Lompat ke isi

Heinrich Leven: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(20 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Christian leader
{{Infobox Christian leader
|type = bishop
|type = bishop
|honorific-prefix = Mgr.
|honorific-prefix = Yang Mulia
|name = Heinrich Leven
|name = Heinrich Leven
|honorific-suffix = [[S.V.D.]]
|honorific-suffix = [[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]]
|title = [[Keuskupan Agung Ende|Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil]]
|title = [[Keuskupan Agung Ende|Vikaris Apostolik Emeritus Kepulauan Sunda Kecil]]
|image = Mgr Heinrich Leven.png
|image = Mgr Heinrich Leven.png
|imagesize =|alt =|caption =
|imagesize =|alt =|caption =
|church = [[Gereja Katolik Roma]]
|church = [[Gereja Katolik Roma]]
|archdiocese =|province =|metropolis=|diocese =
|archdiocese =|province =|metropolis=|diocese =
|see = [[Keuskupan Agung Ende|Vikariat Apostolik Kepulauan Sunda Kecil]]
|see = [[Keuskupan Agung Ende|Vikariat Apostolik Kepulauan Sunda Kecil]]
|elected =|appointed = [[25 April]] [[1933]]
|elected =|appointed = [[25 April]] [[1933]]<br/>({{age in years and days|1883|6|13|1933|4|25}})
|term=|term_start =|quashed =|term_end = [[21 Juni]] [[1950]]
|term=|term_start =|quashed =|term_end = [[21 Juni]] [[1950]]<br/>({{age in years and days|1883|6|13|1950|6|21}})
|predecessor = [[Arnold Verstraelen]], [[S.V.D.]] |opposed = |successor = [[Antoine Hubert Thijssen]], [[S.V.D.]]
|predecessor = [[Arnold Verstraelen]], [[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]] |opposed = |successor = [[Antonius Hubertus Thijssen]], [[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]]
|other_post =
|other_post =
<!---------- Orders ---------->
<!---------- Orders ---------->
|ordination = [[29 September]] [[1910]]<ref name = CH>{{cite web|url = http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bleve.html|title=Catholic Hierarchy|accessdate=12 Januari 2013}}</ref> |ordinated_by =
|ordination = 29 September 1910<ref name = CH>{{cite web|url=http://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bleve.html|title=Catholic Hierarchy|accessdate=12 Januari 2013|archive-date=2023-04-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20230423041213/https://www.catholic-hierarchy.org/bishop/bleve.html|dead-url=no}}</ref><br/>({{age in years and days|1883|6|13|1910|9|29}})|ordinated_by =
|consecration = [[12 November]] [[1933]] |consecrated_by = [[Arnold Frans Diepen]]
|consecration = 12 November 1933<br/>({{age in years and days|1883|6|13|1933|11|12}})|consecrated_by = [[Arnold Frans Diepen]]
|cardinal = |rank =
|cardinal = |rank =
<!---------- Personal details ---------->
<!---------- Personal details ---------->
|birth_name = Heinrich Leven
|birth_name = Heinrich Leven
|birth_date = {{birth date|1883|6|13}}
|birth_date = {{birth date|1883|6|13}}
|birth_place = {{flagicon|Jerman}} [[Lank-Latum|Lank]], [[Meerbusch]], [[Neuss (distrik)|Neuss]], [[Jerman]]
|birth_place = [[Lank-Latum|Lank]], [[Meerbusch]], [[Neuss (distrik)|Neuss]], {{cd|Kekaisaran Jerman}}
|death_date = {{death date and age|1953|1|31|1883|6|13}}
|death_date = {{death date and age|1953|1|31|1883|6|13}}
|death_place = {{flagicon|Belanda}} [[Steyl]], [[Belanda]]
|death_place = [[Steyl]], [[Belanda]]
|buried =
|buried =
|nationality = {{flag|Belanda}} <br/> (asalnya {{flag|Jerman}})
|nationality = {{cd|Belanda}} <br/> (sebelumnya {{cd|Republik Weimar}})<ref name="pa246"/>
|religion = [[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]]
|religion = [[Gereja Katolik Roma|Katolik Roma]]
|residence =
|residence =
|parents =|occupation =|profession =
|parents =|occupation =|profession =
|previous_post = {{unbulleted list|}}
|previous_post = {{unbulleted list|}}
|alma_mater =
|alma_mater =
|motto = "''O Crux, ave, spes unica''" <br/> (Salam O Salib, Harapan Satu-satunya)
|motto = "''O Crux, ave, spes unica''" <br/> (Salam O Salib, Harapan Satu-satunya)
|signature = |coat_of_arms =
|signature = |coat_of_arms =
|feast_day =|venerated=|saint_title =|beatified_date =|beatified_place =|beatified_by =
|feast_day =|venerated=|saint_title =|beatified_date =|beatified_place =|beatified_by =
|canonized_date =|canonized_place =|canonized_by =
|canonized_date =|canonized_place =|canonized_by =
|attributes =|patronage =|shrine =|suppressed_date =|other =
|attributes =|patronage =|shrine =|suppressed_date =|other =
}}
}}
'''Mgr. Heinrich Leven, [[S.V.D.]]''' ({{lahirmati|[[Lank-Latum|Lank]], [[Meerbusch]], [[Neuss (distrik)|Neuss]], [[Jerman]]|13|6|1883|[[Steyl]], [[Belanda]]|31|1|1953}}) adalah [[Vikaris Apostolik]] [[Keuskupan Agung Ende|Kepulauan Sunda Kecil]] yang terpilih pada [[25 April]] [[1933]] dan mengundurkan diri pada [[21 Juni]] [[1950]].
[[Monsinyur|Mgr.]] '''Heinrich Leven''', {{post-nominals|post-noms=[[Serikat Sabda Allah|S.V.D.]]}} ({{lahirmati|[[Lank-Latum|Lank]], [[Meerbusch]], [[Neuss (distrik)|Neuss]], [[Kekaisaran Jerman]]|13|6|1883|[[Steyl]], [[Belanda]]|31|1|1953}}) adalah [[Vikaris Apostolik]] [[Keuskupan Agung Ende|Kepulauan Sunda Kecil]] yang terpilih pada [[25 April]] [[1933]] dan mengundurkan diri pada [[21 Juni]] [[1950]].


