan negara industri.<ref name="Arief">Arief Budiman. 2000. ''Teori pembangunan dunia ketiga''. Gramedia. Jakarta. Hal. 46-48</ref>
 * Negara-negara industri sering melakukan proteksi terhadap hasil [[pertanian]] mereka sendiri, sehingga sulit bagi negara pertanian untuk mengekspor ke sana (memperkecil jumlah ekspor negara pinggiran ke pusat).<ref name="Arief"/>
-* Kebutuhan akan bahan mentah dapat dikurangi dengan penemuan [[teknologi]] baru yang bisa membuat bahan mentah sintetis, akibatnya memperkecil jumlah ekspor negara pinggiran ke negara pusat.<ref name="Arief"/>
+* Kebutuhan akan bahan mentah dapat dikurangi dengan penemuan [[teknologi]] lama yang bisa membuat bahan mentah sintetis, akibatnya memperkecil jumlah ekspor negara pinggiran ke negara pusat.<ref name="Arief"/>
 * Kemakmuran meningkat di negara industri menyebabkan kuatnya politik kaum buruh. Sehingga upah buruh meningkat dan akan menaikan harga jual barang industri, sementara harga barang hasil pertanian relatif tetap.<ref name="Arief"/>
@@ Baris 26: / Baris 25: @@
 Presbich berpendapat negara-negara yang terbelakang harus melakukan industrialisasi, bila mau membangun dirinya, industrialisasi ini dimulai dengan Industri Substitusi Impor (ISI).<ref name="Arief"/> ISI dilakukan dengan cara memproduksi sendiri kebutuhan barang-barang [[industri]] yang tadinya di [[impor]] untuk mengurangi bahkan menghilangkan penyedian [[devisa negara]] untuk membayar impor barang tersebut.<ref name="Arief"/> [[Pemerintah]] berperan untuk memberikan proteksi terhadap industri baru.<ref name="Arief"/> [[Ekspor]] bahan mentah tetap dilakukan untuk membeli barang-barang modal (mesin-mesin industri), yang diharapkan dapat mempercepat indrustrialisasi dan pertumbuhan [[ekonomi]].<ref name="Arief"/> Bagi Presbich campur tangan pemerintah merupakan sesuatu yang sangat penting untuk membebaskan negara-negara pinggiran dari rantai keterbelakangannya.<ref name="Arief"/>
-==Neo-Marxisme==
+=== Neo-Marxisme ===
-Teori depedensi juga memiliki warisan pemikiran dari [[Neo-Marxisme]] keberhasilan dari revolusi [[Cina]] dan [[Kuba]] ketika itu telah mebantu tersebarnya perpaduan baru pemikiran-pemikiran [[Marxisme]] di universitas-universitas di [[Amerika latin]] yang menyebabkan generasi baru dan dengan lantang menyebut dirinya sebagai Neo-Marxisme.<ref name="Murodi & Wati"/>
+Teori depedensi juga memiliki warisan pemikiran dari [[Neo-Marxisme]] keberhasilan dari revolusi [[Tiongkok]] dan [[Kuba]] ketika itu telah mebantu tersebarnya perpaduan baru pemikiran-pemikiran [[Marxisme]] di universitas-universitas di [[Amerika latin]] yang menyebabkan generasi baru dan dengan lantang menyebut dirinya sebagai Neo-Marxisme.<ref name="Murodi & Wati"/>
 Beberapa pendapat Neo-Marxisme:<ref name="Murodi & Wati"/>
 * Neo-Marxisme melihat imprealisme dari sudut pandangan negara pinggiran. Dengan lebih memberikan perhatian pada akibat imperialisme pada negara-negara dunia ketiga.<ref name="Murodi & Wati"/>
 * Neo-Marxisme percaya, bahwa negara dunia ketiga telah matang untuk melakukan revolusi sosialis.<ref name="Murodi & Wati"/>
-* Neo-Marxisme lebih tertarik pada arah revolusi Cina dan Kuba, ia berharap banyak pada kekuatan revolusioner potensial dari para petani pedesaan dan perang gerilya tentara rakyat.<ref name="Murodi & Wati"/>
+* Neo-Marxisme lebih tertarik pada arah revolusi Tiongkok dan Kuba, ia berharap banyak pada kekuatan revolusioner potensial dari para petani pedesaan dan perang gerilya tentara rakyat.<ref name="Murodi & Wati"/>
