Syekh: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(21 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Ushul fiqih}} |
{{Ushul fiqih}} |
||
'''Syekh'''<ref name=":0">National News Agency - Ministry of Information Lebanese Republic, 2014 http://nna-leb.gov.lb/ar/show-report/371/</ref> (diucapkan {{IPAc-en|ʃ|eɪ|k}};<ref>{{Cite OED|sheikh}}</ref> {{lang-ar|شيخ|translit=syaikh}} {{IPA-ar|ʃajx|}}, <small>juga diucapkan</small> {{IPA-ar|ʃeːx|}}, [[Plural|jamak]] {{lang|ar|شيوخ}} ''{{transliteration|ar|DIN|syuyūkh}}'' {{IPA-ar|ʃuju:x|}}), juga ditulis sebagai '''''syaikh''''' atau '''''syech''','' adalah [[gelar kehormatan]] dalam bahasa Arab. Umumnya merujuk pada [[kepala suku]] atau anggota [[Keluarga kerajaan|kerabat kerajaan]] di negara-negara Arab, juga sebagai gelar kehormatan [[ulama]] dalam agama [[Islam]].<ref>{{cite web|title=Sheikh Community, Islam Religion, Middel East|url=https://webconte.com/community/sheikh}}</ref> Selain itu, gelar ini juga dipakai oleh orang yang mengaku sebagai keturunan [[ahlulbait]] Nabi Islam, Nabi [[Muhammad]] (baik dari jalur Hasan maupun Husain, cucu Nabi Muhammad).{{citation needed|date=October 2021}} Kata tersebut aslinya bermakna "tetua", juga berarti "yang mulia" dalam konteks monarki. Kata ''syaikh'' muncul dalam ayat ke-23 [[Surah Al-Qasas]] dalam al-Qur'an. |
|||
'''''Syekh''''', juga dapat ditulis '''''Shaikh''''', '''''Sheik''''', '''''Shaykh''''' atau '''''Sheikh''''' ([[Bahasa Arab]]: <font size=4>شيخ</font>), adalah kata dari [[Bahasa Arab]] yang berarti kepala suku, pemimpin, tetua, atau ahli agama [[Islam]]. Istri atau anak seorang Syekh sering disebut '''''Syeikha''''' (Bahasa Arab: <font size=4>شيخة</font>). |
|||
== Etimologi == |
|||
Di [[Timur Tengah]], istilah Syekh secara harfiah berarti orang yang lanjut usianya, yang mana pengertian ini digunakan dalam bahasa Arab [[Al Qur'an]]. Belakangan pengertiannya berkembang menjadi gelar yang berarti pemimpin, tetua atau bangsawan, terutama di [[Jazirah]] [[Jazirah Arab|Arab]] dimana ''Shaikh'' telah menjadi gelar tradisional pemimpin suku [[Badui]] pada beberapa abad terakhir. Pemakaian sebagai tetua juga digunakan oleh Arab Kristen, yang mana menunjukan bahwa pemakaian tersebut tidak tergantung pada agama tertentu. |
|||
[[Berkas:G1895_pg006_KURDISH_SHEIKHS.jpg|ka|jmpl|Syuyukh Kurdi, 1895]] |
|||
Akar kata ''syaikh'' dalam bahasa Arab adalah: {{lang|ar|ش-ي-خ}}, ''SY-Y-KH''. Gelar tersebut bermakna "tetua", "terhormat", atau "pemimpin", khususnya bagi [[suku-suku Arab]] di [[Jazirah Arab]]. Di Jazirah Arab, ''syaikh'' menjadi gelar tradisional yang diberikan kepada pemimpin masyarakat [[Suku Badui (Arab)|Arab Badui]]. Dengan penyebaran Islam dan kebudayaan Arab, kata tersebut menjadi gelar kehormatan di dalam budaya Islam di [[Afrika]] dan [[Asia]].{{citation needed|date=August 2012}} |
|||
== Sufi == |
|||
Di [[Teluk Persia]], gelar ini digunakan oleh para pemimpin masyarakat, yang dapat berupa para manajer atau pejabat tinggi, pemilik perusahaan besar, atau pemimpin lokal. Para anggota keluarga [[monarki|kerajaan]] [[Kuwait]], yaitu keluarga [[al-Sabah]], dan keluarga bangsawan [[Bahrain]] dan [[Qatar]] juga menggunakan gelar Syekh, sebagaimana juga sebagian besar keluarga bangsawan negara-negara di Teluk Persia. |