== Latar belakang ==
== Latar belakang ==
Leven lahir di Lank wilayah [[Sungai Rhein]]. Ayahnya Wilhelm Leven (1853–1922) merupakan seorang guru di [[sekolah dasar]], sementara ibunya Catharina Classen (1857–1900) merupakan ibu rumah tangga. Pada 3 Oktober 1899, Leven mulai masuk rumah misi Serikat Sabda Allah di [[Steyl]], [[Belanda]]. Ia sempat dikirim pulang karena kesehatannya yang lemah. Dalam mengisi waktu luangnya, ia membantu ayahnya mengajar di sekolah. Setelah sehat, ia kembali ke Steyl untuk menempuh pendidikan di seminari menengah. Ia mengucapkan kaul pertamanya pada [[1 November]] [[1907]] dan disusul dengan kaul kekal pada [[7 September]] [[1910]].<ref name=gemor1/> Pada [[29 September]] [[1910]], ia ditahbiskan menjadi [[imam]] bersama dengan 56 orang sekelasnya.
Leven lahir di Lank wilayah [[Sungai Rhein]]. Ayahnya Wilhelm Leven (1853–1922) merupakan seorang guru di [[sekolah dasar]], sementara ibunya Catharina Classen (1857–1900) merupakan ibu rumah tangga. Pada 3 Oktober 1899, Leven mulai masuk rumah misi Serikat Sabda Allah di [[Steyl]], [[Belanda]]. Ia sempat dikirim pulang karena kesehatannya yang lemah. Dalam mengisi waktu luangnya, ia membantu ayahnya mengajar di sekolah. Setelah sehat, ia kembali ke Steyl untuk menempuh pendidikan di seminari menengah.


== Karya ==
Ia melanjutkan pendidikan dalam bidang [[teologi]] di [[Sankt Gabriel]], [[Wina]], [[Austria-Hongaria]]. Sebagai seorang [[misionaris]], Leven ditugaskan ke [[Togo]], sebuah wilayah di [[Afrika]] yang merupakan protektorat Jerman sejak 1884. Ia berlayar bersama empat orang rekannya dan tiba pada 10 Agustus 1911. Di Togo, ia bertugas dalam bidang pendidikan di sekolah-sekolah, termasuk pengaturan kurikulum hingga urusan keuangan dan bahan bangunan. Karena terjadinya [[Perang Dunia I]], mereka kemudian dipenjarakan, dan kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan. Pada 10 Oktober 1917, bersama seluruh misionaris Jerman, ia harus meninggalkan Togo. Ia dipindahkan ke [[Freetown]] sebelum berlayar ke [[Inggris]], dan ditahan di kamp penjara Alexandra Palace. Pada Desember 1917, ia sempat dipenjara di [[Liverpool]] sebelum dipindahkan ke Isle of Man. Ia baru dibebaskan pada [[17 Mei]] [[1918]].<ref name=gemor1/>
Ia mengucapkan kaul pertamanya pada [[1 November]] [[1907]] dan disusul dengan kaul kekal pada [[7 September]] [[1910]].<ref name=gemor1/> Pada [[29 September]] [[1910]], ia ditahbiskan menjadi [[imam]] bersama dengan 56 orang sekelasnya.


Ia melanjutkan pendidikan dalam bidang [[teologi]] di [[Sankt Gabriel]], [[Wina]], [[Austria-Hungaria]]. Sebagai seorang [[misionaris]], Leven ditugaskan ke [[Togo]], sebuah wilayah di [[Afrika]] yang merupakan protektorat Jerman sejak 1884. Ia berlayar bersama empat orang rekannya dan tiba pada 10 Agustus 1911. Di Togo, ia bertugas dalam bidang pendidikan di sekolah-sekolah, termasuk pengaturan kurikulum hingga urusan keuangan dan bahan bangunan. Karena terjadinya [[Perang Dunia I]], mereka kemudian dipenjarakan, dan kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan. Pada 10 Oktober 1917, bersama seluruh misionaris Jerman, ia harus meninggalkan Togo. Ia dipindahkan ke [[Freetown]] sebelum berlayar ke [[Inggris]], dan ditahan di kamp penjara Alexandra Palace. Pada Desember 1917, ia sempat dipenjara di [[Liverpool]] sebelum dipindahkan ke Isle of Man. Ia baru dibebaskan pada [[17 Mei]] [[1918]].<ref name="gemor1"/> Sekembalinya ke [[Jerman]], Leven ditugaskan di sebuah [[paroki]] di [[Stratum]], sebuah kota dekat tempat kelahirannya sampai pada awal 1920.
Sekembalinya ke [[Jerman]], Leven ditugaskan di sebuah [[paroki]] di [[Stratum]], sebuah kota dekat tempat kelahirannya sampai pada awal 1920. Pada tahun 1919, ia mengajukan lamaran kepada Superior General SVD untuk dikirim ke Kepulauan Sunda Kecil, [[Indonesia]]. Saat itu, ia belum mengetahui secara persis seperti apa wilayah di sana. Pada [[23 Oktober]] [[1920]], ia bertolak dari [[Rotterdam]] dan tiba di [[Tanjung Priok]] pada [[20 November]] [[1920]]. Ia kemudian melanjutkan perjalan ke Flores dengan berlayar, dan tiba di [[Ende]] pada [[11 Desember]] [[1920]]. Selama di Ende, ia mempelajari [[bahasa Melayu]] di [[Ndona]]. Di pusat keuskupan Ndona, ia bertemu Mgr. [[Arnoldus Verstraelen]], S.V.D. yang sempat bermisi bersama di [[Togo]]. Oleh Verstraelen, ia ditugaskan dalam bidang pendidikan di sekolah, seraya menjadi sebagai pastor pendidik di [[Halilulik]], Timor sejak [[22 Juli]] [[1922]]. Tugas penting lain yang dia pegang adalah menjadi [[inspektur sekolah]] (penilik) untuk sekolah misi di Timor dengan surat resmi dari pemerintah. Hal ini dijalaninya selama lima tahun sampai [[Juli]] [[1927]]. Pasca kematian Pastor Yan van Cleef, Wakil Pro-vikaris dari Mgr. Verstraelen, ia dipindahkan dari Timor ke Ndona pada [[1 Agustus]] [[1927]] dan mengisi jabatan tersebut. Selama mengisi posisi tersebut, ia mengelola dan menyelenggarakan pendidikan di semua sekolah Katolik di Nusa Tenggara. Ia turut mengisi posisi Verstraelen selama kunjungan ke luar negeri. Selama masa ini, ia mengatur pelayanan misionaris yang tersebar di wilayah misi tersebut. Pasca kematian mendadak Mgr. Verstraelan pada 15 Maret 1932, Leven ditunjuk menjadi [[Administrator Apostolik]]. Selama mengisi kekosongan sebagai Administrator Apostolik, ia mampu mengorganisasi kegiatan harian Gereja.<ref name=gemor1>{{cite web|url=http://gemor2011.blogspot.co.id/2012/05/mgr-henrich-leven-svd.html}}</ref>


