Salawati Daud: Perbedaan antara revisi
RushingBot (bicara | kontrib) k →top: hapus templat bendera per pedoman gaya ikon, removed: {{flagicon|Belanda}}, {{negara|Indonesia}} |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(15 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{multiple issues|{{NPOV}}{{tone}}{{refimprove}}{{rapikan}}}} |
|||
{{Infobox Officeholder |
{{Infobox Officeholder |
||
|name = Charlotte Salawati Daud |
|name = Charlotte Salawati Daud |
||
|image = |
|image = Salawati daud (cropped).jpg |
||
|office = Wali Kota Makassar |
|office = Wali Kota Makassar |
||
|order = ke-4 |
|order = ke-4 |
||
Baris 9: | Baris 10: | ||
|president = [[Soekarno]] |
|president = [[Soekarno]] |
||
|governor = |
|governor = |
||
|predecessor = Abdul Hamid Daeng Magassing |
|predecessor = [[Abdul Hamid Daeng Magassing]] |
||
|successor = J.M. Qaimuddin |
|successor = J.M. Qaimuddin |
||
|birth_date = |
|birth_date = {{birth date|1909|3|20|}} |
||
|birth_place = [[Tariangbaru, Tabukan Tengah, Kepulauan Sangihe|Tariangbaru]], [[Hindia Belanda]] |
|birth_place = [[Tariangbaru, Tabukan Tengah, Kepulauan Sangihe|Tariangbaru]], [[Hindia Belanda]] |
||
|death_date = |
|death_date = {{death date and age|1985|3|10|1909|3|20|}} |
||
|death_place = |
|death_place =[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]] |
||
|nationality = [[Indonesia]] |
|nationality = [[Indonesia]] |
||
|other_names = |
|other_names = |
||
Baris 21: | Baris 22: | ||
}} |
}} |
||
'''Salawati Daud atau Charlotte Salawati''' ( |
'''Salawati Daud atau Charlotte Salawati''' ({{lahirmati|[[Tariangbaru, Tabukan Tengah, Kepulauan Sangihe|Tariangbaru]], [[Hindia Belanda]],|20|3|1909|[[Jakarta]], [[Indonesia]]|10|3|1985}}) adalah seorang [[politisi]], [[Aktivis sosial|aktivis]], [[penulis]], dan mantan anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR RI]]. Dia adalah seorang tokoh pejuang pada masa sebelum [[Indonesia]] merdeka yang dikenal karena pernah melakukan dialog dengan tokoh kontroversial [[Abdul Kahar Muzakkar]] dengan publikasi majalah [[Wanita]] di [[Makassar, Makassar|Makassar]] pada tahun 1945, yang memiliki oplah mencapai sekitar 2000 eksemplar. |
||
⚫ | Salawati Daud menikah dengan seorang pejabat [[pemerintah]] dari [[Kabupaten Maros]], yang merupakan seorang kubu gerilya selama Perang Kemerdekaan Indonesia . Dia melakukan perjalanan ke [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], dan berusaha untuk meyakinkan pemerintah untuk mendukung perjuangan gerilya. |
||
Pada tahun [[1945]] ia mulai menerbitkan majalah [[Wanita]] di [[Makassar, Makassar|Makassar]], yang memiliki oplah mencapai [[2000]]-an. |
|||
Mulanya ia tercatat sebagai anggota [[Partai politik|Partai]] [[Kedaulatan Rakyat]]. Dari Arsip [[Antara Anyer dan Jakarta|Antara]] diketahui, partai ini sangat pro republik dan memperjuangkan [[Hak-hak asasi manusia|hak-hak]] kaum [[perempuan]]. |
|||
⚫ | |||
== Riwayat Hidup == |
== Riwayat Hidup == |
||
Salawati Daud merupakan perempuan Indonesia pertama yang menempati posisi [[Wali kota]]. Ia menjadi |
Salawati Daud merupakan perempuan Indonesia pertama yang menempati posisi [[Wali kota|walikota]]. Ia menjadi walikota di Makassar, [[Sulawesi]] pada tahun [[1949]]. Tak hanya itu, ia juga tercatat sebagai walikota Makassar yang pertama di bawah pemerintahan Republik Indonesia.<ref name="Wali kota Pertama">[http://www.berdikarionline.com/tokoh/20130803/salawati-daud-walikota-perempuan-pertama-di-indonesia.html Salawati Daud, Wali kota Perempuan Pertama Di Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140221120558/http://www.berdikarionline.com/tokoh/20130803/salawati-daud-walikota-perempuan-pertama-di-indonesia.html |date=2014-02-21 }} berdikarionline.com, Diakses Sabtu, 3 Agustus 2013</ref> |