-==Paul Baran==
+=== Paul Baran ===
-Paul baran adalah seorang pemikir [[Marxisme]] yang menolak pandangan Marx tentang pembangunan dinegara-negara dunia ketiga.<ref name="Arief"/> Bila [[Marx]] mengatakan bahwa sentuhan negara-negara [[kapitalis]] maju kepada negara-negara pra-kapitalis yang terbelakang akan membangunkan negara-negara yang terakhir ini untuk berkembang seperti negara-negara kapitalis di [[Eropa]].<ref name="Arief"/> Baran berpendapat lain, baginya, sentuhan ini akan mengakibatkan negara-negara kapitalis tersebut terhambat kemajuannya dan akan terus hidup dalam keterbelakangan.<ref name="Arief"/>
+Paul baran adalah seorang pemikir [[Marxisme]] yang menolak pandangan Marx tentang pembangunan dinegara-negara dunia ketiga.<ref name="Arief"/> Bila [[Marx]] mengatakan bahwa sentuhan negara-negara [[kapitalis]] maju kepada negara-negara pra-kapitalis yang terbelakang akan membangunkan negara-negara yang terakhir ini untuk berkembang, seperti negara-negara kapitalis di [[Eropa]].<ref name="Arief"/> Baran berpendapat lain, baginya, sentuhan ini akan mengakibatkan negara-negara kapitalis tersebut terhambat kemajuannya dan akan terus hidup dalam keterbelakangan.<ref name="Arief"/> Dengan pendapatnya yang berbeda dengan Marx, Baran menyatakan bahwa perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran, berbeda dengan perkembangan kapitalisme di negara-negara pusat.<ref name="Arief"/> Di negara pinggiran sistem kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme.<ref name="Arief"/> Orang yang dihinggapi penyakit ini tetap kerdil dan tidak bisa besar.<ref name="Arief"/> Menurut baran kapitalisme di negara-negara pusat bisa berkembang karena adanya tiga prasyarat:
-Dengan pendapatnya yang berbeda dengan Marx, Baran menyatakan bahwa perkembangan kapitalisme di negara negara pinggiran, berbeda dengan perkembangan kapitalisme di negara-negara pusat.<ref name="Arief"/> Di negara pinggiran sistem kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme.<ref name="Arief"/> Orang yang dihinggapi penyakit ini tetap kerdil dan tidak bisa besar.<ref name="Arief"/>
-Menurut baran kapitalisme di negara negara pusat bisa berkembang karena adanya tiga prasyarat:
 * Meningkatnya produksi diikuti dengan tercabutnya masarakat petani di pedesaan.<ref name="Arief"/>
-* Meningkatnya produksi komoditi da terjadinya pembagian kerja mengakibatkan sebagian orang menjadi [[buruh]] yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit menjadi kaya, dan sebagian lagi menjadi majikan yang bisa mengumpulkan harta.<ref name="Arief"/>
+* Meningkatnya produksi komoditas da terjadinya pembagian kerja mengakibatkan sebagian orang menjadi [[buruh]] yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit menjadi kaya, dan sebagian lagi menjadi majikan yang bisa mengumpulkan harta.<ref name="Arief"/>
 * Mengumpulnya harta di tangan para [[pedagang]] dan tuan tanah.<ref name="Arief"/>
-=Bentuk-bentuk Ketergantungan=
+== Bentuk-bentuk Ketergantungan ==
 Dos Santos menguraikan ada 3 bentuk ketergantungan:<ref name="Murodi & Wati"/><ref name="Arief"/>
@@ Baris 49: / Baris 46: @@
 * Kegiatan ekonominya adalah ekspor barang-barang yang dibutuhkan negara pusat.<ref name="Murodi & Wati"/><ref name="Arief"/>
 * Hubungan penjajah – penduduk sekitar bersifat eksploitatif negara pusat.<ref name="Murodi & Wati"/><ref name="Arief"/>
