Eddy Kusnadi Sariaatmadja: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Yoga Widya 1994 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(35 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox officeholder
{{Infobox officeholder
|name = Eddy Kusnadi Sariaatmadja
|name = Eddy Kusnadi Sariaatmadja
|image =
|image =Eddy Kusnadi Sariaatmadja.jpg
|imagesize =
|imagesize =
|caption =
|caption =Eddy pada tahun 2017
|order1 =
|order1 =
|office1 = Anggota [[Komite Ekonomi Industri Nasional]]
|office1 = Anggota [[Komite Ekonomi Industri Nasional]]
|president1 = [[Joko Widodo]]
|president1 = [[Joko Widodo]]
|term_start1 = 19 Januari 2016
|term_start1 = 19 Januari 2016
|term_end1 = sekarang
|term_end1 = 26 November 2020
|predecessor1 = Tidak ada
|predecessor1 =
|successor1 =
|successor1 =
|birth_name =
|birth_name =
|birth_date = {{birth date and age|1963|12|11}}
|birth_date = {{birth date and age|1953|08|23}}
|birth_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|birth_place = [[Jakarta]], [[Jawa Barat]]
|nationality = {{flag|Indonesia}}
|nationality = {{flag|Indonesia}}
|spouse = Sofi Wijaya
|spouse = Sofi Wijaya
|children = [[Adi Sariaatmadja]]<br>[[Alvin Widarta Sariaatmadja]]
|children = [[Adi Sariaatmadja]]<br>[[Alvin Widarta Sariaatmadja]]
|parents = Mohamad Soeboeb Sariaatmadja
|parents = Mohamad Soeboeb Sariaatmadja
|relations = [[Fofo Sariaatmadja]] (adik)<br>Ida Sariaatmadja (adik)<br>Lina Sariaatmadja (adik)<br>Darwin Wahyu Sariaatmadja (adik)<br>Widya Sariaatmadja (adik)
|relations = Fofo Sariaatmadja (adik)<br>Ida Sariaatmadja (adik)<br>Lina Sariaatmadja (adik)<br>Darwin Wahyu Sariaatmadja (adik)<br>Widya Sariaatmadja (adik)
|occupation = Founder & CEO [[Elang Mahkota Teknologi]]|net_worth={{gain}} [[US$]]3,6 miliar (Juni 2021)<ref name=Forbes>{{cite web|title=Eddy Kusnadi Sariaatmadja|url=https://www.forbes.com/profile/eddy-kusnadi-sariaatmadja/|website=Forbes|}}</ref>}}
|partner = [[Leo Sutanto]]<br>[[Elly Yanti Noor]]<br>[[Novi Christina]]<br />[[Mitzy Christina]]<br>[[Cindy Christina]]<br>[[Soetikno Soedarjo]]<br>[[Dian M. Soedarjo]]<br>[[Putri Rahayu Soedarjo]]<br>[[Dita Soedarjo]]<br>[[Mita Soedarjo]]<br>[[Adiguna Sutowo]]<br>[[Maulana Indraguna Sutowo]]<br>[[Putera Sampoerna]]<br>[[Michael Sampoerna]]<br>[[Michelle Sampoerna]]<br>[[Maruli Tampubolon]]<br>[[Dian Sastrowardoyo]]
|occupation = CEO Emtek
}}
'''Eddy Kusnadi Sariaatmadja''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|11|12|1963}}) adalah [[pengusaha]] asal [[Indonesia]].


'''Eddy Kusnadi Sariaatmadja''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|23|08|1953}}) adalah seorang [[pengusaha]] dan [[filantropi]] asal [[Indonesia]]. Dia merupakan pemilik [[Elang Mahkota Teknologi]] serta pemegang saham beberapa [[perusahaan rintisan]] seperti [[Bukalapak]] dan [[Dana (pembayaran)|Dana]].
Saat ini, Eddy Kusnadi Sariaatmadja juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan.


== Kehidupan ==
* [[Elang Mahkota Teknologi]]
Eddy merupakan putra pertama Mohamad Soeboeb Sariaatmadja, seorang pengusaha berdarah [[Suku Sunda|Sunda]], sedangkan ibunya berdarah [[Suku Melayu|Melayu]] [[Suku Palembang|Palembang]]. Dia menyelesaikan pendidikan sarjana di jurusan Civil Engineering, [[University of New South Wales]], [[Australia]] pada tahun 1978. Selanjutnya Eddy meraih gelar master di bidang Engineering Science di universitas yang sama, yang diraihnya pada tahun 1980. Rangkaian pencapaian pendidikannya di perguruan tinggi tersebut, menjadi modal bagi usahanya di bidang teknologi, khususnya di industri media.
* Adikarsa Sarana
===Bisnis===
* Prima Visualindo
Perjalanan bisnisnya dimulai pada tahun 1983, ketika dia mendirikan PT Elang Mahkota Komputer. Semula perusahaan ini merupakan distributor komputer merek [[Compaq]] di Indonesia. Pada tahun 1997, PT Elang Mahkota Komputer berganti nama menjadi PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek).
* [[PropertyGuru|PropertyGuru Group]]
* [[TCL (perusahaan)|TCL Indonesia]]
* [[HM Sampoerna]]
* [[Sampoerna Strategic Group]]


