Biara (tempat tinggal): Perbedaan antara revisi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Moving from Category:Bangunan keagamaan to Category:Bangunan dan struktur keagamaan using Cat-a-lot |
|||
(100 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Monasterio de El Parral, Segovia.JPG| |
[[Berkas:Monasterio de El Parral, Segovia.JPG|jmpl|[[Biara Santa María del Parral]], tempat tinggal para rahib [[Ordo Santo Hieronimus|Ordo Santo Heronimus]] di [[Segovia]], [[Spanyol]]]] |
||
[[Berkas:Prokudin-Gorskii-09-edit2.jpg| |
[[Berkas:Prokudin-Gorskii-09-edit2.jpg|jmpl|Biara Santo Nilus di [[Pulau Stolbnyi]], di [[Danau Seliger]] dekat [[Ostashkov]], [[Rusia]], ca. 1910]] |
||
[[Berkas:Tengboche monastery-Nmnogueira.jpg| |
[[Berkas:Tengboche monastery-Nmnogueira.jpg|jmpl|Wihara [[Tengboche]], biara [[agama Buddha]] di [[Nepal]]]] |
||
[[Berkas:Rumtek Monastery - Front View.jpg| |
[[Berkas:Rumtek Monastery - Front View.jpg|jmpl|[[Biara Rumtek]], [[Gangtok]], [[Sikkim]], [[India]]]] |
||
[[Berkas:Vista aerea del Monasterio de El Escorial.jpg| |
[[Berkas:Vista aerea del Monasterio de El Escorial.jpg|jmpl|Biara Kerajaan di San Lorenzo de [[El Escorial]], [[Spanyol]]. Dipangun 1563–1584.]] |
||
[[Berkas:Sumela From Across Valley.JPG| |
[[Berkas:Sumela From Across Valley.JPG|jmpl|[[Biara Sumela]], sebelah selatan [[Trabzon]] di [[Turki]] Timur. Dibangun pada abad ke-4 (diperkirakan pada 386 M).]] |
||
'''Biara''' adalah bangunan atau gugus bangunan yang digunakan sebagai [[tempat tinggal]] |
'''Biara''' adalah bangunan atau gugus bangunan yang digunakan sebagai [[tempat tinggal]] sekaligus tempat kerja para [[Monastisisme|ahli zuhud]], yakni [[biarawan]] atau [[biarawati]], baik yang hidup [[Monastisisme senobitik|berguyub]] maupun yang hidup [[eremit|berkhalwat]]. Sebuah biara lazimnya memiliki tempat khusus untuk [[sembahyang]]. Tempat khusus ini dapat berupa [[kapel]], [[Gereja (gedung)|gereja]], kuil, atau [[oratorium]]. |
||
Daya tampung biara berbeda-beda, ada yang berupa bangunan kecil sekadar cukup untuk menampung seorang rahib saja, atau–bagi para petarak yang hidup [[Monastisisme senobitik|berguyub]]–berkisar dari satu bangunan tunggal yang cukup untuk menampung satu rahib atau rubiah senior bersama dua-tiga rahib atau rubiah junior, sampai dengan permukiman dan perumahan luas yang dapat menampung puluhan hingga ratusan orang. Sebuah kompleks biara biasanya terdiri atas sekumpulan bangunan, yakni gedung gereja, ''[[asrama|dormitorium]]'' (asrama), ''[[klausura|claustrum]]'' (serambi yang melilingi sebidang lapangan persegi), ''[[refter|refectorium]]'' (refter), ''[[perpustakaan|librarium]]'' (perpustakaan), ''[[kamar mandi|balnearium]]'' (permandian), dan ''[[rumah sakit|infirmarium]]'' (panti husada). Bergantung pada lokasi, tarekat, dan pekerjaan para penghuninya, kompleks biara dapat pula diperlengkapi dengan sejumlah bangunan tambahan yang digunakan untuk menunjang keswasembadaan dan karya bakti para penghuninya, misalnya ''[[Perawatan paliatif|hospes]]'' (balai penyantunan), [[sekolah]], atau bangunan-bangunan pertanian dan manufaktur seperti [[gudang pertanian|bangsal ternak]], [[besalen]], dan [[pabrik bir|kilang bir]]. |
|||
Istilah "biara" dalam bahasa Indonesia berasal dari sebutan umum dalam [[bahasa Melayu]] bagi bangunan-bangunan keagamaan non-Islam. Umat Kristen Indonesia menggunakan istilah "biara" sebagai sebutan umum bagi tempat tinggal biarawan atau biarawati. Sebutan khusus bagi tempat tinggal biarawan atau biarawati yang berkhalwat adalah "pertapaan", sementara tempat tinggal biarawan atau biarawati dari tarekat-tarekat [[mendikan|fakir]] lazimnya disebut "[[konven]]". Sebutan khusus lainnya adalah "susteran" (konven suster), "frateran" (konven [[frater]]), dan "bruderan" (konven bruder). Istilah "wisma" digunakan sebagai sebutan bagi rumah-rumah [[retret]], rumah-rumah paguyuban imam praja, dan rumah uskup. |
|||
== Etimologi == |
== Etimologi == |
||
[[Berkas:St gall plan.jpg| |
[[Berkas:St gall plan.jpg|jmpl|[[Denah Sankt Gallen]], sebuah [[denah]] biara keabasan yang tidak terealisasi, menyediakan semua keperluan para biarawan dalam lingkup tembok biara]] |
||
Kata ''biara'' berasal dari kata ''vihāra'' dalam bahasa [[Sanskerta]] dan [[bahasa Pali]], yang berarti "kawasan tertutup tempat berjalan-jalan", dan mula-mula digunakan oleh umat Buddha sebagai sebutan |
Kata ''biara'' berasal dari kata ''vihāra'' dalam bahasa [[Sanskerta]] dan [[bahasa Pali]], yang berarti "kawasan tertutup tempat berjalan-jalan", dan mula-mula digunakan oleh umat Buddha sebagai sebutan bagi "rumah singgah" atau "tempat bernaung" para [[bhiksu|biksu]] pengembara sepanjang musim hujan. Dalam bahasa Indonesia, kata ''biara'' digunakan sebagai sebutan umum bagi tempat tinggal para petarak atau petapa, sementara biara agama Buddha secara khusus disebut sebagai ''wihara''. |
||
Kata ''biara'' digunakan oleh umat Kristen sebagai padanan kata ''monasterium'' dalam [[bahasa Latin]] atau ''monastērion'' dalam [[bahasa Yunani]]. ''Monasterium'' sendiri berasal dari kata ''monastērion'' (''μοναστήριον''), bentuk netral dari ''monasterios'' (''μοναστήριος'') |
Kata ''biara'' digunakan oleh umat Kristen sebagai padanan kata ''monasterium'' dalam [[bahasa Latin]] atau ''monastērion'' dalam [[bahasa Yunani]]. ''Monasterium'' sendiri berasal dari kata ''monastērion'' (''μοναστήριον''), yang berarti "tempat berkhalwat". ''Monastērion'' adalah bentuk netral dari kata ''monasterios'' (''μοναστήριος''); ''monasterios'' terbentuk dari kata ''monazein'' (''μονάζειν'') yang berarti "berkhalwat".<ref>[http://www.etymonline.com/index.php?search=monastery&searchmode=none Online Etymology Dictionary]</ref> ''Monazein'' berasal dari akar kata ''monos'' (''μόνος'') yang berarti sendirian (mula-mula semua biarawan Kristen adalah [[rahib]] atau [[eremit|petapa]] yang hidup berkhalwat); akhiran "-terion" bermakna "tempat". Istilah ''monastērion'' pertama kali digunakan menjelang abad pertama Masehi oleh filsuf [[Yahudi]], [[Filo]], dalam karya tulisnya ''De Vita Contemplativa'' (Perihal Hidup Bertafakur), bab III. |
||
=== Istilah-istilah === |
=== Istilah-istilah === |
||
Dalam artikel ini, istilah ''biara'' digunakan secara generik sebagai sebutan |
Dalam artikel ini, istilah ''biara'' digunakan secara generik sebagai sebutan bagi segala macam tempat tinggal paguyuban-paguyuban keagamaan. Agama Kristen [[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]] dan beberapa mazhab [[agama Buddha]] memiliki definisi yang agak spesifik dari istilah ini serta istilah-istilah terkait lainnya. |
||
Biara-biara [[agama Buddha]] pada umumnya disebut [[wihara]] (bahasa [[Pali]]). Wihara dapat dihuni baik oleh pria maupun wanita. Istilah wihara dapat pula digunakan sebagai sebutan untuk [[tempat ibadah|rumah ibadat]] agama Buddha. Biara agama Buddha juga dikenal dengan sebutan ''[[gompa]]'' di Tibet, ''[[wat]]'' di [[Thailand]], [[Laos]] dan [[Kamboja]], serta ''[[kyaung]]'' di [[Myanmar]]. |
Biara-biara [[agama Buddha]] pada umumnya disebut [[wihara]] (bahasa [[Pali]]). Wihara dapat dihuni baik oleh pria maupun wanita. Istilah wihara dapat pula digunakan sebagai sebutan untuk [[tempat ibadah|rumah ibadat]] agama Buddha. Biara agama Buddha juga dikenal dengan sebutan ''[[gompa]]'' di Tibet, ''[[wat]]'' di [[Thailand]], [[Laos]] dan [[Kamboja]], serta ''[[kyaung]]'' di [[Myanmar]]. |
||
Biara Kristen dapat berupa [[Keabbasan|Keabasan]] (dikepalai oleh seorang [[abbas|abas]]), [[priori|priorat]] (dikepalai oleh seorang [[prior]]), atau ''[[pertapaan]]'' (tempat tinggal [[eremit|petapa]]). Biara dapat dihuni oleh paguyuban pria ([[biarawan]]) atau wanita ([[biarawati]]). Dalam [[Kekristenan Timur|Gereja Kristen Timur]], paguyuban terkecil para petarak disebut ''[[ |
Biara Kristen dapat berupa [[Keabbasan|Keabasan]] (dikepalai oleh seorang [[abbas|abas]]), [[priori|priorat]] (dikepalai oleh seorang [[prior]]), atau ''[[pertapaan]]'' (tempat tinggal [[eremit|petapa]]). Biara dapat dihuni oleh paguyuban pria ([[biarawan]]) atau wanita ([[biarawati]]). Dalam [[Kekristenan Timur|Gereja Kristen Timur]], paguyuban terkecil para petarak disebut ''[[skite]]'', dan biara yang sangat besar atau penting disebut ''[[laura]]''. |
||
Dalam biara Kristen, cara hidup berguyub disebut [[senobitis]], berlawanan dengan cara hidup [[anakoritis]] (cara hidup seorang [[anakorit]]) dan [[eremitis]] (cara hidup seorang [[eremit]]). Ada pula cara hidup "idioritmis", yang tumbuh subur pada masa pendudukan [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]] di Yunani dan Siprus, yakni rahib-rahib hidup bersama tetapi diperbolehkan memiliki harta-benda pribadi dan tidak diwajibkan bekerja demi kepentingan bersama. |
Dalam biara Kristen, cara hidup berguyub disebut [[senobitis]], berlawanan dengan cara hidup [[anakoritis]] (cara hidup seorang [[anakorit]]) dan [[eremitis]] (cara hidup seorang [[eremit]]). Ada pula cara hidup "idioritmis", yang tumbuh subur pada masa pendudukan [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]] di Yunani dan Siprus, yakni rahib-rahib hidup bersama tetapi diperbolehkan memiliki harta-benda pribadi dan tidak diwajibkan bekerja demi kepentingan bersama. |
||
Dalam [[agama Hindu]], biara disebut [[matha]], [[mandir]], [[kuil]], |
Dalam [[agama Hindu]], biara disebut [[matha]], [[mandir]], [[kuil]], ataupun [[ashram|asrama]]. |
||
Dalam [[Jainisme|agama Jain]], biara disebut [[wihara]], sama seperti sebutan untuk biara dalam agama Buddha. |
Dalam [[Jainisme|agama Jain]], biara disebut [[wihara]], sama seperti sebutan untuk biara dalam agama Buddha. |
||
== Hidup membiara == |
== Hidup membiara == |
||
Dalam kebanyakan agama, kehidupan di biara berjalan menurut aturan-aturan paguyuban yang menentukan jenis kelamin para penghuni, dan mewajibkan mereka untuk untuk tetap hidup [[selibat]] dengan sedikit atau tanpa harta-benda pribadi. Taraf keterpisahan kehidupan dalam biara secara sosial dari lingkungan sekitarnya pun berbeda-beda antara satu biara dengan yang lain. Beberapa tradisi keagamaan mewajibkan para penghuni biara untuk mengucilkan diri sehingga dapat berkontemplasi jauh dari keramaian dunia, penghuni biara semacam ini dapat saja menghabiskan sebagian besar waktunya dalam keterkucilan, bahkan antara satu sama lain. Tradisi keagamaan yang lain mencurahkan perhatian pada interaksi dengan masyarakat di sekitarnya agar dapat melaksanakan karya-karya pelayanan berupa pengajaran, perawatan medis, |