||
Pasca [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi 17 Agustus 1945]], Makassar langsung dicaplok Sekutu/[[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda|NICA]]. Sejumlah pemimpin Republik, termasuk Gubernur Sulawesi zaman itu, [[Sam Ratulangi]], ditangkap oleh Belanda. Gagal-lah upaya membentuk pemerintahan RI di Makassar. Republik Indonesia baru berhasil membentuk pemerintahan sendiri di Makassar tahun 1949. |
Pasca [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi 17 Agustus 1945]], Makassar langsung dicaplok Sekutu/[[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda|NICA]]. Sejumlah pemimpin Republik, termasuk Gubernur Sulawesi zaman itu, [[Sam Ratulangi]], ditangkap oleh Belanda. Gagal-lah upaya membentuk pemerintahan RI di Makassar. Republik Indonesia baru berhasil membentuk pemerintahan sendiri di Makassar tahun 1949. |
||
Pada tahun 1945, Salawati menerbitkan majalah |
Pada tahun 1945, Salawati menerbitkan majalah wanita di Makassar. Majalah tersebut terbit dua kali sebulan. Jumlah barang yang diedarkan berjumlah ribuan setiap terbit. Selain majalah wanita, dia juga memimpin majalah Bersatu, yang diedarkan berjumlah mencapai 2000-an. |
||
Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, Makassar langsung diduduki [[Sekutu]] yang diboncengi [[NICA]]. [[Sam Ratulangi]], tokoh yang ditunjuk [[Bung Karno]] sebagai [[Gubernur]] [[Sulawesi]] ditangkap. Banyak tokoh pemuda yang memprotes penangkapan tersebut. |
|||
Rakyat Sulawesi Selatan marah. |
Rakyat Sulawesi Selatan marah. Pada [[September]] 1945, bentrokan antara rakyat dan pelajar melawan [[NICA]] telah terjadi. Salah satunya adalah aksi pelajar perguruan islam Datu Museng, yang mengibarkan bendera merah putih di sekolahnya. |
||
Saat itu pemuda dan pelajar membentuk Pusat Pemuda National Indonesia ( |
Saat itu pemuda dan pelajar membentuk Pusat Pemuda National Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Manai Sophiaan. Tidak lama kemudian, [[Manai Sophiaan]] ditangkap oleh [[Pemerintahan Sipil Hindia Belanda|NICA]]. Dia disekap di markas NICA di Empress Hotel. Kejadian tersebut memicu kemarahan pelajar Makassar. [[29 Oktober]] 1945, pelajar menyerbu Empress Hotel dan mengibarkan [[Merah Putih (film)|Merah Putih]] di sana. |
||
Salawati Daud sudah aktif dalam gerakan itu. |
Salawati Daud sudah aktif dalam gerakan itu. Dia bersama kawan-kawannya di Partai Kedaulatan Rakyat mendirikan “Tim Penerangan” untuk mengkampanyekan penolakan terhadap kehadiran kolonialis Belanda di [[Sulawesi]]. Dalam gerakan ini, Salawati berkeliling Sulsel untuk memassalkan gerakan ini. |
||
Tetapi Salawati tak hanya berkampanye, |
Tetapi Salawati tak hanya berkampanye, dia juga turut memanggul senjata melawan tentara NICA. Sejumlah sumber menyebutkan, Ia bersama Emmy Saelan bertempur melawan Belanda. Salah satu pertempuran yang terkenal penyerbuan tangsi polisi di Masamba. Aksi penyerbuan ini dipimpin oleh Salawati Daud. Tak heran, ia sangat disegani oleh semua pejuang Republik di Sulawesi. |
||
Mungkin karena pertimbangan itulah, ia ditunjuk sebagai |
Mungkin karena pertimbangan itulah, ia ditunjuk sebagai walikota pertama di Makassar. Karena pengaruh politiknya pula, ia dipercaya mengatasi sejumlah kekacauan di Sulawesi selatan. Salah satunya adalah pemberontakan [[Kahar Muzakkar]]. |
||
Beberapa literatur menyebutkan, Salawati Daud-lah yang membawa pengaruh kiri ke Kahar Muzakkar. Tak heran, ketika Kahar mau memberontak terhadap Republik, Salawati berjuang mati-matian untuk membujuknya agar tetap di pangkuan Republik. Sayang, usaha itu menemui kegagalan. |
