Lompat ke isi

Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
55hans (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(41 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{inuse|30 April}}
{{refimprove}}
{{ infobox company
{{infobox company
| name = Badan Penerbit Kristen<br />Gunung Mulia<br />(BPK Gunung Mulia)
| name = Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia
| logo =
| logo = [[Berkas:LOGO-BPK-GUnung-Mulia (1).png|70px]]
| caption = Logo BPK Gunung Mulia
| caption = Logo BPK Gunung Mulia
| type =
| type =
| genre =
| genre =
| fate =
| fate =
| predecessor = Badan Penerbit Darurat dari Gereja dan Pekabaran Injil (Noodleectuurcommissie van Kerk’en Zending)
| predecessor =
| successor =
| successor =
| foundation =
| foundation = {{date and age|1946|10}}
| founder =
| founder =
| defunct =
| hq_location = Jalan Kwitang Raya No. 22-23, [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]]
| defunct =
| location_city = Jl.Kwitang No. 22-23, Jakarta 10420
| location_city = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]
| location_country = {{flag|Indonesia}}<br />telp:021-3901208<br />faks:021-3901633<br />surel:marketing@bpkgm.com
| location_country = Indonesia
| num_employees =
| num_employees =
| homepage = http://www.bpkgm.com
| homepage = [https://www.bpkgunungmulia.com bpkgunungmulia.com]
| footnotes =
| footnotes =
| intl =
| intl =
}}
}}
[[Berkas:LOGO-BPK-GUnung-Mulia (1).png|jmpl|100px|Logo BPK Gunung Mulia terdahulu]]
'''Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia''' (disingkat '''BPK Gunung Mulia''') adalah salah satu penerbit buku, terutama buku-buku Kristen, di [[Indonesia]]. Namanya diambil dari [[Todung Sutan Gunung Mulia]], Menteri Kebudayaan Indonesia tahun 1945-1946.


== Latar belakang ==
'''Balai Penerbit Kristen Gunung Mulia''' (lebih dikenal dengan nama BPK Gunung Mulia) adalah salah satu penerbit buku, terutama buku-buku Kristen, di Indonesia. Namanya diambil dari [[Todung Sutan Gunung Mulia]], menteri kebudayaan Indonesia tahun 1945-196.
=== Cikal bakal ===
Ketika [[nasionalisme]] di kalangan penduduk Indonesia mulai berkembang sebelum tahun 1942, beberapa kelompok [[Kristen]] [[Protestan]] telah beritikad untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.<ref name="Aritonang"/> Ketika [[Jepang]] menaklukan pemerintah [[Hindia Belanda]] dan menangkap hampir seluruh penduduk yang berkebangsaan [[Belanda]], termasuk para pelayan gerejawi [[gereja]] Protestan.<ref name="Aritonang"/> Beberapa orang bertemu di penjara dan merencanakan upaya-upaya kerja sama di bidang gerejawi.<ref name="Aritonang"/> Setelah Jepang pergi dari Indonesia dan Indonesia telah merdeka, berkembang pula gerakan [[ekumenisme|ekumenikal]] di kalangan gereja-gereja, yang diharapkan akan berdampak pada bidang penerbitan juga.<ref name="Aritonang"/> Sebelum Jepang datang, sebagian besar publikasi dari gereja maupun lembaga [[zending]] (pekabaran Injil) memakai [[bahasa Belanda]], [[bahasa Malaysia]], atau bahasa lokal.<ref name="Aritonang"/> Setelah kemerdekaan Indonesia dirasakan pentingnya penerbitan literatur-literatur dalam [[bahasa Indonesia]] yang merupakan bahasa resmi republik Indonesia.<ref name="Aritonang"/> Kemudian pada bulan Oktober tahun 1946, dibentuklah komisi yang bertugas mempersiapkan lembaga publikasi bagi literatur Kristen Protestan dengan nama ''[[Badan Penerbit Darurat dari Gereja dan Pekabaran Injil (Noodleectuurcommissie van Kerk’en Zending)]]''.<ref name="Aritonang"/> Gerakan inilah yang menjadi cikal bakal dari berdirinya BPK Gunung Mulia tahun 1950.<ref name="Aritonang">{{en}}Jan S. Aritonang & Karel Steenbrink, eds. ''History of Christianity in Indonesia''. Leiden, Boston: Brill. Hlm. 774, 967-987.</ref>


