Lompat ke isi

Koba, Bangka Tengah: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 2°29′56″S 106°24′15″E / 2.498972°S 106.404060°E / -2.498972; 106.404060
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel, removed stub tag
(18 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Dati3
{{kecamatan
|nama=Koba
|nama =Koba
|dati2=Kabupaten
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2=Bangka Tengah
|nama dati2 =Bangka Tengah
|provinsi =Kepulauan Bangka Belitung
|luas=391,56 km²
|coordinates ={{coord|-2.498972|106.404060|source:wikidata|display=title, inline}}
|penduduk=37.269 jiwa
|pushpin_map =Indonesia Bangka Belitung#Indonesia Sumatra#
|kelurahan=11
|luas =347,03
|nama camat=Drs. Irwan
|penduduk =43266
|kepadatan=95,18 jiwa/km²
|penduduktahun=[[2021]]
|provinsi=Kepulauan Bangka Belitung
|pendudukref =<ref name="DUKCAPIL"/>
|kelurahan =5 [[kelurahan]]<br> 6 [[desa]]
|nama camat =Ahmad muslimin, SE
|kepadatan =125
}}
}}
'''Koba''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Bangka Tengah]], [[Kepulauan Bangka Belitung]], [[Indonesia]].


'''Koba''' adalah [[ibu kota]] [[Kabupaten Bangka Tengah]] yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari [[Kabupaten Bangka Tengah]]. Koba juga merupakan sebuah wilayah [[kecamatan]] yang berada di [[Kabupaten Bangka Tengah]], yang berada di pulau [[Pulau Bangka|Bangka]], provinsi [[Kepulauan Bangka Belitung]], [[Indonesia]]. Pada tahun [[2021]], jumlah penduduk kecamatan Koba sebanyak 43.266 [[jiwa]], dengan kepadatan 125 jiwa/km².<ref name="DUKCAPIL"/>
'''Nama-nama Desa/Kelurahan:'''
# [[Kelurahan Koba]]
# [[Kelurahan Arung Dalam]]
# [[Kelurahan Berok]]
# [[Kelurahan Padang Mulya]]
# [[Kelurahan Simpang Perlang]]
# [[Desa Guntung]]
# [[Desa Kurau]]
# [[Desa Kurau Barat]]
# [[Desa Terentang III]]
# [[Desa Penyak]]
# [[Desa Nibung]]


== Sejarah ==
Perdebatan tentang asal usul penggunaan kata Koba sama dengan perdebatan tentang penggunaan kata Bangka yang sampai sekarang belum usai. Sedikit berbeda dengan perdebatan pada asal usul penggunaan kata Bangka, perdebatan seputar penggunaan kata Koba tidak terjadi dalam ranah perdebatan ilmiah dengan keberadaan bukti-bukti fisik, melainkan pada tutur lisan.

Setidaknya ada dua versi penggunaan asal usul kata Koba. Versi pertama mengatakan bahwa kata Koba berasal dari sebuah kapal Cina pada masa awal penambangan timah dan kemudian berlabuh di Sungai Berok. Kapal Cina yang disebut wangkang tersebut bernama Kobe. Wangkang Kobe tersebut kemudian tenggelam di sekitar Sungai Berok yang sejak ratusan tahun lalu tidak terlacak lagi keberadaan reruntuhannya. Lama-kelamaan nama wangkang Kobe tersebut lalu berubah menjadi nama kampung yang karena perjalanan waktu dan perubahan dialek berubah menjadi kata Koba dan dikenal sampai sekarang.

Versi kedua mengatakan bahwa kata Koba berasal dari nama pohon asam yang berbuah besar (bulat seperti mangga) dan banyak terdapat di kampung ini. Karena ke-khas-annya tersebut, maka kampung ini disebut dengan Kampung Koba. Pendapat ini didukung oleh banyak tokoh masyarakat Koba yang diwawancari oleh peneliti.

