Lompat ke isi

Balimau: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Martias (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(16 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Balimau bathing tradition in Pekanbaru, Riau, Indonesia.jpg|jmpl|Balimau di Pekanbaru]]
[[Berkas:Lubuk Minturun.jpg|thumb|Kawasan [[Lubuk Minturun, Koto Tangah, Padang|Lubuk Minturun]] populer dalam tradisi ''balimau'' di [[Padang]]]]
'''''Balimau''''' adalah tradisi mandi menggunakan [[jeruk nipis]] yang berkembang di kalangan masyarakat [[Minangkabau]] dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian.<ref>{{cite book|last=|first=|title=Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Budaya Daerah Sumatera Barat|year=1942|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Sumatera Barat}}</ref>
Diwariskan secara turun temurun, tradisi ini dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad.<ref>{{en}} [[The Jakarta Post]]. [http://www.thejakartapost.com/news/2011/08/05/%E2%80%98balimau%E2%80%99-a-fading-tradition.html ‘Balimau’: A fading tradition] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120119132956/http://www.thejakartapost.com/news/2011/08/05/%E2%80%98balimau%E2%80%99-a-fading-tradition.html |date=2012-01-19 }}. Diakses pada 23 November 2012.</ref>[[Berkas:Lubuk Minturun.jpg|jmpl|Kawasan [[Lubuk Minturun, Koto Tangah, Padang|Lubuk Minturun]] populer dalam tradisi ''balimau'' di [[Padang]]]]


Latar belakang dari ''balimau'' adalah membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan [[Ramadan]], sesuai dengan ajaran agama [[Islam]], yaitu menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah [[puasa]]. Secara lahir, menyucikan diri adalah mandi yang bersih. Zaman dahulu tidak setiap orang bisa mandi dengan bersih, baik karena tidak ada [[sabun]], wilayah yang kekurangan air, atau bahkan karena sibuk bekerja maupun sebab yang lain. Saat itu pengganti sabun di beberapa wilayah di Minangkabau adalah ''limau'' ([[jeruk nipis]]), karena sifatnya yang melarutkan minyak atau [[keringat]] di badan. Upacara serupa dengan nama yang sama Balimau ini juga terdapat pula di provinsi [[Lampung]].
'''''Balimau''''' adalah tradisi mandi menggunakan [[jeruk nipis]] yang berkembang di kalangan masyarakat [[Minangkabau]] dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian.<ref>{{cite book|last=|first=|title=Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Budaya Daerah Sumatera Barat|year=1942|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Sumatera Barat}}</ref> Latar belakang dari ''balimau'' adalah membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan [[Ramadan]], sesuai dengan ajaran agama [[Islam]], yaitu mensucikan diri sebelum menjalankan ibadah [[puasa]].


== Lihat pula ==
Secara lahir, mensucikan diri adalah mandi yang bersih. Zaman dahulu tidak setiap orang bisa mandi dengan bersih, baik karena tak ada [[sabun]], wilayah yang kekurangan air, atau bahkan karena sibuk bekerja maupun sebab yang lain. Saat itu pengganti sabun di beberapa wilayah di Minangkabau adalah ''limau'' ([[jeruk nipis]]), karena sifatnya yang melarutkan minyak atau [[keringat]] di badan.


* [[Potang balimau]]
== Penyimpangan ==
Dalam tradisi ini sebetulnya perempuan tidak perlu mandi di [[sungai]] agar tidak bercampur dengan lelaki, tetapi bisa di sumur umum. Namun dalam perkembangan selanjutnya kebiasaan ini kemudian berkembang di masyarakat secara tak agamis lagi. Mandi bersama dilakukan di sungai dengan alasan untuk berekreasi sehingga bercampur antara lelaki dan perempuan. Kebiasaan baru inilah yang bertentangan dengan agama Islam, sedangkan pada dasarnya tradisi ''balimau'' tidak demikian.


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 29 September 2023 13.14

Balimau di Pekanbaru

Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian.[1]

Diwariskan secara turun temurun, tradisi ini dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad.[2]

Kawasan Lubuk Minturun populer dalam tradisi balimau di Padang

Latar belakang dari balimau adalah membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadan, sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa. Secara lahir, menyucikan diri adalah mandi yang bersih. Zaman dahulu tidak setiap orang bisa mandi dengan bersih, baik karena tidak ada sabun, wilayah yang kekurangan air, atau bahkan karena sibuk bekerja maupun sebab yang lain. Saat itu pengganti sabun di beberapa wilayah di Minangkabau adalah limau (jeruk nipis), karena sifatnya yang melarutkan minyak atau keringat di badan. Upacara serupa dengan nama yang sama Balimau ini juga terdapat pula di provinsi Lampung.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan Budaya Daerah Sumatera Barat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bagian Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Sumatera Barat. 1942. 
  2. ^ (Inggris) The Jakarta Post. ‘Balimau’: A fading tradition Diarsipkan 2012-01-19 di Wayback Machine.. Diakses pada 23 November 2012.