Lembah Harau: Perbedaan antara revisi
penambahan informasi geologi dan geografi |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(44 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Unreferenced|date=Maret 2021}} |
|||
{{wikify}} |
|||
{{Infobox tempat wisata |
|||
{{tanpa referensi}} |
|||
|image=Lembah harau 50 kota.jpg |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
Beberapa ahli geologi berpendapat lembah Harau dulu adalah sebuah lautan, secara teoritis bisa benar, karena disana banyak sekali kita jumpai endapan-endapan laut yang belum terganggu itu saat ini berada didarat, hal itu secara teoritis bisa disimpulkan daerah itu dahulunya laut. Hal tersebut diperkuat oleh temuan dari survey team geologi Jerman (Barat) yang meneliti jenis bebatuan yang terdapat di Lembah Harau pada tahun 1980. Dari hasil survey team tersebut dapat diketahui bahwa batuan yang ada di perbukitan Lembah Harau adalah batuan Breksi dan Konglomerat yang merupakan jenis bebatuan yang umumnya terdapat di dasar laut. |
|||
|name=Lembah Harau |
|||
|map_type= Indonesia |
|||
|map_size=258 |
|||
|latitude=-0.099855 |
|||
|longitude=100.666157 |
|||
|lokasi=[[Kabupaten Lima Puluh Kota]] |
|||
|negara={{flag|Indonesia}} |
|||
|jenis_wisata=[[Wisata Alam]] |
|||
|luas=11.2 hektar |
|||
|situs_web= {{URL|harau.id}} |
|||
|fasilitas= |
|||
}} |
|||
⚫ | '''Lembah Harau''' adalah sebuah [[ngarai]] dekat Kota [[Payakumbuh]] di [[Kabupaten Limapuluh Koto]], provinsi [[Sumatera Barat]]. Lembah Harau diapit dua [[bukit]] cadas terjal dengan ketinggian mencapai 150 meter berupa batu pasir yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Topografi [[Cagar alam|Cagar Alam]] Harau adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan [[laut]] adalah 500 sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak, dan Bukit Tarantang. Berjalan menuju Lembah Harau amat menyenangkan. Dengan [[udara]] yang masih segar, anda bisa melihat keindahan alam sekitarnya. Tebing-tebing [[granit]] yang menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi [[lembah]]. Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80 meter hingga 300 meter. |
||
== Deskripsi == |
|||
[[Berkas:Lembah Harau Kabut.jpg|jmpl|gambar lembah harau]] |
|||
⚫ | |||
Batu Konglomerat |
|||
⚫ | Menyaksikan hamparan [[sawah]] yang indah, itu hal yang sudah biasa. Namun, jika hamparan sawah itu diapit oleh tebing tebing tegak lurus menjulang setinggi sekitar 150 meter hingga 200 meter, orang pasti akan berdecak kagum. Pemandangan itu bisa dilihat di Lembah Harau, Keindahan masih bertebaran di dataran tingginya. Di sana ada cagar alam dan [[suaka margasatwa]]. |
||
⚫ | |||
Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai. |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | Kawasan Objek wisata Lembah Harau ini terdiri dari 3 (tiga) kawasan: Resort Aka Barayu, Resort Sarasah Bunta, dan Resort Rimbo Piobang . Pada resort Aka Barayun yang memiliki keindahan air terjun yang mempunyai kolam renang, yang memberikan nuansa alam yang asli juga berpotensi untuk pengembangan olahraga panjat tebing karena memiliki bukit batu yang terjal dan juga mempunyai lokasi yang bisa memantulkan suara (echo). |
||
[[Berkas:Lembah harau 50 kota.jpg|jmpl]] |
|||
⚫ | |||
⚫ | Resort Sarasah Bunta terletak disebelah timur Aka Barayun, memeliki 4( empat) air terjun (sarasah Aie Luluih, Sarasah Bunta, Sarasah Murai dan sarasah Aie Angek ) dengan telaga dan pemandangan yang indah seperti ; Sarasah Aie Luluih, dimana pada sarasah ini air yang mengalir melewati dinding batu dan dibawahnya mempunyai kolam tempat mandi alami yang asri. Sarasah Bunta dimana sarasah ini mempunyai air terjunnya yang berunta-unta indah seperti [[bidadari]] yang sedang mandi apabila terpancar sinar [[matahari]] siang sehingga dinamakan “Sarasah Bunta”. Sarasah Murai, pada sarasah ini sering pada siangnya burung murai mandi sambil memadu kasih sehingga masyarakat menamakan “Sarasah Murai “. Pada Sarasah Aie Angek belum banyak dikunjungi wisatawan, airnya agak panas berada arah keutara dari “Sarasah Murai”.Pada Resort Rimbo Piobang sampai akhir tahun 2009 belum berkembang karena direncanakan untuk Taman Safari. |
