Lompat ke isi

Masjid Al Kurdi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Menghapus KH._Jazuli_Malawi_Berebes.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Yann; alasan: Copyright violation, found elsewhere on the web and unlikely to be own work ([[
 
(14 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Masjid Al Kurdi''' adalah masjid yang termasuk situs bersejarah yang ada di [[Kabupaten Brebes]], karena dididirikan tahun [[1917]] sebelum Kemerdekaan RI seperti yang tertera di dinding masjid. Terletak di desa [[Karangmalang, Ketanggungan, Brebes|Karangmalang]], yang berjarak sekitar 25 KM ke arah [[barat daya]] dari Kota Brebes. Bagian masjid berupa Jendela dan tiang penyangga atau saka masjid yang terbuat dari kayu jati hingga sekarang masih utuh, karena sejak dibangun, masjid ini belum pernah direhab secara total.
'''Masjid Al Kurdi''' adalah masjid yang termasuk situs bersejarah yang ada di [[Kabupaten Brebes]], karena dididirikan tahun [[1917]] sebelum Kemerdekaan RI seperti yang tertera di dinding masjid. Terletak di desa [[Karangmalang, Ketanggungan, Brebes|Karangmalang]], yang berjarak sekitar 25 KM ke arah [[barat daya]] dari Kota Brebes.<ref>{{Cite web|last=Creators|first=Z.|date=2023-03-31|title=Masjid Al Kurdi, Masjid Bersejarah Berusia Ratusan Tahun Dibangun oleh Pedagang Kaya - Indozone Travel|url=https://travel.indozone.id/news/951271748/masjid-al-kurdi-masjid-bersejarah-berusia-ratusan-tahun-dibangun-oleh-pedagang-kaya|website=Masjid Al Kurdi, Masjid Bersejarah Berusia Ratusan Tahun Dibangun oleh Pedagang Kaya - Indozone Travel|language=id|access-date=2024-01-26}}</ref> Bagian masjid berupa Jendela dan tiang penyangga atau saka masjid yang terbuat dari kayu jati hingga sekarang masih utuh, karena sejak dibangun, masjid ini belum pernah direhab secara total.


Keaslian masjid ini terlihat pula pada lantai atau tegel yang bercorak yang khas peninggalan tempo dulu. Tegel masjid didominasi warna biru dan hanya sebagian yang berwarna kuning dengan motif bunga. Terdapat pula tongkat kayu yang ujungnya diberi pisau atau belati di mimbar khotbah. Tongkat yang mirip dengan [[tombak]] ini selalu dipegang oleh [[khotib]] saat berkhotbah ketika Salat Jumat yang fungsinya untuk berjaga-jaga atau mempertahankan diri dari serangan musuh saat masa penjajahan Belanda . Begitu pula dengan bedug atau alat pukul yang terbuat dari kulit kerbau masih ada di semenjak masjid ini dibangun yang terlihat berlubang dimakan usia.
Keaslian masjid ini terlihat pula pada lantai atau tegel yang bercorak yang khas peninggalan tempo dulu. Tegel masjid didominasi warna biru dan hanya sebagian yang berwarna kuning dengan motif bunga. Terdapat pula tongkat kayu yang ujungnya diberi pisau atau belati di mimbar khotbah. Tongkat yang mirip dengan [[tombak]] ini selalu dipegang oleh [[khotib]] saat berkhotbah ketika Salat Jumat yang fungsinya untuk berjaga-jaga atau mempertahankan diri dari serangan musuh saat masa penjajahan Belanda . Begitu pula dengan bedug atau alat pukul yang terbuat dari kulit kerbau masih ada di semenjak masjid ini dibangun yang terlihat berlubang dimakan usia.


