Residu pestisida: Perbedaan antara revisi
k Bot: Penggantian teks otomatis (-alpukat +avokad); perubahan kosmetika |
mrldatabase.com is now property of FoodChain ID |
||
(11 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Residu pestisida''' adalah [[pestisida]] yang masih tersisa pada [[bahan pangan]] setelah diaplikasikan ke [[tanaman]] [[pertanian]].<ref>{{GoldBookRef|title=pesticide residue|file=P04520}}</ref> Tingkat residu pada bahan pangan umumnya diawasi dan ditetapkan batas amannya oleh lembaga yang berwenang di berbagai negara. Paparan populasi secara umum dari residu ini lebih sering terjadi melalui konsumsi bahan pangan yang ditanam dengan perlakuan pestisida, ditanam atau diproses di tempat yang dekat dengan area berpestisida.<ref name=EPAres>{{cite web|url=http://cfpub.epa.gov/eroe/index.cfm?fuseaction=detail.viewInd&lv=list.listByAlpha&r=224028&subtop=312|title=Pesticide Residue|publisher=Environmental Protection Agency}}</ref> |
'''Residu pestisida''' adalah [[pestisida]] yang masih tersisa pada [[bahan pangan]] setelah diaplikasikan ke [[tanaman]] [[pertanian]].<ref>{{GoldBookRef|title=pesticide residue|file=P04520}}</ref> Tingkat residu pada bahan pangan umumnya diawasi dan ditetapkan batas amannya oleh lembaga yang berwenang di berbagai negara. Paparan populasi secara umum dari residu ini lebih sering terjadi melalui konsumsi bahan pangan yang ditanam dengan perlakuan pestisida, ditanam atau diproses di tempat yang dekat dengan area berpestisida.<ref name=EPAres>{{cite web|url=http://cfpub.epa.gov/eroe/index.cfm?fuseaction=detail.viewInd&lv=list.listByAlpha&r=224028&subtop=312|title=Pesticide Residue|publisher=Environmental Protection Agency|access-date=2013-11-04|archive-date=2013-06-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20130604030908/http://cfpub.epa.gov/eroe/index.cfm?fuseaction=detail.viewInd&lv=list.listByAlpha&r=224028&subtop=312|dead-url=yes}}</ref> |
||
Banyak dari residu pestisida ini merupakan pestisida sintetik berbahan dasar [[klor]] yang menunjukan sifat [[bioakumulasi]] yang dapat terkumpul dan menumpuk di dalam tubuh dan lingkungan hingga pada jumlah yang membahayakan.<ref name=chlorinatedpest>{{Cite journal |author=Walter J Crinnion. |title=Chlorinated Pesticides: Threats to Health and Importance of Detection |journal=Environmental Medicine. |volume=14 |pages=347–59 |year=2009 |pmid=20030461 |issue=4}}</ref> Senyawa kimiawi yang persisten dapat terakumulasi di dalam rantai makanan tanpa terurai, dan telah terdeteksi di berbagai [[produk hewan]] mulai dari [[daging sapi]], [[daging ayam]], [[telur ayam]], dan [[daging ikan]].<ref name=fattyfood>{{Cite journal |author=Stephen W.C. Chung, Benedict L.S. Chen. |title=Determination of organochlorine pesticide residues in fatty foods: A critical review on the analytical methods and their testing capabilities |journal=Journal of Chromatography A. |volume=1218 |pages=5555–5567 |year=2011 |pmid=21742333 |doi=10.1016/j.chroma.2011.06.066 |issue=33}}</ref> |
Banyak dari residu pestisida ini merupakan pestisida sintetik berbahan dasar [[klor]] yang menunjukan sifat [[bioakumulasi]] yang dapat terkumpul dan menumpuk di dalam tubuh dan lingkungan hingga pada jumlah yang membahayakan.<ref name=chlorinatedpest>{{Cite journal |author=Walter J Crinnion. |title=Chlorinated Pesticides: Threats to Health and Importance of Detection |journal=Environmental Medicine. |volume=14 |pages=347–59 |year=2009 |pmid=20030461 |issue=4}}</ref> Senyawa kimiawi yang persisten dapat terakumulasi di dalam rantai makanan tanpa terurai, dan telah terdeteksi di berbagai [[produk hewan]] mulai dari [[daging sapi]], [[daging ayam]], [[telur ayam]], dan [[daging ikan]].<ref name=fattyfood>{{Cite journal |author=Stephen W.C. Chung, Benedict L.S. Chen. |title=Determination of organochlorine pesticide residues in fatty foods: A critical review on the analytical methods and their testing capabilities |journal=Journal of Chromatography A. |volume=1218 |pages=5555–5567 |year=2011 |pmid=21742333 |doi=10.1016/j.chroma.2011.06.066 |issue=33}}</ref> |
||
Baris 5: | Baris 5: | ||
== Definisi == |
== Definisi == |
||
{{utama|Pestisida}} |
{{utama|Pestisida}} |
||
Pestisida adalah zat atau campuran zat yang digunakan untuk membunuh [[hama]], organisme yang merugikan [[tanaman pertanian]] dan [[hewan ternak]].<ref>US Environmental (July 24, 2007), [http://www.epa.gov/pesticides/about/index.htm What is a pesticide?] epa.gov. Retrieved on October 24, 2012.</ref> Istilah ini berlaku pada berbagai pestisida yang spesifik seperti [[insektisida]], [[herbisida]], [[nematisida]], [[algasida]], [[fungisida]], dan [[rodentisida]]. Penerapan pestisida pada tanaman pertanian dapat meninggalkan residu pada tanaman bahkan setelah dipanen dan menjadi bahan pangan yang sidap dijual. Beberapa pestisida dikategorikan sebagai zat yang memiliki dampak toksikologi yang signifikan.<ref>IPCS INCHEM (1975),[http://www.inchem.org/documents/jmpr/jmpmono/v075pr40.htm |
Pestisida adalah zat atau campuran zat yang digunakan untuk membunuh [[hama]], organisme yang merugikan [[tanaman pertanian]] dan [[hewan ternak]].<ref>US Environmental (July 24, 2007), [http://www.epa.gov/pesticides/about/index.htm What is a pesticide?] epa.gov. Retrieved on October 24, 2012.</ref> Istilah ini berlaku pada berbagai pestisida yang spesifik seperti [[insektisida]], [[herbisida]], [[nematisida]], [[algasida]], [[fungisida]], dan [[rodentisida]]. Penerapan pestisida pada tanaman pertanian dapat meninggalkan residu pada tanaman bahkan setelah dipanen dan menjadi bahan pangan yang sidap dijual. Beberapa pestisida dikategorikan sebagai zat yang memiliki dampak toksikologi yang signifikan.<ref>IPCS INCHEM (1975),[http://www.inchem.org/documents/jmpr/jmpmono/v075pr40.htm] Retrieved on October 24, 2012.</ref> |
