Lompat ke isi

Wangari Maathai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Pranala luar: minor cosmetic change
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(11 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
[[Berkas:Wangari Maathai.jpg|thumb|right|Wangari Maathai]]
| name = Wangari Maathai carol memeka
| image = Wangari Maathai in 2001.jpg
| caption = Wangari Maathai pada tahun 2001
| birth_name = Wangarĩ Muta
| birth_date = {{Birth date|df=y|1940|4|1}}
| birth_place = Desa Ihithe, Divisi [[Tetu, Kenya|Tetu]], Distrik [[Nyeri]], [[Kenya]]
| death_date = {{Death date and age|df=y|2011|09|25|1940|4|1}}
| death_place = [[Nairobi]], Kenya
| citizenship = Kenya
| education = {{plainlist|
* BSc: biologi
* M.Sc: ilmu biologi
* Ph.D: anatomi hewan}}
| alma_mater = {{plainlist|
* [[Benedictine College]]
* [[University of Pittsburgh]]
* [[Universitas Nairobi]]
}}
| occupation = Environmentalis, aktivis politik, penulis
| known_for = [[Gerakan Sabuk Hijau]]
| children = [[Wanjira Mathai]]
| awards = {{ubl|[[Right Livelihood Award]] (1984)|[[Penghargaan Nobel Perdamaian]] (2004)|[[Indira Gandhi Peace Prize]] (2006) }}
| module = {{Listen |embed= yes |filename = Wangari Maathai BBC Radio4 Desert Island Discs 1 Jul 2007 b007rd3j.flac | title =Suara Wangari Maathai| type = speech| description = direkam pada bulan Juli 2007 }}
}}
'''Dr. Wangari Muta Maathai''' ({{lahirmati|[[Nyeri, Kenya]]|1|4|1940|[[Nairobi]]|25|9|2011}}) adalah seorang aktivis [[lingkungan hidup]] dan [[politik]]. Pada tahun [[2004]], ia menjadi wanita asal [[Afrika]] pertama yang dianugerahi [[Penghargaan Perdamaian Nobel]] untuk kontribusinya dalam bidang [[pembangunan berkelanjutan]], [[demokrasi]], dan [[perdamaian]]. Ia merupakan anggota [[Parlemen Kenya]] serta pernah menjabat sebagai Asisten Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam dalam pemerintahan [[Presiden Kenya|Presiden]] [[Mwai Kibaki]] antara Januari 2003 sampai November 2005.
'''Dr. Wangari Muta Maathai''' ({{lahirmati|[[Nyeri, Kenya]]|1|4|1940|[[Nairobi]]|25|9|2011}}) adalah seorang aktivis [[lingkungan hidup]] dan [[politik]]. Pada tahun [[2004]], ia menjadi wanita asal [[Afrika]] pertama yang dianugerahi [[Penghargaan Perdamaian Nobel]] untuk kontribusinya dalam bidang [[pembangunan berkelanjutan]], [[demokrasi]], dan [[perdamaian]]. Ia merupakan anggota [[Parlemen Kenya]] serta pernah menjabat sebagai Asisten Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam dalam pemerintahan [[Presiden Kenya|Presiden]] [[Mwai Kibaki]] antara Januari 2003 sampai November 2005.


Dr. Maathai lahir di Desa Ihithe, Divisi Tetu, Distrik [[Nyeri,Kenya|Nyeri]], [[Kenya]] dalam keluarga [[etnis]] [[Kikuyu]]. Ia mendapat gelar [[sarjana]] dalam [[biologi]] dari [[Benedictine College]], [[Atchison]] pada tahun [[1964]] dan kemudian dilanjutkan di [[Universitas Pittsburgh]] sebelum kembali ke [[Nairobi]]. Di [[Universitas Nairobi]], ia mendapat gelar Ph.D. pertama bagi wanita asal [[Afrika Timur]] dalam bidang [[kedokteran hewan]]. Ia menjadi dosen [[anatomi hewan]] di [[universitas]] tersebut pada [[1971]] dan kemudian menjadi [[dekan]]. Pada tahun [[2002]], ia menerima posisi sebagai ''Visiting Fellow'' di [[Institut Global untuk Kehutanan Berkelanjutan]] [[Universitas Yale]].
Dr. Maathai lahir di Desa Ihithe, Divisi Tetu, Distrik [[Nyeri, Kenya|Nyeri]], [[Kenya]] dalam keluarga [[etnis]] [[Kikuyu]]. Ia mendapat gelar sarjana dalam [[biologi]] dari [[Benedictine College]], [[Atchison]] pada tahun [[1964]] dan kemudian dilanjutkan di [[Universitas Pittsburgh]] sebelum kembali ke [[Nairobi]]. Di [[Universitas Nairobi]], ia mendapat gelar Ph.D. pertama bagi wanita asal [[Afrika Timur]] dalam bidang [[kedokteran hewan]]. Ia menjadi dosen [[anatomi hewan]] di universitas tersebut pada [[1971]] dan kemudian menjadi [[dekan]]. Pada tahun [[2002]], ia menerima posisi sebagai ''Visiting Fellow'' di [[Institut Global untuk Kehutanan Berkelanjutan]] [[Universitas Yale]].


