Lompat ke isi

Ruko: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Illchy (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Kalakutjet (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 3: Baris 3:
'''Ruko''' (singkatan dari '''rumah toko''') adalah sebutan bagi bangunan-bangunan yang memiliki ciri khas bertingkat antara dua hingga lima lantai. Lantai ruko bagian bawa digunakan sebagai tempat berusaha ataupun semacam [[kantor]] sementara lantai atas dimanfaatkan sebagai [[rumah|tempat tinggal]]. Ruko biasanya berpenampilan sederhana dan sering dibangun bersama ruko-ruko lainnya yang mempunyai desain yang sama atau mirip sebagai suatu [[perumahan|kompleks]]. Ruko banyak ditemukan di kota-kota besar di Indonesia dan biasa ditempati warga-warga kelas menengah.
'''Ruko''' (singkatan dari '''rumah toko''') adalah sebutan bagi bangunan-bangunan yang memiliki ciri khas bertingkat antara dua hingga lima lantai. Lantai ruko bagian bawa digunakan sebagai tempat berusaha ataupun semacam [[kantor]] sementara lantai atas dimanfaatkan sebagai [[rumah|tempat tinggal]]. Ruko biasanya berpenampilan sederhana dan sering dibangun bersama ruko-ruko lainnya yang mempunyai desain yang sama atau mirip sebagai suatu [[perumahan|kompleks]]. Ruko banyak ditemukan di kota-kota besar di Indonesia dan biasa ditempati warga-warga kelas menengah.


Sejarah ruko di Indonesia dimulai dengan datangnya bangsa [[Tionghoa]] yang berusaha sebagai pedagang, terutama yang berasal dari [[Provinsi Fujian]].<ref name="ruko-sejarah">[https://properti.kompas.com/read/2019/01/29/213000421/asal-usul-ruko-dari-fujian-hingga-ke-pecinan-?page=all Asal-usul Ruko, Dari Fujian Hingga Ke Pecinan]</ref> Ruko-ruko Tionghoa dibangun di kawasan perkotaan untuk menjalankan usaha dagang sekaligus sebagai tempat tinggal.<ref name="ruko-sejarah"/> Dengan demikian pemilik ruko bisa mengawasi langsung barang dagangan dan mengurangi biaya transportasi karena tidak perlu pindah rumah.<ref name="ruko-sejarah"/>
Sejarah ruko di Indonesia dimulai dengan datangnya bangsa [[Tionghoa]] yang berusaha sebagai pedagang, terutama yang berasal dari [[Provinsi Fujian|Hokkien]].<ref name="ruko-sejarah">[https://properti.kompas.com/read/2019/01/29/213000421/asal-usul-ruko-dari-fujian-hingga-ke-pecinan-?page=all Asal-usul Ruko, Dari Fujian Hingga Ke Pecinan]</ref> Ruko-ruko Tionghoa dibangun di kawasan perkotaan untuk menjalankan usaha dagang sekaligus sebagai tempat tinggal.<ref name="ruko-sejarah"/> Dengan demikian pemilik ruko bisa mengawasi langsung barang dagangan dan mengurangi biaya transportasi karena tidak perlu pindah rumah.<ref name="ruko-sejarah"/>


Ruko dibangun berderet, tepat di pinggir jalan. Deretan ruko bisa terkonsentrasi dalam satu kawasan yang membentuk blok, ataupun mengikuti ruas jalan.<ref name="ruko-sejarah"/> Karena berderet dan terapit ruko lain, jenis bangunan ini hanya tampak pada bagian depan. Ruko di Indonesia umumnya mirip dengan ruko penduduk Tionghoa di [[Malaka]] dan [[Georgetown]], keduanya di [[Malaysia]].<ref name="ruko-sejarah"/>
Ruko dibangun berderet, tepat di pinggir jalan. Deretan ruko bisa terkonsentrasi dalam satu kawasan yang membentuk blok, ataupun mengikuti ruas jalan.<ref name="ruko-sejarah"/> Karena berderet dan terapit ruko lain, jenis bangunan ini hanya tampak pada bagian depan. Ruko di Indonesia umumnya mirip dengan ruko penduduk Tionghoa di [[Malaka]] dan [[Georgetown]], keduanya di [[Malaysia]].<ref name="ruko-sejarah"/>

Revisi terkini sejak 1 Juli 2023 04.42

Ruko berarsitektur Tionghoa di kawasan Senen, Jakarta.
Ruko khas kota Xiamen atau pecinan di Indonesia

Ruko (singkatan dari rumah toko) adalah sebutan bagi bangunan-bangunan yang memiliki ciri khas bertingkat antara dua hingga lima lantai. Lantai ruko bagian bawa digunakan sebagai tempat berusaha ataupun semacam kantor sementara lantai atas dimanfaatkan sebagai tempat tinggal. Ruko biasanya berpenampilan sederhana dan sering dibangun bersama ruko-ruko lainnya yang mempunyai desain yang sama atau mirip sebagai suatu kompleks. Ruko banyak ditemukan di kota-kota besar di Indonesia dan biasa ditempati warga-warga kelas menengah.

Sejarah ruko di Indonesia dimulai dengan datangnya bangsa Tionghoa yang berusaha sebagai pedagang, terutama yang berasal dari Hokkien.[1] Ruko-ruko Tionghoa dibangun di kawasan perkotaan untuk menjalankan usaha dagang sekaligus sebagai tempat tinggal.[1] Dengan demikian pemilik ruko bisa mengawasi langsung barang dagangan dan mengurangi biaya transportasi karena tidak perlu pindah rumah.[1]

Ruko dibangun berderet, tepat di pinggir jalan. Deretan ruko bisa terkonsentrasi dalam satu kawasan yang membentuk blok, ataupun mengikuti ruas jalan.[1] Karena berderet dan terapit ruko lain, jenis bangunan ini hanya tampak pada bagian depan. Ruko di Indonesia umumnya mirip dengan ruko penduduk Tionghoa di Malaka dan Georgetown, keduanya di Malaysia.[1]

Sejenis ruko yang memiliki beranda sebagai tempat pejalan kaki dalam bahasa Hokkien biasanya dinamakan "lâu-kha", "gōo-kha-kì", "tîng-á-kha" diterjemahkan menjadi "kaki lima", umum ditemukan di kota-kota di Fujian atau pecinan di Asia Tenggara.

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]