Tjokorda Raka Sukawati: Perbedaan antara revisi
k ejaan, replaced: praktek → praktik (2) |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) |
||
| (21 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
| Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Noref-bio}} |
|||
{{dablink|Bedakan dengan [[Tjokorda Gede Raka Soekawati]], presiden satu-satunya [[Negara Indonesia Timur]] dari [[Bali]]}} |
{{dablink|Bedakan dengan [[Tjokorda Gede Raka Soekawati]], presiden satu-satunya [[Negara Indonesia Timur]] dari [[Bali]]}} |
||
{{Infobox person |
|||
| ⚫ | |||
| name = Tjokorda Raka Sukawati |
|||
| image = |
|||
| alt = |
|||
| caption = |
|||
| birth_name = <!-- only use if different from name --> |
|||
| birth_date = {{Birth date|1931|05|03|df=y}} |
|||
| birth_place = [[Ubud, Gianyar|Ubud]], [[Kabupaten Gianyar|Gianyar]], |
|||
| death_date = {{Death date and age|2014|11|11|1931|05|03|df=y}} |
|||
| death_place = [[Ubud, Gianyar|Ubud]], [[Kabupaten Gianyar|Gianyar]] |
|||
| nationality = [[Indonesia]] |
|||
| other_names = |
|||
| alma_mater = [[Institut Teknologi Bandung]] ([[Sarjana Teknik|Ir]])<ref name="Ir ITB">{{Cite web|url=https://alsi-itb.org/ir-tjokorda-raka-sukawati-si-64/|title=Ir. Tjokorda Raka Sukawati, SI 64 The man who make the history|website=alsi-itb.org|access-date=31 Agustus 2020|archive-date=2020-02-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20200225020332/http://alsi-itb.org/ir-tjokorda-raka-sukawati-si-64/|dead-url=yes}}</ref><br>[[Universitas Gadjah Mada]] ([[Doktor|Dr]])<ref name="Dr UGM">{{Cite web|url=https://merdeka.com/tjokorda-raka-sukawati/profil/|title=Profil Tjokorda Raka Sukawati|publisher=[[Merdeka.com]]|access-date=31 Agustus 2020}}</ref> |
|||
| occupation = [[Rekayasawan|Insinyur]] |
|||
| years_active = |
|||
| known_for = Menemukan [[Sosrobahu]] |
|||
| notable_works = |
|||
}} |
|||
| ⚫ | [[Doktor|Dr.]] Ir. '''Tjokorda Raka Sukawati''' ({{lahirmati|[[Ubud]], [[Bali]]|3|5|1931|[[Ubud]], [[Bali]]|11|11|2014}}<ref name="medcom">{{Cite web|url=https://medcom.id/amp/GNGV8RLK-penemu-teknologi-sosrobahu-meninggal-dunia|title=Penemu Teknologi Sosrobahu Meninggal Dunia|publisher=[[Media Group]]|date=12 November 2020|access-date=31 Agustus 2020}}</ref><ref name="1000 Shoulders">{{Cite web|url=https://www.thejakartapost.com/news/2014/12/11/man-1000-shoulders.html|title=Man of 1000 shoulders|publisher=[[The Jakarta Post]]|language=en|date=11 Desember 2014|access-date=31 Agustus 2020}}</ref>) adalah seorang [[insinyur]] [[Indonesia]] yang menemukan konstruksi [[Sosrobahu]], yang memudahkan pembangunan [[jalan layang]] tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya. |
||
Tjokorda meraih gelar [[Insinyur]] bidang [[Teknik Sipil]] di [[Institut Teknologi Bandung]] [[1962]], dan memperoleh gelar [[Doktor]] dari [[Universitas Gajah Mada]] [[Yogyakarta]] pada tahun [[1996]]. |
Tjokorda meraih gelar [[Insinyur]] bidang [[Teknik Sipil]] di [[Institut Teknologi Bandung]] [[1962]],<ref name="Ir ITB"/> dan memperoleh gelar [[Doktor]] dari Teknik Sipil [[Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada|Fakultas Teknik]] [[Universitas Gajah Mada]] [[Yogyakarta]] pada tahun [[1996]].<ref name="Dr UGM"/> |
||
Ia meniti karier di [[Hutama Karya|PT. Hutama Karya]] yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara ([[BUMN]]) di bawah [[Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia|Departemen Pekerjaan Umum]] (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara [[Cawang]] dengan [[Tanjung Priok]] di [[Jakarta]] itulah teknologi [[Sosrobahu]] ditemukan. |
Ia meniti karier di [[Hutama Karya|PT. Hutama Karya]] yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara ([[BUMN]]) di bawah [[Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia|Departemen Pekerjaan Umum]] (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara [[Cawang]] dengan [[Tanjung Priok (disambiguasi)|Tanjung Priok]] di [[Jakarta]] itulah teknologi [[Sosrobahu]] ditemukan. |