=== Awal mula berdiri ===
==Latar Belakang==
Pada tahun 1950, Badan Penerbit Darurat menjadi organ resmi [[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia|Dewan Gereja di Indonesia (DGI, sekarang Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, PGI)]] dengan nama Badan Penerbit Kristen (disingkat BPK) pada tahun 1950, meskipun baru menjadi badan yang legal pada tanggal 31 Agustus 1951.<ref name="Aritonang"/> BPK merencanakan untuk menerbitkan buku-buku dan buklet dalam Bahasa Indonesia.<ref name="Aritonang"/> Salah seorang tokoh yang menjadi motor pada awal berdirinya BPK adalah [[Johannes Verkuyl]], di samping orang-orang lainnya.<ref name="Aritonang"/> BPK mendapat dukungan dari [[Indische Kerk]] (kini menjadi [[Gereja Protestan Indonesia]]), lembaga-lembaga Zending, [[YMCA]], dan tokoh-tokoh Kristen Indonesia, seperti [[J. Leimena]], [[Albert Mangaratua Tambunan]], [[B. Probowinoto]], dan [[W.J. Rumambi]].<ref name="Aritonang"/> Pada tahun 1950, [[Alfred Simanjuntak]] menjadi tenaga kerja penuh waktu dari BPK.<ref name="Aritonang"/>
===Cikal bakal===
Ketika nasionalisme di kalangan penduduk Indonesia mulai berkembang sebelum tahun 1942, beberapa kelompok Kristen Protestan telah beritikad untuk mendukung nasionalisme.<ref name="Aritonang"></ref> Ketika Jepang menakklukan pemerintah Hindia Belanda dan menangkap hampir seluruh penduduk yang berkebangsaan Belanda, termasuk para pelayan gerejawi gereja Protestan.<ref name="Aritonang"></ref> Beberapa orang bertemu di penjara dan merencanakan upaya-upaya kerja sama di bidang gerejawi.<ref name="Aritonang"></ref> Setelah Jepang pergi dari Indonesia dan Indonesia telah merdeka, berkembang pula gerakan ekumenikal di kalangan gereja-gereja, yang diharapkan akan berdampak pada bidang penerbitan juga.<ref name="Aritonang"></ref> Sebelum Jepang datang, sebagian besar publikasi dari gereja maupun lembaga zending (pekabaran Injil) memakai bahasa Belanda, Malaysia, atau bahasa lokal.<ref name="Aritonang"></ref> Setelah kemerdekaan Indonesia dirasakan pentingnya penerbitan literatur-literatur dalam bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi republik Indonesia.<ref name="Aritonang"></ref> Kemudian pada bulan Oktober tahun 1946, dibentuklah komisi yang bertugas mempersiapkan lembaga publikasi bagi literatur Kristen Protestan.<ref name="Aritonang"></ref> Gerakan inilah yang menjadi cikal bakal dari berdirinya BPK Gunung Mulia tahun 1950.<ref name="Aritonang">{{en}}Jan S. Aritonang & Karel Steenbrink, eds. ''History of Christianity in Indonesia''. Leiden, Boston: Brill. Hlm. 774, 967-987.</ref>


Ketika Dewan Gereja di Indonesia berdiri pada bulan Mei 1950, BPK menjadi bagian dari DGI.<ref name="Aritonang"/> Sebagai bagian dari DGI, BPK memiliki tiga tugas utama:<ref name="Aritonang"/>
===Awal mula berdiri===
BPK Gunung Mulia pada awalnya berdiri dengan nama Badan Penerbit Kristen (disingkat BPK) di tahun 1950, meskipun baru menjadi badan yang legal pada tanggal 31 Agustus 1951.<ref name="Aritonang"></ref> BPK merencanakan untuk menerbitkan buku-buku dan buklet dalam Bahasa Indonesia.<ref name="Aritonang"></ref> Salah seorang tokoh yang menjadi motor pada awal berdirinya BPK adalah Johannes Verkuyl, di samping orang-orang lainnya.<ref name="Aritonang"></ref> BPK mendapat dukungan dari Indische Kerk (kini menjadi Gereja Protestan Indonesia), lembaga-lembaga Zending, YMCA, dan tokoh-tokoh Kristen Indonesia, seperti J. Leimena, A.M. Tambunan, B. Probowinoto, dan W.J. Rumambi.<ref name="Aritonang"></ref> Pada tahun 1950, Alfred Simanjuntak menjadi tenaga kerja penuh waktu dari BPK.<ref name="Aritonang"></ref>