Dalam kebanyakan agama, kehidupan di biara berjalan menurut aturan-aturan paguyuban yang menentukan jenis kelamin para penghuni, dan mewajibkan mereka untuk untuk tetap hidup [[selibat]] dengan sedikit atau tanpa harta-benda pribadi. Taraf keterpisahan kehidupan dalam biara secara sosial dari lingkungan sekitarnya pun berbeda-beda antara satu biara dengan yang lain. Beberapa tradisi keagamaan mewajibkan para penghuni biara untuk mengucilkan diri sehingga dapat berkontemplasi jauh dari keramaian dunia, penghuni biara semacam ini dapat saja menghabiskan sebagian besar waktunya dalam keterkucilan, bahkan antara satu sama lain. Tradisi keagamaan yang lain mencurahkan perhatian pada interaksi dengan masyarakat di sekitarnya agar dapat melaksanakan karya-karya pelayanan berupa pengajaran, perawatan medis, ataupun [[penginjilan]]. Beberapa biara paguyuban hanya ditinggali secara musiman, tergantung tradisi yang dianut serta keadaan cuaca setempat, dan ada pula biara paguyuban yang memperbolehkan orang untuk menjadi anggota selama jangka waktu tertentu, mulai dari beberapa hari sampai nyaris seumur hidup. |
||
Kehidupan di dalam kungkungan tembok sebuah biara ditunjang dengan berbagai cara: dengan menghasilkan dan menjual barang yang |
Kehidupan di dalam kungkungan tembok sebuah biara ditunjang dengan berbagai cara: dengan menghasilkan dan menjual barang yang sering kali berupa [[pertanian|hasil bumi]], dengan sumbangan atau [[derma]], dengan pendapatan sewa atau investasi, dan dengan dana dari organisasi-organisasi lain yang pada masa lalu merupakan penyokong tradisional bagi biara-biara agamanya. Sudah lama ada tradisi dalam biara-biara Kristen untuk menyediakan pelayan-pelayanan sebagai suaka, panti derma, dan panti husada. Biara-biara sudah sering kali dikait-kaitkan dengan ketersediaan pendidikan dan dukungan bagi kesarjanaan dan penelitian, yang kelak menghasilkan sekolah-sekolah, kolese-kolese, dan universitas-universitas. Kehidupan dalam biara [[umat Kristen|Kristen]] telah beradaptasi dengan masyarakat modern dengan menawarkan jasa komputer, jasa dan manajemen [[akuntansi]], serta administrasi rumah sakit dan pendidikan modern. |
||
== Agama Buddha == |
== Agama Buddha == |
||
{{utama|Monastisisme agama Buddha}} |
{{utama|Monastisisme agama Buddha}} |
||
{{lihat pula|Daftar kuil Buddha}} |
{{lihat pula|Daftar kuil Buddha}} |
||
[[Berkas:Gurubhaktulakonda Buddhist Monastery Remnants at Ramatheertham.jpg| |
[[Berkas:Gurubhaktulakonda Buddhist Monastery Remnants at Ramatheertham.jpg|jmpl|Sisa-sisa wihara Gurubhaktulakonda di [[Ramatheertham|Ramatirtam]]]] |
||
[[Berkas:Tiksemonastery.jpg| |
[[Berkas:Tiksemonastery.jpg|jmpl|Wihara Tikse di [[Ladakh]], [[India]]]] |
||
[[Berkas:TangoMonastery.jpg| |
[[Berkas:TangoMonastery.jpg|jmpl|Wihara Tango, [[Bhutan]]]] |
||
Biara-biara agama Buddha, yang disebut [[wihara]], muncul sekitar abad ke-4 SM karena adanya praktik [[vassa|warsa]] ({{lang-pi|vassa}}) atau masa istirahat bagi para biksu dan biksuni selama [[musim hujan]] di Asia Selatan. Agar tidak merusak tanaman yang baru tumbuh atau terjebak dalam cuaca buruk, para biksu dan biksuni dianjurkan untuk menetap bersama-sama di suatu tempat tertentu selama kurang lebih tiga bulan, biasanya mulai pertengahan bulan Juli. Di luar masa warsa, baik biksu maupun biksuni menjalani hidupnya sambil berkeliling meminta-minta makanan dari kota ke kota. Masa warsa mula-mula dijalani di bangsal-bangsal dan taman-taman yang telah didermakan kepada [[Sangha|sangga]] |
Biara-biara agama Buddha, yang disebut [[wihara]], muncul sekitar abad ke-4 SM karena adanya praktik [[vassa|warsa]] ({{lang-pi|vassa}}) atau masa istirahat bagi para biksu dan biksuni selama [[musim hujan]] di Asia Selatan. Agar tidak merusak tanaman yang baru tumbuh atau terjebak dalam cuaca buruk, para biksu dan biksuni dianjurkan untuk menetap bersama-sama di suatu tempat tertentu selama kurang lebih tiga bulan, biasanya mulai pertengahan bulan Juli. Di luar masa warsa, baik biksu maupun biksuni menjalani hidupnya sambil berkeliling meminta-minta makanan dari kota ke kota. Masa warsa mula-mula dijalani di bangsal-bangsal dan taman-taman yang telah didermakan kepada [[Sangha|sangga]] oleh para hartawan penyokong agama Buddha. Seiring perkembangan zaman, praktik tinggal bersama sebagai satu sangga selama masa warsa ini berkembang menjadi cara hidup yang lebih [[monastisisme senobitik|senobitis]], yakni tinggal bersama di wihara sepanjang tahun. |
||
Wihara-wihara di [[India]] lambat laun berkembang menjadi pusat-pusat pendidikan, tempat asas-asas filsafat digagas dan ditelaah bersama-sama. Tradisi pendidikan semacam ini masih dijalankan oleh universitas-universitas wihara [[Wajrayana]] dan sekolah-sekolah serta universitas-universitas agama Buddha yang didirikan oleh tarekat-tarekat rohaniwan Buddha. Di [[zaman modern]], cara hidup menetap bersama-sama dalam wihara merupakan cara hidup yang paling lazim dijalani oleh para biksu dan biksuni di seluruh dunia. |
Wihara-wihara di [[India]] lambat laun berkembang menjadi pusat-pusat pendidikan, tempat asas-asas filsafat digagas dan ditelaah bersama-sama. Tradisi pendidikan semacam ini masih dijalankan oleh universitas-universitas wihara [[Wajrayana]] dan sekolah-sekolah serta universitas-universitas agama Buddha yang didirikan oleh tarekat-tarekat rohaniwan Buddha. Di [[zaman modern]], cara hidup menetap bersama-sama dalam wihara merupakan cara hidup yang paling lazim dijalani oleh para biksu dan biksuni di seluruh dunia. |
||
Mula-mula wihara adalah milik bersama seluruh biksu [[sangha|sangga]], namun di kemudian hari tradisi kepemilikan bersama ini mengalami perubahan di sejumlah negara. Meskipun ada larangan ''[[vinaya|winaya]]'' terkait kepemilikan harta benda, banyak wihara memiliki tanah berhektar-hektar, sama seperti biara-biara Kristen di Eropa pada Abad Pertengahan. Di [[Tiongkok]], keluarga-keluarga petani menggarap lahan milik wihara dan menyetorkan sebagian dari hasil panennya kepada wihara setiap tahun, sama seperti yang mereka lakukan jika menggarap lahan milik tuan-tuan tanah [[feodalisme|feodal]]. Di [[Sri Lanka]] dan [[Tibet]], kepemilikan atas wihara |
Mula-mula wihara adalah milik bersama seluruh biksu [[sangha|sangga]], namun di kemudian hari tradisi kepemilikan bersama ini mengalami perubahan di sejumlah negara. Meskipun ada larangan ''[[vinaya|winaya]]'' terkait kepemilikan harta benda, banyak wihara memiliki tanah berhektar-hektar, sama seperti biara-biara Kristen di Eropa pada Abad Pertengahan. Di [[Tiongkok]], keluarga-keluarga petani menggarap lahan milik wihara dan menyetorkan sebagian dari hasil panennya kepada wihara setiap tahun, sama seperti yang mereka lakukan jika menggarap lahan milik tuan-tuan tanah [[feodalisme|feodal]]. Di [[Sri Lanka]] dan [[Tibet]], kepemilikan atas wihara sering kali dipercayakan kepada satu orang biksu yang tak jarang mempertahankan hak milik ini bagi kaum keluarganya dengan cara mewariskannya kepada salah seorang kemenakannya yang telah ditahbiskan menjadi biksu. Di [[Jepang]], tempat para biksu diizinkan untuk menikah oleh para pejabat sipil, jabatan kepala kuil atau biara kadang-kadang menjadi jabatan turun-temurun yang diwariskan dari ayah kepada anak. |
||
Wihara-wihara di dalam hutan – lebih sering dijumpai dalam mazhab [[Theravada|Terawada]] di Asia Tenggara dan Sri Lanka – adalah wihara-wihara yang lebih difungsikan sebagai tempat berlatih [[meditasi|semadi]] ketimbang sebagai lembaga pendidikan atau rumah ibadat. Wihara-wihara di dalam hutan ini |
Wihara-wihara di dalam hutan – lebih sering dijumpai dalam mazhab [[Theravada|Terawada]] di Asia Tenggara dan Sri Lanka – adalah wihara-wihara yang lebih difungsikan sebagai tempat berlatih [[meditasi|semadi]] ketimbang sebagai lembaga pendidikan atau rumah ibadat. Wihara-wihara di dalam hutan ini sering kali mirip dengan biara-biara Kristen perdana, tempat sekelompok kecil biarawan hidup selayaknya para petapa di bawah bimbingan seorang guru tua yang disegani. Meskipun cara hidup mengembara yang dipraktikkan oleh [[Sidharta Gautama|Sang Buddha]] dan murid-muridnya tetap merupakan cara hidup ideal bagi para biksu yang hidup di hutan-hutan belantara [[Thailand|Muangthai]] dan negeri-negeri lain, masalah-masalah praktis–meliputi penyusutan kawasan hutan belantara, letak yang sulit dijangkau oleh umat Buddha yang menjadi penyokong hidup para biksu, dan konflik-konflik di tapal batas negara yang berpotensi merenggut nyawa para biksu–memaksa semakin banyak biksu petapa untuk meninggalkan cara hidup mengembara dan menetap di wihara-wihara. |
||
Wihara-wihara terkenal antara lain: |
Wihara-wihara terkenal antara lain: |
||
*[[Kuil Donglin (Jiangxi)|Wihara Donglin]], [[Jiangxi]], [[Tiongkok]] |
* [[Kuil Donglin (Jiangxi)|Wihara Donglin]], [[Jiangxi]], [[Tiongkok]] |
||
*[[Jetawana]], [[Srawasti]] |
* [[Jetawana]], [[Srawasti]] |
||
*[[Nalanda]], [[India]] |
* [[Nalanda]], [[India]] |
||
*[[Biara Shaolin|Shaolin]], [[Tiongkok]] |
* [[Biara Shaolin|Shaolin]], [[Tiongkok]] |
||
*[[Tengboche]], [[Nepal]] |
* [[Tengboche]], [[Nepal]] |
||
=== |
=== Kecenderungan mutakhir === |
||
Beberapa di antara biara-biara terbesar di dunia adalah wihara. [[Vihara Drepung|Wihara Drepung]] di Tibet menampung sekitar 10.000 biksu sebelum invasi [[Republik Rakyat Tiongkok]].<ref>{{cite news|title=Monks under siege in monasteries as protest ends in a hail of gunfire|author= Macartney, Jne|date= 12 Maret 2008 |work=The Sunday Times|url=http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/asia/article3528078.ece}}</ref> Di lokasinya yang baru di India, wihara ini menampung sekitar 8.000. |
Beberapa di antara biara-biara terbesar di dunia adalah wihara. [[Vihara Drepung|Wihara Drepung]] di Tibet menampung sekitar 10.000 biksu sebelum invasi [[Republik Rakyat Tiongkok]].<ref>{{cite news|title=Monks under siege in monasteries as protest ends in a hail of gunfire|author= Macartney, Jne|date= 12 Maret 2008 |work=The Sunday Times|url=http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/asia/article3528078.ece}}</ref> Di lokasinya yang baru di India, wihara ini menampung sekitar 8.000 [[bhiksu|biksu]]. |
||
== Agama Kristen == |
== Agama Kristen == |
||
{{Utama|Monastisisme Kristiani}} |
{{Utama|Monastisisme Kristiani}} |
||
[[Berkas:Morgabrielmain.jpg| |
[[Berkas:Morgabrielmain.jpg|jmpl|[[Biara Mor Gabriel|Dayro d-Mor Gabriel]] didirikan pada 397 oleh Mor Shmu'el dan muridnya, Mor Shem'un, di atas reruntuhan sebuah kuil Asyur kuno.]] |
||
[[Berkas:Mor Hananyo.jpg| |