== Kehidupan keluarga ==
== Kehidupan keluarga ==
Wangari Maathai ialah ibu dari 3 anak: Waweru, Wanjira and Muta. Pada [[1980an]], ia diceraikan suaminya, Mwangi Mathai, yang mengatakannya "terlalu terdidik, terlalu kuat, terlalu berhasil, dan terlalu sulit dikendalikan." Ia kemudian dijebloskan ke penjara karena menentang [[hakim]] serta dilarang menggunakan nama suaminya lagi. Sebagai penolakan, ia hanya mengubah namanya dengan menambahkan satu huruf "a" menjadi Maathai.
Wangari Maathai ialah ibu dari 3 anak: Waweru, Wanjira and Muta. Pada tahun 1980-an, ia diceraikan suaminya, Mwangi Mathai, yang mengatakannya "terlalu terdidik, terlalu kuat, terlalu berhasil, dan terlalu sulit dikendalikan." Ia kemudian dijebloskan ke penjara karena menentang hakim serta dilarang menggunakan nama suaminya lagi. Sebagai penolakan, ia hanya mengubah namanya dengan menambahkan satu huruf "a" menjadi Maathai.


== Karier ==
== Karier dan perjuangan ==
Pada [[1977]] ia mendirikan Gerakan Sabuk Hijau, sebuah organisasi [[akar rumput]] [[nonpemerintah]] yang bertujuan menjamin sumber penyokong [[kayu bakar]] dan mencegah [[erosi]] [[tanah]]. Kampanye itu menggerakkan wanita miskin dan menanam lebih dari 30 juta pohon hingga kini. Selama bertahun-tahun, [[penebangan liar]] telah menimbulkan kurangnya [[air segar]] dan kayu bakar serta mutu tanah yang menurun. Maathai bisa memotivasi ibu-ibu dari anak-anak kekurangan [[gizi]] untuk mengumpulkan [[bibit tanaman]], menggali [[sumur]], dan menjaga semaian dari [[hewan]] dan [[manusia]]. Karena jasa-jasanya itu, ia digelari ''Mama Miti'' ([[bahasa Swahili]]: Ibu dari Pepohonan).
Pada tahun 1974, ia memulai kegiatan penanaman pohon di muka rumahnya. Ada 9 batang pohon yang ditanamnya itu.<ref name="hendryo">{{aut|Hendryo, Bambang}} (Februari 2013). ''Hutan Indonesia: Paru-Paru Dunia''. Cetakan ke-2. Hlm.5{{spaced ndash}}6. [[Jakarta]]: Verbum Publishing. ISBN 978-979-1467-04-9.</ref> Tahun 1977, ia mendirikan [[Gerakan Sabuk Hijau]], sebuah organisasi [[akar rumput]] nonpemerintah yang bertujuan menjamin sumber penyokong kayu bakar dan mencegah [[erosi]] tanah. Kampanye itu menggerakkan wanita miskin dan menanam lebih dari 30 juta pohon hingga kini. Sampailah pada tahun 2004, sedikitnya ia telah menanam sebanyak 40 juta batang pohon di [[Afrika]]. Maathai berhasil memulihkan kerusakan hutan yang teramat hebat di sana. Hal itu oleh sebab menjelang akhir abad ke-20, hanya 2% lahan yang bertumbuhkan hutan di [[Kenya]]. Lain sekali dengan rekomendasi [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|PBB]] yang mengharuskan 10% lahan harus ditumbuhi hutan.<ref name=hendryo/> Selama bertahun-tahun, [[penebangan liar]] telah menimbulkan kurangnya air segar dan kayu bakar serta mutu tanah yang menurun. Kelangkaan hutan di sana membawa risiko serius terhadap kehidupan jutaan rakyat Kenya. Mereka hidup di dalam kemiskinan dan kelangkaan pangan kronis.<ref name=hendryo/> Maathai bisa memotivasi ibu-ibu dari anak-anak kekurangan [[gizi]] untuk mengumpulkan [[bibit tanaman]], menggali sumur, dan menjaga semaian dari hewan dan manusia. Karena jasa-jasanya itu, ia digelari ''Mama Miti'' ([[bahasa Swahili]]: Ibu dari Pepohonan).


