Taufik Wijaya: Perbedaan antara revisi
OrophinBot (bicara | kontrib) |
|||
(48 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
⚫ | |||
{{noref-bio|date=Desember 2010}} |
|||
⚫ | |||
== Keluarga == |
== Keluarga == |
||
Hidup bersama istri, Dian Maulina dan dua putranya, Bachtiar Syahri Wijaya dan Abdurachman Che Wijaya di Kampung Kalidoni. |
Hidup bersama istri, Dian Maulina dan dua putranya, Bachtiar Syahri Wijaya dan Abdurachman Che Wijaya (2002-2014) di Kampung Kalidoni. |
||
== Aktivitas == |
== Aktivitas == |
||
Saat ini |
Saat ini selain berkesenian sehari-hari belajar betani ikan dan sejumlah tanaman. Beberapa naskah teater yang ia kerjakan ''Ikan Asin 50 Tahun di Dalam Kaos Kaki'' (Studio Oncor Jakarta, [[1995]]), ''Muria, Sandal Theklek Puncat di Dada'' (PMKRI Jakarta, [[1997]]), ''Sepak bola Betapa Indahnya'' (Apek Palembang, [[2002]]), dan tim dialog gagasan bersama Djohan Hanafiah dan B. Trisman atas ''Prasasti 13 Abad Kebangkitan Sriwijaya'' karya Erwan Suryanegara [[2008]]). Salah satu penyair Indonesia yang mengikuti pertemuan Penyair International (DKJ-DKSS, 2006). Masuk menjadi salah satu penyair Indonesia sejak masa penyair Hamzah Fansuri hingga saat ini, dalam buku Antologi de Poeticas, kumpulan puisi penyair Portugal, Indonesia, dan Malaysia [[2009]]. 25 Desember 2014 bersama Jemi Delvian mendirikan Komunitas Hutan Tropis, yang melakukan sejumlah kampanye dan pendidikan lingkungan hidup melalui musik (lagu), workshop, dan aksi penanaman maupun pengembangan plasma nutfah. Menulis esai dan liputan mendalam di sejumlah media massa, seperti pantau, detik.com, beritamusi.com, wisataloka.com, berita pagi, sriwijaya post, media indonesia. Kini membantu media lingkungan Mongabay Indonesia (www.mongabay.co.id). Menerima anugerah Batanghari Sembilan 2010 dalam bidang sastra (DKSS). Menjadi peserta Pertemuan Penyair Nusantara V di Palembang (2011, Dewan Kesenian Sumatera Selatan), dan salah satu puisinya yang masuk dalam antologi "Akulah Musi", dijadikan teks dasar buat judul buku tersebut, yakni "Oi, Melayu, Akulah Sungai Musi". |
||
== Karya Tunggal == |
== Karya Tunggal == |
||
* ''Krisis di Kamar Mandi'' (kumpulan sajak, 1995) |
* ''Krisis di Kamar Mandi'' (kumpulan sajak, 1995) |
||
* ''Dari Pesan Nyonya'' (kumpulan sajak, [[1996]]) |
* ''Dari Pesan Nyonya'' (kumpulan sajak, [[1996]]) |
||
* ''Juaro'' (novel, [[2005]]), |
* ''Juaro'' (novel, [[2005]]), |
||
* ''1001 Tukang Becak Mengejarku'' (kumpulan sajak, 2006) |
* ''1001 Tukang Becak Mengejarku'' (kumpulan sajak, 2006) |
||
* ''Buntung'' (novel, [[2007]]) |
* ''Buntung'' (novel, [[2007]]) |
||
* ''Aku Dimarahi Istri'' (kumpulan sajak digital, 2009, www.sajakdigital.blogspot.com) |
* ''Aku Dimarahi Istri'' (kumpulan sajak digital, 2009, www.sajakdigital.blogspot.com) |
||
* ''Cagak'' (novel, [[2012]]) |
|||
* ''Cekap'' (novel, [[2020]]) |
|||
== Karya Bersama == |
== Karya Bersama == |
||
* ''Mimbar Penyair Abad 21'' (Dewan Kesenian Jakarta, 1995) |
* ''Mimbar Penyair Abad 21'' (Dewan Kesenian Jakarta, 1995) |
||
* ''Cakrawala Sastra Indonesia'' 2005 (DKJ, 2006) |
* ''Cakrawala Sastra Indonesia'' 2005 (DKJ, 2006) |
||
* ''Kumpulan Puisi Penyair International'' (DKJ-DKSS, 2006) |
* ''Kumpulan Puisi Penyair International'' (DKJ-DKSS, 2006) |
||
* ''Antologi de Poeticas'' (kumpulan puisi penyair Portugal, Indonesia, dan Malaysia, 2009) |
* ''Antologi de Poeticas'' (kumpulan puisi penyair Portugal, Indonesia, dan Malaysia, 2009) |
||
* ''Akulah Musi'' (kumpulan puisi penyair Nusantara, Dewan Kesenian Sumatera Selatan, 2011) |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
* http://www.taufikwijaya.blogspot.com |
* http://www.taufikwijaya.blogspot.com |
||
* http://www.sajakdigital.blogspot.com |
* http://www.sajakdigital.blogspot.com |
||
Baris 36: | Baris 35: | ||
* http://www.beritamusi.com |
* http://www.beritamusi.com |
||
* http://www.detik.com |
* http://www.detik.com |
||
* http://pertemuanpenyairnusantara.blogspot.com/2011/08/akulah-musi_22.html |
|||
* http://www.mongabay.co.id |
|||
* https://soundcloud.com/hutan-tropis |
|||
* https://www.mongabay.co.id/2020/04/28/tamaknya-manusia-kuasai-sumber-daya-alam/ |
|||
⚫ | |||
* https://www.mongabay.co.id/2020/04/28/tamaknya-manusia-kuasai-sumber-daya-alam/ |
|||
{{Authority control}} |
|||
⚫ | |||
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]] |
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]] |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Penulis Indonesia]] |
[[Kategori:Penulis Indonesia]] |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
[[en:t.wijaya]] |
Revisi terkini sejak 30 September 2023 05.50
Taufik Wijaya (lahir 25 Desember 1970) adalah sastrawan Indonesia.