|||
Dalam Sufi, kata ''syaikh'' dianggap merujuk kepada pemimpin spiritual dari suatu [[Tarekat (Islam)|tarekat]]. Contohnya [[Abdul Qadir al-Jailani|Syaikh Abdul Qadir al-Jailani]], yang memimpin tarekat [[Tarekat Qadiriyah|Qadiriyah]], dan [[Ahmad at-Tijani|Syaikh Ahmad at-Tijani]], yang memimpin tarekat [[Tijaniyyah]].<ref>Abun-Nasr, Jamil M. (2007). ''Muslim Communities of Grace: The Sufi Brotherhoods in Islamic Religious Life''. Columbia University Press. p. 94. {{ISBN|978-0-231-14330-1}}.</ref> |
|||
== Penggunaan == |
|||
Di [[Afrika]], gelar tersebut digunakan oleh sebagian penguasa [[muslim]] di keluarga kerajaan [[Ethiopia]], para penguasa [[Bela Shangul]], dan para bangsawan muslim suku-suku [[Wollo]], [[Tigray]] dan [[Eritrea]]. |
|||
=== Jazirah Arab === |
|||
Secara khusus, dalam agama [[Islam]] gelar tersebut juga digunakan untuk menyebut ahli-ahli agama Islam di berbagai bidang, seperti para [[faqih]], [[mufti]], dan [[muhaddith]]. Dalam [[tarekat]] [[Sufi]], Syekh adalah gelar kehormatan bagi seseorang yang telah memperoleh izin pemimpin tarekat untuk mengajarkan, membimbing dan mengangkat para murid dari tarekat tersebut. |
|||
[[Berkas:Sheikh_Said_and_Sheikh_Juma_Al_Maktoum.jpg|jmpl|Syaikh [[Jumah al-Maktum|Jumah al-Maktoum]] dan Syaikh [[Said bin Maktum al-Maktum|Said bin Maktum al-Maktoum]], salah satu masyaikh yang ada di keluarga [[Al Maktoum|al-Maktoum]]]] |
|||
Gelar ini digunakan oleh kepala suku di [[Jazirah Arab]]. Juga sebagai gelar kehormatan di [[Arab Timur]], tempat keluarga kerajaan secara tradisional adalah kepala suku. Contohnya seperti yang digunakan oleh [[Keluarga Al Nahyan|keluarga Nahyan]] dan [[keluarga Maktoum]] dari UEA yang merupakan kepala suku [[Bani Yas]], serta keluarga [[Wangsa Sabah]] dari [[Kuwait]] dan [[Wangsa Khalifa]] dari [[Bahrain]] yang merupakan kepala suku [[Bani Utbah]]. Kata ini digunakan oleh seluruh anggota keluarga penguasa baik laki-laki maupun perempuan di UEA, Bahrain, Qatar, dan Kuwait. Kata ini tidak dipakai oleh [[Wangsa Saud]] dari [[Arab Saudi]] dengan gelar "Pangeran" ({{lang-ar|أمير|translit=ʾAmīr}}) digunakan.{{citation needed|date=May 2021}} |
|||
Juga dipakai sebagai gelar pemimpin agama Islam, baik dari Sunni maupun Syiah. Contohnya, [[Alu Asy-Syaikh|Al Asy-Syaikh]] diberikan berdasarkan Ulama Sunnah, [[Muhammad bin Abdul Wahhab|Syaikh Muhammad bin Abdul-Wahhab]].{{citation needed|date=May 2021}} |
|||
⚫ | Di [[Indonesia]] |
||
=== Lebanon === |
|||
Di Gunung Lebanon, gelar tersebut memiliki konotasi gelar kerajaan yang sama seperti di Jazirah Arab hingga invasi [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]] pada tahun 1516, karena gelar tersebut mewakili penguasa atau kepala suku ''[[sui iuris]]'' yang otonom..<ref>A House of Many Mansions: The History of Lebanon Reconsidered, 2001, Kamal Salibi</ref> Contoh keluarga yang mendapat gelar ''syekh sui iuris'' adalah keluarga [[Al-Chemor]] yang memerintah sejak 1211 di [[Koura District|Koura]] dan [[Zgharta]] hingga 1747<ref name=":0" /><ref>Book Al-Sheikh Al-Chemor Al-Hakum Al-Akoura Al-Hakum Al-Zawyia, Ignatios Tannous Al-Khoury, Beirut, 1948, pg.123</ref><ref>"Tārīkh al-ṭāʼifah al-Mārūnīyah (Microform, 1890)". [WorldCat.org].