Pada tanggal 2 Agustus 2004, Emtek bersama [[MRA Media]] mendirikan [[televisi swasta|stasiun televisi swasta lokal]] pertama di [[Jakarta]], yakni [[O Channel]] (kini [[Moji]]) yang memfokuskan siarannya di wilayah [[Jabodetabek]]. Di tahun 2005, Emtek menguasai [[Surya Citra Media]] melalui PT Abhimata Mediatama. Pada tahun 2007, Emtek membeli saham [[MRA Media]], sehingga O Channel telah dimiliki Emtek sepenuhnya.
== Sejarah ==
=== Jenjang Pendidikan ===
Sebagai pengusaha sukses dan terkenal, Eddy mempunyai latar belakang pendidikan yang mumpuni. Beliau menyelesaikan pendidikan dengan gelar sarjana di jurusan Civil Engineering, University of New South Wales, Australia pada tahun 1978.


Di tanggal 17 April 2008, Emtek memutuskan untuk menguasai Surya Citra Media secara langsung.<ref>[http://finance.detik.com/read/2008/04/17/140712/924985/6/emtek-kuasai-langsung-sctv?f771108bcj Emtek Kuasai Langsung SCTV]</ref> Dan di tanggal 12 Januari 2010, Emtek resmi mencatatkan saham perdananya di [[Bursa Efek Indonesia]]. Pada 13 Mei 2011, Emtek resmi membeli saham [[Indosiar Karya Media]] (induk [[Indosiar]]) sebesar 27,24% dari PT Prima Visualindo. Pada akhir penawaran tender wajib, Emtek resmi menguasai Indosiar sebesar 84,77%.<ref>[http://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/PerformanceSummary/IDKM.pdf Indosiar Company Report]</ref>
Selanjutnya, beliau meraih gelar Master di bidang Engineering Science yang diraih pada tahun 1980. Rangkaian pencapaian pendidikannya di perguruan tinggi tersebut merupakan modal bagi usahanya di bidang teknologi, khususnya media pertelevisian.


Pada tanggal 23 November 2011, Emtek berhasil meluncurkan [[televisi berlangganan]] dengan merek [[Nexmedia]]. Nexmedia sendiri adalah televisi berlangganan yang bisa dipasang dengan [[televisi terestrial|antena televisi biasa]].<ref>{{Cite web |url=http://www.investor.co.id/home/grup-emtek-luncurkan-tv-berbayar-tanpa-parabola/24889 |title=Grup Emtek Luncurkan TV Berbayar Tanpa Parabola |access-date=2021-08-07 |archive-date=2021-08-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210807001521/http://www.investor.co.id/home/grup-emtek-luncurkan-tv-berbayar-tanpa-parabola/24889 |dead-url=yes }}</ref> Namun Nexmedia menghentikan operasinya pada 1 September 2019, kemudian digantikan dengan [[Vidio|Vidio Premier]] dan [[Nex Parabola]].<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/showbiz/read/4024838/nexmedia-berhenti-tayang-1-september-2019-penggantinya-layanan-ott-vidio-premier|title=Nexmedia Berhenti Tayang 1 September 2019, Penggantinya Layanan OTT Vidio Premier|last=Saputra|first=Aditia|date=2019-07-29|work=[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2019-08-21|editor-last=Rusmitantri|editor-first=Telni}}</ref>
=== Kisah Cemerlang Karier ===
Biografi Eddy Kusnadi Sariaatmadja dapat menambah pengetahuan Anda mengenai kisah cemerlang dari seorang Eddy Kusnadi. Salah satu tokoh sukses di bidang media pertelevisian tersebut mempunyai perjalanan karier yang cukup panjang. Berawal dari Emtek Group, bisnis ini diawali.