Keluarga
[sunting | sunting sumber]Hidup bersama istri, Dian Maulina dan dua putranya, Bachtiar Syahri Wijaya dan Abdurachman Che Wijaya (2002-2014) di Kampung Kalidoni.
Aktivitas
[sunting | sunting sumber]Saat ini selain berkesenian sehari-hari belajar betani ikan dan sejumlah tanaman. Beberapa naskah teater yang ia kerjakan Ikan Asin 50 Tahun di Dalam Kaos Kaki (Studio Oncor Jakarta, 1995), Muria, Sandal Theklek Puncat di Dada (PMKRI Jakarta, 1997), Sepak bola Betapa Indahnya (Apek Palembang, 2002), dan tim dialog gagasan bersama Djohan Hanafiah dan B. Trisman atas Prasasti 13 Abad Kebangkitan Sriwijaya karya Erwan Suryanegara 2008). Salah satu penyair Indonesia yang mengikuti pertemuan Penyair International (DKJ-DKSS, 2006). Masuk menjadi salah satu penyair Indonesia sejak masa penyair Hamzah Fansuri hingga saat ini, dalam buku Antologi de Poeticas, kumpulan puisi penyair Portugal, Indonesia, dan Malaysia 2009. 25 Desember 2014 bersama Jemi Delvian mendirikan Komunitas Hutan Tropis, yang melakukan sejumlah kampanye dan pendidikan lingkungan hidup melalui musik (lagu), workshop, dan aksi penanaman maupun pengembangan plasma nutfah. Menulis esai dan liputan mendalam di sejumlah media massa, seperti pantau, detik.com, beritamusi.com, wisataloka.com, berita pagi, sriwijaya post, media indonesia. Kini membantu media lingkungan Mongabay Indonesia (www.mongabay.co.id). Menerima anugerah Batanghari Sembilan 2010 dalam bidang sastra (DKSS). Menjadi peserta Pertemuan Penyair Nusantara V di Palembang (2011, Dewan Kesenian Sumatera Selatan), dan salah satu puisinya yang masuk dalam antologi "Akulah Musi", dijadikan teks dasar buat judul buku tersebut, yakni "Oi, Melayu, Akulah Sungai Musi".
Karya Tunggal
[sunting | sunting sumber]- Krisis di Kamar Mandi (kumpulan sajak, 1995)
- Dari Pesan Nyonya (kumpulan sajak, 1996)
- Juaro (novel, 2005),
- 1001 Tukang Becak Mengejarku (kumpulan sajak, 2006)
- Buntung (novel, 2007)
- Aku Dimarahi Istri (kumpulan sajak digital, 2009, www.sajakdigital.blogspot.com)
- Cagak (novel, 2012)
- Cekap (novel, 2020)
Karya Bersama
[sunting | sunting sumber]- Mimbar Penyair Abad 21 (Dewan Kesenian Jakarta, 1995)
- Cakrawala Sastra Indonesia 2005 (DKJ, 2006)
- Kumpulan Puisi Penyair International (DKJ-DKSS, 2006)
- Antologi de Poeticas (kumpulan puisi penyair Portugal, Indonesia, dan Malaysia, 2009)
- Akulah Musi (kumpulan puisi penyair Nusantara, Dewan Kesenian Sumatera Selatan, 2011)
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- http://www.taufikwijaya.blogspot.com
- http://www.sajakdigital.blogspot.com
- http://www.youtube.com/user/musimengalir.com
- http://www.pantau.or.id
- http://www.sripoku.com
- http://www.beritamusi.com
- http://www.detik.com
- http://pertemuanpenyairnusantara.blogspot.com/2011/08/akulah-musi_22.html
- http://www.mongabay.co.id
- https://soundcloud.com/hutan-tropis
- https://www.mongabay.co.id/2020/04/28/tamaknya-manusia-kuasai-sumber-daya-alam/