Ruslan Tjakraningrat: Perbedaan antara revisi

Ruslan Tjakraningrat
Ruslan Tjakraningrat
Gubernur Nusa Tenggara Barat
	Masa jabatan; 1 November 1958 – 28 September 1966
	Pendahulu; jabatan baru Pengganti; Wasita Kusumah
Bupati Bangkalan
	Masa jabatan; 1957–1958
Gubernur	R.T.A. Milono
	Pendahulu; Sis Cakraningrat Pengganti; Abdul Karim Brojokusumo
Bupati Sumenep
	Masa jabatan; 1956–1957
Gubernur	R.T.A. Milono
	Pendahulu; Ruslan Wongsokusumo Pengganti; Achjak Sosrosoegondo
Informasi pribadi
Lahir	17 Desember 1913; Sampang, Keresidenan Madura, Hindia Belanda
Meninggal	23 Desember 1976 (umur 63)
Orang tua	R. A. A. Tjakraningrat (ayah);
	Sunting kotak info • L • B

Jelajahi riwayat secara interaktif

← Revisi sebelumnya

Konten dihapus Konten ditambahkan

VisualTeks wiki

Sebaris

Revisi terkini sejak 13 Desember 2023 22.59

Artikel ini telah dinilai sebagai artikel pilihan pada 17 April 2023 (Pembicaraan artikel)

Raden Ario Muhammad Ruslan Tjakraningrat (17 Desember 1913 – 23 Desember 1976) merupakan seorang birokrat dan politikus dari Indonesia. Ia sempat memegang jabatan Sekretaris Umum Negara Madura pada masa Republik Indonesia Serikat. Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, Ruslan meneruskan kariernya dalam pemerintahan. Ia kemudian menjabat sebagai Bupati Sumenep dari tahun 1956 hingga 1957, Bupati Bangkalan dari tahun 1957 hingga 1958, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat dari tahun 1958 hingga 1966.

Lahir sebagai anak dari Bupati Bangkalan, Ruslan menempuh pendidikan hingga tingkat menengah atas. Ia kemudian memulai kariernya sebagai pegawai negeri di berbagai kantor pemerintahan daerah dan sempat mengikuti pendidikan militer pada masa penjajahan Jepang. Setelah penjajahan Jepang berakhir, Belanda menduduki daerah Madura dan mengangkat Ruslan sebagai Sekretaris Umum Negara Madura.

Ruslan meneruskan kariernya dalam pemerintahan pasca pengakuan kedaulatan. Ia menjabat sebagai bupati di Sumenep dan Bangkalan sebelum ditunjuk menjadi kepala daerah pertama Nusa Tenggara Barat. Sebagai kepala daerah pertama, Ruslan melakukan penataan terhadap sistem pemerintahan daerah dan wilayah kabupaten. Pada masa jabatannya, terjadi kelaparan besar yang menewaskan ribuan penduduk Nusa Tenggara Barat. Ruslan berupaya untuk menangani permasalahan ini dengan menerapkan berbagai kebijakan, tetapi gagal untuk menyelesaikannya. Ia kemudian diberhentikan dari jabatannya akibat kegagalannya. Ruslan kemudian pensiun dan wafat pada tanggal 23 Desember 1976.

Masa kecil dan pendidikan

Ruslan dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1913^[a] di Kabupaten Sampang.^[2] Ayahnya, Raden Soerjowinoto, bergelar Tjakraningrat XII, dan menjabat sebagai Bupati Bangkalan dari tahun 1918 hingga 1948.^[3] Silsilah Ruslan sebagai bagian dari trah Tjakraningrat dapat ditelusuri hingga ke sosok Raden Prasena (Tjakraningrat I) dari masa pra-Hindia Belanda, yang ditugaskan oleh Sultan Agung dari Mataram sebagai penguasa Madura Barat pada abad ke-17.^[4]

Ruslan menempuh pendidikan dasar di Hollandsch-Inlandsche School dan pendidikan menengah pertamanya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs Surabaya pada tahun 1932.^[5] Ruslan kemudian pindah ke Batavia untuk melanjutkan pendidikannya di Algemeene Middelbare School (AMS) Salemba.^[6] Setelah menamatkan pendidikannya di AMS, Roeslan meneruskan pendidikannya ke Middlebare Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (MOSVIA).^[7] Ia lulus dari MOSVIA pada tahun 1936.^[8]

Karier awal

Masa Hindia Belanda

Setelah menyelesaikan pendidikannya di MOSVIA, Ruslan memulai kariernya di lingkungan pemerintahan daerah provinsi Jawa Timur. Ia memulai kariernya sebagai pegawai negeri yang diperbantukan pada kantor Bupati Lumajang. Setelah itu, ia dipindahkan ke kantor Wedana Klakah dan Wedana Poedjon dengan status yang sama.^[2] Ruslan kemudian dimutasi ke kantor Karesidenan Malang untuk menjabat sebagai mantri kabupaten pada pertengahan tahun 1938.^[9]

Satu tahun setelah menjabat sebagai mantri kabupaten, Ruslan dipindahkan ke Kabupaten Probolinggo untuk menjabat sebagai mantri polisi dengan tugas sebagai inspektur daerah. Ia kemudian memperoleh promosi jabatan dan diangkat sebagai asisten wedana di kabupaten tersebut pada tahun 1940.^[2]

Masa pendudukan Jepang

Pada tahun 1942, tentara Jepang datang dan menguasai wilayah Hindia Belanda. Atas usulan politikus Gatot Mangkoepradja, tentara Pembela Tanah Air (PETA), sebuah pasukan tentara sukarela, dibentuk oleh pemerintah militer Jepang. Pemerintah militer Jepang kemudian meminta setiap pemerintah daerah di Jawa untuk mengirimkan beberapa pemuda untuk mengikuti latihan tentara PETA selama tiga bulan di Bogor. Ruslan bersama dengan Mohammad Noer (kelak menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur) dipanggil oleh Tjakraningrat XII, Bupati Bangkalan, untuk mengikuti latihan tersebut sebagai perwakilan dari Kabupaten Bangkalan.^[10] Setelah menjalani latihan tentara PETA, Ruslan ditugaskan sebagai Komandan Batalyon II Bangkalan dengan pangkat daidanchō^[b] (setingkat komandan batalyon).^[11]

Selain menjabat sebagai daidancho, Ruslan tetap memegang jabatan dalam pemerintahan. Pada tanggal 29 Maret 1943, Ruslan dimutasi ke kewedanaan Baratdaya, Sumenep,^[c] untuk menjabat sebagai wedana.^[2] Di tahun yang sama, Ruslan dipindahkan ke kewedanaan Ambunten, Sumenep.^[12] Pada bulan Agustus 1945, beberapa saat setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah Jepang memindahkannya ke kantor keresidenan Madura.^[13]

Negara Madura

Setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda datang kembali dan berupaya untuk memperlemah kedudukan Indonesia secara politik maupun militer. Belanda melancarkan serangan terhadap Pulau Madura pada Juli 1946, tetapi gagal karena perlawanan sengit dari tentara Indonesia. Tentara Belanda kemudian berunding dengan pihak pemerintah daerah Madura. Pihak Madura kemudian mengirimkan delegasi dengan beranggotakan Ruslan dan tokoh-tokoh Madura lainnya. Pihak Belanda menawarkan bantuan pangan untuk rakyat Madura yang sedang mengalami kelaparan akibat blokade Belanda dengan syarat Madura akan menjadi sebuah negara tersendiri, tetapi tawaran tersebut ditolak oleh delegasi Madura.^[14]

Belanda melancarkan serangan keduanya terhadap wilayah Madura pada pertengahan Februari 1947 dan berhasil menduduki Madura.^[14] Tjakraningrat XII, Residen Madura yang ditunjuk oleh pihak Republik Indonesia, menolak meninggalkan Pulau Madura yang sudah diduduki oleh Belanda karena alasan kesehatan. Tjakraningrat XII kemudian berbalik mendukung Belanda dengan dalih bahwa "pihak Republik tidak melaksanakan aturan-aturan demokrasi".^[15] Negara Madura kemudian dibentuk melalui referendum pada tanggal 23 Januari 1948 dan Tjakraningrat XII dilantik sebagai Wali Negara (setingkat kepala negara bagian) pada tanggal 20 Februari.^[3] Ruslan, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Bupati Bangkalan, dicalonkan sebagai anggota Parlemen Madura dari daerah pemilihan Sampang dalam pemilihan yang dilaksanakan pada bulan April 1948.^[16] Setelah gagal terpilih dalam pemilihan tersebut,^[17] Ruslan diangkat oleh Tjakraningrat XII sebagai Sekretaris Umum (setingkat sekretaris negara) Negara Madura.^[3] Dalam kapasitasnya sebagai pejabat negara Madura, Ruslan menghadiri pelantikan Ratu Juliana dari Belanda sebagai delegasi dari Indonesia.^[18]

Gubernur Nusa Tenggara Barat

Penetapan

Provinsi Nusa Tenggara pra-pemekaran (kiri) dan Nusa Tenggara Barat pasca-pemekaran (kanan).

Setelah Negara Madura bubar pada tahun 1950, Ruslan meneruskan kariernya di pemerintahan. Ia diangkat menjadi Bupati Sumenep dari tahun 1956 hingga 1957 dan Bupati Bangkalan pada tahun 1957 hingga 1958.^[3] Pada akhir masa jabatannya sebagai Bupati Bangkalan, pemerintah Indonesia melakukan pemekaran terhadap Provinsi Nusa Tenggara menjadi Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk melalui ketetapan pemerintah tanggal 14 Agustus 1958. Menteri Dalam Negeri menunjuk Ruslan sebagai Pejabat Sementara Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Barat melalui sebuah surat keputusan yang efektif mulai tanggal 1 November 1958.^[19] Ruslan baru tiba di Mataram, ibukota Nusa Tenggara Barat, untuk menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah pada tanggal 14 Desember 1958.^[19]

Penataan pemerintahan daerah

Meski pada saat itu Nusa Tenggara Barat sudah berstatus provinsi, urusan pemerintahan daerahnya masih dibagi dua antara kepala daerah dan gubernur koordinator Nusa Tenggara yang berkedudukan di Singaraja, Bali. Ruslan kemudian menunjuk dua pembantu kepala daerah untuk membantunya menjalankan roda pemerintahan Nusa Tenggara Barat, yakni Mamiq Ripaah untuk Pulau Lombok dan M. Hasan untuk Pulau Sumbawa.^[19]

Salah satu tindakan pertama yang dilaksanakan oleh Ruslan adalah membubarkan daerah otonom Lombok pada tanggal 17 Desember 1958 dan Pulau Sumbawa pada tanggal 22 Januari 1959. Tanggal pembubaran daerah otonom Lombok kemudian ditetapkan sebagai hari lahir provinsi Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Barat kemudian dibagi menjadi sejumlah daerah swatantra tingkat II (kabupaten) yang dipimpin oleh Kepala Daerah Swatantra Tingkat II (bupati) dan menugaskan kepala daerah untuk membentuk lembaga legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) dan lembaga pembantu gubernur (Dewan Pemerintahan Daerah).^[19]

