Pulau Solor: Perbedaan antara revisi
Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
|||
(33 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
⚫ | |||
'''Solor''' adalah sebuah pulau yang terletak di |
'''Pulau Solor''' adalah sebuah [[pulau]] yang terletak di [[Kepulauan Nusa Tenggara]]. Pulau ini terletak di sebelah timur dari [[Pulau Flores]]. Pulau ini dibatasi oleh [[Selat Lowotobi]] di barat, [[Selat Solor]] di utara, [[Selat Lamakera]] di timur, serta [[Laut Sawu]] di selatan. |
||
Secara administratif, Pulau Solor termasuk wilayah [[Kabupaten Flores Timur]], Provinsi [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]. Pulau ini merupakan satu di antara dua pulau utama pada kepulauan di wilayah Kabupaten Flores Timur. Pulau Solor sendiri terdiri dari |
Secara administratif, Pulau Solor termasuk wilayah [[Kabupaten Flores Timur]], Provinsi [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]. Pulau ini merupakan satu di antara dua pulau utama pada kepulauan di wilayah Kabupaten Flores Timur. Pulau Solor sendiri terdiri dari tiga kecamatan: [[Solor Barat, Flores Timur|Solor Barat]], [[Solor Timur, Flores Timur|Solor Timur]] dan [[Solor Selatan, Flores Timur|Solor Selatan]]. |
||
Para penduduk pribumi adalah [[suku Lamaholot]] berbahasa [[bahasa Lamaholot|Lamaholot]] dan [[bahasa Adonara|Adonara]]. |
|||
Sejak tahun 1999, masyarakat Solor wilayah selatan beraspirasi untuk memekarkan kecamatan baru dengan nama Kecamatan Solor Selatan dengan pusat pemerintahan di Desa Kalike. Aspirasi ini, setelah mencuat selama kurang lebih 5 tahun, akhirnya mandek di Bale Rakyat Flores Timur. Pada tahun 2006 Flores Timur membentuk lima kecamatan baru, namun tidak termasuk Kecamatan Solor Selatan. |
|||
== |
== Sejarah == |
||
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Gezicht uit het fort van Solor op Tedoenara TMnr 60033462.jpg|jmpl|Reruntuhan benteng di Solor pada tahun 1930-an]] |
|||
{{sub-rapikan}} |
|||
Pada tahun 1555-1603, sejumlah [[Pastor]] [[Portugal|Portugis]] dari [[Ordo Dominikan]] membangun sebuah benteng di pulau Solor.<ref>[https://travel.kompas.com/read/2012/10/22/20372773/benteng.lohayong.cikal.bakal.misi.portugis.di.flores."Benteng Lohayong, Cikal Bakal Misi Portugis di Flores"]. ''travel.kompas.com''. Diakses terakhir tanggal 21 Oktober 2018, jam 22:22 WITA.</ref> Misi Katolik Portugis di daratan [[Pulau Flores]] dan sekitarnya berawal dari benteng itu. Benteng itu disebut ”Port Henricus XVII”, merupakan bagian dari ziarah religius ”Semana Santa” di [[Larantuka]], Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. |
|||
⚫ | |||
Pulau Solor yang berbatu-batu....., |
|||
menerima batu dipemandangan....., |
|||
tapi bukan begitu orangnya...., |
|||
manis merdu hatinya....., |
|||
holiyo holiyo holiyo. |
|||
[[Persekutuan Solor Watan Lema]] atau ''Negeri Lima Pantai'' merupakan sebuah [[federasi|persekutuan]] lima [[kerajaan]] kecil yang dibangun oleh masyarakat [[Muslim]] yang membuat persekutuan untuk melawan [[Kolonialisme Portugis di Indonesia|Kolonial Portugis]] di Pulau Solor dan wilayah sekitar.<ref>{{cite web|url=https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/solor-island/persekutuan-solor-watan-lema/|title=Persekutuan Solor Watan Lema|website=sultansinindonesieblog.wordpress.com|access-date=12 Agustus 2022|language=id}}</ref> |
|||