=== Bertugas di Indonesia ===
Hal tersebut dilakukannya sampai ia kemudian ditunjuk menjadi [[Vikaris Apostolik]] pada [[25 April]] [[1933]]. Ia diberi gelar Uskup Tituler [[Arca di Armenia]]. Ia ditahbiskan pada [[12 November]] [[1933]]. [[Keuskupan 's Hertogenbosch|Uskup 's Hertogenbosch]], [[Arnold Frans Diepen]] menjadi Uskup Konskerator, dengan Uskup Ko-konsekrator adalah [[Keuskupan Breda|Uskup Breda]], [[Pieter Adriaan Willem Hopmans]] dan [[Keuskupan Roermond|Uskup Roermond]], [[Jozef Hubert Willem Lemmens]].
Pada tahun 1919, ia mengajukan lamaran kepada Superior General SVD untuk dikirim ke Kepulauan Sunda Kecil, [[Indonesia]]. Saat itu, ia belum mengetahui secara persis seperti apa wilayah di sana. Pada [[23 Oktober]] [[1920]], ia bertolak dari [[Rotterdam]] dan tiba di [[Tanjung Priok (disambiguasi)|Tanjung Priok]] pada [[20 November]] [[1920]]. Ia kemudian melanjutkan perjalan ke Flores dengan berlayar, dan tiba di [[Ende]] pada [[11 Desember]] [[1920]]. Selama di Ende, ia mempelajari [[bahasa Melayu]] di [[Ndona]]. Di pusat keuskupan Ndona, ia bertemu Mgr. [[Arnold Verstraelen]], S.V.D. yang sempat bermisi bersama di [[Togo]]. Oleh Verstraelen, ia ditugaskan dalam bidang pendidikan di sekolah, seraya menjadi sebagai pastor pendidik di [[Halilulik]], Timor sejak [[22 Juli]] [[1922]]. Tugas penting lain yang dia pegang adalah menjadi [[inspektur sekolah]] (penilik) untuk sekolah misi di Timor dengan surat resmi dari pemerintah. Hal ini dijalaninya selama lima tahun sampai [[Juli]] [[1927]]. Pasca kematian Pastor Yan van Cleef, Wakil Pro-vikaris dari Mgr. Verstraelen, ia dipindahkan dari Timor ke Ndona pada [[1 Agustus]] [[1927]] dan mengisi jabatan tersebut. Selama mengisi posisi tersebut, ia mengelola dan menyelenggarakan pendidikan di semua sekolah Katolik di Nusa Tenggara. Ia turut mengisi posisi Verstraelen selama kunjungan ke luar negeri. Selama masa ini, ia mengatur pelayanan misionaris yang tersebar di wilayah misi tersebut. Pasca kematian mendadak Mgr. Verstraelan pada 15 Maret 1932, Leven ditunjuk menjadi [[Administrator Apostolik]]. Selama mengisi kekosongan sebagai Administrator Apostolik, ia mampu mengorganisasi kegiatan harian Gereja.<ref name=gemor1>{{cite web|url=http://gemor2011.blogspot.co.id/2012/05/mgr-henrich-leven-svd.html|title=Salinan arsip|access-date=2016-08-11|archive-date=2016-08-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20160815081856/http://gemor2011.blogspot.co.id/2012/05/mgr-henrich-leven-svd.html|dead-url=no}}</ref>


Hal tersebut dilakukannya sampai ia kemudian ditunjuk menjadi [[Vikaris Apostolik]] pada [[25 April]] [[1933]]. Ia diberi gelar Uskup Tituler [[Arca di Armenia]]. Sebelumnya, pemerintah Belanda sempat keberatan dengan penunjukkan ini karena Leven berkewarganegaraan Jerman, sehingga Pemerintah Belanda kemudian menawari Leven sebagai warga negara Belanda. Hal ini disetujuinya, sehingga proses kemudian dapat terus berlangsung.<ref name="pa246"/> Leven saat itu dianggap tokoh yang agak kaku dan birokratis, berbeda dengan pendahulunya yang hidup dinamis dan kadang-kadang bahkan dicap sebagai 'Prusia'. Ia kemudian ditahbiskan pada [[12 November]] [[1933]] di [[Uden]], [[Belanda]].<ref name="we1"/> [[Keuskupan 's Hertogenbosch|Uskup 's Hertogenbosch]], [[Arnold Frans Diepen]] menjadi Uskup Konskerator, dengan Uskup Ko-konsekrator adalah [[Keuskupan Breda|Uskup Breda]], [[Pieter Adriaan Willem Hopmans]] dan [[Keuskupan Roermond|Uskup Roermond]], [[Jozef Hubert Willem Lemmens]]. Sebagai Uskup, ia memilih moto "''O Crux, ave, spes unica''" <br/> (Salam O Salib, Harapan Satu-satunya). Dalam hal ini dinyatakan pengakuan iman bahwa [[Salib]] sebagai harapan satu-satunya baik untuk "yang saleh" maupun "yang salah", karena Salib menjadi media rahmat pengampunan, sehingga menjadikan Salib lambang penebusan dan belas kasih.<ref name="we1">{{Cite web |url=http://provinsisvdende.weebly.com/blog/archives/04-2015 |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-11 |archive-date=2016-09-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160911151507/http://provinsisvdende.weebly.com/blog/archives/04-2015 |dead-url=no }}</ref>
Leven kemudian mendirikan serikat para suster [[Kongregasi Pengikut Yesus]] ([[bahasa Latin]]: ''Congregatio Imitationis Jesu''; CIJ) pada tanggal 25 Maret 1935 di Jopu, Ende, Flores.<ref>http://klikkosayu.blogspot.co.id/2008/02/congregatio-imitationis-jesu-cij.html</ref> Hal ini didasari atas kondisi saat itu bahwa para wanita diperlakukan sebagai barang yang bisa diperdagangkan untuk kepentingan [[feodal]] dan golongan atas. Berbagai penyakit baik fisik maupun psikis kemudian timbul akibat kondisi ini, namun juga tidak dapat dengan mudah mendapat penanganan, sehingga pada akhirnya kondisi masyarakat menjadi hidup dalam kemelaratan. Leven berharap melalui kongregasi ini martabat para wanita penderita serta kaum papa miskin dapat terangkat, sekaligus memberi pengajaran bagi mereka yang belum mengenal agama.<ref>http://kupang.tribunnews.com/2009/08/09/sr-franselin-cij-biarawati-juga-bisa-sekolah-tinggi</ref>


