Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika: Perbedaan antara revisi
k isi nya salah tdi |
k Mengembalikan suntingan oleh 103.191.196.64 (bicara) ke revisi terakhir oleh InternetArchiveBot Tag: Pengembalian SWViewer [1.4] |
||
(13 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[ |
{{Perjanjian Baru|epistles}}[[Berkas:Thessaloniki-Roman forum.png|jmpl|Reruntuhan Kota Tesalonika.]] |
||
'''Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika''' adalah salah satu kitab yang |
'''Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika''' adalah salah satu kitab yang umumnya dipandang sebagai salah satu surat ([[Surat 1 Tesalonika|yang kedua dari dua surat]]) kepada jemaat di kota Tesalonika yang termuat dalam bagian [[Perjanjian Baru]] di [[Alkitab]] [[Kristen]].<ref name="Arnold">Arnnold E. Airhart.1969.Beacon Bible Commentary, Vol. IX.USA.Beacon Hill Press.433-438.</ref><ref name="Bruce">F. F. Bruce.1982.Word Biblical Commentary: 1&2 Thessalonians.USA. Word Books, Publisher. xix-xxvii.</ref><ref name="Brown">W. R. F. Brown.2007.Kamus Alkitab.Jakarta.Gunung Mulia.447-448.</ref> Kota [[Thessaloniki|Tesalonika]], yang namanya secara populer dipakai untuk menyebut surat ini, merupakan ibu kota dari [[Makedonia]], sebuah provinsi dalam [[Kekaisaran Romawi]].<ref name="Arnold" /><ref name="Bruce" /><ref name="Brown" /> Paulus merupakan pendiri Jemaat di Tesalonika, khususnya setelah ia meninggalkan [[Filipi]].<ref name="Arnold" /><ref name="Bruce" /><ref name="Brown" /> |
||
== Latar |
== Latar belakang == |
||
=== Penulis === |
=== Penulis === |
||
[[Paulus dari Tarsus|Paulus]] diyakini sebagai penulis asli surat ini.<ref name="Hakh"> |
[[Paulus dari Tarsus|Rasul Paulus]] umumnya diyakini sebagai penulis asli surat ini.<ref name="Hakh">Samuel Benyamin Hakh. 2010, ''Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya''. Bandung: Bina Media Informasi. hlm. 182.</ref> Dalam [[2 Tesalonika 1#Ayat 1|2 Tesalonika 1:1]] disebutkan bahwa surat ini berasal dari Paulus beserta dua orang rekan sekerjanya, yakni [[Silwanus]] dan [[Timotius]].<ref> {{Alkitab|2 Tesalonika 1:1}}</ref> Berdasarkan anggapan bahwa surat ini ditulis pada abad ke-2, sejumlah pakar Perjanjian Baru modern meragukan bahwa surat ini benar-benar ditulis oleh Paulus dengan beberapa alasan, dan menggolongkan surat ini bersama-sama enam [[surat-surat Paulus]] lain, yaitu [[Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus|Surat Efesus]], [[Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose|Kolose]], [[Surat 1 Timotius|1 dan]] [[Surat 2 Timotius|2 Timotius]], serta [[Surat Paulus kepada Titus|Titus]], sebagai "surat-surat deutero Paulus". Sebutan "''deutero Pauline''" ("tulisan seorang Paulus kedua") diberikan karena diduga bahwa penulis surat ini bukan Paulus, melainkan muridnya atau paling tidak orang yang menganut teologinya, sehingga kemungkinan merupakan suatu [[pseudopigrafa]] yang dengan sengaja memakai nama Paulus sebagai penulisnya.<ref name="Bambang">Bambang Subandrijo. 2010, ''Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 1. Bandung: Bina Media Informasi. hlm. 152.</ref> |
||
=== Keadaan Jemaat === |
=== Keadaan Jemaat === |
||
Gambaran jemaat dalam surat 2 Tesalonika ini |
