Lompat ke isi

Kumbakarna: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(30 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{TMH Infobox|
'''Kumbakarna''' adalah saudara kandung [[Rawana]]. Ia adalah seorang raksasa yang sangat mengerikan, tetapi bersifat perwira. dia sering memberikan advice kepada rahwana, memnyadarkan bahwa tindakanya keliru. salah satu sifatnya adalah tidur panjang,konon hal ini dilakukan agar dia tidak menyakiti mahluk di dunia. Ia hanya bangun selama satu hari dalam waktu enam bulan ini.
| Image = Kumbhakarna.jpg
| Caption = Lukisan Kumbakarna dari [[India]], dibuat pada [[abad ke-19]].
| Nama = Kumbakarna
| Devanagari = कुम्भकर्ण
| Ejaan_Sanskerta = Kumbhakarṇa
| Golongan = [[rakshasa|raksasa]]
| Saudara = [[Kuwera]], [[Rahwana]], [[Surpanaka]], [[Wibisana]]
| Ayah = [[Wisrawa]]
| Ibu = [[Sukesi]] (Kaikesi)
| Kitab = ''[[Ramayana]]''
| Anak = Kumba dan Nikumba
| Asal = [[Kerajaan Alengka]]
}}
Dalam [[wiracarita]] [[Ramayana]], '''Kumbakarna''' {{Sanskerta|कुम्भकर्ण|Kumbhakarṇa}} adalah saudara kandung [[Rahwana]], raja [[rakshasa|raksasa]] dari [[Alengka]]. Menurut cerita, Kumbakarna merupakan seorang raksasa yang sangat tinggi dan berwajah mengerikan, tetapi bersifat perwira dan sering menyadarkan perbuatan kakaknya yang salah.<ref>{{Cite book|last1=Valmiki|last2=Vyasa|date=19 Mei 2018|url=https://books.google.com/books?id=qj9bDwAAQBAJ&dq=kumbhakarna+rakshasa&pg=PT3691|title=Delphi Collected Sanskrit Epics (Illustrated)|publisher=Delphi Classics|isbn=978-1-78656-128-2|language=en|url-status=live}}</ref> Ia memiliki suatu kelemahan, yaitu tidur selama enam bulan, dan selama ia menjalani masa tidur, ia tidak mampu mengerahkan seluruh kekuatannya.<ref>{{Cite book|last=Parameswaran|first=Mangalam R.|date=19 April 2013|url=https://books.google.com/books?id=uzjsDwAAQBAJ&dq=kumbhakarna+indra&pg=PA223|title=The Ramayana of Valmiki (A condensed version of Valmiki's epic): , published by Manipal Universal Press|publisher=Manipal Universal Press|isbn=978-93-82460-08-4|language=en|url-status=live}}</ref> Pada saat kerajaan kakaknya diserbu oleh [[Rama]] beserta pasukan [[wanara]], ia dibangunkan dari tidurnya dan berhasil membantai lebih dari 8000 pasukan kera.<ref name=":0">{{Cite book|last1=Valmiki|last2=Venkatesananda|first2=Swami|date=1 Januari 1988|url=https://books.google.com/books?id=mkSzznK3VuEC&dq=kumbhakarna+vanara&pg=PA309|title=The Concise Ramayana of Valmiki|publisher=SUNY Press|isbn=978-0-88706-862-1|language=English|url-status=live}}</ref>


== Arti nama ==
Ketika Rawana kewalahan menghadapi Sri [[Rama]], maka ia menyuruh Kumbakarna menghadapinya. Kumbakarna sebenarnya tahu bahwa kakaknya lah yang bersalah, tetapi demi membela alengka tanah tumpah darahnya dia pun maju sebagai prajurit melawan serbuan [[Rama]]. Lalu ia memerangi bala [[wanara]] ([[kera]]) dan berhasil mengalahkan [[Sugriwa]]. Tetapi ia akhirnya dibunuh oleh Sri [[Rama]].