ini adalah sebuah lagu yang selalu dinyanyikan oleh orang Solor. Memang Solor itu identik dengan batu, dan orang Solor, identik dengan orang miskin. Tapi ada banyak hal menarik dari Pulau Solor dan orang Solor. Pulaunya gersang, tapi orangnya tidak gersang. orang solor tidak suka konflik, hidup damai aman secara alami sejak nenek moyang. Kami miskin, tapi kami saling menolong dalam merajut kehidupan ekonomi. kekerabatan, kegotong royongan, opun pain kaka arin ina bine tiu tia, dadi wae, saling menghargai sesuai status sosialnya masing-masing. pembangunan di Solor akhir-akhir ini sudah mulai disentuh oleh Pemda Flotim. Banyak Obyek wisata belum dijamah secara optimal oleh Pemerintah. Keaslian orang Solor masih nampak dalam merayakan ritus-ritus adat yang diwariskan oleh Nenek Moyang kami. Di desa Kalike, yang sekarang sudah dimekarkan menjadi dua desa yaitu Kalike sendiri sebagai desa induk dan Kalike Aimatan menjadi desa binaan, masyarakatnya masih sangat setia merayakan ritus-ritus adat tahunan. Ada seremoni Seru Padu (Bakar Damar) di desa Kalike, ada seremoni Lako Wata, Berauk di desa kalike Aimatan, melibatkan masyarakat adat (ata ribu ata ratu). Selain itu Setiap Suku mempunyai ritus tahunan masing-masing. Para Peminat Budaya, atau Pariwisata, bisa melakukan penelitian atau peninjauan lapangan ke dua Desa tersebut.Kedua Desa ini juga memilikiTuan tanah (Tua Adat) masing-masing, di desa Kalike,Tua Adatnya adalah Suku Herin dan desa kalike aimatan adalah suku Kolin. Kedua Suku ini menempati Rumah induk (langobelen) pada masing-masing komunitas adat. Kampung Asli warisan nenek moyang, Rumah-rumah suku, Koke bale dan Nuba Nara masih dipelihara dan dijaga secara baik. (Drs. Adrianus K. Herin, MM-Bappeda Flores Timur) |
|||
Solor memang pulau kecil tetapi dinamika kehidupan masyarakatnya berkembang cukup pesat.Dinamika itu didukung oleh kebiasaan merantau ke Malaysia.Mereka yang pernah merantau ke malaysia sekembalinya membawa sejumlah uang yang dapat dipakai untuk modal untuk menggerakan ekonomi rakyat. sayangnya karena kurangnya pengetahuan dan pendampingan dari instansi terkait akhirnya banyak usaha yang mereka lakukan akhirnya bangkrut dengan sendirinya. Solor memang gersang tetapi memiliki potensi laut yang menjanjikan untuk mempertinggi ekonomi masyarakat. Sayangnya sampai sekarang potensi laut itu belum mendapat perhatian yangt serius dari pemerintah setempat.( LH JKT ) |
|||
Berikut ini kerajaan yang tergabung dalam persekutuan; |
|||
Desa Kalike adalah sebuah desa yang terletak di bagian tengah pulau Solor, tetapi masuk dalam distrik kecamatan Solor Barat. Sebelum menjadi Desa gaya baru seperti yang kita kenal sekarang ini, desa ini bermula dari dua kampung kecil yakni Lewolo dan Lamagohang, yang letaknya berdekatan di daerah pegunungan. Tahun 1969 kedua kampung ini, berpindah dari gunung dan menetap di pinggir pantai, dan selanjutnya dilebur menjadi satu desa dengan nama Desa Kalike. Nama Kalike sebenarnya diambil dari nama sebuah tempat di pantai, tempat para nelayan menunggu waktu yang tepat untuk melaut atau beristirahat sejenak setelah melaut. Lokasi desa Kalike persis di tempat yang diberi nama Kalike tersebut. |
|||
*[[Kerajaan Lohayong]] di Pulau Solor |
|||
Tiga puluh sembilan tahun sudah desa ini sudah menjadi desa gaya baru.Bila dibanding |
|||
*[[Kerajaan Lamakera]] di Pulau Solor |
