Kota prima: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel |
||
(11 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{orphan|Oktober 2022}} |
|||
[[Berkas:Jakarta Skyline Part 2.jpg|jmpl|ka|300px|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] adalah kota prima Indonesia karena kawasan metropolitannya berpenduduk 31 juta jiwa, sementara kota terbesar kedua, [[Kota Surabaya|Surabaya]] kawasan metropolitannya hanya berpenduduk sedikit lebih dari sepertiganya, yakni 13 juta jiwa]] |
[[Berkas:Jakarta Skyline Part 2.jpg|jmpl|ka|300px|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] adalah kota prima Indonesia karena kawasan metropolitannya berpenduduk 31 juta jiwa, sementara kota terbesar kedua, [[Kota Surabaya|Surabaya]] kawasan metropolitannya hanya berpenduduk sedikit lebih dari sepertiganya, yakni 13 juta jiwa]] |
||
'''Kota |
'''Kota Prima''' ([[Bahasa Latin|Latin]]: "prima, peringkat pertama") <ref>{{cite encyclopedia|title=Primate|encyclopedia=Merriam-Webster Online Dictionary|publisher=[[Merriam-Webster]]|url=http://www.merriam-webster.com/dictionary/primate|accessdate=2008-07-21}}</ref> adalah [[kota]] terbesar di suatu negara atau di suatu wilayah, yang secara tidak proporsional berukuran jauh lebih besar daripada kota lain dalam hierarki perkotaan.<ref name="Dictionary">Goodall, B. (1987) The Penguin Dictionary of Human Geography. London: Penguin.</ref> ''Distribusi kota Prima'' adalah ''distribusi'' peringkat ukuran, di mana satu kota yang sangat besar dikelilingi sejumlah kota kecil, sementara tidak ada kota lain yang berukuran menengah, hal ini disebut: efek King, terlihat sebagai garis luar pada grafik linier lain, ketika sisa data sesuai dengan hukum kekuatan atau fungsi eksponensial yang diperluas.<ref>http://www.lboro.ac.uk/gawc/rb/rb186.html GaWC Research Bulletin 186</ref> |
||
[[Berkas:Ayuntamiento, vistas panorámicas desde Toompea, Tallin, Estonia, 2012-08-05, DD 21.JPG|jmpl|ka|[[Tallinn]], kota primata [[Estonia]].]] |
[[Berkas:Ayuntamiento, vistas panorámicas desde Toompea, Tallin, Estonia, 2012-08-05, DD 21.JPG|jmpl|ka|300px|[[Tallinn]], kota primata [[Estonia]].]] |
||
''Hukum kota prima'' pertama kali diajukankan oleh [[ahli geografi]] Mark Jefferson pada tahun 1939.<ref name="about.com"> |
''Hukum kota prima'' pertama kali diajukankan oleh [[ahli geografi]] Mark Jefferson pada tahun 1939.<ref name="about.com">{{Cite web |url=http://geography.about.com/od/urbaneconomicgeography/a/primatecities.htm |title=The Law of the Primate City and the Rank-Size Rule, by Matt Rosenberg |access-date=2019-08-20 |archive-date=2016-12-16 |archive-url=https://web.archive.org/web/20161216064048/http://geography.about.com/od/urbaneconomicgeography/a/primatecities.htm |dead-url=yes }}</ref> Ia mendefinisikan kota prima sebagai "setidaknya berukuran dua kali lipat lebih besar dari kota terbesar berikutnya, dan lebih dari dua kali lebih penting."<ref name="Jefferson 1939">Jefferson. "The Law of the Primate City", in Geographical Review 29 (April 1939)</ref> Di samping karena ukuran dan pengaruh ekonominya, kota prima biasanya diutamakan dalam segala aspek kehidupan masyarakat di negara tersebut; seperti menjadi pusat politik, pusat kantor media nasional, pusat kebudayaan dan pendidikan, serta menjadi tujuan bagi sebagian besar migrasi internal di negara tersebut. |
||
== Makna == |
== Makna == |
||
[[Berkas:Countries_without_a_primate_city. |
[[Berkas:Countries_without_a_primate_city.svg|jmpl|ka|300px|Negara berwarna merah tidak memiliki kota prima.]] |