</ref> dan keluarga Boudib (keturunan [[Bani Hasyim]]) yang menjadi pemimpin [[Ehden]] di [[Hadath El Jebbeh|Jebbeh]] sejak 1471 hingga 1759. Keturunannya sampai sekarang tinggal di [[Miziara]], Meksiko, dan Nigeria.<ref>{{Cite book|last=El - Doaihi|title=A glimpse into the History of Ehden The Most Legendary Ehdenian Battles (2000BC - 1976)}}</ref> Bahkan kepala keluarga Abu Harmoush, yang menguasai wilayah [[Chouf]] hingga [[Pertempuran Ain Darra]] pada tahun 1711, adalah syekh ''sui iuris''. Setelah pemerintahan Utsmaniyah dan penerapan sistem [[Iltizam]], gelar tersebut mendapatkan konotasi bangsawan alih-alih kerajaan, karena gelar tersebut diberikan oleh otoritas yang lebih tinggi; dalam hal ini Ottoman menunjuk Amir, yang tidak lebih dari seorang ''mültezim'' atau [[pemungut pajak]] untuk kekaisaran..<ref>Lebanon's Predicament, 1987, Samir Khalaf</ref> Beberapa keluarga [[Maronit]] yang sangat berpengaruh, yang diberi gelar tersebut, adalah (dalam urutan kronologis): El Hachem dari Akoura (keturunan [[Bani Hasyim]], sejak 1523), [[El-Khazen]] (sejak 1545), Hubaysh dari [[Kisrawan]] dan [[Douaihy]] dari [[Zgharta]]. Keluarga lain yang saat ini disebut sebagai "syaikh" bukanlah penguasa tradisional provinsi, melainkan pejabat tinggi yang melayani Emir pada saat itu. |
|||
=== Maghrib === |
|||
Di wilayah [[Arab Maghrib|Maghrib]], pada masa pemerintahan [[Almohad]], seorang khalifah didampingi oleh majelis syekh sebagai penasihatnya. Mereka mewakili semua suku yang berbeda di bawah kekuasaan mereka, termasuk [[Bangsa Arab|Arab]], [[Suku Badui (Arab)|Badui]], [[Andalusia]], dan [[Orang Berber|Berber]], serta bertanggung jawab untuk memobilisasi kerabat mereka jika terjadi perang.<ref>{{cite book|last1=Niane|first1=Djibril Tamsir|last2=Africa|first2=Unesco International Scientific Committee for the Drafting of a General History of|date=1 January 1984|url=https://books.google.com/books?id=TpjwF--kPL4C&q=almohad+organization&pg=PA29|title=Africa from the Twelfth to the Sixteenth Century|publisher=UNESCO|isbn=9789231017100|access-date=19 February 2017|via=Google Books}}</ref> |
|||
=== Tanduk Afrika === |
|||
[[Berkas:Shmadarahd1.png|jmpl|Syaikh Muhammad Dahir Roble, saat sedang berkhotbah.]]Di wilayah [[Tanduk Afrika]], "syekh" bagi umat Muslim di sana sering digunakan sebagai gelar bangsawan. Di masyarakat [[Somalia]], syaikh merujuk sebagai gelar kehormatan bagi pemimpin Muslim senior dan ulama (''wadaad''), dan sering disingkat "Sy".<ref name="Ifla">{{cite book|last=IFLA Committee on Cataloguing, IFLA International Office for UBC., IFLA International Programme for UBC., IFLA UBCIM Programme|year=1987|url=https://books.google.com/books?id=4IpBAQAAIAAJ|title=International cataloguing: quarterly bulletin of the IFLA Committee on Cataloguing, Volume 11|publisher=The Committee|pages=24}}</ref> Syekh terkenal dari Tanduk Afrika misalnya [[Ishaaq bin Ahmed]], seorang ulama dan pengkhotbah, [[Abdirahman bin Isma'il al-Jabarti,]] seorang pemimpin Muslim di [[Somaliland]]; [[Abadir Umar Ar-Rida]], ulama di [[Harar]]; [[Abdurrahman al-Jabarti]], syaikh dari [[Kairo]] yang meriwayatkan [[serangan Napoleon ke Mesir]]; Abdur-Rahman bin Ahmad az-Zayla'i, ulama penyebar [[tarekat Qadiriyah]] di Somalia dan Afrika Timur; [[Syekh Sufi]], ulama, penyair, pembaharu, dan astrolog abad ke-19, penyair; [[Abdallah al-Qutbi]], filsuf dan pakar akidah yang dikenal karena ''Al-Majmu'at Al-Mubarakah''; dan Muhammad As-Sumali, seorang pengajar di [[Masjidilharam]] [[Makkah]] yang mempengaruhi banyak ulama saat ini.