Gambaran jemaat dalam surat 2 Tesalonika ini dianggap berbeda dengan gambaran jemaat dalam surat yang pertama.<ref name="Willi">Willi Marxsen. 2006, ''Pengantar Perjanjian Baru:Pendekatan Kritis terhadap masalah-masalahnya''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 32,33.</ref> Pada Surat 2 Tesalonika, Paulus berhadapan dengan para penganut [[ajaran sesat|bidah]] yang menyampaikan kedatangan "hari Tuhan" (''[[kedatangan Kedua Yesus Kristus|parousia]]'') telah tiba ({{Alkitab|2 Tesalonika 2:2}}), membuat jemaat kebingungan mendengar pemberitaan seperti itu.<ref name="Willi"/> Melihat keadaan demikian, penulis bermaksud menanggapi hal itu. Melalui surat ini diharapkan jemaat tetap melanjutkan kegiatan sehari-hari seperti biasanya sambil tetap melaksanakan kewajiban sebagai orang Kristen.<ref name="Dianne">Dianne Bergant, Robert Karris. 2002, ''Tafsir Alkitab Perjanjian Baru''. Jogjakarta: Kanisius. hlm. 379.</ref> Dalam jemaat juga berkembang ajaran yang tidak memedulikan tubuh (''sarx'', "daging") karena menganggap diri telah disempurnakan dalam roh. Ajaran demikian membuat jemaat kemudian lebih senang dengan cara hidup yang malas-malasan dan kurang memperhatikan ketertiban.<ref name="Willi"/> |
||
== Waktu penulisan == |
== Waktu penulisan == |
||
Surat ini diyakini ditulis antara tahun 50-51 M.<ref>John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3</ref><ref>W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET 1966; <sup>2</sup>1975.</ref> Pendapat lain memberi perkiraan tahun 48-49.<ref>A. Harnack, Geschichte der altchristlichen Litteratur bis Eusehius, Leipzig 1893-7, vol. II.</ref> |
Surat ini umumnya diyakini ditulis antara tahun 50-51 M.<ref>John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3</ref><ref>W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET 1966; <sup>2</sup>1975.</ref> Pendapat lain memberi perkiraan tahun 48-49.<ref>A. Harnack, Geschichte der altchristlichen Litteratur bis Eusehius, Leipzig 1893-7, vol. II.</ref> |
||
== Ayat-ayat terkenal == |
== Ayat-ayat terkenal == |
||
* {{Alkitab|2 Tesalonika 2:7-8}}: ''Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (2:8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan napas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.'' |
* {{Alkitab|2 Tesalonika 2:7-8}}: ''Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (2:8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan napas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.'' |
||
* {{Alkitab|2 Tesalonika 2:15}}: ''Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.'' |
|||
* {{Alkitab|2 Tesalonika 3:10}}: ''Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.'' |
* {{Alkitab|2 Tesalonika 3:10}}: ''Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.'' |
||
== Struktur |
== Struktur surat == |
||
Secara garis besar, struktur Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika adalah sebagai berikut:<ref name="Morris">Leon Morris (ed). 1984, ''The epistle of Paul to the Thessalonians: An Introduction and commentary''. Grand Rapids: William Eerdmans Publishing. hlm. 115.</ref> |
|||
1. Salam ([[2 Tesalonika 1|1:]]1-2) |
:1. Salam ([[2 Tesalonika 1|1:]]1-2) |
||
2. Ucapan syukur dan doa ([[2 Tesalonika 1|1:]]13-12) |
