Pasukan Pertahanan Timor Leste: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldo samulo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k ~cite
 
(84 revisi perantara oleh 38 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox national military
{{Infobox national military
| country=Timor Leste
| country=Timor Leste
| name=Angkatan Bersenjata Timor-Leste
| name=Pasukan Pertahanan Timor-Leste
| native_name=Falintil-Forças de Defesa de Timor Leste
| native_name=Falintil-Forças de Defesa de Timor Leste
| image=[[Berkas:F-FDTL fair use claimed.png|F-FDTL coat of arms]]
| image=F-FDTL Coat of Arms.svg
| caption=Lambang F-FDTL
| caption=Lambang F-FDTL
| image2=[[Berkas:Flag of the Timor Leste Defence Force.svg|200px]]
| image2=
| caption2=
| caption2=Bendera F-FDTL
| founded=2001
| founded=2001
| current_form=
| current_form=
| disbanded=
| disbanded=
| branches=Angkatan darat, komponen angkatan laut
| branches=Angkatan Darat<br>Komponen Angkatan Laut<br>Komponen Angkatan Udara
| headquarters=[[Dili]]
| headquarters=[[Dili]]
<!-- Leadership -->
<!-- Leadership -->
| commander-in-chief=[[Taur Matan Ruak]]
| commander-in-chief=[[Jose Ramos Horta]]
| commander-in-chief_title=[[Presiden Timor Leste|Presiden]]
| commander-in-chief_title=[[Presiden Timor Leste|Presiden]]
| minister=[[Cirilo José Cristovão]]
| minister=[[Filomeno Paixão]]
| minister_title=Menteri Pertahanan dan Keamanan
| minister_title=[[Menteri Pertahanan (Timor Leste)|Menteri Pertahanan]]
| commander=Mayor Jenderal [[Lere Anan Timor]]
| commander=[[Letjen]] [[Falur Rate Laek]]
| commander_title=Panglima, Angkatan Bersenjata Timor-Leste
| commander_title=[[Panglima Angkatan Bersenjata Timor Leste|Panglima Angkatan Bersenjata]]
<!-- Manpower -->
<!-- Manpower -->
| age=
| age=
Baris 30: Baris 30:
| reaching=12,795
| reaching=12,795
| reaching_f=12,443
| reaching_f=12,443
| active=1,332 ([[IISS]], 2012)
| active=3,000 (2023)
| ranked=156
| ranked=
| reserve=Tidak ada
| reserve=Tidak ada
| deployed=
| deployed=
<!-- Financial -->
<!-- Financial -->
| amount=[[Dolar Amerika Serikat|$US]]31,1 juta (2019)<ref>{{cite web|title=International Institute for Strategic Studies 2020 |url=https://www.worldcat.org/issn/1479-9022}}</ref>
| amount=$US26.6 juta (2012)<ref name="2012_budget_66">Republica Democratica De Timor-Leste (2012), p. 66</ref>
| percent_GDP=
| percent_GDP=
<!-- Industrial -->
<!-- Industrial -->
| domestic_suppliers=Tidak ada
| domestic_suppliers=Tidak ada
| foreign_suppliers=Bantuan dari pemerintah asing
| foreign_suppliers=Donasi dari pemerintah asing, terutama
{{collapsible list
| bullets= yes
| title=
| {{flag|Amerika Serikat}}
| {{flag|Australia}}
| {{flag|Filipina}}
| {{flag|Indonesia}}
| {{flag|Malaysia}}
| {{flag|Portugal}}
| {{flag|Tiongkok}}
}}
| imports=
| imports=
| exports=
| exports=
Baris 45: Baris 56:
| history=
| history=
| ranks=[[Peringkat militer Timor Leste]]
| ranks=[[Peringkat militer Timor Leste]]
|image_size=160px}}
}}
'''Angkatan Bersenjata Timor Leste''' ({{lang-tet|Forcas Defesa Timor Lorosae}}, {{lang-pt|Forças de Defesa de Timor Leste}} atau [[Falintil]]-FDTL, sering juga disingkat sebagai '''F-FDTL''') adalah [[angkatan bersenjata]] yang bertugas untuk mempertahankan dan melindungi [[Timor Leste]]. F-FDTL didirikan pada Februari 2001 dan terdiri dari dua batalion infantri kecil, sebuah komponen kecil angkatan laut dan beberapa unit pendukung.
'''Pasukan Pertahanan Timor Leste''' ({{lang-tet|Forcas Defesa Timor Lorosae}}, {{lang-pt|Forças de Defesa de Timor Leste}} atau [[Falintil]]-FDTL, sering juga disingkat sebagai '''F-FDTL''') adalah [[angkatan bersenjata]] yang bertugas untuk mempertahankan dan melindungi [[Timor Leste]]. F-FDTL didirikan pada Februari 2001, terdiri dari dua batalyon infanteri angkatan darat, satu komponen kecil angkatan laut dan beberapa unit pendukung.


Peran utama F-FDTL adalah untuk melindungi Timor Leste dari ancaman eksternal. Ia juga memiliki peran keamanan internal, yang tumpang tindih dengan [[Policia Nacional de Timor Leste]] (PNTL). Tumpang tindih peran ini telah menyebabkan ketegangan antara kedua pihak, yang semakin diperburuk oleh semangat yang buruk dan kurangnya disiplin dalam F-FDTL.
Peran utama F-FDTL adalah melindungi Timor Leste dari ancaman luar negeri. Ia juga memiliki peran keamanan dalam negeri, yang tumpang tindih dengan [[PNTL|Polícia Nacional de Timor Leste]] (PNTL). Tumpang tindih peran ini telah menyebabkan ketegangan antara kedua pihak.


