Lompat ke isi

Karangjongkeng, Tonjong, Brebes: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Addbot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q12489447
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Pranala luar: Bot: PWDI - Merapikan artikel
 
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 7: Baris 7:
|kecamatan =Tonjong
|kecamatan =Tonjong
|kode pos =52271
|kode pos =52271
|nama pemimpin =-
|nama pemimpin = Sutikno
|luas =-
|luas =... km²
|penduduk =-
|penduduk =... jiwa
|kepadatan =-
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
}}
'''Karangjongkeng''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Tonjong, Brebes|Tonjong]], [[Kabupaten Brebes|Brebes]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
'''Karangjongkeng''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Tonjong, Brebes|Tonjong]], [[Kabupaten Brebes|Brebes]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].

== Pranala luar ==
{{RefDagri|2022}}


{{Tonjong, Brebes}}
{{Tonjong, Brebes}}

{{kelurahan-stub}}
{{Authority control}}

Karangjongkeng adalah sebuah Desa unik yang memiliki pakem adat, tradisi dan budaya tersendiri. Disebutkan unik karena memiliki makom (tempat suci) dan makam (kuburan) keramat yang diakui banyak penduduk tetangga Desa.

Seperti halnya kisah di daerah lain pada umumnya. Di Karangjongkeng terdapat makam Cakra Bogra dan makam Orang Belanda. Bogra adalah nama dari ahli kubur yang memiliki ilmu kedigjayaan dan ilmu kanuragan.

Disebut Digjaya karena terbukti sepeninggalannya selama beberapa tahun masih ada orang yang kunjung untuk suatu keinginan pribadi. Uniknya Cakra ini tidak berlaku untuk penduduk sekitar karena suatu alasan yang memiliki kisah tersendiri.

Ilmu Kanuragan itu sendiri dibuktikan dengan adanya makam orang Belanda. Konon orang Belanda yang meninggal di tempat itu disebabkan karena kencing sembarangan di sekitar wilayah makam Cakra Bogra. Jenazah dimakamkan persis disamping Makam Bogra karena alat kelamin orang Belanda yang membesar dan terus membesar sampai akhirnya meninggal di tempat.

Alkisah kependudukan Bogra memang nyleneh. Sebagai orang yang memiliki kelebihan, Bogra selalu memiliki alasan tersendiri untuk tidak ikut serta gotong royong ataupun kerja bakti yang dahulu sering masyarakat perlukan.
Beliau selalu beralasan dengan domisili dan kependudukan.


{{Kelurahan-stub}}

Revisi terkini sejak 4 Desember 2023 12.15

Karangjongkeng
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBrebes
KecamatanTonjong
Kode pos
52271
Kode Kemendagri33.29.06.2003 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°9′26″S 109°0′53″E / 7.15722°S 109.01472°E / -7.15722; 109.01472

Karangjongkeng adalah desa di kecamatan Tonjong, Brebes, Jawa Tengah, Indonesia.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Karangjongkeng adalah sebuah Desa unik yang memiliki pakem adat, tradisi dan budaya tersendiri. Disebutkan unik karena memiliki makom (tempat suci) dan makam (kuburan) keramat yang diakui banyak penduduk tetangga Desa.

Seperti halnya kisah di daerah lain pada umumnya. Di Karangjongkeng terdapat makam Cakra Bogra dan makam Orang Belanda. Bogra adalah nama dari ahli kubur yang memiliki ilmu kedigjayaan dan ilmu kanuragan.

Disebut Digjaya karena terbukti sepeninggalannya selama beberapa tahun masih ada orang yang kunjung untuk suatu keinginan pribadi. Uniknya Cakra ini tidak berlaku untuk penduduk sekitar karena suatu alasan yang memiliki kisah tersendiri.

Ilmu Kanuragan itu sendiri dibuktikan dengan adanya makam orang Belanda. Konon orang Belanda yang meninggal di tempat itu disebabkan karena kencing sembarangan di sekitar wilayah makam Cakra Bogra. Jenazah dimakamkan persis disamping Makam Bogra karena alat kelamin orang Belanda yang membesar dan terus membesar sampai akhirnya meninggal di tempat.

Alkisah kependudukan Bogra memang nyleneh. Sebagai orang yang memiliki kelebihan, Bogra selalu memiliki alasan tersendiri untuk tidak ikut serta gotong royong ataupun kerja bakti yang dahulu sering masyarakat perlukan. Beliau selalu beralasan dengan domisili dan kependudukan.