Lompat ke isi

Keyakinan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Omahweyy (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Keyakinan''' adalah sebuah sikap [[Subjektivisme|subyektif]] bahwa sesuatu atau [[proposisi]] itu benar.<ref>{{citation |last= Primmer |first= Justin |editor-last= Primmer |editor-first= Justin |contribution= Belief |title= The Stanford Encyclopedia of Philosophy |publisher= The Metaphysics Research Lab |location= Stanford, CA |year= 2018 |url= http://plato.stanford.edu/entries/belief/ |access-date= 2008-09-19 |archive-date= 15 November 2019 |archive-url= https://web.archive.org/web/20191115080001/https://plato.stanford.edu/entries/belief/ |url-status= live }}</ref> Dalam [[epistemologi]], para [[Filsafat|filsuf]] menggunakan istilah "kepercayaan" untuk merujuk pada sikap tentang dunia yang bisa benar atau salah.<ref name="SEP Belief">{{cite web |title=Belief |url=https://plato.stanford.edu/entries/belief/ |website=Stanford Encyclopedia of Philosophy |access-date=22 June 2020 |archive-date=15 November 2019 |archive-url=https://web.archive.org/web/20191115080001/https://plato.stanford.edu/entries/belief/ |url-status=live }}</ref> Memercayai sesuatu berarti menganggapnya benar; misalnya, percaya bahwa [[salju]] itu putih sebanding dengan menerima kebenaran proposisi "salju berwarna putih". Namun, memegang keyakinan tidak membutuhkan [[Wawas diri|introspeksi]] aktif. Misalnya, hanya sedikit yang mempertimbangkan dengan cermat apakah [[matahari]] akan terbit besok atau tidak, hanya dengan asumsi bahwa itu akan.<ref name="SEP Belief"/>
Keyakinan adalah energi yang terkumpul karena terbukanya perasaan; ada keinginan, ada ketidakinginan, ingatan terasa lebih kuat, energi percaya bertambah menjadi energi yakin, dan ada dorongan memilih rasa tetentu ataupun cara tertentu. Ingatan terasa lebih kuat (ingatan yang enak ataupun yang tidak enak, tidak selalu harus dirasakan). Kemudian energi menuju ke kata kata yang ada di dalam diri, kata kata yang terucap, diam, gerak, gaya, sikap tegas, ataupun melakukan suatu hal.


[[Berkas:Свято-Никольский храм (Таганрог).jpg|jmpl|Sebuah gereja di kota [[Taganrog]], [[Oblast Rostov]], [[Rusia]].]]
Contoh Penggunaan Energi Keyakinan.


Ada berbagai cara yang telah dicoba oleh para [[Filsafat|filsuf]] [[Seni kontemporer|kontemporer]] untuk menggambarkan kepercayaan, termasuk sebagai [[Perwakilan berimbang|representasi]] dari cara dunia ini bisa jadi ([[Jerry Fodor]]), sebagai disposisi untuk bertindak seolah-olah hal-hal tertentu benar ([[:en:Roderick Chisholm|Roderick Chisholm]]), sebagai skema interpretatif untuk memahami tindakan seseorang ([[Daniel Dennett]] dan [[:en:Donald Davidson|Donald Davidson]]), atau sebagai [[kondisi mental]] yang mengisi fungsi tertentu ([[Hilary Putnam]]).<ref name="SEP Belief"/>
1. Seorang bayi yang belum bisa berjalan merasa yakin bisa berjalan kemudian mencoba melakukannya, karena ingin berjalan. Ketika belum berhasil berjalan dirinya menangis sedih, keyakinannya berubah menjadi percaya, ragu, tapi menjadi yakin kembali ketika ada keinginan untuk bisa berjalan. Kemudian orangtuanya mengajarinya sedikit demi sedikit hingga bisa berjalan.