Masalah F-FDTL memuncak pada tahun 2006 ketika hampir setengah pasukan diberhentikan dan diikuti dengan aksi protes atas diskriminasi dan kondisi yang buruk. Pemecatan berkontribusi terhadap keruntuhan secara umum baik dari F-FDTL dan PNTL pada bulan Mei dan memaksa pemerintah untuk meminta pasukan penjaga perdamaian asing untuk memulihkan keamanan. F-FDTL saat ini sedang dibangun kembali dengan bantuan asing dan telah menyusun rencana jangka panjang pengembangan kekuatan.
Masalah F-FDTL memuncak pada tahun 2006, ketika itu hampir setengah pasukan diberhentikan dan diikuti dengan aksi protes atas diskriminasi dan kondisi yang buruk. Pemecatan berkontribusi terhadap keruntuhan secara umum baik dari F-FDTL dan PNTL pada bulan Mei dan memaksa pemerintah untuk meminta pasukan penjaga perdamaian asing untuk memulihkan keamanan. F-FDTL saat ini sedang dibangun kembali dengan bantuan asing dan telah menyusun rencana jangka panjang pengembangan kekuatan.


==Peran==
== Peran ==
Konstitusi Timor Leste mengamanatkan bahwa F-FDTL bertanggungjawab untuk melindungi negara dari serangan luar. Konstitusi menyatakan bahwa F-FDTL "akan menjamin kemerdekaan nasional, integritas wilayah dan kebebasan dan keamanan penduduk terhadap setiap agresi atau ancaman eksternal, dalam menghormati tatanan konstitusional." Konstitusi juga menyatakan bahwa F-FDTL "harus nonpartisan dan harus berutang ketaatan kepada organisasi yang kompeten atas kedaulatan sesuai dengan konstitusi dan undang-undang, dan tidak akan mencampuri urusan politik." Polisi Nasional Timor Leste (atau PNTL) dan pasukan keamanan sipil yang diberikan tanggung jawab untuk keamanan dalam negeri.<ref name="Rees">Rees (2004), pp. 7–9</ref> Dalam praktiknya tanggung jawab F-FDTL dan PNTL tidak jelas digambarkan, dan ini menyebabkan konflik antara dua organisasi tersebut.<ref name="rees14">Rees (2004), p. 14</ref>


Pemerintah Timor-Leste telah memperluas peran F-FDTL dari waktu ke waktu. Seperti apa yang telah ditetapkan sebagai "misi baru", F-FDTL telah diberikan tanggung jawab untuk manajemen krisis, mendukung penekanan kekacauan sipil, menanggapi krisis kemanusiaan dan memfasilitasi kerjasama antara bagian yang berbeda dari pemerintah.<ref name="Patrikainen_140">Patrikainen et al. (2011), p. 140</ref>
<!-- SEMBUNYIKAN DULU, BELUM DIPERIKSA
==Sejarah==
==Sejarah==
{{See also|Sejarah Timor Timur}}
===Pra kemerdekaan===
===Pra kemerdekaan===
F-FDTL dibentuk dari tentara gerilya gerakan pembebasan nasional yang dikenal sebagai [[FALINTIL]] (singkatan bahasa Portugis untuk ''Forças Armadas de libertacao de Timor-Leste'' atau Angkatan Bersenjata untuk Pembebasan Timor Timur). Selama periode sebelum tahun 1999 beberapa pemimpin Timor Timur, termasuk saat Presiden José Ramos-Horta mengusulkan bahwa negara Timor-Leste pada masa depan tidak akan memiliki militer. Kekerasan pengrusakan meluas menyusul referendum kemerdekaan pada 1999 dan kebutuhan untuk menyediakan lapangan kerja kepada para veteran FALINTIL menyebabkan perubahan kebijakan. Namun setelah berakhirnya pemerintahan Indonesia, FALINTIL mengusulkan pembentukan militer besar sekitar 5.000 personel

Pada pertengahan tahun 2000 Pemerintahan Transisi PBB di Timor Timur ([[UNTAET]]) mengundang tim dari King College London untuk melakukan studi pilihan pasukan keamanan Timor Leste. Laporan tim mengidentifikasi tiga opsi untuk militer Timor Leste. Opsi 1 didasarkan pada preferensi FALINTIL untuk militer yang relatif besar dan bersenjata berat dari 3,000-5,000 personel, opsi 2 adalah kekuatan dari 1.500 tetap dan 1.500 wajib militer dan opsi 3 adalah untuk kekuatan 1.500 tetap dan 1.500 cadangan relawan. Tim peneliti merekomendasikan opsi 3 sebagai paling cocok untuk kebutuhan keamanan Timor Timur dan situasi ekonomi. Rekomendasi ini diterima oleh UNTAET pada bulan September 2000 dan membentuk dasar dari perencanaan pertahanan Timor Leste. Rencana itu juga diterima oleh semua negara-negara yang telah memberikan kontribusi pasukan perdamaian ke Timor Timur. Laporan The King 's College telah dikritik dengan alasan bahwa hal itu mengarah Timor Timur untuk membangun kepolisian yang besar dan Tentara besar bila kebutuhan keamanan mungkin telah lebih baik bertemu dengan pasukan paramiliter yang lebih kecil tunggal.