Dalam beberapa tahun terakhir, Emtek juga agresif mencaplok saham sejumlah perusahaan ''start-up''. Setelah mendirikan ''platform'' dompet digital DANA, Emtek juga menguasai 50% saham PT Nusa Satu Inti Artha yang mengelola ''platform'' dompet digital DOKU. Kemudian Emtek juga membeli 34,88% saham perusahaan ''e-commerce'' PT Bukalapak.com.<ref>[https://tirto.id/bisnisnya-menggurita-eddy-sariaatmadja-makin-tajir-kala-pandemi-f8Rt Bisnisnya Menggurita, Eddy Sariaatmadja Makin Tajir Kala Pandemi]</ref>
Awalnya, pada tahun 80-an, beliau mendirikan perusahaan dengan nama PT Elang Mahkota Teknologi, Tbk yang bergerak di bidang teknologi serta mendapat hak eksklusif sebagai disributor komputer Compaq di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Group Emtek berhasil meraih kejayaan sebagai perusahaan raksasa di Indonesia.


Untuk menambah porsi investasinya di industri kesehatan, di tahun 2020 Emtek mengakuisisi 71,88% saham PT Sarana Metropolitan Tbk (SAME), yang merupakan pengendali jaringan [[Rumah Sakit Omni Internasional]]. Akuisisi ini melengkapi kepemilikannya di jaringan Rumah Sakit EMC.
Kemampuan bisnis yang dimiliki Eddy, menyumbangkan kejayaan bagi Emtek Group. Biografi Eddy Kusnadi Sariatmadja memuat mengenai perjalanan karier beliau. Pergerakan yang signifikan terjadi dengan manuver yang dilakukan oleh Eddy. Emtek Group adalah pemilik saham yang besar dari stasiun TV swasta SCTV.


Menurut majalah [[Forbes]], di tahun 2021 kekayaan Eddy ditaksir mencapai 3,6 miliar USD. Jumlah ini telah menempatkannya ke dalam jajaran 10 orang terkaya di Indonesia.<ref>[https://www.cnbcindonesia.com/market/20210727112854-17-263944/update-orang-terkaya-ri-ada-yang-hartanya-melesat-rp-4-t/2 Update Orang Terkaya RI, Ada yang Hartanya Melesat Rp 4 T!]</ref> Di tahun 2018, Forbes juga menempatkan Eddy sebagai salah satu dari 40 orang paling dermawan di Asia.<ref>[https://www.merdeka.com/uang/ini-pengusaha-ri-paling-dermawan-di-asia-versi-forbes.html Ini Pengusaha RI Paling Dermawan di Asia Versi Forbes]</ref>
Biografi Eddy Kusnadi Sariaatmadja - Raja Media Terkaya di IndonesiaOleh sebab itu, tahun 2006 lalu, aset yang dimiliki PT Surya Citra Media Tbk yang menaungi SCTV mampu meraih keuntungan hingga senilai Rp 1,82 triliun. Penjualan bersihnya mencapai Rp 1,2 triliun. Keluarga Eddy Kusnadi mampu menguasai saham SCTV sebesar 78.69%.


==Referensi==
Tahun 2005, Eddy membeli saham SCTV sebanyak 473 unit dan mayoritas kepemilikan PT Surya Citra Media berada di tangan Eddy. Selain itu, Eddy Kusnadi membeli saham dari PT Citrabumi Sacna milik Henry Pribadi serta PT Indika Multimedia milik Agus Lasmono, putra salah satu pendiri SCTV. Kontrol media pertelevisian SCTV berada di bawah kendali Emtek Group.
{{reflist}}


{{DEFAULTSORT:Sariaatmadja, E.K.}}
Gerakan bisnis yang dikelola Eddy merupakan keberhasilan gemilang. Kabar terbaru datang dari Emtek Group, di mana perusahaan tersebut mengakuisisi stasiun televisi Indosiar, salah satu anggota dari the big four dalam bisnis media pertelevisian di Indonesia. Sistem manajemen yang diterapkan dalam bisnisnya, merupakan kemampuan yang baik. Saat ini, PT Indosiar Visual Mandiri (IVM) kini berada dalam kendali PT Surya Citra Media Tbk.
[[Kategori:Bangsawan Sunda]]

[[Kategori:Pengusaha Sunda]]
Pendidikan terkait teknologi dan bakat bisnisnya, menjadikan Eddy Kusnadi sebagai tokoh bisnis yang cerdas melihat peluang dan mengeksekusinya dengan langkah tepat sasaran. Karakter bisnis dari seorang Eddy Kusnadi dapat terlihat dari uraian biografi Eddy Kusnadi Sariatmadja.
[[Kategori:Elang Mahkota Teknologi]]

Menurut majalah Forbes tahun 2015, Kekayaan bersih Eddy Kusnadi mencapai 1,58 miliar USD (2016) dan masuk dalam jajaran daftar orang terkaya di Indonesia. Ide-ide dan terobosan baru dalam dunia usaha pertelevisian sangat mengagumkan. Beliau mampu mencermati perubahan pasar dan melakukan gebrakan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Saat ini putra Eddy yang bernama Alvin Widarta Sariaatmadja kini menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HM Sampoerna).

