Lompat ke isi

Soekitman: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
L.commander (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(37 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Kotak info pemegang jabatan
{{Infobox Military Person
|name = {{PAGENAME}}
| name = {{PAGENAME}}
|image = Soekitman_Polri.jpg
| image =
|imagesize =
| imagesize =
|caption =
| caption =
|birth_date =
| birth_date = {{Tanggal lahir|1943|3|30}}
| birth_place = [[Palabuhanratu, Sukabumi|Palabuhanratu]], [[Kabupaten Sukabumi|Sukabumi]], [[Jawa Barat]], [[Masa Pendudukan Jepang]]
|birth_date = {{birth date|1943|3|30}}
| death_date = {{Tanggal kematian dan umur|2007|8|13|1943|3|30}}
|birth_place = [[Pelabuhan Ratu]], [[Jawa Barat]]
| death_place = [[Kota Depok|Depok]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
|death_date = {{death date and age|2007|9|30|1943|3|30}}
| resting_place = [[Taman Makam Pahlawan Kalibata]]
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Depok]], [[Jawa Barat]]
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
| allegiance = {{flag|Indonesia}}
|serviceyears =
| serviceyears = 1961–1998
|rank = Ajun Komisaris Besar Polisi
| rank = [[Berkas:PDU AKBP KOM.png|25px]] [[Ajun Komisaris Besar Polisi]]
|branch = [[Berkas:Lambang Polri.png|30px]] [[Kepolisian Negara Republik Indonesia]]
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian National Police.svg|30px]] [[Kepolisian Negara Republik Indonesia]]
|unit = Korps Saabhara / Perintis
| unit = Korps Sabhara / Perintis
|battles =
| battles =
|awards =
| awards =
|family =
| family =
|laterwork =
| laterwork =
|portrayedby =
| portrayedby =
|enteredservice =
| enteredservice =
|currentlyresides =
| currentlyresides =
|party =
| known_for = Saksi peristiwa [[Gerakan 30 September]]
|spouse =
| party =
|children =
| spouse =
|residence =
| children = 3
|alma_mater = SPN Polri 1961
| residence =
| alma_mater = Sekolah Polisi Negara Kramat Jati
|occupation =
|religion =
| occupation = <!--- |religion = [[Islam]] --->
}}
}}
'''Ajun Komisaris Besar Polisi (Purn.) Soekitman''' ({{lahirmati|[[Pelabuhan Ratu]], [[Jawa Barat]] |30|3|1943|, [[Depok]], [[Jawa Barat]] |13|8|2007}}) adalah saksi sejarah terjadinya Gerakan [[30 September]] [[1965]] oleh Partai Komunis Indonesia [[G30S/PKI]] dan penemu lokasi pembuangan jenazah para jenderal [[Pahlawan Revolusi]] [[Lubang Buaya]], [[Jakarta Timur]].


[[Ajun Komisaris Besar Polisi]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) [[Haji (gelar)|H.]] '''Soekitman''' ([[Ejaan Republik|ER]], [[Ejaan Yang Disempurnakan|EYD]]: '''Sukitman'''; {{lahirmati|[[Pelabuhanratu, Sukabumi|Pelaboehanratoe]], [[Masa Pendudukan Jepang]]|30|3|1943|[[Kota Depok]], [[Jawa Barat]]|13|8|2007}}) adalah tokoh kepolisian yang menjadi saksi sejarah terjadinya [[Gerakan 30 September]] tahun 1965 oleh [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) beserta simpatisannya dan penemu lokasi sumur di [[Lubang Buaya]], di mana tempat tersebut menjadi tempat pembuangan jenazah ketujuh perwira [[Pahlawan Revolusi]].<ref>{{Cite web|date=2007-08-13|title=Sukitman, Saksi Peristiwa G30/S PKI, Meninggal Dunia|url=https://m.antaranews.com/berita/73637/sukitman-saksi-peristiwa-g30-s-pki-meninggal-dunia|access-date=2021-10-22|website=antaranews.com|language=id}}</ref>
Soekitman terakhir berdinas di kepolisian selaku Kepala Sub Bagian (Kasubag) Regiden [[Polda Metro Jaya]], dan pensiun pada 1998.<ref>http://www.antaranews.com/print/73637/sukitman-saksi-peristiwa-g30s-pki-meninggal-dunia</ref>