Beberapa literatur menyebutkan, Salawati Daud-lah yang membawa pengaruh kiri ke Kahar Muzakkar. Tak heran, ketika Kahar mau memberontak terhadap Republik, Salawati berjuang mati-matian untuk membujuknya agar tetap di pangkuan Republik. Sayang, usaha itu menemui kegagalan. |
||
Baris 57: | Baris 54: | ||
Konon, karena pengaruh politik Salawati Daud, PKI mendapat suara besar di [[Tana Toraja]]. Itu terjadi pada pemilu 1955. itu pula yang mengantarkan Salawati Daud menjadi anggota DPR tahun 1955. Sejak itu, ia bermukim di Jakarta. Selain aktif sebagai anggota DPR, ia juga menjadi pengurus DPP Gerwani. Ia menempati posisi sebagai Wakil Ketua. Di DPR, Salawati aktif memperjuangkan hak-hak perempuan.<ref name="Sejarah Gerwis">[http://news.detik.com/read/2013/09/30/154108/2373384/10/sejarah-gerwis-dan-munculnya-gerwani?9911012 Sejarah Gerwis dan Munculnya Gerwani] news.detik.com, Diakses 30 September 2013</ref> |
Konon, karena pengaruh politik Salawati Daud, PKI mendapat suara besar di [[Tana Toraja]]. Itu terjadi pada pemilu 1955. itu pula yang mengantarkan Salawati Daud menjadi anggota DPR tahun 1955. Sejak itu, ia bermukim di Jakarta. Selain aktif sebagai anggota DPR, ia juga menjadi pengurus DPP Gerwani. Ia menempati posisi sebagai Wakil Ketua. Di DPR, Salawati aktif memperjuangkan hak-hak perempuan.<ref name="Sejarah Gerwis">[http://news.detik.com/read/2013/09/30/154108/2373384/10/sejarah-gerwis-dan-munculnya-gerwani?9911012 Sejarah Gerwis dan Munculnya Gerwani] news.detik.com, Diakses 30 September 2013</ref> |
||
Pada 1965 meletus peristiwa [[G30S]] dan ormas-ormasnya segera dituding mendalangi peristiwa tersebut. Saat itu, usai bersidang di Parlemen, Salawati Daud bersama empat kawannya, yakni [[Umi Sardjono]], Ny.Mudigdo, Siti Aminah, dan Dahliar, ditangkap oleh tentara. Ia kemudian digelandang ke markas [[Kostrad]], diintergorasi berhari-hari di sana, lalu kemudian dijebloskan ke penjara Bukit Duri dan dikirim ke [[Kamp Plantungan]]. Di dalam penjara pun ia tak menyerah. Ia aktif membela nasib sesama tahanan yang diperlakukan tidak sewenang-wenang. |
|||
Salawati Daud |
Salawati Daud merupakan salah satu dari banyak pemimpin Gerwani yang dipenjara setelah 1965 pengambilalihan militer. Pada tanggal [[1 Oktober]] 1965, setelah markas Gerwani telah menerima informasi yang membingungkan tentang peristiwa di [[Lubang Buaya]], Salawati Daud bersepeda ke [[parlemen]] untuk menanyakan apa yang sedang terjadi. Dia dihentikan oleh tentara dalam perjalanan dan dibawah ke markas Kostrad.<ref name="Sejarah Sosial">[http://sejarahsosial.org/kamp_solo/htm/09.htm Gedung Perkantoran Pemkot Surakarta] sejarahsosial.org</ref> |
||
Di penjara [[Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan|Bukit Duri]], Salawati Daud memainkan peran penting dalam intervensi terhadap penganiayaan [[narapidana]] lain. |
Di penjara [[Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan|Bukit Duri]], Salawati Daud memainkan peran penting dalam intervensi terhadap penganiayaan [[narapidana]] lain. Ia memiliki mandat nasionalis yang kuat untuk perannya dalam perjuangan kemerdekaan, dan para penjaga mengalami kesulitan menghadapinya. Tindakan Salawati Daud untuk kesejahteraan para tahanan sangat dihargai oleh narapidana lain. |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Baris 75: | Baris 72: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2012/12/pejuang-kaum-wanita-itu-telah-tiada.html Pejuang Kaum Wanita itu Telah Tiada] |
