Lompat ke isi

Togo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Republik Togo

République Togolaise (Prancis)
SemboyanTravail, Liberté, Patrie
(Prancis: "Kerja, Kebebasan, Tanah Air")
Lokasi Togo
Lokasi Togo
Ibu kota
Lomé
6°7′55″N 1°13′22″E / 6.13194°N 1.22278°E / 6.13194; 1.22278
Bahasa resmiPrancis • Yoruba
Bahasa nasional yang diakui Ewe • Kabiye
PemerintahanRepublik presidensial
• Presiden
Faure Gnassingbé
Komi Sélom Klassou
LegislatifAssembleé nationale
Kemerdekaan
• Dari Prancis
27 April 1960
 - Perairan (%)
4,2
Penduduk
 - Perkiraan 2022
8.492.333[1] (102)
125,9/km2
PDB (KKB)2019
 - Total
$14,919 miliar
$1.821[2]
PDB (nominal)2019
 - Total
$5,592 miliar
$682[2]
Gini (2015) 43,1[3]
sedang
IPM (2019)Kenaikan 0,515[4]
rendah · 167
Mata uangFranc CFA Afrika Barat (CFA)
(XOF)
Zona waktuWaktu Greenwich (GMT)
(UTC+0)
Lajur kemudikanan
Kode telepon+228
Kode ISO 3166TG
Ranah Internet.tg
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Togo (/ˈtɡ/ simak), secara resmi Republik Togo (bahasa Prancis: République togolaise) adalah sebuah negara di Afrika Barat, yang berbatasan dengan Ghana di barat, Benin di timur dan Burkina Faso di utara.[5] Di sebelah selatan, Togo mempunyai pesisir Teluk Guinea yang kecil, di mana ibu kota Togo, Lomé berada. Ini adalah negara tropis yang luasnya 57.000 kilometer persegi[6] dan memiliki populasi sekitar 8 juta,[6] serta lebarnya kurang dari 115 km (71 mil) antara Ghana dan tetangganya di sebelah timur, Benin.[7][8]

Togo adalah negara tropis sub-Sahara[5] yang perekonomiannya sebagian besar bergantung pada pertanian.[9] Bahasa resminya adalah Prancis,[9] tetapi bahasa lain juga digunakan, khususnya rumpun bahasa Gbe. 47,8% penduduknya menganut agama Kristen, menjadikannya agama terbesar di negara ini.[10] Togo adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Afrika, Organisasi Kerja Sama Islam, Zona Perdamaian dan Kerja Sama Atlantik Selatan, Frankofon, Persemakmuran, dan Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat.

Togo adalah sebuah wilayah Protektorat Jerman yang dideklarasikan sejak tahun 1884 dengan nama Togoland. Namun setelah Perang Dunia I, kekuasaan atas Togo dipindahkan ke Perancis. Pada tahun 1960, Togoland Perancis ini berhasil mencapai kemerdekaannya dan menggantikan nama negaranya menjadi Togo.

Peta topografi Togo
Elang martial bertengger di pohon berduri sabana terbuka.

Togo terletak di Afrika Barat dan merupakan negara sub-Sahara yang kecil. Togo berbatasan dengan Teluk Benin di selatan, Ghana di barat, Benin di timur, dan Burkina Faso di utara.

Pesisir Togo di Teluk Guinea memiliki panjang 56 km (35 mil) dan terdiri dari laguna dengan pantai berpasir. Di bagian utara, daratannya bercirikan sabana yang berbukit-bukit, berbeda dengan bagian tengah negara yang bercirikan perbukitan. Bagian selatan Togo dicirikan oleh dataran tinggi sabana dan hutan hingga dataran pantai dengan laguna dan rawa. Gunung tertinggi di negara ini adalah Gunung Agou dengan ketinggian 986 meter (3235') di atas permukaan laut. Sungai terpanjang adalah Sungai Mono dengan panjang 400 km (250 mil). Membentang dari utara ke selatan.