Ruslan kemudian melaksanakan pembentukan dewan perwakilan rakyat daerah sebagai lembaga legislatif pada pertengahan tahun 1959. Susunan keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat ditetapkan oleh Ruslan pada tanggal 6 Juli 1959 dan anggota dewan tersebut dilantik pada tanggal 4 November. Lima hari kemudian, dewan tersebut mencalonkan Ruslan sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat secara aklamasi kepada menteri dalam negeri. Pencalonan Ruslan disetujui oleh menteri dalam negeri Ruslan dilantik sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat yang pertama pada tanggal 9 Februari 1960.^[19] Ruslan tercatat sebagai seorang anggota partai Nahdlatul Ulama pada saat ia dilantik sebagai gubernur.^[20]

Penanganan kelaparan dan pemberhentian

Selama menjabat sebagai pejabat sementara kepala daerah, Ruslan dihadapkan pada bencana kelaparan di Lombok bagian selatan dari tahun 1958 hingga 1959 yang diakibatkan oleh curah hujan yang kecil.^[21] Bencana kelaparan tersebut mengakibatkan lebih dari 10.000 orang penduduk tujuh desa yang berbeda di Lombok bagian selatan tewas. Sebagai tindak lanjut, Ruslan menetapkan berbagai kebijakan dan program untuk mencegah terjadinya kelaparan dan kemiskinan lebih lanjut. Kendati demikian, proses pembuatan kebijakan pada masa ini belum bisa berjalan dengan lancar karena pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat masih berfokus pada pembentukan perangkat pemerintah.^[22]^[23]

Setelah dilantik menjadi gubernur, Tjakraningrat mulai menyusun rencana untuk menangani bencana kelaparan dan penyebaran penyakit menular di antara penduduk NTB. Di Lombok bagian selatan, Tjakraningrat mencanangkan operasi penanggulangan khusus, tetapi gagal mengatasi bencana kelaparan di wilayah tersebut.^[24] Tjakraningrat menerapkan program serupa di tingkat provinsi, yakni gerakan swasembada beras, untuk mempercepat produksi pangan. Program lainnya yang diterapkan adalah program demonstrasi massal yang mengenalkan teknologi pertanian seperti benih unggul dan mekanisasi bagi petani di NTB.^[25]

Selain program, Tjakraningrat juga berupaya untuk mengembangkan pendidikan tinggi di NTB untuk menghasilkan tenaga ahli dalam bidang penanganan kelaparan. Ia memprakarsai pendirian Universitas Mataram, yang pada saat itu merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tinggi di NTB. Di universitas tersebut, Ruslan membuka tiga fakultas yang dianggap bisa menghasilkan tenaga ahli untuk mengatasi kelaparan yang sedang berlangsung, yakni fakultas ekonomi, fakultas peternakan, dan fakultas pertanian.^[1]

Langkah-langkah yang diambil Ruslan gagal untuk menyelesaikan permasalahan pangan di wilayah NTB. Penyakit menular, seperti cacar, tetap menyebar di tengah penduduk NTB. Laporan dari kantor berita Reuters menyatakan bahwa 10.000 penduduk NTB meninggal akibat bencana kelaparan pada awal tahun 1966 dan penduduk yang tersisa terpaksa mengonsumsi siput dan biji-bijian. Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam mendesak pemerintah pusat untuk memecat Ruslan dari jabatannya karena gagal menangani bencana kelaparan. Pemerintah pusat kemudian memberhentikan Ruslan dari jabatannya sebagai gubernur pada tanggal 28 September 1966^[26] dan mengirim tim investigasi ke NTB untuk menyelidiki bencana kelaparan yang terjadi.^[27]^[28]

Masa pensiun dan keluarga

Setelah pensiun dari jabatan gubernur, Ruslan tinggal di Surabaya.^[29] Ruslan meninggal pada tanggal 23 Desember 1976^[30] dan dimakamkan di Pemakaman Aer Mata Ibu, tempat penguburan raja-raja dan kaum ningrat dari Bangkalan.^[31]

Ruslan menikah dengan Hatimah Tjakraningrat dan memiliki tiga orang anak. Salah seorang cucu mereka, Hikmahanto Juwana, merupakan guru besar hukum internasional di Universitas Indonesia dan saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani.^[32]

Catatan kaki

^ Situs resmi pemerintah Nusa Tenggara Barat menuliskan 17 Oktober 1913 sebagai tanggal lahirnya.^[1]
^ daidanchō (Jepang: 大団長code: ja is deprecated , lit. "pemimpin besar")
^ Kewedanaan ini sekarang menjadi bagian dari kecamatan Ambunten.

Referensi

^ ^a ^b "Perjalanan Kepemimpinan Nusa Tenggara Barat". Dinas Koperasi dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat. 11 Mei 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 16 Januari 2023.
^ ^a ^b ^c ^d Gunseikanbu (1944). Orang Indonesia jang Terkemoeka di Djawa. hlm. 106. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-07-05.
^ ^a ^b ^c ^d Suhendra. "Negara Madura Pernah Ada". tirto.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-07-04.
^ Poesponegoro, Marwati Djoened; Notosusanto, Nugroho (2008). Sejarah nasional Indonesia: Kemunculan penjajahan di Indonesia, ±1700-1900. PT Balai Pustaka. hlm. 74. ISBN 978-979-407-410-7.
^ "De Mulo te Soerabaja". De Indische courant. 12 Mei 1932. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 5 Juli 2022.
^ "Schoolexamens: Salemba-A.M.S." Bataviaasch nieuwsblad. 26 Mei 1934. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 5 Juli 2022.
^ "Jubileum van Bangkalan's Regent". Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië. 7 Maret 1936. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 5 Juli 2022.
^ "Eindexamen Mosvia". De locomotief. 10 Juni 1936. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-09. Diakses tanggal 5 Juli 2022.
^ "Bestuursmutaties". Soerabaijasch handelsblad. 14 Juli 1938. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 5 Juli 2022.
^ Noer, Mohammad; Siahaan, Hotman (1997). Pamong mengabdi desa: biografi Mohammad Noer. Yayasan Keluarga Bhakti dan Surabaya Post. hlm. 33. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2022-07-05.
^ Suryanegara, Ahmad Mansur (1996). Pemberontakan tentara Peta di Cileunca, Pangalengan, Bandung Selatan. Yayasan Wira Patria Mandiri. hlm. 118. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2022-07-05.
^ "Oeroesan Pegawai Negeri: Pengumuman No. 2". Kan po (27). September 1943. hlm. 26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-07-05.
^ "Pengoemoeman Tentang Pengangkatan, Pemetjatan, dan Pemindahan Pegawai Negeri". Kan po (74). September 1945. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 5 Juli 2022.
^ ^a ^b Wirayudha, Randy (2015-07-05). "Kombatan Republik Pukul Mundur Pendaratan Belanda di Madura". Okezone. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-10. Diakses tanggal 2022-07-05.
^ Kahin, George McTurnan (2003). Nationalism and Revolution in Indonesia (dalam bahasa Inggris). SEAP Publications. hlm. 235–238. ISBN 978-0-87727-734-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2022-07-05.
^ "De Verkiezingen in Madoera: Candidatenlijst Sampang". Nieuwe courant. 10 April 1948. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 5 Juli 2022.
^ Bastiaans, W. Ch. J. (1950). Personalia Van Staatkundige Eenheden (Regering en Volksvertegenwoordiging) in Indonesie (per 1 Sept. 1949) (PDF). Jakarta. hlm. 63. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2022-07-05.
^ "Deputatie naar Nederland". De nieuwsgier. 17 Agustus 1948. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 5 Juli 2022.
^ ^a ^b ^c ^d ^e Suwondo, Bambang (1978). Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 189–196. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-07-05.
^ Ridwan, Nur Khalik (2020). Ensiklopedia Khittah NU: Jilid 4. DIVA PRESS. ISBN 978-602-391-970-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2022-07-05.
^ Qultummedia, Redaksi (2018-01-01). Ulama Pemimpin. QultumMedia. hlm. 98. ISBN 978-979-017-406-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 2022-07-07.
^ Amin (19 Desember 2019). "Di HUT ke 61, Sejarah Lahir Provinsi NTB Perlu Diketahui". Lensa Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 7 Juli 2022.
^ Nurlaela, Arum Sofina (2021). Peran Brigadir Jenderal Wasita Kusumah sebagai gubernur Nusa Tenggara Barat tahun 1968-1978. UIN Sunan Gunung Djati Bandung. hlm. 2–3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 2022-07-07.
^ Purnomo, Slamet Hadi (11 Juni 2011). "Asa Dari Bendungan Pandandure". Antara News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 16 Januari 2023.
^ Mashur (2022). NTB Bumi Gora. Global Aksara Pers. hlm. 10–11. ISBN 978-623-5874-41-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2023-01-16.
^ "Pd Gubernur NTB". Kompas. 28 September 1966. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 16 Januari 2023. ((Perlu berlangganan (help)).
^ Sali, Darsono Yusin (2018). Pergulatan HMI di Pulau Seribu Masjid: Sejarah dan Aksi. Uwais Inspirasi Indonesia. hlm. 79–80. ISBN 978-602-5891-46-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2023-01-16.
^ "Indonesians said among Reds caught in Malaysia". The Leader Post. 5 Oktober 1966. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 16 Januari 2023.
^ Sutherland, Heather (1974). "Notes on Java's Regent Families: Part II". Indonesia (17): 15. doi:10.2307/3350770. ISSN 0019-7289.
^ "Perkembangan Islam, Kepemerintahan dan Kharisma Ulama di Madura". Lontar Madura. 12 Maret 2011. hlm. 7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 21 Januari 2022. ... dan RA. Moh. Roslan Tjakraningrat yang meninggal pada tanggal 23 Desember 1976.
^ Hadad, Hamid Al (2022-02-16). Diplomat Jadi Ustad (dalam bahasa Inggris). Expose. ISBN 978-602-7829-65-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-07-04.
^ Juwana, Hikmahanto (2001). Hukum Internasional dalam Konflik Kepentingan Ekonomi Negara Berkembang dan Negara Maju. UI Press. hlm. 31. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2023-01-16.

[2] Situs resmi pemerintah Nusa Tenggara Barat menuliskan 17 Oktober 1913 sebagai tanggal lahirnya.^[1]

[12] daidanchō (Jepang: 大団長code: ja is deprecated , lit. "pemimpin besar")

[14] Kewedanaan ini sekarang menjadi bagian dari kecamatan Ambunten.

[ntb-1] "Perjalanan Kepemimpinan Nusa Tenggara Barat". Dinas Koperasi dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat. 11 Mei 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 16 Januari 2023.

[:0-3] Gunseikanbu (1944). Orang Indonesia jang Terkemoeka di Djawa. hlm. 106. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-07-05.

[:1-4] Suhendra. "Negara Madura Pernah Ada". tirto.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-07-04.