Bisa dipastikan bahwa riwayat perdebatan penggunaan kata Koba tersebut sudah terjadi sejak sebelum abad ke-18 karena bukti tertua yang berhasil peneliti dapatkan sudah menyebut kampung ini dengan kata Koba. Bukti fisik pertama dan utama yang menunjukkan penggunaan kata Koba adalah sebuah peta yang berangka tahun 1820 yang dibuat oleh Kerajaan Inggris. Peta tua lain adalah sebuah peta Belanda yang dibuat pada tahun 1845 yang juga sudah menyebut kata Koba.

Kedua peta tersebut sudah dengan jelas menyebut kata Koba, walaupun banyak tempat dalam peta tersebut yang masih disebut berbeda dengan yang dikenal sekarang ini, misalnya peta yang dibuat Inggris masih menyebut Pangkalpinang dengan Pangkal Bulo, Tanjung Berikat dengan Tg Barkat, Puding dengan M Puding, Toboali dengan Stoeade of Tubuh Ali. Sedangkan pada peta yang dibuat oleh Belanda juga masih menyebut banyak kampung dengan kata yang berbeda dengan sekarang, misalnya Guntung dengan Gontang, Puding dengan Pading, Penyak dengan Penjieak, Kurau dengan Koerouw, Namang dengan Namen, Sungai Selan dengan Soengi Slan, dan sebagainya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata Koba sudah dikenal pada masa penjajahan Belanda dan berkuasanya Inggris. Namun dari kedua bukti fisik tersebut, tidak ada angka tanggal yang tercantum. Meski demikian, kata Koba yang tercantum pada kedua peta tua tersebut tentu saja mengambil referensi dari penggunaan kata yang digunakan oleh masyarakat setempat.

Kata Koba dengan demikian tetap harus dikembalikan pada kedua versi tersebut di atas. Namun mengingat kedatangan para penambang dan pedagang Cina yang datang hampir bersamaan dengan Belanda, maka versi Wangkang Kobe tampaknya belum menjadi pakem yang lama, padahal bisa dipastikan kata Koba pada masa peta tersebut dibuat sudah menjadi pakem. Dengan demikian, tutur lisan yang mengatakan bahwa kata Koba berasal dari pohon asam Koba yang dulu banyak terdapat di kampung ini dapat lebih diterima.

Penggunaan kata Koba juga tampaknya didukung oleh fakta bahwa masyarakat Pulau Bangka banyak menggunakan nama-nama pohon untuk menyebut sebuah nama tempat, lihat misalnya Terentang, Jelutung, Pangkalbuluh, Pangkalpinang, dan sebagainya. Dengan demikian, penggunaan kata Koba juga dapat diidentifikasi sebagai bagian dari kebiasaan tersebut, yaitu nama dari sebuah pohon asam. Oleh karena itu, penggunaan kata Koba pada versi ini dipastikan sudah berlangsung cukup lama, dituturkan secara lisan, dan masih diyakini oleh generasi tua yang hidup pada masa sekarang ini. (Sumber: Buku Sejarah Hari Lahir Koba)

== Pemerintahan ==
=== Desa/kelurahan ===
{{col|3}}
# [[Koba, Koba, Bangka Tengah|Koba]]
# [[Arung Dalam, Koba, Bangka Tengah|Arung Dalam]]
# [[Berok, Koba, Bangka Tengah|Berok]]
# [[Padang Mulya, Koba, Bangka Tengah|Padang Mulya]]
# [[Simpang Perlang, Koba, Bangka Tengah|Simpang Perlang]]
# [[Guntung, Koba, Bangka Tengah|Guntung]]
# [[Kurau, Koba, Bangka Tengah|Kurau]]
# [[Kurau Barat, Koba, Bangka Tengah|Kurau Barat]]
# [[Terentang III, Koba, Bangka Tengah|Terentang III]]
# [[Penyak, Koba, Bangka Tengah|Penyak]]
# [[Nibung, Koba, Bangka Tengah|Nibung]]
{{EndDiv}}

== Demografi ==
[[File:邦加島高木錫安堂 GPIB Jemaat Sion Koba Bangka.jpg|thumb|right|GPIB Jemaat Sion Koba]]
=== Suku ===
Di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, warga memiliki beragam suku bangsa dan agama. Komunitas paling banyak ialah suku [[Suku Melayu|Melayu Bangka]] dan [[Suku Sawang|Sawang]], dan ada juga [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]].<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://www.senibudayaku.com/2018/12/suku-bangsa-bangka-belitung.html|title=Suku Bangsa Bangka Belitung|website=www.senibudayaku.com|accessdate=6 Agustus 2021}}</ref> Selebihnya adalah suku pendatang dari luar pulau Bangka Belitung, seperti suku [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minang]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Minahasa|Minahasa]], [[Suku Bugis|Bugis]], dan suku lainnya.<ref name="SUKU"/>