Ketika Dewan Gereja di Indonesia (DGI) berdiri pada bulan Mei 1950, BPK menjadi bagian dari DGI. Sebagai bagian dari DGI, BPK memiliki tiga tugas utama:<ref name="Aritonang"></ref>
* Meningkatkan produksi literatur Kristen dalam bahasa Indonesia
* Meningkatkan produksi literatur Kristen dalam bahasa Indonesia
* Mempublikasikan bacaan-bacaan Kristen
* Mempublikasikan bacaan-bacaan Kristen
* Mendistribusikan literatur-literatur Kristen
* Mendistribusikan literatur-literatur Kristen


Ketua DGI yang pertama adalah Todung Sutan Gunung Mulia dan dia memiliki andil besar dalam mengembangkan BPK.<ref name="Aritonang"></ref> Karena itulah, pada tahun 1971 namanya dipakai oleh BPK sehingga BPK berganti nama menjadi Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia.<ref name="Aritonang"></ref>
Ketua DGI yang pertama adalah Todung Sutan Gunung Mulia dan dia memiliki andil besar dalam mengembangkan BPK.<ref name="Aritonang"/> Karena itulah, pada tahun 1971 namanya dipakai oleh BPK sehingga BPK berganti nama menjadi Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia.<ref name="Aritonang"/> BPK Gunung Mulia kemudian tidak lagi menjadi bagian dari DGI melainkan menjadi lembaga yang mandiri.
===Perkembangan Selanjutnya===
Negara Indonesia mengalami ketidakstabilan politik selama periode awal kemerdekaan sehingga awalnya komisi publikasi yang menjadi embrio BPK hanya dapat menerbitkan 25 buku per tahun, yang sebagian besar dalam bentuk buklet mini.<ref name="Aritonang"></ref> Ketika BPK telah terbentuk pada tahun 1950 dan situasi Indonesia menjadi lebih stabil, mulai ada peningkatan dalam jumlah maupun kualitas buku yang diterbitkan.<ref name="Aritonang"></ref> Hasilnya adalah diterbitkannya 17 kategori dan serial, beberapa di antaranya adalah tafsiran terhadap Alkitab, buku dogma dan etika, sejarah gereja, homiletika, serta menerjemahkan literatur yang berasal dari Dewan Gereja se-Dunia.<ref name="Aritonang"></ref> Pada awalnya sebagian besar buku yang diterbitkan ditulis oleh orang-orang Eropa atau merupakan buku-buku terjemahan dari bahasa-bahasa lain.<ref name="Aritonang"></ref> Di saat seperti itu, J.L.Ch. Abineno adalah salah seorang teolog Indonesia yang produktif dalam menulis buku.<ref name="Aritonang"></ref> Kemudian seiring berjalannya waktu, muncullah nama-nama teolog Indonesia yang juga menerbitkan buku yakni O. Notohamidjojo, R. Soedarmo, W.B. Sidjabat, T.B. Simatupang, Eka Darmaputera, dan Andar Ismail.<ref name="Aritonang"></ref> BPK berusaha menjangkau sekolah-sekolah teologi, gereja-gereja, hubungan antar-agama, universitas-universitas dan sekolah-sekolah, serta kelompok-kelompok lain.<ref name="Aritonang"></ref>


