Dewa-dewi Hindu: Perbedaan antara revisi
M. Adiputra (bicara | kontrib) expand |
k →Lihat pula: clean up |
||
(20 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Hindu}} |
{{Hindu}} |
||
Dalam [[Hinduisme]], dewa dan dewi bukanlah [[Tuhan]] tersendiri yang menyaingi [[Brahman]]. Dalam Hinduisme ada banyak kepribadian, atau perwujudan, yang dipuja sebagai [[Dewa (Hindu)|Dewa]] atau [[Murti]]. Hinduisme menyatakan bahwa mereka adalah aspek dari [[Brahman]] yang mulia; [[Awatara]] dari makhluk tertinggi ([[Bhagawan]]); atau dianggap makhluk yang berkuasa yang dikenal sebagai Dewa. Pemujaan terhadap setiap Dewa bervariasi di antara tradisi dan [[filsafat Hindu]] yang berbeda. Seringkali makhluk tersebut digambarkan berwujud manusia, atau setengah manusia, dengan [[ikonografi]] yang unik dan lengkap dalam setiap kasus. |
|||
== Iswara == |
== Iswara == |
||
[[Bhagawan]] adalah istilah yang dipakai untuk merujuk kepada aspek dari kepribadian [[Tuhan]], bukan untuk dewa-dewi tertentu. Bhagawan tak memiliki jenis kelamin tertentu, bisa dipandang sebagai ayah atau ibu. Kebanyakan umat [[Hindu]], dalam |
[[Bhagawan]] adalah istilah yang dipakai untuk merujuk kepada aspek dari kepribadian [[Tuhan]], bukan untuk dewa-dewi tertentu. Bhagawan tak memiliki jenis kelamin tertentu, bisa dipandang sebagai ayah atau ibu. Kebanyakan umat [[Hindu]], dalam praktik pemujaan sehari-hari, memuja beberapa wujud dari aspek Tuhan tersebut, meskipun mereka percaya terhadap banyak konsep [[Brahman]] yang abstrak. Hal ini memungkinkan memuja Tuhan dengan perantara simbol atau gambar, atau membayangkan Tuhan sebagai wujud tertentu. |
||
Terdapat berbagai nama serta gambar dan simbol-simbol yang berbeda, tergantung aspek yang mana yang dipuja. Sebagai contoh, ketika Tuhan bergelar sebagai pencipta, ia disebut [[Brahma]] oleh umat Hindu. Ketika Tuhan bergelar sebagai pemelihara, umat Hindu menyebutnya [[Wisnu]]. Ketika Tuhan bergelar sebagai pemusnah dunia, ia disebut [[Siwa]]. |
Terdapat berbagai nama serta gambar dan simbol-simbol yang berbeda, tergantung aspek yang mana yang dipuja. Sebagai contoh, ketika Tuhan bergelar sebagai pencipta, ia disebut [[Brahma]] oleh umat Hindu. Ketika Tuhan bergelar sebagai pemelihara, umat Hindu menyebutnya [[Wisnu]]. Ketika Tuhan bergelar sebagai pemusnah dunia, ia disebut [[Siwa]]. |
||
Baris 14: | Baris 15: | ||
Dalam [[agama Hindu]], [[Trimurti]] (atau [[Tritunggal]] Hindu) adalah tiga aspek Tuhan dalam wujudnya sebagai [[Brahma]], [[Wisnu]], dan [[Siwa]]. |
Dalam [[agama Hindu]], [[Trimurti]] (atau [[Tritunggal]] Hindu) adalah tiga aspek Tuhan dalam wujudnya sebagai [[Brahma]], [[Wisnu]], dan [[Siwa]]. |
||
* [[Brahma]] – Sang pencipta |
* [[Brahma]] – Sang pencipta [[uppethi]] |
||
* [[Wisnu]] – Sang pemelihara |
* [[Wisnu]] – Sang pemelihara [[stithi]] |
||
* [[Siwa]] – Sang |
* [[Siwa]] – Sang pelebur [[pralina]] ''mengembalikan keasalnya'' |
||
== Dewa dan Dewi == |
== Dewa dan Dewi == |
||
Baris 25: | Baris 26: | ||
{{main|Awatara}} |
{{main|Awatara}} |
||
Beberapa perkumpulan [[sekte]] [[agama Hindu]], seperti [[Waisnawa]] dan [[Smartisme]], memberi pelajaran bahwa Tuhan turun ke bumi dalam wujud manusia atau makhluk tertentu untuk membantu mereka menemukan pencerahan dan kebebasan (moksa). Inkarnasi dari Tuhan disebut [[Awatara]]. |
Beberapa perkumpulan [[sekte]] [[agama Hindu]], seperti [[Waisnawa]] dan [[Smartisme]], memberi pelajaran bahwa Tuhan turun ke bumi dalam wujud manusia atau makhluk tertentu untuk membantu mereka menemukan pencerahan dan kebebasan (moksa). Inkarnasi dari Tuhan disebut [[Awatara]]. Hindu mengajarkan bahwa ada banyak awatara sepanjang sejarah dan terus bertambah. Maka [[Kresna]], yang tidak hanya dianggap sebagai salah satu inkarnasi namun sumber segala inkarnasi, mengatakan: |
||
{{cquote|Kapan pun dan dimana pun pelaksaan dharma merosot dan hal-hal yang bertentangan dengan dharma merajalela, pada waktu itulah Aku sendiri turun menjelma, wahai keturunan Bharata. Untuk menyelamatkan orang-orang saleh, membinasakan orang-orang jahat dan untuk menegakkan kembali prinsip-prisnsip dharma, Aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman.}} |
{{cquote|Kapan pun dan dimana pun pelaksaan dharma merosot dan hal-hal yang bertentangan dengan dharma merajalela, pada waktu itulah Aku sendiri turun menjelma, wahai keturunan Bharata. Untuk menyelamatkan orang-orang saleh, membinasakan orang-orang jahat dan untuk menegakkan kembali prinsip-prisnsip dharma, Aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman.}} |
||
Baris 34: | Baris 35: | ||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
* [[Dewa (Hindu)]] |
* [[Dewa (Hindu)]] |
||
{{Hindu Dewa}} |
{{Hindu Dewa}} |
||
Baris 42: | Baris 42: | ||
[[Kategori:Dewa-Dewi Hindu| ]] |
[[Kategori:Dewa-Dewi Hindu| ]] |
||
[[Kategori:Konsep Hindu]] |
[[Kategori:Konsep Hindu]] |
||
[[en:Hindu deities]] |
Revisi terkini sejak 22 Januari 2023 18.40
Bagian dari seri |
Agama Hindu |
---|
Dalam Hinduisme, dewa dan dewi bukanlah Tuhan tersendiri yang menyaingi Brahman. Dalam Hinduisme ada banyak kepribadian, atau perwujudan, yang dipuja sebagai Dewa atau Murti. Hinduisme menyatakan bahwa mereka adalah aspek dari Brahman yang mulia; Awatara dari makhluk tertinggi (Bhagawan); atau dianggap makhluk yang berkuasa yang dikenal sebagai Dewa. Pemujaan terhadap setiap Dewa bervariasi di antara tradisi dan filsafat Hindu yang berbeda. Seringkali makhluk tersebut digambarkan berwujud manusia, atau setengah manusia, dengan ikonografi yang unik dan lengkap dalam setiap kasus.