[[Berkas:Mor Hananyo.jpg|jmpl|[[Biara Mor Hananyo]], salah satu dari sekian banyak biara di [[Gunung Izla]]]] |
||
[[Berkas:Monasterio de Santa María de Valdediós.JPG| |
[[Berkas:Monasterio de Santa María de Valdediós.JPG|jmpl|Biara Santa María de Valdediós, Spanyol]] |
||
Menurut tradisi, monastisisme dalam [[Kekristenan|agama Kristen]] bermula di [[Mesir]], dirintis oleh [[Antonius Agung dari Mesir|Santo Antonius]]. Mula-mula semua biarawan Kristen adalah [[eremit|petapa]] yang jarang bersua orang lain. Namun karena begitu beratnya |
Menurut tradisi, monastisisme dalam [[Kekristenan|agama Kristen]] bermula di [[Mesir]], dirintis oleh [[Antonius Agung dari Mesir|Santo Antonius]]. Mula-mula semua biarawan Kristen adalah [[eremit|petapa]] yang jarang bersua orang lain. Namun karena begitu beratnya uzlah, banyak biarawan yang menyerah dan kembali ke kehidupan lamanya atau mengalami kesesatan rohani. |
||
Suatu bentuk transisional dari monastisisme di kemudian hari dibentuk oleh [[Santo Amun]]. Dalam bentuk monastisisme transisional ini, para biarawan " |
Suatu bentuk transisional dari monastisisme di kemudian hari dibentuk oleh [[Santo Amun]]. Dalam bentuk monastisisme transisional ini, para biarawan yang "berkhalwat" hidup cukup berdekatan satu sama lain sehingga dapat saling bantu dan berkumpul pada hari Minggu untuk beribadat bersama-sama. |
||
[[Pakomius Agung|Santo Pakomius]] adalah penggagas cara hidup berguyub dan beribadat bersama-sama di bawah satu atap (Monastisisme Senobitis). Sebagian pihak berpendapat bahwa cara hidup dalam komunitas yang digagasnya terilhami oleh cara hidup di [[barak]] [[tentara Romawi]] yang pernah ia jalani ketika menjadi prajurit pada masa mudanya.<ref>Dunn, Marilyn. The Emergence of Monasticism: From the Desert Fathers to the Early Middle Ages. Malden, Mass.: Blackwell Publishers, 2000. p29.</ref> Tak lama sesudahnya, padang gurun Mesir dipenuhi biara-biara, terutama di sekitar Nitria ([[Wadi El Natrun]]), yang dijuluki "Kota Suci". Diperkirakan bahwa daerah ini suatu ketika pernah ditinggali oleh 50.000 orang [[rahib|biarawan]]. |
[[Pakomius Agung|Santo Pakomius]] adalah penggagas cara hidup berguyub dan beribadat bersama-sama di bawah satu atap (Monastisisme Senobitis). Sebagian pihak berpendapat bahwa cara hidup dalam komunitas yang digagasnya terilhami oleh cara hidup di [[barak]] [[tentara Romawi]] yang pernah ia jalani ketika menjadi prajurit pada masa mudanya.<ref>Dunn, Marilyn. The Emergence of Monasticism: From the Desert Fathers to the Early Middle Ages. Malden, Mass.: Blackwell Publishers, 2000. p29.</ref> Tak lama sesudahnya, padang gurun Mesir dipenuhi biara-biara, terutama di sekitar Nitria ([[Wadi El Natrun]]), yang dijuluki "Kota Suci". Diperkirakan bahwa daerah ini suatu ketika pernah ditinggali oleh 50.000 orang [[rahib|biarawan]]. |
||
<!-- |
|||
Meskipun demikian, cara hidup [[Eremit|petapa]] tidak serta-merta menghilang, tetapi dikhususkan bagi para biarawan senior yang sudah mampu menangani masalah-masalah pribadinya dalam biara senobitis. |
|||
[[Hermit]]ism never died out though, but was reserved only for those advanced monks who had worked out their problems within a cenobitic monastery. |
|||
Gagasan cara hidup senobitis ini menyebar luas dan ditiru di mana-mana: |
|||
The idea caught on, and other places followed: |
|||
* |
* Sekembalinya dari [[Konsili Sardika]], [[Athanasius dari Aleksandria|Santo Atanasius]] mendirikan biara Kristen [[Biara Santo Atanasius|pertama]] di Eropa pada ''ca.'' 344, dekat kota [[Chirpan]] di [[Bulgaria]] sekarang ini.<ref>{{cite web|url=http://www.liternet.bg/publish10/eshopova/manastiryt.htm|title=Манастирът в с. Златна Ливада – най-старият в Европа|publisher=LiterNet|language=Bulgarian|date=30 April 2004|accessdate=18 Mei 2012}}</ref> |
||
* [[Mar Awgin| |
* [[Mar Awgin|Santo Eugenios]] mendirikan sebuah biara di [[Gunung Izla]], dekat kota [[Nisibis]] di [[Mesopotamia]] (~350). Dari biara ini tradisi [[senobitik|senobitis]] menyebar luas ke [[Mesopotamia]], [[Persia]], [[Armenia]], Georgia, bahkan sampai ke India dan Tiongkok. |
||
* [[Mar Saba| |
* [[Mar Saba|Santo Saba]] mengatur para rahib di [[Padang Gurun Yudea]] dalam sebuah biara di dekat [[Betlehem]] (483). Biara ini dianggap sebagai leluhur dari seluruh biara Gereja Ortodoks Timur. |
||
* [[ |
* [[Benediktus dari Nursia|Santo Benediktus dari Nursia]] mendirikan biara [[Monte Cassino]] di italia (529). Biara ini merupakan cikal bakal dari monastisisme [[Gereja Katolik Roma|katolik Roma]] pada umumnya, dan [[Benediktin|Tarekat Santo Benediktus]] pada khususnya. |
||
* |
* [[Kartusian|Tarekat Kartusian]] didirikan oleh [[Bruno dari Köln|Santo Bruno]] di [[La Grande Chartreuse]], yang menjadi asal usul dari nama tarekat ini, pada abad ke-11 sebagai sebuah paguyuban para [[eremit|petapa]], dan masih menjadi [[rumah induk]] dari tarekat ini. |
||
* [[ |
* [[Hieronimus|Santo Hieronimus]] dan [[Santa Paula]] memutuskan untuk menjadi petapa di [[Betlehem]] dan mendirikan sejumlah biara di Tanah Suci. Cara hidup Santo Hieronimus mengilhami pendirian [[Ordo Santo Hieronimus|Tarekat Santo Hieronimus]] di [[Spanyo]] dan [[Portugal]]. [[Biara Santa María del Parral]] di [[Segovia]] adalah [[rumah induk]] dari tarekat ini. |
||
=== Eropa Barat pada Abad Pertengahan === |
=== Eropa Barat pada Abad Pertengahan === |
||
[[ |
[[Berkas:Monte Cassino Opactwo 1.JPG|jmpl|[[Biara keabasan|Biara Keabasan]] [[Monte Cassino]], pertama kali didirikan oleh [[Benediktus dari Nursia|Santo Benediktus]]. Bangunan dalam gambar adalah gedung baru yang dibangun kembali sesudah Perang Dunia II]] |
||
Kehidupan berdoa dan berguyub merupakan kehidupan yang terjadwal ketat dan penuh pengorbanan diri. Berdoa adalah pekerjaan para rahib, dan pelaksanaan ibadat harian menyita banyak waktu seorang rahib ketika terjaga – [[Matin]], [[Laudes]], [[Prima (liturgi)|Prima]], [[Tertia]], misa harian, [[Sexta]], [[Nona (liturgi)|Nona]], [[Vesper]], dan [[Komplina]]. Di sela-sela waktu berdoa, para rahib diizinkan untuk duduk di klausura dan mengerjakan proyek-proyek penulisan, penyalinan, dan dekorasi buku-buku. Pekerjaan-pekerjaan semacam ini diberikan menurut kemampuan dan minat seorang rahib. Rahib-rahib yang tidak meminati hal-hal ilmiah diberi pekerjaan-pekerjaan fisik yang menuntut pengerahan tenaga pada taraf yang berbeda-beda. |
|||
The life of prayer and communal living was one of rigorous schedules and self-sacrifice. Prayer was their work, and the Office prayers took up much of a monk's waking hours – [[Matins]], [[Lauds]], [[Prime (liturgy)|Prime]], [[Terce]], daily Mass, [[Sext]], [[None (liturgy)|None]], [[Vespers]], and [[Compline]]. In between prayers, monks were allowed to sit in the cloister and work on their projects of writing, copying, or decorating books. These would have been assigned based on a monk's abilities and interests. The non-scholastic types were assigned to physical labour of varying degrees. |
|||
Waktu makan kenyang adalah sekitar tengah hari, sering kali dilakukan di sebuah [[refter]], dan terdiri atas hidangan-hidangan bersahaja yang tidak menggugah selera, misalnya ikan rebus dan havermut. Selama waktu makan, salah seorang rahib akan membacakan Kitab Suci dari mimbar. Karena tidak boleh bercakap-cakap selama waktu makan, para rahib menciptakan bahasa isyarat. Para abas dan tamu-tamu terhormat menempati meja tinggi, sementara penghuni biara selebihnya duduk sesuai urutan senioritas pada meja-meja yang membentuk sudut siku-siku dengan meja tinggi. Adab makan ala biara ini tetap dipertahankan manakala sejumlah biara berubah menjadi universitas selepas milenium pertama, serta masih dapat disaksikan di [[Universitas Oxford]] dan [[Universitas Cambridge]]. |
|||
The main meal of the day took place around noon, often taken at a [[refectory table]], and consisted of the most simple and bland foods i.e., poached fish, boiled oats. While they ate, scripture would be read from a pulpit above them. Since no other words were allowed to be spoken, monks developed communicative gestures. Abbots and notable guests were honoured with a seat at the high table, while everyone else sat perpendicular to that in the order of seniority. This practice remained when some monasteries became universities after the first millennium, and can still be seen at [[Oxford University]] and [[Cambridge University]]. |
|||
Keberadaan biara-biara sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Biara-biara merupakan pusat pendidikan dan kemajuan ilmiah. Biara-biara membuka pintunya bagi orang-orang yang berniat menjadi imam untuk mengkaji dan belajar, bahkan memberi mereka keleluasaan untuk mendebat doktrin agama Kristen dalam dialog bersama para pemimpin biara. Bentuk [[notasi musik]] yang tertua dipercaya merupakan hasil reka cipta seorang rahib yang bernama [[Notker dari Saint Gall]], dan menyebar ke seluruh Eropa melalui jaringan perhubungan antarbiara. Karena biara-biara membuka pintu bagi para [[peziarah]] yang hendak melepas lelah dalam peziarahannya, para rahib diwajibkan pula untuk merawat luka-luka badani dan menenteramkan hati mereka. Seiring berlalunya waktu, umat awam pun mulai [[ziarah|berziarah]] ''ke'' biara-biara, bukan lagi sekadar menjadikannya tempat persinggahan. Kala itu biara-biara memiliki perpustakaan-perpustakaan yang cukup memadai sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung-pengunjung terpelajar. Keluarga-keluarga akan menyumbangkan salah seorang putranya sebagai ganti berkat-berkat yang mereka terima. Manakala [[wabah]] merajalela, para rahib turun tangan menggarap lahan-lahan warga dan menyiapkan makanan bagi orang-orang sakit. |
|||
Monasteries were important contributors to the surrounding community. They were centres of intellectual progression and education. They welcomed aspiring priests to come study and learn, allowing them even to challenge doctrine in dialogue with superiors. The earliest forms of [[musical notation]] are attributed to a monk named [[Notker of St Gall]], and was spread to musicians throughout [[Europe]] by way of the interconnected monasteries. Since monasteries offered respite for weary [[pilgrim]] travellers, monks were obligated also to care for their injuries or emotional needs. Over time, lay people started to make [[pilgrimage]]s ''to'' monasteries instead of just using them as a stop over. By this time, they had sizeable libraries that attracted learned tourists. Families would donate a son in return for blessings. During the [[Plague (disease)|plague]]s, monks helped to till the fields and provide food for the sick. |