=== Agama ===
Sementara itu, agama yang dianut juga beragam. Berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] tahun [[2021]], adapun persentasi penduduk kecamatan Koba menurut agama yang dianut ialah [[Islam]] 89,71%, kemudian [[Kristen]] 5,18% dimana [[Protestan]] 2,67% dan [[Katolik]] 2,51%. Pemeluk agama [[Agama Buddha|Buddha]] 2,66%, [[Agama Konghucu|Konghucu]] 2,43% dan selebihnya beragama [[Hindu]] 0,02%.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=6 Agustus 2021|format=visual}}</ref>

== Referensi ==
{{Reflist}}

== Pranala luar ==
{{Koba, Bangka Tengah}}
{{Kabupaten Bangka Tengah}}
{{Kabupaten Bangka Tengah}}


{{Authority control}}
{{kecamatan-stub}}


[[Kategori:Ibu kota kabupaten di Kepulauan Bangka Belitung]]
[[en:Koba, Indonesia]]
[[map-bms:Koba, Bangka Tengah]]
[[ms:Koba, Bangka Tengah]]

Revisi per 30 Desember 2023 19.16

Koba
Koba di Bangka Belitung
Koba
Koba
Peta lokasi Kecamatan Koba
Koba di Sumatra
Koba
Koba
Koba (Sumatra)
Koordinat: 2°29′56″S 106°24′15″E / 2.498972°S 106.404060°E / -2.498972; 106.404060
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Bangka Belitung
KabupatenBangka Tengah
Pemerintahan
 • CamatAhmad muslimin, SE
Luas
 • Total347,03 km2 (133,99 sq mi)
Populasi
 • Total43.266 jiwa
 • Kepadatan125/km2 (320/sq mi)
Kode Kemendagri19.04.01 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan5 kelurahan
6 desa

Koba adalah ibu kota Kabupaten Bangka Tengah yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari Kabupaten Bangka Tengah. Koba juga merupakan sebuah wilayah kecamatan yang berada di Kabupaten Bangka Tengah, yang berada di pulau Bangka, provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia. Pada tahun 2021, jumlah penduduk kecamatan Koba sebanyak 43.266 jiwa, dengan kepadatan 125 jiwa/km².[1]

Sejarah

Perdebatan tentang asal usul penggunaan kata Koba sama dengan perdebatan tentang penggunaan kata Bangka yang sampai sekarang belum usai. Sedikit berbeda dengan perdebatan pada asal usul penggunaan kata Bangka, perdebatan seputar penggunaan kata Koba tidak terjadi dalam ranah perdebatan ilmiah dengan keberadaan bukti-bukti fisik, melainkan pada tutur lisan.

Setidaknya ada dua versi penggunaan asal usul kata Koba. Versi pertama mengatakan bahwa kata Koba berasal dari sebuah kapal Cina pada masa awal penambangan timah dan kemudian berlabuh di Sungai Berok. Kapal Cina yang disebut wangkang tersebut bernama Kobe. Wangkang Kobe tersebut kemudian tenggelam di sekitar Sungai Berok yang sejak ratusan tahun lalu tidak terlacak lagi keberadaan reruntuhannya. Lama-kelamaan nama wangkang Kobe tersebut lalu berubah menjadi nama kampung yang karena perjalanan waktu dan perubahan dialek berubah menjadi kata Koba dan dikenal sampai sekarang.

Versi kedua mengatakan bahwa kata Koba berasal dari nama pohon asam yang berbuah besar (bulat seperti mangga) dan banyak terdapat di kampung ini. Karena ke-khas-annya tersebut, maka kampung ini disebut dengan Kampung Koba. Pendapat ini didukung oleh banyak tokoh masyarakat Koba yang diwawancari oleh peneliti.

