Paul Grigson: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(10 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Paul Grigson.jpg|jmpl|252x252px|Paul Grigson]]
[[Berkas:Paul Grigson.jpg|jmpl|252x252px|Paul Grigson]]
'''Paul Grigson''' adalah seorang [[diplomat]] [[Australia]]. Memiliki dua orang anak, Paul merupakan lulusan dari gelar sarjana seni bidang [[psikologi]] dan [[jurnalisme]] dari [[Universitas Queensland]] (UQ), Sarjana [[Sastra]] dari [[Universitas Nasional Australia]] (ANU) dan Diploma Strata bidang keuangan terapan dari ''[[Securities Institute of Australia]]''. Selain [[Bahasa Inggris]], ia juga mahir dalam ber[[bahasa Perancis]].<ref>{{Cite web|url=http://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/SM15_004.html|title=Australian Embassy in|last=Trade|first=corporateName= Department of Foreign Affairs and|website=indonesia.embassy.gov.au|access-date=2017-12-14}}</ref>
'''Paul Grigson''' adalah seorang [[diplomat]] [[Australia]]. Memiliki dua orang anak, Paul merupakan lulusan dari gelar sarjana seni bidang [[psikologi]] dan [[jurnalisme]] dari [[Universitas Queensland]] (UQ), Sarjana [[Sastra]] dari [[Universitas Nasional Australia]] (ANU) dan Diploma Strata bidang keuangan terapan dari ''[[Securities Institute of Australia]]''. Selain [[Bahasa Inggris]], ia juga mahir dalam ber[[bahasa Prancis]].<ref>{{Cite web|url=http://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/SM15_004.html|title=Australian Embassy in|last=Trade|first=corporateName= Department of Foreign Affairs and|website=indonesia.embassy.gov.au|access-date=2017-12-14}}</ref>


Pada 2015 ia menjabat sebagai [[Duta Besar Australia untuk Indonesia]]. Jabatan tersebut berlangsung selama hampir 3 tahun mulai dari Januari 2015 hingga 4 Desember 2017.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://sp.beritasatu.com/internasional/dubes-australia-paul-grigson-akhiri-masa-tugas/121734|title=Dubes Australia Paul Grigson Akhiri Masa Tugas {{!}} Suara Pembaruan|newspaper=http://sp.beritasatu.com|access-date=2017-12-14}}</ref>
Pada 2015 ia menjabat sebagai [[Duta Besar Australia untuk Indonesia]]. Jabatan tersebut berlangsung selama hampir 3 tahun mulai dari Januari 2015 hingga 4 Desember 2017.<ref name=":0">{{Cite news|url=http://sp.beritasatu.com/internasional/dubes-australia-paul-grigson-akhiri-masa-tugas/121734|title=Dubes Australia Paul Grigson Akhiri Masa Tugas {{!}} Suara Pembaruan|newspaper=http://sp.beritasatu.com|access-date=2017-12-14}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


== Karier ==
== Karier ==
Perjalanan karier Paul Grigson telah dimulai sejak era 1990-an. Berbagai posisi di [[Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia]] pernah dipegangnya, di antaranya adalah Media Liaison Officer (1991-1992), penasehat untuk menteri luar negeri Australia (1992), direktur pada parliamentary liaison and freedom of information section (1992-1993), divisi internasional di departemen perdana menteri dan [[kabinet Australia]] (1997-2000), asisten sekretaris untuk bidang kemaritiman cabang [[Asia Tenggara]] (2000-2003) dan [[asisten sekretaris]] untuk divisi Asia Tenggara (2004-2007), kepala staf departemen untuk [[menteri luar negeri Australia]] (2007-2008) dan sekretaris deputi (2010).<ref name=":1">{{Cite web|url=http://indonesia.embassy.gov.au/jakt/HOM.html|title=Australian Embassy in|last=Trade|first=corporateName= Department of Foreign Affairs and|website=indonesia.embassy.gov.au|access-date=2017-12-14}}</ref>
Perjalanan karier Paul Grigson telah dimulai sejak era 1990-an. Berbagai posisi di [[Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia]] pernah dipegangnya, di antaranya adalah Media Liaison Officer (1991-1992), penasehat untuk menteri luar negeri Australia (1992), direktur pada parliamentary liaison and freedom of information section (1992-1993), divisi internasional di departemen perdana menteri dan [[kabinet Australia]] (1997-2000), asisten sekretaris untuk bidang kemaritiman cabang [[Asia Tenggara]] (2000-2003) dan [[asisten sekretaris]] untuk divisi Asia Tenggara (2004-2007), kepala staf departemen untuk [[menteri luar negeri Australia]] (2007-2008) dan sekretaris deputi (2010).<ref name=":1">{{Cite web|url=http://indonesia.embassy.gov.au/jakt/HOM.html|title=Australian Embassy in|last=Trade|first=corporateName= Department of Foreign Affairs and|website=indonesia.embassy.gov.au|access-date=2017-12-14}}</ref>