|||
Balai pendiangan merupakan bagian lumrah dari biara [[Abad Pertengahan]], yakni balai tempat para rahib datang berdiang. Balai ini sering kali adalah satu-satunya ruangan di biara tempat orang menyalakan perapian. |
|||
A Warming House is a common part of a [[medieval]] monastery, where monks went to warm themselves. It was often the only room in the monastery where a fire was lit. |
|||
==== Katolik ==== |
==== Kristen Katolik ==== |
||
[[ |
[[Berkas:Stift melk 001.jpg|jmpl|[[Biara Melk]], [[Austria]]]] |
||
[[ |
[[Berkas:Convento M. Argentario.JPG|jmpl|Biara tarekat Pasionis di [[Monte Argentario]], [[Toscana]], Italia]] |
||
Berikut ini adalah [[tarekat-tarekat kerahiban]] yang tumbuh dan berkembang dalam Gereja Katolik Roma: |
|||
A number of distinct [[monastic order]]s developed within Roman Catholicism: |
|||
* Tarekat rahib-rahib [[Kamaldoli]] |
|||
* [[Camaldolese]] monks |
|||
* [[Ordo Salib Suci|Tarekat Salib Suci]]: Tarekat para imam dan bruder yang hidup berguyub sebagaimana para rahib menurut [[peraturan Santo Agustinus]]; |
|||
* [[Canons Regular of the Order of the Holy Cross]], priests and brothers, all of whom live together like monks according to the [[Rule of St. Augustine]]; |
|||
* Tarekat [[pertapa Perawan Maria Terberkati dari Gunung Karmel|para pertapa]] dan [[Karmelit|para rubiah Karmel]] (cabang-cabang dari tarekat Karmelit Aturan Asli dan [[Karmelit Tak Berkasut|tarekat Karmelit Tak Berkasut]]) |
|||
* [[Hermits of the Most Blessed Virgin Mary of Mount Carmel|Carmelite hermits]] and [[Carmelites|Carmelite nuns]] (from the Ancient Observance and [[Discalced Carmelites|Discalced branch]]); |
|||
* [[Sistersien|Tarekat Sistersien]]: Tarekat rahib-rahib dan rubiah-rubiah (baik dari cabang Aturan Asli maupun cabang [[Trapis]]) |
|||
* [[Cistercians|Cistercian Order]], with monks and nuns (both of the Original Observance and of the [[Trappist]] reform); |
|||
* [[Keluarga Monastik Betlehem, dari Perawan Maria Diangkat ke Surga dan Santo Bruno|Tarekat para rahib dan rubiah Betlehem]] |
|||
* [[Monastic Family of Bethlehem, of the Assumption of the Virgin and of Saint Bruno|Monks and Sisters of Bethlehem]] |
|||
* [[Minim ( |
* [[Minim (tarekat religius)|Tarekat para minim]], didirikan oleh [[Fransiskus dari Paola|Santo Fransiskus dari Paola]] |
||
* [[Ordo Santo Benediktus|Tarekat Santo Benediktus]], yang dikenal sebagai tarekat rabih-rahib dan rubiah-rubiah benediktin, didirikan oleh [[Benediktus dari Nursia|Santo Benediktus]] bersama [[Skolastika|Santa Skolastika]]. Tarekat ini mengutamakan kerja fisik dalam biara-biara yang berswasembada. Baca juga: [[Reformasi Kluniak|Reformasi Cluny]]; |
|||
* [[Order of Saint Benedict]], known as the Benedictine monks and nuns, founded by [[Benedict of Nursia|St. Benedict]] with [[Scholastica|St. Scholastica]], stresses manual labour in a self-subsistent monasteries. See also: [[Cluniac Reforms]]; |
|||
* [[Ordo Santa Klara|Tarekat Santa Klara]], atau Tarekat Klaris (beserta seluruh cabang-cabangnya); |
|||
* [[Poor Clares|Order of Saint Claire]], best known as the Poor Clares (of all the observances); |
|||
* [[Ordo Santo Hieronimus|Tarekat Santo Hieronimus]], terilhami oleh riwayat hidup [[Hieronimus|Santo Hieronimus]] dan [[Paula|Santa Paula]]; |
|||
* [[Hieronymites|Order of Saint Jerome]], inspired by [[Jerome|St. Jerome]] and [[Saint Paula|St. Paula]], known as the Hieronymite monks and nuns; |
|||
* [[Tarekat Santo Paulus Pertapa Perdana]], dikenal sebagai tarekat padri-padri Paulin; |
|||
* [[Order of Saint Paul the First Hermit]], known as the Pauline Fathers; |
|||
* [[Tarekat Kabar Sukacita Perawan Maria Yang Terberkati]], disebut pula suster-suster Kabar Sukacita, didirikan oleh [[Yohana dari Prancis|Santa Yohana dari Prancis]]; |
|||
* [[Order of the Annunciation of the Blessed Virgin Mary]], also known as Sisters of the Annunciation or Annociades, founded by [[Joan of France, Duchess of Berry|St. Joan of France]]; |
|||
* [[ |
* [[Kartusian|Tarekat Kartusian]], sebuah tarekat para pertapa yang didirikan oleh [[Bruno dari Köln|Santo Bruno dari Köln]]; |
||
* [[ |
* [[Tarekat Maria Dikandung Tanpa Noda]], dikenal pula sebagai para biarawati Konsepsionis, didirikan oleh [[Beatriks dari Silva|Santa Beatriks dari Silva]]; |
||
* [[ |
* [[Tarekat Kabar Sukacita Mahasuci]], dikenal pula sebagai para biarawati biru, didirikan oleh [[Maria Vittoria De Fornari Strata|Beata Maria Vittoria De Fornari Strata]]; |
||
* [[Brigitin|Tarekat Juru Selamat Mahakudus]], dikenal pula sebagai rahib-rubiah Brigitin, didirikan oleh [[Brigitta dari Swedia|Santa Birgita dari Swedia]]; |
|||
* [[Bridgettines|Order of the Most Holy Savior]], known as Bridgettine nuns and monks, founded by [[Bridget of Sweden|St. Bridget of Sweden]]; |
|||
* [[ |
* [[Tarekat Lawatan Perawan Maria Yang Terberkati]], dikenal pula sebagai para biarawati Visitasi, didirikan oleh [[Fransiskus dari Sales|Santo Fransiskus de Sales]] dan [[Yohana Fransiska de Chantal|Santa Yohana Fransiska de Chantal]]; |
||
* Tarekat [[Kongregasi Pasionis|Pasionis]] |
|||
* [[Passionist]]s |
|||
* [[Premonstratensian| |
* [[Premonstratensian|Tarekat imam-imam Premonstratensian]] ("padri-padri putih") |
||
* [[Tironensian| |
* [[Tarekat Tironensian|Tarekat rahib-rahib Tironensian]] ("rahib-rahib kelabu") |
||
* [[Tarekat Valiskaulian|Tarekat rahib-rahib Valiskaulian]] |
|||
* [[Valliscaulian|Valliscaulian monks]] |
|||
[[ |
[[Berkas:Bassac 16 Abbaye vue ESE 2014.jpg|jmpl|[[Biara Bassac]] (abad ke-12 sampai ke-18), [[Bassac, Charente]], [[Prancis]]]] |
||
Meskipun di Indonesia, tempat-tempat tinggal para anggota [[mendikan|tarekat-tarekat fakir]] sudah lumrah disebut biara, di negara-negara penutur [[rumpun bahasa Roman|rumpun bahasa Romawi]], tempat-tempat tinggal para [[frater]] disebut ''conventus'' dalam [[bahasa Latin]], ''convento'' dalam [[bahasa Italia]], atau ''couvent'' dalam [[bahasa Prancis]], yang berarti "tempat berkumpul". Para anggota tarekat [[Fransiskan]] kini jarang menyebut tempat tinggalnya sebagai "biara", mereka justru lebih suka menggunakan istilah "priorat". |
|||
While in English most [[mendicant Order]]s use the monastic terms of monastery or [[priory]], in the [[Romance languages|Latin languages]], the term used by the [[friar]]s for their houses is [[convent]], from the [[Latin language|Latin]] ''conventus'', e.g., ({{lang-it|convento}}) or ({{lang-fr|couvent}}), meaning "gathering place". The [[Franciscans]] rarely use the term "monastery" at present, preferring to call their house a "friary". |
|||
=== |
=== Kristen Ortodoks === |
||
[[ |
[[Berkas:Троїцький монастир.jpg|jmpl|[[Biara Tritunggal (Chernihiv)|Biara Tritunggal]] di [[Chernihiv]], [[Ukraina]], dibangun kembali pada 1649.]] |
||
{{main|Monastisisme Kristen Timur|Tingkatan monastisisme Ortodoks Timur}} |
|||
{{main|Eastern Christian monasticism|Degrees of Eastern Orthodox monasticism}} |
|||
[[ |
[[Berkas:Simonopetra Aug2006.jpg|jmpl|[[Biara Simonopetra]] di [[Gunung Athos]]]] |
||
[[ |
[[Berkas:RilaMon2.jpg|jmpl|[[Biara Rila]] di [[Bulgaria]], Situs Warisan Dunia UNESCO]] |
||
[[ |
[[Berkas:Monastery Manasija - Serbia.JPG|jmpl|[[Biara Manasija]] di [[Serbia]] Tengah]] |
||
Dalam [[Gereja Ortodoks Timur]] dan [[Ritus Timur|Gereja Katolik Timur]], baik biarawan maupun biarawati mengikuti suatu tata tertib [[asketisme|pertarakan]] yang sama, bahkan mengenakan [[habit]] (pakaian seragam biara) yang sama (biarawati mengenakan kerudung tambahan yang disebut ''[[apostolnik]]''). Berbeda dari kehidupan membiara dalam [[Gereja Katolik Roma]], Gereja Ortodoks tidak memiliki bermacam-macam tarekat religius, tetapi hanya satu bentuk kehidupan membiara. Biarawan maupun biarawati mengasingkan diri dari dunia dengan maksud untuk mendoakan dunia. |
|||
In the [[Eastern Orthodox Church]] and [[Eastern Catholic Church]], both monks and nuns follow a similar [[ascetic]] discipline, and even their [[religious habit]] is the same (though nuns wear an extra veil, called the ''[[apostolnik]]''). Unlike [[Catholic Church|Roman Catholic]] monasticism, the Orthodox do not have separate religious orders, but a single monastic form throughout the Orthodox Church. Monastics, male or female, live away from the world, in order to pray for the world. |
|||
Ukuran biara berbeda-beda, mulai dari yang paling besar sampai yang paling kecil. Ada tiga macam tempat tinggal bagi biarawan-biarawati dalam Gereja Ortodoks: |
|||
Monasteries vary from the very large to the very small. There are three types of monastic houses in the Orthodox Church: |
|||
* [[Monastisisme senobitik|Koinobion]] (senobium): Tempat tinggal para biarawan yang hidup bersama, bekerja bersama, dan berdoa bersama, di bawah tuntunan seorang abas dan rahib-rahib tua. Konsep dari cara hidup senobitis adalah bilamana banyak laki-laki (atau perempuan) hidup bersama dalam suatu paguyuban pertarakan maka, sebagaimana yang terjadi pada batu-batu tajam, "ketajaman" mereka akan terkikis habis sampai halus dan licin. Biara-biara yang paling besar dapat menampung ribuan biarawan dan disebut ''[[laura]]''. Di dalam senobium, [[ibadat harian]], bekerja, dan bersantap dilakukan bersama-sama. |
|||
* A [[cenobium]] is a monastic community where monks live together, work together, and pray together, following the directions of an abbot and the elder monks. The concept of the cenobitic life is that when many men (or women) live together in a monastic context, like rocks with sharp edges, their "sharpness" becomes worn away and they become smooth and polished. The largest monasteries can hold many thousands of monks and are called ''[[lavra]]s''. In the cenobium the [[daily office]], work and meals are all done in common. |
|||
* [[Skite]] (skiti): Tempat tinggal yang biasanya menampung satu orang tetua dan dua-tiga orang murid. Di dalam skite, sebagian besar doa dan pekerjaan dilakukan sendiri-sendiri. Para biarawan berkumpul pada hari minggu dan [[hari raya|hari-hari raya]]. Dengan demikian cara hidup dalam sebuah skite memiliki unsur hidup menyendiri maupun unsur hidup berguyub, sehingga skite disebut pula "jalan tengah". |
|||
* A [[skete]] is a small monastic establishment that usually consist of one elder and two or three disciples. In the skete most prayer and work are done in private, coming together on Sundays and [[feast day]]s. Thus, skete life has elements of both solitude and community, and for this reason is called the "middle way". |