||
Tidak semua negara memiliki kota prima, tetapi di negara-negara yang memilikinya, telah muncul perdebatan apakah kota seperti ini sesungguhnya bersifat merusak (parasit) atau membangun.<ref>{{Cite journal|last=London|first=Bruce|date=Oct 1977|title=Is the Primate City Parasitic? The Regional Implications of National Decision Making in Thailand|url=|journal=The Journal of Developing Areas|volume=12|pages=49–68}}</ref> Kehadiran suatu kota prima di suatu negara dapat mengindikasikan adanya ketimpangan pembangunan – biasanya berupa wilayah inti kota yang sangat maju, sementara wilayah pinggirannya tertinggal, di mana kota ini sangat bergantung pada pasokan tenaga kerja dan sumber daya dari wilayah sekitarnya.<ref>Brunn, Stanley et al. Cities of the World. Boulder, CO: Rowman & Littlefield Publishers, Inc, 2003</ref> Akan tetapi, struktur kota tidak secara langsung bergantung pada tingkat [[Pembangunan ekonomi|perkembangan ekonomi]] suatu negara.<ref name="Dictionary" |
Tidak semua negara memiliki kota prima, tetapi di negara-negara yang memilikinya, telah muncul perdebatan apakah kota seperti ini sesungguhnya bersifat merusak ([[parasit]]) atau membangun.<ref>{{Cite journal|last=London|first=Bruce|date=Oct 1977|title=Is the Primate City Parasitic? The Regional Implications of National Decision Making in Thailand|url=|journal=The Journal of Developing Areas|volume=12|pages=49–68}}</ref> Kehadiran suatu kota prima di suatu negara dapat mengindikasikan adanya ketimpangan pembangunan – biasanya berupa wilayah inti kota yang sangat maju, sementara wilayah pinggirannya tertinggal, di mana kota ini sangat bergantung pada pasokan tenaga kerja dan sumber daya dari wilayah sekitarnya.<ref>Brunn, Stanley et al. Cities of the World. Boulder, CO: Rowman & Littlefield Publishers, Inc, 2003</ref> Akan tetapi, struktur kota tidak secara langsung bergantung pada tingkat [[Pembangunan ekonomi|perkembangan ekonomi]] suatu negara.<ref name="Dictionary"/> |
||
Kebanyakan jumlah penduduk kota |
Kebanyakan jumlah penduduk kota Prima mewakili persentase jumlah penduduk terbesar di negara tersebut. Hal ini mungkin disebabkan berkurangnya jumlah pekerja tradisional akibat mekanisasi di industri manufaktur, pertanian, dan [[Pekerja kerah biru|industri kerah biru]] lainnya, yang umumnya berlokasi di daerah pinggiran dan tersebar di seluruh negeri. Pada saat yang sama, jumlah tenaga kerja yang berpendidikan tinggi di bidang bisnis dan jasa meningkat; seperti banyaknya jumlah pekerja di sektor politik, ekonomi, budaya, media, dan pendidikan tinggi. Sektor-sektor seperti itu sering kali bertempat di ibu kota, tempat di mana terpusatnya kekuasaan dan uang. |
||
== Contoh == |
== Contoh == |
||
Banyak [[Kota global|kota global dunia]] sekaligus berperan menjadi kota |
Banyak [[Kota global|kota global dunia]] sekaligus berperan menjadi kota Prima nasional dan/atau kawasan.<ref name="Jefferson 1939"/><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=gssYJXHQO7gC&pg=PA41|first=Tuna|last=Taşan-Kok|title=Mexico, Istanbul and Warsaw: Institutional and spatial change|page=41|publisher=Eburon Uitgeverij|year=2004|isbn=978-905972041-1|access-date=2013-05-21}}</ref> Contohnya dua kota alfa dunia++ [[London]] di Britania Raya (nasional) dan [[Kota New York]] di Amerika Serikat (kawasan). Akan tetapi, Amerika Serikat tidak memiliki kota Prima pada skala nasional.