Lompat ke isi

Nania: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
JurgenNL (bicara | kontrib)
k File renamed: File:Bali G. Ya - Ra.pngFile:Pangangge Nania-cakra.png File renaming criterion #6: Harmonize file names of a set of images (so that only one part of all names differs) to ease t...
GoglepinkNew (bicara | kontrib)
Ga ada artikel ttg si onoh
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{untuk|nama penyanyi Indonesia|Nania Kurniawati Yusuf}}
{{bukan|Narnia}}
{{bukan|Narnia}}
{| class="infobox"
{| class="infobox"
Baris 5: Baris 4:
! bgcolor="#ccccff"|Nania
! bgcolor="#ccccff"|Nania
|-
|-
| [[Berkas:P. Nania, aksara Bali.png|center|180px|alt=|link=]]
| [[Berkas:P. Nania, aksara Bali.png|pus|180px|alt=|link=]]
|}
|}
'''Nania''' adalah salah satu ''[[aksara Bali#Pangangge|pangangge]]'' ([[bahasa Jawa]]: ''sandhangan'') dalam [[aksara Bali]]. Nania juga merupakan ''gantungan aksara'' [[Ya (aksara Bali)|Ya]]. Dalam aksara Bali, ''gantungan [[aksara Bali#aksara ardhasuara (semivokal)|aksara ardhasuara]]'' (semivokal) merupakan ''pangangge aksara''. Karena Ya termasuk ke dalam ''aksara ardhasuara'', maka nania termasuk ''pangangge aksara''.
'''Nania''' adalah salah satu ''[[aksara Bali#Pangangge|pangangge]]'' ([[bahasa Jawa]]: ''sandhangan'') dalam [[aksara Bali]]. Nania juga merupakan ''gantungan aksara'' [[Ya (aksara Bali)|Ya]]. Dalam aksara Bali, ''gantungan [[aksara Bali#aksara ardhasuara (semivokal)|aksara ardhasuara]]'' (semivokal) merupakan ''pangangge aksara''. Karena Ya termasuk ke dalam ''aksara ardhasuara'', maka nania termasuk ''pangangge aksara''.
Baris 11: Baris 10:
== Penggunaan ==
== Penggunaan ==


Nania digunakan pada suku kata berpola KKV (konsonan-konsonan-vokal), dimana bunyi /j/ merupakan konsonan<ref>Dalam peraturan aksara Bali, huruf Ya dianggap sebagai konsonan semivokal.</ref> yang didahului oleh konsonan. Contoh suku kata: "tya" (lafal: /t̪ja/; konsonan /t̪/ dan /j/, vokal /a/); "nya" (lafal: /nja/; konsonan /n/ dan /j/, vokal /a/).
Nania digunakan pada suku kata berpola KKV (konsonan-konsonan-vokal), di mana bunyi /j/ merupakan konsonan<ref>Dalam peraturan aksara Bali, huruf Ya dianggap sebagai konsonan semivokal.</ref> yang didahului oleh konsonan. Contoh suku kata: "tya" (lafal: /t̪ja/; konsonan /t̪/ dan /j/, vokal /a/); "nya" (lafal: /nja/; konsonan /n/ dan /j/, vokal /a/).


Pada kalimat, nania digunakan pada kata yang mengandung bunyi /j/ namun didahului oleh [[konsonan]]. Contoh kalimat: “ambil yoyo.” Pada kalimat tersebut, huruf Y ditulis setelah huruf L, atau /j/ didahului konsonan /l/. Baik huruf Y maupun L ditulis pada kata yang berbeda, namun kalimat sama. Jika kalimat tersebut disalin menjadi aksara Bali, maka huruf Y disalin menjadi nania, dan ditulis di bawah huruf [[La (aksara Bali)|La]].
Pada kalimat, nania digunakan pada kata yang mengandung bunyi /j/ namun didahului oleh [[konsonan]]. Contoh kalimat: “ambil yoyo.” Pada kalimat tersebut, huruf Y ditulis setelah huruf L, atau /j/ didahului konsonan /l/. Baik huruf Y maupun L ditulis pada kata yang berbeda, tetapi kalimat sama. Jika kalimat tersebut disalin menjadi aksara Bali, maka huruf Y disalin menjadi nania, dan ditulis di bawah huruf [[La (aksara Bali)|La]].


Dalam bahasa Bali, nania digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi /ja/ yang diucapkan dengan cepat. Contoh: ''tabia'' (/t̪abjə/), ''abian'' (/abjan/), ''bangkiang'' (/baŋkjaŋ/), dsb.
Dalam bahasa Bali, nania digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi /ja/ yang diucapkan dengan cepat. Contoh: ''tabia'' (/t̪abjə/), ''abian'' (/abjan/), ''bangkiang'' (/baŋkjaŋ/), dsb.


