Lompat ke isi

Tawanto Lawolo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(19 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Orphan|date=Februari 2023}}
'''Tawanto Lawolo''' adalah seorang tokoh masyarakat Nias, [[Kota Padang]]. Ia memprakarsai berdirinya Ikatan keluarga Masyarakat Nias (IKMN), memimpin organisasi tersebut sejak 1989 sampai 1998. Ia berperan dalam membantu Pemerintah Kota Padang melakukan pemindahan sebanyak 500 makam orang Nias dari [[Gunung Padang]] ke tanah yang disediakan pemerintah di [[Bungus Teluk Kabung, Padang|Bungus]], [[Tunggul Hitam]], dan di [[Bukit lubuk|Bukit Lubuk]] pada 1995.

'''Tawanto Lawolo''' ({{lahirmati|[[Ganting Parak Gadang, Padang Timur, Padang|Kampung Ganting]], [[Kota Padang]], [[Sumatera Barat]]|16|8|1949}}) adalah seorang seniman yang berjasa dalam pelestarian kesenian tradisi [[Suku Nias]] di [[Kota Padang]].<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/501315227|title=Tari balanse madam pada masyarakat Nias, Padang : sebuah perspektif etnologi|last=Indrayuda, 1964-|date=[2008]|publisher=Universitas Negeri Padang Press|isbn=978-979-8587-32-0|location=Padang, Sumatera Barat, Indonesia|oclc=501315227}}</ref><ref>http://jim.stkip-pgri-sumbar.ac.id/jurnal/view/jK5Z</ref> Selain itu, ia dikenal sebagai tokoh masyarakat Nias Kota Padang yang memprakarsai berdirinya [[Ikatan keluarga Masyarakat Nias]] (IKMN) dan memimpin organisasi tersebut sejak 1989 sampai 1998. Ia berperan dalam membantu Pemerintah Kota Padang melakukan pemindahan sebanyak 500 makam orang Nias dari [[Gunung Padang]] ke tanah yang disediakan pemerintah di [[Bungus Teluk Kabung, Padang|Bungus]], [[Tunggul Hitam]], dan [[Bukit lubuk|Bukit Lubuk]] pada 1995.<ref name=":0" />


== Biografi ==
== Biografi ==
Tawanto Lawolo lahir di Kampung Ganting, Kota Padang pada tanggal 16 Agustus 1949, saat berlangsungnya [[Agresi Militer Belanda II]]. Ayahnya bernama Karim, seorang keturunan Nias dari suku Lawolo yang berprofesi sebagai petani. Adapun ibunya bernama Sitiana mempunyai darah Mnangkabau. Tawanto sempat berhenti sekolah dari SR Mata Air karena berkelahi dengan seorang temannya. Namun, ayahnya terus memaksanya bersekolah, sehingga Tawanto akhirnya mau melanjutakan sekolahnya di SR 17 Air Manis pada 1957.
Tawanto Lawolo lahir di [[Ganting Parak Gadang, Padang Timur, Padang|Kampung Ganting]], Padang pada 16 Agustus 1949 saat berlangsungnya [[Agresi Militer Belanda II]]. Ayahnya bernama Karim, seorang keturunan Nias dari suku Lawolo yang berprofesi sebagai petani. Adapun ibunya bernama Sitiana yang mempunyai darah Minangkabau. Tawanto sempat berhenti sekolah dari SR Mata Air karena berkelahi dengan seorang temannya. Namun, ayahnya terus memaksanya bersekolah, sehingga Tawanto akhirnya mau melanjutakan sekolahnya di SR 17 Air Manis pada 1957.


Dari ayahnya, Tawanto mempelajari [[gamad]] dan [[Tarif dasar listrik|tarian balanse madam]] yang kelak ia kembangkan sebagai kesenian masyarakat Nias di Padang.
Dari ayahnya, Tawanto mempelajari [[gamad]] dan [[Tari Balanse Madam|tarian balanse madam]] yang kelak ia kembangkan sebagai kesenian masyarakat Nias di Padang.