||
== Latar belakang == |
== Latar belakang == |
||
Sejak [[perang dunia kedua]] berakhir, pestisida kimia menjadi komoditas penting dalam menanggulangi hama. Terdapat dua kategori utama pestisida ketika itu, yaitu pestisida generasi pertama dan pestisida generasi kedua. Generas pertama yang dikembangkan sebelum tahun 1940, terdiri dari senyawa [[arsenik]], [[raksa]], dan [[timbal]]. Kesemuanya lalu ditinggalkan karena terbukti sangat beracun dan tidak efektif. Generasi kedua yang terdiri dari [[senyawa organik]] sintetik. Pertumbuhan pestisida generasi kedua terpacu pada akhir tahun 1940an setelah [[Paul Müller]] menemukan [[DDT]] pada tahun 1939. Efek dari berbagai senyawa seperti [[aldrin]], [[dieldrin]], [[endrin]], [[chlordane]], [[parathion]], [[captan]] dan [[2,4-D]] juga ditemukan pada saat itu dan mulai digunakan sebagai pestisida.<ref name="pubs.caes.uga.edu">Pesticide Usage in the United States: History, Benefits, Risks, and Trends; Bulletin 1121, November 2000, K.S. Delaplane, Cooperative Extension Service, The University of Georgia College of Agricultural and Environmental Sciences http://pubs.caes.uga.edu/caespubs/pubs/PDF/B1121.pdf</ref><ref>A history of pesticide use, Patricia Muir at Oregon State University. Diakses 22 Oktober 2012, http://people.oregonstate.edu/~muirp/pesthist.htm</ref> Semua pestisida tersebut digunakan karena mampu mengendalikan hama secara efektif. Namun pada tahun 1946, masyarakat mulai melawan persebaran pestisida, terutama [[DDT]], karena menyakiti tanaman dan hewan non-target. Masyarakat menjadi sadar mengenai residu dan kemungkinan dampaknya bagi kesehatan.<ref name="pubs.caes.uga.edu"/> Pada tahun 1960an, [[Rachel Carson]] menulis buku ''[[Silent Spring]]'' (''Musim Semi Sunyi'') yang menggambarkan risiko dari [[DDT]] dan bagaimana hal tersebut mengancam [[keanekaragaman hayati]].<ref>Lobe, J (Sept 16, 2006), "WHO urges DDT for malaria control Strategies," Inter Press Service, cited from Commondreams.org. Retrieved on September 15, 2007</ref> |
Sejak [[perang dunia kedua]] berakhir, pestisida kimia menjadi komoditas penting dalam menanggulangi hama. Terdapat dua kategori utama pestisida ketika itu, yaitu pestisida generasi pertama dan pestisida generasi kedua. Generas pertama yang dikembangkan sebelum tahun 1940, terdiri dari senyawa [[arsenik]], [[raksa]], dan [[timbal]]. Kesemuanya lalu ditinggalkan karena terbukti sangat beracun dan tidak efektif. Generasi kedua yang terdiri dari [[senyawa organik]] sintetik. Pertumbuhan pestisida generasi kedua terpacu pada akhir tahun 1940an setelah [[Paul Müller]] menemukan [[DDT]] pada tahun 1939. Efek dari berbagai senyawa seperti [[aldrin]], [[dieldrin]], [[endrin]], [[chlordane]], [[parathion]], [[captan]] dan [[2,4-D]] juga ditemukan pada saat itu dan mulai digunakan sebagai pestisida.<ref name="pubs.caes.uga.edu">Pesticide Usage in the United States: History, Benefits, Risks, and Trends; Bulletin 1121, November 2000, K.S. Delaplane, Cooperative Extension Service, The University of Georgia College of Agricultural and Environmental Sciences http://pubs.caes.uga.edu/caespubs/pubs/PDF/B1121.pdf {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100613142901/http://pubs.caes.uga.edu/caespubs/pubs/PDF/B1121.pdf |date=2010-06-13 }}</ref><ref>A history of pesticide use, Patricia Muir at Oregon State University. Diakses 22 Oktober 2012, http://people.oregonstate.edu/~muirp/pesthist.htm</ref> Semua pestisida tersebut digunakan karena mampu mengendalikan hama secara efektif. Namun pada tahun 1946, masyarakat mulai melawan persebaran pestisida, terutama [[DDT]], karena menyakiti tanaman dan hewan non-target. Masyarakat menjadi sadar mengenai residu dan kemungkinan dampaknya bagi kesehatan.<ref name="pubs.caes.uga.edu"/> Pada tahun 1960an, [[Rachel Carson]] menulis buku ''[[Silent Spring]]'' (''Musim Semi Sunyi'') yang menggambarkan risiko dari [[DDT]] dan bagaimana hal tersebut mengancam [[keanekaragaman hayati]].<ref>Lobe, J (Sept 16, 2006), "WHO urges DDT for malaria control Strategies," Inter Press Service, cited from Commondreams.org. Retrieved on September 15, 2007</ref> |
||
== Regulasi == |
== Regulasi == |
||
Baris 26: | Baris 26: | ||
=== Amerika Serikat === |
=== Amerika Serikat === |
||
Di Amerika Serikat, kadar toleransi untuk sejumlah residu pestisida yang terdapat pada makanan ditetapkan oleh [[United States Environmental Protection Agency|EPA]], dan tindakan dilakukan untuk menjaga residu pestisida tetap berada di bawah nilai toleransi.<ref>{{cite web|url=http://www.access.gpo.gov/nara/cfr/waisidx_04/40cfr180_04.html |title=Protection of Environment |publisher=Access.gpo.gov |date=2004-07-01 |accessdate=2013-05-30}}</ref> [[Food and Drug Administration]] (FDA) dan [[USDA]] juga secara rutin memeriksa kadar aktual residu pestisida dalam makanan. |
Di Amerika Serikat, kadar toleransi untuk sejumlah residu pestisida yang terdapat pada makanan ditetapkan oleh [[United States Environmental Protection Agency|EPA]], dan tindakan dilakukan untuk menjaga residu pestisida tetap berada di bawah nilai toleransi.<ref>{{cite web |url=http://www.access.gpo.gov/nara/cfr/waisidx_04/40cfr180_04.html |title=Protection of Environment |publisher=Access.gpo.gov |date=2004-07-01 |accessdate=2013-05-30 |archive-date=2012-02-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120204040639/http://www.access.gpo.gov/nara/cfr/waisidx_04/40cfr180_04.html |dead-url=yes }}</ref> [[Food and Drug Administration]] (FDA) dan [[USDA]] juga secara rutin memeriksa kadar aktual residu pestisida dalam makanan. |