[5] Poesponegoro, Marwati Djoened; Notosusanto, Nugroho (2008). Sejarah nasional Indonesia: Kemunculan penjajahan di Indonesia, ±1700-1900. PT Balai Pustaka. hlm. 74. ISBN 978-979-407-410-7.

[6] "De Mulo te Soerabaja". De Indische courant. 12 Mei 1932. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 5 Juli 2022.

[7] "Schoolexamens: Salemba-A.M.S." Bataviaasch nieuwsblad. 26 Mei 1934. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 5 Juli 2022.

[8] "Jubileum van Bangkalan's Regent". Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië. 7 Maret 1936. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 5 Juli 2022.

[9] "Eindexamen Mosvia". De locomotief. 10 Juni 1936. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-09. Diakses tanggal 5 Juli 2022.

[10] "Bestuursmutaties". Soerabaijasch handelsblad. 14 Juli 1938. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 5 Juli 2022.

[11] Noer, Mohammad; Siahaan, Hotman (1997). Pamong mengabdi desa: biografi Mohammad Noer. Yayasan Keluarga Bhakti dan Surabaya Post. hlm. 33. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2022-07-05.

[13] Suryanegara, Ahmad Mansur (1996). Pemberontakan tentara Peta di Cileunca, Pangalengan, Bandung Selatan. Yayasan Wira Patria Mandiri. hlm. 118. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2022-07-05.

[15] "Oeroesan Pegawai Negeri: Pengumuman No. 2". Kan po (27). September 1943. hlm. 26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-07-05.

[16] "Pengoemoeman Tentang Pengangkatan, Pemetjatan, dan Pemindahan Pegawai Negeri". Kan po (74). September 1945. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 5 Juli 2022.

[:2-17] Wirayudha, Randy (2015-07-05). "Kombatan Republik Pukul Mundur Pendaratan Belanda di Madura". Okezone. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-10. Diakses tanggal 2022-07-05.

[18] Kahin, George McTurnan (2003). Nationalism and Revolution in Indonesia (dalam bahasa Inggris). SEAP Publications. hlm. 235–238. ISBN 978-0-87727-734-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2022-07-05.

[19] "De Verkiezingen in Madoera: Candidatenlijst Sampang". Nieuwe courant. 10 April 1948. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 5 Juli 2022.

[20] Bastiaans, W. Ch. J. (1950). Personalia Van Staatkundige Eenheden (Regering en Volksvertegenwoordiging) in Indonesie (per 1 Sept. 1949) (PDF). Jakarta. hlm. 63. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2022-07-05.

[21] "Deputatie naar Nederland". De nieuwsgier. 17 Agustus 1948. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 5 Juli 2022.

[:3-22] Suwondo, Bambang (1978). Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 189–196. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-07-05.

[23] Ridwan, Nur Khalik (2020). Ensiklopedia Khittah NU: Jilid 4. DIVA PRESS. ISBN 978-602-391-970-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2022-07-05.

[24] Qultummedia, Redaksi (2018-01-01). Ulama Pemimpin. QultumMedia. hlm. 98. ISBN 978-979-017-406-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 2022-07-07.

[:4-25] Amin (19 Desember 2019). "Di HUT ke 61, Sejarah Lahir Provinsi NTB Perlu Diketahui". Lensa Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 7 Juli 2022.

[26] Nurlaela, Arum Sofina (2021). Peran Brigadir Jenderal Wasita Kusumah sebagai gubernur Nusa Tenggara Barat tahun 1968-1978. UIN Sunan Gunung Djati Bandung. hlm. 2–3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 2022-07-07.

[27] Purnomo, Slamet Hadi (11 Juni 2011). "Asa Dari Bendungan Pandandure". Antara News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 16 Januari 2023.

[28] Mashur (2022). NTB Bumi Gora. Global Aksara Pers. hlm. 10–11. ISBN 978-623-5874-41-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2023-01-16.

[29] "Pd Gubernur NTB". Kompas. 28 September 1966. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 16 Januari 2023. ((Perlu berlangganan (help)).

[30] Sali, Darsono Yusin (2018). Pergulatan HMI di Pulau Seribu Masjid: Sejarah dan Aksi. Uwais Inspirasi Indonesia. hlm. 79–80. ISBN 978-602-5891-46-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2023-01-16.

[31] "Indonesians said among Reds caught in Malaysia". The Leader Post. 5 Oktober 1966. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 16 Januari 2023.

[32] Sutherland, Heather (1974). "Notes on Java's Regent Families: Part II". Indonesia (17): 15. doi:10.2307/3350770. ISSN 0019-7289.

[33] "Perkembangan Islam, Kepemerintahan dan Kharisma Ulama di Madura". Lontar Madura. 12 Maret 2011. hlm. 7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 21 Januari 2022. ... dan RA. Moh. Roslan Tjakraningrat yang meninggal pada tanggal 23 Desember 1976.

[34] Hadad, Hamid Al (2022-02-16). Diplomat Jadi Ustad (dalam bahasa Inggris). Expose. ISBN 978-602-7829-65-7. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-05. Diakses tanggal 2022-07-04.

[35] Juwana, Hikmahanto (2001). Hukum Internasional dalam Konflik Kepentingan Ekonomi Negara Berkembang dan Negara Maju. UI Press. hlm. 31. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-16. Diakses tanggal 2023-01-16.

[a]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

[9]

[10]

[b]

[11]

[c]

[12]

[13]

[14]

[15]

[16]

[17]

[18]

[19]

[20]

[21]

[22]

[23]

[24]

[25]

[1]

[26]

[27]

[28]

[29]

[30]

[31]

[32]