* [http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2012/12/pejuang-kaum-wanita-itu-telah-tiada.html Pejuang Kaum Wanita itu Telah Tiada] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140602194835/http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2012/12/pejuang-kaum-wanita-itu-telah-tiada.html |date=2014-06-02 }} |
||
* [http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2012/09/tarian-harum-bunga-untuk-sang-jenderal.html Tarian Harum Bunga Untuk Sang Jenderal] |
* [http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2012/09/tarian-harum-bunga-untuk-sang-jenderal.html Tarian Harum Bunga Untuk Sang Jenderal] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140509023752/http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2012/09/tarian-harum-bunga-untuk-sang-jenderal.html |date=2014-05-09 }} |
||
* [http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2012/12/kisah-dara-cantik-selebriti-kiri.html Kisah Dara Cantik Selebriti Kiri Indonesia] |
* [http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2012/12/kisah-dara-cantik-selebriti-kiri.html Kisah Dara Cantik Selebriti Kiri Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140509021517/http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2012/12/kisah-dara-cantik-selebriti-kiri.html |date=2014-05-09 }} |
||
* [http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2012/10/pelarian-tiga-wanita-indonesia-dari.html Pelarian Tiga Wanita Indonesia Dari Penjara] |
* [http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2012/10/pelarian-tiga-wanita-indonesia-dari.html Pelarian Tiga Wanita Indonesia Dari Penjara] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140509023754/http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2012/10/pelarian-tiga-wanita-indonesia-dari.html |date=2014-05-09 }} |
||
* [http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2013/09/penderitaan-wanita-indonesia-di-kamp.html Penderitaan Wanita Indonesia di Kamp Plantungan] |
* [http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2013/09/penderitaan-wanita-indonesia-di-kamp.html Penderitaan Wanita Indonesia di Kamp Plantungan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140626021438/http://agussutondomediacenter.blogspot.com/2013/09/penderitaan-wanita-indonesia-di-kamp.html |date=2014-06-26 }} |
||
{{s-start}} |
|||
{{s-off}} |
|||
{{succession box |
|||
|before=[[Abdul Hamid Daeng Magassing]] |
|||
|title=[[Wali Kota Makassar]] |
|||
|after=J.M. Qaimuddin |
|||
|years=1949–1950}} |
|||
{{end}} |
|||
{{Authority control}} |
|||
[[Kategori:Tokoh dari Makassar]] |
[[Kategori:Tokoh dari Makassar]] |
||
[[Kategori:Politikus Indonesia]] |
[[Kategori:Politikus Indonesia]] |
Revisi per 23 November 2023 07.24
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Charlotte Salawati Daud | |
---|---|
Wali Kota Makassar ke-4 | |
Masa jabatan 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 | |
Presiden | Soekarno |
Pengganti J.M. Qaimuddin | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Tariangbaru, Hindia Belanda | 20 Maret 1909
Meninggal | 10 Maret 1985 Jakarta, Indonesia | (umur 75)
Kebangsaan | Indonesia |
Pekerjaan | Mantan Anggota DPR dan Wali kota Makassar |
Dikenal karena | Pimpinan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) |
Sunting kotak info • L • B |
Salawati Daud atau Charlotte Salawati (20 Maret 1909 – 10 Maret 1985) adalah seorang politisi, aktivis, penulis, dan mantan anggota DPR RI. Dia adalah seorang tokoh pejuang pada masa sebelum Indonesia merdeka yang dikenal karena pernah melakukan dialog dengan tokoh kontroversial Abdul Kahar Muzakkar dengan publikasi majalah Wanita di Makassar pada tahun 1945, yang memiliki oplah mencapai sekitar 2000 eksemplar.