Soekitman telah berkarier di [[Kepolisian Negara Republik Indonesia]] sejak dirinya berumur 18 tahun, tepatnya pada tahun 1961. Terakhir, ia berdinas di kepolisian selaku Kepala Sub Bagian Regiden [[Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya]], kemudian pensiun pada 1998. Setelah pensiun, Soekitman tinggal bersama mertuanya di [[Kota Depok|Depok]].{{butuh rujukan}}
== Karier ==
Sukitman lahir di Desa Cimanggu, [[Pelabuhan Ratu]], [[Jawa Barat]]. Di usia 18 tahun, Soekitman merantau ke [[Jakarta]] dan lulus ujian seleksi masuk [[Sekolah Polisi Negara]] [[SPN]] [[Kramat Jati]], [[Jakarta Timur]], pada 1961. Siswa Angkatan VII SPN [[Kramat Jati]] ini menyelesaikan pendidikannya pada Januari 1963 dan dilantik menjadi Agen Polisi Tingkat II. Ia pun memulai karier sebagai polisi di Markas Polisi Seksi VIII [[Kebayoran]], [[Jakarta]], sebagai anggota perintis dari Kesatuan Perintis/Sabhara.


== Kehidupan awal dan karier ==
== Kisah Soekitman, penemu lokasi jenazah jenderal di Lubang Buaya ==
Soekitman lahir di [[Cimanggu, Palabuhanratu, Sukabumi|Desa Cimanggu]], [[Palabuhanratu, Sukabumi|Palabuhanratu]], [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|Masa Pendudukan Jepang]] pada tanggal 30 Maret 1943. Ia menempuh pendidikan awalnya di Sekolah Rakyat. Di umur 18 tahun, ia merantau dari tanah kelahirannya ke [[Jakarta]] untuk mencari pekerjaan, hingga kemudian mengikuti ujian seleksi dan berhasil masuk Sekolah Polisi Negara (SPN) [[Kramat Jati, Jakarta Timur|Kramat Jati]], [[Jakarta Timur]], pada tahun 1961. Siswa Angkatan VII SPN Kramat Jati ini menyelesaikan pendidikannya pada 1 Januari 1963 dan dilantik menjadi [[Bhayangkara Dua|Agen Polisi Tingkat II]]. Ia pun memulai karier sebagai polisi di Markas Polisi Seksi VIII [[Kebayoran Baru, Jakarta Selatan|Kebayoran Baru]] sebagai anggota perintis dari Kesatuan Perintis/Sabhara.
[[Berkas:Sepeda Patroli Soekitman.jpg|thumb|Dengan sepeda inilah Sukitman memergoki gerombolan tentara yang hendak masuk ke rumah Jenderal A.H. Nasution pada tanggal 30 September 1965 dalam pemberontakan G30 S/PKI.]]
Pada [[30 September]] [[1965]] di malam hari, Soekitman sedang menjalankan tugas patroli. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan diikuti rentetan letusan senjata. Ia bergegas menghampiri sumber suara dengan sepeda kumbangnya (hadiah bagi polisi berprestasi) ke arah kediaman Jenderal [[DI Panjaitan]]. Namun, sekelompok orang menghadang dan menculiknya. Agen Polisi Tingkat II Soekitman ikut dibawa ke [[Lubang Buaya]] dan menjadi salah satu saksi penculikan dan pembunuhan beberapa pemimpin TNI dalam Peristiwa [[G30S/PKI]].<ref>http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-sukitman-penemu-lokasi-jenazah-jenderal-di-lubang-buaya.html</ref> Dia kemudian sanggup melarikan diri dan lolos dari maut, hingga melaporkan kejadian tersebut kepada Kostrad, yang kemudian berakhir dengan penemuan jenazah para Jenderal dan Perwira tersebut.


== Saksi peristiwa Gerakan 30 September dan penemu Lubang Buaya ==
Atas jasa-jasanya selama masa hidupnya yang membaktikan dirinya pada negara, dia mendapatkan kenaikan pangkat dari AKP (Ajun Komisaris Polisi) menjadi AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) serta Negara memberikan penghormatan terakhir ketika beliau wafat dengan upacara kemiliteran pada saat akan dimakamkan di [[TMP Kalibata]].
Pada 30 September 1965 di malam hari, Soekitman sedang menjalankan tugas patroli menjaga ''Guest House'' di Jalan Iskandarsyah, [[Jakarta]] bersama rekannya, Sutarso. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan diikuti rentetan letusan senjata. Kemudian, Soekitman meminta rekan jaganya tetap menunggu di pos. Ia pun bergegas menghampiri sumber suara dengan sepeda kumbangnya (hadiah bagi polisi berprestasi) ke arah kediaman [[Mayor Jenderal|Mayor Jenderal TNI]] [[D.I. Pandjaitan]]. Namun, sekelompok orang menghadang dan menculiknya. [[Bhayangkara Dua|Agen Polisi Tingkat II]] Soekitman ikut dibawa ke [[Lubang Buaya]] dan menjadi salah satu saksi penculikan dan pembunuhan beberapa pemimpin [[Tentara Nasional Indonesia]] dalam Peristiwa [[Gerakan 30 September|G30S/PKI]].<ref>[http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-sukitman-penemu-lokasi-jenazah-jenderal-di-lubang-buaya.html "Kisah Sukitman Penemu Lokasi Jenazah Jenderal di Lubang Buaya]</ref> Atas jasa-jasanya, dia mendapatkan kenaikan pangkat dari sebelumnya [[Ajun Komisaris Polisi]] (AKP) menjadi [[Ajun Komisaris Besar Polisi]] (AKBP).