@@ Baris 1: / Baris 1: @@
+{{pp}}
+{{Status artikel|AP|17|4|2023}}
 {{Infobox officeholder
+ | name             = Ruslan Tjakraningrat
- | honorific_prefix   =
+ | image            = Madoera-Commissie._Te_zien_is_o.a._de_regent_van_Bangkalan_CakraningratTjakran,_Bestanddeelnr_902-5251_(Ruslan_Tjakraningrat).jpg
- | name               = Ruslan Tjakraningrat
+ | office           = [[Gubernur Nusa Tenggara Barat]]
- | native_name        = <!--The person's name in their own language, if different.-->
+ | term_start       = 1 November 1958
- | native_name_lang   = <!--ISO 639-1 code, e.g., "fr" for French. If more than one, use {{lang}} in |native_name= instead.-->
+ | term_end         = 28 September 1966
- | honorific_suffix   =
+ | predecessor      = ''jabatan baru''
- | image              = Madoera-Commissie._Te_zien_is_o.a._de_regent_van_Bangkalan_CakraningratTjakran,_Bestanddeelnr_902-5251_(Ruslan_Tjakraningrat).jpg
- | image_size         =
+ | successor        = [[Wasita Kusumah]]
+ | office1          = [[Daftar Bupati Bangkalan|Bupati Bangkalan]]
- | image_upright      =
+ | term_start1      = 1957
- | smallimage         = <!--If this is specified, "image" should not be.-->
- | smallimage_alt     =
+ | term_end1        = 1958
- | alt                =
+ | governor1        = [[R.T.A. Milono]]
- | caption            =
+ | predecessor1     = Sis Cakraningrat
- | order              =
+ | successor1       = Abdul Karim Brojokusumo
- | office             = [[Gubernur Nusa Tenggara Barat]]
+ | office2          = [[Daftar Bupati Sumenep|Bupati Sumenep]]
+ | term_start2      = 1956
- | status             = <!--If this is specified, overrides Incumbent.-->
- | term_start         = 1 November 1958
+ | term_end2        = 1957
- | term_end           = 28 September 1966
+ | governor2        = [[R.T.A. Milono]]
- | predecessor        = ''jabatan baru''
+ | predecessor2     = Ruslan Wongsokusumo
- | successor          = [[Wasita Kusumah]]
+ | successor2       = Achjak Sosrosoegondo
+ | birth_date       = {{Birth date|1913|12|17}}
- | office1            =  [[Daftar Bupati Bangkalan|Bupati Bangkalan]]
+ | birth_place      = [[Sampang]], [[Keresidenan Madura]], [[Hindia Belanda]]
- | term_start1        = 1957
- | term_end1          = 1958
+ | death_date       = {{Death date and age|1976|12|23|1913|12|17}}
- | governor1          = [[R.T.A. Milono]]
+ | father           = R. A. A. Tjakraningrat
- | predecessor1       = Sis Cakraningrat
- | successor1         = Abdul Karim Brojokusumo
- | office2            =  [[Daftar Bupati Sumenep|Bupati Sumenep]]
- | term_start2        = 1956
- | term_end2          = 1957
- | governor2          = [[R.T.A. Milono]]
- | predecessor2       = Ruslan Wongsokusumo
- | successor2         = Achjak Sosrosoegondo
- | pronunciation   =
- | birth_name      =
- | birth_date      =  {{Birth date|1913|12|17}}
- | birth_place     = [[Sampang]], [[Jawa Timur]], [[Hindia Belanda]]
- | death_date      =  {{Death date and age|1976|12|23|1913|12|17}}
- | death_place     =
- | death_cause     =
- | resting_place   =
- | resting_place_coordinates =
- | citizenship     =
- | nationality     = <!-- use only when necessary per [[WP:INFONAT]] -->
- | party           =
- | otherparty      =  <!--For additional political affiliations-->
- | height          =  <!-- "X cm", "X m"  or "X ft Y in" plus optional reference (conversions are automatic) -->
- | spouse          =
- | partner         =  <!--For those with a domestic partner and not married-->
- | relations       =
- | children        =
- | parents         =  <!-- overrides mother and father parameters -->
- | mother          =  <!-- may be used (optionally with father parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
- | father          =  R. A. A. Tjakraningrat
 }}
+Raden Ario '''Muhammad Ruslan Tjakraningrat''' ({{lahirmati||17|12|1913||23|12|1976}}) merupakan seorang birokrat dan politikus dari Indonesia. Ia sempat memegang jabatan Sekretaris Umum [[Negara Madura]] pada masa [[Republik Indonesia Serikat]]. Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, Ruslan meneruskan kariernya dalam pemerintahan. Ia kemudian menjabat sebagai [[Daftar Bupati Sumenep|Bupati Sumenep]] dari tahun 1956 hingga 1957, [[Daftar Bupati Bangkalan|Bupati Bangkalan]] dari tahun 1957 hingga 1958, dan [[Daftar Gubernur Nusa Tenggara Barat|Gubernur Nusa Tenggara Barat]] dari tahun 1958 hingga 1966.
+Lahir sebagai anak dari Bupati Bangkalan, Ruslan menempuh pendidikan hingga tingkat menengah atas. Ia kemudian memulai kariernya sebagai pegawai negeri di berbagai kantor pemerintahan daerah dan sempat mengikuti pendidikan militer pada masa penjajahan Jepang. Setelah penjajahan Jepang berakhir, Belanda menduduki daerah Madura dan mengangkat Ruslan sebagai Sekretaris Umum Negara Madura.
-Raden Ario '''Muhammad Ruslan Tjakraningrat''' ({{lahirmati||17|12|1913||23|12|1976}}) merupakan seorang birokrat dan politikus dari Indonesia. Ia sempat memegang jabatan Sekretaris Umum [[Negara Madura]] pada masa [[Republik Indonesia Serikat]]. Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, Ruslan meneruskan karier dalam birokrasi. Ia kemudian menjabat sebagai Bupati Sumenep dari tahun 1956 hingga 1957, Bupati Bangkalan dari tahun 1957 hingga 1958, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat dari tahun 1958 hingga 1966.
+Ruslan meneruskan kariernya dalam pemerintahan pasca pengakuan kedaulatan. Ia menjabat sebagai bupati di [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]] dan [[Kabupaten Bangkalan|Bangkalan]] sebelum ditunjuk menjadi kepala daerah pertama [[Nusa Tenggara Barat]]. Sebagai kepala daerah pertama, Ruslan melakukan penataan terhadap sistem pemerintahan daerah dan wilayah kabupaten. Pada masa jabatannya, terjadi kelaparan besar yang menewaskan ribuan penduduk Nusa Tenggara Barat. Ruslan berupaya untuk menangani permasalahan ini dengan menerapkan berbagai kebijakan, tetapi gagal untuk menyelesaikannya. Ia kemudian diberhentikan dari jabatannya akibat kegagalannya. Ruslan kemudian pensiun dan wafat pada tanggal 23 Desember 1976.
 == Masa kecil dan pendidikan ==
+[[Berkas:Tjakraningrat_XII.jpg|jmpl|Tjakraningrat XII, ayah dari Ruslan Tjakraningrat.]]
-Ruslan dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1913{{efn|[http://diskop.ntbprov.go.id/perjalanan-kepemimpinan-provinsi-ntb/ Situs resmi pemerintah Nusa Tenggara Barat] menuliskan 17 Oktober 1913 sebagai tanggal lahirnya.}} di [[Kabupaten Sampang]].<ref name=":0">{{cite book|author=Gunseikanbu|date=1944|url=https://books.google.com/books?id=dM8LAAAAIAAJ&pg=PA106|title=Orang Indonesia jang Terkemoeka di Djawa|page=106|language=id|url-status=live|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191056/https://books.google.com/books?id=dM8LAAAAIAAJ&pg=PA106|dead-url=no}}</ref> Ayahnya, Raden Soerjowinoto, bergelar Tjakraningrat XII, dan menjabat sebagai Bupati Bangkalan dari tahun 1918 hingga 1948.<ref name=":1">{{Cite web|last=Suhendra|title=Negara Madura Pernah Ada|url=https://tirto.id/negara-madura-pernah-ada-clbW|website=tirto.id|language=id|access-date=2022-07-04|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191623/https://tirto.id/negara-madura-pernah-ada-clbW|dead-url=no}}</ref> Ruslan menjalani pendidikan dasar di [[Hollandsch-Inlandsche School]] dan pendidikan menengah pertamanya di [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]] [[Kota Surabaya|Surabaya]] pada tahun 1932.<ref>{{Cite news|date=12 Mei 1932|title=De Mulo te Soerabaja|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=ddd:010283993:mpeg21:a0138&resultsidentifier=ddd:010283993:mpeg21:a0138&rowid=2|work=De Indische courant|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705192342/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=ddd:010283993:mpeg21:a0138&resultsidentifier=ddd:010283993:mpeg21:a0138&rowid=2|dead-url=no}}</ref> Ruslan kemudian pindah ke [[Batavia]] untuk melanjutkan pendidikannya di [[Algemeene Middelbare School]] Salemba bagian B (ilmu alam).<ref>{{Cite news|date=26 Mei 1934|title=Schoolexamens: Salemba-A.M.S.|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=ddd:011073683:mpeg21:a0124&resultsidentifier=ddd:011073683:mpeg21:a0124&rowid=7|work=Bataviaasch nieuwsblad|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705211131/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=ddd:011073683:mpeg21:a0124&resultsidentifier=ddd:011073683:mpeg21:a0124&rowid=7|dead-url=no}}</ref> Setelah menamatkan pendidikannya di Algemeene Middelbare School, Roeslan meneruskan pendidikannya ke [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren|Middlebare Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren]] (MOSVIA).<ref>{{Cite news|date=7 Maret 1936|title=Jubileum van Bangkalan's Regent|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=MMKB19:000463057:mpeg21:a00017&resultsidentifier=MMKB19:000463057:mpeg21:a00017&rowid=9|work=Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705211133/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=MMKB19:000463057:mpeg21:a00017&resultsidentifier=MMKB19:000463057:mpeg21:a00017&rowid=9|dead-url=no}}</ref> Ia lulus dari MOSVIA pada tahun 1936.<ref>{{Cite news|date=10 Juni 1936|title=Eindexamen Mosvia|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=MMKB23:003463065:mpeg21:a00118&resultsidentifier=MMKB23:003463065:mpeg21:a00118&rowid=10|work=De locomotief|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20220709090910/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=MMKB23:003463065:mpeg21:a00118&resultsidentifier=MMKB23:003463065:mpeg21:a00118&rowid=10|dead-url=no}}</ref>
+Ruslan dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1913{{efn|Situs resmi pemerintah Nusa Tenggara Barat menuliskan 17 Oktober 1913 sebagai tanggal lahirnya.<ref name=ntb/>}} di [[Kabupaten Sampang]].<ref name=":0">{{cite book|author=Gunseikanbu|date=1944|url=https://books.google.com/books?id=dM8LAAAAIAAJ&pg=PA106|title=Orang Indonesia jang Terkemoeka di Djawa|page=106|language=id|url-status=live|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191056/https://books.google.com/books?id=dM8LAAAAIAAJ&pg=PA106|dead-url=no}}</ref> Ayahnya, Raden Soerjowinoto, bergelar Tjakraningrat XII, dan menjabat sebagai Bupati Bangkalan dari tahun 1918 hingga 1948.<ref name=":1">{{Cite web|last=Suhendra|title=Negara Madura Pernah Ada|url=https://tirto.id/negara-madura-pernah-ada-clbW|website=tirto.id|language=id|access-date=2022-07-04|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191623/https://tirto.id/negara-madura-pernah-ada-clbW|dead-url=no}}</ref> Silsilah Ruslan sebagai bagian dari trah [[Cakraningrat|Tjakraningrat]] dapat ditelusuri hingga ke sosok Raden Prasena ([[Cakraningrat I|Tjakraningrat I]]) dari masa pra-Hindia Belanda, yang ditugaskan oleh [[Sultan Agung dari Mataram]] sebagai penguasa Madura Barat pada abad ke-17.<ref>{{cite book|last1=Poesponegoro|first1=Marwati Djoened|last2=Notosusanto|first2=Nugroho|year=2008|url=https://books.google.co.id/books?id=IURPEAAAQBAJ&pg=PA74|title=Sejarah nasional Indonesia: Kemunculan penjajahan di Indonesia, ±1700-1900|publisher=PT Balai Pustaka|page=74|id=ISBN 978-979-407-410-7|ref=harv|url-status=live}}</ref>