Dari [[1976]] sampai [[1987]] Maathai aktif dalam Dewan Nasional Kenya untuk Wanita, [[Maendeleo Ya Wanawake]], yang diketuainya antara [[1981]]–[[1987]]. Gerakan Sabuk Biru, yang muncul di saat yang sama, kemudian berkampanye pada isu-isu [[pendidikan]] dan gizi. Maathai sendiri telah memulai tantangan baru; sebagai contoh, ia adalah anggota Dewan Penasihat Perlucutan Senjata PBB.
Dari 1976 sampai 1987 Maathai aktif dalam Dewan Nasional Kenya untuk wanita, [[Maendeleo Ya Wanawake]], yang diketuainya antara 1981–1987. [[Gerakan Sabuk Biru]], yang muncul di saat yang sama, kemudian berkampanye pada isu-isu pendidikan dan gizi. Gerakan Sabuk Biru merupakan organisasi akar rumput non pemerintah di bidang [[lingkungan hidup]],dan mempekerjakan ribuan sukarelawan.<ref name=hendryo/> Maathai sendiri telah memulai tantangan baru; sebagai contoh, ia adalah anggota Dewan Penasihat Perlucutan Senjata PBB.


Pada masa rezim [[Daniel Arap Moi]], Maathai sempat ditahan beberapa kali dan mengalami penyerangan karena tuntutannya untuk [[pemilihan umum]] [[multipartai]], pemberantasan [[korupsi]], dan mengakhiri politik kesukuan. Termasuk dalam perjuangannya adalah penyelamatan [[Taman Uhuru]] di [[Nairobi]] pada tahun [[1989]] dari konstruksi kompleks bisnis [[Kenya Times Media Trust]] oleh rekanan Moi. Pada 1997, ia berkampanye untuk menduduki jabatan [[Presiden Kenya]] namun kalah setelah [[partai]]nya menarik pencalonannya.
Pada masa rezim [[Daniel Arap Moi]], Maathai sempat ditahan beberapa kali dan mengalami penyerangan karena tuntutannya untuk [[pemilihan umum]] [[multipartai]], pemberantasan [[korupsi]], dan mengakhiri politik kesukuan. Termasuk dalam perjuangannya adalah penyelamatan [[Taman Uhuru]] di [[Nairobi]] pada tahun 1989 dari konstruksi kompleks bisnis [[Kenya Times Media Trust]] oleh rekanan Moi. Pada 1997, ia berkampanye untuk menduduki jabatan [[Presiden Kenya]] namun kalah setelah partainya menarik pencalonannya.


Pada [[Desember 2002]], Maathai terpilih menjadi anggota [[Parlemen Kenya]] dengan 98% suara. Pada [[2003]] ia diangkat sebagai Asisten Menteri Lingkungan, Sumber Daya Alam, dan Margasatwa. Pada tahun yang sama, ia juga mendirikan [[Partai Hijau Mazingira Kenya|Mazingira Green Party of Kenya]]
Pada Desember 2002, Maathai terpilih menjadi anggota [[Parlemen Kenya]] dengan 98% suara. Pada 2003 ia diangkat sebagai Asisten Menteri Lingkungan, Sumber Daya Alam, dan Margasatwa. Pada tahun yang sama, ia juga mendirikan [[Partai Hijau Mazingira Kenya|Mazingira Green Party of Kenya]]