=== Perkembangan Selanjutnya ===
==Menjalin Kemitraan==
Negara Indonesia mengalami ketidakstabilan politik selama periode awal kemerdekaan sehingga awalnya komisi publikasi yang menjadi embrio BPK hanya dapat menerbitkan 25 buku per tahun, yang sebagian besar dalam bentuk buklet mini.<ref name="Aritonang"/> Ketika BPK telah terbentuk pada tahun 1950 dan situasi Indonesia menjadi lebih stabil, mulai ada peningkatan dalam jumlah maupun kualitas buku yang diterbitkan.<ref name="Aritonang"/> Hasilnya adalah diterbitkannya 17 kategori dan serial, beberapa di antaranya adalah tafsiran terhadap [[Alkitab]], buku [[dogma]] dan [[etika]], [[sejarah gereja]], [[homiletika]], serta menerjemahkan literatur yang berasal dari [[Dewan Gereja se-Dunia]].<ref name="Aritonang"/> Pada awalnya sebagian besar buku yang diterbitkan ditulis oleh orang-orang [[Eropa]] atau merupakan buku-buku terjemahan dari bahasa-bahasa lain.<ref name="Aritonang"/> Di saat seperti itu, [[J.L.Ch. Abineno]] adalah salah seorang [[teolog]] Indonesia yang produktif dalam menulis buku.<ref name="Aritonang"/> Kemudian seiring berjalannya waktu, muncullah nama-nama teolog Indonesia yang juga menerbitkan buku yakni [[O. Notohamidjojo]], [[R. Soedarmo]], [[W.B. Sidjabat]], [[T.B. Simatupang]], [[Eka Darmaputera]], dan [[Andar Ismail]].<ref name="Aritonang"/> BPK berusaha menjangkau sekolah-sekolah teologi, gereja-gereja, hubungan antar-agama, universitas-universitas dan sekolah-sekolah, serta kelompok-kelompok lain.<ref name="Aritonang"/>


Kemudian dengan melihat perkembangan konteks Indonesia, BPK Gunung Mulia mulai menerbitkan buku yang berkaitan beberapa fokus utama:<ref name="Aritonang"/>
# meningkatkan relasi antar-agama
# mengantisipasi kekerasan
# memberi perhatian pada isu [[jender]]
# melihat hubungan agama dan ilmu pengetahuan.


Tujuan dari penerbitan buku-buku tersebut adalah membantu gereja-gereja Indonesia dalam mengelola isu-isu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, BPK Gunung Mulia juga menerbitkan buku rohani terapan, buku umum, dan buku humaniora untuk menunjang perkembangan umat dalam menghadapi berbagai segi kehidupan sehari-sehari. Libri sebagai imprint BPK Gunung Mulia dihadirkan untuk menunjang penerbitan tersebut. Buku-buku yang diterbitkan Penerbit BPK Gunung Mulia terdiri atas buku Teologi, buku rohani bagi kaum awam, buku umum dengan imprint Libri, dan renungan dwibulanan Saat Teduh.


== Mitra ==
=== Di Asia ===
Salah satu karakteristik dari BPK Gunung Mulia adalah menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga lainnya.<ref name="Aritonang"/> Pasca [[Perang Dunia II]], BPK berpartisipasi di beberapa pertemuan ekumenis di [[Asia]], terutama di [[Asia Tenggara]], misalnya pertemuan Dewan Gereja-gereja Dunia, pertemuan Persekutuan Gereja-gereja Asia Timur (didirikan di [[Bangkok]] bulan Desember 1949), dan [[Konferensi Kristen Asia]] (didirikan di [[Parapat]], [[Sumatera Utara]] tahun 1957).<ref name="Aritonang"/> Sebagai tindak lanjut, BPK menerbitkan buku-buku yang ditulis oleh teolog-teolog Asia, seperti [[V.S. Azariah]], [[Choan Seng Song]], [[R.S. Sugirtharajah]], dan [[Tissa Balasuriya]].<ref name="Aritonang"/>
=== Di Dunia ===
Pada tingkat dunia, BPK berpartisipasi dalam ''Christian Literature Fund'' (CLF), yang pada tahun 1971 berubah nama menjadi ''Agency for Christian Literature Development''.<ref name="Aritonang"/> Pada tahun 1975, lembaga ini bersatu dengan ''World Association for Christian Communication'' (WACC).<ref name="Aritonang"/> Pada tahun 1990 WACC mengadakan serangkaian pertemuan dan pembinaan di Indonesia.<ref name="Aritonang"/>
=== Di Indonesia ===
* Pada tahun 1970, BPK bekerja sama dengan [[Kanisius]], penerbit [[Katolik]], untuk menerbitkan buku-buku bersama.<ref name="Aritonang"/> Selain itu, keduanya juga berpartisipasi di WACC.<ref name="Aritonang"/>
* Karena topik-topik tadi berkaitan dengan agama lain, kerja sama dengan institusi-institusi yang berlatar belakang agama lain mulai dilakukan.<ref name="Aritonang"/> Pada tanggal 10 April 2002, BPK GM menandatangani ''Memorandum of Understanding'' (MOU) dengan [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah]].<ref name="Aritonang"/> Isi dari memorandum itu adalah persetujuan kedua lembaga untuk bekerja sama menerbitkan buku-buku maupun artikel-artikel yang berkaitan dengan hubungan antar-agama dan peningkatan martabat manusia.<ref name="Aritonang"/>