+Ruslan menempuh pendidikan dasar di [[Hollandsch-Inlandsche School]] dan pendidikan menengah pertamanya di ''[[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]]'' [[Kota Surabaya|Surabaya]] pada tahun 1932.<ref>{{Cite news|date=12 Mei 1932|title=De Mulo te Soerabaja|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=ddd:010283993:mpeg21:a0138&resultsidentifier=ddd:010283993:mpeg21:a0138&rowid=2|work=De Indische courant|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705192342/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=ddd:010283993:mpeg21:a0138&resultsidentifier=ddd:010283993:mpeg21:a0138&rowid=2|dead-url=no}}</ref> Ruslan kemudian pindah ke [[Batavia]] untuk melanjutkan pendidikannya di [[Algemeene Middelbare School]] (AMS) Salemba.<ref>{{Cite news|date=26 Mei 1934|title=Schoolexamens: Salemba-A.M.S.|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=ddd:011073683:mpeg21:a0124&resultsidentifier=ddd:011073683:mpeg21:a0124&rowid=7|work=Bataviaasch nieuwsblad|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705211131/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=ddd:011073683:mpeg21:a0124&resultsidentifier=ddd:011073683:mpeg21:a0124&rowid=7|dead-url=no}}</ref> Setelah menamatkan pendidikannya di AMS, Roeslan meneruskan pendidikannya ke [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren|Middlebare Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren]] (MOSVIA).<ref>{{Cite news|date=7 Maret 1936|title=Jubileum van Bangkalan's Regent|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=MMKB19:000463057:mpeg21:a00017&resultsidentifier=MMKB19:000463057:mpeg21:a00017&rowid=9|work=Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705211133/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=MMKB19:000463057:mpeg21:a00017&resultsidentifier=MMKB19:000463057:mpeg21:a00017&rowid=9|dead-url=no}}</ref> Ia lulus dari MOSVIA pada tahun 1936.<ref>{{Cite news|date=10 Juni 1936|title=Eindexamen Mosvia|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=MMKB23:003463065:mpeg21:a00118&resultsidentifier=MMKB23:003463065:mpeg21:a00118&rowid=10|work=De locomotief|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20220709090910/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=2&identifier=MMKB23:003463065:mpeg21:a00118&resultsidentifier=MMKB23:003463065:mpeg21:a00118&rowid=10|dead-url=no}}</ref>
-== Karier ==
+== Karier awal ==
 === Masa Hindia Belanda ===
-Setelah menyelesaikan pendidikannya di MOSVIA, Ruslan memulai kariernya di lingkungan pemerintah daerah provinsi Jawa Timur. Ia memulai kariernya sebagai pegawai negeri yang diperbantukan pada kantor Bupati Lumajang. Setelah itu, ia dipindahkan ke kantor Wedana Klakah dan Wedana Poedjon dengan status yang sama.<ref name=":0" /> Ruslan kemudian dimutasi ke kantor Karesidenan Malang untuk menjabat sebagai mantri kabupaten pada pertengahan tahun 1938.<ref>{{Cite news|date=14 Juli 1938|title=Bestuursmutaties|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=3&identifier=ddd:011121047:mpeg21:a0196&resultsidentifier=ddd:011121047:mpeg21:a0196&rowid=3|work=Soerabaijasch handelsblad|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705211138/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=3&identifier=ddd:011121047:mpeg21:a0196&resultsidentifier=ddd:011121047:mpeg21:a0196&rowid=3|dead-url=no}}</ref>
+Setelah menyelesaikan pendidikannya di MOSVIA, Ruslan memulai kariernya di lingkungan pemerintahan daerah provinsi Jawa Timur. Ia memulai kariernya sebagai [[Pegawai negeri sipil|pegawai negeri]] yang diperbantukan pada kantor [[Daftar Bupati Lumajang|Bupati Lumajang]]. Setelah itu, ia dipindahkan ke kantor Wedana [[Klakah, Lumajang|Klakah]] dan Wedana [[Pujon, Malang|Poedjon]] dengan status yang sama.<ref name=":0" /> Ruslan kemudian dimutasi ke kantor [[Keresidenan Malang|Karesidenan Malang]] untuk menjabat sebagai [[wikt:mantri|mantri]] kabupaten pada pertengahan tahun 1938.<ref>{{Cite news|date=14 Juli 1938|title=Bestuursmutaties|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=3&identifier=ddd:011121047:mpeg21:a0196&resultsidentifier=ddd:011121047:mpeg21:a0196&rowid=3|work=Soerabaijasch handelsblad|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705211138/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&coll=ddd&sortfield=date&page=3&identifier=ddd:011121047:mpeg21:a0196&resultsidentifier=ddd:011121047:mpeg21:a0196&rowid=3|dead-url=no}}</ref>
-Satu tahun setelah menjabat sebagai mantri kabupaten, Ruslan dipindahkan ke [[Kabupaten Probolinggo]] untuk menjabat sebagai mantri polisi dengan tugas sebagai inspektur daerah. Ia kemudian memperoleh promosi jabatan dan diangkat sebagai asisten wedana di kabupaten tersebut pada tahun 1940.<ref name=":0" />
+Satu tahun setelah menjabat sebagai mantri kabupaten, Ruslan dipindahkan ke [[Kabupaten Probolinggo]] untuk menjabat sebagai [[wikt:mantri polisi|mantri polisi]] dengan tugas sebagai inspektur daerah. Ia kemudian memperoleh promosi jabatan dan diangkat sebagai [[wikt:asisten wedana|asisten wedana]] di kabupaten tersebut pada tahun 1940.<ref name=":0" />
 === Masa pendudukan Jepang ===
-Pada tahun 1942, tentara Jepang datang dan menguasai wilayah [[Hindia Belanda]]. Atas usulan tokoh Indonesia, [[Pembela Tanah Air]] dibentuk. Pemerintah Tentara Jepang kemudian meminta setiap daerah di Jawa untuk mengirimkan beberapa pemuda untuk mengikuti latihan tentara [[Pembela Tanah Air]] (PETA) selama tiga bulan di [[Kota Bogor|Bogor]]. Ruslan bersama dengan [[Mohammad Noer]] (nantinya menjabat sebagai [[Daftar Gubernur Jawa Timur|Gubernur Jawa Timur]]) dipanggil oleh ayahnya untuk mengikuti latihan tersebut sebagai perwakilan dari [[Kabupaten Bangkalan]].<ref>{{Cite book|last=Noer|first=Mohammad|last2=Siahaan|first2=Hotman|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=qC9wAAAAMAAJ|title=Pamong mengabdi desa: biografi Mohammad Noer|publisher=Yayasan Keluarga Bhakti dan Surabaya Post|pages=33|language=id|url-status=live|access-date=2022-07-05|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145125/https://books.google.co.id/books?id=qC9wAAAAMAAJ|dead-url=no}}</ref> Setelah menjalani latihan tentara PETA, Ruslan ditempatkan sebagai Komandan Batalyon II [[Kabupaten Bangkalan|Bangkalan]] dengan pangkat ''daidancho''.<ref>{{Cite book|last=Suryanegara|first=Ahmad Mansur|date=1996|url=https://books.google.co.id/books?id=WcpwAAAAMAAJ|title=Pemberontakan tentara Peta di Cileunca, Pangalengan, Bandung Selatan|publisher=Yayasan Wira Patria Mandiri|pages=118|language=id|url-status=live|access-date=2022-07-05|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145126/https://books.google.co.id/books?id=WcpwAAAAMAAJ|dead-url=no}}</ref>
+Pada tahun 1942, tentara Jepang datang dan [[Pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda|menguasai]] wilayah [[Hindia Belanda]]. Atas usulan politikus [[Gatot Mangkoepradja]], tentara [[Pembela Tanah Air]] (PETA), sebuah pasukan tentara sukarela, dibentuk oleh pemerintah militer Jepang. Pemerintah militer Jepang kemudian meminta setiap pemerintah daerah di Jawa untuk mengirimkan beberapa pemuda untuk mengikuti latihan tentara PETA selama tiga bulan di [[Kota Bogor|Bogor]]. Ruslan bersama dengan [[Mohammad Noer]] (kelak menjabat sebagai [[Daftar Gubernur Jawa Timur|Gubernur Jawa Timur]]) dipanggil oleh Tjakraningrat XII, Bupati Bangkalan, untuk mengikuti latihan tersebut sebagai perwakilan dari [[Kabupaten Bangkalan]].<ref>{{Cite book|last=Noer|first=Mohammad|last2=Siahaan|first2=Hotman|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=qC9wAAAAMAAJ|title=Pamong mengabdi desa: biografi Mohammad Noer|publisher=Yayasan Keluarga Bhakti dan Surabaya Post|pages=33|language=id|url-status=live|access-date=2022-07-05|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145125/https://books.google.co.id/books?id=qC9wAAAAMAAJ|dead-url=no}}</ref> Setelah menjalani latihan tentara PETA, Ruslan ditugaskan sebagai Komandan Batalyon II Bangkalan dengan pangkat ''daidanchō''{{Efn|text={{nihongo||大団長 | '''daidanchō'''| {{small|[[Terjemahan asli|lit.]]&nbsp;}}"pemimpin besar"|lead=yes}}}} (setingkat komandan batalyon).<ref>{{Cite book|last=Suryanegara|first=Ahmad Mansur|date=1996|url=https://books.google.co.id/books?id=WcpwAAAAMAAJ|title=Pemberontakan tentara Peta di Cileunca, Pangalengan, Bandung Selatan|publisher=Yayasan Wira Patria Mandiri|pages=118|language=id|url-status=live|access-date=2022-07-05|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145126/https://books.google.co.id/books?id=WcpwAAAAMAAJ|dead-url=no}}</ref>
-Karier kepamongprajaan Ruslan terus berlanjut pada masa Jepang. Pada tanggal 29 Maret 1943, Ruslan dimutasi ke kewedanaan [[Ambunten, Sumenep|Baratdaya, Sumenep]] (sekarang Ambunten), untuk menjabat sebagai wedana.<ref name=":0" /> Di tahun yang sama, Ruslan kembali mengalami pemindahan ke kewedanaan [[Ambunten, Sumenep]].<ref>{{Cite news|date=September 1943|title=Oeroesan Pegawai Negeri: Pengumuman No. 2|url=https://books.google.co.id/books?id=ZksnAAAAMAAJ&pg=RA5-PA26|work=Kan po|issue=27|page=26|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191747/https://books.google.co.id/books?id=ZksnAAAAMAAJ&pg=RA5-PA26|dead-url=no}}</ref> Pada bulan Agustus 1945, beberapa saat setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah Jepang memindahkannya ke kantor keresidenan Madura.<ref>{{Cite news|date=September 1945|title=Pengoemoeman Tentang Pengangkatan, Pemetjatan, dan Pemindahan Pegawai Negeri|url=https://books.google.co.id/books?id=jU0nAAAAMAAJ&pg=RA12-PA21|work=Kan po|issue=74|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191035/https://books.google.co.id/books?id=jU0nAAAAMAAJ&pg=RA12-PA21|dead-url=no}}</ref>