Jabatan sebagai duta besar Australia untuk Indonesia bukanlah jabatannya sebagai duta besar untuk pertama kalinya. Sebelumnya ia pernah menjadi duta besar Australia untuk [[Myanmar]] (2003-2004) dan duta besar Australia untuk [[Thailand]] (2008-2010). Posisi lain yang pernah dipegangnya adalah [[konselor]] dan kepala deputi misi di Kedutaan Besar [[Australia]] di [[Phnom Penh]], [[Kamboja]] (1993-1995), kepala negosiator dari kelompok monitoring [[perdamaian]] di [[Bougainville]] (2000), perwakilan khusus Australia untuk [[Pakistan]] dan [[Afghanistan]] (2014).<ref name=":1" /><ref>{{Cite news|url=http://australiaindonesiacentre.org/people/paul-grigson/|title=HE Paul Grigson - Australia-Indonesia Centre|newspaper=Australia-Indonesia Centre|language=en-US|access-date=2017-12-14}}</ref>
Jabatan sebagai duta besar Australia untuk Indonesia bukanlah jabatannya sebagai duta besar untuk pertama kalinya. Sebelumnya ia pernah menjadi duta besar Australia untuk [[Myanmar]] (2003-2004) dan duta besar Australia untuk [[Thailand]] (2008-2010). Posisi lain yang pernah dipegangnya adalah [[konselor]] dan kepala deputi misi di Kedutaan Besar [[Australia]] di [[Phnom Penh]], [[Kamboja]] (1993-1995), kepala negosiator dari kelompok monitoring [[perdamaian]] di [[Bougainville]] (2000), perwakilan khusus Australia untuk [[Pakistan]] dan [[Afghanistan]] (2014).<ref name=":1" /><ref>{{Cite news|url=http://australiaindonesiacentre.org/people/paul-grigson/|title=HE Paul Grigson - Australia-Indonesia Centre|newspaper=Australia-Indonesia Centre|language=en-US|access-date=2017-12-14|archive-date=2017-12-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20171215000549/http://australiaindonesiacentre.org/people/paul-grigson/|dead-url=yes}}</ref>


Kemudian per Januari 2015 Paul ditunjuk oleh [[Perdana Menteri]] [[Tony Abbott]] untuk menjadi Duta Besar Australia untuk Indonesia, menggantikan Greg Moriarty yang telah bertugas selama tiga tahun dari 2012 hingga 2015. Ia kemudian menyerahkan surat kepercayaan kepada [[Joko Widodo]] di [[Istana Merdeka]], [[Jakarta]] pada 19 Maret 2015.<ref>{{Cite news|url=http://www.viva.co.id/berita/dunia/603514-jokowi-terima-surat-kepercayaan-dubes-australia-untuk-ri|title=Jokowi Terima Surat Kepercayaan Dubes Australia untuk RI - VIVA|last=VIVA|first=PT. VIVA MEDIA BARU -|date=2015-03-19|language=id|access-date=2017-12-14}}</ref> Setelah bertugas selama hampir 3 tahun, ia kemudian mengakhiri masa jabatannya pada akhir 2017. Pada 22 November 2017 ia berpamitan dengan wakil presiden [[Jusuf Kalla]] kemudian pada 4 Desember 2017 ia merayakan pesta perpisahan sebagai duta besar.<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|url=http://www.viva.co.id/berita/dunia/980355-dubes-australia-paul-grigson-pamit-ke-wapres-jk|title=Dubes Australia Paul Grigson Pamit ke Wapres JK - VIVA|last=VIVA|first=PT. VIVA MEDIA BARU -|date=2017-11-22|language=id|access-date=2017-12-14}}</ref>
Kemudian per Januari 2015 Paul ditunjuk oleh [[Perdana Menteri]] [[Tony Abbott]] untuk menjadi Duta Besar Australia untuk Indonesia, menggantikan Greg Moriarty yang telah bertugas selama tiga tahun dari 2012 hingga 2015. Ia kemudian menyerahkan surat kepercayaan kepada [[Joko Widodo]] di [[Istana Merdeka]], [[Jakarta]] pada 19 Maret 2015.<ref>{{Cite news|url=http://www.viva.co.id/berita/dunia/603514-jokowi-terima-surat-kepercayaan-dubes-australia-untuk-ri|title=Jokowi Terima Surat Kepercayaan Dubes Australia untuk RI|date=2015-03-19|language=id|access-date=2017-12-14|work=[[VIVA.co.id]]}}</ref> Setelah bertugas selama hampir 3 tahun, ia kemudian mengakhiri masa jabatannya pada akhir 2017. Pada 22 November 2017 ia berpamitan dengan wakil presiden [[Jusuf Kalla]] kemudian pada 4 Desember 2017 ia merayakan pesta perpisahan sebagai duta besar.<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|url=http://www.viva.co.id/berita/dunia/980355-dubes-australia-paul-grigson-pamit-ke-wapres-jk|title=Dubes Australia Paul Grigson Pamit ke Wapres JK|last=Sihite|first=Ezra|date=2017-11-22|language=id|access-date=2017-12-14|work=[[VIVA.co.id]]}}</ref>


