Lompat ke isi

Petruk: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Gede Frinatha (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(25 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Tokoh Wayang
{{Infobox Tokoh Wayang
| nama = Petruk (Setiga Farma)
| nama = Petruk
ꦥꦺꦠꦿꦸꦏ꧀
| posisi = Setiga Farma gaji hijib bangsa
| posisi = [[Punakawan]]
| gambar = COLLECTIE TROPENMUSEUM Papieren wayangpop voorstellende Petruk (kinderspeelgoed) TMnr 809-45b.jpg
| gambar = COLLECTIE TROPENMUSEUM Papieren wayangpop voorstellende Petruk (kinderspeelgoed) TMnr 809-45b.jpg
| daerah = [[Indonesia]]
| daerah = Jawa
| alias = Dawala<br cungkring />Kantong Bolong<br />Dublajaya<br />Pentungpinanggul<br/>Jengglongjaya<br/>Bambang Pecruk Pecukilan <br/>Welgeduwelbeh Tongtongsot, Surogendelo jambulita/jambuleta juwala/deluwa
| milik = Setiga Farma
| gender = Pria
| produk = [[RCTI]] Roti Tawar, [[SCTV]] Anti Nyamuk Bakar, Sempak [[TVRI]] dll.
| istimewa = Senang bergurau, bertarung adu jago, membela tuannya
| stasiun televisi didirikan tanggal = 25 November 1966
| ciri = Burung yang ada di logo Petruk TV
| ciri = Berhidung panjang, Tinggi, Berlengan panjang
| senjata = anti-rasisme}}
| senjata = ''Kyai Pethel'' (kapak bercelurit)
| keluarga = [[Semar|Kyai Ki Lurah Semar Badranaya]] (bapak)<br/>[[Krisna|Prabu Sri Bathara Kresna]] (mertua)<br/>[[Gareng|Kyai Ki Lurah Nala Gareng]] (kakak)<br/>[[Bagong|Kyai Ki Lurah Bagong]] (adik)<br/>Dewi Prantawati (istri)<br/>Bambang Lengkungkusuma (anak),
}}
'''Petruk''' ({{lang-jv|ꦥꦺꦠꦿꦸꦏ꧀}}) adalah tokoh [[punakawan]] dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], di pihak keturunan/trah [[Witaradya]]. Petruk tidak disebutkan dalam kitab ''[[Mahabarata]]'' dari [[India]]. Keberadaan tokoh ini dalam dunia pewayangan merupakan gubahan asli masyarakat [[Jawa]]. Di ranah [[Pasundan]] (Jawa Barat), tokoh Petruk lebih dikenal dengan nama '''Dawala''' atau '''Udel'''.


== Kisah ==
'''Petruk''' adalah maskot dari Setiga Farma. Petruk juga adalah tokoh Anti-rasisme. Produk² yang biasa dibuat oleh anggota Petruk adalah [[RCTI]] Roti Tawar, Sempak [[TVRI]], Antsgin dan [[SCTV]] Anti Nyamuk Bakar. Setiga Farma, yang berdiri 1910, juga mendirikan stasiun televisi Petruk TV, yang berdiri tahun 1966. Petruk TV siaran nasional tahun 1968, sebelum [[Metro TV]] Tahun 2000 di tanggal yang sama. Petruk juga adalah idola nya Setiga Farma gaji hijib bangsa. bahkan ada yang benci Setiga Farma sehingga mereka mengeluarkan kata² rasis yang tidak enak di mulut. semoga Setiga Farma tidak dihina lagi oleh para orang rasis itu. Setiga Farma juga punya TV nya sendiri seperti SetigaTV, dan MoYu TV. MoYu BUKAN MEREK KUBUS RUBIKONT*L GAJE!
=== Masa lalu ===
Menurut pedalangan, ia adalah anak Raja Gandarwa [[raksasa]] di pertapaan dan bertempat di dalam laut bernama Begawan Salantara. Sebelumnya ia bernama '''Bambang Pecruk Panyukilan'''. Ia gemar bersenda gurau, baik dengan ucapan maupun tingkah laku dan senang berkelahi. Ia seorang yang pilih tanding/sakti di tempat kediamannya dan daerah sekitarnya. Oleh karena itu ia ingin berkelana guna menguji kekuatan dan kesaktiannya.