Dalam [[bahasa Sanskerta]], secara [[harafiah]] nama ''Kumbhakarna'' berarti "bertelinga [[kendi]]".
Kumbakarna sering di lambangkan sebagai perwira pembela tanah tumpah darahnya, karena pilihanya yang membela alengka bukan [[Rawana]] dan berperang melawan [[Rama]]


== Keluarga ==


Ayah Kumbakarna adalah seorang [[resi]] bernama [[Wisrawa]], dan ibunya adalah [[Sukesi]] (Kaikesi), putri seorang raja [[detya]] bernama [[Sumali]]. [[Rahwana]], [[Wibisana]] dan [[Surpanaka]] adalah saudara kandungnya, sementara [[Kuwera]], [[Kara (Ramayana)|Kara]], [[Dusana]], [[Kumbini]], adalah saudara tirinya.<ref>{{Cite book |last=Rajagopalachari |title=RAMAYANA retold by C. Rajagopalachari |pages=83}}</ref> [[Marica]] adalah pamannya, putra [[Tataka]], saudara Sumali. Kumbakarna memiliki putra bernama Kumba dan Nikumba. Kedua putranya itu gugur dalam pertempuran di [[Alengka]]. Kumba menemui ajalnya di tangan [[Sugriwa]], sedangkan Nikumba gugur di tangan [[Hanoman]].
{{ramayana}}


== Anugerah Brahma ==
{{ramayana-stub}}
[[File: Waking up Kumbhakarna.jpg|270px|thumb|Lukisan dari [[India]], menggambarkan para raksasa membangunkan Kumbakarna dengan berbagai senjata dan berteriak di telinganya. Lukisan dibuat pada [[abad ke-17]], kini disimpan di [[British Museum]].]]
Saat [[Rahwana]] dan Kumbakrana mengadakan [[pertapaan|tapa]], Dewa [[Brahma]] muncul karena berkenan dengan pemujaan yang mereka lakukan. Brahma memberi kesempatan bagi mereka untuk mengajukan permohonan. Saat tiba giliran Kumbakarna untuk mengajukan permohonan, Dewi [[Saraswati]] masuk ke dalam mulutnya untuk membengkokkan lidahnya, maka saat ia memohon "''Indrāsan''" (takhta Dewa [[Indra]]), ia mengucapkan "''Nīndrasan''" (tidur abadi). Brahma mengabulkan permohonannya. Karena merasa sayang terhadap adiknya, [[Rahwana]] meminta Brahma agar membatalkan anugerah tersebut. Brahma tidak berkenan untuk membatalkan anugrahnya, tetapi ia meringankan anugrah tersebut agar Kumbakarna tidur selama enam bulan dan bangun selama enam bulan. Pada saat ia menjalani masa tidur, ia tidak akan mampu mengerahkan seluruh kekuatannya.<ref>{{Cite book |last=Murty |first=Sudha |url=https://books.google.com/books?id=e2puDwAAQBAJ&dq=indrasana+nidrasana&pg=PT62 |title=The Upside-Down King: Unusual Tales about Rama and Krishna |date=2018-09-25 |publisher=Penguin Random House India Private Limited |isbn=978-81-8475-417-9 |language=en}}</ref>

== Peran di Alengka ==

Kumbakarna sering memberikan nasihat kepada [[Rahwana]], menyadarkan bahwa tindakannya keliru. Ketika Rahwana kewalahan menghadapi [[Rama]], maka ia menyuruh Kumbakarna menghadapinya. Kumbakarna sebenarnya tahu bahwa kakaknya salah, tetapi demi membela [[Alengka]] tanah tumpah darahnya dia pun maju sebagai prajurit melawan serbuan Rama. Kumbakarna sering dilambangkan sebagai perwira pembela tanah tumpah darahnya, karena ia membela Alengka untuk segala kaumnya, bukan untuk Rahwana saja, dan ia berperang melawan Rama tanpa rasa permusuhan, hanya semata-mata menjalankan kewajiban.<ref name=":1">{{Cite book |last=Rajagopalachari |title=RAMAYANA retold by C. Rajagopalachari |publisher= |pages=168–169}}</ref>