Pada 3 Oktober 1934, Leven menjadi Uskup Ko-konsekrator bagi Mgr. [[Pieter Jan Willekens]], [[Yesuit|S.J.]] sebagai Uskup Tituler Zorava ketika diangkat menjadi [[Keuskupan Agung Jakarta|Vikaris Apostolik Batavia]].
<!--


Dalam bidang perkawinan, di mana adat Flores sangat berbeda dari aturan dasar Katolik, membuat sebagian orang yang baru dibaptis tidak siap untuk mengikuti aturan formal dalam agama baru mereka. Leven kemudian mengadakan [[sinode]] pada tahun [[1935]] di Ndona, sebagai upaya agar pernikahan adat diterima secara sah pula. Hal ini memberi ruang untuk pembangunan Gereja tanpa bahaya pengucilan dan ekskomunikasi.<ref name="pa246">{{Cite web |url=https://books.google.co.id/books?id=cUoGJSs9yOUC&pg=PA246 |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-11 |archive-date=2023-08-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230817173458/https://books.google.co.id/books?id=cUoGJSs9yOUC&pg=PA246 |dead-url=no }}</ref>
Mengundurkan diri sebagai Vikaris Apostolik Isole della Piccola Sonda: 21 Juni 1950. Sebagai Vikaris Apostolik Emeritus Isole della Piccola Sonda, Mgr Heinrich Leven SVD tetap memangku gelar Uskup Tituler Arca in Armenia hingga wafatnya.
Wafat sebagai Vikaris Apostolik Emeritus Isole della Piccola Sonda: 31 Januari 1953 (42 tahun sebagai imam, 19 tahun sebagai uskup)
Uskup Pentahbis Utama bagi tiga uskup, yakni:
Mgr Gabriel Wilhelmus Manek SVD sebagai Uskup Tituler Alinda ketika diangkat menjadi Vikaris Apostolik Larantuka (25 April 1951)
Mgr Antoine Hubert Thijssen SVD sebagai Uskup Tituler Nilopolis ketika diangkat menjadi Vikaris Apostolik Endeh (kini Keuskupan Agung Ende) (3 Mei 1951)
Mgr Wilhelm van Bekkum SVD sebagai Uskup Tituler Tigias ketika diangkat menjadi Vikaris Apostolik Ruteng (13 Mei 1951)
Uskup Pentahbis Pendamping bagi dua uskup, yakni:
Mgr Pieter Jan Willekens SJ sebagai Uskup Tituler Zorava ketika diangkat menjadi Vikaris Apostolik Batavia (kini Keuskupan Agung Jakarta) (3 Oktober 1934)
Mgr Frans Simons SVD sebagai Uskup Indore, India (6 Agustus 1952)<ref>http://hirarkigereja.katolikpedia.org/2014/06/mgr-heinrich-leven-svd.html</ref>-->


Leven kemudian mendirikan serikat para suster [[Kongregasi Pengikut Yesus]] ([[bahasa Latin]]: ''Congregatio Imitationis Jesu''; CIJ) pada tanggal 25 Maret 1935 di Jopu, Ende, Flores.<ref>{{Cite web |url=http://klikkosayu.blogspot.co.id/2008/02/congregatio-imitationis-jesu-cij.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-15 |archive-date=2023-08-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230817173459/http://klikkosayu.blogspot.com/2008/02/congregatio-imitationis-jesu-cij.html |dead-url=no }}</ref> Hal ini didasari atas kondisi saat itu bahwa para wanita diperlakukan sebagai barang yang bisa diperdagangkan untuk kepentingan [[feodal]] dan golongan atas. Berbagai penyakit baik fisik maupun psikis kemudian timbul akibat kondisi ini, namun juga tidak dapat dengan mudah mendapat penanganan, sehingga pada akhirnya kondisi masyarakat menjadi hidup dalam kemelaratan. Leven berharap melalui kongregasi ini martabat para wanita penderita serta kaum papa miskin dapat terangkat, sekaligus memberi pengajaran bagi mereka yang belum mengenal agama.<ref>{{Cite web |url=http://kupang.tribunnews.com/2009/08/09/sr-franselin-cij-biarawati-juga-bisa-sekolah-tinggi |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-11 |archive-date=2018-05-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180502211327/http://kupang.tribunnews.com/2009/08/09/sr-franselin-cij-biarawati-juga-bisa-sekolah-tinggi |dead-url=no }}</ref> Pendirian ini secara sah dilakukan setelah diterimanya 9 orang novis pada angkatan pertama pada tahun yang sama. Saat itu, Leven juga menyadari bantuan dari Eropa sulit diharapkan di tengah zaman [[malaise]] yang sedang berlangsung.<ref name="we1"/>
<!---->
<!--http://www.profilsekolah.com/smas-katolik-henricus-leven-->
<!--After his theological studies in Sankt Gabriel, Vienna, he was a missionary in Togo from 1911-7. Arrived in Flores on 11-12-1920.1n 1927 he moved to Ndona to become a provicaris, or first assistant to Bishop Verstraelen. After the latter died, he was nominated to become the bishop's successor and in 1933 he became a Dutch citizen on being appointed the vicar apostolic of Ende. Founded the diocesan Sisters of the Imitation of Jesus (CIY) in 1933. He retired in 1951 when the Ende vicariate was divided into Den Pasar (Bali), Ruteng, I.arantuka and Ende. Retired to Steijl where he died on 31-1-1953.<ref>https://books.google.co.id/books?id=bc5gAAAAQBAJ&pg=PA419&lpg=PA419</ref>-->
<!--Pada tanggal 25 Maret 2015 kita turut bergembira bersama para Suster CIJ yang merayakan dasa windu Kongregasi Pengikut Yesus. Pada kesempatan ini kita mencatat kembali warisan rohani yang sangat berharga dari Bapa Pendiri tarekat CIJ, Mgr. Henricus Leven SVD. Warisan itu tercakup dalam tiga ungkapan iman yang telah dihayatinya dengan sungguh-sungguh dalam hidup dan tugas kegembalaannya, dan yang bisa menjadi sumber inspirasi, baik untuk para suster CIJ, maupun untuk kita sama saudara SVD.