Di tengah jalan ia bertemu dengan Bambang Sukodadi atau Bambang Sukasti dari pertapaan Bluluktiba yang pergi dari padepokannya di atas bukit, untuk mencoba kekebalannya. Karena mempunyai maksud yang sama, maka terjadilah perang tanding. Mereka berkelahi sangat lama, saling menghantam, bergumul, tarik-menarik, tendang-menendang, injak-menginjak, hingga tubuhnya menjadi cacat dan berubah sama sekali dari wujud aslinya yang tampan. Perkelahian ini kemudian dipisahkan oleh Janggan [[Semar|Smarasanta]] ([[Semar]]) dan [[Bagong]] yang mengiringi [[Batara Ismaya]]. Mereka diberi petuah dan nasihat sehingga akhirnya keduanya menyerahkan diri dan berguru kepada Smara/Semar dan mengabdi kepada Sanghyang Ismaya. Demikianlah peristiwa tersebut diceritakan dalam lakon ''Batara Ismaya Krama''.
== Artikel kosong hahaha YANG ANGGOTA SENI**A FARMA DILARANG BACA ==

Karena perubahan wujud tersebut masing-masing kemudian berganti nama. Bambang Pecruk Panyukilan menjadi Petruk, sedangkan Bambang Sukodadi menjadi [[Gareng]].

=== Istri dan keturunan ===
Petruk mempunyai istri bernama Dewi [[Prantawati]], putri Prabu Sri Bathara Kresna , Raja Negara Kerajaan Dwarawati. Dalam perkawinan ini mereka mempunyai anak lelaki dan diberi nama [[Lengkungkusuma|Bambang Lengkungkusuma]].

Dalam cerita ''Gareng Dadi Ratu'', sebagai syarat jika Petruk berhasil mengalahkan Prabu Pandupragolamanik (yang tidak lain adalah kakaknya sendiri, [[Gareng|Nala Gareng]]), ia meminta imbalan berupa "anak ayam cemani" pemberian Sang Hyang Wenang (Sang Hyang Asip Prono /Rono) yang diberikan kepada Petruk lalu diberikan kepada [[Kresna]].<ref>{{Cite web|url=http://albumkisahwayang.blogspot.com/2017/04/gareng-dadi-ratu.html|title=Album Kisah Wayang: Gareng Dadi Ratu|last=Admin|date=2017-04-08|website=Album Kisah Wayang|access-date=2018-08-14}}</ref> Hadiah ini terwujud dalam cerita ''Petruk Nagih Janji'', di mana dengan susah payah ia berhasil mengalahkan saingan berat dari Astina, yaitu [[Laksmanakumara|Lesmana Mandrakumara]], Putra Prabu Duryudana dengan Dewi Banowati dan berhasil pula memperistri salah satu putri Kresna yang bernama Dewi Prantawati.<ref>{{Cite web|url=http://albumkisahwayang.blogspot.com/2018/05/petruk-nagih-janji.html|title=Album Kisah Wayang: Petruk Nagih Janji|last=Purwanto|first=Heri|date=Sabtu, 12 Mei 2018|website=Album Kisah Wayang|access-date=2018-08-14}}</ref>

== Petruk dalam lakon pewayangan ==
Oleh karena Petruk merupakan tokoh [[pelawak]]/''dagelan'' (Jawa), kemudian oleh seorang [[dalang]] digubah suatu lakon khusus yang penuh dengan lelucon-lelucon dan kemudian diikuti dalang-dalang lainnya, sehingga terdapat banyak sekali lakon-lakon yang menceritakan kisah-kisah Petruk yang menggelikan, contohnya lakon ''Pétruk Ilang Pethèlé'' ("Petruk kehilangan [[kapak]]nya",