||
=== Jepang === |
=== Jepang === |
||
Baris 32: | Baris 32: | ||
=== China === |
=== China === |
||
Di China, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian China bekerja sama membangun mekanisme dan prosedur kerja terkait standar batas residu maksimum, diperbarui secara berkala, berdasarkan [[Keamanan pangan di China|Hukum Keamanan Pangan]] dan peraturan yang dikeluarkan oleh Konsulat.<ref>{{cite web|title=Ministry of Health and Ministry of Agriculture Released MRLS tandards|url=http://www.chinapesticide.gov.cn/doc10/10122912.html|work=China Pesticide Information Network|publisher=Press Office of the Ministry of Agriculture|accessdate=16 November 2012}}</ref><ref>{{cite web|title=China released 85 kinds of food pesticide maximum residue limits|url=http://cn.agropages.com/News/NewsDetail---2978---NewsCn.htm|publisher=World agricultural network Chinese network|accessdate=16 November 2012}}</ref> Dari batas residu maksimum sebanyak 12 pestisida<ref>{{cite web|title=Maxium Residue Limits for 12 Pesticides|url=http://down.foodmate.net/standard/sort/3/25573.html|accessdate=16 November 2012|archiveurl= |
Di China, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian China bekerja sama membangun mekanisme dan prosedur kerja terkait standar batas residu maksimum, diperbarui secara berkala, berdasarkan [[Keamanan pangan di China|Hukum Keamanan Pangan]] dan peraturan yang dikeluarkan oleh Konsulat.<ref>{{cite web|title=Ministry of Health and Ministry of Agriculture Released MRLS tandards|url=http://www.chinapesticide.gov.cn/doc10/10122912.html|work=China Pesticide Information Network|publisher=Press Office of the Ministry of Agriculture|accessdate=16 November 2012|archive-date=2015-02-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20150227041753/http://www.chinapesticide.gov.cn/doc10/10122912.html|dead-url=yes}}</ref><ref>{{cite web|title=China released 85 kinds of food pesticide maximum residue limits|url=http://cn.agropages.com/News/NewsDetail---2978---NewsCn.htm|publisher=World agricultural network Chinese network|accessdate=16 November 2012}}</ref> Dari batas residu maksimum sebanyak 12 pestisida<ref>{{cite web|title=Maxium Residue Limits for 12 Pesticides|url=http://down.foodmate.net/standard/sort/3/25573.html|accessdate=16 November 2012|archiveurl=https://web.archive.org/web/20131104231514/http://down.foodmate.net/standard/sort/3/25573.html|archivedate=2013-11-04|language=Chinese|dead-url=unfit}}</ref> kini jumlahnya bertambah menjadi 85 pestisida<ref>{{cite web|title=Maximum Residue Limits for 85 Pesticides|url=http://down.foodmate.net/standard/sort/3/28878.html|accessdate=16 November 2012|archiveurl=https://web.archive.org/web/20131104231606/http://down.foodmate.net/standard/sort/3/28878.html|archivedate=2013-11-04|dead-url=unfit}}</ref> demi meningkatkan standar mengikuti kebutunan nasional China. |
||
== Dampaknya bagi kesehatan == |
== Dampaknya bagi kesehatan == |
||
Paparan pestisida dapat menyebabkan dua jenis dampak bagi kesehatan, yaitu efek akut yang bersifak jangka pendek, dan efek kronis yang bersifat jangka panjang. Seberapa parah dampak kesehatan ini ditentukan oleh beberapa faktor seperti dosis, jalur paparan, kerentanan genetika seseorang, usia ketika terpapar kondisi kesehatan umum penderita, durasi paparan, faktur lingkungan, dan penyerapan bersamaan dengan bahan kimia lain melalui faktor lainnya.<ref name="davidsuzuki.org">David Suzuki Foundation, 2007 [http://www.davidsuzuki.org/publications/downloads/2007/DSF-pesticide-poisoning.pdf] Diakses 12 November 2012.</ref> |
Paparan pestisida dapat menyebabkan dua jenis dampak bagi kesehatan, yaitu efek akut yang bersifak jangka pendek, dan efek kronis yang bersifat jangka panjang. Seberapa parah dampak kesehatan ini ditentukan oleh beberapa faktor seperti dosis, jalur paparan, kerentanan genetika seseorang, usia ketika terpapar kondisi kesehatan umum penderita, durasi paparan, faktur lingkungan, dan penyerapan bersamaan dengan bahan kimia lain melalui faktor lainnya.<ref name="davidsuzuki.org">David Suzuki Foundation, 2007 [http://www.davidsuzuki.org/publications/downloads/2007/DSF-pesticide-poisoning.pdf] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120613070539/http://www.davidsuzuki.org/publications/downloads/2007/DSF-pesticide-poisoning.pdf|date=2012-06-13}} Diakses 12 November 2012.</ref> |
||
=== Dampak kronis === |
=== Dampak kronis === |
||
Gejala yang mungkin terjadi pada paparan pestisida jangka panjang yaitu: |
Gejala yang mungkin terjadi pada paparan pestisida jangka panjang yaitu: |
||
* peningkatan risiko kanker |
* peningkatan risiko kanker |
||
* kerusakan |
* kerusakan saraf (misal [[penyakit Parkinson]] |
||
* gangguan perkembangan |
* gangguan perkembangan |
||
* gangguan reproduksi |
* gangguan reproduksi |
||
Baris 46: | Baris 46: | ||
* intrusi ke [[sistem hormon]]<ref name="davidsuzuki.org"/> |
* intrusi ke [[sistem hormon]]<ref name="davidsuzuki.org"/> |
||
Berbagai pestisida membunuh hama dengan mengganggu sistem |