== Pertempuran dan kematian ==
[[File:The_Demon_Kumbhakarna_Is_Defeated_by_Rama_and_Lakshmana_1.jpg|left|thumb|Lukisan pertempuran terakhir Kumbakarna, dibuat pada masa [[kesultanan Malwa]] di [[India]] (abad ke-17), kini menjadi koleksi [[Metropolitan Museum of Art]].]]
Saat [[Kerajaan Alengka]] diserbu oleh [[Rama]] dan sekutunya, [[Rahwana]] memerintahkan pasukannya untuk membangunkan Kumbakarna yang sedang tertidur. Utusan Rahwana membangunkan Kumbakarna dengan menggiring gajah agar menginjak-injak badannya serta menusuk badannya dengan tombak. Kemudian 1000 gajah menginjak badannya, sehingga mata Kumbakarna mulai terbuka, lalu para utusan segera mendekatkan makanan ke hidung Kumbakarna. Setelah diinjak ribuan gajah, serta menyantap makanan yang dihidangkan, Kumbakarna benar-benar terbangun dari tidurnya.<ref>{{Cite book |last=Venkataraman |first=M. |url=https://books.google.com/books?id=P85yEAAAQBAJ&dq=Kumbakarna+elephants+walked&pg=PA52 |title=A few gods and goddesses of Hinduism |date=2022-06-03 |publisher=Venkataraman M |language=en}}</ref>

Setelah bangun, Kumbakarna menghadap Rahwana. Ia mencoba menasihati Rahwana agar mengembalikan [[Sita]] dan menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan kakaknya itu adalah salah. Rahwana sedih mendengar nasihat tersebut sehingga membuat Kumbakarna tersentuh. Tanpa sikap bermusuhan dengan Rama, Kumbakarna maju ke medan perang untuk menunaikan kewajiban sebagai pembela negara.<ref name=":1" /> Sebelum bertarung Kumbakarna berbincang-bincang dengan [[Wibisana]], adiknya, setelah itu ia berperang dengan pasukan [[wanara]].

Dalam peperangan, Kumbakarna banyak membunuh pasukan [[wanara]] dan banyak melukai prajurit pilihan seperti [[Anggada]], [[Sugriwa]], [[Hanoman]], [[Nila (Ramayana)|Nila]], dan lain-lain. Dengan panah saktinya, [[Rama]] memutuskan kedua tangan Kumbakarna. Namun dengan kakinya, Kumbakarna masih bisa menginjak-injak pasukan wanara. Kemudian Rama memotong kedua kaki Kumbakarna dengan panahnya. Tanpa tangan dan kaki, Kumbakarna mengguling-gulingkan badannya dan melindas pasukan wanara. Melihat keperkasaan Kumbakarna, Rama merasa terkesan dan kagum. Namun ia tidak ingin Kumbakarna tersiksa terlalu lama. Akhirnya Rama melepaskan panahnya yang terakhir, bernama ''Indrastra'' (senjata Indra). Panah tersebut memisahkan kepala Kumbakarna dari badannya dan membawanya terbang, lalu jatuh di pusat kota Alengka. Versi lain menyebutkan bahwa kepalanya sempat menghantam benteng dan gedung-gedung, sebelum jatuh ke laut.<ref>{{Cite book |last=Aravamudan |first=Krishnan |url=https://books.google.com/books?id=CJe9BAAAQBAJ&dq=vayuastra+kumbakarna&pg=PA569 |title=Pure Gems of Ramayanam |date=2014-09-22 |publisher=Partridge |isbn=978-1-4828-3720-9 |language=en}}</ref> Berita kematian Kumbakarna membuat Rahwana merasa lemas dan celaka.<ref>{{Cite book|last=Mani|first=Vettam|url=https://archive.org/details/puranicencyclopa00maniuoft|title=Puranic encyclopaedia : a comprehensive dictionary with special reference to the epic and Puranic literature|date=1975|publisher=Delhi : Motilal Banarsidass|others=Robarts - University of Toronto|pages=450}}</ref>

== Referensi ==
{{reflist}}

== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.lankalibrary.com/myths/kumbha.htm Sri Lanka, Virtual Library: Kumbhakarna]


{{ramayana}}


[[Kategori:Tokoh Ramayana]]
[[Kategori:Tokoh Ramayana]]

Revisi terkini sejak 10 November 2023 06.33

Kumbakarna
कुम्भकर्ण
Lukisan Kumbakarna dari India, dibuat pada abad ke-19.
Lukisan Kumbakarna dari India, dibuat pada abad ke-19.
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaKumbakarna
Ejaan Dewanagariकुम्भकर्ण
Ejaan IASTKumbhakarṇa
Kitab referensiRamayana
AsalKerajaan Alengka
Golonganraksasa
AyahWisrawa
IbuSukesi (Kaikesi)
SaudaraKuwera, Rahwana, Surpanaka, Wibisana
AnakKumba dan Nikumba