== Penerbitan ==
Untuk melayani masyarakat umum, BPK Gunung Mulia melalui imprint Libri telah menerbitkan buku-buku yang bernuansa motivasional, leadership dengan tetap berpegang
=== Buku ===
pada norma kekristenan.
BPK Gunung Mulia menerbitkan buku-buku teologi dengan standar akademis untuk menunjang pendidikan teologi di Indonesia. Buku-buku tersebut ditulis oleh penulis-penulis dari Indonesia maupun buku-buku terjemahan dari bahasa lain. Selain itu, BPK Gunung Mulia juga menerbitkan buku rohani praktis, buku umum, dan buku humaniora.


=== Libri ===
BPK Gunung Mulia terus berbenah dan mengembangkan diri untuk melayani masyarakat, baik di kantor pusat, cabang Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Manado, maupun cabang pembantu Salatiga,
Libri adalah anak penerbit BPK Gunung Mulia yang didirikan untuk menunjang buku-buku yang bersifat umum. Hal ini dilakukan untuk menjangkau masyarakat luas, bukan hanya masyarakat Kristen. Buku-buku terbitan Libri adalah buku kepemimpinan, motivasi, dan kesehatan.
Kupang, Pontianak dan Ambon.
=== Inspirasi ===
Inspirasi adalah majalah terbitan BPK Gunung Mulia yang terbit setiap bulan.
=== Saat Teduh ===
Saat Teduh adalah buku renungan yang diterbitkan secara dwi-bulanan. Saat Teduh adalah bentuk kerja sama dengan penerbit majalah ''The Upper Room'', [[Amerika Serikat]].<ref name="Aritonang"/> Kerja sama ini telah dilakukan sejak tahun 1970.<ref name="Aritonang"/> Publikasi Saat Teduh dalam bahasa Indonesia adalah yang terbesar ketiga di dunia setelah bahasa Inggris dan [[bahasa Spanyol]].<ref name="Aritonang"/>


==Referensi==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.bpkgm.com/ Situs Resmi BPK Gunung Mulia]
* [http://www.bpkgunungmulia.com/ Situs Resmi BPK Gunung Mulia]


[[Kategori:Penerbit Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan penerbit Indonesia]]
[[Kategori:Percetakan Indonesia]]
[[Kategori:Percetakan Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi Kristen]]

Revisi terkini sejak 28 September 2023 12.52

Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia
PendahuluBadan Penerbit Darurat dari Gereja dan Pekabaran Injil (Noodleectuurcommissie van Kerk’en Zending)
DidirikanOktober 1946; 78 tahun lalu (1946-10)
Kantor pusatJalan Kwitang Raya No. 22-23, Jakarta Pusat, ,
Indonesia
Situs webbpkgunungmulia.com
Logo BPK Gunung Mulia terdahulu

Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia (disingkat BPK Gunung Mulia) adalah salah satu penerbit buku, terutama buku-buku Kristen, di Indonesia. Namanya diambil dari Todung Sutan Gunung Mulia, Menteri Kebudayaan Indonesia tahun 1945-1946.