<ref name="GaWC2012">{{Cite web|url=http://www.lboro.ac.uk/gawc/world2012t.html|title=The World According to GaWC 2012|website=Globalization and World Cities Research Network|publisher=Loughborough University|access-date=11 January 2017}}</ref> Contoh kota prima lainnya di dunia, misalnya [[Budapest]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Lima, Peru|Lima]], [[Kota Meksiko|Mexico City]], dan [[Seoul]], kota-kota ini disebut-sebut sebagai kota prima di negara masing-masing.<ref>{{Cite book|last=Pacione|first=Michael|title=Urban Geography: A Global Perspective|url=https://archive.org/details/urbangeographygl00paci|publisher=Routledge|location=Abingdon|year=2005|edition=2nd|pages=[https://archive.org/details/urbangeographygl00paci/page/n136 83]}}</ref> |
||
[[Bangkok]], ibu kota [[Thailand]], disebut-sebut sebagai "kota paling prima di dunia", karena kota ini |
[[Bangkok]], ibu kota [[Thailand]], disebut-sebut sebagai "kota paling prima di dunia", karena kota ini sembilan kali lebih besar daripada kota terbesar kedua di Thailand; [[Chiang Mai]].<ref>{{Cite web|url=http://www.dla.go.th/work/abt/summarize.jsp|date=2017-12-01|website=Department of Local Administration (Thailand)|script-title=th:ข้อมูลจำนวนองค์กรปกครองส่วนท้องถิ่น|trans-title=Information on the number of local administrative organizations|access-date=2019-01-05}}{{nonspecific|date=January 2019}}</ref> |
||
Mengambil konsep dari penelitiannya tentang kota prima selama protes politik Thailand 2010, dan menerapkannya pada peran yang dimainkan kota prima jika sekaligus berperan sebagai ibu kota nasional, penelitian Fong mencatat bahwa ketika kota prima seperti Bangkok juga berfungsi sebagai ibu kota nasional, maka pada hakikatnya kota ini sangat rentan terhadap dinamika politik, seperti pemberontakan oleh kalangan bawah dan golongan yang tertindas. Dia menjelaskan fakta sederhana, bahwa kebanyakan kota prima yang juga berfungsi sebagai ibu kota nasional, merupakan lokasi hampir semua kantor pusat institusi penting di negara itu. Jadi, secara logistik, kota ini "efisien" untuk dijadikan sebagai sasaran nasional untuk diperebutkan dan dikuasai, karena semua institusi penting terletak dalam satu lingkungan di dalam kota utama ini.<ref>{{Cite journal|last=Fong|first=Jack|date=May 2012|title=Political Vulnerabilities of a Primate City: The May 2010 Red Shirts Uprising in Bangkok, Thailand.|url=https://www.researchgate.net/publication/270425419|journal=Journal of Asian and African Studies|volume=48|issue=3|pages=332–347|doi=10.1177/0021909612453981}}</ref> |
Mengambil konsep dari penelitiannya tentang kota prima selama protes politik Thailand 2010, dan menerapkannya pada peran yang dimainkan kota prima jika sekaligus berperan sebagai ibu kota nasional, penelitian Fong mencatat bahwa ketika kota prima seperti Bangkok juga berfungsi sebagai ibu kota nasional, maka pada hakikatnya kota ini sangat rentan terhadap dinamika politik, seperti pemberontakan oleh kalangan bawah dan golongan yang tertindas. Dia menjelaskan fakta sederhana, bahwa kebanyakan kota prima yang juga berfungsi sebagai ibu kota nasional, merupakan lokasi hampir semua kantor pusat institusi penting di negara itu. Jadi, secara logistik, kota ini "efisien" untuk dijadikan sebagai sasaran nasional untuk diperebutkan dan dikuasai, karena semua institusi penting terletak dalam satu lingkungan di dalam kota utama ini.<ref>{{Cite journal|last=Fong|first=Jack|date=May 2012|title=Political Vulnerabilities of a Primate City: The May 2010 Red Shirts Uprising in Bangkok, Thailand.|url=https://www.researchgate.net/publication/270425419|journal=Journal of Asian and African Studies|volume=48|issue=3|pages=332–347|doi=10.1177/0021909612453981}}</ref> |