== Kerja sama dengan Indonesia ==
== Kerja sama dengan Indonesia ==
Tugas seorang duta besar adalah menjalin hubungan dan kerja sama dengan negara bersangkutan. Hal itu pula yang dilakukan oleh Paul Grigson selama menjabat sebagai duta besar untuk Indonesia periode 2015-2017.
Tugas seorang duta besar adalah menjalin hubungan dan kerja sama dengan negara bersangkutan. Hal itu pula yang dilakukan oleh Paul Grigson selama menjabat sebagai duta besar untuk Indonesia periode 2015-2017.


Salah satu bentuk kerja sama yang coba dijalin Australia melalui dirinya adalah kerja sama di bidang [[kesetaraan gender]] dan pemberdayaan perempuan. Menjelang hari perempuan internasional yang jatuh pada 8 Maret 2016 Paul meluncurkan strategi untuk kesetaraan gender dan pemberdaan perempuan dalam sebuah resepsi yang diadakan di Kedutaan Besar Australia yang baru di Jakarta. Dalam acara tersebut ditampilkan presentasi dari dua wanita inspiratif, [[Anis Hidayah]], Direktur Eksekutif Migrant Care dan salah satu dari sepuluh wanita Indonesia yang paling inspiratif versi majalah [[Forbes]] tahun 2015,Profesor [[Caroline McMillen]], Wakil Rektor dan Presiden Universitas Newcastle di Australia. Strategi tersebut berperan dalam meningkatkan kemajuan dalam tiga bidang utama dari kebijakan luar negeri dan kerja sama pembangunan Australia, yakni mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, pemberdayaan ekonomi perempuan; dan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan dan pembangunan perdamaian.<ref>{{Cite web|url=http://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/SM16_015.html|title=Australian Embassy in|last=Trade|first=corporateName= Department of Foreign Affairs and|website=indonesia.embassy.gov.au|access-date=2017-12-14}}</ref>
Salah satu bentuk kerja sama yang coba dijalin Australia melalui dirinya adalah kerja sama di bidang [[kesetaraan gender]] dan pemberdayaan perempuan. Menjelang hari perempuan internasional yang jatuh pada 8 Maret 2016 Paul meluncurkan strategi untuk kesetaraan gender dan pemberdaan perempuan dalam sebuah resepsi yang diadakan di Kedutaan Besar Australia yang baru di Jakarta. Dalam acara tersebut ditampilkan presentasi dari dua wanita inspiratif, [[Anis Hidayah]], Direktur Eksekutif Migrant Care dan salah satu dari sepuluh wanita Indonesia yang paling inspiratif versi majalah [[Forbes]] tahun 2015,Profesor [[Caroline McMillen]], Wakil Rektor dan Presiden Universitas Newcastle di Australia. Strategi tersebut berperan dalam meningkatkan kemajuan dalam tiga bidang utama dari kebijakan luar negeri dan kerja sama pembangunan Australia, yakni mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, pemberdayaan ekonomi perempuan; dan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan dan pembangunan perdamaian.<ref>{{Cite web|url=http://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/SM16_015.html|title=Australia dan Indonesia Bekerja Sama dalam Pemberdayaan Perempuan|last=|first=|date=2 Maret 2016|website=Kedutaan Besar Australia|publisher=|access-date=2017-12-15}}</ref>