Dalam kisah ''Ambangan Candi Spataharga/Saptaraga'', Dewi [[Mustakaweni]], putri dari Prabu Niwatakawaca (Nirbita) Raja negara Kerajaan Imantaka/Imanimantaka atau Manikmantaka , berhasil mencuri pusaka Kyai [[Jamus Kalimasada]] dengan jalan menyamar sebagai kerabat [[Pandawa]] ([[Gatutkaca]]), sehingga dengan mudah ia dapat membawa lari pusaka tersebut. Kalimasada kemudian menjadi rebutan antara kedua negara itu. Di dalam kekeruhan dan kekacauan yang timbul tersebut, Petruk mengambil kesempatan menyembunyikan Kalimasada, sehingga karena kekuatan dan pengaruhnya yang ampuh, Petruk dapat menjadi raja menduduki singgasana Kerajaan Lojitengara dan bergelar Prabu Welgeduwelbeh. Lakon ini terkenal dengan judul ''Petruk Dadi Ratu'' ("Petruk Menjadi Raja"). Prabu Welgeduwelbeh/Petruk dengan kesaktiannya dapat membuka rahasia Prabu Pandupragola, raja negara Tracanggribig, yang tidak lain adalah kakaknya sendiri, yaitu [[Gareng|Nala Gareng]]. Dan sebaliknya [[Bagong]]-lah yang menurunkan Prabu Welgeduwelbeh dari tahta kerajaan Lojitengara dan terbongkar rahasianya menjadi Petruk kembali. Kalimasada kemudian dikembalikan kepada pemilik aslinya, Prabu [[Puntadewa]].

== Hubungan dengan punakawan lainnya ==
Petruk dan panakawan yang lain ([[Semar]], [[Gareng]] dan [[Bagong]]) selalu hidup di dalam suasana kerukunan sebagai satu keluarga. Bila tidak ada kepentingan yang istimewa, mereka tidak pernah berpisah satu sama lain. Mengenai Punakawan, punakawan berarti ”kawan yang menyaksikan” atau pengiring. Saksi dianggap sah, apabila terdiri dari dua orang, yang terbaik apabila saksi tersebut terdiri dari orang-orang yang bukan sekeluarga. Sebagai saksi seseorang harus dekat dan mengetahui sesuatu yang harus disaksikannya. Di dalam pedalangan, saksi atau punakawan itu memang hanya terdiri dari dua orang, yaitu Semar dan Bagong bagi trah Witaradya.

Sebelum [[Sanghyang Ismaya]] menjelma dalam diri cucunya yang bernama Smarasanta (Semar), kecuali Semar dengan Bagong yang tercipta dari bayangannya, mereka kemudian mendapatkan Gareng/Bambang Sukodadi dan Petruk/Bambang Panyukilan. Setelah Batara Ismaya menjelma kepada Janggan Smarasanta (menjadi Semar), maka Gareng dan Petruk tetap menggabungkan diri kepada Semar dan Bagong. Disinilah saat mulai adanya punakawan yang terdiri dari empat orang dan kemudian mendapat sebutan dengan nana ”parepat/prapat”.

== Komik dan film ==
Pada tahun 1960-an, di [[Indonesia]] pernah diterbitkan dagelan versi komik dari tokoh punakawan ini. Komik tersebut berjudul Petruk dan Gareng. Sebenarnya bukan hanya satu komikus yang pernah membuat komik ini, namun Indri Soedono adalah komikus yang disebut mengawalinya. Indri Soedono adalah komikus yang paling produktif membuat komik Petruk dan Gareng ini pada tahun 1960-an hingga tahun 1970-an, karya-karyanya banyak diterbitkan oleh CV Loka Tjipta Semarang. Komikus lain yang mengikutinya adalah Oerip, Rini A.S., Leo, Sopoiki, Tjepi, Ricky N.S., dan Tatang S.