||
Baris 33: | Baris 34: | ||
* [[Bissau]], [[Guinea-Bissau]] |
* [[Bissau]], [[Guinea-Bissau]] |
||
* [[Bujumbura]], [[Burundi]] |
* [[Bujumbura]], [[Burundi]] |
||
* [[Kairo]],<ref name="Hobbs2009"/> [[Mesir]] |
|||
* [[Kairo]],<ref name="Hobbs2009">{{Cite book|last=Joseph John Hobbs|title=World Regional Geography|url=https://books.google.com/books?id=yAgGHnENHjoC&pg=PA111|year=2009|publisher=Cengage Learning|isbn=978-0-495-38950-7|pages=109–}}</ref> [[Mesir]] |
|||
* [[Conakry]],<ref name="WorldUrbanization"/> [[Guinea]] |
|||
* [[Conakry]],<ref name="WorldUrbanization">{{Cite book|title=World Urbanization Prospects: The 2003 Revision|url=https://books.google.com/books?id=oxOAckK2stYC&pg=PA97|date=1 January 2004|publisher=United Nations Publications|isbn=978-92-1-151396-7|pages=97–102}}</ref> [[Guinea]] |
|||
* [[Dakar]],<ref name="WorldUrbanization" /> [[Senegal]] |
* [[Dakar]],<ref name="WorldUrbanization" /> [[Senegal]] |
||
* [[Dar es Salaam]], [[Tanzania]] |
* [[Dar es Salaam]], [[Tanzania]] |
||
Baris 62: | Baris 63: | ||
* [[Ouagadougou]], [[Burkina Faso]] |
* [[Ouagadougou]], [[Burkina Faso]] |
||
* [[Porto-Novo]] - area [[Cotonou]], [[Benin]] |
* [[Porto-Novo]] - area [[Cotonou]], [[Benin]] |
||
* [[São Tomé]], [[ |
* [[São Tomé]], [[Sao Tome dan Principe]] |
||
* [[Tunis]], [[Tunisia]] |
* [[Tunis]], [[Tunisia]] |
||
* [[Victoria, Seychelles|Victoria]], [[Seychelles]] |
* [[Victoria, Seychelles|Victoria]], [[Seychelles]] |
||
Baris 99: | Baris 100: | ||
| |
| |
||
|- |
|- |
||
|[[Bangkok]]<ref name="Hobbs2009" |
|[[Bangkok]]<ref name="Hobbs2009"/><ref name="Pacione2009">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=M3rAuvR-o-gC&pg=PT82|title=Urban Geography: A Global Perspective|last=Michael Pacione|publisher=Taylor & Francis|year=2009|isbn=978-0-415-46201-3|page=79}}</ref><ref name="Swanson2012">{{Cite book|last=Kelly Swanson|title=Kaplan AP Human Geography 2013-2014|url=https://books.google.com/books?id=ZDaYvgTEJLYC&pg=PA357|date=7 August 2012|publisher=Kaplan Publishing|isbn=978-1-60978-694-6}}</ref> |
||
|{{Flag|Thailand}} |
|{{Flag|Thailand}} |
||
|14,626,225 |
|14,626,225 |
||
Baris 105: | Baris 106: | ||
|131,000 |
|131,000 |
||
|- |
|- |
||
|[[Baku]]<ref name="WorldUrbanization"/> |
|||
|[[Baku]]<ref name="WorldUrbanization">{{Cite book|title=World Urbanization Prospects: The 2003 Revision|url=https://books.google.com/books?id=oxOAckK2stYC&pg=PA97|date=1 January 2004|publisher=United Nations Publications|isbn=978-92-1-151396-7|pages=97–102}}</ref> |
|||
|{{Flag|Azerbaijan}} |
|{{Flag|Azerbaijan}} |
||
|4,670,740 |
|4,670,740 |
||
Baris 225: | Baris 226: | ||
|[[Busan]] |
|[[Busan]] |
||
|9,838,892 |
|9,838,892 |
||
⚫ | |||
|- |
|- |
||
|[[Tashkent]] |
|[[Tashkent]] |
||
Baris 238: | Baris 238: | ||
| |
| |
||
| |
| |
||
⚫ | |||
|[[Bangkok]] |
|||
|{{Flag|Thailand}} |
|||
|10,539,000 |
|||
|[[Chiang Mai]] |
|||
|1,197,931 |
|||
|- |
|- |
||
|[[Thimphu|Thimpu]] |
|[[Thimphu|Thimpu]] |
||
Baris 351: | Baris 357: | ||
|95,881 |
|95,881 |
||
|- |
|- |
||
|[[London]] <ref name="Swanson2012" |
|[[London]] <ref name="Swanson2012"/><ref name="Kent2006" /> |
||
|{{GBR}} |
|{{GBR}} |
||
|13,879,757 |
|13,879,757 |
||
Baris 375: | Baris 381: | ||
|420,000 |
|420,000 |
||
|- |
|- |
||
|[[Paris]] <ref name="Hobbs2009" /><ref name="Pacione2009" |
|[[Paris]] <ref name="Hobbs2009" /><ref name="Pacione2009"/><ref name="Swanson2012" /><ref name="Kent2006" /> |