Pendiri Masjid Al Kurdi yakni (alm) KH Kurdi
Pendiri Masjid Al Kurdi yakni (alm) KH Jazuli Malawi yang dikenal Kiayi Kurdi
Masjid Al Kurdi yang berukuran 20 X 40 meter ini selalu ramai dipadati jamaah karena menjadi sentra kegiatan para santri [[Pondok Pesantren]] At Taqwa yang berjumlah sekitar 150 orang. Selain itu, warga Karangmalang juga selalu memanfaatkan masjid yang berada di pinggir jalan desa itu untuk kegiatan ibadah. Apalagi saat bulan [[Ramadhan]], rutinitas kegiatan dan jamaahnya makin padat. Setelah Masjid Al Kurdi diserahkan dari Keluarga Almarhum Jazuli kepada masyarakat, masjid ini ingin direhab tetapi dengan tetap mempertahankan model bangunan lama.
Masjid Al Kurdi yang berukuran 20 X 40 meter ini selalu ramai dipadati jamaah karena menjadi sentra kegiatan para santri [[Pondok Pesantren]] At Taqwa yang berjumlah sekitar 150 orang. Selain itu, warga Karangmalang juga selalu memanfaatkan masjid yang berada di pinggir jalan desa itu untuk kegiatan ibadah. Apalagi saat bulan [[Ramadhan]], rutinitas kegiatan dan jamaahnya makin padat. Setelah Masjid Al Kurdi diserahkan dari Keluarga Almarhum Jazuli kepada masyarakat, masjid ini ingin direhab tetapi dengan tetap mempertahankan model bangunan lama.


== Bukti Pondok Pesantren tertua di Kabupaten Brebes ==
== Bukti Pondok Pesantren tertua di Kabupaten Brebes ==
Keberadaan Masjid Al Kurdi 1917 di Jalan Pesantren, [[Karangmalang, Ketanggungan, Brebes|Desa Karangmalang]] menjadi salah satu bukti bahwa di wilayah tersebut pernah didirikan sebuah [[pondok pesantren]]. Tempat tersebut dipercaya sebagai pondok pesantren tertua di [[Kabupaten Brebes]], di samping Pondok Pesantren Yanbu'ul Ulum yang ada di Dusun Lumpur Kecamatan Losari Kabupaten Brebes, yang berdiri tahun 1870 M.
Keberadaan Masjid Al Kurdi 1917 di Jalan Pesantren, [[Karangmalang, Ketanggungan, Brebes|Desa Karangmalang]] menjadi salah satu bukti bahwa di wilayah tersebut pernah didirikan sebuah [[pondok pesantren]]. Tempat tersebut dipercaya sebagai pondok pesantren tertua di [[Kabupaten Brebes]], di samping [[Pondok Pesantren Yanbu'ul Ulum]] yang ada di Dusun Lumpur Kecamatan Losari Kabupaten Brebes, yang berdiri tahun 1870 M.<ref>{{Cite web|title=Jejak Sejarah Awal Penyebaran Islam di Brebes|url=https://islam.nu.or.id/fragmen/jejak-sejarah-awal-penyebaran-islam-di-brebes-X90o7|website=NU Online|language=id-id|access-date=2024-01-26}}</ref>


Meskipun demikian, secara fisik pondok pesantren asli yang dahulu bernama Asrama Madrasah Islam Karangmalang (AMIK) sudah tidak ada karena telah dibakar oleh [[Belanda]] pada zaman penjajahan. Saat ini pondok pesantren tersebut telah berganti nama dengan Pondok Pesantren At Taqwa yang berlokasi di desa yang sama.
Meskipun demikian, secara fisik pondok pesantren asli yang dahulu bernama Asrama Madrasah Islam Karangmalang (AMIK) sudah tidak ada karena telah dibakar oleh [[Belanda]] pada zaman penjajahan. Saat ini pondok pesantren tersebut telah berganti nama dengan Pondok Pesantren At Taqwa yang berlokasi di desa yang sama.
Baris 13: Baris 13:
Pondok Pesantren AMIK didirikan pada masa pemerintahan Raden Mas Martana yang dalam catatan Pemerintah Kabupaten Brebes memerintah kabupaten tersebut tahun 1909-1920, yang merupakan permintaan Kanjeng (Bupati) Cirebon yang datang ke Brebes dan meminta harus ada pondok pesantren di Brebes.
Pondok Pesantren AMIK didirikan pada masa pemerintahan Raden Mas Martana yang dalam catatan Pemerintah Kabupaten Brebes memerintah kabupaten tersebut tahun 1909-1920, yang merupakan permintaan Kanjeng (Bupati) Cirebon yang datang ke Brebes dan meminta harus ada pondok pesantren di Brebes.