== Pengunduran diri dan meninggal dunia ==
1. Yang pertama berasal dari mottonya ketika ditahbiskan menjadi Uskup di Uden, Negeri Belanda, tanggal 12 November 1933 untuk menjabat tugas sebagai Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil: “O Crux Ave, Spes Unica” (Salam O Salib, Harapan Satu-satunya).
Pada [[21 Juni]] [[1950]], Leven yang berusia 67 tahun mengundurkan diri sebagai Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil. Sebagai Vikaris Apostolik Emeritus, ia tetap memegang gelar Uskup Tituler Arca in Armenia hingga kemudian ia meninggal.


Dalam dua bulan pada tahun 1951, Leven menjadi Uskup Penahbis Utama bagi tiga orang uskup di wilayah sekitar Vikariat Apostolik Ende, yakni pada 25 April 1951 bagi Mgr. [[Gabriel Wilhelmus Manek]], [[S.V.D.]] sebagai [[Keuskupan Larantuka|Vikaris Apostolik Larantuka]] bergelar Uskup Tituler Alinda, lalu bagi penerusnya, Mgr. [[Antoine Hubert Thijssen]], [[S.V.D.]] sebagai [[Kesukupan Agung Ende|Vikaris Apostolik Endeh]] bergelar Uskup Tituler Nilopolis pada 3 Mei 1951, dan 10 hari kemudian bagi Mgr. [[Wilhelm van Bekkum]], [[S.V.D]] sebagai [[Keuskupan Ruteng|Vikaris Apostolik Ruteng]] bergelar Uskup Tituler Tigias. Pada 6 Agustus 1952, Leven juga menjadi Uskup Ko-konsekrator bagi Mgr. [[Frans Simons]], [[S.V.D.]] saat ditahbiskan menjadi [[Keuskupan Indore|Uskup Indore]], [[India]].<ref>{{Cite web |url=http://hirarkigereja.katolikpedia.org/2014/06/mgr-heinrich-leven-svd.html |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-11 |archive-date=2016-08-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160823013619/http://hirarkigereja.katolikpedia.org/2014/06/mgr-heinrich-leven-svd.html |dead-url=yes }}</ref>
Dalam madah ini dinyatakan pengakuan iman bahwa Salib adalah harapan satu-satunya baik untuk “yang saleh” maupun “yang salah”, karena kita semua mendapat rahmat pengampunan berkat Dia Yang Tersalibkan, yang mengubah palang salib tanda hukuman yang paling keji menjadi lambang penebusan dan belaskasih. Kita ingat bagaimana Yesus di salib mengampuni penjahat yang bertobat dengan kelimpahan belaskasih yang tiada tara: “Hari ini juga engkau aka nada bersama-sama dengan Aku dalam Firdaus” (Luk. 23: 43). Maka pusat perhatian kita bukanlah palang salib itu, melainkan pada Dia Yang Tersalibkan, yang sesudah bangkit dari alam maut menunjukkan bekas luka pada tangan, kaki dan lambung-Nya sebagai meterai penebusan. “Ave Crucifixus, Spes Unica”, “Salam Yang Tersalibkan, Harapan Satu-satunya”. Berdasarkan warisan rohani inilah Kongregasi Pengikut Yesus memilih Spiritualitas Salib sebagai semangat dasar tarekat.


Leven meninggal dunia pada [[31 Januari]] [[1953]] di [[Steyl]], [[Belanda]].<ref>https://books.google.co.id/books?id=bc5gAAAAQBAJ&pg=PA419&lpg=PA419</ref>
2. Warisan rohani kedua berasal dari satu pengalaman pribadi Sang Pendiri. Sesudah Mgr. Henricus Leven menerima tahbisan Uskup, beliau berziarah ke Roma. Ketika berada di Koloseum, tempat di mana ribuan martir kristiani dibunuh pada abad-abad pertama, beliau tertegun memikirkan dari mana para martir itu, laki-laki dan perempuan, orang tua dan anak-anak, memperoleh kekuatan dan keberanian sekian dahsyat untuk memepersembahkan hidup mereka. Tanpa suara para martir itu menjawab lantang: “Caritas Christi urget nos”. Kutipan dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus ini dalam terjemahan Alkitab Indonesia berbunyi: “Kasih Kristus menguasai kami” (2Kor. 5:14). Tetapi bisa juga diterjemahkan: “Kasih Kristus mendorong kami”. Selanjutkan “Caritas Christi” dapat diterjemahkan atas dua cara: “Kasih (dari) Kristus” dan “Kasih akan Kristus”. Kedua aspek ini hadir dalam pengalaman kristiani, khususnya dalam hidup membiara. Pada mulanya kasih ilahi itu datang dari Kristus dan menguasai kita. Kasih ilahi itu menyalakan hati kita, sehingga akhirnya kasih akan Kristus mendorong kita untuk membalas cinta Tuhan dengan mempersembahkan seluruh hidup kepadanya. Itulah yang telah dibuat oleh para martir di Koloseum. Itu juga yang telah dilakukan oleh Bapa Pendiri dan ribuan misionaris yang telah datang ke pulau-pulau Nusantara ini. Warisan rohani itu pula yang diharap menjiwai hidup dan pengabdian para suster hari ini.


Beberapa lembaga pendidikan dinamai untuknya, termasuk SD-SMP-SMA Katolik Henricus Leven, yang terletak di [[Kabupaten Malinau]], [[Kalimantan Utara]].<ref>{{Cite web |url=http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/4535CC39-7699-49A2-854F-D6AB9FF475F1 |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-15 |archive-date=2020-02-04 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200204114317/http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/4535CC39-7699-49A2-854F-D6AB9FF475F1 |dead-url=no }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/F32A1833-8764-4CBB-AF2C-C35C2990B405 |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-15 |archive-date=2016-09-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160915040537/http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/F32A1833-8764-4CBB-AF2C-C35C2990B405 |dead-url=no }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.profilsekolah.com/smas-katolik-henricus-leven |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-11 |archive-date=2016-10-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20161009073858/http://www.profilsekolah.com/smas-katolik-henricus-leven |dead-url=no }}</ref>
3. Warisan rohani ketiga ialah kepercayaannya teguh pada penyelenggaraan ilahi, yang dinyatakannya dalam ungkapan “Deus Providebit” (Allah Menyelenggarakan). Mgr. Henricus Leven memimpin umat di Kepulauan Sunda Kecil dalam masa yang sangat sulit, yaitu zaman malaise antara dua perang dunia hingga tahun-tahun awal kemerdekaan Indonesia (1933-1951). Dalam situasi yang sangat berat itu beliau bekerja melayani umat sekuat tenaga sambil berharap pada penyelenggaraan ilahi. Sikap ini ternyata sangat mempengaruhi suster-suster muda dari generasi pertama. Hal itu bisa ditunjukkan dalam peristiwa berikut.