Revisi terkini sejak 1 Januari 2024 12.41

Eddy Kusnadi Sariaatmadja
Eddy pada tahun 2017
Anggota Komite Ekonomi Industri Nasional
Masa jabatan
19 Januari 2016 – 26 November 2020
PresidenJoko Widodo
Informasi pribadi
Lahir23 Agustus 1953 (umur 70)
Jakarta, Jawa Barat
Kebangsaan Indonesia
Suami/istriSofi Wijaya
HubunganFofo Sariaatmadja (adik)
Ida Sariaatmadja (adik)
Lina Sariaatmadja (adik)
Darwin Wahyu Sariaatmadja (adik)
Widya Sariaatmadja (adik)
AnakAdi Sariaatmadja
Alvin Widarta Sariaatmadja
Orang tuaMohamad Soeboeb Sariaatmadja
PekerjaanFounder & CEO Elang Mahkota Teknologi
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Eddy Kusnadi Sariaatmadja (lahir 23 Agustus 1953) adalah seorang pengusaha dan filantropi asal Indonesia. Dia merupakan pemilik Elang Mahkota Teknologi serta pemegang saham beberapa perusahaan rintisan seperti Bukalapak dan Dana.

Kehidupan[sunting | sunting sumber]

Eddy merupakan putra pertama Mohamad Soeboeb Sariaatmadja, seorang pengusaha berdarah Sunda, sedangkan ibunya berdarah Melayu Palembang. Dia menyelesaikan pendidikan sarjana di jurusan Civil Engineering, University of New South Wales, Australia pada tahun 1978. Selanjutnya Eddy meraih gelar master di bidang Engineering Science di universitas yang sama, yang diraihnya pada tahun 1980. Rangkaian pencapaian pendidikannya di perguruan tinggi tersebut, menjadi modal bagi usahanya di bidang teknologi, khususnya di industri media.

Bisnis[sunting | sunting sumber]

Perjalanan bisnisnya dimulai pada tahun 1983, ketika dia mendirikan PT Elang Mahkota Komputer. Semula perusahaan ini merupakan distributor komputer merek Compaq di Indonesia. Pada tahun 1997, PT Elang Mahkota Komputer berganti nama menjadi PT Elang Mahkota Teknologi (Emtek).

Pada tanggal 2 Agustus 2004, Emtek bersama MRA Media mendirikan stasiun televisi swasta lokal pertama di Jakarta, yakni O Channel (kini Moji) yang memfokuskan siarannya di wilayah Jabodetabek. Di tahun 2005, Emtek menguasai Surya Citra Media melalui PT Abhimata Mediatama. Pada tahun 2007, Emtek membeli saham MRA Media, sehingga O Channel telah dimiliki Emtek sepenuhnya.

Di tanggal 17 April 2008, Emtek memutuskan untuk menguasai Surya Citra Media secara langsung.[2] Dan di tanggal 12 Januari 2010, Emtek resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia. Pada 13 Mei 2011, Emtek resmi membeli saham Indosiar Karya Media (induk Indosiar) sebesar 27,24% dari PT Prima Visualindo. Pada akhir penawaran tender wajib, Emtek resmi menguasai Indosiar sebesar 84,77%.[3]

Pada tanggal 23 November 2011, Emtek berhasil meluncurkan televisi berlangganan dengan merek Nexmedia. Nexmedia sendiri adalah televisi berlangganan yang bisa dipasang dengan antena televisi biasa.[4] Namun Nexmedia menghentikan operasinya pada 1 September 2019, kemudian digantikan dengan Vidio Premier dan Nex Parabola.[5]

Dalam beberapa tahun terakhir, Emtek juga agresif mencaplok saham sejumlah perusahaan start-up. Setelah mendirikan platform dompet digital DANA, Emtek juga menguasai 50% saham PT Nusa Satu Inti Artha yang mengelola platform dompet digital DOKU. Kemudian Emtek juga membeli 34,88% saham perusahaan e-commerce PT Bukalapak.com.[6]

Untuk menambah porsi investasinya di industri kesehatan, di tahun 2020 Emtek mengakuisisi 71,88% saham PT Sarana Metropolitan Tbk (SAME), yang merupakan pengendali jaringan Rumah Sakit Omni Internasional. Akuisisi ini melengkapi kepemilikannya di jaringan Rumah Sakit EMC.

Menurut majalah Forbes, di tahun 2021 kekayaan Eddy ditaksir mencapai 3,6 miliar USD. Jumlah ini telah menempatkannya ke dalam jajaran 10 orang terkaya di Indonesia.[7] Di tahun 2018, Forbes juga menempatkan Eddy sebagai salah satu dari 40 orang paling dermawan di Asia.[8]

Referensi[sunting | sunting sumber]