Berbagai pestisida membunuh hama dengan mengganggu sistem saraf. Karena kesamaan sifat biokimia sistem saraf di antara berbagai organisme, terdapat spekulasi bahwa bahan kimia ini juga memiliki dampak negatif bagi manusia.<ref name=neurotox>{{Cite journal |author=Marina Bjørling-Poulsen, Helle Raun Andersen and Philippe Grandjean. |title=Potential developmental neurotoxicity of pesticides used in Europe |journal=Environmental Health. |volume=7:50 |pages= 50|year=2008 |pmid=18945337 |doi=10.1186/1476-069X-7-50 |pmc=2577708}}</ref> Juga terdapat studi yang menunjukan korelasi positif antara paparan pestisida melalui [[keselamatan dan kesehatan kerja|bahaya pekerjaan]] yang kemungkinan lebih besar menelan lebih banyak dibandingkan populasi manusia secara umum, dengan keberadaan berbagai jenis [[kanker]].<ref name=Damalas>{{Cite journal |author=ChristosA. Damalas, and IliasG. Eleftherohorinos. |title=Pesticide Exposure, Safety Issues, and Risk Assessment Indicators |journal=International Journal of Environmental Research and Public Health. |volume=8 |pages=1402–19 |year=2011 |pmid=21655127 |doi=10.3390/ijerph8051402 |issue=5 |pmc=3108117}}</ref> Meski sebagian besar populasi tidak akan terpapar sejumlah besar pestisida, berbagai residu pestisida yang menempel pada bahan pangan cenderung bersifat lipofilia (menempel pada jaringan lemak, ''lipo'' = lemak) dan dapat terakumulasi di dalam tubuh.<ref name=chlorinatedpest/> |
||
Di sisi ain, penggunaan pestisida telah terbukti menjadi bahan yang ampuh dalam melawan berbagai vektor penular penyakit yang mampu menularkan ke jutaan anak-anak setiap tahunnya. Mereka digunakan di berbagai negara berkembang untuk mencegah persebaran penyakit [[malaria]], [[leishmania]], [[DBD]], dan [[ensefalitis]].<ref name=fattyfood/> |
Di sisi ain, penggunaan pestisida telah terbukti menjadi bahan yang ampuh dalam melawan berbagai vektor penular penyakit yang mampu menularkan ke jutaan anak-anak setiap tahunnya. Mereka digunakan di berbagai negara berkembang untuk mencegah persebaran penyakit [[malaria]], [[leishmania]], [[DBD]], dan [[ensefalitis]].<ref name=fattyfood/> |
||
Baris 54: | Baris 54: | ||
* iritasi mata dan pengeluaran air mata terus menerus |
* iritasi mata dan pengeluaran air mata terus menerus |
||
* luka tertentu pada kulit, memar, pembengkakan, luka bakar, berkeringat, dan sebagainya |
* luka tertentu pada kulit, memar, pembengkakan, luka bakar, berkeringat, dan sebagainya |
||
* [[sakit kepala]], [[depresi]], [[kejang otot]], kurang koordinasi antara otak dan otot, hingga kehilangan kesadaran jika paparan menyentuh sistem |
* [[sakit kepala]], [[depresi]], [[kejang otot]], kurang koordinasi antara otak dan otot, hingga kehilangan kesadaran jika paparan menyentuh sistem saraf |
||
* sakit tenggorokan, [[rhinorrhea]], [[batuk]], ''[[pulmonary edema]]'', kesulitan bernafas, hingga kegagalan bernafas jika pestisida terhirup |
* sakit tenggorokan, [[rhinorrhea]], [[batuk]], ''[[pulmonary edema]]'', kesulitan bernafas, hingga kegagalan bernafas jika pestisida terhirup |
||
* ''[[cardiac arrhythmia]]'', tidak teraturnya denyut jantung |
* ''[[cardiac arrhythmia]]'', tidak teraturnya denyut jantung |
||
Baris 64: | Baris 64: | ||
Di bulan Agustus 1994, sebuah kejadian serius mengenai [[keracunan pestisida]] pada tanaman [[ubi]] terjadi di provinsi [[Shandong]], China. Petani setempat tidak terdidik secara penuh mengenai penggunaan insektisida, sehingga mereka menggunakan pestisida yang sangat beracun [[parathion]], ketika seharusnya mereka menggunakan [[trichlorphon]]. Kejadian ini menyebabkan 300 gejala keracunan dengan 3 korban jiwa. Juga terdapat sejumlah kasus siswa keracunan dan 23 orang di antaranya dibawa ke rumah sakit karena saturan yang mereka konsumsi mengandung residu pestisida.<ref>Environmental Pesticide Pollution and Its Countermeasures in China Xu Hui, Qian Yi, Peng Bu-zhuo, Jiang Xiliu and Hua Xiao-mei Ambio Vol. 32, No. 1 (Feb., 2003), pp. 78-80 Published by: Springer Article Stable URL: http://www.jstor.org/stable/4315337</ref> |
Di bulan Agustus 1994, sebuah kejadian serius mengenai [[keracunan pestisida]] pada tanaman [[ubi]] terjadi di provinsi [[Shandong]], China. Petani setempat tidak terdidik secara penuh mengenai penggunaan insektisida, sehingga mereka menggunakan pestisida yang sangat beracun [[parathion]], ketika seharusnya mereka menggunakan [[trichlorphon]]. Kejadian ini menyebabkan 300 gejala keracunan dengan 3 korban jiwa. Juga terdapat sejumlah kasus siswa keracunan dan 23 orang di antaranya dibawa ke rumah sakit karena saturan yang mereka konsumsi mengandung residu pestisida.<ref>Environmental Pesticide Pollution and Its Countermeasures in China Xu Hui, Qian Yi, Peng Bu-zhuo, Jiang Xiliu and Hua Xiao-mei Ambio Vol. 32, No. 1 (Feb., 2003), pp. 78-80 Published by: Springer Article Stable URL: http://www.jstor.org/stable/4315337</ref> |
||
=== Perkembangan |
=== Perkembangan saraf anak === |
||
{{See also|Perkembangan anak}} |
{{See also|Perkembangan anak}} |
||
Anak-anak diperkirakan menjadi kelompok yang paling rawan terkena paparan residu pestisida, terutama ketika paparan terjadi pada jendela perkembangan kritis (''critical windows of development''). Bayi dan anak-anak mengkonsumsi sejumlah besar makanan dan air relatif terhadap berat badan mereka dan memiliki pelindung otak yang masih rentan. Bayi juga memiliki kecenderungan untuk memasukkan apapun ke dalam mulut mereka, dan perilaku merangkak yang membuat tangan mereka menyentuh lantai. Kesemua itu meningkatkan risiko paparan residu pestisida melalui makanan dan lingkungan.<ref name=pediatrics>{{Cite journal |author=Bernard Weiss, Sherlita Amler and Robert W. Amler. |title=Pesticides |journal=Pediatrics. |volume=113(4) |pages=1030–6 |year=2004 |pmid=15060196 |issue=4 Suppl}}</ref> |
Anak-anak diperkirakan menjadi kelompok yang paling rawan terkena paparan residu pestisida, terutama ketika paparan terjadi pada jendela perkembangan kritis (''critical windows of development''). Bayi dan anak-anak mengkonsumsi sejumlah besar makanan dan air relatif terhadap berat badan mereka dan memiliki pelindung otak yang masih rentan. Bayi juga memiliki kecenderungan untuk memasukkan apapun ke dalam mulut mereka, dan perilaku merangkak yang membuat tangan mereka menyentuh lantai. Kesemua itu meningkatkan risiko paparan residu pestisida melalui makanan dan lingkungan.<ref name=pediatrics>{{Cite journal |author=Bernard Weiss, Sherlita Amler and Robert W. Amler. |title=Pesticides |journal=Pediatrics. |volume=113(4) |pages=1030–6 |year=2004 |pmid=15060196 |issue=4 Suppl}}</ref> |