Berbeda dengan aturan menulis [[huruf Latin]] di Indonesia, dimana huruf N dan Y membentuk fonem nasal palatal (/ɲ/), dalam aksara Bali, fonem tersebut dilambangkan dengan sebuah huruf saja. Nania tidak digunakan apabila mengalihaksarakan "nya" sebagai bunyi nasal palatal (/ɲa/), namun digunakan bila "nya" dianggap sebagai bunyi konsonan rangkap (/nˈja/). Dalam [[IAST]], dipakai huruf Ñ agar tidak rancu dengan Ny sebagai dua huruf satu [[fonem]].
Berbeda dengan aturan menulis [[huruf Latin]] di Indonesia, di mana huruf N dan Y membentuk fonem nasal palatal (/ɲ/), dalam aksara Bali, fonem tersebut dilambangkan dengan sebuah huruf saja. Nania tidak digunakan apabila mengalihaksarakan "nya" sebagai bunyi nasal palatal (/ɲa/), tetapi digunakan bila "nya" dianggap sebagai bunyi konsonan rangkap (/nˈja/). Dalam [[IAST]], dipakai huruf Ñ agar tidak rancu dengan Ny sebagai dua huruf satu [[fonem]].


== Variasi bentuk ==
== Variasi bentuk ==
Baris 24: Baris 23:


<gallery>
<gallery>
Berkas:Bali G. Ya, Nania.png|Bentuk Nania seutuhnya, tanpa perubahan bentuk.
Berkas:Pangangge_Nania.png|Bentuk Nania seutuhnya, tanpa perubahan bentuk.
Berkas:Bali G. Ya - lower.png|Bentuk Nania jika melekati ''[[gantungan dalam aksara Bali|gantungan aksara]]'', khususnya ''gantungan'' yang garis akhirnya mengarah ke bawah, misalnya [[Ha (aksara Bali)|Ha]], [[Ka (aksara Bali)|Ka]], [[Ta (aksara Bali)|Ta]], dsb.
Berkas:Pangangge_lower_Nania.png|Bentuk Nania jika melekati ''[[gantungan dalam aksara Bali|gantungan aksara]]'', khususnya ''gantungan'' yang garis akhirnya mengarah ke bawah, misalnya [[Ha (aksara Bali)|Ha]], [[Ka (aksara Bali)|Ka]], [[Ta (aksara Bali)|Ta]], dsb.
Berkas:Pangangge Nania-cakra.png|Bentuk Nania bila dikombinasikan dengan [[Cakra (guwung)|Cakra]] atau Guwung.
Berkas:Pangangge Nania-cakra.png|Bentuk Nania bila dikombinasikan dengan [[Cakra (guwung)|Cakra]] atau Guwung.
</gallery>
</gallery>
Baris 38: Baris 37:
== Referensi ==
== Referensi ==
* Tinggen, I Nengah. 1993. ''Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali.'' Singaraja: UD. Rikha.
* Tinggen, I Nengah. 1993. ''Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali.'' Singaraja: UD. Rikha.
* Simpen, I Wayan. ''Pasang Aksara Bali.'' Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.
* Simpen, I Wayan. ''Pasang Aksara Bali.'' Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.



{{aksara Bali}}
{{aksara Bali}}

Revisi terkini sejak 9 Maret 2023 16.18

Nania

Nania adalah salah satu pangangge (bahasa Jawa: sandhangan) dalam aksara Bali. Nania juga merupakan gantungan aksara Ya. Dalam aksara Bali, gantungan aksara ardhasuara (semivokal) merupakan pangangge aksara. Karena Ya termasuk ke dalam aksara ardhasuara, maka nania termasuk pangangge aksara.

Penggunaan

[sunting | sunting sumber]

Nania digunakan pada suku kata berpola KKV (konsonan-konsonan-vokal), di mana bunyi /j/ merupakan konsonan[1] yang didahului oleh konsonan. Contoh suku kata: "tya" (lafal: /t̪ja/; konsonan /t̪/ dan /j/, vokal /a/); "nya" (lafal: /nja/; konsonan /n/ dan /j/, vokal /a/).

Pada kalimat, nania digunakan pada kata yang mengandung bunyi /j/ namun didahului oleh konsonan. Contoh kalimat: “ambil yoyo.” Pada kalimat tersebut, huruf Y ditulis setelah huruf L, atau /j/ didahului konsonan /l/. Baik huruf Y maupun L ditulis pada kata yang berbeda, tetapi kalimat sama. Jika kalimat tersebut disalin menjadi aksara Bali, maka huruf Y disalin menjadi nania, dan ditulis di bawah huruf La.

Dalam bahasa Bali, nania digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi /ja/ yang diucapkan dengan cepat. Contoh: tabia (/t̪abjə/), abian (/abjan/), bangkiang (/baŋkjaŋ/), dsb.

Berbeda dengan aturan menulis huruf Latin di Indonesia, di mana huruf N dan Y membentuk fonem nasal palatal (/ɲ/), dalam aksara Bali, fonem tersebut dilambangkan dengan sebuah huruf saja. Nania tidak digunakan apabila mengalihaksarakan "nya" sebagai bunyi nasal palatal (/ɲa/), tetapi digunakan bila "nya" dianggap sebagai bunyi konsonan rangkap (/nˈja/). Dalam IAST, dipakai huruf Ñ agar tidak rancu dengan Ny sebagai dua huruf satu fonem.

Variasi bentuk

[sunting | sunting sumber]

Nania dapat ditulis dengan berbagai cara yang berbeda sesuai dengan aksara yang dilekatinya. Selain itu, nania dapat ditulis serangkai dengan guwung.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Dalam peraturan aksara Bali, huruf Ya dianggap sebagai konsonan semivokal.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
  • Simpen, I Wayan. Pasang Aksara Bali. Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.