+Selain menjabat sebagai daidancho, Ruslan tetap memegang jabatan dalam pemerintahan. Pada tanggal 29 Maret 1943, Ruslan dimutasi ke kewedanaan [[Ambunten, Sumenep|Baratdaya, Sumenep]],{{Efn|text=Kewedanaan ini sekarang menjadi bagian dari kecamatan Ambunten.}} untuk menjabat sebagai wedana.<ref name=":0" /> Di tahun yang sama, Ruslan dipindahkan ke kewedanaan [[Ambunten, Sumenep]].<ref>{{Cite news|date=September 1943|title=Oeroesan Pegawai Negeri: Pengumuman No. 2|url=https://books.google.co.id/books?id=ZksnAAAAMAAJ&pg=RA5-PA26|work=Kan po|issue=27|page=26|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191747/https://books.google.co.id/books?id=ZksnAAAAMAAJ&pg=RA5-PA26|dead-url=no}}</ref> Pada bulan Agustus 1945, beberapa saat setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah Jepang memindahkannya ke kantor keresidenan Madura.<ref>{{Cite news|date=September 1945|title=Pengoemoeman Tentang Pengangkatan, Pemetjatan, dan Pemindahan Pegawai Negeri|url=https://books.google.co.id/books?id=jU0nAAAAMAAJ&pg=RA12-PA21|work=Kan po|issue=74|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191035/https://books.google.co.id/books?id=jU0nAAAAMAAJ&pg=RA12-PA21|dead-url=no}}</ref>
 === Negara Madura ===
+[[Berkas:Madura_in_the_United_States_of_Indonesia.svg|jmpl|Wilayah negara Madura di dalam Republik Indonesia Serikat.]]
-Setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda datang kembali dan berupaya untuk memperlemah kedudukan Indonesia secara politik maupun militer. Belanda melancarkan serangan terhadap Pulau Madura pada Juli 1946, namun gagal. Tentara Belanda kemudian berunding dengan pihak pemerintah daerah Madura. Pihak Madura kemudia mengirimkan delegasi dengan beranggotakan Ruslan Tjakraningrat dan tokoh-tokoh Madura lainnya. Pihak Belanda menawarkan bantuan pangan untuk rakyat Madura yang sedang mengalami kelaparan akibat blokade Belanda dengan ganti wilayah tersebut menjadi negara tersendiri, namun tuntutan tersebut ditolak oleh delegasi Madura.<ref name=":2">{{Cite web|last=Wirayudha|first=Randy|date=2015-07-05|title=Kombatan Republik Pukul Mundur Pendaratan Belanda di Madura|url=https://news.okezone.com/read/2015/07/05/519/1176530/kombatan-republik-pukul-mundur-pendaratan-belanda-di-madura|website=Okezone|language=id-ID|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-07-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220710035650/https://news.okezone.com/read/2015/07/05/519/1176530/kombatan-republik-pukul-mundur-pendaratan-belanda-di-madura|dead-url=no}}</ref>
+Setelah kemerdekaan Indonesia, Belanda datang kembali dan berupaya untuk memperlemah kedudukan Indonesia secara politik maupun militer. Belanda melancarkan serangan terhadap [[Pulau Madura]] pada Juli 1946, tetapi gagal karena perlawanan sengit dari tentara Indonesia. Tentara Belanda kemudian berunding dengan pihak pemerintah daerah Madura. Pihak Madura kemudian mengirimkan delegasi dengan beranggotakan Ruslan dan tokoh-tokoh Madura lainnya. Pihak Belanda menawarkan bantuan pangan untuk rakyat Madura yang sedang mengalami kelaparan akibat blokade Belanda dengan syarat Madura akan menjadi sebuah negara tersendiri, tetapi tawaran tersebut ditolak oleh delegasi Madura.<ref name=":2">{{Cite web|last=Wirayudha|first=Randy|date=2015-07-05|title=Kombatan Republik Pukul Mundur Pendaratan Belanda di Madura|url=https://news.okezone.com/read/2015/07/05/519/1176530/kombatan-republik-pukul-mundur-pendaratan-belanda-di-madura|website=Okezone|language=id-ID|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-07-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20220710035650/https://news.okezone.com/read/2015/07/05/519/1176530/kombatan-republik-pukul-mundur-pendaratan-belanda-di-madura|dead-url=no}}</ref>
-Belanda melancarkan serangan keduanya terhadap wilayah Madura pada pertengahan Februari 1947 dan berhasil menduduki Madura.<ref name=":2" /> Ayah Ruslan, Tjakraningrat XII, yang merupakan Residen Madura yang ditunjuk oleh pihak Republik Indonesia, menolak meninggalkan Pulau Madura yang sudah diduki oleh Belanda karena alasan kesehatan. Tjakraningrat XII kemudian berbalik mendukung Belanda dengan dalih bahwa "pihak Republik tidak melaksanakan aturan-aturan demokrasi".<ref>{{Cite book|last=Kahin|first=George McTurnan|date=2003|url=https://books.google.co.id/books?id=WDgBBzWQ2DAC&pg=PA237|title=Nationalism and Revolution in Indonesia|publisher=SEAP Publications|isbn=978-0-87727-734-7|pages=235-238|language=en|url-status=live|access-date=2022-07-05|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145127/https://books.google.co.id/books?id=WDgBBzWQ2DAC&pg=PA237|dead-url=no}}</ref> Negara Madura kemudian dibentuk melalui referendum pada tanggal 23 Januari 1948 dan Tjakraningrat XII dilantik sebagai Wali Negara (setingkat presiden) pada tanggal 20 Februari.<ref name=":1" /> Ruslan, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Bupati Bangkalan, dicalonkan sebagai anggota Parlemen Madura dari daerah pemilihan Sampang dalam pemilihan yang dilaksanakan pada bulan April 1948.<ref>{{Cite news|date=10 April 1948|title=De Verkiezingen in Madoera: Candidatenlijst Sampang|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&page=3&coll=ddd&sortfield=date&identifier=MMNIOD04:000094503:mpeg21:a0043&resultsidentifier=MMNIOD04:000094503:mpeg21:a0043&rowid=6|work=Nieuwe courant|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705195356/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&page=3&coll=ddd&sortfield=date&identifier=MMNIOD04:000094503:mpeg21:a0043&resultsidentifier=MMNIOD04:000094503:mpeg21:a0043&rowid=6|dead-url=no}}</ref> Setelah tidak terpilih dalam pemilihan tersebut,<ref>{{cite book|url=https://kitlv-docs.library.leiden.edu/open/356098931.pdf|last=Bastiaans|first=W. Ch. J.|title=Personalia Van Staatkundige Eenheden (Regering en Volksvertegenwoordiging) in Indonesie (per 1 Sept. 1949)|place=[[Jakarta]]|year=1950|page=63|access-date=2022-07-05|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145128/https://kitlv-docs.library.leiden.edu/open/356098931.pdf|dead-url=no}}</ref> Ruslan diangkat oleh Tjakraningrat XII sebagai Sekretaris Umum Negara Madura.<ref name=":1" /> Dalam kapasitasnya sebagai pejabat negara Madura, Ruslan menghadiri pelantikan [[Juliana dari Belanda|Ratu Juliana dari Belanda]] sebagai delegasi dari Indonesia.<ref>{{Cite news|date=17 Agustus 1948|title=Deputatie naar Nederland|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&page=3&coll=ddd&sortfield=date&identifier=ddd:010474712:mpeg21:a0009&resultsidentifier=ddd:010474712:mpeg21:a0009&rowid=7|work=De nieuwsgier|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145641/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&page=3&coll=ddd&sortfield=date&identifier=ddd:010474712:mpeg21:a0009&resultsidentifier=ddd:010474712:mpeg21:a0009&rowid=7|dead-url=no}}</ref>
+Belanda melancarkan serangan keduanya terhadap wilayah Madura pada pertengahan Februari 1947 dan berhasil menduduki Madura.<ref name=":2" /> Tjakraningrat XII, Residen Madura yang ditunjuk oleh pihak Republik Indonesia, menolak meninggalkan Pulau Madura yang sudah diduduki oleh Belanda karena alasan kesehatan. Tjakraningrat XII kemudian berbalik mendukung Belanda dengan dalih bahwa "pihak Republik tidak melaksanakan aturan-aturan demokrasi".<ref>{{Cite book|last=Kahin|first=George McTurnan|date=2003|url=https://books.google.co.id/books?id=WDgBBzWQ2DAC&pg=PA237|title=Nationalism and Revolution in Indonesia|publisher=SEAP Publications|isbn=978-0-87727-734-7|pages=235-238|language=en|url-status=live|access-date=2022-07-05|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145127/https://books.google.co.id/books?id=WDgBBzWQ2DAC&pg=PA237|dead-url=no}}</ref> Negara Madura kemudian dibentuk melalui referendum pada tanggal 23 Januari 1948 dan Tjakraningrat XII dilantik sebagai Wali Negara (setingkat kepala negara bagian) pada tanggal 20 Februari.<ref name=":1" /> Ruslan, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Bupati Bangkalan, dicalonkan sebagai anggota Parlemen Madura dari daerah pemilihan Sampang dalam pemilihan yang dilaksanakan pada bulan April 1948.<ref>{{Cite news|date=10 April 1948|title=De Verkiezingen in Madoera: Candidatenlijst Sampang|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&page=3&coll=ddd&sortfield=date&identifier=MMNIOD04:000094503:mpeg21:a0043&resultsidentifier=MMNIOD04:000094503:mpeg21:a0043&rowid=6|work=Nieuwe courant|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705195356/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&page=3&coll=ddd&sortfield=date&identifier=MMNIOD04:000094503:mpeg21:a0043&resultsidentifier=MMNIOD04:000094503:mpeg21:a0043&rowid=6|dead-url=no}}</ref> Setelah gagal terpilih dalam pemilihan tersebut,<ref>{{cite book|url=https://kitlv-docs.library.leiden.edu/open/356098931.pdf|last=Bastiaans|first=W. Ch. J.|title=Personalia Van Staatkundige Eenheden (Regering en Volksvertegenwoordiging) in Indonesie (per 1 Sept. 1949)|place=[[Jakarta]]|year=1950|page=63|access-date=2022-07-05|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145128/https://kitlv-docs.library.leiden.edu/open/356098931.pdf|dead-url=no}}</ref> Ruslan diangkat oleh Tjakraningrat XII sebagai Sekretaris Umum (setingkat [[Daftar Menteri Sekretaris Negara Indonesia|sekretaris negara]]) Negara Madura.<ref name=":1" /> Dalam kapasitasnya sebagai pejabat negara Madura, Ruslan menghadiri pelantikan [[Juliana dari Belanda|Ratu Juliana dari Belanda]] sebagai delegasi dari Indonesia.<ref>{{Cite news|date=17 Agustus 1948|title=Deputatie naar Nederland|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&page=3&coll=ddd&sortfield=date&identifier=ddd:010474712:mpeg21:a0009&resultsidentifier=ddd:010474712:mpeg21:a0009&rowid=7|work=De nieuwsgier|access-date=5 Juli 2022|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145641/https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Roeslan+Tjakraningrat&page=3&coll=ddd&sortfield=date&identifier=ddd:010474712:mpeg21:a0009&resultsidentifier=ddd:010474712:mpeg21:a0009&rowid=7|dead-url=no}}</ref>
 == Gubernur Nusa Tenggara Barat ==
 === Penetapan ===
+{{multiple image
-Setelah [[Negara Madura]] bubar pada tahun 1950, Ruslan meneruskan kariernya sebagai birokrat. Ia diangkat menjadi [[Daftar Bupati Sumenep|Bupati Sumenep]] dari tahun 1956 hingga 1957 dan [[Daftar Bupati Bangkalan|Bupati Bangkalan]] pada tahun 1957 hingga 1958.<ref name=":1" /> Pada akhir masa jabatannya sebagai Bupati Bangkalan, pemerintah Indonesia melakukan pemekaran terhadap Provinsi [[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]] menjadi Provinsi [[Bali]], Provinsi [[Nusa Tenggara Barat]], dan Provinsi [[Nusa Tenggara Timur]]. Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk melalui ketetapan pemerintah tanggal 14 Agustus 1958 dan Menteri Dalam Negeri menunjuk Ruslan Tjakraningrat sebagai Pejabat Sementara Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Barat mulai tanggal 1 November 1958. Ruslan baru tiba di Mataram, ibukota Nusa Tenggara Barat, untuk mulai menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah pada tanggal 14 Desember 1958.<ref name=":3">{{Cite book|last=Suwondo|first=Bambang|date=1978|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7421/|title=Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat|location=Jakarta|publisher=Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|pages=189-196|url-status=live|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191331/http://repositori.kemdikbud.go.id/7421/|dead-url=no}}</ref>