-* Negara pusat menanamkan modalnya baik langsung maupun melalui kerjasama dengan pengusaha lokal.<ref name="Murodi & Wati"/><ref name="Arief"/>
+* Para penjajah memonopoli tanah, pertambangan, tenaga kerja.<ref name="Murodi & Wati"/><ref name="Arief"/>
-). Ketergantungan Teknologis-Industrial
+). Ketergantungan Finansial
-* Bentuk ketergantungan baru.<ref name="Murodi & Wati"/><ref name="Arief"/>
+* Negara pinggiran secara politis merdeka, tetapi kenyataannya masih dikuasai oleh kekuatan-kekuatan finansial dari negara pusat.<ref name="Murodi & Wati"/><ref name="Arief"/>
-* Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk negara pusat.<ref name="Murodi & Wati"/><ref name="Arief"/>
+* Seperti pada ketergantungan kolonial, negara pinggiran masih mengeksport bahan mentah bagi kebutuhan industri negara pusat.<ref name="Murodi & Wati"/><ref name="Arief"/>
-* Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.<ref name="Arief"/>
+* Negara pusat menanamkan modalnya pada pengusaha lokal di negara pinggiran untuk menghasilkan bahan baku tersebut..<ref name="Arief"/>
 ). Ketergantungan Teknologis-Industrial
 * Bentuk ketergantungan baru.<ref name="Murodi & Wati"/><ref name="Arief"/>
@@ Baris 59: / Baris 56: @@
 * Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.<ref name="Murodi & Wati"/><ref name="Arief"/>
-=Kritik=
+== Kritik ==
-* Metode pengkajian, mereka mengkritik bahwa teori depedensi bukan merupakan [[karya ilmiah]], melainkan lebih merupakan pamflet politik.<ref name="Murodi & Wati"/> [[Teori modernisasi]] mengatakan bahwa, teori depedensi memberi penjelasan dan analisa [[ilmiah]] tentang persoalan yang ada di negara dunia ketiga.<ref name="Murodi & Wati"/>
+* Metode pengkajian, mereka mengkritik bahwa teori depedensi bukan merupakan [[karya ilmiah]], melainkan lebih merupakan pamflet politik.<ref name="Murodi & Wati"/> [[Teori modernisasi]] mengatakan bahwa, teori depedensi memberi penjelasan dan analisis [[ilmiah]] tentang persoalan yang ada di negara dunia ketiga.<ref name="Murodi & Wati"/>
-* Kategori teoritis, teori depedensi telah secara berlebihan menekankan pentingnya pengaruh faktor eksternal, dengan hampir melupakan dinamika internal, misalnya [[peranan sosial]] dan [[negara]].<ref name="Murodi & Wati"/> Analisa perebutan kekuasaan [[politik]] juga tidak ditemukan dalam kategori teoritis.<ref name="Murodi & Wati"/> Hal ini terjadi karena teori depedensi menganggap bahwa kaum industralis di [[negara dunia ketiga]] hanya merupakan borjusi gembel (lumpen bourgeoisie) yang tergantung pada [[modal asing]].<ref name="Murodi & Wati"/> Disisi lain teori dependensi menganggap [[pemerintah]] sebagai komite administrasi dari modal asing dan negara-negara imperialis.<ref name="Murodi & Wati"/>
+* Kategori teoretis, teori depedensi telah secara berlebihan menekankan pentingnya pengaruh faktor eksternal, dengan hampir melupakan dinamika internal, misalnya [[peranan sosial]] dan [[negara]].<ref name="Murodi & Wati"/> Analisis perebutan kekuasaan [[politik]] juga tidak ditemukan dalam kategori teoretis.<ref name="Murodi & Wati"/> Hal ini terjadi karena teori depedensi menganggap bahwa kaum industralis di [[negara dunia ketiga]] hanya merupakan borjusi gembel (lumpen bourgeoisie) yang tergantung pada [[modal asing]].<ref name="Murodi & Wati"/> Disisi lain teori dependensi menganggap [[pemerintah]] sebagai komite administrasi dari modal asing dan negara-negara imperialis.<ref name="Murodi & Wati"/>