Sementara keputusan Timor Lorosae untuk membentuk militer dikritik oleh beberapa komentator, pemerintah Timor Leste telah secara konsisten percaya bahwa diperlukan usaha untuk alasan politik dan keamanan. Kritik dari pembentukan F-FDTL berpendapat bahwa Timor Timur tidak menghadapi ancaman eksternal, sumber daya pemerintah yang terbatas akan lebih baik digunakan untuk memperkuat PNTL. Sementara kepemimpinan politik Timor Timur mengakui bahwa negara saat ini tidak menghadapi ancaman dari luar, mereka percaya bahwa perlu untuk mempertahankan kemampuan militer untuk menghalangi agresi masa depan. Pembentukan F-FDTL juga dilihat sebagai cara yang efektif untuk mengintegrasikan FALINTIL ke Timor Timur yang merdeka. [12]


===Pembentukan F-FDTL===
===Pembentukan F-FDTL===
====Veteran FALINTIL====
FALINTIL secara resmi menjadi F-FDTL pada tanggal 1 Februari 2001. Terdapat 650 anggota pertama dari F-FDTL dipilih dari 1.736 pelamar mantan FALINTIL dan mulai pelatihan pada tanggal 29 Maret. Batalyon 1 didirikan pada tanggal 29 Juni 2001 dan mencapai kekuatan penuh pada tanggal 1 Desember. Sebagian besar anggota batalyon berasal dari provinsi-provinsi bagian timur Timor Leste. Batalion 2 didirikan pada tahun 2002 dari kader Batalyon 1 dan diawaki terutama oleh personel baru di bawah usia 21 yang tidak berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan.


Beberapa masalah yang telah mempengaruhi F-FDTL dan seluruh keberadaannya disebabkan oleh proses yang digunakan untuk membangun kekuatan. Sebuah cacat utama dalam proses ini adalah bahwa komando tinggi FALINTIL diizinkan untuk memilih calon militer dari anggota FALINTIL tanpa pengawasan eksternal. Akibatnya, seleksi dilakukan, untuk tingkat besar, atas dasar kesetiaan politik pelamar. Hal ini menyebabkan banyak veteran FALINTIL merasa bahwa mereka telah secara tidak adil dikeluarkan dari militer. Selain itu, UNTAET gagal membangun fondasi yang memadai untuk sektor keamanan Timor Timur dengan mengembangkan dokumen legislatif dan perencanaan, pengaturan dukungan administrasi dan mekanisme kontrol demokratis dari militer. Kelalaian ini tetap tidak dikoreksi setelah Timor Timur mencapai kemerdekaannya pada tanggal 20 Mei 2002.
===Krisis 2006===


F-FDTL secara bertahap menerima tanggung jawab untuk keamanan Timor Timur dari pasukan penjaga perdamaian PBB. The Lautém adalah daerah pertama yang lolos ke F-FDTL pada bulan Juli 2002 Setelah lebih pelatihan F-FDTL mengambil alih tanggung jawab keamanan eksternal seluruh negara pada 20 Mei 2004, meskipun beberapa pasukan penjaga perdamaian asing tetap di Timor Timur sampai pertengahan 2005. F-FDTL melakukan operasi pertama pada Januari 2003 ketika satuan tentara dipanggil untuk memadamkan kegiatan kriminal yang disebabkan oleh geng milisi di barat Timor di distrik [[Ermera]]. Sementara F-FDTL dioperasikan dalam "mode relatif disiplin dan tertib" selama operasi ini, secara ilegal menangkap hampir 100 orang yang dibebaskan 10 hari kemudian tanpa dikenakan biaya.
===Rencana pengembangan angkatan bersenjata===


F-FDTL telah menderita moral yang serius dan masalah disiplin sejak didirikan. [21] Masalah-masalah ini telah didorong oleh ketidakpastian atas peran F-FDTL, kondisi miskin layanan karena terbatasnya sumber daya, ketegangan yang timbul dari transisi FALINTIL dari gerilya organisasi ke persaingan militer dan politik dan regional teratur. Moral dan disiplin masalah F-FDTL ini telah menghasilkan sejumlah besar tentara yang disiplin atau dipecat. [22] Pemerintah Timor Leste menyadari masalah ini sebelum krisis 2006 tetapi tidak memperbaiki faktor-faktor yang berkontribusi terhadap moral rendah. [23]
==Pengaturan kekuasaan==


Ketegangan antara F-FDTL dan PNTL juga telah mengurangi efektivitas layanan keamanan Timor Timur. Selama tahun 2003 dan 2004, anggota polisi dan F-FDTL bentrok pada beberapa kesempatan, dan kelompok tentara menyerang kantor polisi pada bulan September 2003 dan Desember 2004. Ketegangan ini disebabkan oleh peran yang tumpang tindih dari dua layanan keamanan. Pada tahun 2003, Pemerintah Timor Leste perbedaan pendapat antara anggota kepemimpinan Timor Timur dan fakta bahwa banyak anggota PNTL telah disajikan dengan polisi Indonesia sebelum kemerdekaan Timor Timur sementara F-FDTL didasarkan sekitar FALINTIL. mendirikan tiga pasukan polisi paramiliter baru yang dilengkapi dengan senjata modern. Pembentukan unit ini menyebabkan ketidakpuasan dengan pemerintah antara beberapa anggota F-FDTL. [24]
==Organisasi==
krisis 2006
===Angkatan darat===
Untuk rincian lebih lanjut tentang krisis sektor politik dan keamanan Timor Timur pada tahun 2006, lihat 2006 krisis Timor Timur.
Gambar eksternal Seorang tentara Timor Timur selama pertempuran Mei 2006 [25]