Iswara
[sunting | sunting sumber]Bhagawan adalah istilah yang dipakai untuk merujuk kepada aspek dari kepribadian Tuhan, bukan untuk dewa-dewi tertentu. Bhagawan tak memiliki jenis kelamin tertentu, bisa dipandang sebagai ayah atau ibu. Kebanyakan umat Hindu, dalam praktik pemujaan sehari-hari, memuja beberapa wujud dari aspek Tuhan tersebut, meskipun mereka percaya terhadap banyak konsep Brahman yang abstrak. Hal ini memungkinkan memuja Tuhan dengan perantara simbol atau gambar, atau membayangkan Tuhan sebagai wujud tertentu.
Terdapat berbagai nama serta gambar dan simbol-simbol yang berbeda, tergantung aspek yang mana yang dipuja. Sebagai contoh, ketika Tuhan bergelar sebagai pencipta, ia disebut Brahma oleh umat Hindu. Ketika Tuhan bergelar sebagai pemelihara, umat Hindu menyebutnya Wisnu. Ketika Tuhan bergelar sebagai pemusnah dunia, ia disebut Siwa.
Beberapa aspek individual dari Tuhan tersebut juga memiliki nama dan gambaran yang berbeda. Sebagai contoh, Kresna dan Rama dianggap sebagai penjelmaan Wisnu. Berbagai Dewa dan gambarannya yang ditemukan dalam agama Hindu dianggap merupakan manifestasi dari satu Tuhan, yang disebut Bhagawan dalam aspek kepribadian dan disebut Brahman ketika dianggap sebagai konsep abstrak.
Trimurti
[sunting | sunting sumber]Dalam agama Hindu, Trimurti (atau Tritunggal Hindu) adalah tiga aspek Tuhan dalam wujudnya sebagai Brahma, Wisnu, dan Siwa.
- Brahma – Sang pencipta uppethi
- Wisnu – Sang pemelihara stithi
- Siwa – Sang pelebur pralina mengembalikan keasalnya
Dewa dan Dewi
[sunting | sunting sumber]Agama Hindu menyebut adanya banyak dewa individual. Berbagai dewa dan dewi adalah personifikasi dari aspek Tuhan yang esa dan sama (Iswara). Sebagai contoh, ketika umat Hindu membayangkan Iswara sebagai pemberi ilmu dan pengetahuan, aspek Iswara tersebut diidentifikasi sebagai Dewi Saraswati. Dewi Laksmi adalah personifikasi Iswara sebagai pemberi kekayaan dan kemakmuran. Tidak berarti bahwa Iswara adalah penguasa segala dewa-dewi. Iswara hanyalah nama yang digunakan untuk merujuk kepada kepribadian Tuhan secara umum, dan tidak merujuk kepada dewa-dewi tertentu.
Awatara
[sunting | sunting sumber]Beberapa perkumpulan sekte agama Hindu, seperti Waisnawa dan Smartisme, memberi pelajaran bahwa Tuhan turun ke bumi dalam wujud manusia atau makhluk tertentu untuk membantu mereka menemukan pencerahan dan kebebasan (moksa). Inkarnasi dari Tuhan disebut Awatara. Hindu mengajarkan bahwa ada banyak awatara sepanjang sejarah dan terus bertambah. Maka Kresna, yang tidak hanya dianggap sebagai salah satu inkarnasi namun sumber segala inkarnasi, mengatakan:
Kapan pun dan dimana pun pelaksaan dharma merosot dan hal-hal yang bertentangan dengan dharma merajalela, pada waktu itulah Aku sendiri turun menjelma, wahai keturunan Bharata. Untuk menyelamatkan orang-orang saleh, membinasakan orang-orang jahat dan untuk menegakkan kembali prinsip-prisnsip dharma, Aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman.
(Bhagawadgita, 4.7-8)
Penjelmaan Tuhan yang terkenal adalah Rama, yang riwayatnya diceritakan dalam Ramayana, dan Kresna, yang riwayatnya diceritakan dalam Mahabharata serta Srimad Bhagawatam (Bhagawatapurana).