|||
* [[Eremit]] adalah biarawan yang menjalani pertarakan dalam kesendirian, bukan dalam suatu paguyuban. |
|||
* A [[hermit]] is a monk who practises asceticism but lives in solitude rather than in a monastic community. |
|||
Salah satu pusat pertarakan Ortodoks adalah [[Gunung Athos]] di [[Yunani]]. Sebagaimana [[Negara Vatikan]], Gunung Athos berpemerintahan sendiri. Gunung Athos terletak di sebuah semenanjung terpencil seluas kurang lebih 32 x 8 km persegi (20 x 5 mil persegi). Pemerintahan di wilayah ini diselenggarakan oleh para pemimpin dari 20 biara. Populasi Gunung Athos kini berjumlah kurang lebih 2.200 laki-laki saja, dan hanya boleh dikunjungi oleh laki-laki dengan izin khusus dari pemerintah Yunani dan pemerintah Gunung Athos sendiri. |
|||
One of the great centres of Orthodox monasticism is [[Mount Athos]] in [[Greece]], which, like the [[Vatican State]], is self-governing. It is located on an isolated peninsula approximately {{convert|20|mi|km}} long and {{convert|5|mi|km}} wide, and is administered by the heads of the 20 monasteries. Today the population of the Holy Mountain is around 2,200 men only and can only be visited by men with special permission granted by both the Greek government and the government of the Holy Mountain itself. |
|||
=== Ortodoks Oriental === |
=== Kristen Ortodoks Oriental === |
||
[[ |
[[Berkas:Katharinenkloster Sinai BW 2.jpg|jmpl|[[Biara Santa Katerina]] di [[Gunung Sinai]], awal abad ke-6]] |
||
[[ |
[[Berkas:Mor-mattai.png|jmpl|Biara yang didirikan pada 363 oleh seorang [[eremit|petapa]] Kristen, [[Mar Mattai]], yang mengungsi akibat persekusi di [[Amida (Mesopotamia)|Amid]] pada masa pemerintahan Kaisar [[Flavius Claudius Julianus|Yulianus Si Orang Murtad]].]] |
||
Gereja-Gereja [[Gereja Ortodoks Oriental|Ortodoks Oriental]], yang mengusung paham [[Miafisitisme]] sebagai ciri khasnya, terdiri atas [[Gereja Apostolik Armenia]], [[Gereja Ortodoks Koptik Aleksandria]] (batriknya dianggap sebagai ''primus inter pares'' bagi Gereja-Gereja berikut ini), [[Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia]], [[Gereja Tewahedo Ortodoks Eritrea]], [[Gereja Suriah Ortodoks Malankara|Gereja Ortodoks India]], dan [[Gereja Ortodoks Siria|Gereja Ortodoks Suryani]] Antiokhia. [[Gereja Albania Kaukasus]] yang kini telah musnah juga tergolong dalam persekutuan ini. |
|||
The [[Oriental Orthodoxy|Oriental Orthodox]] churches, distinguished by their [[Miaphysitism|Miaphysite]] beliefs, consist of the [[Armenian Apostolic Church]], [[Coptic Orthodox Church of Alexandria]] (whose Patriarch is considered first among equals for the following churches), [[Ethiopian Orthodox Tewahedo Church]], [[Eritrean Orthodox Tewahedo Church]], [[Malankara Orthodox Syrian Church|Indian Orthodox Church]], and [[Syriac Orthodox Church]] of Antioch. The now extinct [[Church of Caucasian Albania]] also fell under this group. |
|||
Biara Santo Makarius (''[[Biara Santo Makarius Agung|Deir Abu Makaria]]'') dan Biara Santo Antonius (''[[Biara Santo Antonius|Deir Mar Antonios]]'') adalah biara-biara tertua di dunia dan bernaung di bawah perlindungan Batrik Gereja Ortodoks Koptik. |
|||
=== Lain-lain === |
=== Lain-lain === |
||
Pada tahun-tahun terakhir abad ke-18, mulai timbul gerakan hidup membiara di kalangan denominasi-denominasi [[Protestanisme|Protestan]]. Gerekan ini berpusat di Amerika Serika dan Kanada, bermula dengan jemaat ''[[Shakers]]'' yang didirikan di Inggris dan kemudian pindah ke Amerika Serikat. Pada abad ke-19, banyak paguyuban-paguyuban kebiaraan semacam ini didirikan sebagai paguyuban-paguyuban utopis yang dalam berbagai aspek meniru cara hidup membiara. Selain kaum ''Shakers'', ada pula kaum [[Amanna]], kaum [[Anabaptis]], dan lain sebagainya. Banyak di antaranya yang mengizinkan pernikahan, tetapi sebagian besar memiliki kebijakan [[selibat]] dan hidup berguyub yang mewajibkan para anggotanya untuk saling berbagi dalam segala hal dan menafikan hak milik pribadi. |
|||
The last years of the 18th century marked in the Christian Church the beginnings of growth of monasticism among [[Protestant]] denominations. The center of this movement was in the United States and Canada beginning with the [[Shaker]] Church, which was founded in England and then moved to the United States. In the 19th century many of these monastic societies were founded as Utopian communities based on the monastic model in many cases. Aside from the Shakers, there were the [[Amanna]], the [[Anabaptist]]s, and others. Many did allow marriage but most had a policy of [[celibacy]] and communal life in which members shared all things communally and disavowed personal ownership. |
|||
Pada abad ke-19, kebangkitan kembali [[monastisisme]] dalam [[gereja Inggris]] mendorong terbentuknya lembaga-lembaga pertarakan seperti ''[[House of the Resurrection]]'', [[Mirfield]] (''[[Community of the Resurrection]]''), [[Biara Nashdom]] ([[Benediktin]]), [[Priorat Cleeve]] (''[[Community of the Glorious Ascension]]'') dan [[Biara Ewell]] ([[Sistersian]]), tarekat-tarekat [[Benediktin]], tarekat-tarekat [[Fransiskan]], tarekat-tarekat Salib Suci, tarekat Santa Helena. Gerekan hidup membiara juga timbul dalam denominasi-denominasi Kristen Protestan yang lain, terutama di kalangan kaum Lutheran di Eropa dan Amerika Utara. Sebagai contoh, tarekat Benediktin Salib Suci di ''St Augustine's House'' di Michigan adalah sebuah tarekat biarawan Lutheran, dan ada pula paguyuban-paguyuban religius Lutheran di Swedia dan Jerman. Pada era 1960-an, kelompok-kelompok monastik percobaan dibentuk untuk menampung kaum pria dan wanita dalam satu tempat tinggal–para anggotanya diizinkan menikah dan menghasilkan keturunan–yang dikelola dalam bentuk paguyuban. |
|||
=== |
=== Kecenderungan mutakhir === |
||
[[ |
[[Berkas:Buckfast Abbey - geograph.org.uk - 932824.jpg|jmpl|[[Biara Buckfast]], Devon, Inggris, dan biara-biara di sekelilingnya dibangun kembali pada abad ke-20.]] |
||
Kini ada gerakan-gerakan [[Monastisisme baru|neo-monastisisme]] Kristen, khususnya di kalangan umat Kristen injili.<ref>Bill Tenny-Brittian, ''Hitchhiker's Guide to Evangelism'', hlm. 134 (Chalice Press, 2008). {{ISBN|978-0-8272-1454-5}}</ref> |
|||
== Agama Hindu == |
== Agama Hindu == |
||
=== |
=== Mazhab Adwaita Wedanta === |
||
[[Berkas:Vidyashankara Temple at Shringeri.jpg| |
[[Berkas:Vidyashankara Temple at Shringeri.jpg|jmpl|[[Matha]] Hindu, Kuil Widyasangkara]] |
||
Semenjak zaman Weda, sudah ada orang-orang yang menjalani hidup membiara di Anak Benua India. Dalam keyakinan yang kini disebut [[agama Hindu]], sudah ada biarawan sejak lama, dan seiring dengan keberadaan mereka, berdiri pula biara-biara yang disebut [[matha]]. Di antaranya yang penting adalah matha-matha catur-amnaya yang didirikan oleh [[Adi Shankara|Adi Sangkara]]. Adi Sangkara membentuk pusat-pusat percabangan yang menuntun reorganisasi tarekat kuno biarawan mazhab Adwaita menjadi sepuluh nama dari [[Dasanami Sampradaya]]. |
Semenjak zaman Weda, sudah ada orang-orang yang menjalani hidup membiara di Anak Benua India. Dalam keyakinan yang kini disebut [[agama Hindu]], sudah ada biarawan sejak lama, dan seiring dengan keberadaan mereka, berdiri pula biara-biara yang disebut [[matha]]. Di antaranya yang penting adalah matha-matha catur-amnaya yang didirikan oleh [[Adi Shankara|Adi Sangkara]]. Adi Sangkara membentuk pusat-pusat percabangan yang menuntun reorganisasi tarekat kuno biarawan mazhab Adwaita menjadi sepuluh nama dari [[Dasanami Sampradaya]]. |
||
* [[Ramakrishna Math]] |
* [[Ramakrishna Math]] |
||
* [[Ramakrishna Sarada Mission]] |
* [[Ramakrishna Sarada Mission]] |
||
=== |
=== Mazhab Sri Waisnawa === |
||
[[Berkas:Parakala Mutt - as it stands today.jpg| |
[[Berkas:Parakala Mutt - as it stands today.jpg|jmpl|Parakala Matha sekarang ini]] |
||
[[Ramanuja]] membuka era baru dalam agama Hindu dengan menghidupkan kembali keyakinan yang telah hilang dari agama ini dan memberikan ajaran-ajaran dasar filsafat [[Wisistadwaita]] yang sudah ada sejak purbakala. Ia memastikan agar sejumlah [[matha]] mazhab [[Sri Waisnawa Sampradaya]] didirikan pada pusat-pusat peziarahan penting. |
[[Ramanuja]] membuka era baru dalam agama Hindu dengan menghidupkan kembali keyakinan yang telah hilang dari agama ini dan memberikan ajaran-ajaran dasar filsafat [[Wisistadwaita]] yang sudah ada sejak purbakala. Ia memastikan agar sejumlah [[matha]] mazhab [[Sri Waisnawa Sampradaya]] didirikan pada pusat-pusat peziarahan penting. |
||
* [[Emar Matha]] di [[Puri (Orissa)|Puri]] |
* [[Emar Matha]] di [[Puri (Orissa)|Puri]] |
||
* |
* Srirangga Narayana Jiyar Matha di [[Srirangam]] |
||
* Tirumala Pedda |
* Tirumala Pedda Jiyanggar Matha di [[Tirupati]] |
||
Di kemudia hari, para teolog dan petinggi mazhab Sri Waisnawa mendirikan berbagai matha penting seperti, |
Di kemudia hari, para teolog dan petinggi mazhab Sri Waisnawa mendirikan berbagai matha penting seperti, |
||
* Vanamamalai |
* Vanamamalai Matha |
||
* [[Parakala |
* [[Parakala Matha]] |
||
* [[Ahobila |
* [[Ahobila Matha]] |
||
=== |
=== Mazhab Nimbarka Waisnawa === |
||
[[Berkas:Ukhra Nimbarka Peeth Mahanta Asthal.JPG| |
[[Berkas:Ukhra Nimbarka Peeth Mahanta Asthal.JPG|jmpl|Ukhra Nimbarka Pita Mahanta Astala]] |
||
[[Nimbarka Sampradaya]] yang diajarkan oleh Nimbarkacarya sangat populer di seluruh India Utara, Barat, dan Timur, serta memiliki beberapa matha penting. |
[[Nimbarka Sampradaya]] yang diajarkan oleh Nimbarkacarya sangat populer di seluruh India Utara, Barat, dan Timur, serta memiliki beberapa matha penting. |
||
* Nimbarakacarya Pita di Salemabad, [[Rajasthan]] |
* Nimbarakacarya Pita di Salemabad, [[Rajasthan]] |
||
Baris 177: | Baris 179: | ||
* Howrah Nimbarka Ashram di [[Howrah]] |
* Howrah Nimbarka Ashram di [[Howrah]] |
||
=== |
=== Mazhab Dwaita Wedanta === |
||
[[Asta matha]] (delapan biara) di [[Udupi]] didirikan oleh [[Madwacarya]] (Madwa acarya), seorang filsuf [[Dwaita]]. |
[[Asta matha]] (delapan biara) di [[Udupi]] didirikan oleh [[Madwacarya]] (Madwa acarya), seorang filsuf [[Dwaita]]. |
||
== |
== Agama Islam == |
||
{{Utama|Sufisme}} |
{{Utama|Sufisme}} |
||
