Candi Sumberawan: Perbedaan antara revisi
Sam Hidayat (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:047 View from East, Candi Sumberawan (39521127305).jpg|jmpl|Candi Sumberawan dilihat dari arah [[timur]]]] |
|||
'''Candi Sumberawan''' merupakan salah satu candi yang memiliki bentuk yang sangat unik yaitu hanya berupa sebuah [[stupa]], berlokasi di Desa Toyomarto, [[Singosari, Malang|Kecamatan Singosari]], [[Kabupaten Malang]], [[Jawa Timur]]. Dengan jarak sekitar 6 km dari [[Candi Singosari]]. Candi ini merupakan peninggalan [[Kerajaan Singhasari]] dan digunakan oleh umat [[Buddha]] pada masa itu. |
|||
== Arsitektur == |
== Arsitektur == |
||
Baris 8: | Baris 9: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
[[Berkas:Candi Sumberawan Java 446.jpg|jmpl|Mata air di Sumberawan]] |
|||
Para ahli purbakala memperkirakan Candi Sumberawan dulunya bernama ''Kasurangganan'', sebuah nama yang terkenal dalam kitab [[Negarakertagama]]. Tempat tersebut telah dikunjungi [[Hayam Wuruk]] pada tahun 1359 masehi, sewaktu ia mengadakan perjalanan keliling. Dari bentuk-bentuk yang tertulis pada bagian batur dan dagoba (stupanya) dapat diperkirakan bahwa bangunan Candi Sumberawan didirikan sekitar abad 14 sampai 15 masehi yaitu pada periode [[Majapahit]]. Bentuk stupa pada Candi Sumberawan ini menunjukkan latar belakang keagamaan yang bersifat [[Agama Buddha|Buddhisme]]. |
Para ahli purbakala memperkirakan Candi Sumberawan dulunya bernama ''Kasurangganan'', sebuah nama yang terkenal dalam kitab [[Negarakertagama]]. Tempat tersebut telah dikunjungi [[Hayam Wuruk]] pada tahun 1359 masehi, sewaktu ia mengadakan perjalanan keliling. Dari bentuk-bentuk yang tertulis pada bagian batur dan dagoba (stupanya) dapat diperkirakan bahwa bangunan Candi Sumberawan didirikan sekitar abad 14 sampai 15 masehi yaitu pada periode [[Majapahit]]. Bentuk stupa pada Candi Sumberawan ini menunjukkan latar belakang keagamaan yang bersifat [[Agama Buddha|Buddhisme]]. |
||
Baris 15: | Baris 17: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* {{id}} [http://malangsite.net/wisata-sejarah-malang-candi-sumberawan/ Situs web tentang candi ini dan wisata lain di Malang] |
* {{id}} [http://malangsite.net/wisata-sejarah-malang-candi-sumberawan/ Situs web tentang candi ini dan wisata lain di Malang]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
||
<references /> |
|||
{{commonscat|Candi Sumberawan}} |
{{commonscat|Candi Sumberawan}} |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
[[Kategori:Candi Buddha|Sumberawan]] |
[[Kategori:Candi Buddha|Sumberawan]] |
||
[[Kategori:Candi di Jawa Timur|Sumberawan]] |
[[Kategori:Candi di Jawa Timur|Sumberawan]] |
||
[[Kategori:Kerajaan Singhasari|Candi Sumberawan]] |
[[Kategori:Kerajaan Singhasari|Candi Sumberawan]] |
||
[[Kategori:Singosari, Malang]] |
Revisi terkini sejak 18 Agustus 2023 06.40
Candi Sumberawan merupakan salah satu candi yang memiliki bentuk yang sangat unik yaitu hanya berupa sebuah stupa, berlokasi di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari. Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Singhasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu.
Arsitektur
[sunting | sunting sumber]Candi ini dibuat dari batu andesit dengan ukuran panjang 6,25 m, lebar 6,25 m, dan tinggi 5,23 m, dibangun pada ketinggian 650 m di atas permukaan laut, di kaki bukit Gunung Arjuna. Pemandangan di sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.
Penelitian
[sunting | sunting sumber]Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904. Pada tahun 1935 diadakan kunjungan oleh peneliti dari Dinas Purbakala. Pada zaman Hindia Belanda pada tahun 1937 diadakan pemugaran pada bagian kaki candi, sedangkan sisanya direkonstruksi secara darurat. Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur. Batur candi berdenah bujur sangkar, tidak memiliki tangga naik dan polos tidak berelief. Candi ini terdiri dari kaki dan badan yang berbentuk stupa. Pada batur candi yang tinggi terdapat selasar, kaki candi memiliki penampil pada keempat sisinya. Di atas kaki candi berdiri stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar, dan lapik berbentuk segi delapan dengan bantalan Padma (bunga teratai merah), sedang bagian atas berbentuk genta (stupa) yang puncaknya telah hilang. Karena ada beberapa kesulitan dalam perencanaan kembali bagian teratas dari tubuh candi, maka terpaksa bagian tersebut tidak dipasang kembali. Diduga dulu pada puncaknya tidak dipasang atau dihias dengan payung atau chattra, karena sisa-sisanya tidak ditemukan sama sekali. Candi Sumberawan tidak memiliki tangga naik ruangan di dalamnya yang biasanya digunakan untuk menyimpan reliek (benda - benda suci) Jadi, hanya bentuk luarnya saja yang berupa stupa, tetapi fungsinya tidak seperti lazimnya stupa yang sesungguhnya. Diperkirakan candi ini dahulu memang didirikannya untuk pemujaan.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Para ahli purbakala memperkirakan Candi Sumberawan dulunya bernama Kasurangganan, sebuah nama yang terkenal dalam kitab Negarakertagama. Tempat tersebut telah dikunjungi Hayam Wuruk pada tahun 1359 masehi, sewaktu ia mengadakan perjalanan keliling. Dari bentuk-bentuk yang tertulis pada bagian batur dan dagoba (stupanya) dapat diperkirakan bahwa bangunan Candi Sumberawan didirikan sekitar abad 14 sampai 15 masehi yaitu pada periode Majapahit. Bentuk stupa pada Candi Sumberawan ini menunjukkan latar belakang keagamaan yang bersifat Buddhisme.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- ^ Sedyawati, Edi, 1938-. Candi Indonesia. Latief, Feri,, Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, (edisi ke-Cetakan pertama). [Jakarta]. ISBN 9786021766934. OCLC 886882212.