Ketegangan dalam F-FDTL memuncak pada tahun 2006 Pada bulan Januari, 159 tentara dari sebagian besar unit di F-FDTL mengeluh dalam petisi untuk Presiden Xanana Gusmão bahwa tentara dari timur negara itu menerima pengobatan yang lebih baik daripada Barat. The 'pemohon hanya menerima respon minimal dan meninggalkan barak mereka tiga minggu kemudian, meninggalkan senjata mereka di belakang. [26] Mereka bergabung dengan ratusan tentara lainnya dan pada 16 Maret komandan F-FDTL, Brigadir Jenderal Taur Matan Ruak, diberhentikan 594 tentara, yang hampir setengah dari gaya. [23] tentara yang dipecat tidak terbatas pada para pemohon, dan termasuk sekitar 200 perwira dan jajaran lainnya yang telah kronis mangkir pada bulan-bulan dan tahun sebelum Maret 2006 [26 ]
===Komponen angkatan laut===


Krisis meningkat menjadi kekerasan pada akhir April. Pada tanggal 24 April, para petisioner dan beberapa pendukung mereka menggelar demonstrasi empat hari di luar Gedung Parlemen di Dili menyerukan pembentukan sebuah komisi independen untuk menangani keluhan mereka. Kekerasan pecah pada tanggal 28 April ketika beberapa pemohon dan kelompok-kelompok pemuda yang bergabung protes menyerang Istana Pemerintah. PNTL gagal berisi protes dan Istana rusak parah. Setelah kekerasan menyebar ke area lain dari Dili, Perdana Menteri Mari Alkatiri meminta agar F-FDTL membantu memulihkan ketertiban. Pasukan yang tidak memiliki pengalaman dalam pengendalian massa dikerahkan ke Dili pada tanggal 29 April dan tiga kematian yang dihasilkan. Pada 3 Mei Mayor Alfredo Reinado, komandan unit polisi militer F-FDTL, dan sebagian besar tentaranya termasuk Lt Gastão Salsinha meninggalkan jabatan mereka sebagai protes atas apa yang mereka lihat sebagai tentara sengaja menembak warga sipil. [27]
==Pengeluaran dan pengadaan Pertahanan==


Pertempuran pecah antara sisa-sisa pasukan keamanan Timor Leste dan pemberontak dan gerombolan pada akhir Mei. Pada tanggal 23 kelompok pemberontak Mei Reinado menembaki F-FDTL dan PNTL personel di daerah Fatu Ahi. Pada tanggal 24 Mei F-FDTL personil dekat markas Angkatan diserang oleh sekelompok polisi pemberontak, pemohon dan warga sipil bersenjata. Serangan dikalahkan ketika salah satu kapal patroli F-FDTL angkatan laut komponen menembaki para penyerang. [28] Selama krisis hubungan antara F-FDTL dan PNTL telah memburuk lebih lanjut, dan pada 25 Mei anggota F-FDTL diserang markas PNTL, menewaskan sembilan polisi bersenjata. [23]
==Hubungan pertahanan luar negeri==


Sebagai akibat dari kekerasan yang meningkat pemerintah terpaksa menarik pasukan penjaga perdamaian internasional pada tanggal 25 Mei. Pasukan penjaga perdamaian mulai berdatangan di Dili pada hari berikutnya dan ketertiban akhirnya dipulihkan. Sebanyak 37 orang tewas dalam pertempuran pada bulan April dan Mei dan 155.000 meninggalkan rumah mereka. Sebuah penyelidikan PBB menemukan bahwa menteri dalam negeri dan pertahanan dan komandan F-FDTL telah ditransfer secara ilegal senjata kepada orang sipil selama krisis dan merekomendasikan agar mereka diproses secara hukum. [29]
==Referensi==
Rencana pembangunan Angkatan
{{Reflist}}


Krisis 2006 meninggalkan F-FDTL "reruntuhan". [30] F-FDTL kekuatan turun dari 1,435 pada Januari 2006-715 pada bulan September dan proporsi Barat di militer turun dari 65 persen menjadi 28 persen. [18] The F-FDTL memulai proses pembangunan kembali dengan dukungan dari beberapa negara dan PBB, tapi masih belum siap untuk melanjutkan tanggung jawab untuk keamanan eksternal Timor Timur dua tahun setelah krisis. [30]
==Karya yang dikonsultasikan==
Gerbang Putih dengan bangunan di belakang mereka
; Buku dan laporan
Pintu gerbang ke F-FDTL Nicolau Lobato Training Centre dekat Metinaro