Islam menentang kehidupan membiara, yang menurut Al-Quran adalah perbuatan ''ghuluw'' (melampaui batas).<ref>QS. al Hadid [57]: 27 <sup>[https://mutiarazuhud.wordpress.com/2016/05/23/bidah-urusan-agama.htm]</sup></ref> Istilah ''ṣūfī'' digunakan untuk menyebut para mistikus Muslim yang mengadopsi praktik-praktik pertarakan sebagai sarana untuk mencapai kemanunggalan dengan Allah. Praktik-praktik pertarakan ini di antaranya adalah tindakan mengenakan pakaian wol kasar yang disebut ''ṣūf''. Istilah ''taṣawwuf'' berasal dari kata ''ṣūfī'', artinya orang yang mengenakan ''ṣūf''. Seiring perjalanan waktu, ''ṣūfī'' pun digunakan sebagai sebutan bagi semua orang Muslim yang percaya pada kemanunggalan mistis.<ref>"The Neoplatonist Roots of Sufi Philosophy" by Kamuran Godelek,''20th World Congress of Philosophy'', <sup>[http://www.muslimphilosophy.com/ip/CompGode.htm]</sup></ref> |
Islam menentang kehidupan membiara, yang menurut Al-Quran adalah perbuatan ''ghuluw'' (melampaui batas).<ref>QS. al Hadid [57]: 27 <sup>[https://mutiarazuhud.wordpress.com/2016/05/23/bidah-urusan-agama.htm]</sup></ref> Istilah ''ṣūfī'' digunakan untuk menyebut para mistikus Muslim yang mengadopsi praktik-praktik pertarakan sebagai sarana untuk mencapai kemanunggalan dengan Allah. Praktik-praktik pertarakan ini di antaranya adalah tindakan mengenakan pakaian wol kasar yang disebut ''ṣūf''. Istilah ''taṣawwuf'' berasal dari kata ''ṣūfī'', artinya orang yang mengenakan ''ṣūf''. Seiring perjalanan waktu, ''ṣūfī'' pun digunakan sebagai sebutan bagi semua orang Muslim yang percaya pada kemanunggalan mistis.<ref name="muslimphilosophy.com">"The Neoplatonist Roots of Sufi Philosophy" by Kamuran Godelek,''20th World Congress of Philosophy'', <sup>[http://www.muslimphilosophy.com/ip/CompGode.htm]</sup></ref> |
||
Asas-asas [[filsafat sufi]] memperlihatkan pengaruh-pengaruh filsafat [[Neoplatonisme|neoplatonis]] dan filsafat-filsafat lainnya. Banyak praktik para rahib dan pertapa gurun Kristen Ortodoks yang ditiru dalam perkembangan gerakan sufi di tengah-tengah bekas negeri-negeri Kristen di Timur Tengah. Praktik-praktik pertarakan dalam filsafat sufi pernah pula dikait-kaitkan dengan agama Buddha. Ajaran tentang pemurnian (membersihkan jiwa dari segalam macam kejahatan, berusaha untuk mencapai Nirwana, dan hidup kekal di Nirwana) berperan penting dalam agama Buddha. Gagasan yang sama tampak pula pada ajaran "fanaa" (manunggal dengan Allah) dalam filsafat sufi.<ref name="muslimphilosophy.com"/> |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Baris 209: | Baris 211: | ||
* [http://www.historyfish.net/monastics/monastics.html Foto-foto, naskah-naskah, dan informasi Domain Publik, terkait biara-biara zaman pertengahan] |
* [http://www.historyfish.net/monastics/monastics.html Foto-foto, naskah-naskah, dan informasi Domain Publik, terkait biara-biara zaman pertengahan] |
||
* [http://www.vaticanoweb.com/monasteri/initalia.asp Biara-biara di Italia] |
* [http://www.vaticanoweb.com/monasteri/initalia.asp Biara-biara di Italia] |
||
* [http://monasteries.org.ua/en/searchmonasteries Monasteries Search] — Komisi Sinode untuk Biara-Biara - Gereja Ortodoks Ukraina |
* [http://monasteries.org.ua/en/searchmonasteries Monasteries Search] {{Webarchive|url=https://archive.today/20161220065937/http://monasteries.org.ua/en/searchmonasteries |date=2016-12-20 }} — Komisi Sinode untuk Biara-Biara - Gereja Ortodoks Ukraina |
||
* [http://monasteries.org.ua/en/geomaps/gmap Google-map] — Komisi Sinode untuk Biara-Biara - Gereja Ortodoks Ukraina |
* [http://monasteries.org.ua/en/geomaps/gmap Google-map] {{Webarchive|url=https://archive.today/20161220065938/http://monasteries.org.ua/en/geomaps/gmap |date=2016-12-20 }} — Komisi Sinode untuk Biara-Biara - Gereja Ortodoks Ukraina |
||
[[Kategori:Bangunan keagamaan]] |
[[Kategori:Bangunan dan struktur keagamaan]] |
||
[[Kategori:Biara]] |
[[Kategori:Biara]] |
Revisi terkini sejak 19 Desember 2023 03.50
Biara adalah bangunan atau gugus bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat kerja para ahli zuhud, yakni biarawan atau biarawati, baik yang hidup berguyub maupun yang hidup berkhalwat. Sebuah biara lazimnya memiliki tempat khusus untuk sembahyang. Tempat khusus ini dapat berupa kapel, gereja, kuil, atau oratorium.
Daya tampung biara berbeda-beda, ada yang berupa bangunan kecil sekadar cukup untuk menampung seorang rahib saja, atau–bagi para petarak yang hidup berguyub–berkisar dari satu bangunan tunggal yang cukup untuk menampung satu rahib atau rubiah senior bersama dua-tiga rahib atau rubiah junior, sampai dengan permukiman dan perumahan luas yang dapat menampung puluhan hingga ratusan orang. Sebuah kompleks biara biasanya terdiri atas sekumpulan bangunan, yakni gedung gereja, dormitorium (asrama), claustrum (serambi yang melilingi sebidang lapangan persegi), refectorium (refter), librarium (perpustakaan), balnearium (permandian), dan infirmarium (panti husada). Bergantung pada lokasi, tarekat, dan pekerjaan para penghuninya, kompleks biara dapat pula diperlengkapi dengan sejumlah bangunan tambahan yang digunakan untuk menunjang keswasembadaan dan karya bakti para penghuninya, misalnya hospes (balai penyantunan), sekolah, atau bangunan-bangunan pertanian dan manufaktur seperti bangsal ternak, besalen, dan kilang bir.
Istilah "biara" dalam bahasa Indonesia berasal dari sebutan umum dalam bahasa Melayu bagi bangunan-bangunan keagamaan non-Islam. Umat Kristen Indonesia menggunakan istilah "biara" sebagai sebutan umum bagi tempat tinggal biarawan atau biarawati. Sebutan khusus bagi tempat tinggal biarawan atau biarawati yang berkhalwat adalah "pertapaan", sementara tempat tinggal biarawan atau biarawati dari tarekat-tarekat fakir lazimnya disebut "konven". Sebutan khusus lainnya adalah "susteran" (konven suster), "frateran" (konven frater), dan "bruderan" (konven bruder). Istilah "wisma" digunakan sebagai sebutan bagi rumah-rumah retret, rumah-rumah paguyuban imam praja, dan rumah uskup.
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Kata biara berasal dari kata vihāra dalam bahasa Sanskerta dan bahasa Pali, yang berarti "kawasan tertutup tempat berjalan-jalan", dan mula-mula digunakan oleh umat Buddha sebagai sebutan bagi "rumah singgah" atau "tempat bernaung" para biksu pengembara sepanjang musim hujan. Dalam bahasa Indonesia, kata biara digunakan sebagai sebutan umum bagi tempat tinggal para petarak atau petapa, sementara biara agama Buddha secara khusus disebut sebagai wihara.
Kata biara digunakan oleh umat Kristen sebagai padanan kata monasterium dalam bahasa Latin atau monastērion dalam bahasa Yunani. Monasterium sendiri berasal dari kata monastērion (μοναστήριον), yang berarti "tempat berkhalwat". Monastērion adalah bentuk netral dari kata monasterios (μοναστήριος); monasterios terbentuk dari kata monazein (μονάζειν) yang berarti "berkhalwat".[1] Monazein berasal dari akar kata monos (μόνος) yang berarti sendirian (mula-mula semua biarawan Kristen adalah rahib atau petapa yang hidup berkhalwat); akhiran "-terion" bermakna "tempat". Istilah monastērion pertama kali digunakan menjelang abad pertama Masehi oleh filsuf Yahudi, Filo, dalam karya tulisnya De Vita Contemplativa (Perihal Hidup Bertafakur), bab III.
Istilah-istilah
[sunting | sunting sumber]Dalam artikel ini, istilah biara digunakan secara generik sebagai sebutan bagi segala macam tempat tinggal paguyuban-paguyuban keagamaan. Agama Kristen Katolik Roma dan beberapa mazhab agama Buddha memiliki definisi yang agak spesifik dari istilah ini serta istilah-istilah terkait lainnya.
Biara-biara agama Buddha pada umumnya disebut wihara (bahasa Pali). Wihara dapat dihuni baik oleh pria maupun wanita. Istilah wihara dapat pula digunakan sebagai sebutan untuk rumah ibadat agama Buddha. Biara agama Buddha juga dikenal dengan sebutan gompa di Tibet, wat di Thailand, Laos dan Kamboja, serta kyaung di Myanmar.
Biara Kristen dapat berupa Keabasan (dikepalai oleh seorang abas), priorat (dikepalai oleh seorang prior), atau pertapaan (tempat tinggal petapa). Biara dapat dihuni oleh paguyuban pria (biarawan) atau wanita (biarawati). Dalam Gereja Kristen Timur, paguyuban terkecil para petarak disebut skite, dan biara yang sangat besar atau penting disebut laura.
Dalam biara Kristen, cara hidup berguyub disebut senobitis, berlawanan dengan cara hidup anakoritis (cara hidup seorang anakorit) dan eremitis (cara hidup seorang eremit). Ada pula cara hidup "idioritmis", yang tumbuh subur pada masa pendudukan Utsmaniyah di Yunani dan Siprus, yakni rahib-rahib hidup bersama tetapi diperbolehkan memiliki harta-benda pribadi dan tidak diwajibkan bekerja demi kepentingan bersama.
Dalam agama Hindu, biara disebut matha, mandir, kuil, ataupun asrama.
Dalam agama Jain, biara disebut wihara, sama seperti sebutan untuk biara dalam agama Buddha.
Hidup membiara
[sunting | sunting sumber]Dalam kebanyakan agama, kehidupan di biara berjalan menurut aturan-aturan paguyuban yang menentukan jenis kelamin para penghuni, dan mewajibkan mereka untuk untuk tetap hidup selibat dengan sedikit atau tanpa harta-benda pribadi. Taraf keterpisahan kehidupan dalam biara secara sosial dari lingkungan sekitarnya pun berbeda-beda antara satu biara dengan yang lain. Beberapa tradisi keagamaan mewajibkan para penghuni biara untuk mengucilkan diri sehingga dapat berkontemplasi jauh dari keramaian dunia, penghuni biara semacam ini dapat saja menghabiskan sebagian besar waktunya dalam keterkucilan, bahkan antara satu sama lain. Tradisi keagamaan yang lain mencurahkan perhatian pada interaksi dengan masyarakat di sekitarnya agar dapat melaksanakan karya-karya pelayanan berupa pengajaran, perawatan medis, ataupun penginjilan. Beberapa biara paguyuban hanya ditinggali secara musiman, tergantung tradisi yang dianut serta keadaan cuaca setempat, dan ada pula biara paguyuban yang memperbolehkan orang untuk menjadi anggota selama jangka waktu tertentu, mulai dari beberapa hari sampai nyaris seumur hidup.
Kehidupan di dalam kungkungan tembok sebuah biara ditunjang dengan berbagai cara: dengan menghasilkan dan menjual barang yang sering kali berupa hasil bumi, dengan sumbangan atau derma, dengan pendapatan sewa atau investasi, dan dengan dana dari organisasi-organisasi lain yang pada masa lalu merupakan penyokong tradisional bagi biara-biara agamanya. Sudah lama ada tradisi dalam biara-biara Kristen untuk menyediakan pelayan-pelayanan sebagai suaka, panti derma, dan panti husada. Biara-biara sudah sering kali dikait-kaitkan dengan ketersediaan pendidikan dan dukungan bagi kesarjanaan dan penelitian, yang kelak menghasilkan sekolah-sekolah, kolese-kolese, dan universitas-universitas. Kehidupan dalam biara Kristen telah beradaptasi dengan masyarakat modern dengan menawarkan jasa komputer, jasa dan manajemen akuntansi, serta administrasi rumah sakit dan pendidikan modern.