Pengelola pondok AMIK saat itu dipercayakan kepada KH Jazuli dari [[Karangsuwung, Karangsembung, Cirebon|Desa Karangsuwung]].
Pengelola pondok AMIK saat itu dipercayakan kepada KH Jazuli dari [[Karangsuwung, Karangsembung, Cirebon|Desa Karangsuwung]].<ref>{{Cite web|last=At-Taqwa|first=Diposting oleh Pondok Pesantren|title=Bukti Pondok Pesantren Tertua|url=http://www.attaqwa.ponpes.id/2021/07/bukti-pondok-pesantren-tetua.html|access-date=2024-01-26}}</ref>


Setelah empat tahun berdiri, jumlah santri pada pondok tersebut mencapai ribuan. Karena khawatir dijadikan tempat pergerakan atau penggalangan kekuatan melawan penjajah, pondok tersebut akhirnya dibakar oleh Belanda. Masjid Al Kurdi berhasil dipertahankan oleh santri dan masyarakat setempat sehingga tidak ikut dibakar. karena bangunan pondok habis terbakar, Jazuli kemudian memindahkan pondok tersebut ke lokasi lain di desa yang sama. Nama pondok kemudian diganti dengan Pondok Pesantren At-Taqwa yang saat ini di pimpin oleh K.H Jumhur Abd. Qodir (Alm) dan dilanjutkan oleh putra beliau yaitu KH. Ahmad Lujennuddani (Al Hafidz) dan Kyai A.Kholisin.
Setelah empat tahun berdiri, jumlah santri pada pondok tersebut mencapai ribuan. Karena khawatir dijadikan tempat pergerakan atau penggalangan kekuatan melawan penjajah, pondok tersebut akhirnya dibakar oleh Belanda. Masjid Al Kurdi berhasil dipertahankan oleh santri dan masyarakat setempat sehingga tidak ikut dibakar. karena bangunan pondok habis terbakar, Jazuli kemudian memindahkan pondok tersebut ke lokasi lain di desa yang sama. Nama pondok kemudian diganti dengan Pondok Pesantren At-Taqwa yang saat ini di pimpin oleh K.H Jumhur Abd. Qodir (Alm) dan dilanjutkan oleh putra beliau yaitu KH. Ahmad Lujennuddani (Al Hafidz) dan Kyai A.Kholisin.<ref>{{Cite web|title=Pondok Pesantren At-Taqwa Karang Malang Ketanggungan Brebes|url=http://wikimapia.org/16976715/Pondok-Pesantren-At-Taqwa-Karang-Malang-Ketanggungan-Brebes|website=wikimapia.org|language=en|access-date=2024-01-26}}</ref>


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 27: Baris 27:


{{Masjid di Indonesia}}
{{Masjid di Indonesia}}
[[Kategori:Masjid di Jawa Tengah|A]]
[[Kategori:Masjid di Brebes|Al-Kurdi]]

== Referensi ==

Revisi terkini sejak 1 Februari 2024 19.02

Masjid Al Kurdi adalah masjid yang termasuk situs bersejarah yang ada di Kabupaten Brebes, karena dididirikan tahun 1917 sebelum Kemerdekaan RI seperti yang tertera di dinding masjid. Terletak di desa Karangmalang, yang berjarak sekitar 25 KM ke arah barat daya dari Kota Brebes.[1] Bagian masjid berupa Jendela dan tiang penyangga atau saka masjid yang terbuat dari kayu jati hingga sekarang masih utuh, karena sejak dibangun, masjid ini belum pernah direhab secara total.

Keaslian masjid ini terlihat pula pada lantai atau tegel yang bercorak yang khas peninggalan tempo dulu. Tegel masjid didominasi warna biru dan hanya sebagian yang berwarna kuning dengan motif bunga. Terdapat pula tongkat kayu yang ujungnya diberi pisau atau belati di mimbar khotbah. Tongkat yang mirip dengan tombak ini selalu dipegang oleh khotib saat berkhotbah ketika Salat Jumat yang fungsinya untuk berjaga-jaga atau mempertahankan diri dari serangan musuh saat masa penjajahan Belanda . Begitu pula dengan bedug atau alat pukul yang terbuat dari kulit kerbau masih ada di semenjak masjid ini dibangun yang terlihat berlubang dimakan usia.