Pada tahun 2004 komandan F-FDTL membentuk tim, termasuk kontraktor internasional, untuk mengembangkan dokumen visi strategis jangka panjang untuk militer. Penelitian ini didukung oleh Pemerintah Australia. [31] mengakibatkan Angkatan 2020 Dokumen ini selesai pada tahun 2006 dan dipublikasikan pada tahun 2007 [32] Dokumen menetapkan visi 'aspirasi' untuk pengembangan F-FDTL hingga 2020 dan luar dan status setara dengan pertahanan kertas putih. Ini mengusulkan memperluas militer untuk kekuatan 3.000 personil reguler dalam jangka menengah melalui pengenalan wajib militer. Hal ini juga menetapkan tujuan jangka panjang seperti membangun komponen pesawat dan pembelian senjata modern, seperti senjata anti-armor, kendaraan lapis baja dan kapal rudal, pada tahun 2020 [33]
* {{cite journal |author=Amnesty International |authorlink=Amnesty International |title=Timor Leste: Briefing to Security Council Members on policing and security in Timor-Leste. |year=2003 |url=http://www.amnesty.org/en/alfresco_asset/87c7dd7b-a49f-11dc-bac9-0158df32ab50/asa570012003en.pdf |format=PDF}}

Angkatan 2020 rencana mirip dengan opsi 1 dalam laporan King College. Tim Penelitian King College sangat dianjurkan terhadap struktur kekuatan seperti itu, pelabelan itu "terjangkau" dan meningkatkan kekhawatiran atas dampak wajib militer pada masyarakat Timor Timur dan kesiapan militer. Tim memperkirakan bahwa mempertahankan struktur kekuatan seperti itu akan biaya 2,6-3,3 persen dari produk domestik bruto tahunan Timor Timur dan akan "mewakili beban berat terhadap perekonomian Timor Timur". [34] Selain itu, Angkatan 2020 rencana mungkin tidak realistis atau cocok seperti yang muncul untuk menekankan ekspansi militer untuk melawan ancaman eksternal atas pengeluaran pada layanan pemerintah lainnya dan keamanan dalam negeri dan menguraikan ide-ide seperti jangka panjang (~ 2075) perkembangan kekuatan ruang. [35]

Sementara Angkatan 2020 rencana telah terbukti kontroversial, tampaknya telah diadopsi oleh pemerintah Timor Leste. Rencana ini dikritik oleh PBB dan pemerintah Australia dan Amerika Serikat sebagai terjangkau dan lebih dari kebutuhan Timor Timur. [36] Presiden Timor Timur Jose Ramos-Horta membela rencana, namun, dengan alasan bahwa adopsi akan mengubah F-FDTL menjadi kekuatan profesional yang mampu mempertahankan kedaulatan Timor Timur dan memberikan kontribusi untuk stabilitas bangsa. [37] pejabat pertahanan Timor Timur juga menekankan bahwa Angkatan 2020 adalah rencana jangka panjang dan tidak mengusulkan memperoleh senjata canggih selama beberapa tahun. [32]

Dampak dari krisis 2006 terus dirasakan. Pada tanggal 11 Februari 2008, sebuah kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Alfredo Reinado berusaha untuk membunuh atau menculik Presiden Ramos-Horta dan Perdana Menteri Gusmão. Meskipun Ramos-Horta dan salah satu pengawalnya terluka parah, serangan ini tidak berhasil dan Reinado dan pemberontak lainnya tewas. Perintah F-FDTL dan PNTL bersama didirikan untuk mengejar pemberontak yang masih hidup dan militer dan polisi telah menunjukkan tingkat tinggi kerjasama selama operasi ini. [38] Perintah gabungan dibubarkan pada tanggal 19 Juni 2008 Sementara komando gabungan berkontribusi penyerahan banyak rekan Reinado, telah menuduh bahwa anggota unit ini [39] pada bulan Juni 2008 Pemerintah menawarkan untuk memberikan kompensasi keuangan kepada pemohon yang ingin kembali ke kehidupan sipil. pelanggaran hak asasi manusia. Penawaran ini diterima, dan semua pemohon kembali ke rumah mereka pada bulan Agustus tahun itu. [40] Pada bulan Mei 2009, F-FDTL menerima asupan pertama direkrut sejak krisis 2006. Sementara keragaman regional 579 anggota baru umumnya jauh lebih besar dibandingkan dengan asupan pra-krisis, 60,3 persen calon perwira berasal dari wilayah timur negara itu. [41] Dari 2009 F-FDTL didirikan pos-pos pleton berukuran untuk mendukung polisi perbatasan PNTL di distrik perbatasan Bobonaro dan Covalima, dan telah semakin dikerahkan untuk melakukan tugas-tugas keamanan dalam negeri. [11] dari Februari-Agustus 2010, 200 anggota F-FDTL dikerahkan untuk mendukung operasi PNTL terhadap "Ninja" geng. Pasukan ini melakukan tugas keterlibatan masyarakat, dan tidak bersenjata dan tidak terintegrasi erat dengan upaya PNTL. [42]

The F-FDTL masih dalam proses pembangunan kembali dari peristiwa 2006 itu tetap berada di bawah kekuatan dan belum mereformasi standar pelatihan dan disiplin nya. [43] Ketegangan dalam F-FDTL juga terus mengancam stabilitas [44] Namun, pemerintah Timor Leste menempatkan kekuatan. prioritas tinggi pada mendirikan kembali F-FDTL dan mengembangkannya menjadi sebuah kekuatan yang mampu membela negara. [43] pada tahun 2013 Organisasi Intelijen Pertahanan Australia melaporkan bahwa sedikit progess memiliki dibuat dalam melaksanakan rencana Angkatan 2020. [45]
pengaturan command
Mayor Jenderal Lere Anan Timor tahun 2012