||
|{{FRA}} |
|{{FRA}} |
||
|12,405,426 |
|12,405,426 |
||
Baris 482: | Baris 488: | ||
| 2.908.607 |
| 2.908.607 |
||
|- |
|- |
||
| Wilayah metropolitan Guatemala City <ref name="Hobbs2009"/><ref name="Kent2006"/> |
|||
| Wilayah metropolitan Guatemala City <ref name="Hobbs2009">{{Cite book|last=Joseph John Hobbs|title=World Regional Geography|url=https://books.google.com/books?id=yAgGHnENHjoC&pg=PA111|year=2009|publisher=Cengage Learning|isbn=978-0-495-38950-7|pages=109–}}</ref><ref name="Kent2006">{{Cite book|last=Robert B. Kent|title=Latin America: Regions and People|url=https://books.google.com/books?id=jWsD_Yk8YHQC&pg=PA261|date=January 2006|publisher=Guilford Press|isbn=978-1-57230-909-8|pages=144–}}</ref> |
|||
|{{GTM}} |
|{{GTM}} |
||
| 2,749,161 |
| 2,749,161 |
||
Baris 502: | Baris 508: | ||
| 2.560.789 |
| 2.560.789 |
||
|- |
|- |
||
| [[Kota Meksiko|Mexico City]] <ref name="Hobbs2009" /><ref name="Swanson2012" |
| [[Kota Meksiko|Mexico City]] <ref name="Hobbs2009" /><ref name="Swanson2012"/><ref name="Kent2006" /> |
||
|{{MEX}} |
|{{MEX}} |
||
| 20.400.000 |
| 20.400.000 |
||
Baris 512: | Baris 518: | ||
| 274.400 |
| 274.400 |
||
|- |
|- |
||
| [[Kota Panama|Panama City]] <ref name="WorldUrbanization" |
| [[Kota Panama|Panama City]] <ref name="WorldUrbanization"/> |
||
|{{PAN}} |
|{{PAN}} |
||
| 880.691 |
| 880.691 |
||
Baris 628: | Baris 634: | ||
!Jumlah penduduk |
!Jumlah penduduk |
||
|- |
|- |
||
| Gran Asunción <ref name="WorldUrbanization"/> |
|||
| Gran Asunción <ref name="WorldUrbanization">{{Cite book|title=World Urbanization Prospects: The 2003 Revision|url=https://books.google.com/books?id=oxOAckK2stYC&pg=PA97|date=1 January 2004|publisher=United Nations Publications|isbn=978-92-1-151396-7|pages=97–102}}</ref> |
|||
|{{PRY}} |
|{{PRY}} |
||
| 2,698,401 |
| 2,698,401 |
||
Baris 634: | Baris 640: | ||
| 293.817 |
| 293.817 |
||
|- |
|- |
||
| [[Buenos Aires]] <ref name="Swanson2012"/><ref name="Kent2006"/> |
|||
| [[Buenos Aires]] <ref name="Swanson2012">{{Cite book|last=Kelly Swanson|title=Kaplan AP Human Geography 2013-2014|url=https://books.google.com/books?id=ZDaYvgTEJLYC&pg=PA357|date=7 August 2012|publisher=Kaplan Publishing|isbn=978-1-60978-694-6}}</ref><ref name="Kent2006">{{Cite book|last=Robert B. Kent|title=Latin America: Regions and People|url=https://books.google.com/books?id=jWsD_Yk8YHQC&pg=PA261|date=January 2006|publisher=Guilford Press|isbn=978-1-57230-909-8|pages=144–}}</ref> |
|||
| {{ARG}} |
| {{ARG}} |
||
| 12.741.364 |
| 12.741.364 |
||
Baris 687: | Baris 693: | ||
[[Kategori:Daftar bertopik geografi]] |
[[Kategori:Daftar bertopik geografi]] |
||
[[Kategori:Tipe kota]] |
[[Kategori:Tipe kota]] |
||
[[Kategori:Istilah tata kota]] |
[[Kategori:Istilah studi dan tata kota]] |
Revisi terkini sejak 28 Desember 2023 02.52
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Kota Prima (Latin: "prima, peringkat pertama") [1] adalah kota terbesar di suatu negara atau di suatu wilayah, yang secara tidak proporsional berukuran jauh lebih besar daripada kota lain dalam hierarki perkotaan.[2] Distribusi kota Prima adalah distribusi peringkat ukuran, di mana satu kota yang sangat besar dikelilingi sejumlah kota kecil, sementara tidak ada kota lain yang berukuran menengah, hal ini disebut: efek King, terlihat sebagai garis luar pada grafik linier lain, ketika sisa data sesuai dengan hukum kekuatan atau fungsi eksponensial yang diperluas.[3]