<ref name="Fwmas">{{cite web|title=Scholars Biographies - 15th Century - Shaykh Muhammad ibn 'Abdullaah as-Sumaalee|url=http://www.fatwa-online.com/scholarsbiographies/15thcentury/assumaalee.htm|publisher=Fatwa-Online|archive-url=https://web.archive.org/web/20120915024556/http://www.fatwa-online.com/scholarsbiographies/15thcentury/assumaalee.htm|archive-date=15 September 2012|access-date=26 August 2012|url-status=dead}}</ref> |
|||
=== Asia Selatan === |
|||
[[Berkas:Sheikh_Syed_Abdul_Qadir_Jilani.jpg|jmpl|Ulama Sunni, Syekh Syed Abdul Qadir Jilani]] |
|||
Di anak benua [[Asia Selatan]], syekh bukan sebatas gelar, melainkan jabatan pekerjaan<ref>{{Cite web|year=1975|title=Pakistan a country study p149|url=https://books.google.com/books?id=FaggQsmGFWkC&q=sheikh+occupational+title+in+pakistan&pg=PA149}}</ref><ref>{{Cite book|last1=Robinson|first1=Rowena|date=20 February 2004|url=https://books.google.com/books?id=q_0O8LxsWb8C&q=shaikh+occupational+caste&pg=PA97|title=Sociology of religion p90|isbn=9780761997818}}</ref> yang ditujukan kepada pedagang Muslim. Setelah Islam datang di [[Asia Selatan]], banyak klan dari keluarga agama [[pagan]] [[Hindu]] dari kasta-kasta berbeda masuk Islam dan mengadaptasi gelar tersebut.<ref>{{Cite book|last1=Khanam|first1=Azra|date=30 August 2013|url=https://books.google.com/books?id=vxdBDwAAQBAJ&q=shaikh+is+occupational+caste&pg=PP32|title=Muslim backward classes: a sociological perspective|isbn=9788132118077}}</ref> |
|||
=== Asia Tenggara === |
|||
⚫ | Di [[Indonesia]] dan di wilayah [[Asia Tenggara]] lainnya, syekh digunakan oleh para mubalig keturunan Arab atau para ulama besar dan ahli agama Islam, baik yang menyebarkan ajaran berdasarkan paham [[Sunni|''ahlus-sunnah wal-jama'ah'']] maupun yang menyebarkan paham yang bersifat [[tasawuf]]. Beberapa nama tokoh-tokoh agama Islam yang terkenal di Indonesia, antara lain adalah [[Syekh Abdul Qadir Jaelani]], [[Syekh Datuk Kahfi]], [[Syekh Siti Jenar]], [[Syekh Yusuf|Syekh Yusuf Tajul Khalwati]], dan lain-lain. Tokoh-tokoh muslim intelek Indonesia biasanya disebut "[[ustaz]]" atau "[[kiai]]".{{citation needed|date=June 2022}} |
||
=== Iran === |
|||
Menurut perspektif Iran, gelar syekh memiliki arti yang beragam, di antara individu yang dituakan dan bijaksana. Gelar ini merupakan gelar kehormatan yang digunakan untuk sesepuh dan ulama terpelajar, seperti: Syekh al-Rayees [[Abu Ali Sina]], [[Syaikh Mufid|Syekh Mufid]], Syekh [[Morteza Ansari]]. Pada masa lalu, ulama yang merupakan keturunan nabi Islam Muhammad, disebut [[Sayyid]]/Seyyed alih-alih syekh.<ref>[https://www.porseshkadeh.com/Question/24036/%D8%AA%D9%81%D8%A7%D9%88%D8%AA-%D8%AD%D8%AC%D8%AA-%D8%A7%D9%84%D8%A7%D8%B3%D9%84%D8%A7%D9%85-%D9%88-%D8%A7%D9%84%D9%85%D8%B3%D9%84%D9%85%DB%8C%D9%86-%D8%A8%D8%A7-%D8%A2%DB%8C%D8%AA-%D8%A7%D9%84%D9%84%D9%87-%D8%AF%D8%B1-%DA%86%DB%8C%D8%B3%D8%AA Who/what is Sheikh?] porseshkadeh.com Retrieved 28 Oct 2018</ref> |
|||
== Perempuan == |
|||