== Penghargaan ==
== Penghargaan ==
Di samping [[Hadiah Nobel Perdamaian]], Maathai menerima sejumlah penghargaan lain, termasuk [[Right Livelyhood Award]] ([[1983]]), [[Woman of the Year Award]] ([[1983]]), [[Woman of the World Award]] ([[1989]]), Africa Prize ([[1991]]), juga [[Penghargaan Petra Kelly]] [[2004]] dari Yayasan Heinrich Böll Jerman. Ia menerima 3 gelar doktor kehormatan dari [[Amerika Serikat]] dan [[Norwegia]].
Di samping [[Hadiah Nobel Perdamaian]], Maathai menerima sejumlah penghargaan lain, termasuk [[Right Livelihood Award]] (1983), [[Woman of the Year Award]] (1983), [[Woman of the World Award]] (1989), [[Africa Prize]] (1991), juga [[Penghargaan Petra Kelly]] 2004 dari [[Yayasan Heinrich Böll]] Jerman. Ia menerima 3 gelar doktor kehormatan dari [[Amerika Serikat]] dan [[Norwegia]].

== Referensi ==
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==


* [http://www.fembio.org/women/wangari-maathai.shtml Biography Wangari Maathai - Nobel Peace Prize 2004]
* [http://www.fembio.org/women/wangari-maathai.shtml Biography Wangari Maathai - Nobel Peace Prize 2004] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20041020204615/http://www.fembio.org/women/wangari-maathai.shtml |date=2004-10-20 }}


{{Nobel Perdamaian}}
{{Nobel Perdamaian}}
{{lifetime|1940|2011|Maathai, Wangari}}
{{lifetime|1940|2011|Maathai, Wangari}}


{{Authority control}}
[[Kategori:Tokoh Kenya]]

[[Kategori:Pemenang Hadiah Perdamaian Nobel]]
[[Kategori:Tokoh Kenya pemenang Hadiah Nobel]]
[[Kategori:Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian]]
[[Kategori:Tokoh Kikuyu]]
[[Kategori:Tokoh Kikuyu]]

Revisi terkini sejak 20 Agustus 2023 12.38

Wangari Maathai carol memeka
Wangari Maathai pada tahun 2001
LahirWangarĩ Muta
(1940-04-01)1 April 1940
Desa Ihithe, Divisi Tetu, Distrik Nyeri, Kenya
Meninggal25 September 2011(2011-09-25) (umur 71)
Nairobi, Kenya
Warga negaraKenya
Pendidikan
  • BSc: biologi
  • M.Sc: ilmu biologi
  • Ph.D: anatomi hewan
Almamater
PekerjaanEnvironmentalis, aktivis politik, penulis
Dikenal atasGerakan Sabuk Hijau
AnakWanjira Mathai
Penghargaan
IMDB: nm2214860 Find a Grave: 77117165 Modifica els identificadors a Wikidata

Dr. Wangari Muta Maathai (1 April 1940 – 25 September 2011) adalah seorang aktivis lingkungan hidup dan politik. Pada tahun 2004, ia menjadi wanita asal Afrika pertama yang dianugerahi Penghargaan Perdamaian Nobel untuk kontribusinya dalam bidang pembangunan berkelanjutan, demokrasi, dan perdamaian. Ia merupakan anggota Parlemen Kenya serta pernah menjabat sebagai Asisten Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam dalam pemerintahan Presiden Mwai Kibaki antara Januari 2003 sampai November 2005.

Dr. Maathai lahir di Desa Ihithe, Divisi Tetu, Distrik Nyeri, Kenya dalam keluarga etnis Kikuyu. Ia mendapat gelar sarjana dalam biologi dari Benedictine College, Atchison pada tahun 1964 dan kemudian dilanjutkan di Universitas Pittsburgh sebelum kembali ke Nairobi. Di Universitas Nairobi, ia mendapat gelar Ph.D. pertama bagi wanita asal Afrika Timur dalam bidang kedokteran hewan. Ia menjadi dosen anatomi hewan di universitas tersebut pada 1971 dan kemudian menjadi dekan. Pada tahun 2002, ia menerima posisi sebagai Visiting Fellow di Institut Global untuk Kehutanan Berkelanjutan Universitas Yale.