Iklimnya umumnya tropis dengan suhu rata-rata berkisar antara 23°C di pesisir hingga sekitar 30°C di wilayah paling utara, dengan iklim yang lebih kering dan karakteristik sabana tropis.[9]

Togo memiliki tiga ekoregion terestrial: hutan Guinea Timur, mosaik hutan-sabana Guinea, dan sabana Sudan Barat.[11] Pesisir Togo dicirikan oleh rawa-rawa dan hutan bakau. Negara ini memiliki skor rata-rata Indeks Integritas Lanskap Hutan pada tahun 2019 sebesar 5,88/10, yang menempatkan negara ini pada peringkat ke-92 secara global dari 172 negara.[12]

Setidaknya terdapat lima taman dan cagar alam di Togo: Cagar Alam Abdoulaye, Taman Nasional Fazao Malfakassa, Taman Nasional Fosse aux Lions, Koutammakou,[13] dan Taman Nasional Kéran.

Politik Togo berlangsung dalam kerangka republik semi-presidensial, di mana Presiden Togo adalah kepala negara yang dipilih melalui hak pilih universal, langsung dan rahasia untuk masa jabatan lima tahun.[14] Presiden menunjuk Perdana Menteri yang mengepalai pemerintahan.[15] Kekuasaan legislatif dipegang oleh pemerintah dan parlemen. Majelis Nasional mempunyai 91 anggota, dipilih untuk masa jabatan lima tahun di daerah pemilihan dengan satu kursi.[16] Kekuasaan yudikatif secara teori independen, namun kenyataannya banyak dipengaruhi oleh pemerintah.[17]

Meskipun pemilihan umum multi-partai telah dilaksanakan sejak tahun 1992, politik Togo telah dikendalikan sejak tahun 1963 oleh mendiang Gnassingbé Eyadéma dan putranya, presiden saat ini Faure Gnassingbé. Sistem kepartaian didominasi oleh Reli untuk Rakyat Togo yang otoriter, dan kemudian oleh partai penggantinya, Persatuan untuk Republik. Partai oposisi diperbolehkan, namun secara luas dianggap tidak memiliki peluang nyata untuk memperoleh kekuasaan.[18] Batasan dua kali masa jabatan presiden yang diberlakukan pada tahun 2019, masih membuka jalan untuk Faure Gnassingbé berkuasa pada pemilihan 2020 dan kemungkinan pemilihan 2025.[19] Keluarga Gnassingbé merupakan dinasti yang paling lama bertahan di Afrika.[20]

Hubungan luar negeri

[sunting | sunting sumber]
Negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Togo.
Presiden Togo Faure Gnassingbé bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di New Delhi pada 2018.

Meskipun kebijakan luar negeri Togo non-blok, namun ia memiliki ikatan sejarah dan budaya dengan Eropa Barat, khususnya Prancis dan Jerman. Togo mengakui Republik Rakyat Tiongkok, Korea Utara, dan Kuba. Togo menjalin kembali hubungan dengan Israel pada tahun 1987[21] dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.[22] Togo menjalankan kebijakan luar negeri yang aktif dan berpartisipasi dalam organisasi internasional. Ia khususnya aktif dalam urusan regional Afrika Barat dan Uni Afrika.

Pada tahun 2017, Togo menandatangani perjanjian PBB tentang Larangan Senjata Nuklir.[23] Togo bergabung dengan Persemakmuran Bangsa-Bangsa, bersama dengan Gabon, pada Pertemuan Kepala Pemerintahan Persemakmuran tahun 2022 di Kigali, Rwanda.[24] Dengan bergabung dengan Persemakmuran, Menteri Luar Negeri Robert Dussey mengatakan kepada Reuters, negara tersebut berupaya memperluas "jaringan diplomatik, politik dan ekonomi" dan "menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara Anglofon".[25]

Sebuah Alouette III dengan bendera nasional di bawahnya

Forces Armées Togolaises merupakan angkatan bersenjata di Togo, yang terdiri dari angkatan darat, laut, udara, dan gendarmerie. Total pengeluaran militer selama tahun fiskal 2005 berjumlah 1,6% dari PDB negara tersebut.[1] Pangkalan militer ada di Lomé, Temedja, Kara, Niamtougou, dan Dapaong.[26] Alutsista mereka termasuk alpha jet,[27] tank scorpion,[28] BMP-2,[29] kapal patroli RPB 33,[30] dan lainnya.