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}


[[Kategori:Tokoh Sunda]]
{{Reflist}}
[[Kategori:Tokoh dari Jawa Barat]]
[[Kategori:Tokoh dari Sukabumi]]
[[Kategori:Tokoh Polri]]

Revisi terkini sejak 4 Oktober 2023 06.17

Soekitman
Informasi pribadi
Lahir30 Maret 1943
Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, Masa Pendudukan Jepang
Meninggal13 Agustus 2007(2007-08-13) (umur 64)
Depok, Jawa Barat, Indonesia
MakamTaman Makam Pahlawan Kalibata
Anak3
Alma materSekolah Polisi Negara Kramat Jati
Dikenal karenaSaksi peristiwa Gerakan 30 September
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang Kepolisian Negara Republik Indonesia
Masa dinas1961–1998
Pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi
SatuanKorps Sabhara / Perintis
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ajun Komisaris Besar Polisi (Purn.) H. Soekitman (ER, EYD: Sukitman; 30 Maret 1943 – 13 Agustus 2007) adalah tokoh kepolisian yang menjadi saksi sejarah terjadinya Gerakan 30 September tahun 1965 oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta simpatisannya dan penemu lokasi sumur di Lubang Buaya, di mana tempat tersebut menjadi tempat pembuangan jenazah ketujuh perwira Pahlawan Revolusi.[1]

Soekitman telah berkarier di Kepolisian Negara Republik Indonesia sejak dirinya berumur 18 tahun, tepatnya pada tahun 1961. Terakhir, ia berdinas di kepolisian selaku Kepala Sub Bagian Regiden Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya, kemudian pensiun pada 1998. Setelah pensiun, Soekitman tinggal bersama mertuanya di Depok.[butuh rujukan]

Kehidupan awal dan karier[sunting | sunting sumber]

Soekitman lahir di Desa Cimanggu, Palabuhanratu, Masa Pendudukan Jepang pada tanggal 30 Maret 1943. Ia menempuh pendidikan awalnya di Sekolah Rakyat. Di umur 18 tahun, ia merantau dari tanah kelahirannya ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, hingga kemudian mengikuti ujian seleksi dan berhasil masuk Sekolah Polisi Negara (SPN) Kramat Jati, Jakarta Timur, pada tahun 1961. Siswa Angkatan VII SPN Kramat Jati ini menyelesaikan pendidikannya pada 1 Januari 1963 dan dilantik menjadi Agen Polisi Tingkat II. Ia pun memulai karier sebagai polisi di Markas Polisi Seksi VIII Kebayoran Baru sebagai anggota perintis dari Kesatuan Perintis/Sabhara.

Saksi peristiwa Gerakan 30 September dan penemu Lubang Buaya[sunting | sunting sumber]

Pada 30 September 1965 di malam hari, Soekitman sedang menjalankan tugas patroli menjaga Guest House di Jalan Iskandarsyah, Jakarta bersama rekannya, Sutarso. Tiba-tiba, terdengar suara tembakan diikuti rentetan letusan senjata. Kemudian, Soekitman meminta rekan jaganya tetap menunggu di pos. Ia pun bergegas menghampiri sumber suara dengan sepeda kumbangnya (hadiah bagi polisi berprestasi) ke arah kediaman Mayor Jenderal TNI D.I. Pandjaitan. Namun, sekelompok orang menghadang dan menculiknya. Agen Polisi Tingkat II Soekitman ikut dibawa ke Lubang Buaya dan menjadi salah satu saksi penculikan dan pembunuhan beberapa pemimpin Tentara Nasional Indonesia dalam Peristiwa G30S/PKI.[2] Atas jasa-jasanya, dia mendapatkan kenaikan pangkat dari sebelumnya Ajun Komisaris Polisi (AKP) menjadi Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).

Referensi[sunting | sunting sumber]