Bisa dipastikan bahwa riwayat perdebatan penggunaan kata Koba tersebut sudah terjadi sejak sebelum abad ke-18 karena bukti tertua yang berhasil peneliti dapatkan sudah menyebut kampung ini dengan kata Koba. Bukti fisik pertama dan utama yang menunjukkan penggunaan kata Koba adalah sebuah peta yang berangka tahun 1820 yang dibuat oleh Kerajaan Inggris. Peta tua lain adalah sebuah peta Belanda yang dibuat pada tahun 1845 yang juga sudah menyebut kata Koba.

Kedua peta tersebut sudah dengan jelas menyebut kata Koba, walaupun banyak tempat dalam peta tersebut yang masih disebut berbeda dengan yang dikenal sekarang ini, misalnya peta yang dibuat Inggris masih menyebut Pangkalpinang dengan Pangkal Bulo, Tanjung Berikat dengan Tg Barkat, Puding dengan M Puding, Toboali dengan Stoeade of Tubuh Ali. Sedangkan pada peta yang dibuat oleh Belanda juga masih menyebut banyak kampung dengan kata yang berbeda dengan sekarang, misalnya Guntung dengan Gontang, Puding dengan Pading, Penyak dengan Penjieak, Kurau dengan Koerouw, Namang dengan Namen, Sungai Selan dengan Soengi Slan, dan sebagainya.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kata Koba sudah dikenal pada masa penjajahan Belanda dan berkuasanya Inggris. Namun dari kedua bukti fisik tersebut, tidak ada angka tanggal yang tercantum. Meski demikian, kata Koba yang tercantum pada kedua peta tua tersebut tentu saja mengambil referensi dari penggunaan kata yang digunakan oleh masyarakat setempat.

Kata Koba dengan demikian tetap harus dikembalikan pada kedua versi tersebut di atas. Namun mengingat kedatangan para penambang dan pedagang Cina yang datang hampir bersamaan dengan Belanda, maka versi Wangkang Kobe tampaknya belum menjadi pakem yang lama, padahal bisa dipastikan kata Koba pada masa peta tersebut dibuat sudah menjadi pakem. Dengan demikian, tutur lisan yang mengatakan bahwa kata Koba berasal dari pohon asam Koba yang dulu banyak terdapat di kampung ini dapat lebih diterima.

Penggunaan kata Koba juga tampaknya didukung oleh fakta bahwa masyarakat Pulau Bangka banyak menggunakan nama-nama pohon untuk menyebut sebuah nama tempat, lihat misalnya Terentang, Jelutung, Pangkalbuluh, Pangkalpinang, dan sebagainya. Dengan demikian, penggunaan kata Koba juga dapat diidentifikasi sebagai bagian dari kebiasaan tersebut, yaitu nama dari sebuah pohon asam. Oleh karena itu, penggunaan kata Koba pada versi ini dipastikan sudah berlangsung cukup lama, dituturkan secara lisan, dan masih diyakini oleh generasi tua yang hidup pada masa sekarang ini. (Sumber: Buku Sejarah Hari Lahir Koba)

Pemerintahan

Desa/kelurahan

Demografi

GPIB Jemaat Sion Koba

Suku

Di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, warga memiliki beragam suku bangsa dan agama. Komunitas paling banyak ialah suku Melayu Bangka dan Sawang, dan ada juga Tionghoa.[2] Selebihnya adalah suku pendatang dari luar pulau Bangka Belitung, seperti suku Jawa, Sunda, Batak, Minang, Aceh, Minahasa, Bugis, dan suku lainnya.[2]

Agama

Sementara itu, agama yang dianut juga beragam. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, adapun persentasi penduduk kecamatan Koba menurut agama yang dianut ialah Islam 89,71%, kemudian Kristen 5,18% dimana Protestan 2,67% dan Katolik 2,51%. Pemeluk agama Buddha 2,66%, Konghucu 2,43% dan selebihnya beragama Hindu 0,02%.[1]

Referensi

  1. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 6 Agustus 2021. 
  2. ^ a b "Suku Bangsa Bangka Belitung". www.senibudayaku.com. Diakses tanggal 6 Agustus 2021. 

Pranala luar