Militer Togo memiliki catatan buruk dalam hal campur tangan dalam politik, dengan kudeta dan pembunuhan, dan tindakan keras militer besar-besaran pada tahun 2005 yang menewaskan ratusan orang selama pemilihan presiden. Namun, selama dekade terakhir, Togo telah membuat kemajuan dalam meningkatkan proses demokrasinya, dan terus mengerahkan pasukan penjaga perdamaian ke negara-negara seperti Mali.[31] Pengawal elit presiden Togo dilaporkan dilatih oleh Benjamin Yeaten, seorang komandan militer Liberia dan penjahat perang yang dicari secara internasional.[32][33]

Pembagian administratif

[sunting | sunting sumber]

Togo dibagi menjadi 5 region yang kemudian dibagi lagi menjadi 30 prefektur.

Region Ibu kota Luas
(km2) [34]
Populasi
(sensus 2022)[35]
Prefektur
Centrale Sokodé 13.317 795.529 5
Kara Kara 11.738 985.512 7
Maritime Lomé 6.100 3.534.991 8
Plateaux Atakpamé 16.975 1.635.946 12
Savanes Dapaong 8.470 1.143.520 7
Representasi proporsional ekspor Togo, 2019

Togo merupakan negara termiskin kesembilan belas di dunia menurut Dana Moneter Internasional,[36] dengan pembangunan yang terhambat oleh ketidakstabilan politik, penurunan harga komoditas, dan utang luar negeri. Meskipun industri dan jasa berperan, perekonomian bergantung pada pertanian subsisten, dengan industrialisasi dan perbankan regional mengalami kemunduran besar. Togo menduduki peringkat ke-114 dalam Indeks Inovasi Global pada tahun 2023.[37]

Pertanian adalah “tulang punggung” perekonomian.[9] Kurangnya dana untuk pembelian peralatan irigasi dan pupuk telah menurunkan hasil pertanian. Pertanian menghasilkan 28,2% PDB pada tahun 2012 dan mempekerjakan 49% populasi pekerja pada tahun 2010. Negara ini pada dasarnya mampu swasembada produksi pangan. Produksi peternakan didominasi oleh peternakan sapi.[1][38] Produk ekspor diantaranya kopi, biji kakao, dan kacang tanah. Kapas adalah tanaman komersial.[39] Tanah subur menempati 11,3% wilayah negara, sebagian besar merupakan wilayah maju. Beberapa tanaman pangan adalah singkong, padi melati, jagung dan millet. Beberapa sektor lainnya adalah industri pembuatan bir dan industri tekstil. Harga pasar yang rendah untuk komoditas ekspor utama Togo ditambah dengan situasi politik yang bergejolak pada tahun 1990-an dan 2000-an berdampak negatif terhadap perekonomian.[40]

Penambangan fosfat di Togo

Pertambangan menghasilkan sekitar 33,9% PDB pada tahun 2012 dan mempekerjakan 12% penduduk pada tahun 2010. Negara ini memiliki simpanan fosfat keempat terbesar di dunia, produksinya 2,1 juta ton per tahun. Terdapat cadangan batu kapur, marmer dan garam. Industri menyumbang 20,4% pendapatan nasional Togo, karena terdiri dari industri ringan dan pembangun. Beberapa cadangan batu kapur memungkinkan Togo memproduksi semen.[1][41]