Bidang transportasi dan keamanan siber juga tak luput dari perhatian Paul. Pada 13 September 2017 ia bertemu dengan [[Menteri Perhubungan]], [[Budi Karya Sumadi]] untuk kemudian memberikan undangan [[Menteri Transportasi Australia]] terkait penandatanganan MoU kerja sama transportasi RI - Australia. Selain itu mereka juga membahas tentang peningkatan penerbangan dari [[Lombok]], [[Labuan Bajo]] dan [[Bali]] ke Australia.<ref>{{Cite web|url=http://dephub.go.id/post/read/indonesia-dan-australia-akan-tandatangani-mou-kerjasama-transportasi|title=Indonesia dan Australia Akan Tandatangani MoU Kerjasama Transportasi|last=<asep.muhamad[at]torche.co.id>|first=Asep Muhamad|website=dephub.go.id|language=en|access-date=2017-12-14}}</ref>
Bidang transportasi dan keamanan siber juga tak luput dari perhatian Paul. Pada 13 September 2017 ia bertemu dengan [[Menteri Perhubungan]], [[Budi Karya Sumadi]] untuk kemudian memberikan undangan [[Menteri Transportasi Australia]] terkait penandatanganan MoU kerja sama transportasi RI - Australia. Selain itu mereka juga membahas tentang peningkatan penerbangan dari [[Lombok]], [[Labuan Bajo]] dan [[Bali]] ke Australia.<ref>{{Cite web|url=http://dephub.go.id/post/read/indonesia-dan-australia-akan-tandatangani-mou-kerjasama-transportasi|title=Indonesia dan Australia Akan Tandatangani MoU Kerjasama Transportasi|last=<asep.muhamad[at]torche.co.id>|first=Asep Muhamad|website=dephub.go.id|language=en|access-date=2017-12-14}}</ref>


Adapun pada 2 Oktober 2017 Paul mendatangi Jusuf Kalla untuk membahas masalah kerja sama di bidang keamanan siber. Tindak lanjut dari kerja sama itu adalah diadakannya pelatihan keamanan siber di Australia untuk pemangku kepentingan di Indonesia, seperti [[Polri]], [[Badan Intelijen Negara]] (BIN) dan [[Kementerian Komunikasi dan Informatika]]. Tak hanya soal siber, dalam pertemuan mereka juga membahas tentang kerja sama ekonomi dan berbagai isu, salah satunya adalah krisis kemanusiaan yang terjadi pada etnis [[Rohingya]] di Myanmar.<ref>{{Cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/655941/wapres-dubes-australia-bahas-kerja-sama-keamanan-siber|title=Wapres-Dubes Australia bahas kerja sama keamanan siber - ANTARA News|last=antaranews.com|newspaper=Antara News|language=id-ID|access-date=2017-12-14}}</ref>
Adapun pada 2 Oktober 2017 Paul mendatangi Jusuf Kalla untuk membahas masalah kerja sama di bidang keamanan siber. Tindak lanjut dari kerja sama itu adalah diadakannya pelatihan keamanan siber di Australia untuk pemangku kepentingan di Indonesia, seperti [[Polri]], [[Badan Intelijen Negara]] (BIN) dan [[Kementerian Komunikasi dan Informatika]]. Tak hanya soal siber, dalam pertemuan mereka juga membahas tentang kerja sama ekonomi dan berbagai isu, salah satunya adalah krisis kemanusiaan yang terjadi pada etnis [[Rohingya]] di Myanmar.<ref>{{Cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/655941/wapres-dubes-australia-bahas-kerja-sama-keamanan-siber|title=Wapres-Dubes Australia bahas kerja sama keamanan siber|last=Fitriyanti|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|language=id-ID|access-date=2017-12-14|first=Azizah|editor-last=Sari|editor-first=Heppy Ratna}}</ref>