Sesudah mendirikan CIJ pada tanggal 25 Maret 1935 dan menerima secara resmi 9 Novis angkatan pertama di tahun yang sama, beliau menyadari bahwa bantuan dari Eropa untuk biara muda ini sulit diharapkan di tengah zaman malaise. Dari mana mereka bisa hidup? Bagaimana membiayai proses pendidikan dan pembinaan suster-suster muda ini? Uskup Leven memanggil Sr. Xaver SSpS dan berunding dengan Magistra Novis ini apakah kelangsungan biara ini ditunda sementara waktu sampai situasi menjadi lebih kondusif. Sr. Xaver dan para novis membuat novena dan menemukan sebuah jalan keluar. Mereka menyampaikan kepada Bapa Pendiri bahwa mereka sanggup mengurus biaya makan minum setiap hari dengan kerja mereka sendiri. Untuk itu mereka pergi kepada kepala kampung dan mosalaki Jopu untuk minta tanah di mana mereka bisa kerja kebun. Lalu P. Suntrup SVD, pastor paroki Jopu yang juga moderator CIJ, minta umat membawa benih untuk diberkati pada musim tanam. Benih itu sebagiannya diberikan untuk kebun para suster. P. Suntrup juga minta umat untuk membantu para suster dengan hasil ladang mereka nanti. Ternyata di tahun-tahun itu hasil ladang melimpah ruah dan para suster bisa hidup dari hasil kerja sendiri dan dukungan umat Jopu. Atas cara ini para suster generasi pertama dilatih untuk menghayati secara nyata kemiskinan dan kesederhanaan dalam kerja sama dengan umat setempat. Deus Providebit!

4. Kristalisasi: Congregatio Imitationis Jesu

Ketiga warisan rohani di atas mengeristal dengan indah dalam nama yang diberikan kepada tarekat religius yang didirikan Mgr. Leven. Ketika beliau bertanya kepada gadis-gadis yang menjadi calon perdana apa kerinduan mereka, dengan lugu, spontan, tanpa keraguan mereka menjawab: “Kami mau ikut Yesus”. Dari ucapan itulah Mgr. Leven mendapat inspirasi untuk memberikan nama kepada tarekat yang didirikannya pada tanggal 25 Maret 1935: Congregatio Imitationis Jesu, Kongregasi Pengikut Yesus.

Sebuah nama dalam pengertian Alkitabiah bukanlah sekadar label yang ditempelkan pada seseorang. Nama menunjukkan jati diri atau identitas. Dan nama Congregatio Imitationis Jesu adalah nama yang sungguh indah karena “mengikuti Yesus” adalah hakekat hidup kristiani, yang juga merupakan intisari hidup membiara. Kita ingat bahwa panggilan murid-murid pertama, nelayan-nelayan Galilea dari pantai tasik Genazaret dimulai dengan sapaan: “Mari, ikutlah Aku” (Mat. 4:19; Mrk. 1:17). Dan sesudah kebangkitan Yesus, ketika Ia memberi kesempatan kepada Simon Petrus untuk membaharui kasih setianya pada Tuhan di pantai tasik yang sama itu, Kristus meneguhkan panggilan Petrus secara definitif dengan ucapan: “Ikutlah Aku” (Yoh. 21:19).

Semoga warisan rohani Mgr. Henricus Leven, SVD yang kita kenangkan di Tahun Hidup Bakti ini mengilhami kita sama saudaranya untuk mengikuti Kristus secara lebih radikal, gembira dan konsekuen.

P. Leo Kleden SVD
Provinsial
<ref>http://provinsisvdende.weebly.com/blog/archives/04-2015</ref>-->
<!--
He worked between 1911 and 1914 in Togo. After the death of Verstraelen, the Vatican wanted to nominate Leven, but the colonial govern-ment asked that he should accept Dutch citizenship, before being formally nominated and ordained: the administration accepted German missionaries in Protestant and Catholic missions, but in this period preferred Dutch citizens as their leaders. Henricus Leven was considered somewhat rigid and bureau-cratic after his lively and dynamic predecessors and sometimes even labelled as 'Prussian; a term, which implied impersonal dedication and discipline. He guided the mission through the period of economic decline in the 1930s. In the field of marriage where Flores customs were so different from the basic Catholic rules, while many newly baptised were not prepared to follow the formal rules of their new religion he formulated a strategy at the 1935 Ndona synod of recognizing customary marriages as legal. This gave room for a development of the church without the danger of frequent excommunications and estrangement.<Ref>https://books.google.co.id/books?id=cUoGJSs9yOUC&pg=PA246&lpg=PA246&dq=Arnold+Verstraelen+leven&source=bl&ots=vEtRosq6-b&sig=_OVKoqWL1VjgIJIVfzvpWTiYx6A&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjiwsDG-bjOAhVEuI8KHdBxBbUQ6AEIRjAI#v=onepage&q=Arnold%20Verstraelen%20leven&f=false</ref>-->

== Karya ==
Ditahbiskan menjadi [[Imam]] pada tanggal 29 September 1910, dikonsekrasi pada tanggal 12 Nopember 1933 dan terpilih menjadi Vikaris Apostolik Ende pada tanggal 25 April 1933. Ia menjabat sampai wafat pada tanggal 21 Juni 1950.