||
⚫ | |||
Breksi merupakan batuan sedimen klastik yang memiliki ukuran butir yang cukup besar (diameter lebih dari dua milimeter) dengan tersusun atas batuan dengan fragmen menyudut (tajam). Ruang antara fragmen besar bisa diisi dengan matriks partikel yang lebih kecil atau semen mineral yang mengikat batu itu bersama-sama. |
|||
=== Geografi === |
|||
[[Berkas:De Arau-kloof bij Pajakoemboeh KITLV 102840.tiff|jmpl|Lembah Harau, circa 1890.]] |
|||
⚫ | Terdapat tujuh air terjun di Lembah Harau diaantaranya Air Terjun Aka Barayun, Sarasah Donat, Sarasah Boenta, Sarasah Talang, Sarasah Murai, Ketinggian masing-masing air terjun berbeda-beda antara 50-90 meter. Air terjun tersebut mengalir dari atas jurang yang membentang di sepanjang Lembah Harau. Terbentuknya lembah harau dikarenakan adanya patahan turun atau block yang turun membentuk lembah yang cukup luas dan datar. Salah satu tanda-tanda atau untuk melihat dimana lokasi patahannya adalah dengan adanya air terjun. Ini artinya dahulu ada sungai yang kemudian terpotong akibat adanya patahan turun, sehingga membentuk air terjun. Secara geologi, batuan yang ada disitu berumur cukup tua, kira-kira 30-40 juta tahun. Batuan seumur ini yang sangat halus berupa serpih (besar butir lebih kecil dari pasir 1/16 mm) yang merupakan batuan yang banyak mengandung organic carbon, yaitu batuan yang terbentuk dari sisa-sisa organisme. |
||
[[Berkas:Waterfall at Lembah Harau National Park - panoramio.jpg|jmpl]] |
|||
=== Geologi === |
|||
Batu Breksi |
|||
Menurut beberapa ahli geologi dahulunya lembah harau merupakan sebuah lautan, hal tersebut di dukung dengan |
|||
banyak ditemukannya berbagai endapan yang belum terganggu berada didaratan karenanya secara teoritis bisa |
|||
⚫ | |||
Bukit yang ada dilembah Harau terjadi akibat pengangkatan daratan, dan juga penurunan bukit bukan hanya turunnya salah satu bukit, tetapi juga "pengangkatan" sebuah dataran juga. Kedua proses ini berjalan simultan. Hal tersebut tebukti dari Endapan batuan penyusun tembing-tebing harau itu adalah endapan dataran rendah (endapan sungai) yang sekarang sudah menjadi sebuah bukit,tentu itu mebuktikan kepda seorang ahli geologi bahwa bukit ini adalah akibat pengangkatan daratan. Dimana pengangkatan dan penurunan daratan terjadi akibat gaya endogen bisa saja terjadi karena kita tahu Tektonisme (diastropisme) terdiri atas tenaga epirogenesa dan tenaga orogenesa. Tenaga epirogenesa merupakan proses pengangkatan (negative) atau penurunan (positive) letak bumi dalam wilayah luas dengan kecepatan relatif lambat. Kemudian ,tentang pengangkatan dapat dibuktikan juga dengan banyaknya batuan batuan yang mengandung fosil makhluk laut di bukit Lembah Harau.Selanjutnya, akibat gaya endogen juga Lembah Harau terbentuk juga akibat adanya patahan turun atau block yang turun membentuk lembah yang cukup luas dan datar. Salah satu tanda-tanda atau untuk melihat dimana lokasi patahannya adalah dengan adanya air terjun. Ini artinya dahulu ada sungai yang kemudian terpotong akibat adanya patahan turun, sehingga membentuk air terjun. |
|||
Gaya eksogen yang bekerja adalah erosi, Salah satu yang menarik di Lembah Harau adalah terbing yang terjal yang menjulang tinggi.Kemungkinan proses terjadinya tebing terjal yang seperti batu ditebas pedang itu adalah akibat erosi ribuan tahun telah menggerus batuan lunak, dan yang tersisa adalah batuan keras yang berdiri terjal tersebut. Jadi, dahulu ada sebuah daratan batuan yang cukup besar terangkat dan tingkat kekerasannya tidak merata, kemudian lama kelamaan batuan yang tidak begitu keras atau lembut terkikis dengan berjalannya waktu dan akhirnya tinggallah batuan yang memiliki kekerasan cukup tinggi dan tak mudah terkikis beberapa bagian dari batuan yang tidak terkikis itu ada yang mengalami pertambahan kenaikan dan ada penurunan.}} |