Konstitusi Timor Leste menyatakan bahwa presiden adalah panglima tertinggi angkatan bersenjata dan memiliki kekuasaan untuk menunjuk komandan F-FDTL dan kepala staf. Dewan Menteri dan Parlemen Nasional bertanggung jawab untuk mendanai F-FDTL dan menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan keamanan Timor Leste. [2] Cirilo José Cristovão berfungsi sebagai menteri saat Pertahanan dan Keamanan, dan Julio Tomas Pinto adalah Sekretaris Negara untuk pertahanan. Keduanya dilantik ke dalam peran ini pada tanggal 8 Agustus 2012 [46] Sebuah Dewan Tinggi Pertahanan dan Keamanan didirikan pada tahun 2005 untuk memberikan nasihat kepada presiden pada pertahanan dan kebijakan keamanan dan undang-undang dan pengangkatan dan pemberhentian personil militer senior. Dewan ini diketuai oleh presiden dan termasuk perdana menteri, pertahanan, keadilan, menteri urusan interior dan asing, kepala F-FDTL dan PNTL petugas keamanan nasional negara dan tiga perwakilan dari parlemen nasional. Peran dewan tidak jelas, bagaimanapun, dan tidak itu atau parlemen menjabat sebagai cek terhadap keputusan untuk memecat sejumlah besar personil F-FDTL pada tahun 2006 [47] Sebuah komite parlemen juga menyediakan pengawasan sektor keamanan Timor Timur. [48] Mayor Jenderal Lere Anan Timor adalah komandan saat ini F-FDTL, dan diangkat ke posisi ini pada tanggal 6 Oktober 2011 [49]

Sebuah kementerian pertahanan kecil (yang berganti nama menjadi Departemen Pertahanan dan Keamanan tahun 2007) didirikan pada tahun 2002 untuk memberikan pengawasan sipil F-FDTL. Kurangnya staf yang cocok untuk pelayanan dan hubungan politik yang erat antara petugas F-FDTL senior dan tokoh pemerintah diberikan pengawasan ini sebagian besar tidak efektif dan menghambat perkembangan kebijakan pertahanan Timor Timur sampai setidaknya 2004 [50] Kegagalan untuk mengadakan efektif pengawasan sipil dari F-FDTL juga terbatas sejauh mana negara-negara asing bersedia untuk memberikan bantuan kepada F-FDTL [51] dan memberikan kontribusi terhadap krisis 2006. [52] pada awal 2010 Departemen Pertahanan dan Keamanan diselenggarakan menjadi elemen-elemen yang bertanggung jawab untuk pertahanan (termasuk F-FDTL) dan keamanan (termasuk PNTL), masing-masing dipimpin oleh sekretaris mereka sendiri negara. Pada saat ini Pemerintah Timor-Leste bekerja untuk memperluas kapasitas kementerian dengan bantuan dari UNMIT, tapi terus kekurangan staf yang berkualitas terbatas sejauh mana pelayanan dapat memberikan pengawasan sipil terhadap sektor keamanan. [53] Selain itu, elemen dari F -FDTL yang terus menolak kontrol sipil atas pasukan keamanan saat ini, dan kekuatan itu tidak membuka diri terhadap pengawasan internasional. [41]
Organisasi
Brig. Gen Filomeno da Paixao, Wakil Kepala Angkatan Pertahanan, kapal yang mengunjungi kapal perang AS.

The F-FDTL ini diatur dalam markas, komponen tanah, komponen angkatan laut dan unit pendukung. Ketika Taur Matan Ruak pindah ke politik, dua perwira paling senior di Tentara Nasional menjadi Mayor Jenderal Lere Ann Timor sebagai CDF dan Brigadir Jenderal Meno Paixao sebagai Wakil Kepala Angkatan Pertahanan. Unit pendukung termasuk perusahaan dukungan logistik dan satu peleton polisi militer. Timor Timur tidak memiliki angkatan udara dan F-FDTL saat ini tidak mengoperasikan pesawat. [54] Setelah berdirinya F-FDTL juga memiliki "terbesar dan paling canggih" jaringan intelijen manusia di Timor Timur, yang didasarkan pada perlawanan klandestin pelaporan jaringan dibangun selama pendudukan Indonesia. [55] Namun, pada Mei 2008 parlemen nasional undangkan untuk menempatkan cabang intelijen F-FTDL di bawah otoritas kepala Dinas Informasi Nasional. [56]

The F-FDTL memiliki kekuatan resmi dari 1.500 personel reguler dan 1.500 cadangan. Ini tidak pernah mencapai jumlah ini sebagai kekurangan pendanaan mencegah komponen cadangan dari terbentuk dan dua batalyon reguler Angkatan Darat tetap di bawah kekuatan. [57] Sementara semua personil F-FDTL adalah veteran awalnya FALINTIL komposisi pasukan itu telah berubah dari waktu ke waktu dan beberapa prajurit dari pemberontakan tetap karena persyaratan usia yang sempit pasukan itu. [58] Setelah F-FDTL Batalyon 1 didirikan pada tahun 2001 perekrutan dibuka untuk semua orang Timor Leste di atas usia 18, termasuk perempuan. [19] beberapa perempuan telah bergabung dengan F-FDTL, bagaimanapun, dan pada Februari 2010 hanya tujuh persen anggota baru adalah perempuan. [59] [60]
tentara