== Referensi ==
== Referensi ==

{{reflist}}
{{reflist}}


== Bacaan lanjutan ==
== Bacaan lanjutan ==
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=bc5gAAAAQBAJ&pg=PA131&lpg=PA131#v=onepage&q&f=false|title=Catholics in Indonesia, 1808-1942: A Documented History. Volume 2: The Spectacular Growth of a Self Confident Minority, 1903-1942|first=Karel|last=Steenbrink|publisher=BRILL|year=2014|isbn=9004254021|page=131}}
* {{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=bc5gAAAAQBAJ&pg=PA131&lpg=PA131#v=onepage&q&f=false|title=Catholics in Indonesia, 1808-1942: A Documented History. Volume 2: The Spectacular Growth of a Self Confident Minority, 1903-1942|first=Karel|last=Steenbrink|publisher=BRILL|year=2014|isbn=9004254021|page=131|access-date=2016-08-11|archive-date=2023-08-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20230817173503/https://books.google.co.id/books?id=bc5gAAAAQBAJ&pg=PA131&lpg=PA131#v=onepage&q&f=false|dead-url=no}}
* {{cite web|url=https://cijkomspirit.wordpress.com/sejarah/|title=Mgr. Henricus Leven, SVD, Founder of the Congregation of the Imitation of Jesus}}
* {{cite web|url=https://cijkomspirit.wordpress.com/sejarah/|title=Mgr. Henricus Leven, SVD, Founder of the Congregation of the Imitation of Jesus|access-date=2016-08-11|archive-date=2019-02-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20190225224029/https://cijkomspirit.wordpress.com/sejarah/|dead-url=no}}
* {{cite web|url=http://kongregasipengikutyesus.com/wp-content/uploads/2016/06/BUKU-PENDIRI-CIJ.pdf|title=Mgr. Henricus Leven, SVD; Pendiri CIJ}}
* {{cite web|url=http://kongregasipengikutyesus.com/wp-content/uploads/2016/06/BUKU-PENDIRI-CIJ.pdf|title=Mgr. Henricus Leven, SVD; Pendiri CIJ}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 111: Baris 83:
{{End}}
{{End}}
{{lifetime|1883|1953|Leven, Heinrich}}
{{lifetime|1883|1953|Leven, Heinrich}}
{{katolik-stub}}


[[Kategori:Pemimpin agama Katolik]]
[[Kategori:Misionaris di Indonesia]]
[[Kategori:Uskup Indonesia]]
[[Kategori:Uskup Belanda]]
[[Kategori:Uskup Katolik Roma]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]

Revisi terkini sejak 15 Januari 2024 02.41

Yang Mulia

Heinrich Leven

Vikaris Apostolik Emeritus Kepulauan Sunda Kecil
GerejaGereja Katolik Roma
TakhtaVikariat Apostolik Kepulauan Sunda Kecil
Penunjukan25 April 1933
(49 tahun, 316 hari)
Masa jabatan berakhir
21 Juni 1950
(67 tahun, 8 hari)
PendahuluArnold Verstraelen, S.V.D.
PenerusAntonius Hubertus Thijssen, S.V.D.
Imamat
Tahbisan imam
29 September 1910[1]
(27 tahun, 108 hari)
Tahbisan uskup
12 November 1933
(50 tahun, 152 hari)
oleh Arnold Frans Diepen
Informasi pribadi
Nama lahirHeinrich Leven
Lahir(1883-06-13)13 Juni 1883
Lank, Meerbusch, Neuss, Kekaisaran Jerman
Wafat31 Januari 1953(1953-01-31) (umur 69)
Steyl, Belanda
KewarganegaraanBelanda
(sebelumnya Republik Weimar)[2]
DenominasiKatolik Roma
Semboyan"O Crux, ave, spes unica"
(Salam O Salib, Harapan Satu-satunya)

Mgr. Heinrich Leven, S.V.D. (13 Juni 1883 – 31 Januari 1953) adalah Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil yang terpilih pada 25 April 1933 dan mengundurkan diri pada 21 Juni 1950.

Latar belakang[sunting | sunting sumber]

Leven lahir di Lank wilayah Sungai Rhein. Ayahnya Wilhelm Leven (1853–1922) merupakan seorang guru di sekolah dasar, sementara ibunya Catharina Classen (1857–1900) merupakan ibu rumah tangga. Pada 3 Oktober 1899, Leven mulai masuk rumah misi Serikat Sabda Allah di Steyl, Belanda. Ia sempat dikirim pulang karena kesehatannya yang lemah. Dalam mengisi waktu luangnya, ia membantu ayahnya mengajar di sekolah. Setelah sehat, ia kembali ke Steyl untuk menempuh pendidikan di seminari menengah.

Karya[sunting | sunting sumber]

Ia mengucapkan kaul pertamanya pada 1 November 1907 dan disusul dengan kaul kekal pada 7 September 1910.[3] Pada 29 September 1910, ia ditahbiskan menjadi imam bersama dengan 56 orang sekelasnya.

Ia melanjutkan pendidikan dalam bidang teologi di Sankt Gabriel, Wina, Austria-Hungaria. Sebagai seorang misionaris, Leven ditugaskan ke Togo, sebuah wilayah di Afrika yang merupakan protektorat Jerman sejak 1884. Ia berlayar bersama empat orang rekannya dan tiba pada 10 Agustus 1911. Di Togo, ia bertugas dalam bidang pendidikan di sekolah-sekolah, termasuk pengaturan kurikulum hingga urusan keuangan dan bahan bangunan. Karena terjadinya Perang Dunia I, mereka kemudian dipenjarakan, dan kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan. Pada 10 Oktober 1917, bersama seluruh misionaris Jerman, ia harus meninggalkan Togo. Ia dipindahkan ke Freetown sebelum berlayar ke Inggris, dan ditahan di kamp penjara Alexandra Palace. Pada Desember 1917, ia sempat dipenjara di Liverpool sebelum dipindahkan ke Isle of Man. Ia baru dibebaskan pada 17 Mei 1918.[3] Sekembalinya ke Jerman, Leven ditugaskan di sebuah paroki di Stratum, sebuah kota dekat tempat kelahirannya sampai pada awal 1920.

Bertugas di Indonesia[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1919, ia mengajukan lamaran kepada Superior General SVD untuk dikirim ke Kepulauan Sunda Kecil, Indonesia. Saat itu, ia belum mengetahui secara persis seperti apa wilayah di sana. Pada 23 Oktober 1920, ia bertolak dari Rotterdam dan tiba di Tanjung Priok pada 20 November 1920. Ia kemudian melanjutkan perjalan ke Flores dengan berlayar, dan tiba di Ende pada 11 Desember 1920. Selama di Ende, ia mempelajari bahasa Melayu di Ndona. Di pusat keuskupan Ndona, ia bertemu Mgr. Arnold Verstraelen, S.V.D. yang sempat bermisi bersama di Togo. Oleh Verstraelen, ia ditugaskan dalam bidang pendidikan di sekolah, seraya menjadi sebagai pastor pendidik di Halilulik, Timor sejak 22 Juli 1922. Tugas penting lain yang dia pegang adalah menjadi inspektur sekolah (penilik) untuk sekolah misi di Timor dengan surat resmi dari pemerintah. Hal ini dijalaninya selama lima tahun sampai Juli 1927. Pasca kematian Pastor Yan van Cleef, Wakil Pro-vikaris dari Mgr. Verstraelen, ia dipindahkan dari Timor ke Ndona pada 1 Agustus 1927 dan mengisi jabatan tersebut. Selama mengisi posisi tersebut, ia mengelola dan menyelenggarakan pendidikan di semua sekolah Katolik di Nusa Tenggara. Ia turut mengisi posisi Verstraelen selama kunjungan ke luar negeri. Selama masa ini, ia mengatur pelayanan misionaris yang tersebar di wilayah misi tersebut. Pasca kematian mendadak Mgr. Verstraelan pada 15 Maret 1932, Leven ditunjuk menjadi Administrator Apostolik. Selama mengisi kekosongan sebagai Administrator Apostolik, ia mampu mengorganisasi kegiatan harian Gereja.[3]