== Penarikan dubes ==
== Penarikan dubes ==
Pada 29 April 2015, tak lama setelah dua warga Australia, yakni [[Andrew Chan]] dan [[Myuran Sukumaran]] dieksekusi mati di Nusa Kambangan karena kasus narkoba, Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott memberikan instruksi untuk melakukan penarikan duta besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson. Dari 1.200 warga Australia yang diberikan jajak pendapat, hanya 42% saja yang setuju atas tindakan Abott. Sisanya menyatakan kontra. Hal senada juga disampaikan oleh [[Aaron Connolly]], seorang peneliti di Program Asia Timur dari Institut Lowy dan mantan menteri luar negeri Australia, [[Bob Carr]]. Mereka berdua menyayangkan keputusan Tony Abbott.<ref>{{Cite news|url=https://news.okezone.com/read/2015/05/07/18/1146136/warga-australia-tentang-penarikan-dubes-dari-indonesia|title=Warga Australia Tentang Penarikan Dubes dari Indonesia : Okezone News|last=Okezone|newspaper=https://news.okezone.com/|language=id-ID|access-date=2017-12-14}}</ref><ref name=":2">{{Cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/493717/mantan-menlu-australia-penarikan-dubes-adalah-langkah-keliru|title=Mantan Menlu Australia: penarikan dubes adalah langkah keliru - ANTARA News|last=antaranews.com|newspaper=Antara News|language=id-ID|access-date=2017-12-14}}</ref>
Pada 29 April 2015, tak lama setelah dua warga Australia, yakni [[Andrew Chan]] dan [[Myuran Sukumaran]] dieksekusi mati di Nusa Kambangan karena kasus narkoba, Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott memberikan instruksi untuk melakukan penarikan duta besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson. Dari 1.200 warga Australia yang diberikan jajak pendapat, hanya 42% saja yang setuju atas tindakan Abott. Sisanya menyatakan kontra. Hal senada juga disampaikan oleh [[Aaron Connolly]], seorang peneliti di Program Asia Timur dari Institut Lowy dan mantan menteri luar negeri Australia, [[Bob Carr]]. Mereka berdua menyayangkan keputusan Tony Abbott.<ref>{{Cite news|url=https://news.okezone.com/read/2015/05/07/18/1146136/warga-australia-tentang-penarikan-dubes-dari-indonesia|title=Warga Australia Tentang Penarikan Dubes dari Indonesia|last=Dwidyasa|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2017-12-14|first=Jihad}}</ref><ref name=":2">{{Cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/493717/mantan-menlu-australia-penarikan-dubes-adalah-langkah-keliru|title=Mantan Menlu Australia: penarikan dubes adalah langkah keliru|last=Syafputri|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|language=id-ID|access-date=2017-12-14|first=Ella|editor-last=Burhani|editor-first=Ruslan}}</ref>


Menindaklanjuti keputusan Abbott, Paul Grigson kemudian pulang ke [[Perth]], Australia pada 3 Mei 2015. Di sana ia berencana bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia, [[Julie Bishop]] untuk melakukan konsultasi.<ref>{{Cite news|url=https://news.okezone.com/read/2015/05/04/18/1144039/dubes-australia-sudah-kembali-ke-negaranya|title=Dubes Australia Sudah Kembali ke Negaranya : Okezone News|last=Okezone|newspaper=https://news.okezone.com/|language=id-ID|access-date=2017-12-14}}</ref> Penarikan Paul dari Indonesia kemudian menjadi peristiwa bersejarah dalam hubungan Indonesia dengan Australia karena untuk pertama kalinya Australia melakukan penarikan duta besar karena masalah [[narkoba]].<ref name=":2" />
Menindaklanjuti keputusan Abbott, Paul Grigson kemudian pulang ke [[Perth]], Australia pada 3 Mei 2015. Di sana ia berencana bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia, [[Julie Bishop]] untuk melakukan konsultasi.<ref>{{Cite news|url=https://news.okezone.com/read/2015/05/04/18/1144039/dubes-australia-sudah-kembali-ke-negaranya|title=Dubes Australia Sudah Kembali ke Negaranya|last=Sarnia|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2017-12-14|first=Pamela}}</ref> Penarikan Paul dari Indonesia kemudian menjadi peristiwa bersejarah dalam hubungan Indonesia dengan Australia karena untuk pertama kalinya Australia melakukan penarikan duta besar karena masalah [[narkoba]].<ref name=":2" />