:2. Ucapan syukur dan doa ([[2 Tesalonika 1|1:]]13-12) |
||
:* Ucapan syukur (1:3-5) |
:* Ucapan syukur (1:3-5) |
||
:* Penghakiman Allah (1:6-10) |
:* [[Penghakiman ilahi|Penghakiman Allah]] (1:6-10) |
||
:* Doa bagi jemaat di Tesalonika (1:11-12) |
:* Doa bagi jemaat di Tesalonika (1:11-12) |
||
3. Tentang |
:3. Tentang "hari Tuhan" atau [[Kedatangan Kedua Yesus Kristus]] ([[2 Tesalonika 2|2:]]1-12) |
||
:* Hari Tuhan yang belum tiba ( 2:1-2) |
:* "Hari Tuhan" yang belum tiba ( 2:1-2) |
||
:* Tentang pemberontakan manusia (2:3-12) |
:* Tentang pemberontakan manusia (2:3-12) |
||
4. Ucapan terima kasih dan dorongan Paulus bagi jemaat (2:13-17) |
:4. Ucapan terima kasih dan dorongan Paulus bagi jemaat (2:13-17) |
||
5. Kesetiaan Allah ([[2 Tesalonika 3|3:]]1-5) |
:5. Kesetiaan Allah ([[2 Tesalonika 3|3:]]1-5) |
||
6. Kedisiplinan hidup: tentang ketidaktaatan manusia (3:6-15) |
:6. Kedisiplinan hidup: tentang ketidaktaatan manusia (3:6-15) |
||
== |
== Isi == |
||
=== Tentang |
=== Tentang ketabahan menghadapi penganiayaan === |
||
Masalah penganiayaan yang dialami jemaat di [[Tesalonika]] membuat mereka merasakan penderitaan. |
Masalah penganiayaan yang dialami jemaat di [[Tesalonika]] membuat mereka merasakan penderitaan. Melalui surat ini, penulis kemudian hadir sebagai seorang motivator yang terus mengingatkan jemaat agar tetap tabah dan memberikan motivasi melalui ucapan syukur. Dalam ucapan syukur tersebut, Paulus menyampaikan perasaan sukacitanya atas [[iman dalam Kekristenan|iman]] yang dimiliki jemaat yang dinilainya semakin bertambah (1:3-4). Paulus juga menjelaskan kepada jemaat bahwa penderitaan yang sedang mereka rasakan menegaskan adanya maksud dari [[Allah]] di balik semua penderitaan yang mereka rasakan.<ref name="Hakh"/> |
||
=== Menyikapi |
=== Menyikapi ajaran sesat dan parousia === |
||
⚫ | Dalam surat yang kedua ini, pemberitaan tentang "hari Tuhan" (''[[kedatangan Kedua Yesus Kristus|parousia]]'') telah menjadi masalah pelik walaupun tidak disebutkan siapa orang-orang yang menyebarkan kabar tentang kedatangan Yesus yang kedua. Paulus menanggapinya dengan menuliskan kepada jemaat di Tesalonika bahwa mereka telah salah memahami pemberitaan seputar kedatangan tersebut. Ia mengingatkan jemaat agar tetap berpegang teguh pada "ajaran-ajaran" yang ia sampaikan sembari tetap menantikan hari ketika [[Yesus]] akan datang kembali dari surga. Namun, Paulus juga menyatakan bahwa sebelum "hari Tuhan" tiba akan ada tanda-tanda yang mendahuluinya dan mencapai puncaknya pada hari tersebut.<ref name="Hakh"/> |
||
=== "Ajaran-ajaran" === |
|||
⚫ | Dalam surat yang kedua ini, pemberitaan tentang |
||
Dalam 2 Tesalonika 2:15, Paulus menginstruksikan jemaat supaya "berpegang teguhlah pada tradisi-tradisi ({{lang-gr|παραδόσεις}}, {{lang-la|traditiones}}) yang kami ajarkan kepadamu, baik dengan kata-kata maupun dengan surat."