Hal tersebut dilakukannya sampai ia kemudian ditunjuk menjadi Vikaris Apostolik pada 25 April 1933. Ia diberi gelar Uskup Tituler Arca di Armenia. Sebelumnya, pemerintah Belanda sempat keberatan dengan penunjukkan ini karena Leven berkewarganegaraan Jerman, sehingga Pemerintah Belanda kemudian menawari Leven sebagai warga negara Belanda. Hal ini disetujuinya, sehingga proses kemudian dapat terus berlangsung.[2] Leven saat itu dianggap tokoh yang agak kaku dan birokratis, berbeda dengan pendahulunya yang hidup dinamis dan kadang-kadang bahkan dicap sebagai 'Prusia'. Ia kemudian ditahbiskan pada 12 November 1933 di Uden, Belanda.[4] Uskup 's Hertogenbosch, Arnold Frans Diepen menjadi Uskup Konskerator, dengan Uskup Ko-konsekrator adalah Uskup Breda, Pieter Adriaan Willem Hopmans dan Uskup Roermond, Jozef Hubert Willem Lemmens. Sebagai Uskup, ia memilih moto "O Crux, ave, spes unica"
(Salam O Salib, Harapan Satu-satunya). Dalam hal ini dinyatakan pengakuan iman bahwa Salib sebagai harapan satu-satunya baik untuk "yang saleh" maupun "yang salah", karena Salib menjadi media rahmat pengampunan, sehingga menjadikan Salib lambang penebusan dan belas kasih.[4]

Pada 3 Oktober 1934, Leven menjadi Uskup Ko-konsekrator bagi Mgr. Pieter Jan Willekens, S.J. sebagai Uskup Tituler Zorava ketika diangkat menjadi Vikaris Apostolik Batavia.

Dalam bidang perkawinan, di mana adat Flores sangat berbeda dari aturan dasar Katolik, membuat sebagian orang yang baru dibaptis tidak siap untuk mengikuti aturan formal dalam agama baru mereka. Leven kemudian mengadakan sinode pada tahun 1935 di Ndona, sebagai upaya agar pernikahan adat diterima secara sah pula. Hal ini memberi ruang untuk pembangunan Gereja tanpa bahaya pengucilan dan ekskomunikasi.[2]

Leven kemudian mendirikan serikat para suster Kongregasi Pengikut Yesus (bahasa Latin: Congregatio Imitationis Jesu; CIJ) pada tanggal 25 Maret 1935 di Jopu, Ende, Flores.[5] Hal ini didasari atas kondisi saat itu bahwa para wanita diperlakukan sebagai barang yang bisa diperdagangkan untuk kepentingan feodal dan golongan atas. Berbagai penyakit baik fisik maupun psikis kemudian timbul akibat kondisi ini, namun juga tidak dapat dengan mudah mendapat penanganan, sehingga pada akhirnya kondisi masyarakat menjadi hidup dalam kemelaratan. Leven berharap melalui kongregasi ini martabat para wanita penderita serta kaum papa miskin dapat terangkat, sekaligus memberi pengajaran bagi mereka yang belum mengenal agama.[6] Pendirian ini secara sah dilakukan setelah diterimanya 9 orang novis pada angkatan pertama pada tahun yang sama. Saat itu, Leven juga menyadari bantuan dari Eropa sulit diharapkan di tengah zaman malaise yang sedang berlangsung.[4]

Pengunduran diri dan meninggal dunia[sunting | sunting sumber]

Pada 21 Juni 1950, Leven yang berusia 67 tahun mengundurkan diri sebagai Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil. Sebagai Vikaris Apostolik Emeritus, ia tetap memegang gelar Uskup Tituler Arca in Armenia hingga kemudian ia meninggal.

Dalam dua bulan pada tahun 1951, Leven menjadi Uskup Penahbis Utama bagi tiga orang uskup di wilayah sekitar Vikariat Apostolik Ende, yakni pada 25 April 1951 bagi Mgr. Gabriel Wilhelmus Manek, S.V.D. sebagai Vikaris Apostolik Larantuka bergelar Uskup Tituler Alinda, lalu bagi penerusnya, Mgr. Antoine Hubert Thijssen, S.V.D. sebagai Vikaris Apostolik Endeh bergelar Uskup Tituler Nilopolis pada 3 Mei 1951, dan 10 hari kemudian bagi Mgr. Wilhelm van Bekkum, S.V.D sebagai Vikaris Apostolik Ruteng bergelar Uskup Tituler Tigias. Pada 6 Agustus 1952, Leven juga menjadi Uskup Ko-konsekrator bagi Mgr. Frans Simons, S.V.D. saat ditahbiskan menjadi Uskup Indore, India.[7]

Leven meninggal dunia pada 31 Januari 1953 di Steyl, Belanda.[8]

Beberapa lembaga pendidikan dinamai untuknya, termasuk SD-SMP-SMA Katolik Henricus Leven, yang terletak di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.[9][10][11]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Catholic Hierarchy". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-23. Diakses tanggal 12 Januari 2013. 
  2. ^ a b c "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-17. Diakses tanggal 2016-08-11. 
  3. ^ a b c "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-15. Diakses tanggal 2016-08-11. 
  4. ^ a b c "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-11. Diakses tanggal 2016-08-11. 
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-17. Diakses tanggal 2016-08-15. 
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-02. Diakses tanggal 2016-08-11. 
  7. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-23. Diakses tanggal 2016-08-11. 
  8. ^ https://books.google.co.id/books?id=bc5gAAAAQBAJ&pg=PA419&lpg=PA419
  9. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-04. Diakses tanggal 2016-08-15. 
  10. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-15. Diakses tanggal 2016-08-15. 
  11. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-09. Diakses tanggal 2016-08-11. 

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Jabatan Gereja Katolik
Didahului oleh:
Arnold Verstraelen, S.V.D.
Vikaris Apostolik Kepulauan Sunda Kecil
25 April 193321 Juni 1950
Diteruskan oleh:
Antoine Hubert Thijssen, S.V.D.