Hukum kota prima pertama kali diajukankan oleh ahli geografi Mark Jefferson pada tahun 1939.[4] Ia mendefinisikan kota prima sebagai "setidaknya berukuran dua kali lipat lebih besar dari kota terbesar berikutnya, dan lebih dari dua kali lebih penting."[5] Di samping karena ukuran dan pengaruh ekonominya, kota prima biasanya diutamakan dalam segala aspek kehidupan masyarakat di negara tersebut; seperti menjadi pusat politik, pusat kantor media nasional, pusat kebudayaan dan pendidikan, serta menjadi tujuan bagi sebagian besar migrasi internal di negara tersebut.
Makna
[sunting | sunting sumber]Tidak semua negara memiliki kota prima, tetapi di negara-negara yang memilikinya, telah muncul perdebatan apakah kota seperti ini sesungguhnya bersifat merusak (parasit) atau membangun.[6] Kehadiran suatu kota prima di suatu negara dapat mengindikasikan adanya ketimpangan pembangunan – biasanya berupa wilayah inti kota yang sangat maju, sementara wilayah pinggirannya tertinggal, di mana kota ini sangat bergantung pada pasokan tenaga kerja dan sumber daya dari wilayah sekitarnya.[7] Akan tetapi, struktur kota tidak secara langsung bergantung pada tingkat perkembangan ekonomi suatu negara.[2]
Kebanyakan jumlah penduduk kota Prima mewakili persentase jumlah penduduk terbesar di negara tersebut. Hal ini mungkin disebabkan berkurangnya jumlah pekerja tradisional akibat mekanisasi di industri manufaktur, pertanian, dan industri kerah biru lainnya, yang umumnya berlokasi di daerah pinggiran dan tersebar di seluruh negeri. Pada saat yang sama, jumlah tenaga kerja yang berpendidikan tinggi di bidang bisnis dan jasa meningkat; seperti banyaknya jumlah pekerja di sektor politik, ekonomi, budaya, media, dan pendidikan tinggi. Sektor-sektor seperti itu sering kali bertempat di ibu kota, tempat di mana terpusatnya kekuasaan dan uang.
Contoh
[sunting | sunting sumber]Banyak kota global dunia sekaligus berperan menjadi kota Prima nasional dan/atau kawasan.[5][8] Contohnya dua kota alfa dunia++ London di Britania Raya (nasional) dan Kota New York di Amerika Serikat (kawasan). Akan tetapi, Amerika Serikat tidak memiliki kota Prima pada skala nasional.[9] Contoh kota prima lainnya di dunia, misalnya Budapest, Jakarta, Lima, Mexico City, dan Seoul, kota-kota ini disebut-sebut sebagai kota prima di negara masing-masing.[10]
Bangkok, ibu kota Thailand, disebut-sebut sebagai "kota paling prima di dunia", karena kota ini sembilan kali lebih besar daripada kota terbesar kedua di Thailand; Chiang Mai.[11]
Mengambil konsep dari penelitiannya tentang kota prima selama protes politik Thailand 2010, dan menerapkannya pada peran yang dimainkan kota prima jika sekaligus berperan sebagai ibu kota nasional, penelitian Fong mencatat bahwa ketika kota prima seperti Bangkok juga berfungsi sebagai ibu kota nasional, maka pada hakikatnya kota ini sangat rentan terhadap dinamika politik, seperti pemberontakan oleh kalangan bawah dan golongan yang tertindas. Dia menjelaskan fakta sederhana, bahwa kebanyakan kota prima yang juga berfungsi sebagai ibu kota nasional, merupakan lokasi hampir semua kantor pusat institusi penting di negara itu. Jadi, secara logistik, kota ini "efisien" untuk dijadikan sebagai sasaran nasional untuk diperebutkan dan dikuasai, karena semua institusi penting terletak dalam satu lingkungan di dalam kota utama ini.[12]
Daftar
[sunting | sunting sumber]Afrika
[sunting | sunting sumber]- Abidjan,[13] Pantai Gading
- Accra, Ghana
- Addis Ababa, Ethiopia
- Aljazair, Aljazair
- Antananarivo, Madagaskar
- Asmara, Eritrea
- Bamako, Mali
