Lompat ke isi

Wa (aksara Bali): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
JurgenNL (bicara | kontrib)
k File renamed: File:Bali G. Wa, Suku-Kembung.pngFile:Pangangge Suku kembung.png File renaming criterion #6: Harmonize file names of a set of images (so that only one part of all names differs)...
k →‎Sumber: pembersihan kosmetika dasar
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 19: Baris 19:
== Penggunaan ==
== Penggunaan ==


Penggunaan aksara Wa sama dengan penggunaan Wa ([[aksara Dewanagari|Dewanagari]]: व) dalam [[abjad]] [[bahasa Sanskerta]]. Dalam sistem penulisan dengan aksara Bali, Wa digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi {{IPA|/ʋ/}}<ref>Lihat artikel [[IAST]].</ref> atau {{IPA|/w/}}, baik dari [[bahasa Bali]], maupun bahasa non-Bali. Selama Wa tidak dibubuhi oleh [[aksara Bali#Pangangge suara|pangangge suara]], maka Wa dibaca "wa" (lafal: {{IPA|/wə/}} atau {{IPA|/wa/}}, tergantung kata).
Penggunaan aksara Wa sama dengan penggunaan Wa ([[aksara Dewanagari|Dewanagari]]: व) dalam [[abjad]] [[bahasa Sanskerta]]. Dalam sistem penulisan dengan aksara Bali, Wa digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi {{IPA|/ʋ/}}<ref>Lihat artikel [[IAST]].</ref> atau {{IPA|/w/}}, baik dari [[bahasa Bali]], maupun bahasa non-Bali. Selama Wa tidak dibubuhi oleh [[aksara Bali#Pangangge suara|pangangge suara]], maka Wa dibaca "wa" (lafal: {{IPA|/wə/}} atau {{IPA|/wa/}}, tergantung kata).


Menurut kepercayaan [[umat Hindu]] di Bali, Wa merupakan salah satu dari ''Dasa aksara'', atau "Sepuluh Aksara Suci". Wa yang ditulis dengan dibubuhi [[wulu|ulu candra]] merupakan aksara suci bagi Dewa [[Sangkara]].
Menurut kepercayaan [[umat Hindu]] di Bali, Wa merupakan salah satu dari ''Dasa aksara'', atau "Sepuluh Aksara Suci". Wa yang ditulis dengan dibubuhi [[wulu|ulu candra]] merupakan aksara suci bagi Dewa [[Sangkara]].


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 33: Baris 33:
* Tinggen, I Nengah. 1993. ''Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali.'' Singaraja: UD. Rikha.
* Tinggen, I Nengah. 1993. ''Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali.'' Singaraja: UD. Rikha.
* Surada, I Made. 2007. ''Kamus Sanskerta-Indonesia.'' Surabaya: Penerbit Paramitha.
* Surada, I Made. 2007. ''Kamus Sanskerta-Indonesia.'' Surabaya: Penerbit Paramitha.



{{aksara Bali}}
{{aksara Bali}}

Revisi terkini sejak 11 Februari 2023 15.12

Wa
Aksara Bali
Huruf LatinWa
IASTVa/Wa
Fonem[w], [ʋ]
UnicodeU+1B2F , U+
Warga aksaraosthya
Gantungan

Wa adalah salah satu aksara ardha swara (huruf semivokal) dalam sistem penulisan aksara Bali yang melambangkan bunyi /w/. Jika Wa dari aksara Bali disalin dengan huruf Latin, maka akan ditulis "wa". Menurut dasar ucapannya, Wa termasuk warga aksara osthya (konsonan dwibibir (labial)). Menurut aturan sistem penulisan aksara Bali (demikian pula Dewanagari), Wa bukan huruf konsonan, tetapi semivokal (bahasa Sanskerta: antaḥstha).

Wa diucapkan seperti huruf "w" pada kata: "bawa" (bahasa Indonesia), widyā (bahasa Sanskerta), wayan (bahasa Bali), wed (bahasa Inggris). Bunyi /w/ tersebut dihasilkan dengan cara mengatupkan bibir atas dengan bibir bawah. Maka dari itu, Wa termasuk warga aksara osthya (konsonan dwibibir).

Penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Penggunaan aksara Wa sama dengan penggunaan Wa (Dewanagari: व) dalam abjad bahasa Sanskerta. Dalam sistem penulisan dengan aksara Bali, Wa digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi /ʋ/[1] atau /w/, baik dari bahasa Bali, maupun bahasa non-Bali. Selama Wa tidak dibubuhi oleh pangangge suara, maka Wa dibaca "wa" (lafal: /wə/ atau /wa/, tergantung kata).

Menurut kepercayaan umat Hindu di Bali, Wa merupakan salah satu dari Dasa aksara, atau "Sepuluh Aksara Suci". Wa yang ditulis dengan dibubuhi ulu candra merupakan aksara suci bagi Dewa Sangkara.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Lihat artikel IAST.
  • Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
  • Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.