Beberapa juga mencoba untuk menawarkan revisi yang signifikan terhadap gagasan kepercayaan, termasuk pendapat bahwa tidak ada [[fenomena]] di dunia yang secara alami terjadi sesuai dengan konsep kepercayaan [[Psikolog|psikologis]] ([[:en:Paul Churchland|Paul Churchland]]) dan ahli [[epistemologi]] formal, yang bertujuan untuk menggantikan gagasan [[:en:bivalent belief|keyakinan bivalen]] ("baik yang memiliki keyakinan atau yang tidak memiliki keyakinan") dengan gagasan kepercayaan yang lebih [[Permisivisme|permisif]].<ref name="SEP Belief" /><ref name="SEP Formal Belief">{{cite web |title=Formal Representations of Belief |url=https://plato.stanford.edu/entries/formal-belief/ |website=Stanford Encyclopedia of Philosophy |access-date=22 June 2020 |archive-date=11 July 2020 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200711105817/https://plato.stanford.edu/entries/formal-belief/ |url-status=live }}</ref>
2. Seorang pengguna ponsel belum pernah melihat pencipta ponsel, tapi tetap yakin ponsel memiliki manfaat untuk kehidupan. Setelah sebelumnya dirinya belum tahu ponsel kemudian menjadi tahu ponsel, hingga menggunakan ponsel di dalam kehidupan sehari harinya.


Keyakinan adalah subjek dari berbagai [[Perdebatan kalkulasi sosialis|perdebatan]] [[Filsafat|filosofis]] yang penting. Contoh penting termasuk: "Bagaimana cara [[Rasionalitas|rasional]] untuk merevisi keyakinan seseorang ketika disajikan dengan berbagai macam bukti?", "Apakah isi keyakinan sepenuhnya ditentukan oleh kondisi mental, atau fakta yang relevan ada hubungannya dengan keyakinan?", " Seberapa halus atau kasar keyakinan itu?", dan "Haruskah keyakinan dapat diungkapkan dalam bahasa, atau adakah keyakinan non-[[linguistik]]?".<ref name="SEP Belief" />
3. Seorang pemabuk miras yakin harus memilih rasa benci, kemudian dirinya berkata membenci orang lain, tapi agar dirinya terlihat menjadi korban, karena dirinya ingin uang ataupun miras.


== Referensi ==
4. Seorang pelaku tawuran yakin tetap memilih rasa dendam, karena dirinya tidak ingin suatu hal dan karena ingin melakukan tawuran.
{{ref-list}}

5. Seorang yang merasa kasihan melihat keadaan orang lain menolongnya dengan yakin tanpa ragu.

6. Seorang publik figur yakin publik pasti beraneka macam, aneka sudut pandang, aneka pendapat, dan sebagainya, kemudian dirinya tidak terlalu mempermasalahkan adanya perbedaan itu.

7. Seorang pengurus negara yakin dirinya adalah perwakilan untuk orang banyak.

8. Sekumpulan orang yakin memprotes kebijakan pemerintah dengan cara melakukan demo ataupun dengan cara lain, karena merasa kasihan melihat keadaan orang banyak.

9. Seseorang yang yakin adanya surga dunia dan neraka dunia, percaya bahwa adanya surga akhirat adalah harapan agar tidak mudah berkecil hati selama menjalani hidup di dunia.

10. Seorang pemabuk cinta yakin apa yang dirasakannya adalah cinta, kemudian dirinya menginginkan hubungan cinta.

11. Seseorang yang menggunakan akal sehat, pikiran, perasaan, sebab dan tujuan :

a. Menyalurkan energi keyakinan ke perbuatan kebaikan dan hal yang ada manfaatnya, berusaha dan tidak mudah menyerah. Belajar, belajar sambil bermain, ataupun melakukan latihan. Mengerjakan tugas (mengerjakan tugas semampunya minimal masih ada kemauan) ataupun untuk bekerja. Ke kata kata, kata kata yang ada di dalam diri ataupun kata kata yang akan diucap, kemudian latihan kata, latihan komunikasi hingga latihan sikap. Dan belajar bertanggungjawab terhadap perbuatan, tugas, ataupun pekerjaan.