Ulama wanita [[Islam]] umumnya disebut ''syaikhah'' (Arabic: {{lang|ar|شيخة}}) (alt. ''syaikhat''). Tokoh-tokoh yang bergelar ''syaikhah'' misalnya Syaikhah [[Fakhrunnisa Syuhdah|Fakhrunnisa]] yang hidup pada abad ke-10<ref>{{cite web|date=21 April 2013|title=Shaykhah Shuhdah, Fakhr-un-Nisa|url=http://www.haqislam.org/shaykhah-shuhdah/|website=Haq Islam|access-date=9 February 2015}}</ref> dan Syaikhah [[Fatimah al-Fudailiyah]] dari abad ke-18.<ref>{{cite journal|last1=Siddiqi|first1=Muhammad Zubayr|date=1993|title=Hadith Literature Its origin, development and special features: Women Scholars of Hadith|url=http://www.muslimliga.de/archiv/womenhadith.html|journal=The Islamic Texts Society Cambridge|pages=117–123|access-date=23 February 2015}}</ref> Pada 1957, tokoh pendidikan Indonesia [[Rahmah El Yunusiyah]] mendapat gelar ''syaikhah'' oleh [[Universitas Al-Azhar]], yang gelar tersebut diberikan kepada seorang wanita untuk pertama kalinya oleh universitas tersebut.<ref name=":02">{{Cite book|last=Salim HS|first=Hairus|date=2012|url=https://www.worldcat.org/oclc/958572352|title=Heirs to world culture : Being Indonesian, 1950-1965.|location=Leiden, NLD|publisher=Brill|isbn=978-90-04-25351-3|editor-last=Lindsay|editor-first=Jennifer|pages=83|chapter=Indonesian Muslims and cultural networks|oclc=958572352|access-date=2022-07-01|editor-last2=Sutedja-LIem|editor-first2=M. H. T.|archive-url=https://web.archive.org/web/20220703052702/https://www.worldcat.org/title/heirs-to-world-culture-being-indonesian-1950-1965/oclc/958572352|archive-date=2022-07-03|url-status=live}}</ref> |
|||
Anak, istri, atau ibu seorang syekh juga disebut ''syaikhah''. Saat ini kata tersebut digunakan untuk wanita yang merupakan kerabat pemimpin negara-negara Jazirah Arab.<ref>{{cite book|date=1985|url=https://books.google.com/books?id=uFVKCwAAQBAJ|title=Sultan Qaboos Encyclopedia of Arab Names|publisher=Sultan Qaboos University|access-date=14 May 2021}}</ref> |
|||
== Lihat pula == |
|||
{{columns-list|* [[Allamah]] |
|||
* [[Ayatollah]]|colwidth=15em}} |
|||
== Referensi == |
|||
{{Reflist}} |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://www.basma.us/site/aalems/index.php Nama-Nama Beberapa Syekh Mazhab Syi'ah], dari Situs Bay Area Shiite-Muslims Association, USA. |
|||
* {{wiktionary-inline|sheik}} |
|||
{{Islam-stub}} |
|||
{{Authority control}} |
|||
[[Kategori:Gelar Islam]] |
[[Kategori:Gelar Islam]] |
Revisi terkini sejak 6 Desember 2023 03.03
Bagian dari seri bertopik Islam |
Ushul fikih |
---|
Portal Islam • Proyek Artikel Islam |
Syekh[1] (diucapkan /ʃeɪk/;[2] bahasa Arab: شيخ, translit. syaikh [ʃajx], juga diucapkan [ʃeːx], jamak شيوخ syuyūkh [ʃuju:x]), juga ditulis sebagai syaikh atau syech, adalah gelar kehormatan dalam bahasa Arab. Umumnya merujuk pada kepala suku atau anggota kerabat kerajaan di negara-negara Arab, juga sebagai gelar kehormatan ulama dalam agama Islam.[3] Selain itu, gelar ini juga dipakai oleh orang yang mengaku sebagai keturunan ahlulbait Nabi Islam, Nabi Muhammad (baik dari jalur Hasan maupun Husain, cucu Nabi Muhammad).[butuh rujukan] Kata tersebut aslinya bermakna "tetua", juga berarti "yang mulia" dalam konteks monarki. Kata syaikh muncul dalam ayat ke-23 Surah Al-Qasas dalam al-Qur'an.