Dalam wiracarita Ramayana, Kumbakarna (Dewanagari: कुम्भकर्ण; ,IASTKumbhakarṇa, कुम्भकर्ण) adalah saudara kandung Rahwana, raja raksasa dari Alengka. Menurut cerita, Kumbakarna merupakan seorang raksasa yang sangat tinggi dan berwajah mengerikan, tetapi bersifat perwira dan sering menyadarkan perbuatan kakaknya yang salah.[1] Ia memiliki suatu kelemahan, yaitu tidur selama enam bulan, dan selama ia menjalani masa tidur, ia tidak mampu mengerahkan seluruh kekuatannya.[2] Pada saat kerajaan kakaknya diserbu oleh Rama beserta pasukan wanara, ia dibangunkan dari tidurnya dan berhasil membantai lebih dari 8000 pasukan kera.[3]

Arti nama

[sunting | sunting sumber]

Dalam bahasa Sanskerta, secara harafiah nama Kumbhakarna berarti "bertelinga kendi".

Ayah Kumbakarna adalah seorang resi bernama Wisrawa, dan ibunya adalah Sukesi (Kaikesi), putri seorang raja detya bernama Sumali. Rahwana, Wibisana dan Surpanaka adalah saudara kandungnya, sementara Kuwera, Kara, Dusana, Kumbini, adalah saudara tirinya.[4] Marica adalah pamannya, putra Tataka, saudara Sumali. Kumbakarna memiliki putra bernama Kumba dan Nikumba. Kedua putranya itu gugur dalam pertempuran di Alengka. Kumba menemui ajalnya di tangan Sugriwa, sedangkan Nikumba gugur di tangan Hanoman.

Anugerah Brahma

[sunting | sunting sumber]
Lukisan dari India, menggambarkan para raksasa membangunkan Kumbakarna dengan berbagai senjata dan berteriak di telinganya. Lukisan dibuat pada abad ke-17, kini disimpan di British Museum.

Saat Rahwana dan Kumbakrana mengadakan tapa, Dewa Brahma muncul karena berkenan dengan pemujaan yang mereka lakukan. Brahma memberi kesempatan bagi mereka untuk mengajukan permohonan. Saat tiba giliran Kumbakarna untuk mengajukan permohonan, Dewi Saraswati masuk ke dalam mulutnya untuk membengkokkan lidahnya, maka saat ia memohon "Indrāsan" (takhta Dewa Indra), ia mengucapkan "Nīndrasan" (tidur abadi). Brahma mengabulkan permohonannya. Karena merasa sayang terhadap adiknya, Rahwana meminta Brahma agar membatalkan anugerah tersebut. Brahma tidak berkenan untuk membatalkan anugrahnya, tetapi ia meringankan anugrah tersebut agar Kumbakarna tidur selama enam bulan dan bangun selama enam bulan. Pada saat ia menjalani masa tidur, ia tidak akan mampu mengerahkan seluruh kekuatannya.[5]

Peran di Alengka

[sunting | sunting sumber]

Kumbakarna sering memberikan nasihat kepada Rahwana, menyadarkan bahwa tindakannya keliru. Ketika Rahwana kewalahan menghadapi Rama, maka ia menyuruh Kumbakarna menghadapinya. Kumbakarna sebenarnya tahu bahwa kakaknya salah, tetapi demi membela Alengka tanah tumpah darahnya dia pun maju sebagai prajurit melawan serbuan Rama. Kumbakarna sering dilambangkan sebagai perwira pembela tanah tumpah darahnya, karena ia membela Alengka untuk segala kaumnya, bukan untuk Rahwana saja, dan ia berperang melawan Rama tanpa rasa permusuhan, hanya semata-mata menjalankan kewajiban.[6]

Pertempuran dan kematian

[sunting | sunting sumber]
Lukisan pertempuran terakhir Kumbakarna, dibuat pada masa kesultanan Malwa di India (abad ke-17), kini menjadi koleksi Metropolitan Museum of Art.