- Bangui, Republik Afrika Tengah
- Banjul - Serekunda area, Gambia
- Bissau, Guinea-Bissau
- Bujumbura, Burundi
- Kairo,[14] Mesir
- Conakry,[13] Guinea
- Dakar,[13] Senegal
- Dar es Salaam, Tanzania
- Djibouti, Djibouti
- Freetown,[13] Sierra Leone
- Gaborone, Botswana
- Harare, Zimbabwe
- Kampala, Uganda
- Khartoum, Sudan
- Kigali, Rwanda
- Kinshasa, Republik Demokratik Kongo
- Libreville, Gabon
- Lilongwe, Malawi
- Lomé, Togo
- Luanda,[13] Angola
- Lusaka, Zambia
- Maputo, Mozambik
- Maseru, Lesotho
- Mbabane, Swaziland
- Monrovia, Liberia
- Moroni, Komoro
- N'Djamena, Chad
- Nairobi, Kenya
- Niamey, Niger
- Nouakchott, Mauritania
- Omdurman - daerah Khartoum, Sudan
- Ouagadougou, Burkina Faso
- Porto-Novo - area Cotonou, Benin
- São Tomé, Sao Tome dan Principe
- Tunis, Tunisia
- Victoria, Seychelles
- Windhoek, Namibia
Asia
[sunting | sunting sumber]Informasi diambil dari sumber di artikel yang ditautkan.
Eropa
[sunting | sunting sumber]Amerika Utara
[sunting | sunting sumber]Kota/Kawasan Urban | Negara | Jumlah penduduk (Kawasan metropolitan) | Kota terbesar kedua | Jumlah penduduk |
---|---|---|---|---|
Basseterre | Saint Kitts dan Nevis | 13.000 | ||
Kota Belize | Belize | 60.963 | ||
Bridgetown | 110.000 | |||
Castries | Saint Lucia | 70.000 | ||
Santo Domingo | Republik Dominika | 2.908.607 | ||
Wilayah metropolitan Guatemala City [14][18] | Guatemala | 2,749,161 | ||
Havana | Kuba | 2.106.146 | ||
Kingston | Jamaika | 584.627 | ||
Kingstown | Saint Vincent dan Grenadines
|
16.500 | ||
Managua [14] | Nikaragua | 2.560.789 | ||
Mexico City [14][16][18] | Meksiko | 20.400.000 | Guadalajara | 5,002,466 |
Nassau | Bahama | 274.400 | ||
Panama City [13] | Panama | 880.691 | ||
Pelabuhan Spanyol | Trinidad dan Tobago | 128.026 | ||
Port-au-Prince [13] | Haiti | 2.618.894 | ||
Roseau | Dominika | 16.582 | ||
San José [13][14][18] | Kosta Rika | 2.158.898 | ||
San Juan [13] | Puerto Riko | 2.350.126 | ||
San Salvador [14][18] | El Salvador | 1.767.102 | ||
St. George's | Grenada | 33.734 | ||
St. John's | Antigua dan Barbuda | 81.799 |
Oceania
[sunting | sunting sumber]Kota/Kawasan Urban | Negara | Jumlah penduduk (Kawasan metropolitan) | Kota terbesar kedua | Jumlah penduduk |
---|---|---|---|---|
Apia | Samoa | 36.735 | Afega | 1,781 |
Funafuti | Tuvalu | 6.025 | Asau | 650 |
Honiara | Kepulauan Solomon | 64.609 | Auki | 7,785 |
Koror | Palau | 14.000 | Airai | 2,700 |
Majuro | Kepulauan Marshall | 27.797 | Pulau Ebeye | 15.000 |
Noumea | Kaledonia Baru | 179.509 | Lifou | 9.245 |
Nukuʻalofa | Tonga | 24.571 | ||
Port Moresby | Papua Nugini | 410.954 | Lae | 76.255 |
Port-Vila | Vanuatu | 44.040 | ||
Suva | Fiji | 175.399 | Lautoka | 52.220 |
Tarawa Selatan | Kiribati | 50.182 | Abaiang | 5.502 |
Amerika Selatan
[sunting | sunting sumber]Kota/Kawasan Urban | Negara | Jumlah penduduk (Kawasan metropolitan) | Kota terbesar kedua | Jumlah penduduk |
---|---|---|---|---|
Gran Asunción [13] | Paraguay | 2,698,401 | Ciudad del Este | 293.817 |
Buenos Aires [16][18] | Argentina | 12.741.364 | Kordoba | 1.528.000 |
Georgetown | Guyana | 118.363 | Linden | 29.298 |
Lima [18] | Peru | 9,752,000 | Trujillo | 949.498 |
Montevideo [13][18] | Uruguay | 1,947.604 | Salto | 104.028 |
Paramaribo | Suriname | 240.924 | Lelydorp | 19.910 |
Wilayah Metropolitan Santiago [13] | Chili | 6.685.685 | Valparaíso | 1.036.127 |
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ "Primate". Merriam-Webster Online Dictionary. Merriam-Webster. Diakses tanggal 2008-07-21.