||
Sebenarnya temuannya belum diuji secara khusus di laboratorium saat dipraktikkan. Namun ia merasa yakin temuannya bisa bekerja sesuai rumusan ilmiah yang ada. Bahkan sebelum temuannya dipraktikkan, ia yang menganut agama [[Hindu]] yang taat itu menyempatkan diri bersembahyang di atas konstruksi itu. Ia terbilang nekad saat itu, dengan mengatakan bahwa ia bersedia mundur dari direktur PT. Hutama Karya kepada menteri Pekerjaan Umum saat itu, bila temuannya itu ternyata tidak bisa bekerja. Namun ternyata temuan Sosrobahu itu dapat bekerja sebagaimana mestinya tanpa kurang suatu apa pun. |
Sebenarnya temuannya belum diuji secara khusus di laboratorium saat dipraktikkan. Namun ia merasa yakin temuannya bisa bekerja sesuai rumusan ilmiah yang ada. Bahkan sebelum temuannya dipraktikkan, ia yang menganut agama [[Hindu]] yang taat itu menyempatkan diri bersembahyang di atas konstruksi itu. Ia terbilang nekad saat itu, dengan mengatakan bahwa ia bersedia mundur dari direktur PT. Hutama Karya kepada menteri Pekerjaan Umum saat itu, bila temuannya itu ternyata tidak bisa bekerja. Namun ternyata temuan Sosrobahu itu dapat bekerja sebagaimana mestinya tanpa kurang suatu apa pun. |
||
| Baris 11: | Baris 28: | ||
Dia mengatakan bahwa temuan itu 80% atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Bahkan angka tekanan 78 kg/cm² yang ditetapkan dalam teknologi temuannya itu, sebenarnya angka misterius bagi ia, entah dari mana saat itu ia menetapkan ''angka wangsit'' itu, tetapi berhasil bahkan para insinyur [[Amerika Serikat]] yang mengerjakan jalan layang di [[Seattle]] begitu taat dengan ketetapan 78 kg/cm² itu. Belakangan, setelah diketahui di laboratorium yang kemudian dibangunnya sendiri itu, didapatkan hasil perhitungan berupa ketetapan sebesar 78,05 kg/cm². Persis sama dengan ketetapan ''angka wangsit'' tadi. |
Dia mengatakan bahwa temuan itu 80% atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Bahkan angka tekanan 78 kg/cm² yang ditetapkan dalam teknologi temuannya itu, sebenarnya angka misterius bagi ia, entah dari mana saat itu ia menetapkan ''angka wangsit'' itu, tetapi berhasil bahkan para insinyur [[Amerika Serikat]] yang mengerjakan jalan layang di [[Seattle]] begitu taat dengan ketetapan 78 kg/cm² itu. Belakangan, setelah diketahui di laboratorium yang kemudian dibangunnya sendiri itu, didapatkan hasil perhitungan berupa ketetapan sebesar 78,05 kg/cm². Persis sama dengan ketetapan ''angka wangsit'' tadi. |
||
Di ujung kariernya di PT. Hutama Karya, Tjokorda terseret persoalan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) yang menimpa perusahaan konstruksi itu. Tjokorda harus berurusan dengan masalah ''commercial paper'', hal yang asing bagi seorang insinyur seperti dirinya. Ia sempat berurusan dengan [[pengadilan]]. Kasus ini terkuat menyusul [[krisis finansial Asia]] yang membuat banyak perusahaan konstruksi terkena masalah. |
Di ujung kariernya di PT. Hutama Karya, Tjokorda terseret persoalan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) yang menimpa perusahaan konstruksi itu. Tjokorda harus berurusan dengan masalah ''[[Surat berharga komersial|commercial paper]]'', hal yang asing bagi seorang insinyur seperti dirinya. Ia sempat berurusan dengan [[pengadilan]]. Kasus ini terkuat menyusul [[krisis finansial Asia]] yang membuat banyak perusahaan konstruksi terkena masalah. |
||
Tjokorda Raka Sukawati, yang juga pendiri Fakultas Teknik [[Universitas Udayana]], telah pensiun dari PT. Hutama Karya, |
Tjokorda Raka Sukawati, yang juga pendiri Fakultas Teknik [[Universitas Udayana]], telah pensiun dari PT. Hutama Karya, tetapi masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya. Kini ia tinggal di kampung halamannya di Ubud, Bali dengan mengajar di jenjang Pascasarjana Bidang Teknik Sipil Universitas Udayana.<ref name="medcom"/> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
== Pranala luar == |
|||