Demografi

[sunting | sunting sumber]
Populasi[7][8]
Tahun Juta
1950 1.4
2000 5.0
2021 8.6

Sensus tahun 2022 menunjukkan jumlah penduduk Togo adalah 8.680.832 jiwa,[42] meningkat dibandingkan pada hasil sensus 2010, di mana penduduk berjumlah 6.191.155 jiwa. Sedangkan sensus yang dilakukan pada tahun 1981 menunjukkan bahwa negara ini memiliki populasi 2.719.567 jiwa. Ibu kotanya, Lomé, berkembang dari 375.499 jiwa pada tahun 1981 menjadi 837.437 jiwa pada tahun 2010. Ketika populasi perkotaan di sekitar prefektur Golfe ditambahkan, Aglomerasi Lomé memiliki 1.477.660 jiwa pada tahun 2010.[43][44]

Para perempuan suku Ewe

Di Togo, terdapat sekitar 40 kelompok etnis yang berbeda, yang paling banyak adalah suku Ewe di selatan yang merupakan 32% dari populasi. Di sepanjang garis pantai selatan, mereka mencakup 21% populasi. Ditemukan juga Kotokoli atau Tem dan Tchamba di tengah dan suku Kabye di utara (22%). Suku Ouatchi adalah 14% dari populasi. Terkadang suku Ewe dan Ouatchi dianggap sama, sedangkan orang Prancis yang mempelajari kedua kelompok tersebut menganggap mereka sebagai orang yang berbeda.[45] Kelompok etnis lainnya termasuk Mina, Mossi, Moba dan Bassar, Tchokossi dari Mangga (sekitar 8%).

Menurut Ethnologue, terdapat 39 bahasa berbeda yang digunakan di negara ini, beberapa di antaranya digunakan oleh komunitas yang jumlah anggotanya kurang dari 100.000 orang.[46] Dari 39 bahasa, satu-satunya bahasa resmi adalah bahasa Prancis. Dua bahasa asli lisan ditetapkan secara politik sebagai bahasa nasional pada tahun 1975 yakni bahasa Ewe dan Kabiyé.[47]

Agama di Togo (Perkiraan Arda 2020)[48]

  Kristen (47.84%)
  Islam (18.36%)
  Tidak beragama (0.23%)
  Lainnya (1.14%)

Togo adalah negara sekuler dan konstitusi negaranya memberikan kebebasan beragama dan beribadah.[49] Menurut laporan kebebasan beragama pemerintah AS tahun 2012, pada tahun 2004 Universitas Lomé memperkirakan bahwa 33% penduduknya menganut animisme tradisional, 28% beragama Katolik Roma, 20% Muslim Sunni, 9% Protestan, 5% Kristen lainnya, dan 5% sisanya orang-orang yang tidak berafiliasi dengan kelompok agama mana pun. Laporan tersebut mencatat bahwa "banyak" umat Kristen dan Muslim terus menjalankan praktik keagamaan tradisional.[50]

Pada tahun 2023, The World Factbook menyatakan bahwa 42,3% penduduknya beragama Kristen dan 14% Muslim, dengan 36,9% menganut kepercayaan tradisional, kurang dari satu persen beragama Hindu, Yahudi, dan penganut agama lain, dan 6,2% tidak berafiliasi.[1]

Katedral Kpalimé di Kpalimé.

Agama Kristen mulai menyebar sejak pertengahan abad ke-15, setelah kedatangan misionaris Katolik Portugal. Jerman memperkenalkan Protestanisme pada paruh kedua abad ke-19 ketika seratus misionaris dari Bremen Missionary Society dikirim ke wilayah pesisir Togo dan Ghana. Umat Protestan di Togo dikenal sebagai "Brema", sebuah perubahan dari kata "Bremen". Setelah Perang Dunia I, para misionaris Jerman harus pergi, yang melahirkan otonomi awal Gereja Evangelis Ewe.[51]

Para wanita Togo sedang menari

Negara ini memiliki budaya yang kaya yang mencerminkan keragaman etnisnya. Seperti masyarakat Afrika lainnya, masyarakat Togo mempunyai tradisi lisan yang kuat. Namun, hanya sedikit upaya yang dilakukan untuk mempromosikan sastra daerah. Sebelum kemerdekaan, ada beberapa penulis Togo yang menggunakan bahasa Prancis. Sejak kemerdekaan, muncul sastra daerah (khususnya Ewe) dengan karya-karya beberapa novelis dan dramawan.[41]