+| width             = 200
+| image1            = LocationLesserSundaIslands.svg
+| alt1              =
+| image2            = West Nusa Tenggara in Indonesia.svg
+| alt2              =
+| footer            = Provinsi Nusa Tenggara pra-pemekaran (kiri) dan Nusa Tenggara Barat pasca-pemekaran (kanan).
+}}
+Setelah Negara Madura bubar pada tahun 1950, Ruslan meneruskan kariernya di pemerintahan. Ia diangkat menjadi Bupati Sumenep dari tahun 1956 hingga 1957 dan Bupati Bangkalan pada tahun 1957 hingga 1958.<ref name=":1" /> Pada akhir masa jabatannya sebagai Bupati Bangkalan, pemerintah Indonesia melakukan pemekaran terhadap Provinsi [[Kepulauan Nusa Tenggara|Nusa Tenggara]] menjadi Provinsi [[Bali]], Provinsi [[Nusa Tenggara Barat]], dan Provinsi [[Nusa Tenggara Timur]]. Provinsi Nusa Tenggara Barat dibentuk melalui ketetapan pemerintah tanggal 14 Agustus 1958. Menteri Dalam Negeri menunjuk Ruslan sebagai Pejabat Sementara Kepala Daerah Swatantra Tingkat I Nusa Tenggara Barat melalui sebuah surat keputusan yang efektif mulai tanggal 1 November 1958.<ref name=":3" /> Ruslan baru tiba di Mataram, ibukota Nusa Tenggara Barat, untuk menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah pada tanggal 14 Desember 1958.<ref name=":3">{{Cite book|last=Suwondo|first=Bambang|date=1978|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7421/|title=Sejarah Daerah Nusa Tenggara Barat|location=Jakarta|publisher=Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|pages=189-196|url-status=live|access-date=2022-07-05|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191331/http://repositori.kemdikbud.go.id/7421/|dead-url=no}}</ref>
 === Penataan pemerintahan daerah ===
-Meski pada saat itu Nusa Tenggara Barat sudah berstatus provinsi, urusan pemerintahan daerahnya masih dibagi dua antara kepala daerah dan gubernur koordinator Nusa Tenggara yang berkedudukan di [[Singaraja (kota)|Singaraja, Bali]]. Ruslan kemudian menunjuk dua pembantu kepala daerah untuk membantunya memerintah Nusa Tenggara Barat, yakni Mamiq Ripaah untuk Pulau Lombok dan M. Hasan untuk Pulau Sumbawa.<ref name=":3" />
+Meski pada saat itu Nusa Tenggara Barat sudah berstatus provinsi, urusan pemerintahan daerahnya masih dibagi dua antara kepala daerah dan gubernur koordinator Nusa Tenggara yang berkedudukan di [[Singaraja (kota)|Singaraja, Bali]]. Ruslan kemudian menunjuk dua pembantu kepala daerah untuk membantunya menjalankan roda pemerintahan Nusa Tenggara Barat, yakni Mamiq Ripaah untuk [[Pulau Lombok]] dan M. Hasan untuk [[Pulau Sumbawa]].<ref name=":3" />
-Salah satu tindakan pertama yang dilaksanakan oleh Ruslan adalah membubarkan daerah otonom Lombok pada tanggal 17 Desember 1958. Pembubaran ini diikuti oleh hal serupa untuk daerah otonom Pulau Sumbawa pada tanggal 22 Januari 1959. Tanggal pembubaran daerah otonom Lombok kemudian ditetapkan sebagai hari lahir provinsi Nusa Tenggara Barat. Ruslan kemudian membagi Nusa Tenggara Barat menjadi sejumlah daerah swatantra tingkat II (kabupaten) yang dipimpin oleh Kepala Daerah Swatantra Tingkat II (bupati) dan menugaskan kepala daerah untuk membentuk lembaga legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) dan lembaga pembantu gubernur (Dewan Pemerintahan Daerah).<ref name=":3" />
+Salah satu tindakan pertama yang dilaksanakan oleh Ruslan adalah membubarkan [[daerah otonom]] Lombok pada tanggal 17 Desember 1958 dan Pulau Sumbawa pada tanggal 22 Januari 1959. Tanggal pembubaran daerah otonom Lombok kemudian ditetapkan sebagai hari lahir provinsi Nusa Tenggara Barat. Nusa Tenggara Barat kemudian dibagi menjadi sejumlah daerah swatantra tingkat II (kabupaten) yang dipimpin oleh Kepala Daerah Swatantra Tingkat II (bupati) dan menugaskan kepala daerah untuk membentuk lembaga legislatif ([[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah]]) dan lembaga pembantu gubernur (Dewan Pemerintahan Daerah).<ref name=":3" />
-Ruslan kemudian melaksanakan pembentukan dewan perwakilan rakyat daerah sebagai lembaga legislatif pada pertengahan tahun 1959. Susunan keanggotaan [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat]] ditetapkan oleh Ruslan pada tanggal 6 Juli 1959 dan anggota dewan tersebut dilantik pada tanggal 4 November. Lima hari kemudian, dewan tersebut mencalonkan Ruslan Tjakraningrat sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat secara aklamasi kepada menteri dalam negeri. Pencalonan Ruslan disetujui oleh menteri dalam negeri Ruslan dilantik sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat yang pertama pada tanggal 9 Februari 1960.<ref name=":3" /> Ruslan tercatat sebagai seorang anggota partai [[Nahdlatul Ulama]] pada saat ia dilantik sebagai gubernur.<ref>{{Cite book|last=Ridwan|first=Nur Khalik|date=2020|url=https://books.google.co.id/books?id=BAEoEAAAQBAJ&pg=PA239|title=Ensiklopedia Khittah NU: Jilid 4|publisher=DIVA PRESS|isbn=978-602-391-970-3|language=id|access-date=2022-07-05|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145641/https://books.google.co.id/books?id=BAEoEAAAQBAJ&pg=PA239|dead-url=no}}</ref>
+Ruslan kemudian melaksanakan pembentukan dewan perwakilan rakyat daerah sebagai lembaga legislatif pada pertengahan tahun 1959. Susunan keanggotaan [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Barat]] ditetapkan oleh Ruslan pada tanggal 6 Juli 1959 dan anggota dewan tersebut dilantik pada tanggal 4 November. Lima hari kemudian, dewan tersebut mencalonkan Ruslan sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat secara [[aklamasi]] kepada [[Daftar Menteri Dalam Negeri Indonesia|menteri dalam negeri]]. Pencalonan Ruslan disetujui oleh menteri dalam negeri Ruslan dilantik sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat yang pertama pada tanggal 9 Februari 1960.<ref name=":3" /> Ruslan tercatat sebagai seorang anggota partai [[Nahdlatul Ulama]] pada saat ia dilantik sebagai gubernur.<ref>{{Cite book|last=Ridwan|first=Nur Khalik|date=2020|url=https://books.google.co.id/books?id=BAEoEAAAQBAJ&pg=PA239|title=Ensiklopedia Khittah NU: Jilid 4|publisher=DIVA PRESS|isbn=978-602-391-970-3|language=id|access-date=2022-07-05|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145641/https://books.google.co.id/books?id=BAEoEAAAQBAJ&pg=PA239|dead-url=no}}</ref>
 === Penanganan kelaparan dan pemberhentian ===
 Selama menjabat sebagai pejabat sementara kepala daerah, Ruslan dihadapkan pada bencana kelaparan di Lombok bagian selatan dari tahun 1958 hingga 1959 yang diakibatkan oleh curah hujan yang kecil.<ref>{{Cite book|last=Qultummedia|first=Redaksi|date=2018-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=dRNtDwAAQBAJ&pg=PA98|title=Ulama Pemimpin|publisher=QultumMedia|isbn=978-979-017-406-1|pages=98|language=id|url-status=live|access-date=2022-07-07|archive-date=2022-07-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220707080335/https://books.google.co.id/books?id=dRNtDwAAQBAJ&pg=PA98|dead-url=no}}</ref> Bencana kelaparan tersebut mengakibatkan lebih dari 10.000 orang penduduk tujuh desa yang berbeda di Lombok bagian selatan tewas. Sebagai tindak lanjut, Ruslan menetapkan berbagai kebijakan dan program untuk mencegah terjadinya kelaparan dan kemiskinan lebih lanjut. Kendati demikian, proses pembuatan kebijakan pada masa ini belum bisa berjalan dengan lancar karena pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat masih berfokus pada pembentukan perangkat pemerintah.<ref name=":4">{{Cite news|last=Amin|date=19 Desember 2019|title=Di HUT ke 61, Sejarah Lahir Provinsi NTB Perlu Diketahui|url=http://www.koranlensapos.com/2019/12/di-hut-ke-61-sejarah-lahir-provinsi-ntb.html|work=Lensa Post|archive-url=https://web.archive.org/web/20220707055640/http://www.koranlensapos.com/2019/12/di-hut-ke-61-sejarah-lahir-provinsi-ntb.html|archive-date=2022-07-07|access-date=7 Juli 2022|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite book|last=Nurlaela|first=Arum Sofina|date=2021|url=http://digilib.uinsgd.ac.id/43753/|title=Peran Brigadir Jenderal Wasita Kusumah sebagai gubernur Nusa Tenggara Barat tahun 1968-1978|publisher=UIN Sunan Gunung Djati Bandung|pages=2-3|url-status=live|access-date=2022-07-07|archive-date=2022-07-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220707075739/http://digilib.uinsgd.ac.id/43753/|dead-url=no}}</ref>
-Setelah dilantik menjadi gubernur, Tjakraningrat mulai menyusun rencana untuk menangani bencana kelaparan dan penyebaran penyakit menular di antara penduduk NTB. Di Lombok Selatan, Tjakraningrat memulai operasi penanggulangan khusus, namun gagal untuk mengatasi bencana kelaparan di wilayah tersebut.<ref>{{Cite news|last=Purnomo|first=Slamet Hadi|date=11 Juni 2011|title=Asa Dari Bendungan Pandandure|url=https://mataram.antaranews.com/berita/17686/asa-dari-bendungan-pandandure-oleh-slamet-hadi-purnomo|work=Antara News|access-date=16 Januari 2023|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191652/https://mataram.antaranews.com/berita/17686/asa-dari-bendungan-pandandure-oleh-slamet-hadi-purnomo|dead-url=no}}</ref> Tjakraningrat menerapkan program serupa di tingkat provinsi, yakni gerakan swasembada beras, untuk mempercepat produksi pangan. Program lainnya yang diterapkan adalah program demonstrasi massal, yang mengenalkan teknologi pertanian seperti benih unggul dan mekanisasi bagi petani di NTB.<ref>{{Cite book|last=Mashur|first=|date=2022|url=https://books.google.co.id/books?id=NYVsEAAAQBAJ&pg=PA11|title=NTB Bumi Gora|publisher=Global Aksara Pers|isbn=978-623-5874-41-8|pages=10-11|language=id|url-status=live|access-date=2023-01-16|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145638/https://books.google.co.id/books?id=NYVsEAAAQBAJ&pg=PA11|dead-url=no}}</ref>