|||
[[Berkas:Lembah Harau Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.jpg|jmpl|300px|Lembah Harau di tahun 2013]] |
|||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De kloof van Arau nabij Pajakoemboeh Sumatra. TMnr 60003338.jpg|jmpl|300px|Lembah Harau di sekitar tahun 1870]] |
|||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Waterval bij de kloof van Arau in de buurt van Pajakoemboeh Sumatra. TMnr 60003336.jpg|jmpl|300px|[[Air terjun]] di Lembah Harau di sekitar tahun 1870]] |
|||
⚫ | '''Lembah Harau''' adalah sebuah [[ngarai]] dekat |
||
disimpulkan daerah itu dahulunya laut. Hal tersebut diperkuat oleh temuan dari survey team geologi Jerman (Barat) |
|||
Dari mulai saat memasuki |
|||
⚫ | |||
⚫ | Menyaksikan hamparan [[sawah]] yang indah, itu hal yang sudah biasa. Namun, jika hamparan sawah itu diapit oleh tebing tebing tegak lurus menjulang setinggi sekitar 150 meter hingga 200 meter, orang pasti akan berdecak kagum. Pemandangan itu bisa dilihat di Lembah Harau, Keindahan masih bertebaran di dataran tingginya. Di sana ada cagar alam dan [[suaka margasatwa]]. |
||
⚫ | |||
yang meneliti jenis bebatuan yang terdapat di Lembah Harau pada tahun 1980. Dari hasil survey team tersebut |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | Kawasan Objek wisata Lembah Harau ini terdiri dari 3 (tiga) kawasan |
||
dapat diketahui bahwa batuan yang ada di perbukitan Lembah Harau adalah batuan Breksi dan Konglomerat |
|||
⚫ | |||
⚫ | Resort Sarasah Bunta terletak disebelah timur Aka Barayun, memeliki 4( empat) air terjun (sarasah Aie Luluih, Sarasah Bunta, Sarasah Murai dan sarasah Aie Angek ) dengan telaga dan pemandangan yang indah seperti ; Sarasah Aie Luluih, dimana pada sarasah ini air yang mengalir melewati dinding batu dan dibawahnya mempunyai kolam tempat mandi alami yang asri. Sarasah Bunta dimana sarasah ini mempunyai air terjunnya yang berunta-unta indah seperti [[bidadari]] yang sedang mandi apabila terpancar sinar [[matahari]] siang sehingga dinamakan “Sarasah Bunta”. Sarasah Murai |
||
yang merupakan jenis bebatuan yang umumnya terdapat di dasar laut. |
|||
== Mitologi == |
|||
Jika dikaitkan dengan bahasa lokal Harau berarti ‘parau’ atau bersuara serak. Konon katanya pada zaman dahulu penduduk yang tinggal di atas Bukit Jambu( salah satu bukit di harau) sering terkenan bencana banjir dan longsor sehingga menyebapkan kepanikan. Mereka sering berteriak-teriak histeris sehingga lama-lama suara mereka menjadi parau. |
|||
Sedangkan legenda lain yang populer di masyarakat setempat mengenai terbentuknya Harau adalah legenda Puti Sari Banilai. Di masa lalu, berlayarlah Maulana Kari, Raja Hindustan bersama permaisuri Sari Banun untuk merayakan pertunangan anaknya Sari Banilai dengan Bujang Juaro. Sebelum berlayar, dua anak manusia ini bersumpah jika Sari Banilai mengingkari janji pertunangan, dia disumpah menjadi batu. Sebaliknya, jika Bujang Juaro yang ingkar janji, maka dia disumpah menjadi ular naga. |
|||
Kapal yang membawa Maulana Kari, Sari Banun, dan Sari Banilai terbawa arus dan terjepit di antara dua bukit besar. Agar tidak hanyut, Maulana Kari menambatkan sebuah batu yang kelak dikenal dengan Batu Tambatan Kapal. Kapal layar ini selamat. Rajo Darah Putiah yang berkuasa di kawasan Lembah Harau waktu itu mengizinkan keluarga Maulana Kari menetap. Sedangkan di negri lainnya Raja Hindustan ini sudah pasrah tidak mungkin kembali. Karena tidak mengetahui sumpah putrinya, dia berinisiatif menikahkan Sari Banilai dengan Rambun Pade, pemuda Harau. Dari pernikahan tersebut lahirlah seorang anak yang sangat disayang oleh Maulana Kari dan Sari Banun. |