||
== Tingkat retensi residu pestisida pada bahan pangan == |
== Tingkat retensi residu pestisida pada bahan pangan == |
||
Berdasarkan [[Environmental Working Group]], memilih [[bahan pangan organik]] tertentu dapat mengurangi paparan residu pestisida secara signifikan hingga 90%. Kelompok ini menerbitkan daftar [[buah-buahan]] dan [[sayur-mayur]] yang direkomendasikan untuk dihindari karena dketahui mengandung residu pestisida dalam kadar yang tinggi. Sebanyak 12 buah-buahan dan sayur mayur (disebut ''dirty dozen'') diketahui memiliki kemampuan retensi residu pestisida sehingga walau telah dicuci, residu tersebut masih dapat dideteksi.<ref name=dirtydozen>{{cite web|url=http://www.ewg.org/news/us-high-pesticide-level-marks-dirty-dozen-fruits-vegetables|title=US: high pesticide level marks `Dirty Dozen' fruits, vegetables}}</ref><ref name=dirtydozen2>{{cite web|url=http://www.pbs.org/wnet/need-to-know/health/the-dirty-dozen-and-clean-15-of-produce/616/|title=The dirty dozen and clean 15 of produce}}</ref> |
Berdasarkan [[Environmental Working Group]], memilih [[bahan pangan organik]] tertentu dapat mengurangi paparan residu pestisida secara signifikan hingga 90%. Kelompok ini menerbitkan daftar [[buah-buahan]] dan [[sayur-mayur]] yang direkomendasikan untuk dihindari karena dketahui mengandung residu pestisida dalam kadar yang tinggi. Sebanyak 12 buah-buahan dan sayur mayur (disebut ''dirty dozen'') diketahui memiliki kemampuan retensi residu pestisida sehingga walau telah dicuci, residu tersebut masih dapat dideteksi.<ref name=dirtydozen>{{cite web|url=http://www.ewg.org/news/us-high-pesticide-level-marks-dirty-dozen-fruits-vegetables|title=US: high pesticide level marks `Dirty Dozen' fruits, vegetables|access-date=2013-11-05|archive-date=2013-02-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20130202074908/http://www.ewg.org/news/us-high-pesticide-level-marks-dirty-dozen-fruits-vegetables|dead-url=yes}}</ref><ref name=dirtydozen2>{{cite web|url=http://www.pbs.org/wnet/need-to-know/health/the-dirty-dozen-and-clean-15-of-produce/616/|title=The dirty dozen and clean 15 of produce}}</ref> |
||
{{multicol}} |
{{multicol}} |
||
Baris 105: | Baris 105: | ||
== Organik vs Non-organik == |
== Organik vs Non-organik == |
||
[[Berkas:Aretxabaleta-apts-and-garden-4618.jpg| |
[[Berkas:Aretxabaleta-apts-and-garden-4618.jpg|jmpl|ka|200px|Menanam di pekarangan teras unit apartemen dengan bantuan [[irigasi tetes]]]] |
||
[[Pertanian organik]] diketahui tidak menggunakan pestisida sintetik, namun bukan berarti terbebas dari residu pestisida. Pestisida sintetik dapat bersifat persisten di tanah sehingga meski pertanian konvensional telah berubah menjadi pertanian organik, pestisida masih bertahan di tanah hingga waktu yang sulit ditentukan. Pestisida juga dapat menjangkau kawasan pertanian organik melalui [[arus pestisida]] maupun ketika ditransportasikan.<ref name=organic>{{Cite journal |author=Walter J. Crinnion. |title=Organic Foods Contain Higher Levels of Certain Nutrients, Lower Levels of Pesticides, and May Provide Health Benefits for the Consumer |journal=Environmental Medicine. |volume=15 |pages=4–12 |year=2010 |pmid=20359265 |issue=1}}</ref> |
[[Pertanian organik]] diketahui tidak menggunakan pestisida sintetik, namun bukan berarti terbebas dari residu pestisida. Pestisida sintetik dapat bersifat persisten di tanah sehingga meski pertanian konvensional telah berubah menjadi pertanian organik, pestisida masih bertahan di tanah hingga waktu yang sulit ditentukan. Pestisida juga dapat menjangkau kawasan pertanian organik melalui [[arus pestisida]] maupun ketika ditransportasikan.<ref name=organic>{{Cite journal |author=Walter J. Crinnion. |title=Organic Foods Contain Higher Levels of Certain Nutrients, Lower Levels of Pesticides, and May Provide Health Benefits for the Consumer |journal=Environmental Medicine. |volume=15 |pages=4–12 |year=2010 |pmid=20359265 |issue=1}}</ref> |
||
Cara terbaik untuk minimalisasi paparan residu pestisida adalah dengan [[pencucian sayuran|mencuci sayuran]], mengupas buah dan sayuran, dan menanam buah dan sayuran sendiri di [[pekarangan]] rumah.<ref name=organicon>{{cite web|url=http://www.organicconsumers.org/organic/pesticide-residues.cfm|title=What Types of Produce Have the Highest and Lowest Levels of Pesticide Residues?|publisher=Organic Consumers Association}}</ref> |
Cara terbaik untuk minimalisasi paparan residu pestisida adalah dengan [[pencucian sayuran|mencuci sayuran]], mengupas buah dan sayuran, dan menanam buah dan sayuran sendiri di [[pekarangan]] rumah.<ref name=organicon>{{cite web|url=http://www.organicconsumers.org/organic/pesticide-residues.cfm|title=What Types of Produce Have the Highest and Lowest Levels of Pesticide Residues?|publisher=Organic Consumers Association|access-date=2013-11-05|archive-date=2014-04-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20140418145359/http://www.organicconsumers.org/organic/pesticide-residues.cfm|dead-url=yes}}</ref> |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Baris 122: | Baris 122: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://www.eprw2010.com/ The European Pesticide Residue Workshop] |
* [http://www.eprw2010.com/ The European Pesticide Residue Workshop] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091018122105/http://www.eprw2010.com/ |date=2009-10-18 }} |
||