+Setelah dilantik menjadi gubernur, Tjakraningrat mulai menyusun rencana untuk menangani bencana kelaparan dan penyebaran penyakit menular di antara penduduk NTB. Di Lombok bagian selatan, Tjakraningrat mencanangkan operasi penanggulangan khusus, tetapi gagal mengatasi bencana kelaparan di wilayah tersebut.<ref>{{Cite news|last=Purnomo|first=Slamet Hadi|date=11 Juni 2011|title=Asa Dari Bendungan Pandandure|url=https://mataram.antaranews.com/berita/17686/asa-dari-bendungan-pandandure-oleh-slamet-hadi-purnomo|work=Antara News|access-date=16 Januari 2023|archive-date=2022-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191652/https://mataram.antaranews.com/berita/17686/asa-dari-bendungan-pandandure-oleh-slamet-hadi-purnomo|dead-url=no}}</ref> Tjakraningrat menerapkan program serupa di tingkat provinsi, yakni gerakan swasembada beras, untuk mempercepat produksi pangan. Program lainnya yang diterapkan adalah program demonstrasi massal yang mengenalkan teknologi pertanian seperti benih unggul dan mekanisasi bagi petani di NTB.<ref>{{Cite book|last=Mashur|first=|date=2022|url=https://books.google.co.id/books?id=NYVsEAAAQBAJ&pg=PA11|title=NTB Bumi Gora|publisher=Global Aksara Pers|isbn=978-623-5874-41-8|pages=10-11|language=id|url-status=live|access-date=2023-01-16|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145638/https://books.google.co.id/books?id=NYVsEAAAQBAJ&pg=PA11|dead-url=no}}</ref>
-Selain program, Tjakraningrat juga berupaya untuk mengembangkan pendidikan tinggi di NTB untuk menghasilkan tenaga ahli dalam bidang penanganan kelaparan. Ia memprakarsai pendirian [[Universitas Mataram]], yang pada saat itu merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tinggi di NTB. Di universitas tersebut, Ruslan membuka tiga fakultas yang dianggap bisa menghasilkan tenaga ahli untuk mengatasi kelaparan yang sedang berlangsung, yakni fakultas ekonomi, fakultas peternakan, dan fakultas pertanian.<ref>{{Cite web|date=11 Mei 2017|title=Perjalanan Kepemimpinan Nusa Tenggara Barat|url=https://diskop.ntbprov.go.id/perjalanan-kepemimpinan-provinsi-ntb/|website=Dinas Koperasi dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat|access-date=16 Januari 2023|archive-date=2022-07-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220707172318/https://diskop.ntbprov.go.id/perjalanan-kepemimpinan-provinsi-ntb/|dead-url=no}}</ref>
+Selain program, Tjakraningrat juga berupaya untuk mengembangkan pendidikan tinggi di NTB untuk menghasilkan tenaga ahli dalam bidang penanganan kelaparan. Ia memprakarsai pendirian [[Universitas Mataram]], yang pada saat itu merupakan satu-satunya lembaga pendidikan tinggi di NTB. Di universitas tersebut, Ruslan membuka tiga fakultas yang dianggap bisa menghasilkan tenaga ahli untuk mengatasi kelaparan yang sedang berlangsung, yakni fakultas ekonomi, fakultas peternakan, dan fakultas pertanian.<ref name=ntb>{{Cite web|date=11 Mei 2017|title=Perjalanan Kepemimpinan Nusa Tenggara Barat|url=https://diskop.ntbprov.go.id/perjalanan-kepemimpinan-provinsi-ntb/|website=Dinas Koperasi dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat|access-date=16 Januari 2023|archive-date=2022-07-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20220707172318/https://diskop.ntbprov.go.id/perjalanan-kepemimpinan-provinsi-ntb/|dead-url=no}}</ref>
-Langkah-langkah yang diambil Ruslan gagal untuk menyelesaikan permasalahan pangan di wilayah NTB. Penyakit menular, seperti cacar, tetap menyebar di tengah penduduk NTB. Laporan dari kantor berita [[Reuters]] menyatakan bahwa 10,000 penduduk NTB meninggal akibat bencana kelaparan pada awal tahun 1966 dan penduduk yang tersisa terpaksa mengonsumsi siput dan biji-bijian. Kelompok pemuda yang tergabung dalam [[Himpunan Mahasiswa Islam]] mendesak pemerintah pusat untuk memecat Ruslan dari jabatannya karena gagal menangani bencana kelaparan. Pemerintah pusat kemudian memberhentikan Ruslan dari jabatannya sebagai gubernur pada tanggal 28 September 1966<ref>{{Cite news|date=28 September 1966|title=Pd Gubernur NTB|url=https://data.kompas.id/artikel-detail/60d986b66cba937e394da4cb?query=Tjakraningrat&subject&datefrom&dateto&author&publication&typesearch=1&size=10&collection&page&currentpage=1&orderdirection=asc|work=Kompas|page=1|access-date=16 Januari 2023|subscription=yes|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145708/https://data.kompas.id/pencarian?query&subject&datefrom&dateto&author&publication&typesearch=0&size=10&collection&page&currentpage=1&orderdirection|dead-url=no}}</ref> dan mengirim tim investigasi ke NTB untuk menyelidiki bencana kelaparan yang terjadi.<ref>{{Cite book|last=Sali|first=Darsono Yusin|date=2018|url=https://books.google.co.id/books?id=E6B7DwAAQBAJ&pg=PA79|title=Pergulatan HMI di Pulau Seribu Masjid: Sejarah dan Aksi|publisher=Uwais Inspirasi Indonesia|isbn=978-602-5891-46-5|pages=79-80|language=id|url-status=live|access-date=2023-01-16|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145734/https://books.google.co.id/books?id=E6B7DwAAQBAJ&pg=PA79|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|date=5 Oktober 1966|title=Indonesians said among Reds caught in Malaysia|url=https://www.newspapers.com/clip/116577071/indonesians-said-among-reds-caught-in/|work=The Leader Post|access-date=16 Januari 2023|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145658/https://www.newspapers.com/clip/116577071/indonesians-said-among-reds-caught-in/|dead-url=no}}</ref>
+Langkah-langkah yang diambil Ruslan gagal untuk menyelesaikan permasalahan pangan di wilayah NTB. Penyakit menular, seperti [[Cacar air|cacar]], tetap menyebar di tengah penduduk NTB. Laporan dari kantor berita [[Reuters]] menyatakan bahwa 10.000 penduduk NTB meninggal akibat bencana kelaparan pada awal tahun 1966 dan penduduk yang tersisa terpaksa mengonsumsi siput dan biji-bijian. Organisasi [[Himpunan Mahasiswa Islam]] mendesak pemerintah pusat untuk memecat Ruslan dari jabatannya karena gagal menangani bencana kelaparan. Pemerintah pusat kemudian memberhentikan Ruslan dari jabatannya sebagai gubernur pada tanggal 28 September 1966<ref>{{Cite news|date=28 September 1966|title=Pd Gubernur NTB|url=https://data.kompas.id/artikel-detail/60d986b66cba937e394da4cb?query=Tjakraningrat&subject&datefrom&dateto&author&publication&typesearch=1&size=10&collection&page&currentpage=1&orderdirection=asc|work=Kompas|page=1|access-date=16 Januari 2023|subscription=yes|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145708/https://data.kompas.id/pencarian?query&subject&datefrom&dateto&author&publication&typesearch=0&size=10&collection&page&currentpage=1&orderdirection|dead-url=no}}</ref> dan mengirim tim investigasi ke NTB untuk menyelidiki bencana kelaparan yang terjadi.<ref>{{Cite book|last=Sali|first=Darsono Yusin|date=2018|url=https://books.google.co.id/books?id=E6B7DwAAQBAJ&pg=PA79|title=Pergulatan HMI di Pulau Seribu Masjid: Sejarah dan Aksi|publisher=Uwais Inspirasi Indonesia|isbn=978-602-5891-46-5|pages=79-80|language=id|url-status=live|access-date=2023-01-16|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145734/https://books.google.co.id/books?id=E6B7DwAAQBAJ&pg=PA79|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|date=5 Oktober 1966|title=Indonesians said among Reds caught in Malaysia|url=https://www.newspapers.com/clip/116577071/indonesians-said-among-reds-caught-in/|work=The Leader Post|access-date=16 Januari 2023|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116145658/https://www.newspapers.com/clip/116577071/indonesians-said-among-reds-caught-in/|dead-url=no}}</ref>
 == Masa pensiun dan keluarga ==
-Setelah pensiun dari jabatan gubernur, Ruslan tinggal di Surabaya.<ref>{{Cite journal|last=Sutherland|first=Heather|date=1974|title=Notes on Java's Regent Families: Part II|url=https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/53573|journal=Indonesia|issue=17|pages=15|doi=10.2307/3350770|issn=0019-7289}}</ref> Ruslan wafat pada tanggal 23 Desember 1976<ref>{{Cite news|date=12 Maret 2011|title=Perkembangan Islam, Kepemerintahan dan Kharisma Ulama di Madura|url=https://www.lontarmadura.com/perkembangan-islam-kepemerintahan-dan-kharisma-ulama-di-madura-2/7/|dead-url=no|work=Lontar Madura|page=7|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116150211/https://www.lontarmadura.com/perkembangan-islam-kepemerintahan-dan-kharisma-ulama-di-madura-2/7/|archive-date=2023-01-16|access-date=21 Januari 2022|quote="... dan RA. Moh. Roslan Tjakraningrat yang meninggal pada tanggal 23 Desember 1976."}}</ref> dan dimakamkan di Pemakaman Air Mata, tempat pemakaman raja-raja dan kaum ningrat dari [[Kabupaten Bangkalan|Bangkalan]].<ref>{{Cite book|last=Hadad|first=Hamid Al|date=2022-02-16|url=https://books.google.co.id/books?id=KC5fEAAAQBAJ&pg=PT229|title=Diplomat Jadi Ustad|publisher=Expose|isbn=978-602-7829-65-7|language=en|access-date=2022-07-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191249/https://books.google.co.id/books?id=KC5fEAAAQBAJ&pg=PT229|archive-date=2022-07-05|dead-url=no}}</ref>
+Setelah pensiun dari jabatan [[Daftar Gubernur Nusa Tenggara Barat|gubernur]], Ruslan tinggal di Surabaya.<ref>{{Cite journal|last=Sutherland|first=Heather|date=1974|title=Notes on Java's Regent Families: Part II|url=https://ecommons.cornell.edu/handle/1813/53573|journal=Indonesia|issue=17|pages=15|doi=10.2307/3350770|issn=0019-7289}}</ref> Ruslan meninggal pada tanggal 23 Desember 1976<ref>{{Cite news|date=12 Maret 2011|title=Perkembangan Islam, Kepemerintahan dan Kharisma Ulama di Madura|url=https://www.lontarmadura.com/perkembangan-islam-kepemerintahan-dan-kharisma-ulama-di-madura-2/7/|dead-url=no|work=Lontar Madura|page=7|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116150211/https://www.lontarmadura.com/perkembangan-islam-kepemerintahan-dan-kharisma-ulama-di-madura-2/7/|archive-date=2023-01-16|access-date=21 Januari 2022|quote="... dan RA. Moh. Roslan Tjakraningrat yang meninggal pada tanggal 23 Desember 1976."}}</ref> dan dimakamkan di [[Makam Aer Mata Ibu|Pemakaman Aer Mata Ibu]], tempat penguburan raja-raja dan kaum ningrat dari Bangkalan.<ref>{{Cite book|last=Hadad|first=Hamid Al|date=2022-02-16|url=https://books.google.co.id/books?id=KC5fEAAAQBAJ&pg=PT229|title=Diplomat Jadi Ustad|publisher=Expose|isbn=978-602-7829-65-7|language=en|access-date=2022-07-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20220705191249/https://books.google.co.id/books?id=KC5fEAAAQBAJ&pg=PT229|archive-date=2022-07-05|dead-url=no}}</ref>
 Ruslan menikah dengan Hatimah Tjakraningrat dan memiliki tiga orang anak. Salah seorang cucu mereka, [[Hikmahanto Juwana]], merupakan guru besar hukum internasional di [[Universitas Indonesia]] dan saat ini menjabat sebagai Rektor [[Universitas Jenderal Achmad Yani]].<ref>{{Cite book|last=Juwana|first=Hikmahanto|date=2001|url=https://lib.ui.ac.id/detail?id=77483|title=Hukum Internasional dalam Konflik Kepentingan Ekonomi Negara Berkembang dan Negara Maju|publisher=UI Press|pages=31|url-status=live|access-date=2023-01-16|archive-date=2023-01-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230116150241/https://lib.ui.ac.id/detail?id=77483|dead-url=no}}</ref>
@@ Baris 107: / Baris 95: @@
 == Referensi ==
 {{reflist}}
+{{artikel pilihan}}