Kehidupan keluarga

[sunting | sunting sumber]

Wangari Maathai ialah ibu dari 3 anak: Waweru, Wanjira and Muta. Pada tahun 1980-an, ia diceraikan suaminya, Mwangi Mathai, yang mengatakannya "terlalu terdidik, terlalu kuat, terlalu berhasil, dan terlalu sulit dikendalikan." Ia kemudian dijebloskan ke penjara karena menentang hakim serta dilarang menggunakan nama suaminya lagi. Sebagai penolakan, ia hanya mengubah namanya dengan menambahkan satu huruf "a" menjadi Maathai.

Karier dan perjuangan

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1974, ia memulai kegiatan penanaman pohon di muka rumahnya. Ada 9 batang pohon yang ditanamnya itu.[1] Tahun 1977, ia mendirikan Gerakan Sabuk Hijau, sebuah organisasi akar rumput nonpemerintah yang bertujuan menjamin sumber penyokong kayu bakar dan mencegah erosi tanah. Kampanye itu menggerakkan wanita miskin dan menanam lebih dari 30 juta pohon hingga kini. Sampailah pada tahun 2004, sedikitnya ia telah menanam sebanyak 40 juta batang pohon di Afrika. Maathai berhasil memulihkan kerusakan hutan yang teramat hebat di sana. Hal itu oleh sebab menjelang akhir abad ke-20, hanya 2% lahan yang bertumbuhkan hutan di Kenya. Lain sekali dengan rekomendasi PBB yang mengharuskan 10% lahan harus ditumbuhi hutan.[1] Selama bertahun-tahun, penebangan liar telah menimbulkan kurangnya air segar dan kayu bakar serta mutu tanah yang menurun. Kelangkaan hutan di sana membawa risiko serius terhadap kehidupan jutaan rakyat Kenya. Mereka hidup di dalam kemiskinan dan kelangkaan pangan kronis.[1] Maathai bisa memotivasi ibu-ibu dari anak-anak kekurangan gizi untuk mengumpulkan bibit tanaman, menggali sumur, dan menjaga semaian dari hewan dan manusia. Karena jasa-jasanya itu, ia digelari Mama Miti (bahasa Swahili: Ibu dari Pepohonan).

Dari 1976 sampai 1987 Maathai aktif dalam Dewan Nasional Kenya untuk wanita, Maendeleo Ya Wanawake, yang diketuainya antara 1981–1987. Gerakan Sabuk Biru, yang muncul di saat yang sama, kemudian berkampanye pada isu-isu pendidikan dan gizi. Gerakan Sabuk Biru merupakan organisasi akar rumput non pemerintah di bidang lingkungan hidup,dan mempekerjakan ribuan sukarelawan.[1] Maathai sendiri telah memulai tantangan baru; sebagai contoh, ia adalah anggota Dewan Penasihat Perlucutan Senjata PBB.

Pada masa rezim Daniel Arap Moi, Maathai sempat ditahan beberapa kali dan mengalami penyerangan karena tuntutannya untuk pemilihan umum multipartai, pemberantasan korupsi, dan mengakhiri politik kesukuan. Termasuk dalam perjuangannya adalah penyelamatan Taman Uhuru di Nairobi pada tahun 1989 dari konstruksi kompleks bisnis Kenya Times Media Trust oleh rekanan Moi. Pada 1997, ia berkampanye untuk menduduki jabatan Presiden Kenya namun kalah setelah partainya menarik pencalonannya.

Pada Desember 2002, Maathai terpilih menjadi anggota Parlemen Kenya dengan 98% suara. Pada 2003 ia diangkat sebagai Asisten Menteri Lingkungan, Sumber Daya Alam, dan Margasatwa. Pada tahun yang sama, ia juga mendirikan Mazingira Green Party of Kenya

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Di samping Hadiah Nobel Perdamaian, Maathai menerima sejumlah penghargaan lain, termasuk Right Livelihood Award (1983), Woman of the Year Award (1983), Woman of the World Award (1989), Africa Prize (1991), juga Penghargaan Petra Kelly 2004 dari Yayasan Heinrich Böll Jerman. Ia menerima 3 gelar doktor kehormatan dari Amerika Serikat dan Norwegia.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d Hendryo, Bambang (Februari 2013). Hutan Indonesia: Paru-Paru Dunia. Cetakan ke-2. Hlm.5 – 6. Jakarta: Verbum Publishing. ISBN 978-979-1467-04-9.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]