Arsitektur

[sunting | sunting sumber]
Tiga patung dari Togo, ca. 1910

Bangunan-bangunan di Kota Lomé dan wilayah pesisirnya sangat dipengaruhi oleh arsitektur rezim kolonial. Sisa-sisa gedung administrasi Jerman, beberapa katedral dan banyak gereja, serta rumah-rumah pribadi dapat ditemukan di seluruh negeri, meskipun pengaruh Jerman kurang meluas di wilayah utara. Periode Inggris tidak menampilkan inovasi arsitektur, tetapi pemerintahan Prancis selama lebih dari empat puluh tahun meninggalkan jejaknya, yang paling menonjol adalah karya Georges Coustereau. Karya-karya orang Prancis ini dapat ditemukan di seluruh negeri dan termasuk monumen kemerdekaan nasional dan gereja yang tidak biasa di kota kecil Kpele-Ele.[52]

Batik kain celup di pusat kerajinan Kloto mewakili pemandangan kehidupan sehari-hari kuno yang penuh gaya dan berwarna. Cawat yang digunakan dalam upacara tisserands Assahoun sangat terkenal. Karya pelukis Sokey Edorh terinspirasi oleh hamparan gersang yang sangat luas, tersapu oleh harmonisa, dan tempat di mana batu laterit menyimpan jejak manusia dan hewan. Teknisi plastik Paul Ahyi diakui secara internasional saat ini. Dia mempraktikkan "zota", semacam ukiran piro, dan pencapaian monumentalnya menghiasi Lomé.[53]