|||
⚫ | |||
Suatu hari, mainan si anak jatuh ke dalam laut dan dia memanggil ibunya untuk mengambil mainan. Sari Banilai melompat ke laut untuk mengambil dan dia terhanyut karena ombak sedang besar. Sari Banilai terseret hingga terjepit di antara dua batu besar lalu berdoa agar air segera surut. Sari Banilai yang teringat sumpahnya khawatir dia bakal dikutuk menjadi batu. Sambil berdoa kepada Tuhan, dia minta dibawakan perlengkapan rumah tangga dan diletakkan di samping batu yang menjepitnya. Lambat laun kaki Sari Banilai membeku dan menjadi batu. Begitupun bagian tubuh yang lain. Batu yang berbentuk seorang ibu sedang menggendong anak di salah satu bagian di Lembah Harau itu diyakini sebagai Sari Banilai yang termakan sumpahnya. Cerita yang masih hidup di tengah masyarakat Lembah Harau itu dikenal sebagai Randai Sari Banilai dan kemudian menjadi salah satu kesenian tradisional masyarakat Lembah Harau. |
|||
Lembah Harau mempunyai '''tujuh air terjun''' (sarasah) yang mempesona. Ketinggian masing-masing air terjun berbeda-beda antara 50-90 meter. Air terjun tersebut mengalir dari atas jurang yang membentang di sepanjang Lembah Harau. Lembah Harau ini terbentuk akibat adanya patahan turun atau block yang turun membentuk lembah yang cukup luas dan datar. Salah satu tanda-tanda atau untuk melihat dimana lokasi patahannya adalah dengan adanya air terjun. Ini artinya dahulu ada sungai yang kemudian terpotong akibat adanya patahan turun, sehingga membentuk air terjun. Secara geologi, batuan yang ada disitu berumur cukup tua, kira-kira 30-40 juta tahun. Batuan seumur ini yang sangat halus berupa serpih (besar butir lebih kecil dari pasir 1/16 mm) yang merupakan batuan yang banyak mengandung '''organic carbon''', yaitu batuan yang terbentuk dari sisa-sisa organisme. |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{Commonscat|Harau Valley}} |
|||
# http://www.wisatasumbar.id/2016/12/objek-wisata-lembah-harau-payakumbuh.html |
|||
* [https://travel.kompas.com/read/2014/07/10/130236027/Lembah.Harau.Salah.Satu.Lembah.Terindah.di.Indonesia Lembah Harau, Salah Satu Lembah Terindah di Indonesia] |
|||
* [https://www.indonesia-tourism.com/west-sumatra/harau_valley.html Harau Valley] |
|||
[[Kategori:Kabupaten Lima Puluh Kota]] |
[[Kategori:Kabupaten Lima Puluh Kota]] |
||
[[Kategori:Ngarai|Harau]] |
[[Kategori:Ngarai|Harau]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Bentang alam Sumatera Barat]] |
||
[[Kategori:Tempat wisata di Sumatera Barat]] |
[[Kategori:Tempat wisata di Sumatera Barat]] |
Revisi per 29 September 2023 21.30
Lembah Harau | |
Potret Lembah Harau | |
Informasi | |
---|---|
Lokasi | Kabupaten Lima Puluh Kota |
Negara | Indonesia |
Koordinat | 0°05′59″S 100°39′58″E / 0.099855°S 100.666157°E |
Jenis objek wisata | Wisata Alam |
Luas | 11.2 hektar |
Situs web | harau |
Lembah Harau adalah sebuah ngarai dekat Kota Payakumbuh di Kabupaten Limapuluh Koto, provinsi Sumatera Barat. Lembah Harau diapit dua bukit cadas terjal dengan ketinggian mencapai 150 meter berupa batu pasir yang terjal berwarna-warni, dengan ketinggian 100 sampai 500 meter. Topografi Cagar Alam Harau adalah berbukit-bukit dan bergelombang. Tinggi dari permukaan laut adalah 500 sampai 850 meter, bukit tersebut antara lain adalah Bukit Air Putih, Bukit Jambu, Bukit Singkarak, dan Bukit Tarantang. Berjalan menuju Lembah Harau amat menyenangkan. Dengan udara yang masih segar, anda bisa melihat keindahan alam sekitarnya. Tebing-tebing granit yang menjulang tinggi dengan bentuknya yang unik mengelilingi lembah. Tebing-tebing granit yang terjal ini mempunyai ketinggian 80 meter hingga 300 meter.