<ref name="Rombs8">{{cite book | year =2010 | title =Tradition and the Rule of Faith in the Early Church | editor-last =Rombs | editor-first =Ronnie J. | editor2-last =Hwang | editor2-first =Alexander Y. | publication-place =Washington, D.C. | publisher =Catholic University of America Press | page=8}}</ref> Mengutip ayat ini, dalam ''Tentang Roh Kudus'' karyanya, [[Basil dari Kaisarea|Basilius Agung]] menuliskan, "[Tradisi-tradisi] ini telah disampaikan dari mulut ke mulut dari Paulus ataupun dari rasul-rasul yang lain, tanpa harus dituliskan,"<ref name="Thiselton">{{cite book |title=1 and 2 Thessalonians Through the Centuries |first=Anthony C. |last=Thiselton |publisher=John Wiley & Sons |year=2011 |isbn=9781444390148}}</ref> dan menyebutkan pengakuan iman [[Tritunggal|Trinitarian]] sebagai salah satu contoh "tradisi tak tertulis".<ref>Rombs (2010), p. 27</ref> [[Sirilus dari Yerusalem]] menuliskan pandangan serupa dalam ''Pengajaran Kateketik'' karyanya, berpendapat bahwa tradisi-tradisi yang dinyatakan Paulus itu (Alkitab [[Terjemahan Baru|TB]] menyebutnya "ajaran-ajaran") harus dilestarikan dan diingat, setidaknya dalam bentuk Kredo (Pengakuan Iman).<ref name="Thiselton"/> Dalam khotbahnya tentang ayat ini, [[Yohanes Krisostomus]] membedakan tradisi lisan dari tradisi tertulis.<ref>Rombs (2010), p. 28</ref> Pada saat itu tradisi lisan telah didefinisikan sebagai "tradisi" dan tradisi tertulis sebagai "Kitab Suci", bersama-sama disatukan dalam "autentisitas asal mula rasuli keduanya".<ref>{{cite book |title=Remembering Our Future: Explorations in Deep Church |editor-first=Andrew |editor-last=Walker |editor2-first=Luke |editor2-last=Bretherton |publisher=Wipf and Stock Publishers |year=2013 |isbn=9781620328354 |pages=67-68}}</ref> [[Everett Ferguson]] mengatakan bahwa pengacuan Paulus pada tradisi mengindikasikan kalau "apa yang disampaikan berasal dari Tuhan",<ref name="Rombs8"/> dan [[John Stott]] menyebut tradisi itu ({{lang-gr|παράδοσις}}, ''paradosis'') sebagai {{"'}}tradisi' rasuli".<ref>{{cite book |title=The Gospel & the End of Time: The Message of 1 & 2 Thessalonians |url=https://archive.org/details/gospelendoftimem0000stot |first=John R. W. |last=Stott |publisher=InterVarsity Press |year=1991 |isbn=9780830817498 |page=[https://archive.org/details/gospelendoftimem0000stot/page/77 77]}}</ref> |
|||
=== Berdoa dan |
=== Berdoa dan bekerja === |
||
Paulus menasihatkan jemaat agar menjauhkan diri dari orang-orang yang sudah tidak mau bekerja lagi (2 Tesalonika 3:6), dan mendorong mereka untuk tetap giat dalam bekerja. Nasihat demikian juga disampaikan Paulus dalam surat yang terdahulu, namun dalam surat ini Paulus semakin memotivasi jemaat agar mengikuti nasihatnya. Yang dimaksudkan Paulus adalah mengikuti teladannya yang tetap "berusaha dan berjerih payah siang malam", selain melaksanakan tugas utamanya sebagai pemberita Injil. Dengan demikian, jemaat diajarkan supaya dalam menantikan kedatangan Yesus yang kedua tidak hanya dengan berdoa, tetapi juga dengan giat bekerja. Dalam 2 Tesalonika 3:10, Paulus menegaskan bahwa "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan".<ref name="Hakh"/> |
|||
== Lihat pula |
== Lihat pula == |
||
* [[Surat 1 Tesalonika]] |
* [[Surat 1 Tesalonika]] |
||
* [[Surat-surat Paulus]] |
* [[Surat-surat Paulus]] |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
{{s-start}} |
{{s-start}} |
||
Baris 53: | Baris 59: | ||
{{s-end}} |
{{s-end}} |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
== Pranala luar == |
|||
{{2 Tesalonika}} |
{{2 Tesalonika}} |