Agama Buddha
[sunting | sunting sumber]Biara-biara agama Buddha, yang disebut wihara, muncul sekitar abad ke-4 SM karena adanya praktik warsa (Pali: vassa) atau masa istirahat bagi para biksu dan biksuni selama musim hujan di Asia Selatan. Agar tidak merusak tanaman yang baru tumbuh atau terjebak dalam cuaca buruk, para biksu dan biksuni dianjurkan untuk menetap bersama-sama di suatu tempat tertentu selama kurang lebih tiga bulan, biasanya mulai pertengahan bulan Juli. Di luar masa warsa, baik biksu maupun biksuni menjalani hidupnya sambil berkeliling meminta-minta makanan dari kota ke kota. Masa warsa mula-mula dijalani di bangsal-bangsal dan taman-taman yang telah didermakan kepada sangga oleh para hartawan penyokong agama Buddha. Seiring perkembangan zaman, praktik tinggal bersama sebagai satu sangga selama masa warsa ini berkembang menjadi cara hidup yang lebih senobitis, yakni tinggal bersama di wihara sepanjang tahun.
Wihara-wihara di India lambat laun berkembang menjadi pusat-pusat pendidikan, tempat asas-asas filsafat digagas dan ditelaah bersama-sama. Tradisi pendidikan semacam ini masih dijalankan oleh universitas-universitas wihara Wajrayana dan sekolah-sekolah serta universitas-universitas agama Buddha yang didirikan oleh tarekat-tarekat rohaniwan Buddha. Di zaman modern, cara hidup menetap bersama-sama dalam wihara merupakan cara hidup yang paling lazim dijalani oleh para biksu dan biksuni di seluruh dunia.
Mula-mula wihara adalah milik bersama seluruh biksu sangga, namun di kemudian hari tradisi kepemilikan bersama ini mengalami perubahan di sejumlah negara. Meskipun ada larangan winaya terkait kepemilikan harta benda, banyak wihara memiliki tanah berhektar-hektar, sama seperti biara-biara Kristen di Eropa pada Abad Pertengahan. Di Tiongkok, keluarga-keluarga petani menggarap lahan milik wihara dan menyetorkan sebagian dari hasil panennya kepada wihara setiap tahun, sama seperti yang mereka lakukan jika menggarap lahan milik tuan-tuan tanah feodal. Di Sri Lanka dan Tibet, kepemilikan atas wihara sering kali dipercayakan kepada satu orang biksu yang tak jarang mempertahankan hak milik ini bagi kaum keluarganya dengan cara mewariskannya kepada salah seorang kemenakannya yang telah ditahbiskan menjadi biksu. Di Jepang, tempat para biksu diizinkan untuk menikah oleh para pejabat sipil, jabatan kepala kuil atau biara kadang-kadang menjadi jabatan turun-temurun yang diwariskan dari ayah kepada anak.
Wihara-wihara di dalam hutan – lebih sering dijumpai dalam mazhab Terawada di Asia Tenggara dan Sri Lanka – adalah wihara-wihara yang lebih difungsikan sebagai tempat berlatih semadi ketimbang sebagai lembaga pendidikan atau rumah ibadat. Wihara-wihara di dalam hutan ini sering kali mirip dengan biara-biara Kristen perdana, tempat sekelompok kecil biarawan hidup selayaknya para petapa di bawah bimbingan seorang guru tua yang disegani. Meskipun cara hidup mengembara yang dipraktikkan oleh Sang Buddha dan murid-muridnya tetap merupakan cara hidup ideal bagi para biksu yang hidup di hutan-hutan belantara Muangthai dan negeri-negeri lain, masalah-masalah praktis–meliputi penyusutan kawasan hutan belantara, letak yang sulit dijangkau oleh umat Buddha yang menjadi penyokong hidup para biksu, dan konflik-konflik di tapal batas negara yang berpotensi merenggut nyawa para biksu–memaksa semakin banyak biksu petapa untuk meninggalkan cara hidup mengembara dan menetap di wihara-wihara.
Wihara-wihara terkenal antara lain:
- Wihara Donglin, Jiangxi, Tiongkok
- Jetawana, Srawasti
- Nalanda, India
- Shaolin, Tiongkok
- Tengboche, Nepal
Kecenderungan mutakhir
[sunting | sunting sumber]Beberapa di antara biara-biara terbesar di dunia adalah wihara. Wihara Drepung di Tibet menampung sekitar 10.000 biksu sebelum invasi Republik Rakyat Tiongkok.[2] Di lokasinya yang baru di India, wihara ini menampung sekitar 8.000 biksu.
Agama Kristen
[sunting | sunting sumber]Menurut tradisi, monastisisme dalam agama Kristen bermula di Mesir, dirintis oleh Santo Antonius. Mula-mula semua biarawan Kristen adalah petapa yang jarang bersua orang lain. Namun karena begitu beratnya uzlah, banyak biarawan yang menyerah dan kembali ke kehidupan lamanya atau mengalami kesesatan rohani.
Suatu bentuk transisional dari monastisisme di kemudian hari dibentuk oleh Santo Amun. Dalam bentuk monastisisme transisional ini, para biarawan yang "berkhalwat" hidup cukup berdekatan satu sama lain sehingga dapat saling bantu dan berkumpul pada hari Minggu untuk beribadat bersama-sama.
Santo Pakomius adalah penggagas cara hidup berguyub dan beribadat bersama-sama di bawah satu atap (Monastisisme Senobitis). Sebagian pihak berpendapat bahwa cara hidup dalam komunitas yang digagasnya terilhami oleh cara hidup di barak tentara Romawi yang pernah ia jalani ketika menjadi prajurit pada masa mudanya.[3] Tak lama sesudahnya, padang gurun Mesir dipenuhi biara-biara, terutama di sekitar Nitria (Wadi El Natrun), yang dijuluki "Kota Suci". Diperkirakan bahwa daerah ini suatu ketika pernah ditinggali oleh 50.000 orang biarawan.
Meskipun demikian, cara hidup petapa tidak serta-merta menghilang, tetapi dikhususkan bagi para biarawan senior yang sudah mampu menangani masalah-masalah pribadinya dalam biara senobitis. Gagasan cara hidup senobitis ini menyebar luas dan ditiru di mana-mana:
- Sekembalinya dari Konsili Sardika, Santo Atanasius mendirikan biara Kristen pertama di Eropa pada ca. 344, dekat kota Chirpan di Bulgaria sekarang ini.[4]
- Santo Eugenios mendirikan sebuah biara di Gunung Izla, dekat kota Nisibis di Mesopotamia (~350). Dari biara ini tradisi senobitis menyebar luas ke Mesopotamia, Persia, Armenia, Georgia, bahkan sampai ke India dan Tiongkok.
- Santo Saba mengatur para rahib di Padang Gurun Yudea dalam sebuah biara di dekat Betlehem (483). Biara ini dianggap sebagai leluhur dari seluruh biara Gereja Ortodoks Timur.
- Santo Benediktus dari Nursia mendirikan biara Monte Cassino di italia (529). Biara ini merupakan cikal bakal dari monastisisme katolik Roma pada umumnya, dan Tarekat Santo Benediktus pada khususnya.
- Tarekat Kartusian didirikan oleh Santo Bruno di La Grande Chartreuse, yang menjadi asal usul dari nama tarekat ini, pada abad ke-11 sebagai sebuah paguyuban para petapa, dan masih menjadi rumah induk dari tarekat ini.
- Santo Hieronimus dan Santa Paula memutuskan untuk menjadi petapa di Betlehem dan mendirikan sejumlah biara di Tanah Suci. Cara hidup Santo Hieronimus mengilhami pendirian Tarekat Santo Hieronimus di Spanyo dan Portugal. Biara Santa María del Parral di Segovia adalah rumah induk dari tarekat ini.
Eropa Barat pada Abad Pertengahan
[sunting | sunting sumber]Kehidupan berdoa dan berguyub merupakan kehidupan yang terjadwal ketat dan penuh pengorbanan diri. Berdoa adalah pekerjaan para rahib, dan pelaksanaan ibadat harian menyita banyak waktu seorang rahib ketika terjaga – Matin, Laudes, Prima, Tertia, misa harian, Sexta, Nona, Vesper, dan Komplina. Di sela-sela waktu berdoa, para rahib diizinkan untuk duduk di klausura dan mengerjakan proyek-proyek penulisan, penyalinan, dan dekorasi buku-buku. Pekerjaan-pekerjaan semacam ini diberikan menurut kemampuan dan minat seorang rahib. Rahib-rahib yang tidak meminati hal-hal ilmiah diberi pekerjaan-pekerjaan fisik yang menuntut pengerahan tenaga pada taraf yang berbeda-beda.
Waktu makan kenyang adalah sekitar tengah hari, sering kali dilakukan di sebuah refter, dan terdiri atas hidangan-hidangan bersahaja yang tidak menggugah selera, misalnya ikan rebus dan havermut. Selama waktu makan, salah seorang rahib akan membacakan Kitab Suci dari mimbar. Karena tidak boleh bercakap-cakap selama waktu makan, para rahib menciptakan bahasa isyarat. Para abas dan tamu-tamu terhormat menempati meja tinggi, sementara penghuni biara selebihnya duduk sesuai urutan senioritas pada meja-meja yang membentuk sudut siku-siku dengan meja tinggi. Adab makan ala biara ini tetap dipertahankan manakala sejumlah biara berubah menjadi universitas selepas milenium pertama, serta masih dapat disaksikan di Universitas Oxford dan Universitas Cambridge.
Keberadaan biara-biara sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Biara-biara merupakan pusat pendidikan dan kemajuan ilmiah. Biara-biara membuka pintunya bagi orang-orang yang berniat menjadi imam untuk mengkaji dan belajar, bahkan memberi mereka keleluasaan untuk mendebat doktrin agama Kristen dalam dialog bersama para pemimpin biara. Bentuk notasi musik yang tertua dipercaya merupakan hasil reka cipta seorang rahib yang bernama Notker dari Saint Gall, dan menyebar ke seluruh Eropa melalui jaringan perhubungan antarbiara. Karena biara-biara membuka pintu bagi para peziarah yang hendak melepas lelah dalam peziarahannya, para rahib diwajibkan pula untuk merawat luka-luka badani dan menenteramkan hati mereka. Seiring berlalunya waktu, umat awam pun mulai berziarah ke biara-biara, bukan lagi sekadar menjadikannya tempat persinggahan. Kala itu biara-biara memiliki perpustakaan-perpustakaan yang cukup memadai sehingga menjadi daya tarik bagi pengunjung-pengunjung terpelajar. Keluarga-keluarga akan menyumbangkan salah seorang putranya sebagai ganti berkat-berkat yang mereka terima. Manakala wabah merajalela, para rahib turun tangan menggarap lahan-lahan warga dan menyiapkan makanan bagi orang-orang sakit.
Balai pendiangan merupakan bagian lumrah dari biara Abad Pertengahan, yakni balai tempat para rahib datang berdiang. Balai ini sering kali adalah satu-satunya ruangan di biara tempat orang menyalakan perapian.