Ketika awalnya didirikan, kekuatan tanah F-FDTL terdiri dari dua batalyon infantri ringan, masing-masing dengan kekuatan resmi dari 600 personil. [61] Setiap batalyon memiliki tiga perusahaan senapan, sebuah perusahaan dukungan dan perusahaan markas. [62] Meskipun tentara adalah kecil, taktik gerilya yang digunakan oleh FALINTIL sebelum keberangkatan tahun 1999 dari Tentara Nasional Indonesia yang efektif terhadap nomor biasa dan memiliki potensi untuk membentuk jera kredibel terhadap invasi. [63] doktrin Angkatan Darat saat ini difokuskan pada intensitas rendah infanteri taktik tempur serta tugas-tugas kontra-pemberontakan. [57]
Tentara F-FDTL selama latihan di 2012

Tentara dua batalyon yang terletak di basis terpisah. The 1st Batalyon, di bawah pimpinan Letkol Falur Rate Laek, berbasis di Baucau, dengan kontingen di desa pantai pantai Laga. [64] The Batalion ke-2 ditempatkan di Nicolau Lobato Training Centre dekat Metinaro. [65] Hampir semua prajurit Batalion ke-2 ini dipecat selama krisis 2006. [18] edisi 2011 dari Jane Sentinel menempatkan kekuatan total Angkatan Darat di 1.300. [57] tidak jelas apakah Batalion 2 masih ada.

Logistik dan dukungan layanan disediakan melalui Markas Besar F-FDTL di Dili. Ada juga satu peleton polisi militer yang kebijakan F-FDTL dan melakukan tugas-tugas kepolisian tradisional, sehingga peran yang bertentangan dengan PNTL. Polisi militer juga bertanggung jawab atas keamanan presiden sejak Februari 2007 [66] Pada tahun 2010 Kedutaan Besar Amerika Serikat di Dili melaporkan bahwa F-FDTL juga berencana menaikkan dua skuadron insinyur selama tahun itu; dua unit ini adalah untuk memiliki kekuatan total 125 personil. [67]

The F-FDTL dipersenjatai hanya dengan tangan kecil dan tidak memiliki senjata awak-dilayani. Edisi 2007 dari Jane Sentinel menyatakan bahwa F-FDTL memiliki peralatan berikut dalam pelayanan: 1560 senapan M16 dan M203 75 granat peluncur, 75 FN Minimi skuat senjata otomatis, senapan sniper 8 dan 50 .45 pistol M1911A1. Selanjutnya 75 Minimis yang harus dipesan pada waktu itu. Mayoritas senjata F-FDTL disumbangkan oleh negara-negara lain. [68] Penilaian pasukan keamanan Timor Leste yang diterbitkan oleh Pusat Inovasi Pemerintahan Internasional pada tahun 2010 menyatakan bahwa "F-FDTL manajemen senjata dan sistem kontrol, sementara unggul dengan yang PNTL, kurang berkembang ". [41]
komponen Naval

Komponen angkatan laut dari F-FDTL didirikan pada bulan Desember 2001 ketika Portugal ditransfer dua kapal kecil Albatroz kelas patroli dari Angkatan Laut Portugal. Pendiriannya tidak didukung oleh tim King College studi, PBB, atau negara-negara donor lainnya Timor Timur dengan alasan bahwa Timor Timur tidak mampu untuk mengoperasikan kekuatan angkatan laut. [69] Peran komponen angkatan laut adalah melakukan perikanan dan patroli perlindungan perbatasan dan memastikan bahwa garis maritim komunikasi ke kantong Oecussi tetap terbuka. Semua kapal perang pasukan itu berbasis di Hera Harbour, yang terletak beberapa kilometer timur Dili. [70] Di bawah Angkatan 2020 rencana komponen angkatan laut akhirnya dapat diperluas untuk kekuatan patroli ringan dilengkapi dengan kapal korvet berukuran dan kapal pendarat . [71]
Anggota komponen angkatan laut F-FDTL dengan seorang pelaut kapal Angkatan Laut AS Jaco

Pada tanggal 12 April 2008 East Timor menandatangani kontrak untuk dua 43 meter Type-62 kapal patroli kelas baru dibangun Cina. Kapal ini adalah untuk menggantikan kapal Albatroz kelas dan digunakan untuk melindungi perikanan Timor Timur. Kontrak untuk kapal-kapal juga terlibat 30 sampai 40 personel Timor Timur dilatih di Cina. [72] [73] Kedua kapal patroli baru tiba dari China pada bulan Juni 2010, dan ditugaskan sebagai Jaco kelas pada sebelas bulan [74] [75] pada bulan November 2010 dilaporkan bahwa Timor Leste akan memesan lagi dua kapal patroli dari Korea Selatan. [76] Dalam acara tersebut, tiga mantan Republik Korea Angkatan Laut Chamsuri kapal patroli kelas disumbangkan, dan ini. memasuki layanan dengan komponen angkatan laut pada tanggal 26 September 2011 [77] pemerintah Timor Leste juga memerintahkan dua kapal patroli cepat dari perusahaan Indonesia PT Pal Maret 2011 untuk harga $ US40 juta. [78]