Salawati Daud menikah dengan seorang pejabat pemerintah dari Kabupaten Maros, yang merupakan seorang kubu gerilya selama Perang Kemerdekaan Indonesia . Dia melakukan perjalanan ke Jakarta, dan berusaha untuk meyakinkan pemerintah untuk mendukung perjuangan gerilya.
Riwayat Hidup
Salawati Daud merupakan perempuan Indonesia pertama yang menempati posisi walikota. Ia menjadi walikota di Makassar, Sulawesi pada tahun 1949. Tak hanya itu, ia juga tercatat sebagai walikota Makassar yang pertama di bawah pemerintahan Republik Indonesia.[1]
Pasca Proklamasi 17 Agustus 1945, Makassar langsung dicaplok Sekutu/NICA. Sejumlah pemimpin Republik, termasuk Gubernur Sulawesi zaman itu, Sam Ratulangi, ditangkap oleh Belanda. Gagal-lah upaya membentuk pemerintahan RI di Makassar. Republik Indonesia baru berhasil membentuk pemerintahan sendiri di Makassar tahun 1949.
Pada tahun 1945, Salawati menerbitkan majalah wanita di Makassar. Majalah tersebut terbit dua kali sebulan. Jumlah barang yang diedarkan berjumlah ribuan setiap terbit. Selain majalah wanita, dia juga memimpin majalah Bersatu, yang diedarkan berjumlah mencapai 2000-an.
Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, Makassar langsung diduduki Sekutu yang diboncengi NICA. Sam Ratulangi, tokoh yang ditunjuk Bung Karno sebagai Gubernur Sulawesi ditangkap. Banyak tokoh pemuda yang memprotes penangkapan tersebut.
Rakyat Sulawesi Selatan marah. Pada September 1945, bentrokan antara rakyat dan pelajar melawan NICA telah terjadi. Salah satunya adalah aksi pelajar perguruan islam Datu Museng, yang mengibarkan bendera merah putih di sekolahnya.
Saat itu pemuda dan pelajar membentuk Pusat Pemuda National Indonesia (PNI) yang diketuai oleh Manai Sophiaan. Tidak lama kemudian, Manai Sophiaan ditangkap oleh NICA. Dia disekap di markas NICA di Empress Hotel. Kejadian tersebut memicu kemarahan pelajar Makassar. 29 Oktober 1945, pelajar menyerbu Empress Hotel dan mengibarkan Merah Putih di sana.
Salawati Daud sudah aktif dalam gerakan itu. Dia bersama kawan-kawannya di Partai Kedaulatan Rakyat mendirikan “Tim Penerangan” untuk mengkampanyekan penolakan terhadap kehadiran kolonialis Belanda di Sulawesi. Dalam gerakan ini, Salawati berkeliling Sulsel untuk memassalkan gerakan ini.
Tetapi Salawati tak hanya berkampanye, dia juga turut memanggul senjata melawan tentara NICA. Sejumlah sumber menyebutkan, Ia bersama Emmy Saelan bertempur melawan Belanda. Salah satu pertempuran yang terkenal penyerbuan tangsi polisi di Masamba. Aksi penyerbuan ini dipimpin oleh Salawati Daud. Tak heran, ia sangat disegani oleh semua pejuang Republik di Sulawesi.
Mungkin karena pertimbangan itulah, ia ditunjuk sebagai walikota pertama di Makassar. Karena pengaruh politiknya pula, ia dipercaya mengatasi sejumlah kekacauan di Sulawesi selatan. Salah satunya adalah pemberontakan Kahar Muzakkar.
Beberapa literatur menyebutkan, Salawati Daud-lah yang membawa pengaruh kiri ke Kahar Muzakkar. Tak heran, ketika Kahar mau memberontak terhadap Republik, Salawati berjuang mati-matian untuk membujuknya agar tetap di pangkuan Republik. Sayang, usaha itu menemui kegagalan.