Setelah sebulan tidak melakukan tugas di Indonesia, Paul Grigson kemudian kembali lagi ke [[Jakarta]] pada Selasa, 9 Juni 2015 yang ditandai dengan kembali aktifnya akun twitter @DubesAustralia yang dipegang oleh Paul.<ref>{{Cite news|url=http://internasional.kompas.com/read/2015/06/10/09572971/Dubes.Australia.Paul.Grigson.Telah.Kembali.ke.Jakarta|title=Dubes Australia Paul Grigson Telah Kembali ke Jakarta - Kompas.com|last=Media|first=Kompas Cyber|newspaper=KOMPAS.com|language=en|access-date=2017-12-14}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://news.okezone.com/read/2015/06/09/18/1162742/dubes-australia-paul-grigson-kembali-ke-jakarta|title=Dubes Australia Paul Grigson Kembali ke Jakarta : Okezone News|last=Okezone|newspaper=https://news.okezone.com/|language=id-ID|access-date=2017-12-14}}</ref> Hal ini dibenarkan oleh Julie Bishop yang menyatakan bahwa pada hari Selasa, Paul telah berada di Indonesia.<ref>{{Cite news|url=http://www.smh.com.au/national/recalled-ambassador-paul-grigson-returns-to-indonesia-20150609-ghk84i.html|title=Recalled ambassador Paul Grigson returns to Indonesia|last=Topsfield|first=Jewel|date=2015-06-09|newspaper=The Sydney Morning Herald|language=en-US|access-date=2017-12-14}}</ref>
Setelah sebulan tidak melakukan tugas di Indonesia, Paul Grigson kemudian kembali lagi ke [[Jakarta]] pada Selasa, 9 Juni 2015 yang ditandai dengan kembali aktifnya akun twitter @DubesAustralia yang dipegang oleh Paul.<ref>{{Cite news|url=http://internasional.kompas.com/read/2015/06/10/09572971/Dubes.Australia.Paul.Grigson.Telah.Kembali.ke.Jakarta|title=Dubes Australia Paul Grigson Telah Kembali ke Jakarta|work=[[Kompas.com]]|language=en|access-date=2017-12-14|editor-last=Patnistik|editor-first=Egidius}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://news.okezone.com/read/2015/06/09/18/1162742/dubes-australia-paul-grigson-kembali-ke-jakarta|title=Dubes Australia Paul Grigson Kembali ke Jakarta|last=Sarnia|work=[[Okezone.com]]|language=id-ID|access-date=2017-12-14|first=Pamela}}</ref> Hal ini dibenarkan oleh Julie Bishop yang menyatakan bahwa pada hari Selasa, Paul telah berada di Indonesia.<ref>{{Cite news|url=http://www.smh.com.au/national/recalled-ambassador-paul-grigson-returns-to-indonesia-20150609-ghk84i.html|title=Recalled ambassador Paul Grigson returns to Indonesia|last=Topsfield|first=Jewel|date=2015-06-09|newspaper=The Sydney Morning Herald|language=en-US|access-date=2017-12-14}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 31: Baris 31:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{Commons category}}
* [https://twitter.com/dubesaustralia Twitter Duta besar Australia]
* [https://twitter.com/dubesaustralia Twitter Duta besar Australia]
{{start box}}
[[Kategori:diplomat]]
{{s-dip}}
[[Kategori:duta besar di Indonesia]]
{{s-bef|before=[[Greg Moriarty]]}}
{{s-ttl|title=[[Daftar Duta Besar Australia untuk Indonesia|Duta Besar Australia untuk Indonesia]]|years=2015–2018}}
{{s-aft|after=[[Gary Quinlan]]}}
{{s-bef|before=[[Bill Paterson (diplomat)|William Paterson]]}}
{{s-ttl|title=[[Daftar Duta Besar Australia untuk Thailand|Duta Besar Australia untuk Thailand]]|years=2008–2010}}
{{s-aft|after=James Wise}}
{{s-bef|before=Trevor Wilson}}
{{s-ttl|title=[[Daftar Duta Besar Australia untuk Myanmar|Duta Besar Australia untuk Myanmar]]|years=2003–2004}}
{{s-aft|after=Bob Davis}}
{{end box}}
{{DEFAULTSORT:Grigson, Paul}}
[[Kategori:Duta Besar Australia untuk Indonesia]]
[[Kategori:Diplomat Australia]]

Revisi terkini sejak 20 April 2023 10.22

Paul Grigson

Paul Grigson adalah seorang diplomat Australia. Memiliki dua orang anak, Paul merupakan lulusan dari gelar sarjana seni bidang psikologi dan jurnalisme dari Universitas Queensland (UQ), Sarjana Sastra dari Universitas Nasional Australia (ANU) dan Diploma Strata bidang keuangan terapan dari Securities Institute of Australia. Selain Bahasa Inggris, ia juga mahir dalam berbahasa Prancis.[1]