Deskripsi
Sebuah monumen peninggalan Belanda yang terletak di kaki air terjun Sarasah Bunta merupakan bukti bahwa Lembah Harau sudah sering dikunjungi orang sejak 1926. Menyaksikan hamparan sawah yang indah, itu hal yang sudah biasa. Namun, jika hamparan sawah itu diapit oleh tebing tebing tegak lurus menjulang setinggi sekitar 150 meter hingga 200 meter, orang pasti akan berdecak kagum. Pemandangan itu bisa dilihat di Lembah Harau, Keindahan masih bertebaran di dataran tingginya. Di sana ada cagar alam dan suaka margasatwa. Lembah Harau seluas 270,5 hektare/2.705 km² . Tempat ini ditetapkan sebagai cagar alam sejak 10 Januari 1993.
Di cagar alam dan suaka margasatwa Lembah Harau terdapat berbagai spesies tanaman hutan hujan tropis dataran tinggi yang dilindungi, plus sejumlah binatang langka asli Sumatra. Monyet ekor panjang (Macaca fascirulatis) merupakan hewan yang acap terlihat di kawasan ini. Kawasan Objek wisata Lembah Harau ini terdiri dari 3 (tiga) kawasan: Resort Aka Barayu, Resort Sarasah Bunta, dan Resort Rimbo Piobang . Pada resort Aka Barayun yang memiliki keindahan air terjun yang mempunyai kolam renang, yang memberikan nuansa alam yang asli juga berpotensi untuk pengembangan olahraga panjat tebing karena memiliki bukit batu yang terjal dan juga mempunyai lokasi yang bisa memantulkan suara (echo).
Disini juga terdapat fasiltas penginapan berupa homestay yang bisa dimanfaatkan wisatawan yang ingin menginap lengkap dengan fasilitasnya. Resort Sarasah Bunta terletak disebelah timur Aka Barayun, memeliki 4( empat) air terjun (sarasah Aie Luluih, Sarasah Bunta, Sarasah Murai dan sarasah Aie Angek ) dengan telaga dan pemandangan yang indah seperti ; Sarasah Aie Luluih, dimana pada sarasah ini air yang mengalir melewati dinding batu dan dibawahnya mempunyai kolam tempat mandi alami yang asri. Sarasah Bunta dimana sarasah ini mempunyai air terjunnya yang berunta-unta indah seperti bidadari yang sedang mandi apabila terpancar sinar matahari siang sehingga dinamakan “Sarasah Bunta”. Sarasah Murai, pada sarasah ini sering pada siangnya burung murai mandi sambil memadu kasih sehingga masyarakat menamakan “Sarasah Murai “. Pada Sarasah Aie Angek belum banyak dikunjungi wisatawan, airnya agak panas berada arah keutara dari “Sarasah Murai”.Pada Resort Rimbo Piobang sampai akhir tahun 2009 belum berkembang karena direncanakan untuk Taman Safari.