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Cikal bakal

[sunting | sunting sumber]

Ketika nasionalisme di kalangan penduduk Indonesia mulai berkembang sebelum tahun 1942, beberapa kelompok Kristen Protestan telah beritikad untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.[1] Ketika Jepang menaklukan pemerintah Hindia Belanda dan menangkap hampir seluruh penduduk yang berkebangsaan Belanda, termasuk para pelayan gerejawi gereja Protestan.[1] Beberapa orang bertemu di penjara dan merencanakan upaya-upaya kerja sama di bidang gerejawi.[1] Setelah Jepang pergi dari Indonesia dan Indonesia telah merdeka, berkembang pula gerakan ekumenikal di kalangan gereja-gereja, yang diharapkan akan berdampak pada bidang penerbitan juga.[1] Sebelum Jepang datang, sebagian besar publikasi dari gereja maupun lembaga zending (pekabaran Injil) memakai bahasa Belanda, bahasa Malaysia, atau bahasa lokal.[1] Setelah kemerdekaan Indonesia dirasakan pentingnya penerbitan literatur-literatur dalam bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi republik Indonesia.[1] Kemudian pada bulan Oktober tahun 1946, dibentuklah komisi yang bertugas mempersiapkan lembaga publikasi bagi literatur Kristen Protestan dengan nama Badan Penerbit Darurat dari Gereja dan Pekabaran Injil (Noodleectuurcommissie van Kerk’en Zending).[1] Gerakan inilah yang menjadi cikal bakal dari berdirinya BPK Gunung Mulia tahun 1950.[1]

Awal mula berdiri

[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1950, Badan Penerbit Darurat menjadi organ resmi Dewan Gereja di Indonesia (DGI, sekarang Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, PGI) dengan nama Badan Penerbit Kristen (disingkat BPK) pada tahun 1950, meskipun baru menjadi badan yang legal pada tanggal 31 Agustus 1951.[1] BPK merencanakan untuk menerbitkan buku-buku dan buklet dalam Bahasa Indonesia.[1] Salah seorang tokoh yang menjadi motor pada awal berdirinya BPK adalah Johannes Verkuyl, di samping orang-orang lainnya.[1] BPK mendapat dukungan dari Indische Kerk (kini menjadi Gereja Protestan Indonesia), lembaga-lembaga Zending, YMCA, dan tokoh-tokoh Kristen Indonesia, seperti J. Leimena, Albert Mangaratua Tambunan, B. Probowinoto, dan W.J. Rumambi.[1] Pada tahun 1950, Alfred Simanjuntak menjadi tenaga kerja penuh waktu dari BPK.[1]

Ketika Dewan Gereja di Indonesia berdiri pada bulan Mei 1950, BPK menjadi bagian dari DGI.[1] Sebagai bagian dari DGI, BPK memiliki tiga tugas utama:[1]

  • Meningkatkan produksi literatur Kristen dalam bahasa Indonesia
  • Mempublikasikan bacaan-bacaan Kristen
  • Mendistribusikan literatur-literatur Kristen

Ketua DGI yang pertama adalah Todung Sutan Gunung Mulia dan dia memiliki andil besar dalam mengembangkan BPK.[1] Karena itulah, pada tahun 1971 namanya dipakai oleh BPK sehingga BPK berganti nama menjadi Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia.[1] BPK Gunung Mulia kemudian tidak lagi menjadi bagian dari DGI melainkan menjadi lembaga yang mandiri.

Perkembangan Selanjutnya

[sunting | sunting sumber]

Negara Indonesia mengalami ketidakstabilan politik selama periode awal kemerdekaan sehingga awalnya komisi publikasi yang menjadi embrio BPK hanya dapat menerbitkan 25 buku per tahun, yang sebagian besar dalam bentuk buklet mini.[1] Ketika BPK telah terbentuk pada tahun 1950 dan situasi Indonesia menjadi lebih stabil, mulai ada peningkatan dalam jumlah maupun kualitas buku yang diterbitkan.[1] Hasilnya adalah diterbitkannya 17 kategori dan serial, beberapa di antaranya adalah tafsiran terhadap Alkitab, buku dogma dan etika, sejarah gereja, homiletika, serta menerjemahkan literatur yang berasal dari Dewan Gereja se-Dunia.[1] Pada awalnya sebagian besar buku yang diterbitkan ditulis oleh orang-orang Eropa atau merupakan buku-buku terjemahan dari bahasa-bahasa lain.[1] Di saat seperti itu, J.L.Ch. Abineno adalah salah seorang teolog Indonesia yang produktif dalam menulis buku.[1] Kemudian seiring berjalannya waktu, muncullah nama-nama teolog Indonesia yang juga menerbitkan buku yakni O. Notohamidjojo, R. Soedarmo, W.B. Sidjabat, T.B. Simatupang, Eka Darmaputera, dan Andar Ismail.[1] BPK berusaha menjangkau sekolah-sekolah teologi, gereja-gereja, hubungan antar-agama, universitas-universitas dan sekolah-sekolah, serta kelompok-kelompok lain.[1]

Kemudian dengan melihat perkembangan konteks Indonesia, BPK Gunung Mulia mulai menerbitkan buku yang berkaitan beberapa fokus utama:[1]

  1. meningkatkan relasi antar-agama
  2. mengantisipasi kekerasan
  3. memberi perhatian pada isu jender
  4. melihat hubungan agama dan ilmu pengetahuan.