Pada 2015 ia menjabat sebagai Duta Besar Australia untuk Indonesia. Jabatan tersebut berlangsung selama hampir 3 tahun mulai dari Januari 2015 hingga 4 Desember 2017.[2]

Karier[sunting | sunting sumber]

Perjalanan karier Paul Grigson telah dimulai sejak era 1990-an. Berbagai posisi di Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia pernah dipegangnya, di antaranya adalah Media Liaison Officer (1991-1992), penasehat untuk menteri luar negeri Australia (1992), direktur pada parliamentary liaison and freedom of information section (1992-1993), divisi internasional di departemen perdana menteri dan kabinet Australia (1997-2000), asisten sekretaris untuk bidang kemaritiman cabang Asia Tenggara (2000-2003) dan asisten sekretaris untuk divisi Asia Tenggara (2004-2007), kepala staf departemen untuk menteri luar negeri Australia (2007-2008) dan sekretaris deputi (2010).[3]

Jabatan sebagai duta besar Australia untuk Indonesia bukanlah jabatannya sebagai duta besar untuk pertama kalinya. Sebelumnya ia pernah menjadi duta besar Australia untuk Myanmar (2003-2004) dan duta besar Australia untuk Thailand (2008-2010). Posisi lain yang pernah dipegangnya adalah konselor dan kepala deputi misi di Kedutaan Besar Australia di Phnom Penh, Kamboja (1993-1995), kepala negosiator dari kelompok monitoring perdamaian di Bougainville (2000), perwakilan khusus Australia untuk Pakistan dan Afghanistan (2014).[3][4]

Kemudian per Januari 2015 Paul ditunjuk oleh Perdana Menteri Tony Abbott untuk menjadi Duta Besar Australia untuk Indonesia, menggantikan Greg Moriarty yang telah bertugas selama tiga tahun dari 2012 hingga 2015. Ia kemudian menyerahkan surat kepercayaan kepada Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta pada 19 Maret 2015.[5] Setelah bertugas selama hampir 3 tahun, ia kemudian mengakhiri masa jabatannya pada akhir 2017. Pada 22 November 2017 ia berpamitan dengan wakil presiden Jusuf Kalla kemudian pada 4 Desember 2017 ia merayakan pesta perpisahan sebagai duta besar.[2][6]

Kerja sama dengan Indonesia[sunting | sunting sumber]

Tugas seorang duta besar adalah menjalin hubungan dan kerja sama dengan negara bersangkutan. Hal itu pula yang dilakukan oleh Paul Grigson selama menjabat sebagai duta besar untuk Indonesia periode 2015-2017.

Salah satu bentuk kerja sama yang coba dijalin Australia melalui dirinya adalah kerja sama di bidang kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Menjelang hari perempuan internasional yang jatuh pada 8 Maret 2016 Paul meluncurkan strategi untuk kesetaraan gender dan pemberdaan perempuan dalam sebuah resepsi yang diadakan di Kedutaan Besar Australia yang baru di Jakarta. Dalam acara tersebut ditampilkan presentasi dari dua wanita inspiratif, Anis Hidayah, Direktur Eksekutif Migrant Care dan salah satu dari sepuluh wanita Indonesia yang paling inspiratif versi majalah Forbes tahun 2015,Profesor Caroline McMillen, Wakil Rektor dan Presiden Universitas Newcastle di Australia. Strategi tersebut berperan dalam meningkatkan kemajuan dalam tiga bidang utama dari kebijakan luar negeri dan kerja sama pembangunan Australia, yakni mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, pemberdayaan ekonomi perempuan; dan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan dan pembangunan perdamaian.[7]

Bidang transportasi dan keamanan siber juga tak luput dari perhatian Paul. Pada 13 September 2017 ia bertemu dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi untuk kemudian memberikan undangan Menteri Transportasi Australia terkait penandatanganan MoU kerja sama transportasi RI - Australia. Selain itu mereka juga membahas tentang peningkatan penerbangan dari Lombok, Labuan Bajo dan Bali ke Australia.[8]

Adapun pada 2 Oktober 2017 Paul mendatangi Jusuf Kalla untuk membahas masalah kerja sama di bidang keamanan siber. Tindak lanjut dari kerja sama itu adalah diadakannya pelatihan keamanan siber di Australia untuk pemangku kepentingan di Indonesia, seperti Polri, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Tak hanya soal siber, dalam pertemuan mereka juga membahas tentang kerja sama ekonomi dan berbagai isu, salah satunya adalah krisis kemanusiaan yang terjadi pada etnis Rohingya di Myanmar.[9]