-* Implikasi kebijakan, teori depedensi berpendapat bahwa selama hubungan pertukaran yang tidak seimbang ini tetap bertahan sebagai landasan [[hubungan internasional]], maka ketergantungan dan keterbelakangan negara dunia ketiga tetap tidak terselesaikan.<ref name="Murodi & Wati"/> Dalam hal ini para berada pada posisi sebaliknya.<ref name="Murodi & Wati"/> Mereka berpendapat bahwa ketergantungan dan pembangunan dapat saja terwujud secara bersama, dan bahkan lebih dari itu, mereka mengatakan bahwa situasi ketergantungan tidak harus membawa keterbelekangan.<ref name="Murodi & Wati"/> Para pengekritik juga menganggap bahwa rumusan kebijaksanaan yang diajukan oleh teori depedensi tidak dapat menjelaskan secara detail dan jelasbagaimana negara dunia ketiga itu bertindak. <ref name="Murodi & Wati"/>
+* Implikasi kebijakan, teori depedensi berpendapat bahwa selama hubungan pertukaran yang tidak seimbang ini tetap bertahan sebagai landasan [[hubungan internasional]], maka ketergantungan dan keterbelakangan negara dunia ketiga tetap tidak terselesaikan.<ref name="Murodi & Wati"/> Dalam hal ini para berada pada posisi sebaliknya.<ref name="Murodi & Wati"/> Mereka berpendapat bahwa ketergantungan dan pembangunan dapat saja terwujud secara bersama, dan bahkan lebih dari itu, mereka mengatakan bahwa situasi ketergantungan tidak harus membawa keterbelekangan.<ref name="Murodi & Wati"/> Para pengekritik juga menganggap bahwa rumusan kebijaksanaan yang diajukan oleh teori depedensi tidak dapat menjelaskan secara detail dan jelasbagaimana negara dunia ketiga itu bertindak.<ref name="Murodi & Wati"/>
+== Pranala luar ==
+* [http://www.caei.com.ar/en/home.htm Centro Argentino de Estudios Internacionales] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091217071234/http://www.caei.com.ar/en/home.htm |date=2009-12-17 }}
-=Pranala luar=
+* [http://www.eclac.org/default.asp?idioma=IN ECLAC/CEPAL Santiago] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120308123044/http://www.eclac.org/default.asp?idioma=IN |date=2012-03-08 }}
-* [http://www.caei.com.ar/en/home.htm Centro Argentino de Estudios Internacionales]
+* [http://www.eumed.net/entelequia/en.index.php Revista Entelequia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100329141844/http://www.eumed.net/entelequia/en.index.php |date=2010-03-29 }}
-* [http://www.eclac.org/default.asp?idioma=IN ECLAC/CEPAL Santiago]
-* [http://www.eumed.net/entelequia/en.index.php Revista Entelequia]
 * [http://utip.gov.utexas.edu/ University of Texas Inequality Project]
-=Referensi=
+== Referensi ==
 {{reflist}}
+{{Teori hubungan internasional}}
-<noinclude>
-{{notice|Versi vertikalnya ada di {{tl|Teori hubungan internasional}} }}
-</noinclude>{{Navbox
-| name      = Teori-teori hubungan internasional
-| title     = [[Teori hubungan internasional]]
-| listclass = hlist
-| group1 = [[Realism dalam teori hubungan internasional|Realism]]
-| list1  =
-* [[Realisme neoklasik]]
-* [[Neorealisme (hubungan internasional)|Neorealisme]]
-* [[Realisme klasik dalam teori hubungan internasional|Classical realism]]
-* [[Realisme ofensif]]
-* [[Realisme defensif]]
-* [[Realisme liberal]]
-* [[Keuntungan relatif]]
-* [[Keuntungan absolut (hubungan internasional)|Keuntungan absolut]]
-* [[Realisme strategis]]
-| group2 = [[Liberalisme dalam teori hubungan internasional|Liberalisme]]
