Ja jera
Ja jera | |
Aksara Bali | |
Huruf Latin | Ja |
---|---|
IAST | Jha |
Fonem | [ɟ], [d͡ʒ], [ɟʰ] |
Unicode | U+1B1B , U+ |
Warga aksara | talawya |
Ja jera adalah nama untuk sebuah huruf dalam aksara Bali yang melambangkan bunyi /ɟ/ yang disusul oleh hembusan bunyi /h/. Bila Ja jera dialihaksarakan dari huruf Bali ke huruf Latin, maka ditulis "ja" atau "jha".[1]
Bentuk dan kemiripan
[sunting | sunting sumber]Aikara | Ja jera | Ja jera dalam Unicode |
Jha dalam aksara Jawa |
Gantungan Ja jera dalam Unicode |
---|---|---|---|---|
Bentuk Ja jera sangat mirip (bahkan persis) dengan Aikara (Airsanya) yang digunakan untuk mengeja vokal /aːi/ dari bahasa non-Bali (bahasa Sanskerta, maupun bahasa Jawa Kuno) ke dalam aksara Bali. Maka dari itu, sulit membedakan mana Ja jera dan mana Taling detya bila membacanya secara sepintas. Namun, dalam tabel Unicode, huruf Ja jera dibedakan dengan Airsanya. Hal itu dapat diamati dari bentuk garis akhirnya. Bila garis akhir Airsanya mencuat ke atas, maka garis akhir Ja jera dibuat mengarah ke bawah. Bentuk garis akhir yang mengarah ke bawah mirip dengan garis akhir huruf Jha dalam aksara Jawa.[2] Dalam Unicode, Airsanya berada pada poin U+1B10, sementara Ja jera berada pada poin U+1B1B.[2]
Tidak ada gantungan aksara bagi Ja jera.[3] Namun gantungan untuk ja jera muncul dalam Unicode pada titik kode U+EA2B.[2]
Fonem
[sunting | sunting sumber]Suara /ɟʰ/ yang dilambangkan oleh Ja jera merupakan bunyi aspirasi. Dalam pengucapannya, fonem /ɟ/ disusul oleh hembusan bunyi /ha/.[4]
Penggunaan
[sunting | sunting sumber]Ja jera biasanya digunakan saat menulis bahasa non-Bali (misalnya bahasa Sanskerta atau Jawa Kuno) ke dalam aksara Bali, atau untuk mengalihaksarakan aksara non-Bali (misalnya aksara Dewanagari, huruf Pallawa, atau huruf Latin) ke dalam aksara Bali. Penggunaan Ja jera langka sekali, hanya diketahui bahwa ia digunakan pada kata nirjhara (kolam).[5]
Mengingat bahwa bunyinya /ɟʰa/, sangat jarang dipergunakan dalam bahasa Bali sehari-hari. Sama halnya seperti bunyi /kʰa/, /cʰa/, maupun /ɖʰa/, beberapa bunyi tersebut dalam penulisan aksara Bali sudah tidak ada.[1]
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Tinggen, hal. 23.
- ^ a b c Tabel Unicode
- ^ Simpen, hal. 6.
- ^ Surada, hal. 9.
- ^ Proposal for encoding the Balinese script in the UCS
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
- Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.
- Simpen, I Wayan. Pasang Aksara Bali. Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.