||
{{Kitab-kitab Alkitab}} |
{{Kitab-kitab Alkitab}} |
||
[[Kategori:Kitab Perjanjian Baru|Te2]] |
[[Kategori:Kitab Perjanjian Baru|Te2]] |
||
[[Kategori:Surat-surat rasul|Te2]] |
[[Kategori:Surat-surat rasul|Te2]] |
Revisi terkini sejak 11 November 2023 11.51
Bagian dari Alkitab Kristen | ||||
Perjanjian Baru | ||||
---|---|---|---|---|
|
||||
Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika adalah salah satu kitab yang umumnya dipandang sebagai salah satu surat (yang kedua dari dua surat) kepada jemaat di kota Tesalonika yang termuat dalam bagian Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1][2][3] Kota Tesalonika, yang namanya secara populer dipakai untuk menyebut surat ini, merupakan ibu kota dari Makedonia, sebuah provinsi dalam Kekaisaran Romawi.[1][2][3] Paulus merupakan pendiri Jemaat di Tesalonika, khususnya setelah ia meninggalkan Filipi.[1][2][3]
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Penulis
[sunting | sunting sumber]Rasul Paulus umumnya diyakini sebagai penulis asli surat ini.[4] Dalam 2 Tesalonika 1:1 disebutkan bahwa surat ini berasal dari Paulus beserta dua orang rekan sekerjanya, yakni Silwanus dan Timotius.[5] Berdasarkan anggapan bahwa surat ini ditulis pada abad ke-2, sejumlah pakar Perjanjian Baru modern meragukan bahwa surat ini benar-benar ditulis oleh Paulus dengan beberapa alasan, dan menggolongkan surat ini bersama-sama enam surat-surat Paulus lain, yaitu Surat Efesus, Kolose, 1 dan 2 Timotius, serta Titus, sebagai "surat-surat deutero Paulus". Sebutan "deutero Pauline" ("tulisan seorang Paulus kedua") diberikan karena diduga bahwa penulis surat ini bukan Paulus, melainkan muridnya atau paling tidak orang yang menganut teologinya, sehingga kemungkinan merupakan suatu pseudopigrafa yang dengan sengaja memakai nama Paulus sebagai penulisnya.[6]
Keadaan Jemaat
[sunting | sunting sumber]Gambaran jemaat dalam surat 2 Tesalonika ini dianggap berbeda dengan gambaran jemaat dalam surat yang pertama.[7] Pada Surat 2 Tesalonika, Paulus berhadapan dengan para penganut bidah yang menyampaikan kedatangan "hari Tuhan" (parousia) telah tiba (2 Tesalonika 2:2), membuat jemaat kebingungan mendengar pemberitaan seperti itu.[7] Melihat keadaan demikian, penulis bermaksud menanggapi hal itu. Melalui surat ini diharapkan jemaat tetap melanjutkan kegiatan sehari-hari seperti biasanya sambil tetap melaksanakan kewajiban sebagai orang Kristen.[8] Dalam jemaat juga berkembang ajaran yang tidak memedulikan tubuh (sarx, "daging") karena menganggap diri telah disempurnakan dalam roh. Ajaran demikian membuat jemaat kemudian lebih senang dengan cara hidup yang malas-malasan dan kurang memperhatikan ketertiban.[7]
Waktu penulisan
[sunting | sunting sumber]Surat ini umumnya diyakini ditulis antara tahun 50-51 M.[9][10] Pendapat lain memberi perkiraan tahun 48-49.[11]
Ayat-ayat terkenal
[sunting | sunting sumber]- 2 Tesalonika 2:7–8: Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, (2:8) pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan napas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
- 2 Tesalonika 2:15: Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
- 2 Tesalonika 3:10: Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.