Di antarapara komikus yang pernah menggarap Petruk dan Gareng, Tatang S adalah salah satu komikus yang paling tenar sebagai membuat komik Petruk dan Gareng karena dia yang masih tetap bertahan membuat komik ini meski pada tahun 1980-an dunia perkomikan di Indonesia mulai meredup. Dia membuat komik Petruk dan Gareng dengan format sederhana dan mendistribusikan langsung ke sekolah-sekolah dasar melalui penjual mainan anak-anak. Komik dengan format sederhana tersebut kebanyakan diterbitkan Gultom Agency.

Komik Petruk dan Gareng yang pernah digarap oleh para komikus Indonesia ini berbeda dengan kisah pewayangan aslinya, setting dari komik ini lebih modern. Mulai masyarakat perkotaan hingga masyarakat pedesaan, lengkap dengan atribut-atribut masa kini yaitu sepeda motor dan mobil.

Kemudian pada tahun 2011, pertama kali dagelan Petruk dan Gareng versi komik ini dibuat filmnya. Film tersebut berjudul Gareng dan Petruk dalam kisah Super - Horror the Movie. Film berdurasi 27 menit ini diputar pertama kali di [[Bioskop 21]] Dieng Plasa [[Kota Malang]]. Film komedi ini dibuat oleh Padepokan Film Malang, salah satu komunitas film di Kota Malang bekerjasama dengan Radio MFM dan [[Indosat]].

== Referensi ==
{{reflist}}


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi terkini sejak 9 Agustus 2023 09.00

Petruk ꦥꦺꦠꦿꦸꦏ꧀
Tokoh pewayangan Jawa
Nama lainDawala
Kantong Bolong
Dublajaya
Pentungpinanggul
Jengglongjaya
Bambang Pecruk Pecukilan
Welgeduwelbeh Tongtongsot, Surogendelo jambulita/jambuleta juwala/deluwa
Jenis kelaminPria
PosisiPunakawan
KarakteristikBerhidung panjang, Tinggi, Berlengan panjang
KeistimewaanSenang bergurau, bertarung adu jago, membela tuannya
KeluargaKyai Ki Lurah Semar Badranaya (bapak)
Prabu Sri Bathara Kresna (mertua)
Kyai Ki Lurah Nala Gareng (kakak)
Kyai Ki Lurah Bagong (adik)
Dewi Prantawati (istri)
Bambang Lengkungkusuma (anak),
SenjataKyai Pethel (kapak bercelurit)

Petruk (bahasa Jawa: ꦥꦺꦠꦿꦸꦏ꧀) adalah tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa, di pihak keturunan/trah Witaradya. Petruk tidak disebutkan dalam kitab Mahabarata dari India. Keberadaan tokoh ini dalam dunia pewayangan merupakan gubahan asli masyarakat Jawa. Di ranah Pasundan (Jawa Barat), tokoh Petruk lebih dikenal dengan nama Dawala atau Udel.

Kisah[sunting | sunting sumber]

Masa lalu[sunting | sunting sumber]

Menurut pedalangan, ia adalah anak Raja Gandarwa raksasa di pertapaan dan bertempat di dalam laut bernama Begawan Salantara. Sebelumnya ia bernama Bambang Pecruk Panyukilan. Ia gemar bersenda gurau, baik dengan ucapan maupun tingkah laku dan senang berkelahi. Ia seorang yang pilih tanding/sakti di tempat kediamannya dan daerah sekitarnya. Oleh karena itu ia ingin berkelana guna menguji kekuatan dan kesaktiannya.

