Kudo Baban: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(23 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{wikify}} |
|||
'''Kudo Baban''' merupakan transportasi tradisional untuk mengangkut barang pada masyarakat Sumatera Barat. Kudo Baban jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti kuda beban. Seperti namanya, transportasi ini menggunakan tenaga kuda untuk mengangkut barang, |
'''Kudo Baban''' merupakan transportasi tradisional yang digunakan untuk mengangkut barang pada masyarakat [[Sumatera Barat]]. Kudo Baban jika diterjemahkan dalam [[Bahasa Indonesia]] berarti kuda beban. Seperti namanya, transportasi ini menggunakan tenaga kuda untuk mengangkut barang, mulai dari kebutuhan sehari-hari maupun dalam rangka berdagang.<ref>{{Cite book|title=Proceeding International Seminar of Southeast Asia Malay Arts Festival: Rediscovering the Treasures of Malay Culture|last=Muliati, S.S., M.Si.|first=Roza|publisher=ISI Padangpanjang Press dan Gre Publishing Yogyakarta|year=2012|isbn=978-602-17588-0-9|pages=345|editor-first=Prof. Dr. H. Mahdi|editor-last2=Yulika, M.Hum.|editor-first2=Dr. Febri|editor-first3=Dr. Nursyirwan, S.Pd., M.Sn.|editor-first5=Dr. Rosta|editor-first6=Roza Muliati, M.Si.|editor-first4=Dr. Erlinda, M.Sn.|editor-last5=Minawati, M.Si.|location=|editor-last=Bahar, S. Kar., M.Hum.}}</ref> |
||
Biasanya kuda untuk mengangkut tidak sebesar |
Biasanya kuda untuk mengangkut tidak sebesar kuda pacuan atau kuda untuk perlombaan. Meski demikian kuda ini sanggup mengangkat barang hingga setidaknya 150 Kg. Tidak ada perlakuan khusus buat kuda-kuda pengangkut ini, yang terpenting teratur memberi makan. Makanannya pun harganya tidak mahal. Rumput seperti makanan kuda umumnya, dedak dan sesekali diberikan [[sagu]].<ref>{{Cite web|url=https://www.harianhaluan.com/news/detail/48595/kudo-baban-tak-tergilas-zaman|title=Kudo Baban Tak Tergilas Zaman|first=YUTISWANDI|date=13 Februari 2016|website=harianhaluan|access-date=08 Maret 2019}}</ref> |
||
⚫ | Kelebihan menggunakan Kudo Baban dibanding kendaraan bermotor roda dua atau empat adalah mampu melewati medan berat, hutan belantara, jalanan yang licin karena hujan, jalan mendaki maupun menurun. Maka meskipun dianggap sudah kuno, tidak heran moda transportasi ini tetap saja digunakan. Bahkan masih menjadi angkutan barang primadona karena paling tepat digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil. |
||
⚫ | Kelebihan |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
<references /> |
|||
[[Kategori:Transportasi]] |
Revisi terkini sejak 28 September 2023 21.03
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Kudo Baban merupakan transportasi tradisional yang digunakan untuk mengangkut barang pada masyarakat Sumatera Barat. Kudo Baban jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia berarti kuda beban. Seperti namanya, transportasi ini menggunakan tenaga kuda untuk mengangkut barang, mulai dari kebutuhan sehari-hari maupun dalam rangka berdagang.[1]
Biasanya kuda untuk mengangkut tidak sebesar kuda pacuan atau kuda untuk perlombaan. Meski demikian kuda ini sanggup mengangkat barang hingga setidaknya 150 Kg. Tidak ada perlakuan khusus buat kuda-kuda pengangkut ini, yang terpenting teratur memberi makan. Makanannya pun harganya tidak mahal. Rumput seperti makanan kuda umumnya, dedak dan sesekali diberikan sagu.[2]
Kelebihan menggunakan Kudo Baban dibanding kendaraan bermotor roda dua atau empat adalah mampu melewati medan berat, hutan belantara, jalanan yang licin karena hujan, jalan mendaki maupun menurun. Maka meskipun dianggap sudah kuno, tidak heran moda transportasi ini tetap saja digunakan. Bahkan masih menjadi angkutan barang primadona karena paling tepat digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Muliati, S.S., M.Si., Roza (2012). Bahar, S. Kar., M.Hum., Prof. Dr. H. Mahdi; Yulika, M.Hum., Dr. Febri; Minawati, M.Si., Dr. Rosta, ed. Proceeding International Seminar of Southeast Asia Malay Arts Festival: Rediscovering the Treasures of Malay Culture. ISI Padangpanjang Press dan Gre Publishing Yogyakarta. hlm. 345. ISBN 978-602-17588-0-9.
- ^ "Kudo Baban Tak Tergilas Zaman". harianhaluan. 13 Februari 2016. Diakses tanggal 08 Maret 2019.