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Akar kata syaikh dalam bahasa Arab adalah: ش-ي-خ, SY-Y-KH. Gelar tersebut bermakna "tetua", "terhormat", atau "pemimpin", khususnya bagi suku-suku Arab di Jazirah Arab. Di Jazirah Arab, syaikh menjadi gelar tradisional yang diberikan kepada pemimpin masyarakat Arab Badui. Dengan penyebaran Islam dan kebudayaan Arab, kata tersebut menjadi gelar kehormatan di dalam budaya Islam di Afrika dan Asia.[butuh rujukan]
Sufi
[sunting | sunting sumber]Dalam Sufi, kata syaikh dianggap merujuk kepada pemimpin spiritual dari suatu tarekat. Contohnya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, yang memimpin tarekat Qadiriyah, dan Syaikh Ahmad at-Tijani, yang memimpin tarekat Tijaniyyah.[4]
Penggunaan
[sunting | sunting sumber]Jazirah Arab
[sunting | sunting sumber]Gelar ini digunakan oleh kepala suku di Jazirah Arab. Juga sebagai gelar kehormatan di Arab Timur, tempat keluarga kerajaan secara tradisional adalah kepala suku. Contohnya seperti yang digunakan oleh keluarga Nahyan dan keluarga Maktoum dari UEA yang merupakan kepala suku Bani Yas, serta keluarga Wangsa Sabah dari Kuwait dan Wangsa Khalifa dari Bahrain yang merupakan kepala suku Bani Utbah. Kata ini digunakan oleh seluruh anggota keluarga penguasa baik laki-laki maupun perempuan di UEA, Bahrain, Qatar, dan Kuwait. Kata ini tidak dipakai oleh Wangsa Saud dari Arab Saudi dengan gelar "Pangeran" (bahasa Arab: أمير, translit. ʾAmīr) digunakan.[butuh rujukan]
Juga dipakai sebagai gelar pemimpin agama Islam, baik dari Sunni maupun Syiah. Contohnya, Al Asy-Syaikh diberikan berdasarkan Ulama Sunnah, Syaikh Muhammad bin Abdul-Wahhab.[butuh rujukan]
Lebanon
[sunting | sunting sumber]Di Gunung Lebanon, gelar tersebut memiliki konotasi gelar kerajaan yang sama seperti di Jazirah Arab hingga invasi Utsmaniyah pada tahun 1516, karena gelar tersebut mewakili penguasa atau kepala suku sui iuris yang otonom..[5] Contoh keluarga yang mendapat gelar syekh sui iuris adalah keluarga Al-Chemor yang memerintah sejak 1211 di Koura dan Zgharta hingga 1747[1][6][7] dan keluarga Boudib (keturunan Bani Hasyim) yang menjadi pemimpin Ehden di Jebbeh sejak 1471 hingga 1759. Keturunannya sampai sekarang tinggal di Miziara, Meksiko, dan Nigeria.[8] Bahkan kepala keluarga Abu Harmoush, yang menguasai wilayah Chouf hingga Pertempuran Ain Darra pada tahun 1711, adalah syekh sui iuris. Setelah pemerintahan Utsmaniyah dan penerapan sistem Iltizam, gelar tersebut mendapatkan konotasi bangsawan alih-alih kerajaan, karena gelar tersebut diberikan oleh otoritas yang lebih tinggi; dalam hal ini Ottoman menunjuk Amir, yang tidak lebih dari seorang mültezim atau pemungut pajak untuk kekaisaran..[9] Beberapa keluarga Maronit yang sangat berpengaruh, yang diberi gelar tersebut, adalah (dalam urutan kronologis): El Hachem dari Akoura (keturunan Bani Hasyim, sejak 1523), El-Khazen (sejak 1545), Hubaysh dari Kisrawan dan Douaihy dari Zgharta. Keluarga lain yang saat ini disebut sebagai "syaikh" bukanlah penguasa tradisional provinsi, melainkan pejabat tinggi yang melayani Emir pada saat itu.