Tim nasional sepak bola Togo

Sepak bola merupakan olahraga terpopuler di negara ini.[54] Olahraga ini dinaungi oleh Federasi Sepak Bola Togo. Asosiasi ini mengelola tim sepak bola nasional, serta Liga Premier. Bola basket adalah "olahraga kedua yang paling banyak dilakukan" di Togo.[55] Togo menampilkan tim nasional voli pantai yang berkompetisi di Piala Kontinental Bola Voli Pantai CAVB 2018-2020 di bagian putra.[56] Olahraga populer lainnya termasuk bola tangan, atletik, tinju, dan judo. Pemerintah telah banyak berinvestasi pada infrastruktur dan fasilitas olahraga, dan negara ini telah menjadi tuan rumah beberapa acara olahraga internasional.[57]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e "Explore all countries–Togo". World Fact Book. Diakses tanggal 24 Oktober 2022. 
  2. ^ a b "Report for Selected Countries and Subjects". www.imf.org. 
  3. ^ "Gini Index". World Bank. Diakses tanggal 16 July 2021. 
  4. ^ Human Development Report 2020 The Next Frontier: Human Development and the Anthropocene (PDF). United Nations Development Programme. 15 December 2020. hlm. 343–346. ISBN 978-92-1-126442-5. Diakses tanggal 16 December 2020. 
  5. ^ a b "Republic of Togo". Islamic Development Bank (dalam bahasa Inggris). 18 November 1998. Diakses tanggal 26 January 2021. 
  6. ^ a b "Togo country profile". BBC News. 24 February 2020. Diakses tanggal 27 January 2021. 
  7. ^ a b "World Population Prospects 2022". Divisi Populasi Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa. Diakses tanggal 17 Juli 2022. 
  8. ^ a b "World Population Prospects 2022: Demographic indicators by region, subregion and country, annually for 1950-2100" (XSLX) ("Total Populasi, per 1 Juli (ribuan)"). Divisi Populasi Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa. Diakses tanggal 17 Juli 2022. 
  9. ^ a b c d "Togo (Partner) – International Cultural Youth Exchange". International cultural youth exchange. Diakses tanggal 27 January 2021. 
  10. ^ "Togo", The World Factbook (dalam bahasa Inggris), Central Intelligence Agency, 2023-01-11, diakses tanggal 2023-01-13 
  11. ^ Dinerstein, Eric; et al. (2017). "An Ecoregion-Based Approach to Protecting Half the Terrestrial Realm". BioScience. 67 (6): 534–545. doi:10.1093/biosci/bix014alt=Dapat diakses gratis. ISSN 0006-3568. PMC 5451287alt=Dapat diakses gratis. PMID 28608869. 
  12. ^ Grantham, H. S.; et al. (2020). "Anthropogenic modification of forests means only 40% of remaining forests have high ecosystem integrity - Supplementary Material". Nature Communications. 11 (1): 5978. doi:10.1038/s41467-020-19493-3alt=Dapat diakses gratis. ISSN 2041-1723. 
  13. ^ "Koutammakou, the Land of the Batammariba". UNESCO World Heritage Centre (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 27 January 2021. 
  14. ^ Article 59 of the Constitution of 1992.
  15. ^ Article 66 of the Constitution of 1992.
  16. ^ "Historique de l'Assemblée nationale - ..::Assemblée Nationale Togolaise::". www.assemblee-nationale.tg. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 June 2019. Diakses tanggal 15 January 2022. 
  17. ^ Wambua, Pauline M. and Carolyn Logan (2017). "Togo's judicial system marked by popular distrust, perceptions of corruption". Afro Barometer. 
  18. ^ "Togo". Freedom House. 
  19. ^ Cook, Candace; Siegle, Joseph. "Circumvention of Term Limits Weakens Governance in Africa". Africa Center for Strategic Studies. 
  20. ^ "Togo's dynasty lives on". IPS. 28 February 2020. Diakses tanggal 14 July 2021. 
  21. ^ Africa Today. Africa Journal Limited. 1991. hlm. 1860. 
  22. ^ "President visits Israel". country.eiu.com. Diakses tanggal 30 December 2018. 
  23. ^ "Chapter XXVI: Disarmament – No. 9 Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons". United Nations Treaty Collection. 7 July 2017. 
  24. ^ Turner, Camilla (2022-06-22). "Togo and Gabon to become newest members of Commonwealth this week". The Daily Telegraph (dalam bahasa Inggris). ISSN 0307-1235. Diakses tanggal 2022-06-29. 
  25. ^ Lawson, Alice (2022-06-24). "Togo sees Commonwealth entry as pivot to English-speaking world". Reuters (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-07-01. 
  26. ^ "Organisation des Forces Armées". www.forcesarmees.tg. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 March 2011. Diakses tanggal 15 April 2011. 
  27. ^ "Togolese Air Force acquires CN235". defenceweb.co.za. 29 August 2012. Diakses tanggal 5 July 2015. 
  28. ^ "Arms Trade Register". SIPRI. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 April 2010. Diakses tanggal 22 June 2012. 
  29. ^ "Togolese Army". www.armyrecognition.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-01. Diakses tanggal 2011-04-05. 
  30. ^ "Togo gets third defender patrol boat". IHS Jane's 360. 7 July 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 January 2018. Diakses tanggal 31 August 2014. 
  31. ^ Kruger, Anton & Guy Martin (24 Januari 2014). "Togolese Armed Forces". Defence Web. 
  32. ^ Thomas T. Johnson (9 January 2017). "Yeaten Helping Jammeh?". Liberian Observer. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 January 2017. Diakses tanggal 31 May 2017. 
  33. ^ "Liberia: FBI Dragnet Closes On Yeaten". AllAfrica. 22 June 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 May 2017. Diakses tanggal 31 May 2017. 
  34. ^ Togo at GeoHive Diarsipkan 2016-07-01 di Wayback Machine.
  35. ^ "Togo: Administrative Division (Regions and Prefectures) - Population Statistics, Charts and Map". www.citypopulation.de. Diakses tanggal 2024-01-28. 
  36. ^ "Poorest Countries in the World 2024". Global Finance Magazine. Diakses tanggal 2024-03-25. 
  37. ^ WIPO. "Global Innovation Index 2023, 15th Edition". www.wipo.int (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-10-29. 
  38. ^ Joelle Businger. "Getting Togo's Agriculture Back on Track, and Lifting Rural Families Out of Poverty Along the Way". 
  39. ^ "The Fact File". factfile.org. 19 January 2017. Diakses tanggal 2018-08-06. 
  40. ^ "Britannica". Britannica.org. Diakses tanggal 2017-08-26. 
  41. ^ a b "Togo | Location, History, Population, & Facts". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-02-20. 
  42. ^ "Population Togo - evolution population Togo - Pyramide des âges - age median - demographie - chiffres". 
  43. ^ [RGPH4 Recensement Général de la Population 2010]. Direction Générale de la Statistique et de la Comptabilité Nationale
  44. ^ Données de Recensement. Direction Générale de la Statistique et de la Comptabilité Nationale
  45. ^ Khan, M. Ali; Sherieff, A.; Balakishan, A. (2007). Encyclopedia of world geography. Sarup & Sons. hlm. 255. ISBN 978-81-7625-773-2. 
  46. ^ "Languages of Togo". Ethnologue.com. Diakses tanggal 31 October 2010. 
  47. ^ "Country Profile | The Islamic Chamber of Commerce , Industry and Agriculture (ICCIA)". iccia.com. Diakses tanggal 27 January 2021. 
  48. ^ "Religions in Togo | Arda". www.globalreligiousfutures.org. Diakses tanggal 17 October 2020. 
  49. ^ "Togo 2021 International Religious Freedom Report" (PDF). Office of International Religious Freedom. 2021. Diakses tanggal March 17, 2023. 
  50. ^ "Togo 2012 International Religious Freedom Report" (PDF). 2009-2017 Archive for the U.S. Department of State (dalam bahasa Inggris). Bureau of Democracy, Human Rights, and Labor. 2012. hlm. 1. Diakses tanggal 17 March 2023. 
  51. ^ Decalo, Samuel (1996). Historical Dictionary of Togo. Scarecrow Press. hlm. 74. ISBN 9780810830738. 
  52. ^ "Togo". World Culture Encyclopedia. 
  53. ^ "The culture of Togo". www.worldatlas.com. 
  54. ^ "Sport in Togo". Top end Sports. 
  55. ^ Kayi Lawson (28 May 2021). "Le basketball, une discipline en quêtes de moyen et de vocations au Togo". VOA Afrique (dalam bahasa French). Diakses tanggal 7 August 2021. 
  56. ^ "Continental Cup Finals start in Africa". FIVB. 22 June 2021. Diakses tanggal 7 August 2021. 
  57. ^ "Togo". Verlete.com. 