- ^ a b Goodall, B. (1987) The Penguin Dictionary of Human Geography. London: Penguin.
- ^ http://www.lboro.ac.uk/gawc/rb/rb186.html GaWC Research Bulletin 186
- ^ "The Law of the Primate City and the Rank-Size Rule, by Matt Rosenberg". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-12-16. Diakses tanggal 2019-08-20.
- ^ a b Jefferson. "The Law of the Primate City", in Geographical Review 29 (April 1939)
- ^ London, Bruce (Oct 1977). "Is the Primate City Parasitic? The Regional Implications of National Decision Making in Thailand". The Journal of Developing Areas. 12: 49–68.
- ^ Brunn, Stanley et al. Cities of the World. Boulder, CO: Rowman & Littlefield Publishers, Inc, 2003
- ^ Taşan-Kok, Tuna (2004). Mexico, Istanbul and Warsaw: Institutional and spatial change. Eburon Uitgeverij. hlm. 41. ISBN 978-905972041-1. Diakses tanggal 2013-05-21.
- ^ "The World According to GaWC 2012". Globalization and World Cities Research Network. Loughborough University. Diakses tanggal 11 January 2017.
- ^ Pacione, Michael (2005). Urban Geography: A Global Perspective (edisi ke-2nd). Abingdon: Routledge. hlm. 83.
- ^ ข้อมูลจำนวนองค์กรปกครองส่วนท้องถิ่น [Information on the number of local administrative organizations]. Department of Local Administration (Thailand). 2017-12-01. Diakses tanggal 2019-01-05.Templat:Nonspecific
- ^ Fong, Jack (May 2012). "Political Vulnerabilities of a Primate City: The May 2010 Red Shirts Uprising in Bangkok, Thailand". Journal of Asian and African Studies. 48 (3): 332–347. doi:10.1177/0021909612453981.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x World Urbanization Prospects: The 2003 Revision. United Nations Publications. 1 January 2004. hlm. 97–102. ISBN 978-92-1-151396-7.
- ^ a b c d e f g h i j k l Joseph John Hobbs (2009). World Regional Geography. Cengage Learning. hlm. 109–. ISBN 978-0-495-38950-7.
- ^ a b c Michael Pacione (2009). Urban Geography: A Global Perspective. Taylor & Francis. hlm. 79. ISBN 978-0-415-46201-3.
- ^ a b c d e Kelly Swanson (7 August 2012). Kaplan AP Human Geography 2013-2014. Kaplan Publishing. ISBN 978-1-60978-694-6.
- ^ "East Asia's Changing Urban Landscape" (PDF). World Bank. Diakses tanggal March 21, 2019.
- ^ a b c d e f g h i j k l m Robert B. Kent (January 2006). Latin America: Regions and People. Guilford Press. hlm. 144–. ISBN 978-1-57230-909-8.
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]- Primata (disambiguasi)
- Kota global
- Megacity
- Distribusi ukuran-peringkat
- Kota sekunder
Catatan
[sunting | sunting sumber]
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "Note", tapi tidak ditemukan tag <references group="Note"/>
yang berkaitan