=== Riwayat pendidikan ===

* [[SR Air Manis]] tahun 1957
* [[SMP 4 Belantung]] yang menjadi [[SMK Nasional Padang]]
* [[SMA Netral]]
* Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik [[Imam Bonjol]] tahun 1983


== Kehidupan pribadi ==
== Kehidupan pribadi ==
Tawanto menikahi Rohati, tetapi tidak berlangsung lama karena bercerai pada tahun 1969 dan telah mempunyai anak yang bernama Armanto. Setelah menjadi [[Mualaf|muallaf]], ia menikah dengan seorang perempuan keturunan Nias yakni Salmi Indriani Harefa pada akhir tahun 1971. Dari pernikahan ini, Tawanto mempunyai empat orang anak: Titin Gustu Salwanti, Tomi Melki Veronika, Tila Yeni Yarni Silvita, dan Trivirman.<ref>{{Cite thesis|last=Putri Wulandari|first=|title=Biografi Tawanto Lawolo: Tokoh Masyarakat Nias dan Seniman Kota Padang (1987-2012)|date=|degree=|publisher=Jurusan Ilmu sejarah Fakultas Ilmu budaya Universitas Andalas Padang|url=|doi=}}</ref>
Tawanto menikahi Rohati, tetapi tidak berlangsung lama karena bercerai pada 1969 dan telah mempunyai anak yang bernama Armanto. Setelah menjadi [[Mualaf|muallaf]], ia menikah dengan seorang perempuan keturunan Nias yakni Salmi Indriani Harefa pada akhir tahun 1971. Dari pernikahan ini, Tawanto mempunyai empat orang anak: Titin Gustu Salwanti, Tomi Melki Veronika, Tila Yeni Yarni Silvita, dan Trivirman.<ref name=":0">{{Cite thesis|last=Putri Wulandari|first=|title=Biografi Tawanto Lawolo: Tokoh Masyarakat Nias dan Seniman Kota Padang (1987-2012)|date=|degree=|publisher=Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang|url=|doi=}}</ref>

== Referensi ==
{{reflist}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Kota Padang]]
[[Kategori:Tokoh Nias]]
[[Kategori:Nias-Padang]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Padang]]

Revisi terkini sejak 29 September 2023 06.04


Tawanto Lawolo (lahir 16 Agustus 1949) adalah seorang seniman yang berjasa dalam pelestarian kesenian tradisi Suku Nias di Kota Padang.[1][2] Selain itu, ia dikenal sebagai tokoh masyarakat Nias Kota Padang yang memprakarsai berdirinya Ikatan keluarga Masyarakat Nias (IKMN) dan memimpin organisasi tersebut sejak 1989 sampai 1998. Ia berperan dalam membantu Pemerintah Kota Padang melakukan pemindahan sebanyak 500 makam orang Nias dari Gunung Padang ke tanah yang disediakan pemerintah di Bungus, Tunggul Hitam, dan Bukit Lubuk pada 1995.[3]

Tawanto Lawolo lahir di Kampung Ganting, Padang pada 16 Agustus 1949 saat berlangsungnya Agresi Militer Belanda II. Ayahnya bernama Karim, seorang keturunan Nias dari suku Lawolo yang berprofesi sebagai petani. Adapun ibunya bernama Sitiana yang mempunyai darah Minangkabau. Tawanto sempat berhenti sekolah dari SR Mata Air karena berkelahi dengan seorang temannya. Namun, ayahnya terus memaksanya bersekolah, sehingga Tawanto akhirnya mau melanjutakan sekolahnya di SR 17 Air Manis pada 1957.

Dari ayahnya, Tawanto mempelajari gamad dan tarian balanse madam yang kelak ia kembangkan sebagai kesenian masyarakat Nias di Padang.

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

Tawanto menikahi Rohati, tetapi tidak berlangsung lama karena bercerai pada 1969 dan telah mempunyai anak yang bernama Armanto. Setelah menjadi muallaf, ia menikah dengan seorang perempuan keturunan Nias yakni Salmi Indriani Harefa pada akhir tahun 1971. Dari pernikahan ini, Tawanto mempunyai empat orang anak: Titin Gustu Salwanti, Tomi Melki Veronika, Tila Yeni Yarni Silvita, dan Trivirman.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Indrayuda, 1964- ([2008]). Tari balanse madam pada masyarakat Nias, Padang : sebuah perspektif etnologi. Padang, Sumatera Barat, Indonesia: Universitas Negeri Padang Press. ISBN 978-979-8587-32-0. OCLC 501315227. 
  2. ^ http://jim.stkip-pgri-sumbar.ac.id/jurnal/view/jK5Z
  3. ^ a b Putri Wulandari. Biografi Tawanto Lawolo: Tokoh Masyarakat Nias dan Seniman Kota Padang (1987-2012) (Tesis). Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Padang.