* {{id}} [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0305/10/cakrawala/profil.htm Tentang Tjokorda Raka Sukawati dan Sosrobahu] |
|||
{{lifetime|1931|2014|Sukawati, Tjokorda Raka}} |
{{lifetime|1931|2014|Sukawati, Tjokorda Raka}} |
||
[[Kategori:Insinyur Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Arsitek Bali]] |
|||
[[Kategori:Akademikus Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]] |
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]] |
||
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]] |
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Tokoh Bali]] |
||
[[Kategori:Tokoh dari Ubud]] |
|||
Revisi terkini sejak 10 Desember 2023 10.40
| Tjokorda Raka Sukawati | |
|---|---|
| Lahir | 3 Mei 1931 Ubud, Gianyar, |
| Meninggal | 11 November 2014 (umur 83) Ubud, Gianyar |
| Kebangsaan | Indonesia |
| Almamater | Institut Teknologi Bandung (Ir)[1] Universitas Gadjah Mada (Dr)[2] |
| Pekerjaan | Insinyur |
| Dikenal atas | Menemukan Sosrobahu |
Dr. Ir. Tjokorda Raka Sukawati (3 Mei 1931 – 11 November 2014[3][4]) adalah seorang insinyur Indonesia yang menemukan konstruksi Sosrobahu, yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya.
Tjokorda meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962,[1] dan memperoleh gelar Doktor dari Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996.[2]
Ia meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan.
Sebenarnya temuannya belum diuji secara khusus di laboratorium saat dipraktikkan. Namun ia merasa yakin temuannya bisa bekerja sesuai rumusan ilmiah yang ada. Bahkan sebelum temuannya dipraktikkan, ia yang menganut agama Hindu yang taat itu menyempatkan diri bersembahyang di atas konstruksi itu. Ia terbilang nekad saat itu, dengan mengatakan bahwa ia bersedia mundur dari direktur PT. Hutama Karya kepada menteri Pekerjaan Umum saat itu, bila temuannya itu ternyata tidak bisa bekerja. Namun ternyata temuan Sosrobahu itu dapat bekerja sebagaimana mestinya tanpa kurang suatu apa pun.
Dia mengatakan bahwa temuan itu 80% atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Bahkan angka tekanan 78 kg/cm² yang ditetapkan dalam teknologi temuannya itu, sebenarnya angka misterius bagi ia, entah dari mana saat itu ia menetapkan angka wangsit itu, tetapi berhasil bahkan para insinyur Amerika Serikat yang mengerjakan jalan layang di Seattle begitu taat dengan ketetapan 78 kg/cm² itu. Belakangan, setelah diketahui di laboratorium yang kemudian dibangunnya sendiri itu, didapatkan hasil perhitungan berupa ketetapan sebesar 78,05 kg/cm². Persis sama dengan ketetapan angka wangsit tadi.
Di ujung kariernya di PT. Hutama Karya, Tjokorda terseret persoalan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) yang menimpa perusahaan konstruksi itu. Tjokorda harus berurusan dengan masalah commercial paper, hal yang asing bagi seorang insinyur seperti dirinya. Ia sempat berurusan dengan pengadilan. Kasus ini terkuat menyusul krisis finansial Asia yang membuat banyak perusahaan konstruksi terkena masalah.
Tjokorda Raka Sukawati, yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana, telah pensiun dari PT. Hutama Karya, tetapi masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya. Kini ia tinggal di kampung halamannya di Ubud, Bali dengan mengajar di jenjang Pascasarjana Bidang Teknik Sipil Universitas Udayana.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Ir. Tjokorda Raka Sukawati, SI 64 The man who make the history". alsi-itb.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-25. Diakses tanggal 31 Agustus 2020.
- ^ a b "Profil Tjokorda Raka Sukawati". Merdeka.com. Diakses tanggal 31 Agustus 2020.
- ^ a b "Penemu Teknologi Sosrobahu Meninggal Dunia". Media Group. 12 November 2020. Diakses tanggal 31 Agustus 2020.
- ^ "Man of 1000 shoulders" (dalam bahasa Inggris). The Jakarta Post. 11 Desember 2014. Diakses tanggal 31 Agustus 2020.
 | Artikel bertopik biografi Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya. |