Saat Kerajaan Alengka diserbu oleh Rama dan sekutunya, Rahwana memerintahkan pasukannya untuk membangunkan Kumbakarna yang sedang tertidur. Utusan Rahwana membangunkan Kumbakarna dengan menggiring gajah agar menginjak-injak badannya serta menusuk badannya dengan tombak. Kemudian 1000 gajah menginjak badannya, sehingga mata Kumbakarna mulai terbuka, lalu para utusan segera mendekatkan makanan ke hidung Kumbakarna. Setelah diinjak ribuan gajah, serta menyantap makanan yang dihidangkan, Kumbakarna benar-benar terbangun dari tidurnya.[7]

Setelah bangun, Kumbakarna menghadap Rahwana. Ia mencoba menasihati Rahwana agar mengembalikan Sita dan menjelaskan bahwa tindakan yang dilakukan kakaknya itu adalah salah. Rahwana sedih mendengar nasihat tersebut sehingga membuat Kumbakarna tersentuh. Tanpa sikap bermusuhan dengan Rama, Kumbakarna maju ke medan perang untuk menunaikan kewajiban sebagai pembela negara.[6] Sebelum bertarung Kumbakarna berbincang-bincang dengan Wibisana, adiknya, setelah itu ia berperang dengan pasukan wanara.

Dalam peperangan, Kumbakarna banyak membunuh pasukan wanara dan banyak melukai prajurit pilihan seperti Anggada, Sugriwa, Hanoman, Nila, dan lain-lain. Dengan panah saktinya, Rama memutuskan kedua tangan Kumbakarna. Namun dengan kakinya, Kumbakarna masih bisa menginjak-injak pasukan wanara. Kemudian Rama memotong kedua kaki Kumbakarna dengan panahnya. Tanpa tangan dan kaki, Kumbakarna mengguling-gulingkan badannya dan melindas pasukan wanara. Melihat keperkasaan Kumbakarna, Rama merasa terkesan dan kagum. Namun ia tidak ingin Kumbakarna tersiksa terlalu lama. Akhirnya Rama melepaskan panahnya yang terakhir, bernama Indrastra (senjata Indra). Panah tersebut memisahkan kepala Kumbakarna dari badannya dan membawanya terbang, lalu jatuh di pusat kota Alengka. Versi lain menyebutkan bahwa kepalanya sempat menghantam benteng dan gedung-gedung, sebelum jatuh ke laut.[8] Berita kematian Kumbakarna membuat Rahwana merasa lemas dan celaka.[9]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Valmiki; Vyasa (19 Mei 2018). Delphi Collected Sanskrit Epics (Illustrated) (dalam bahasa Inggris). Delphi Classics. ISBN 978-1-78656-128-2. 
  2. ^ Parameswaran, Mangalam R. (19 April 2013). The Ramayana of Valmiki (A condensed version of Valmiki's epic): , published by Manipal Universal Press (dalam bahasa Inggris). Manipal Universal Press. ISBN 978-93-82460-08-4. 
  3. ^ Valmiki; Venkatesananda, Swami (1 Januari 1988). The Concise Ramayana of Valmiki (dalam bahasa English). SUNY Press. ISBN 978-0-88706-862-1. 
  4. ^ Rajagopalachari. RAMAYANA retold by C. Rajagopalachari. hlm. 83. 
  5. ^ Murty, Sudha (2018-09-25). The Upside-Down King: Unusual Tales about Rama and Krishna (dalam bahasa Inggris). Penguin Random House India Private Limited. ISBN 978-81-8475-417-9. 
  6. ^ a b Rajagopalachari. RAMAYANA retold by C. Rajagopalachari. hlm. 168–169. 
  7. ^ Venkataraman, M. (2022-06-03). A few gods and goddesses of Hinduism (dalam bahasa Inggris). Venkataraman M. 
  8. ^ Aravamudan, Krishnan (2014-09-22). Pure Gems of Ramayanam (dalam bahasa Inggris). Partridge. ISBN 978-1-4828-3720-9. 
  9. ^ Mani, Vettam (1975). Puranic encyclopaedia : a comprehensive dictionary with special reference to the epic and Puranic literature. Robarts - University of Toronto. Delhi : Motilal Banarsidass. hlm. 450. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]