Maghrib
[sunting | sunting sumber]Di wilayah Maghrib, pada masa pemerintahan Almohad, seorang khalifah didampingi oleh majelis syekh sebagai penasihatnya. Mereka mewakili semua suku yang berbeda di bawah kekuasaan mereka, termasuk Arab, Badui, Andalusia, dan Berber, serta bertanggung jawab untuk memobilisasi kerabat mereka jika terjadi perang.[10]
Tanduk Afrika
[sunting | sunting sumber]Di wilayah Tanduk Afrika, "syekh" bagi umat Muslim di sana sering digunakan sebagai gelar bangsawan. Di masyarakat Somalia, syaikh merujuk sebagai gelar kehormatan bagi pemimpin Muslim senior dan ulama (wadaad), dan sering disingkat "Sy".[11] Syekh terkenal dari Tanduk Afrika misalnya Ishaaq bin Ahmed, seorang ulama dan pengkhotbah, Abdirahman bin Isma'il al-Jabarti, seorang pemimpin Muslim di Somaliland; Abadir Umar Ar-Rida, ulama di Harar; Abdurrahman al-Jabarti, syaikh dari Kairo yang meriwayatkan serangan Napoleon ke Mesir; Abdur-Rahman bin Ahmad az-Zayla'i, ulama penyebar tarekat Qadiriyah di Somalia dan Afrika Timur; Syekh Sufi, ulama, penyair, pembaharu, dan astrolog abad ke-19, penyair; Abdallah al-Qutbi, filsuf dan pakar akidah yang dikenal karena Al-Majmu'at Al-Mubarakah; dan Muhammad As-Sumali, seorang pengajar di Masjidilharam Makkah yang mempengaruhi banyak ulama saat ini.[12]
Asia Selatan
[sunting | sunting sumber]Di anak benua Asia Selatan, syekh bukan sebatas gelar, melainkan jabatan pekerjaan[13][14] yang ditujukan kepada pedagang Muslim. Setelah Islam datang di Asia Selatan, banyak klan dari keluarga agama pagan Hindu dari kasta-kasta berbeda masuk Islam dan mengadaptasi gelar tersebut.[15]
Asia Tenggara
[sunting | sunting sumber]Di Indonesia dan di wilayah Asia Tenggara lainnya, syekh digunakan oleh para mubalig keturunan Arab atau para ulama besar dan ahli agama Islam, baik yang menyebarkan ajaran berdasarkan paham ahlus-sunnah wal-jama'ah maupun yang menyebarkan paham yang bersifat tasawuf. Beberapa nama tokoh-tokoh agama Islam yang terkenal di Indonesia, antara lain adalah Syekh Abdul Qadir Jaelani, Syekh Datuk Kahfi, Syekh Siti Jenar, Syekh Yusuf Tajul Khalwati, dan lain-lain. Tokoh-tokoh muslim intelek Indonesia biasanya disebut "ustaz" atau "kiai".[butuh rujukan]
Iran
[sunting | sunting sumber]Menurut perspektif Iran, gelar syekh memiliki arti yang beragam, di antara individu yang dituakan dan bijaksana. Gelar ini merupakan gelar kehormatan yang digunakan untuk sesepuh dan ulama terpelajar, seperti: Syekh al-Rayees Abu Ali Sina, Syekh Mufid, Syekh Morteza Ansari. Pada masa lalu, ulama yang merupakan keturunan nabi Islam Muhammad, disebut Sayyid/Seyyed alih-alih syekh.[16]
Perempuan
[sunting | sunting sumber]Ulama wanita Islam umumnya disebut syaikhah (Arabic: شيخة) (alt. syaikhat). Tokoh-tokoh yang bergelar syaikhah misalnya Syaikhah Fakhrunnisa yang hidup pada abad ke-10[17] dan Syaikhah Fatimah al-Fudailiyah dari abad ke-18.[18] Pada 1957, tokoh pendidikan Indonesia Rahmah El Yunusiyah mendapat gelar syaikhah oleh Universitas Al-Azhar, yang gelar tersebut diberikan kepada seorang wanita untuk pertama kalinya oleh universitas tersebut.[19]
Anak, istri, atau ibu seorang syekh juga disebut syaikhah. Saat ini kata tersebut digunakan untuk wanita yang merupakan kerabat pemimpin negara-negara Jazirah Arab.[20]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b National News Agency - Ministry of Information Lebanese Republic, 2014 http://nna-leb.gov.lb/ar/show-report/371/
- ^ "sheikh". Oxford English Dictionary (edisi ke-Online). Oxford University Press. Templat:OEDsub
- ^ "Sheikh Community, Islam Religion, Middel East".