Di tengah jalan ia bertemu dengan Bambang Sukodadi atau Bambang Sukasti dari pertapaan Bluluktiba yang pergi dari padepokannya di atas bukit, untuk mencoba kekebalannya. Karena mempunyai maksud yang sama, maka terjadilah perang tanding. Mereka berkelahi sangat lama, saling menghantam, bergumul, tarik-menarik, tendang-menendang, injak-menginjak, hingga tubuhnya menjadi cacat dan berubah sama sekali dari wujud aslinya yang tampan. Perkelahian ini kemudian dipisahkan oleh Janggan Smarasanta (Semar) dan Bagong yang mengiringi Batara Ismaya. Mereka diberi petuah dan nasihat sehingga akhirnya keduanya menyerahkan diri dan berguru kepada Smara/Semar dan mengabdi kepada Sanghyang Ismaya. Demikianlah peristiwa tersebut diceritakan dalam lakon Batara Ismaya Krama.

Karena perubahan wujud tersebut masing-masing kemudian berganti nama. Bambang Pecruk Panyukilan menjadi Petruk, sedangkan Bambang Sukodadi menjadi Gareng.

Istri dan keturunan[sunting | sunting sumber]

Petruk mempunyai istri bernama Dewi Prantawati, putri Prabu Sri Bathara Kresna , Raja Negara Kerajaan Dwarawati. Dalam perkawinan ini mereka mempunyai anak lelaki dan diberi nama Bambang Lengkungkusuma.

Dalam cerita Gareng Dadi Ratu, sebagai syarat jika Petruk berhasil mengalahkan Prabu Pandupragolamanik (yang tidak lain adalah kakaknya sendiri, Nala Gareng), ia meminta imbalan berupa "anak ayam cemani" pemberian Sang Hyang Wenang (Sang Hyang Asip Prono /Rono) yang diberikan kepada Petruk lalu diberikan kepada Kresna.[1] Hadiah ini terwujud dalam cerita Petruk Nagih Janji, di mana dengan susah payah ia berhasil mengalahkan saingan berat dari Astina, yaitu Lesmana Mandrakumara, Putra Prabu Duryudana dengan Dewi Banowati dan berhasil pula memperistri salah satu putri Kresna yang bernama Dewi Prantawati.[2]

Petruk dalam lakon pewayangan[sunting | sunting sumber]

Oleh karena Petruk merupakan tokoh pelawak/dagelan (Jawa), kemudian oleh seorang dalang digubah suatu lakon khusus yang penuh dengan lelucon-lelucon dan kemudian diikuti dalang-dalang lainnya, sehingga terdapat banyak sekali lakon-lakon yang menceritakan kisah-kisah Petruk yang menggelikan, contohnya lakon Pétruk Ilang Pethèlé ("Petruk kehilangan kapaknya",

Dalam kisah Ambangan Candi Spataharga/Saptaraga, Dewi Mustakaweni, putri dari Prabu Niwatakawaca (Nirbita) Raja negara Kerajaan Imantaka/Imanimantaka atau Manikmantaka , berhasil mencuri pusaka Kyai Jamus Kalimasada dengan jalan menyamar sebagai kerabat Pandawa (Gatutkaca), sehingga dengan mudah ia dapat membawa lari pusaka tersebut. Kalimasada kemudian menjadi rebutan antara kedua negara itu. Di dalam kekeruhan dan kekacauan yang timbul tersebut, Petruk mengambil kesempatan menyembunyikan Kalimasada, sehingga karena kekuatan dan pengaruhnya yang ampuh, Petruk dapat menjadi raja menduduki singgasana Kerajaan Lojitengara dan bergelar Prabu Welgeduwelbeh. Lakon ini terkenal dengan judul Petruk Dadi Ratu ("Petruk Menjadi Raja"). Prabu Welgeduwelbeh/Petruk dengan kesaktiannya dapat membuka rahasia Prabu Pandupragola, raja negara Tracanggribig, yang tidak lain adalah kakaknya sendiri, yaitu Nala Gareng. Dan sebaliknya Bagong-lah yang menurunkan Prabu Welgeduwelbeh dari tahta kerajaan Lojitengara dan terbongkar rahasianya menjadi Petruk kembali. Kalimasada kemudian dikembalikan kepada pemilik aslinya, Prabu Puntadewa.