Penarikan dubes[sunting | sunting sumber]

Pada 29 April 2015, tak lama setelah dua warga Australia, yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dieksekusi mati di Nusa Kambangan karena kasus narkoba, Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott memberikan instruksi untuk melakukan penarikan duta besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson. Dari 1.200 warga Australia yang diberikan jajak pendapat, hanya 42% saja yang setuju atas tindakan Abott. Sisanya menyatakan kontra. Hal senada juga disampaikan oleh Aaron Connolly, seorang peneliti di Program Asia Timur dari Institut Lowy dan mantan menteri luar negeri Australia, Bob Carr. Mereka berdua menyayangkan keputusan Tony Abbott.[10][11]

Menindaklanjuti keputusan Abbott, Paul Grigson kemudian pulang ke Perth, Australia pada 3 Mei 2015. Di sana ia berencana bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop untuk melakukan konsultasi.[12] Penarikan Paul dari Indonesia kemudian menjadi peristiwa bersejarah dalam hubungan Indonesia dengan Australia karena untuk pertama kalinya Australia melakukan penarikan duta besar karena masalah narkoba.[11]

Setelah sebulan tidak melakukan tugas di Indonesia, Paul Grigson kemudian kembali lagi ke Jakarta pada Selasa, 9 Juni 2015 yang ditandai dengan kembali aktifnya akun twitter @DubesAustralia yang dipegang oleh Paul.[13][14] Hal ini dibenarkan oleh Julie Bishop yang menyatakan bahwa pada hari Selasa, Paul telah berada di Indonesia.[15]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Trade, corporateName= Department of Foreign Affairs and. "Australian Embassy in". indonesia.embassy.gov.au. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  2. ^ a b "Dubes Australia Paul Grigson Akhiri Masa Tugas | Suara Pembaruan". http://sp.beritasatu.com. Diakses tanggal 2017-12-14.  Hapus pranala luar di parameter |newspaper= (bantuan)[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ a b Trade, corporateName= Department of Foreign Affairs and. "Australian Embassy in". indonesia.embassy.gov.au. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  4. ^ "HE Paul Grigson - Australia-Indonesia Centre". Australia-Indonesia Centre (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-15. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  5. ^ "Jokowi Terima Surat Kepercayaan Dubes Australia untuk RI". VIVA.co.id. 2015-03-19. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  6. ^ Sihite, Ezra (2017-11-22). "Dubes Australia Paul Grigson Pamit ke Wapres JK". VIVA.co.id. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  7. ^ "Australia dan Indonesia Bekerja Sama dalam Pemberdayaan Perempuan". Kedutaan Besar Australia. 2 Maret 2016. Diakses tanggal 2017-12-15. 
  8. ^ <asep.muhamad[at]torche.co.id>, Asep Muhamad. "Indonesia dan Australia Akan Tandatangani MoU Kerjasama Transportasi". dephub.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-14. 
  9. ^ Fitriyanti, Azizah. Sari, Heppy Ratna, ed. "Wapres-Dubes Australia bahas kerja sama keamanan siber". ANTARA News. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  10. ^ Dwidyasa, Jihad. "Warga Australia Tentang Penarikan Dubes dari Indonesia". Okezone.com. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  11. ^ a b Syafputri, Ella. Burhani, Ruslan, ed. "Mantan Menlu Australia: penarikan dubes adalah langkah keliru". ANTARA News. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  12. ^ Sarnia, Pamela. "Dubes Australia Sudah Kembali ke Negaranya". Okezone.com. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  13. ^ Patnistik, Egidius (ed.). "Dubes Australia Paul Grigson Telah Kembali ke Jakarta". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-14. 
  14. ^ Sarnia, Pamela. "Dubes Australia Paul Grigson Kembali ke Jakarta". Okezone.com. Diakses tanggal 2017-12-14. 
  15. ^ Topsfield, Jewel (2015-06-09). "Recalled ambassador Paul Grigson returns to Indonesia". The Sydney Morning Herald (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-12-14. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Greg Moriarty
Duta Besar Australia untuk Indonesia
2015–2018
Diteruskan oleh:
Gary Quinlan
Didahului oleh:
William Paterson
Duta Besar Australia untuk Thailand
2008–2010
Diteruskan oleh:
James Wise
Didahului oleh:
Trevor Wilson
Duta Besar Australia untuk Myanmar
2003–2004
Diteruskan oleh:
Bob Davis