b. Berhenti sejenak dengan cara istirahat, makan, minum, hiburan, bermain, ataupun dengan cara agama, misal, melakukan sholat (kata, diam, gerak, doa) oleh penganut agama Islam di rumah ataupun di mesjid, mendengar kata kata renungan dan doa oleh penganut agama Kristen di gereja, begitu juga dengan penganut agama Budha di wihara, penganut agama Hindu di pura, penganut agama Konghucu di kelenteng, dan agama agama lainnya, yang melakukan kegiatan spiritual perenungan diri, doa doa, pengajian keagamaan, dengan tata caranya masing masing.

c. Intinya adalah tentang mengatur energi, keinginan tertentu, ketidakinginan tertentu, dan sebagainya.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 45: Baris 26:
[[Kategori:Kepercayaan| ]]
[[Kategori:Kepercayaan| ]]
[[Kategori:Epistemologi]]
[[Kategori:Epistemologi]]
[[Kategori:Isu utama dalam etika]]
[[Kategori:masalah utama dalam etika]]

[[gan:信仰]]
[[gan:信仰]]
[[zh:信仰]]
[[zh:信仰]]

Revisi terkini sejak 6 Maret 2023 21.05

Keyakinan adalah sebuah sikap subyektif bahwa sesuatu atau proposisi itu benar.[1] Dalam epistemologi, para filsuf menggunakan istilah "kepercayaan" untuk merujuk pada sikap tentang dunia yang bisa benar atau salah.[2] Memercayai sesuatu berarti menganggapnya benar; misalnya, percaya bahwa salju itu putih sebanding dengan menerima kebenaran proposisi "salju berwarna putih". Namun, memegang keyakinan tidak membutuhkan introspeksi aktif. Misalnya, hanya sedikit yang mempertimbangkan dengan cermat apakah matahari akan terbit besok atau tidak, hanya dengan asumsi bahwa itu akan.[2]

Sebuah gereja di kota Taganrog, Oblast Rostov, Rusia.

Ada berbagai cara yang telah dicoba oleh para filsuf kontemporer untuk menggambarkan kepercayaan, termasuk sebagai representasi dari cara dunia ini bisa jadi (Jerry Fodor), sebagai disposisi untuk bertindak seolah-olah hal-hal tertentu benar (Roderick Chisholm), sebagai skema interpretatif untuk memahami tindakan seseorang (Daniel Dennett dan Donald Davidson), atau sebagai kondisi mental yang mengisi fungsi tertentu (Hilary Putnam).[2]

Beberapa juga mencoba untuk menawarkan revisi yang signifikan terhadap gagasan kepercayaan, termasuk pendapat bahwa tidak ada fenomena di dunia yang secara alami terjadi sesuai dengan konsep kepercayaan psikologis (Paul Churchland) dan ahli epistemologi formal, yang bertujuan untuk menggantikan gagasan keyakinan bivalen ("baik yang memiliki keyakinan atau yang tidak memiliki keyakinan") dengan gagasan kepercayaan yang lebih permisif.[2][3]

Keyakinan adalah subjek dari berbagai perdebatan filosofis yang penting. Contoh penting termasuk: "Bagaimana cara rasional untuk merevisi keyakinan seseorang ketika disajikan dengan berbagai macam bukti?", "Apakah isi keyakinan sepenuhnya ditentukan oleh kondisi mental, atau fakta yang relevan ada hubungannya dengan keyakinan?", " Seberapa halus atau kasar keyakinan itu?", dan "Haruskah keyakinan dapat diungkapkan dalam bahasa, atau adakah keyakinan non-linguistik?".[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Primmer, Justin (2018), "Belief", dalam Primmer, Justin, The Stanford Encyclopedia of Philosophy, Stanford, CA: The Metaphysics Research Lab, diarsipkan dari versi asli tanggal 15 November 2019, diakses tanggal 2008-09-19 
  2. ^ a b c d e "Belief". Stanford Encyclopedia of Philosophy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 November 2019. Diakses tanggal 22 June 2020. 
  3. ^ "Formal Representations of Belief". Stanford Encyclopedia of Philosophy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 July 2020. Diakses tanggal 22 June 2020. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]