Kristen Katolik
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah tarekat-tarekat kerahiban yang tumbuh dan berkembang dalam Gereja Katolik Roma:
- Tarekat rahib-rahib Kamaldoli
- Tarekat Salib Suci: Tarekat para imam dan bruder yang hidup berguyub sebagaimana para rahib menurut peraturan Santo Agustinus;
- Tarekat para pertapa dan para rubiah Karmel (cabang-cabang dari tarekat Karmelit Aturan Asli dan tarekat Karmelit Tak Berkasut)
- Tarekat Sistersien: Tarekat rahib-rahib dan rubiah-rubiah (baik dari cabang Aturan Asli maupun cabang Trapis)
- Tarekat para rahib dan rubiah Betlehem
- Tarekat para minim, didirikan oleh Santo Fransiskus dari Paola
- Tarekat Santo Benediktus, yang dikenal sebagai tarekat rabih-rahib dan rubiah-rubiah benediktin, didirikan oleh Santo Benediktus bersama Santa Skolastika. Tarekat ini mengutamakan kerja fisik dalam biara-biara yang berswasembada. Baca juga: Reformasi Cluny;
- Tarekat Santa Klara, atau Tarekat Klaris (beserta seluruh cabang-cabangnya);
- Tarekat Santo Hieronimus, terilhami oleh riwayat hidup Santo Hieronimus dan Santa Paula;
- Tarekat Santo Paulus Pertapa Perdana, dikenal sebagai tarekat padri-padri Paulin;
- Tarekat Kabar Sukacita Perawan Maria Yang Terberkati, disebut pula suster-suster Kabar Sukacita, didirikan oleh Santa Yohana dari Prancis;
- Tarekat Kartusian, sebuah tarekat para pertapa yang didirikan oleh Santo Bruno dari Köln;
- Tarekat Maria Dikandung Tanpa Noda, dikenal pula sebagai para biarawati Konsepsionis, didirikan oleh Santa Beatriks dari Silva;
- Tarekat Kabar Sukacita Mahasuci, dikenal pula sebagai para biarawati biru, didirikan oleh Beata Maria Vittoria De Fornari Strata;
- Tarekat Juru Selamat Mahakudus, dikenal pula sebagai rahib-rubiah Brigitin, didirikan oleh Santa Birgita dari Swedia;
- Tarekat Lawatan Perawan Maria Yang Terberkati, dikenal pula sebagai para biarawati Visitasi, didirikan oleh Santo Fransiskus de Sales dan Santa Yohana Fransiska de Chantal;
- Tarekat Pasionis
- Tarekat imam-imam Premonstratensian ("padri-padri putih")
- Tarekat rahib-rahib Tironensian ("rahib-rahib kelabu")
- Tarekat rahib-rahib Valiskaulian
Meskipun di Indonesia, tempat-tempat tinggal para anggota tarekat-tarekat fakir sudah lumrah disebut biara, di negara-negara penutur rumpun bahasa Romawi, tempat-tempat tinggal para frater disebut conventus dalam bahasa Latin, convento dalam bahasa Italia, atau couvent dalam bahasa Prancis, yang berarti "tempat berkumpul". Para anggota tarekat Fransiskan kini jarang menyebut tempat tinggalnya sebagai "biara", mereka justru lebih suka menggunakan istilah "priorat".
Kristen Ortodoks
[sunting | sunting sumber]Dalam Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Katolik Timur, baik biarawan maupun biarawati mengikuti suatu tata tertib pertarakan yang sama, bahkan mengenakan habit (pakaian seragam biara) yang sama (biarawati mengenakan kerudung tambahan yang disebut apostolnik). Berbeda dari kehidupan membiara dalam Gereja Katolik Roma, Gereja Ortodoks tidak memiliki bermacam-macam tarekat religius, tetapi hanya satu bentuk kehidupan membiara. Biarawan maupun biarawati mengasingkan diri dari dunia dengan maksud untuk mendoakan dunia.
Ukuran biara berbeda-beda, mulai dari yang paling besar sampai yang paling kecil. Ada tiga macam tempat tinggal bagi biarawan-biarawati dalam Gereja Ortodoks:
- Koinobion (senobium): Tempat tinggal para biarawan yang hidup bersama, bekerja bersama, dan berdoa bersama, di bawah tuntunan seorang abas dan rahib-rahib tua. Konsep dari cara hidup senobitis adalah bilamana banyak laki-laki (atau perempuan) hidup bersama dalam suatu paguyuban pertarakan maka, sebagaimana yang terjadi pada batu-batu tajam, "ketajaman" mereka akan terkikis habis sampai halus dan licin. Biara-biara yang paling besar dapat menampung ribuan biarawan dan disebut laura. Di dalam senobium, ibadat harian, bekerja, dan bersantap dilakukan bersama-sama.
- Skite (skiti): Tempat tinggal yang biasanya menampung satu orang tetua dan dua-tiga orang murid. Di dalam skite, sebagian besar doa dan pekerjaan dilakukan sendiri-sendiri. Para biarawan berkumpul pada hari minggu dan hari-hari raya. Dengan demikian cara hidup dalam sebuah skite memiliki unsur hidup menyendiri maupun unsur hidup berguyub, sehingga skite disebut pula "jalan tengah".
- Eremit adalah biarawan yang menjalani pertarakan dalam kesendirian, bukan dalam suatu paguyuban.
Salah satu pusat pertarakan Ortodoks adalah Gunung Athos di Yunani. Sebagaimana Negara Vatikan, Gunung Athos berpemerintahan sendiri. Gunung Athos terletak di sebuah semenanjung terpencil seluas kurang lebih 32 x 8 km persegi (20 x 5 mil persegi). Pemerintahan di wilayah ini diselenggarakan oleh para pemimpin dari 20 biara. Populasi Gunung Athos kini berjumlah kurang lebih 2.200 laki-laki saja, dan hanya boleh dikunjungi oleh laki-laki dengan izin khusus dari pemerintah Yunani dan pemerintah Gunung Athos sendiri.
Kristen Ortodoks Oriental
[sunting | sunting sumber]Gereja-Gereja Ortodoks Oriental, yang mengusung paham Miafisitisme sebagai ciri khasnya, terdiri atas Gereja Apostolik Armenia, Gereja Ortodoks Koptik Aleksandria (batriknya dianggap sebagai primus inter pares bagi Gereja-Gereja berikut ini), Gereja Tewahedo Ortodoks Ethiopia, Gereja Tewahedo Ortodoks Eritrea, Gereja Ortodoks India, dan Gereja Ortodoks Suryani Antiokhia. Gereja Albania Kaukasus yang kini telah musnah juga tergolong dalam persekutuan ini.
Biara Santo Makarius (Deir Abu Makaria) dan Biara Santo Antonius (Deir Mar Antonios) adalah biara-biara tertua di dunia dan bernaung di bawah perlindungan Batrik Gereja Ortodoks Koptik.
Lain-lain
[sunting | sunting sumber]Pada tahun-tahun terakhir abad ke-18, mulai timbul gerakan hidup membiara di kalangan denominasi-denominasi Protestan. Gerekan ini berpusat di Amerika Serika dan Kanada, bermula dengan jemaat Shakers yang didirikan di Inggris dan kemudian pindah ke Amerika Serikat. Pada abad ke-19, banyak paguyuban-paguyuban kebiaraan semacam ini didirikan sebagai paguyuban-paguyuban utopis yang dalam berbagai aspek meniru cara hidup membiara. Selain kaum Shakers, ada pula kaum Amanna, kaum Anabaptis, dan lain sebagainya. Banyak di antaranya yang mengizinkan pernikahan, tetapi sebagian besar memiliki kebijakan selibat dan hidup berguyub yang mewajibkan para anggotanya untuk saling berbagi dalam segala hal dan menafikan hak milik pribadi.
Pada abad ke-19, kebangkitan kembali monastisisme dalam gereja Inggris mendorong terbentuknya lembaga-lembaga pertarakan seperti House of the Resurrection, Mirfield (Community of the Resurrection), Biara Nashdom (Benediktin), Priorat Cleeve (Community of the Glorious Ascension) dan Biara Ewell (Sistersian), tarekat-tarekat Benediktin, tarekat-tarekat Fransiskan, tarekat-tarekat Salib Suci, tarekat Santa Helena. Gerekan hidup membiara juga timbul dalam denominasi-denominasi Kristen Protestan yang lain, terutama di kalangan kaum Lutheran di Eropa dan Amerika Utara. Sebagai contoh, tarekat Benediktin Salib Suci di St Augustine's House di Michigan adalah sebuah tarekat biarawan Lutheran, dan ada pula paguyuban-paguyuban religius Lutheran di Swedia dan Jerman. Pada era 1960-an, kelompok-kelompok monastik percobaan dibentuk untuk menampung kaum pria dan wanita dalam satu tempat tinggal–para anggotanya diizinkan menikah dan menghasilkan keturunan–yang dikelola dalam bentuk paguyuban.
Kecenderungan mutakhir
[sunting | sunting sumber]Kini ada gerakan-gerakan neo-monastisisme Kristen, khususnya di kalangan umat Kristen injili.[5]
Agama Hindu
[sunting | sunting sumber]Mazhab Adwaita Wedanta
[sunting | sunting sumber]Semenjak zaman Weda, sudah ada orang-orang yang menjalani hidup membiara di Anak Benua India. Dalam keyakinan yang kini disebut agama Hindu, sudah ada biarawan sejak lama, dan seiring dengan keberadaan mereka, berdiri pula biara-biara yang disebut matha. Di antaranya yang penting adalah matha-matha catur-amnaya yang didirikan oleh Adi Sangkara. Adi Sangkara membentuk pusat-pusat percabangan yang menuntun reorganisasi tarekat kuno biarawan mazhab Adwaita menjadi sepuluh nama dari Dasanami Sampradaya.
Mazhab Sri Waisnawa
[sunting | sunting sumber]Ramanuja membuka era baru dalam agama Hindu dengan menghidupkan kembali keyakinan yang telah hilang dari agama ini dan memberikan ajaran-ajaran dasar filsafat Wisistadwaita yang sudah ada sejak purbakala. Ia memastikan agar sejumlah matha mazhab Sri Waisnawa Sampradaya didirikan pada pusat-pusat peziarahan penting.
- Emar Matha di Puri
- Srirangga Narayana Jiyar Matha di Srirangam
- Tirumala Pedda Jiyanggar Matha di Tirupati
Di kemudia hari, para teolog dan petinggi mazhab Sri Waisnawa mendirikan berbagai matha penting seperti,
- Vanamamalai Matha
- Parakala Matha
- Ahobila Matha
Mazhab Nimbarka Waisnawa
[sunting | sunting sumber]Nimbarka Sampradaya yang diajarkan oleh Nimbarkacarya sangat populer di seluruh India Utara, Barat, dan Timur, serta memiliki beberapa matha penting.
- Nimbarakacarya Pita di Salemabad, Rajasthan
- Kathia Baba ka Sthaan di Vrindavan
- Ukhra Mahanta Asthal di Ukhra, Benggala Barat
- Howrah Nimbarka Ashram di Howrah
Mazhab Dwaita Wedanta
[sunting | sunting sumber]Asta matha (delapan biara) di Udupi didirikan oleh Madwacarya (Madwa acarya), seorang filsuf Dwaita.
Agama Islam
[sunting | sunting sumber]Islam menentang kehidupan membiara, yang menurut Al-Quran adalah perbuatan ghuluw (melampaui batas).[6] Istilah ṣūfī digunakan untuk menyebut para mistikus Muslim yang mengadopsi praktik-praktik pertarakan sebagai sarana untuk mencapai kemanunggalan dengan Allah. Praktik-praktik pertarakan ini di antaranya adalah tindakan mengenakan pakaian wol kasar yang disebut ṣūf. Istilah taṣawwuf berasal dari kata ṣūfī, artinya orang yang mengenakan ṣūf. Seiring perjalanan waktu, ṣūfī pun digunakan sebagai sebutan bagi semua orang Muslim yang percaya pada kemanunggalan mistis.[7]
Asas-asas filsafat sufi memperlihatkan pengaruh-pengaruh filsafat neoplatonis dan filsafat-filsafat lainnya. Banyak praktik para rahib dan pertapa gurun Kristen Ortodoks yang ditiru dalam perkembangan gerakan sufi di tengah-tengah bekas negeri-negeri Kristen di Timur Tengah. Praktik-praktik pertarakan dalam filsafat sufi pernah pula dikait-kaitkan dengan agama Buddha. Ajaran tentang pemurnian (membersihkan jiwa dari segalam macam kejahatan, berusaha untuk mencapai Nirwana, dan hidup kekal di Nirwana) berperan penting dalam agama Buddha. Gagasan yang sama tampak pula pada ajaran "fanaa" (manunggal dengan Allah) dalam filsafat sufi.[7]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Online Etymology Dictionary
- ^ Macartney, Jne (12 Maret 2008). "Monks under siege in monasteries as protest ends in a hail of gunfire". The Sunday Times.
- ^ Dunn, Marilyn. The Emergence of Monasticism: From the Desert Fathers to the Early Middle Ages. Malden, Mass.: Blackwell Publishers, 2000. p29.
- ^ "Манастирът в с. Златна Ливада – най-старият в Европа" (dalam bahasa Bulgarian). LiterNet. 30 April 2004. Diakses tanggal 18 Mei 2012.
- ^ Bill Tenny-Brittian, Hitchhiker's Guide to Evangelism, hlm. 134 (Chalice Press, 2008). ISBN 978-0-8272-1454-5
- ^ QS. al Hadid [57]: 27 [1]
- ^ a b "The Neoplatonist Roots of Sufi Philosophy" by Kamuran Godelek,20th World Congress of Philosophy, [2]
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Biara Sumela
- Foto-foto, naskah-naskah, dan informasi Domain Publik, terkait biara-biara zaman pertengahan
- Biara-biara di Italia
- Monasteries Search Diarsipkan 2016-12-20 di Archive.is — Komisi Sinode untuk Biara-Biara - Gereja Ortodoks Ukraina
- Google-map Diarsipkan 2016-12-20 di Archive.is — Komisi Sinode untuk Biara-Biara - Gereja Ortodoks Ukraina