Struktur surat
[sunting | sunting sumber]Secara garis besar, struktur Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika adalah sebagai berikut:[12]
- 1. Salam (1:1-2)
- 2. Ucapan syukur dan doa (1:13-12)
- Ucapan syukur (1:3-5)
- Penghakiman Allah (1:6-10)
- Doa bagi jemaat di Tesalonika (1:11-12)
- 3. Tentang "hari Tuhan" atau Kedatangan Kedua Yesus Kristus (2:1-12)
- "Hari Tuhan" yang belum tiba ( 2:1-2)
- Tentang pemberontakan manusia (2:3-12)
- 4. Ucapan terima kasih dan dorongan Paulus bagi jemaat (2:13-17)
- 5. Kesetiaan Allah (3:1-5)
- 6. Kedisiplinan hidup: tentang ketidaktaatan manusia (3:6-15)
Isi
[sunting | sunting sumber]Tentang ketabahan menghadapi penganiayaan
[sunting | sunting sumber]Masalah penganiayaan yang dialami jemaat di Tesalonika membuat mereka merasakan penderitaan. Melalui surat ini, penulis kemudian hadir sebagai seorang motivator yang terus mengingatkan jemaat agar tetap tabah dan memberikan motivasi melalui ucapan syukur. Dalam ucapan syukur tersebut, Paulus menyampaikan perasaan sukacitanya atas iman yang dimiliki jemaat yang dinilainya semakin bertambah (1:3-4). Paulus juga menjelaskan kepada jemaat bahwa penderitaan yang sedang mereka rasakan menegaskan adanya maksud dari Allah di balik semua penderitaan yang mereka rasakan.[4]
Menyikapi ajaran sesat dan parousia
[sunting | sunting sumber]Dalam surat yang kedua ini, pemberitaan tentang "hari Tuhan" (parousia) telah menjadi masalah pelik walaupun tidak disebutkan siapa orang-orang yang menyebarkan kabar tentang kedatangan Yesus yang kedua. Paulus menanggapinya dengan menuliskan kepada jemaat di Tesalonika bahwa mereka telah salah memahami pemberitaan seputar kedatangan tersebut. Ia mengingatkan jemaat agar tetap berpegang teguh pada "ajaran-ajaran" yang ia sampaikan sembari tetap menantikan hari ketika Yesus akan datang kembali dari surga. Namun, Paulus juga menyatakan bahwa sebelum "hari Tuhan" tiba akan ada tanda-tanda yang mendahuluinya dan mencapai puncaknya pada hari tersebut.[4]
"Ajaran-ajaran"
[sunting | sunting sumber]Dalam 2 Tesalonika 2:15, Paulus menginstruksikan jemaat supaya "berpegang teguhlah pada tradisi-tradisi (bahasa Yunani: παραδόσεις, bahasa Latin: traditiones) yang kami ajarkan kepadamu, baik dengan kata-kata maupun dengan surat."[13] Mengutip ayat ini, dalam Tentang Roh Kudus karyanya, Basilius Agung menuliskan, "[Tradisi-tradisi] ini telah disampaikan dari mulut ke mulut dari Paulus ataupun dari rasul-rasul yang lain, tanpa harus dituliskan,"[14] dan menyebutkan pengakuan iman Trinitarian sebagai salah satu contoh "tradisi tak tertulis".[15] Sirilus dari Yerusalem menuliskan pandangan serupa dalam Pengajaran Kateketik karyanya, berpendapat bahwa tradisi-tradisi yang dinyatakan Paulus itu (Alkitab TB menyebutnya "ajaran-ajaran") harus dilestarikan dan diingat, setidaknya dalam bentuk Kredo (Pengakuan Iman).[14] Dalam khotbahnya tentang ayat ini, Yohanes Krisostomus membedakan tradisi lisan dari tradisi tertulis.[16] Pada saat itu tradisi lisan telah didefinisikan sebagai "tradisi" dan tradisi tertulis sebagai "Kitab Suci", bersama-sama disatukan dalam "autentisitas asal mula rasuli keduanya".[17] Everett Ferguson mengatakan bahwa pengacuan Paulus pada tradisi mengindikasikan kalau "apa yang disampaikan berasal dari Tuhan",[13] dan John Stott menyebut tradisi itu (bahasa Yunani: παράδοσις, paradosis) sebagai "'tradisi' rasuli".[18]