Tujuan dari penerbitan buku-buku tersebut adalah membantu gereja-gereja Indonesia dalam mengelola isu-isu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu karakteristik dari BPK Gunung Mulia adalah menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga lainnya.[1] Pasca Perang Dunia II, BPK berpartisipasi di beberapa pertemuan ekumenis di Asia, terutama di Asia Tenggara, misalnya pertemuan Dewan Gereja-gereja Dunia, pertemuan Persekutuan Gereja-gereja Asia Timur (didirikan di Bangkok bulan Desember 1949), dan Konferensi Kristen Asia (didirikan di Parapat, Sumatera Utara tahun 1957).[1] Sebagai tindak lanjut, BPK menerbitkan buku-buku yang ditulis oleh teolog-teolog Asia, seperti V.S. Azariah, Choan Seng Song, R.S. Sugirtharajah, dan Tissa Balasuriya.[1]

Pada tingkat dunia, BPK berpartisipasi dalam Christian Literature Fund (CLF), yang pada tahun 1971 berubah nama menjadi Agency for Christian Literature Development.[1] Pada tahun 1975, lembaga ini bersatu dengan World Association for Christian Communication (WACC).[1] Pada tahun 1990 WACC mengadakan serangkaian pertemuan dan pembinaan di Indonesia.[1]

Di Indonesia

[sunting | sunting sumber]
  • Pada tahun 1970, BPK bekerja sama dengan Kanisius, penerbit Katolik, untuk menerbitkan buku-buku bersama.[1] Selain itu, keduanya juga berpartisipasi di WACC.[1]
  • Karena topik-topik tadi berkaitan dengan agama lain, kerja sama dengan institusi-institusi yang berlatar belakang agama lain mulai dilakukan.[1] Pada tanggal 10 April 2002, BPK GM menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) dengan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.[1] Isi dari memorandum itu adalah persetujuan kedua lembaga untuk bekerja sama menerbitkan buku-buku maupun artikel-artikel yang berkaitan dengan hubungan antar-agama dan peningkatan martabat manusia.[1]

Penerbitan

[sunting | sunting sumber]

BPK Gunung Mulia menerbitkan buku-buku teologi dengan standar akademis untuk menunjang pendidikan teologi di Indonesia. Buku-buku tersebut ditulis oleh penulis-penulis dari Indonesia maupun buku-buku terjemahan dari bahasa lain. Selain itu, BPK Gunung Mulia juga menerbitkan buku rohani praktis, buku umum, dan buku humaniora.

Libri adalah anak penerbit BPK Gunung Mulia yang didirikan untuk menunjang buku-buku yang bersifat umum. Hal ini dilakukan untuk menjangkau masyarakat luas, bukan hanya masyarakat Kristen. Buku-buku terbitan Libri adalah buku kepemimpinan, motivasi, dan kesehatan.

Inspirasi

[sunting | sunting sumber]

Inspirasi adalah majalah terbitan BPK Gunung Mulia yang terbit setiap bulan.

Saat Teduh

[sunting | sunting sumber]

Saat Teduh adalah buku renungan yang diterbitkan secara dwi-bulanan. Saat Teduh adalah bentuk kerja sama dengan penerbit majalah The Upper Room, Amerika Serikat.[1] Kerja sama ini telah dilakukan sejak tahun 1970.[1] Publikasi Saat Teduh dalam bahasa Indonesia adalah yang terbesar ketiga di dunia setelah bahasa Inggris dan bahasa Spanyol.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am (Inggris)Jan S. Aritonang & Karel Steenbrink, eds. History of Christianity in Indonesia. Leiden, Boston: Brill. Hlm. 774, 967-987.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]