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Negara dan Bangsa Jilid 1: Afrika. Jakarta: Widyadara. 1988. ISBN 979-8087-00-3.  (Indonesia)
  • Bullock, A L C, Germany's Colonial Demands (Oxford University Press, 1939).
  • Gründer, Horst, Geschichte der deutschen Kolonien, 3. Aufl. (Paderborn, 1995).
  • Mwakikagile, Godfrey, Military Coups in West Africa Since The Sixties (Nova Science Publishers, Inc., 2001).
  • Packer, George, The Village of Waiting (Farrar, Straus and Giroux, 1988).
  • Piot, Charles, Nostalgia for the Future: West Africa After the Cold War (University of Chicago Press, 2010).
  • Schnee, Dr. Heinrich, German Colonization, Past and Future - the Truth about the German Colonies (George Allen & Unwin, 1926).
  • Sebald, Peter, Togo 1884 bis 1914. Eine Geschichte der deutschen "Musterkolonie" auf der Grundlage amtlicher Quellen (Berlin, 1987).
  • Seely, Jennifer, The Legacies of Transition Governments in Africa: The Cases of Benin and Togo (Palgrave Macmillan, 2009).
  • Zurstrassen, Bettina, "Ein Stück deutscher Erde schaffen". Koloniale Beamte in Togo 1884-1914 (Frankfurt/M., Campus, 2008) (Campus Forschung, 931).

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]