Hubungan dengan punakawan lainnya[sunting | sunting sumber]

Petruk dan panakawan yang lain (Semar, Gareng dan Bagong) selalu hidup di dalam suasana kerukunan sebagai satu keluarga. Bila tidak ada kepentingan yang istimewa, mereka tidak pernah berpisah satu sama lain. Mengenai Punakawan, punakawan berarti ”kawan yang menyaksikan” atau pengiring. Saksi dianggap sah, apabila terdiri dari dua orang, yang terbaik apabila saksi tersebut terdiri dari orang-orang yang bukan sekeluarga. Sebagai saksi seseorang harus dekat dan mengetahui sesuatu yang harus disaksikannya. Di dalam pedalangan, saksi atau punakawan itu memang hanya terdiri dari dua orang, yaitu Semar dan Bagong bagi trah Witaradya.

Sebelum Sanghyang Ismaya menjelma dalam diri cucunya yang bernama Smarasanta (Semar), kecuali Semar dengan Bagong yang tercipta dari bayangannya, mereka kemudian mendapatkan Gareng/Bambang Sukodadi dan Petruk/Bambang Panyukilan. Setelah Batara Ismaya menjelma kepada Janggan Smarasanta (menjadi Semar), maka Gareng dan Petruk tetap menggabungkan diri kepada Semar dan Bagong. Disinilah saat mulai adanya punakawan yang terdiri dari empat orang dan kemudian mendapat sebutan dengan nana ”parepat/prapat”.

Komik dan film[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1960-an, di Indonesia pernah diterbitkan dagelan versi komik dari tokoh punakawan ini. Komik tersebut berjudul Petruk dan Gareng. Sebenarnya bukan hanya satu komikus yang pernah membuat komik ini, namun Indri Soedono adalah komikus yang disebut mengawalinya. Indri Soedono adalah komikus yang paling produktif membuat komik Petruk dan Gareng ini pada tahun 1960-an hingga tahun 1970-an, karya-karyanya banyak diterbitkan oleh CV Loka Tjipta Semarang. Komikus lain yang mengikutinya adalah Oerip, Rini A.S., Leo, Sopoiki, Tjepi, Ricky N.S., dan Tatang S.

Di antarapara komikus yang pernah menggarap Petruk dan Gareng, Tatang S adalah salah satu komikus yang paling tenar sebagai membuat komik Petruk dan Gareng karena dia yang masih tetap bertahan membuat komik ini meski pada tahun 1980-an dunia perkomikan di Indonesia mulai meredup. Dia membuat komik Petruk dan Gareng dengan format sederhana dan mendistribusikan langsung ke sekolah-sekolah dasar melalui penjual mainan anak-anak. Komik dengan format sederhana tersebut kebanyakan diterbitkan Gultom Agency.

Komik Petruk dan Gareng yang pernah digarap oleh para komikus Indonesia ini berbeda dengan kisah pewayangan aslinya, setting dari komik ini lebih modern. Mulai masyarakat perkotaan hingga masyarakat pedesaan, lengkap dengan atribut-atribut masa kini yaitu sepeda motor dan mobil.

Kemudian pada tahun 2011, pertama kali dagelan Petruk dan Gareng versi komik ini dibuat filmnya. Film tersebut berjudul Gareng dan Petruk dalam kisah Super - Horror the Movie. Film berdurasi 27 menit ini diputar pertama kali di Bioskop 21 Dieng Plasa Kota Malang. Film komedi ini dibuat oleh Padepokan Film Malang, salah satu komunitas film di Kota Malang bekerjasama dengan Radio MFM dan Indosat.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Admin (2017-04-08). "Album Kisah Wayang: Gareng Dadi Ratu". Album Kisah Wayang. Diakses tanggal 2018-08-14. 
  2. ^ Purwanto, Heri (Sabtu, 12 Mei 2018). "Album Kisah Wayang: Petruk Nagih Janji". Album Kisah Wayang. Diakses tanggal 2018-08-14. 

Lihat pula[sunting | sunting sumber]