|||
kan dengan keadaan pada mulanya, maka harus diakui bahwa ada kemajuan yang luar biasa. Ciri masyarakat pertanian, memang masih sangat nampak, karena hanya tanah lah yang menjadi tempat mereka menggantungkan nafkah kehidupan mereka. Walaupun demikian |
|||
*[[Kerajaan Lamahala]] di [[Pulau Adonara]] |
|||
pola serta gaya hidup mereka sudah berkembang menuju ke masyarakat yang bergaya hi |
|||
*[[Kerajaan Terong]] di Pulau Adonara |
|||
dup yang lebih modern. Namun semakin tahun masyarakatnya semakin cemas tentang nasib mereka di masa depan. Iklim yang tidak menentu, ditambah semakin tandusnya lahan garapan, membuat mereka berpikir untuk beralih profesi, atau menjalankan usaha apa |
|||
*[[Kerajaan Labala]] di [[Pulau Lembata]] |
|||
saja yang bisa meningkatkan kesejahteran hidup mereka. Karena itu, perhatian dan dukungan pemerintah setempat tentunya sangat dibutuhkan, berupa penyuluhan dan pelatihan-pelatihan. Selain itu bagi putra putri asli desa Kalike yang memiliki wawasan dan pengetahuan serta keprihatinan, sangat diharapkan sumbangan pendapatnya |
|||
untuk mebangun kampung halaman ( Lewo Tanah ) kita yang tercinta ini.(LH JKT ) |
|||
== Pemerintahan == |
|||
KEPRIHATINAN pUTRA sOLOR. |
|||
Pulau Solor terbagi dalam 3 kecamatan, yaitu:<ref>Biro Pusat Statistik, Jakarta, 2011. |
|||
Lama di daerah rantau, selalu saja ada kerinduan untuk berlibur ke kampung halaman. Karena itu saya selalu berkesempatan untuk berlibur setiap empat atau lima tahun. Hal itu saya lakukan untuk melepas kerinduan terhadap kampung halaman dan sanak keluarga, dan juga sekedar |
|||
melepas kepenatan setelah dipusingkan dengan berbagai masalah pekerjaan dan beban hidup di kota besar. |
|||
</ref> |
|||
{| class="sortable wikitable" |
|||
|- |
|||
! Nama Kecamatan || Luas (km<sup>2</sup>) || Penduduk (2010) |
|||
!Penduduk (2022)<ref>{{Cite web|last=Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores TImur|title=Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores TImur|url=https://florestimurkab.bps.go.id/|website=florestimurkab.bps.go.id|access-date=22 Desember 2022}}</ref> |
|||
|- |
|||
| Solor Barat|| align="right"|120.7||align="right"|9,321 |
|||
|11,839 |
|||
|- |
|||
| Solor Selatan || align="right"|29.4||align="right"|4,841 |
|||
|7,236 |
|||
|- |
|||
| Solor Timur|| align="right"|67.7||align="right"|12,879 |
|||
|17,283 |
|||
|- |
|||
| '''Pulau Solor'''|| align="right"|''217.8''||align="right"|''27,041'' |
|||
|36,358 |
|||
|} |
|||
== Referensi == |
|||
{{reflist}} |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
* [[Kabupaten Flores Timur]] |
* [[Kabupaten Flores Timur]] |
||
tetapi setiap kali saya pulang saya selalu berhadapan dengan satu kenyataan yang sangat berbeda dengan pengalaman masa kecil saya sebagai |
|||
sorang putra solor. Kenyataan yang dimaksud adalah semakin sulitnya masyarakat memperoleh air sebagai salah satu kebutuhan vital manusia. Terbayang di ingatan saya, sumber mata air Wai Belen di Tanah Lein, Wai Nora di Lemanu dan Wai Gawe di Menanga, pada masa kecil saya airnya berlimpah dan mengalir sampai ke pantai. Tetapi kini sudah puluhan tahun mata-mata air tersebut sudah mulai berkurang debit airnya, bahkan terancam mengalami kekeringan total. Sebagai putra Solor , saya mersa sangat prihatin dengan kenyataan ini. Bagimanapun juga hal ini harus diopandang sebagai suatu masalah serius, yang harus segera ditanggulangi. Menurut saya, pemerintah memiliki pranan penting dalam hal mengatasi krisis air ini. Dengan berbagai kebijakan, pemerintah setempat dapat mengajak masyarakat agar bersama-sama mulai memulihkan |