* [http://www.pesticide-residues.org/ Pesticide residue in Europe] |
* [http://www.pesticide-residues.org/ Pesticide residue in Europe] |
||
* [ |
* [https://www.foodchainid.com/products/regulatory-limits/ International Maximum Residue Level Database] |
||
* [http://www.pesticides.gov.uk UK Pesticides Safety Directorate] |
* [http://www.pesticides.gov.uk UK Pesticides Safety Directorate] |
||
* [http://www.nzfsa.govt.nz/plant/subject/horticulture/residues/ List of websites that specify pesticide residue limits] |
* [http://www.nzfsa.govt.nz/plant/subject/horticulture/residues/ List of websites that specify pesticide residue limits] |
||
Baris 135: | Baris 135: | ||
[[Kategori:Keamanan pangan]] |
[[Kategori:Keamanan pangan]] |
||
[[Kategori:Pangan dan lingkungan]] |
[[Kategori:Pangan dan lingkungan]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Dampak lingkungan dari pertanian]] |
Revisi terkini sejak 19 Oktober 2023 09.39
Residu pestisida adalah pestisida yang masih tersisa pada bahan pangan setelah diaplikasikan ke tanaman pertanian.[1] Tingkat residu pada bahan pangan umumnya diawasi dan ditetapkan batas amannya oleh lembaga yang berwenang di berbagai negara. Paparan populasi secara umum dari residu ini lebih sering terjadi melalui konsumsi bahan pangan yang ditanam dengan perlakuan pestisida, ditanam atau diproses di tempat yang dekat dengan area berpestisida.[2]
Banyak dari residu pestisida ini merupakan pestisida sintetik berbahan dasar klor yang menunjukan sifat bioakumulasi yang dapat terkumpul dan menumpuk di dalam tubuh dan lingkungan hingga pada jumlah yang membahayakan.[3] Senyawa kimiawi yang persisten dapat terakumulasi di dalam rantai makanan tanpa terurai, dan telah terdeteksi di berbagai produk hewan mulai dari daging sapi, daging ayam, telur ayam, dan daging ikan.[4]
Definisi
[sunting | sunting sumber]Pestisida adalah zat atau campuran zat yang digunakan untuk membunuh hama, organisme yang merugikan tanaman pertanian dan hewan ternak.[5] Istilah ini berlaku pada berbagai pestisida yang spesifik seperti insektisida, herbisida, nematisida, algasida, fungisida, dan rodentisida. Penerapan pestisida pada tanaman pertanian dapat meninggalkan residu pada tanaman bahkan setelah dipanen dan menjadi bahan pangan yang sidap dijual. Beberapa pestisida dikategorikan sebagai zat yang memiliki dampak toksikologi yang signifikan.[6]
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Sejak perang dunia kedua berakhir, pestisida kimia menjadi komoditas penting dalam menanggulangi hama. Terdapat dua kategori utama pestisida ketika itu, yaitu pestisida generasi pertama dan pestisida generasi kedua. Generas pertama yang dikembangkan sebelum tahun 1940, terdiri dari senyawa arsenik, raksa, dan timbal. Kesemuanya lalu ditinggalkan karena terbukti sangat beracun dan tidak efektif. Generasi kedua yang terdiri dari senyawa organik sintetik. Pertumbuhan pestisida generasi kedua terpacu pada akhir tahun 1940an setelah Paul Müller menemukan DDT pada tahun 1939. Efek dari berbagai senyawa seperti aldrin, dieldrin, endrin, chlordane, parathion, captan dan 2,4-D juga ditemukan pada saat itu dan mulai digunakan sebagai pestisida.[7][8] Semua pestisida tersebut digunakan karena mampu mengendalikan hama secara efektif. Namun pada tahun 1946, masyarakat mulai melawan persebaran pestisida, terutama DDT, karena menyakiti tanaman dan hewan non-target. Masyarakat menjadi sadar mengenai residu dan kemungkinan dampaknya bagi kesehatan.[7] Pada tahun 1960an, Rachel Carson menulis buku Silent Spring (Musim Semi Sunyi) yang menggambarkan risiko dari DDT dan bagaimana hal tersebut mengancam keanekaragaman hayati.[9]
Regulasi
[sunting | sunting sumber]Setiap negara memiliki kebijakan pertanian masing-masing mengenai batas residu maksimum dan asupan harian yang dapat diterima. Kadar bahan kimia pangan yang diizinkan bervariasi di setiap negara karena bentuk pertanian berbeda-beda tergantung pada wilayah dan kondisi iklim dan geografi.
Internasional
[sunting | sunting sumber]Beberapa negara mengadopsi batas residu maksimum internasional yang dikeluarkan oleh FAO dan WHO pada tahun 1963 mengenai pengembangan standar pangan internasional, kode panduan penerapan, dan rekomendasi untuk keamanan pangan. Codex Alimentarius ini sudah memiliki 185 negara anggota dan 1 organisasi anggota (Uni Eropa).[10]
Uni Eropa
[sunting | sunting sumber]Pada September 2008, Uni Eropa mengeluarkan revisi baas residu maksimum untuk sekitar 1100 pestisida yang pernah digunakan di dunia. Revisi tersebut ditujukan untuk mempermudah sistem sebelumnya di mana beberapa residu pestisida diatur oleh Komisi Uni Eropa, lainnya diatur oleh negara anggota, dan lainnya tidak diatur sama sekali.[11]
Selandia Baru
[sunting | sunting sumber]Food Standards Australia New Zealand mengembangkan standar untuk kadar residu pestisida pada makanan melalui proses konsultasi. New Zealand Food Safety Authority mempublikasikan batas maksimum residu pestisida untuk bahan pangan yang diproduksi di Selandia Baru.[12]
Inggris
[sunting | sunting sumber]Pemantauan residu pestisida dimulai di Inggris pada tahun 1950an. Sejak tahun 1977 hingga tahun 2000, pekerjaan tersebut dilakukan oleh Working Party on Pesticide Residues (WPPR), dan pada tahun 2000 tugas tersebut diambil alih oleh Pesticide Residue Committee (PRC).[13]
Amerika Serikat
[sunting | sunting sumber]Di Amerika Serikat, kadar toleransi untuk sejumlah residu pestisida yang terdapat pada makanan ditetapkan oleh EPA, dan tindakan dilakukan untuk menjaga residu pestisida tetap berada di bawah nilai toleransi.[14] Food and Drug Administration (FDA) dan USDA juga secara rutin memeriksa kadar aktual residu pestisida dalam makanan.