Pendiri Masjid Al Kurdi yakni (alm) KH Jazuli Malawi yang dikenal Kiayi Kurdi Masjid Al Kurdi yang berukuran 20 X 40 meter ini selalu ramai dipadati jamaah karena menjadi sentra kegiatan para santri Pondok Pesantren At Taqwa yang berjumlah sekitar 150 orang. Selain itu, warga Karangmalang juga selalu memanfaatkan masjid yang berada di pinggir jalan desa itu untuk kegiatan ibadah. Apalagi saat bulan Ramadhan, rutinitas kegiatan dan jamaahnya makin padat. Setelah Masjid Al Kurdi diserahkan dari Keluarga Almarhum Jazuli kepada masyarakat, masjid ini ingin direhab tetapi dengan tetap mempertahankan model bangunan lama.

Bukti Pondok Pesantren tertua di Kabupaten Brebes

[sunting | sunting sumber]

Keberadaan Masjid Al Kurdi 1917 di Jalan Pesantren, Desa Karangmalang menjadi salah satu bukti bahwa di wilayah tersebut pernah didirikan sebuah pondok pesantren. Tempat tersebut dipercaya sebagai pondok pesantren tertua di Kabupaten Brebes, di samping Pondok Pesantren Yanbu'ul Ulum yang ada di Dusun Lumpur Kecamatan Losari Kabupaten Brebes, yang berdiri tahun 1870 M.[2]

Meskipun demikian, secara fisik pondok pesantren asli yang dahulu bernama Asrama Madrasah Islam Karangmalang (AMIK) sudah tidak ada karena telah dibakar oleh Belanda pada zaman penjajahan. Saat ini pondok pesantren tersebut telah berganti nama dengan Pondok Pesantren At Taqwa yang berlokasi di desa yang sama.

Pondok Pesantren AMIK didirikan pada masa pemerintahan Raden Mas Martana yang dalam catatan Pemerintah Kabupaten Brebes memerintah kabupaten tersebut tahun 1909-1920, yang merupakan permintaan Kanjeng (Bupati) Cirebon yang datang ke Brebes dan meminta harus ada pondok pesantren di Brebes.

Pengelola pondok AMIK saat itu dipercayakan kepada KH Jazuli dari Desa Karangsuwung.[3]

Setelah empat tahun berdiri, jumlah santri pada pondok tersebut mencapai ribuan. Karena khawatir dijadikan tempat pergerakan atau penggalangan kekuatan melawan penjajah, pondok tersebut akhirnya dibakar oleh Belanda. Masjid Al Kurdi berhasil dipertahankan oleh santri dan masyarakat setempat sehingga tidak ikut dibakar. karena bangunan pondok habis terbakar, Jazuli kemudian memindahkan pondok tersebut ke lokasi lain di desa yang sama. Nama pondok kemudian diganti dengan Pondok Pesantren At-Taqwa yang saat ini di pimpin oleh K.H Jumhur Abd. Qodir (Alm) dan dilanjutkan oleh putra beliau yaitu KH. Ahmad Lujennuddani (Al Hafidz) dan Kyai A.Kholisin.[4]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]


Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Creators, Z. (2023-03-31). "Masjid Al Kurdi, Masjid Bersejarah Berusia Ratusan Tahun Dibangun oleh Pedagang Kaya - Indozone Travel". Masjid Al Kurdi, Masjid Bersejarah Berusia Ratusan Tahun Dibangun oleh Pedagang Kaya - Indozone Travel. Diakses tanggal 2024-01-26. 
  2. ^ "Jejak Sejarah Awal Penyebaran Islam di Brebes". NU Online. Diakses tanggal 2024-01-26. 
  3. ^ At-Taqwa, Diposting oleh Pondok Pesantren. "Bukti Pondok Pesantren Tertua". Diakses tanggal 2024-01-26. 
  4. ^ "Pondok Pesantren At-Taqwa Karang Malang Ketanggungan Brebes". wikimapia.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-26.