- ^ Abun-Nasr, Jamil M. (2007). Muslim Communities of Grace: The Sufi Brotherhoods in Islamic Religious Life. Columbia University Press. p. 94. ISBN 978-0-231-14330-1.
- ^ A House of Many Mansions: The History of Lebanon Reconsidered, 2001, Kamal Salibi
- ^ Book Al-Sheikh Al-Chemor Al-Hakum Al-Akoura Al-Hakum Al-Zawyia, Ignatios Tannous Al-Khoury, Beirut, 1948, pg.123
- ^ "Tārīkh al-ṭāʼifah al-Mārūnīyah (Microform, 1890)". [WorldCat.org].
- ^ El - Doaihi. A glimpse into the History of Ehden The Most Legendary Ehdenian Battles (2000BC - 1976).
- ^ Lebanon's Predicament, 1987, Samir Khalaf
- ^ Niane, Djibril Tamsir; Africa, Unesco International Scientific Committee for the Drafting of a General History of (1 January 1984). Africa from the Twelfth to the Sixteenth Century. UNESCO. ISBN 9789231017100. Diakses tanggal 19 February 2017 – via Google Books.
- ^ IFLA Committee on Cataloguing, IFLA International Office for UBC., IFLA International Programme for UBC., IFLA UBCIM Programme (1987). International cataloguing: quarterly bulletin of the IFLA Committee on Cataloguing, Volume 11. The Committee. hlm. 24.
- ^ "Scholars Biographies - 15th Century - Shaykh Muhammad ibn 'Abdullaah as-Sumaalee". Fatwa-Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 September 2012. Diakses tanggal 26 August 2012.
- ^ "Pakistan a country study p149". 1975.
- ^ Robinson, Rowena (20 February 2004). Sociology of religion p90. ISBN 9780761997818.
- ^ Khanam, Azra (30 August 2013). Muslim backward classes: a sociological perspective. ISBN 9788132118077.
- ^ Who/what is Sheikh? porseshkadeh.com Retrieved 28 Oct 2018
- ^ "Shaykhah Shuhdah, Fakhr-un-Nisa". Haq Islam. 21 April 2013. Diakses tanggal 9 February 2015.
- ^ Siddiqi, Muhammad Zubayr (1993). "Hadith Literature Its origin, development and special features: Women Scholars of Hadith". The Islamic Texts Society Cambridge: 117–123. Diakses tanggal 23 February 2015.
- ^ Salim HS, Hairus (2012). "Indonesian Muslims and cultural networks". Dalam Lindsay, Jennifer; Sutedja-LIem, M. H. T. Heirs to world culture : Being Indonesian, 1950-1965. Leiden, NLD: Brill. hlm. 83. ISBN 978-90-04-25351-3. OCLC 958572352. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-03. Diakses tanggal 2022-07-01.
- ^ Sultan Qaboos Encyclopedia of Arab Names. Sultan Qaboos University. 1985. Diakses tanggal 14 May 2021.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Definisi kamus sheik di Wikikamus