-| list2  =
-* [[Idealisme dalam teori hubungan internasional|Idealisme]]
-* [[Teori Perdamaian Demokratis]]
-* [[Liberalisme republik]]
-* [[Institusionalisme dalam hubungan internasional|Institusionalisme]]
-* [[Neoliberalisme dalam hubungan internasional|Neo-liberalisme]]
-* [[Liberalisme sosiologis]]
-* [[Liberalisme institusional]]
-| group3 = [[Konstruktivisme (hubungan internasional)|Konstruktivisme]]
-| list3  =
-* [[Konstruktivisme modern]]
-* [[Konstruktivisme pascamodern]]
-* [[Konstruktivisme feminis]]
-| group4 = [[Marxisme]]
-| list4  =
-* [[Neo-Gramscianisme]]
-* [[Studi Keamanan Kritis]]
-* [[Teori Kritis]]
-| group5 = Teori lain
-| list5  =
-* [[Anarki dalam hubungan internasional]]
-* [[Ekonomi Politik Internasional]]
-* [[Feminisme dalam hubungan internasional|Feminisme]]
-* [[Teori hijau]]
-* [[Teori sistem dunia]]
-* [[Strukturalisme dalam teori hubungan internasional|Strukturalisme]]
-* [[Pascastrukturalisme dalam teori hubungan internasional|Pascastrukturalisme]]
-* [[Teori hubungan internasional aliran Inggris|Aliran Inggris]]
-* [[Fungsionalisme dalam hubungan internasional|Fungsionalisme]]
-* [[Pascamodernisme dan teori hubungan internasional|Pascamodernisme]]
-* [[Pascakolonialisme dan teori hubungan internasional|Pascakolonialisme]]
-| group6 = Klasifikasi
-| list6  =
-* [[Teori hubungan internasional kritis|Teori Kritis]]
-* [[Teori ketergantungan]]
-* [[Teori modernisasi]]
-* [[Teori kelas Marxisme]]
-* [[Positivisme dalam teori hubungan internasional|Positivisme]]
-* [[Pascapositivisme dalam teori hubungan internasional|Pascapositivisme]]
-* [[RaSionalisme dalam teori hubungan internasional|Rasionalisme]]
-* [[Reflektivisme]]
-* [[Fondasionalisme dalam teori hubungan internasional|Fondasionalisme]]
-* [[Anti-fondasionalisme dalam teori hubungan internasional|Anti-Fondasionalisme]]
-* [[Behaviouralisme dalam teori hubungan internasional|Behaviouralisme]]
-* "[[Perdebatan Besar (hubungan internasional)|Perdebatan Besar]]"
-* [[Debat antarparadigma dalam teori hubungan internasional|Debat antarparadigma]]
-}}<noinclude>
-[[Kategori:Teori hubungan internasional|*]]
-</noinclude>
 [[Kategori:Sosiologi]]
-[[Kategori:Teori Sosial]]
+[[Kategori:Teori sosial]]
 [[Kategori:Teori]]
 [[Kategori:Teori hubungan internasional]]

l b s Teori hubungan internasional
Realisme	Realisme neoklasik Neorealisme (realisme struktural) Realisme klasik Realisme ofensif Realisme defensif Realisme liberal (Mazhab Inggris) Keunggulan relatif Keunggulan absolut Realisme strategis
Liberalisme	Idealisme Teori perdamaian demokratis Liberalisme republik Institusionalisme Neoliberalisme Liberalisme interdependensi Liberalisme sosiologis Liberalisme institusional
Konstruktivisme	Konstruktivisme modern Konstruktivisme pascamodern Konstruktivisme feminis
Marxisme	Neo-Gramscianisme Studi keamanan kritis Teori kritis
Teori lain	Anarki Ekonomi politik internasional Feminisme Teori hijau Teori kestabilan hegemon Teori sistem dunia Strukturalisme Pascastrukturalisme Mazhab Inggris Mazhab Kopenhagen Fungsionalisme (Neofungsionalisme) Pascamodernisme Pascakolonialisme
Klasifikasi	Teori kritis Teori ketergantungan Positivisme Pascapositivisme Rasionalisme Reflektivisme Pondasionalisme Anti-pondasionalisme Behaviouralisme "Perdebatan Besar" Perdebatan antarparadigma
Pendekatan lain	Etika internasional Sosiologi sejarah Teori rezim Teori kartel negara Geopolitik
Portal Politik