Jepang
[sunting | sunting sumber]Di Jepang, residu pestisida diatur dalam Akta Keamanan Pangan. Toleransi pestisida diatur oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang melalui Komite Keamanan Obat-obatan dan bahan Pangan. Kadar residu pestisida yang tidak berada dalam daftar dibatasi hanya 0.01 ppm.[15]
China
[sunting | sunting sumber]Di China, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian China bekerja sama membangun mekanisme dan prosedur kerja terkait standar batas residu maksimum, diperbarui secara berkala, berdasarkan Hukum Keamanan Pangan dan peraturan yang dikeluarkan oleh Konsulat.[16][17] Dari batas residu maksimum sebanyak 12 pestisida[18] kini jumlahnya bertambah menjadi 85 pestisida[19] demi meningkatkan standar mengikuti kebutunan nasional China.
Dampaknya bagi kesehatan
[sunting | sunting sumber]Paparan pestisida dapat menyebabkan dua jenis dampak bagi kesehatan, yaitu efek akut yang bersifak jangka pendek, dan efek kronis yang bersifat jangka panjang. Seberapa parah dampak kesehatan ini ditentukan oleh beberapa faktor seperti dosis, jalur paparan, kerentanan genetika seseorang, usia ketika terpapar kondisi kesehatan umum penderita, durasi paparan, faktur lingkungan, dan penyerapan bersamaan dengan bahan kimia lain melalui faktor lainnya.[20]
Dampak kronis
[sunting | sunting sumber]Gejala yang mungkin terjadi pada paparan pestisida jangka panjang yaitu:
- peningkatan risiko kanker
- kerusakan saraf (misal penyakit Parkinson
- gangguan perkembangan
- gangguan reproduksi
- kerusakan organ tubuh
- intrusi ke sistem hormon[20]
Berbagai pestisida membunuh hama dengan mengganggu sistem saraf. Karena kesamaan sifat biokimia sistem saraf di antara berbagai organisme, terdapat spekulasi bahwa bahan kimia ini juga memiliki dampak negatif bagi manusia.[21] Juga terdapat studi yang menunjukan korelasi positif antara paparan pestisida melalui bahaya pekerjaan yang kemungkinan lebih besar menelan lebih banyak dibandingkan populasi manusia secara umum, dengan keberadaan berbagai jenis kanker.[22] Meski sebagian besar populasi tidak akan terpapar sejumlah besar pestisida, berbagai residu pestisida yang menempel pada bahan pangan cenderung bersifat lipofilia (menempel pada jaringan lemak, lipo = lemak) dan dapat terakumulasi di dalam tubuh.[3]
Di sisi ain, penggunaan pestisida telah terbukti menjadi bahan yang ampuh dalam melawan berbagai vektor penular penyakit yang mampu menularkan ke jutaan anak-anak setiap tahunnya. Mereka digunakan di berbagai negara berkembang untuk mencegah persebaran penyakit malaria, leishmania, DBD, dan ensefalitis.[4]
Dampak akut
[sunting | sunting sumber]Beberapa dampak kesehatan dari pestisida dapat terjadi dalam waktu singkat setelah terjadinya paparan. Gejala tersebut berupa:
- iritasi mata dan pengeluaran air mata terus menerus
- luka tertentu pada kulit, memar, pembengkakan, luka bakar, berkeringat, dan sebagainya
- sakit kepala, depresi, kejang otot, kurang koordinasi antara otak dan otot, hingga kehilangan kesadaran jika paparan menyentuh sistem saraf
- sakit tenggorokan, rhinorrhea, batuk, pulmonary edema, kesulitan bernafas, hingga kegagalan bernafas jika pestisida terhirup
- cardiac arrhythmia, tidak teraturnya denyut jantung
- mual, muntah, diare, nyeri perut jika pestisida tertelan ke saluran pencernaan
Keracunan akut dapat terjadi pada berbagai situasi, bisa melalui makanan yang mengandung residu pestisida, termasuk tidak sengaja tertelan ketika melakukan aktivitas pertanian bersama keluarga di pekarangan rumah. Anak-anak merupakan yang paling rentan terhadap keracunan karena antibodi mereka belum berkembang untuk melawan berbagai jenis bahaya toksisitas.[20]
Keracunan pestisida
[sunting | sunting sumber]Di bulan Agustus 1994, sebuah kejadian serius mengenai keracunan pestisida pada tanaman ubi terjadi di provinsi Shandong, China. Petani setempat tidak terdidik secara penuh mengenai penggunaan insektisida, sehingga mereka menggunakan pestisida yang sangat beracun parathion, ketika seharusnya mereka menggunakan trichlorphon. Kejadian ini menyebabkan 300 gejala keracunan dengan 3 korban jiwa. Juga terdapat sejumlah kasus siswa keracunan dan 23 orang di antaranya dibawa ke rumah sakit karena saturan yang mereka konsumsi mengandung residu pestisida.[23]
Perkembangan saraf anak
[sunting | sunting sumber]Anak-anak diperkirakan menjadi kelompok yang paling rawan terkena paparan residu pestisida, terutama ketika paparan terjadi pada jendela perkembangan kritis (critical windows of development). Bayi dan anak-anak mengkonsumsi sejumlah besar makanan dan air relatif terhadap berat badan mereka dan memiliki pelindung otak yang masih rentan. Bayi juga memiliki kecenderungan untuk memasukkan apapun ke dalam mulut mereka, dan perilaku merangkak yang membuat tangan mereka menyentuh lantai. Kesemua itu meningkatkan risiko paparan residu pestisida melalui makanan dan lingkungan.[24]
Tingkat retensi residu pestisida pada bahan pangan
[sunting | sunting sumber]Berdasarkan Environmental Working Group, memilih bahan pangan organik tertentu dapat mengurangi paparan residu pestisida secara signifikan hingga 90%. Kelompok ini menerbitkan daftar buah-buahan dan sayur-mayur yang direkomendasikan untuk dihindari karena dketahui mengandung residu pestisida dalam kadar yang tinggi. Sebanyak 12 buah-buahan dan sayur mayur (disebut dirty dozen) diketahui memiliki kemampuan retensi residu pestisida sehingga walau telah dicuci, residu tersebut masih dapat dideteksi.[25][26]
Organik vs Non-organik
[sunting | sunting sumber]Pertanian organik diketahui tidak menggunakan pestisida sintetik, namun bukan berarti terbebas dari residu pestisida. Pestisida sintetik dapat bersifat persisten di tanah sehingga meski pertanian konvensional telah berubah menjadi pertanian organik, pestisida masih bertahan di tanah hingga waktu yang sulit ditentukan. Pestisida juga dapat menjangkau kawasan pertanian organik melalui arus pestisida maupun ketika ditransportasikan.[27]
Cara terbaik untuk minimalisasi paparan residu pestisida adalah dengan mencuci sayuran, mengupas buah dan sayuran, dan menanam buah dan sayuran sendiri di pekarangan rumah.[28]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]- Keracunan pestisida
- Teknik keamanan pangan
- Dampak lingkungan dari pestisida
- Dampak lingkungan dari pertanian
- Daftar masalah lingkungan
- Perkembangan anak
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ IUPAC, Compendium of Chemical Terminology, edisi ke-2 ("Buku Emas") (1997). Versi koreksi daring: (2006–) "pesticide residue".