Berdoa dan bekerja
[sunting | sunting sumber]Paulus menasihatkan jemaat agar menjauhkan diri dari orang-orang yang sudah tidak mau bekerja lagi (2 Tesalonika 3:6), dan mendorong mereka untuk tetap giat dalam bekerja. Nasihat demikian juga disampaikan Paulus dalam surat yang terdahulu, namun dalam surat ini Paulus semakin memotivasi jemaat agar mengikuti nasihatnya. Yang dimaksudkan Paulus adalah mengikuti teladannya yang tetap "berusaha dan berjerih payah siang malam", selain melaksanakan tugas utamanya sebagai pemberita Injil. Dengan demikian, jemaat diajarkan supaya dalam menantikan kedatangan Yesus yang kedua tidak hanya dengan berdoa, tetapi juga dengan giat bekerja. Dalam 2 Tesalonika 3:10, Paulus menegaskan bahwa "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan".[4]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Arnnold E. Airhart.1969.Beacon Bible Commentary, Vol. IX.USA.Beacon Hill Press.433-438.
- ^ a b c F. F. Bruce.1982.Word Biblical Commentary: 1&2 Thessalonians.USA. Word Books, Publisher. xix-xxvii.
- ^ a b c W. R. F. Brown.2007.Kamus Alkitab.Jakarta.Gunung Mulia.447-448.
- ^ a b c d Samuel Benyamin Hakh. 2010, Perjanjian Baru: Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya. Bandung: Bina Media Informasi. hlm. 182.
- ^ 2 Tesalonika 1:1
- ^ Bambang Subandrijo. 2010, Menyingkap Pesan-pesan Perjanjian Baru 1. Bandung: Bina Media Informasi. hlm. 152.
- ^ a b c Willi Marxsen. 2006, Pengantar Perjanjian Baru:Pendekatan Kritis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta: BPK Gunung Mulia. hlm. 32,33.
- ^ Dianne Bergant, Robert Karris. 2002, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Jogjakarta: Kanisius. hlm. 379.
- ^ John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
- ^ W. G. Kummel, "Introduction to the New Testament" (Heidelberg i963),ET 1966; 21975.
- ^ A. Harnack, Geschichte der altchristlichen Litteratur bis Eusehius, Leipzig 1893-7, vol. II.
- ^ Leon Morris (ed). 1984, The epistle of Paul to the Thessalonians: An Introduction and commentary. Grand Rapids: William Eerdmans Publishing. hlm. 115.
- ^ a b Rombs, Ronnie J.; Hwang, Alexander Y., ed. (2010). Tradition and the Rule of Faith in the Early Church. Washington, D.C.: Catholic University of America Press. hlm. 8.
- ^ a b Thiselton, Anthony C. (2011). 1 and 2 Thessalonians Through the Centuries. John Wiley & Sons. ISBN 9781444390148.
- ^ Rombs (2010), p. 27
- ^ Rombs (2010), p. 28
- ^ Walker, Andrew; Bretherton, Luke, ed. (2013). Remembering Our Future: Explorations in Deep Church. Wipf and Stock Publishers. hlm. 67–68. ISBN 9781620328354.
- ^ Stott, John R. W. (1991). The Gospel & the End of Time: The Message of 1 & 2 Thessalonians. InterVarsity Press. hlm. 77. ISBN 9780830817498.
Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika
| ||
Didahului oleh: Surat 1 Tesalonika |
Perjanjian Baru Alkitab |
Diteruskan oleh: Surat 1 Timotius |