Geologi dan geografi
Geografi
Terdapat tujuh air terjun di Lembah Harau diaantaranya Air Terjun Aka Barayun, Sarasah Donat, Sarasah Boenta, Sarasah Talang, Sarasah Murai, Ketinggian masing-masing air terjun berbeda-beda antara 50-90 meter. Air terjun tersebut mengalir dari atas jurang yang membentang di sepanjang Lembah Harau. Terbentuknya lembah harau dikarenakan adanya patahan turun atau block yang turun membentuk lembah yang cukup luas dan datar. Salah satu tanda-tanda atau untuk melihat dimana lokasi patahannya adalah dengan adanya air terjun. Ini artinya dahulu ada sungai yang kemudian terpotong akibat adanya patahan turun, sehingga membentuk air terjun. Secara geologi, batuan yang ada disitu berumur cukup tua, kira-kira 30-40 juta tahun. Batuan seumur ini yang sangat halus berupa serpih (besar butir lebih kecil dari pasir 1/16 mm) yang merupakan batuan yang banyak mengandung organic carbon, yaitu batuan yang terbentuk dari sisa-sisa organisme.
Geologi
Menurut beberapa ahli geologi dahulunya lembah harau merupakan sebuah lautan, hal tersebut di dukung dengan
banyak ditemukannya berbagai endapan yang belum terganggu berada didaratan karenanya secara teoritis bisa
disimpulkan daerah itu dahulunya laut. Hal tersebut diperkuat oleh temuan dari survey team geologi Jerman (Barat)
yang meneliti jenis bebatuan yang terdapat di Lembah Harau pada tahun 1980. Dari hasil survey team tersebut
dapat diketahui bahwa batuan yang ada di perbukitan Lembah Harau adalah batuan Breksi dan Konglomerat
yang merupakan jenis bebatuan yang umumnya terdapat di dasar laut.
Mitologi
Jika dikaitkan dengan bahasa lokal Harau berarti ‘parau’ atau bersuara serak. Konon katanya pada zaman dahulu penduduk yang tinggal di atas Bukit Jambu( salah satu bukit di harau) sering terkenan bencana banjir dan longsor sehingga menyebapkan kepanikan. Mereka sering berteriak-teriak histeris sehingga lama-lama suara mereka menjadi parau.
Sedangkan legenda lain yang populer di masyarakat setempat mengenai terbentuknya Harau adalah legenda Puti Sari Banilai. Di masa lalu, berlayarlah Maulana Kari, Raja Hindustan bersama permaisuri Sari Banun untuk merayakan pertunangan anaknya Sari Banilai dengan Bujang Juaro. Sebelum berlayar, dua anak manusia ini bersumpah jika Sari Banilai mengingkari janji pertunangan, dia disumpah menjadi batu. Sebaliknya, jika Bujang Juaro yang ingkar janji, maka dia disumpah menjadi ular naga.
Kapal yang membawa Maulana Kari, Sari Banun, dan Sari Banilai terbawa arus dan terjepit di antara dua bukit besar. Agar tidak hanyut, Maulana Kari menambatkan sebuah batu yang kelak dikenal dengan Batu Tambatan Kapal. Kapal layar ini selamat. Rajo Darah Putiah yang berkuasa di kawasan Lembah Harau waktu itu mengizinkan keluarga Maulana Kari menetap. Sedangkan di negri lainnya Raja Hindustan ini sudah pasrah tidak mungkin kembali. Karena tidak mengetahui sumpah putrinya, dia berinisiatif menikahkan Sari Banilai dengan Rambun Pade, pemuda Harau. Dari pernikahan tersebut lahirlah seorang anak yang sangat disayang oleh Maulana Kari dan Sari Banun.
Suatu hari, mainan si anak jatuh ke dalam laut dan dia memanggil ibunya untuk mengambil mainan. Sari Banilai melompat ke laut untuk mengambil dan dia terhanyut karena ombak sedang besar. Sari Banilai terseret hingga terjepit di antara dua batu besar lalu berdoa agar air segera surut. Sari Banilai yang teringat sumpahnya khawatir dia bakal dikutuk menjadi batu. Sambil berdoa kepada Tuhan, dia minta dibawakan perlengkapan rumah tangga dan diletakkan di samping batu yang menjepitnya. Lambat laun kaki Sari Banilai membeku dan menjadi batu. Begitupun bagian tubuh yang lain. Batu yang berbentuk seorang ibu sedang menggendong anak di salah satu bagian di Lembah Harau itu diyakini sebagai Sari Banilai yang termakan sumpahnya. Cerita yang masih hidup di tengah masyarakat Lembah Harau itu dikenal sebagai Randai Sari Banilai dan kemudian menjadi salah satu kesenian tradisional masyarakat Lembah Harau.