- ^ "Pesticide Residue". Environmental Protection Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-04. Diakses tanggal 2013-11-04.
- ^ a b Walter J Crinnion. (2009). "Chlorinated Pesticides: Threats to Health and Importance of Detection". Environmental Medicine. 14 (4): 347–59. PMID 20030461.
- ^ a b Stephen W.C. Chung, Benedict L.S. Chen. (2011). "Determination of organochlorine pesticide residues in fatty foods: A critical review on the analytical methods and their testing capabilities". Journal of Chromatography A. 1218 (33): 5555–5567. doi:10.1016/j.chroma.2011.06.066. PMID 21742333.
- ^ US Environmental (July 24, 2007), What is a pesticide? epa.gov. Retrieved on October 24, 2012.
- ^ IPCS INCHEM (1975),[1] Retrieved on October 24, 2012.
- ^ a b Pesticide Usage in the United States: History, Benefits, Risks, and Trends; Bulletin 1121, November 2000, K.S. Delaplane, Cooperative Extension Service, The University of Georgia College of Agricultural and Environmental Sciences http://pubs.caes.uga.edu/caespubs/pubs/PDF/B1121.pdf Diarsipkan 2010-06-13 di Wayback Machine.
- ^ A history of pesticide use, Patricia Muir at Oregon State University. Diakses 22 Oktober 2012, http://people.oregonstate.edu/~muirp/pesthist.htm
- ^ Lobe, J (Sept 16, 2006), "WHO urges DDT for malaria control Strategies," Inter Press Service, cited from Commondreams.org. Retrieved on September 15, 2007
- ^ CODEX International Food Standards (Oct 23, 2012) Diakses 28 Oktober 2012
- ^ European Commission. (2008). Plant Protection - Pesticide Residues. Fact Sheet.
- ^ "Food Standards". New Zealand Food Safety Authority. Diakses tanggal 2009-02-20.
- ^ CRD. "CRD | About PRiF | The Role of the PRiF". Pesticides.gov.uk. Diakses tanggal 2013-05-30.
- ^ "Protection of Environment". Access.gpo.gov. 2004-07-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-04. Diakses tanggal 2013-05-30.
- ^ "The Japanese Positive List System for Agricultural Chemical Residues in Foods" (Siaran pers). The Japan Food Chemical Research Foundation. 2006-05.
- ^ "Ministry of Health and Ministry of Agriculture Released MRLS tandards". China Pesticide Information Network. Press Office of the Ministry of Agriculture. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-27. Diakses tanggal 16 November 2012.
- ^ "China released 85 kinds of food pesticide maximum residue limits". World agricultural network Chinese network. Diakses tanggal 16 November 2012.
- ^ "Maxium Residue Limits for 12 Pesticides" (dalam bahasa Chinese). Archived from the original on 2013-11-04. Diakses tanggal 16 November 2012.
- ^ "Maximum Residue Limits for 85 Pesticides". Archived from the original on 2013-11-04. Diakses tanggal 16 November 2012.
- ^ a b c David Suzuki Foundation, 2007 [2] Diarsipkan 2012-06-13 di Wayback Machine. Diakses 12 November 2012.
- ^ Marina Bjørling-Poulsen, Helle Raun Andersen and Philippe Grandjean. (2008). "Potential developmental neurotoxicity of pesticides used in Europe". Environmental Health. 7:50: 50. doi:10.1186/1476-069X-7-50. PMC 2577708 . PMID 18945337.
- ^ ChristosA. Damalas, and IliasG. Eleftherohorinos. (2011). "Pesticide Exposure, Safety Issues, and Risk Assessment Indicators". International Journal of Environmental Research and Public Health. 8 (5): 1402–19. doi:10.3390/ijerph8051402. PMC 3108117 . PMID 21655127.
- ^ Environmental Pesticide Pollution and Its Countermeasures in China Xu Hui, Qian Yi, Peng Bu-zhuo, Jiang Xiliu and Hua Xiao-mei Ambio Vol. 32, No. 1 (Feb., 2003), pp. 78-80 Published by: Springer Article Stable URL: http://www.jstor.org/stable/4315337
- ^ Bernard Weiss, Sherlita Amler and Robert W. Amler. (2004). "Pesticides". Pediatrics. 113(4) (4 Suppl): 1030–6. PMID 15060196.
- ^ "US: high pesticide level marks `Dirty Dozen' fruits, vegetables". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-02. Diakses tanggal 2013-11-05.
- ^ "The dirty dozen and clean 15 of produce".
- ^ Walter J. Crinnion. (2010). "Organic Foods Contain Higher Levels of Certain Nutrients, Lower Levels of Pesticides, and May Provide Health Benefits for the Consumer". Environmental Medicine. 15 (1): 4–12. PMID 20359265.
- ^ "What Types of Produce Have the Highest and Lowest Levels of Pesticide Residues?". Organic Consumers Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-18. Diakses tanggal 2013-11-05.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- The European Pesticide Residue Workshop Diarsipkan 2009-10-18 di Wayback Machine.
- Pesticide residue in Europe
- International Maximum Residue Level Database
- UK Pesticides Safety Directorate
- List of websites that specify pesticide residue limits
- US EPA Pesticide Chemical Search
- CODEX Alimentarius International Food Standards
- Pesticides and Food:What the Pesticide Residue Limits are on Food