|||
kondisi hutan sekitar mata air yang sekarang ini tentunya sangat memprihatinkan. Adanya larangan untuk membuka kawasan hutan sekitar mata air dan upaya menanam pohon -pohon pelindung di kawasan tersebut, adalah usaha yang tidak boleh ditundah lagi. Mari kita bersama-sama tentang kelangsungan hidup anak cucu kita di masa depan |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
{{Pulau di Nusa Tenggara Timur}} |
|||
[[de:Solor]] |
|||
{{Kabupaten Flores Timur}} |
|||
[[en:Solor]] |
|||
{{indo-pulau-stub}} |
|||
[[fi:Solor]] |
|||
{{DEFAULTSORT:Solor}} |
|||
{{coord|8|29|18|S|122|58|26|E|display=title|region:ID_type:isle_source:dewiki}} |
|||
[[nl:Solor]] |
|||
⚫ | |||
[[pl:Solor]] |
|||
⚫ | |||
⚫ |
Revisi terkini sejak 1 Januari 2024 07.58
Pulau Solor adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau ini terletak di sebelah timur dari Pulau Flores. Pulau ini dibatasi oleh Selat Lowotobi di barat, Selat Solor di utara, Selat Lamakera di timur, serta Laut Sawu di selatan.
Secara administratif, Pulau Solor termasuk wilayah Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau ini merupakan satu di antara dua pulau utama pada kepulauan di wilayah Kabupaten Flores Timur. Pulau Solor sendiri terdiri dari tiga kecamatan: Solor Barat, Solor Timur dan Solor Selatan.
Para penduduk pribumi adalah suku Lamaholot berbahasa Lamaholot dan Adonara.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1555-1603, sejumlah Pastor Portugis dari Ordo Dominikan membangun sebuah benteng di pulau Solor.[1] Misi Katolik Portugis di daratan Pulau Flores dan sekitarnya berawal dari benteng itu. Benteng itu disebut ”Port Henricus XVII”, merupakan bagian dari ziarah religius ”Semana Santa” di Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Persekutuan Solor Watan Lema atau Negeri Lima Pantai merupakan sebuah persekutuan lima kerajaan kecil yang dibangun oleh masyarakat Muslim yang membuat persekutuan untuk melawan Kolonial Portugis di Pulau Solor dan wilayah sekitar.[2]
Berikut ini kerajaan yang tergabung dalam persekutuan;
- Kerajaan Lohayong di Pulau Solor
- Kerajaan Lamakera di Pulau Solor
- Kerajaan Lamahala di Pulau Adonara
- Kerajaan Terong di Pulau Adonara
- Kerajaan Labala di Pulau Lembata
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Pulau Solor terbagi dalam 3 kecamatan, yaitu:[3]
Nama Kecamatan | Luas (km2) | Penduduk (2010) | Penduduk (2022)[4] |
---|---|---|---|
Solor Barat | 120.7 | 9,321 | 11,839 |
Solor Selatan | 29.4 | 4,841 | 7,236 |
Solor Timur | 67.7 | 12,879 | 17,283 |
Pulau Solor | 217.8 | 27,041 | 36,358 |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Benteng Lohayong, Cikal Bakal Misi Portugis di Flores". travel.kompas.com. Diakses terakhir tanggal 21 Oktober 2018, jam 22:22 WITA.
- ^ "Persekutuan Solor Watan Lema". sultansinindonesieblog.wordpress.com. Diakses tanggal 12 Agustus 2022.
- ^ Biro Pusat Statistik, Jakarta, 2011.
- ^ Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores TImur. "Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores TImur". florestimurkab.bps.go.id. Diakses tanggal 22 Desember 2022.