Gerwani
Tahun 1950, Salawati Daud turut terlibat dalam pembentukan organisasi perempuan nasional bernama Gerakan Wanita Sedar (Gerwis). Ia menjadi salah pengurus di Gerwis ini. Kelak, Gerwis inilah yang berubah menjadi Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).[2]
Tahun 1950-an, Salawati Daud makin dikenal sebagai tokoh kiri. Bahkan, ia disebut-sebut sebagai salah satu pembawa pemikiran kiri di Sulawesi Selatan. Pada pemilu 1955, ia masuk daftar calon DPR dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Memang, seperti dicatat Saskia E Wieringa dalam penghancuran Gerakan Perempuan: politik Seksual Di Indonesia Pasca Kejatuhan PKI, ada 6 anggota Gerwani yang masuk list daftar calon DPR PKI, yakni Suharti Suwarto, Ny Mudigdio, Salawati Daud, Suwardiningsih, Maemunah, dan Umi Sardjono.[3]
Konon, karena pengaruh politik Salawati Daud, PKI mendapat suara besar di Tana Toraja. Itu terjadi pada pemilu 1955. itu pula yang mengantarkan Salawati Daud menjadi anggota DPR tahun 1955. Sejak itu, ia bermukim di Jakarta. Selain aktif sebagai anggota DPR, ia juga menjadi pengurus DPP Gerwani. Ia menempati posisi sebagai Wakil Ketua. Di DPR, Salawati aktif memperjuangkan hak-hak perempuan.[4]
Pada 1965 meletus peristiwa G30S dan ormas-ormasnya segera dituding mendalangi peristiwa tersebut. Saat itu, usai bersidang di Parlemen, Salawati Daud bersama empat kawannya, yakni Umi Sardjono, Ny.Mudigdo, Siti Aminah, dan Dahliar, ditangkap oleh tentara. Ia kemudian digelandang ke markas Kostrad, diintergorasi berhari-hari di sana, lalu kemudian dijebloskan ke penjara Bukit Duri dan dikirim ke Kamp Plantungan. Di dalam penjara pun ia tak menyerah. Ia aktif membela nasib sesama tahanan yang diperlakukan tidak sewenang-wenang.
Salawati Daud merupakan salah satu dari banyak pemimpin Gerwani yang dipenjara setelah 1965 pengambilalihan militer. Pada tanggal 1 Oktober 1965, setelah markas Gerwani telah menerima informasi yang membingungkan tentang peristiwa di Lubang Buaya, Salawati Daud bersepeda ke parlemen untuk menanyakan apa yang sedang terjadi. Dia dihentikan oleh tentara dalam perjalanan dan dibawah ke markas Kostrad.[5]
Di penjara Bukit Duri, Salawati Daud memainkan peran penting dalam intervensi terhadap penganiayaan narapidana lain. Ia memiliki mandat nasionalis yang kuat untuk perannya dalam perjuangan kemerdekaan, dan para penjaga mengalami kesulitan menghadapinya. Tindakan Salawati Daud untuk kesejahteraan para tahanan sangat dihargai oleh narapidana lain.
Lihat pula
Referensi
- ^ Salawati Daud, Wali kota Perempuan Pertama Di Indonesia Diarsipkan 2014-02-21 di Wayback Machine. berdikarionline.com, Diakses Sabtu, 3 Agustus 2013
- ^ Kiprah Perempuan di Ranah Politik dari Masa ke Masa Diarsipkan 2014-06-04 di Wayback Machine. politik.lipi.go.id, Diakses, 30 Juni 2010
- ^ Mengemas Sejarah Lewat Lakon Teater Diarsipkan 2014-06-02 di Wayback Machine. kelola.or.id, Diakses 20 Maret 2014
- ^ Sejarah Gerwis dan Munculnya Gerwani news.detik.com, Diakses 30 September 2013
- ^ Gedung Perkantoran Pemkot Surakarta sejarahsosial.org
Pranala luar
- Pejuang Kaum Wanita itu Telah Tiada Diarsipkan 2014-06-02 di Wayback Machine.
- Tarian Harum Bunga Untuk Sang Jenderal Diarsipkan 2014-05-09 di Wayback Machine.
- Kisah Dara Cantik Selebriti Kiri Indonesia Diarsipkan 2014-05-09 di Wayback Machine.
- Pelarian Tiga Wanita Indonesia Dari Penjara Diarsipkan 2014-05-09 di Wayback Machine.
- Penderitaan Wanita Indonesia di Kamp Plantungan Diarsipkan 2014-06-26 di Wayback Machine.
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Abdul Hamid Daeng Magassing |
Wali Kota Makassar 1949–1950 |
Diteruskan oleh: J.M. Qaimuddin |