Laporan pada kekuatan komponen angkatan laut bertentangan; sedangkan edisi 2011-2012 Fighting Ships Jane menyatakan bahwa 150 personil berada di bawah pelatihan, [70] edisi 2013 dari IISS Militer Balance daftar ukuran komponen angkatan laut sebagai 80 personil. [54] Edisi 2011 dari Jane Sentinel menempatkan kekuatan dari komponen angkatan laut pada 250; sumber ini juga menyatakan bahwa perekrutan untuk unit laut sekitar 60 orang yang kuat mulai tahun 2011 dari personil angkatan laut komponen yang ada, anggota Tentara dan warga sipil. Marinir akan berfungsi sebagai kekuatan operasi khusus. [79]
Pengeluaran pertahanan dan pengadaan
Anggaran F-FDTL di konstan 2011 US $ dan sebagai proporsi dari PDB riil antara tahun 2003 dan 2011 [80]

Anggaran F-FDTL untuk 2013 adalah $ US26.2 juta. [1] Hal ini mirip dengan anggaran tahun sebelumnya sebesar $ US26.6 juta, yang setara dengan 2,4 persen dari PDB. [81] Departemen Pertahanan dan Keamanan dan Sekretariat Negara untuk Pertahanan didanai secara terpisah dari F-FDTL, dan dialokasikan $ US3.7 juta dan US $ 3 juta masing-masing pada tahun 2013 [82]

Sebagian besar senjata F-FDTL dan peralatan lainnya telah disediakan oleh donor asing, dan ini kemungkinan akan tetap terjadi pada masa depan. Pemerintah Timor Leste telah menggunakan beberapa pendapatan yang mendapatkan dari sektor minyak dan gas negara itu untuk membeli peralatan militer, namun. [4] Tidak ada produksi militer saat ini berlangsung di Timor Timur. [83]

Kekurangan dana telah dibatasi pengembangan F-FDTL. Pemerintah terpaksa menunda rencana untuk membentuk sebuah perusahaan independen yang ditempatkan di daerah kantong Oecussi dan dua batalyon infanteri cadangan. Unit-unit ini merupakan bagian penting dari opsi 3 kekuatan struktur King College laporan dan ketidakhadiran mereka mungkin telah berdampak pada kebijakan pertahanan Timor Leste. [84] Pada 2011 pemerintah itu belum mengumumkan apa, jika ada, unit cadangan akan dibentuk, meskipun ketentuan untuk unit tersebut telah dimasukkan ke dalam undang-undang. [85]
Hubungan pertahanan Asing
Lihat juga: Hubungan luar negeri Timor Timur

Sementara PBB secara historis enggan untuk terlibat dengan F-FDTL, beberapa donor bilateral telah membantu pembangunan pasukan itu. Australia telah memberikan pelatihan yang ekstensif dan dukungan logistik ke F-FDTL sejak didirikan, dan saat ini menyediakan penasihat yang diposting ke F-FDTL dan Kementerian Pertahanan dan Keamanan. Portugal juga menyediakan penasihat dan melatih dua perwira angkatan laut setiap tahun di Portugal. Cina telah memberikan US $ 1,8 juta dalam bantuan kepada F-FDTL sejak tahun 2002 dan sepakat untuk membangun US $ 7 juta markas baru untuk tenaga pada akhir 2007 Timor Timur merupakan salah satu tujuan utama Brasil untuk bantuan dan Angkatan Darat Brasil bertanggung jawab untuk pelatihan Unit polisi militer F-FDTL. Amerika Serikat juga memberikan sejumlah kecil bantuan kepada F-FDTL melalui International Military Education Departemen Luar Negeri dan Program Pelatihan. Sementara Malaysia telah memberikan pelatihan dan bantuan keuangan dan teknis, bantuan ini telah terhenti setelah krisis 2006. [86] Di bawah pengaturan saat Portugal menyediakan F-FDTL dengan pelatihan dasar dan lanjutan, sementara Australia dan negara-negara lain memberikan pelatihan dalam keterampilan khusus. [67] pada 2013 pemerintah Timor Leste telah diposting satu anggota F-FDTL untuk melayani di luar negeri sebagai pengamat dengan Misi PBB di Liberia. [54]

Timor Leste meratifikasi Traktat Non-Proliferasi Nuklir, Biologi dan Toksin Konvensi Senjata dan Konvensi Senjata Kimia tahun 2003 Pemerintah Timor Timur tidak memiliki rencana untuk mengakuisisi nuklir, biologis atau senjata kimia. [87] Negara ini juga menjadi peserta Ottawa perjanjian, yang melarang ranjau anti-personil, pada tahun 2003 [88]
-->
== Sejarah ==

{{lihat juga | Sejarah Timor Timur}}

=== Pra-kemerdekaan ===
The F-FDTL dibentuk dari gerakan pembebasan nasional [[perang gerilya|tentara gerilya]] dikenal sebagai [[FALINTIL]] ({{lang-pt|Forças Armadas de libertacao de Timor -Leste}}) atau Angkatan Bersenjata untuk Pembebasan Timor Timur). Selama periode sebelum tahun 1999 beberapa pemimpin Timor Timur, termasuk saat [[Presiden Timor Leste|Presiden]] [[José Ramos-Horta]], mengusulkan bahwa negara Timor-Leste pada masa depan tidak akan memiliki militer. Kekerasan meluas dan pengrusakan menyusul referendum kemerdekaan pada 1999 serta kebutuhan untuk menyediakan lapangan kerja kepada para veteran FALINTIL menyebabkan perubahan kebijakan.<ref name="Wainwright23">Wainwright (2002), hal. 23</ref> Namun setelah berakhirnya pemerintahan Indonesia, FALINTIL mengusulkan pembentukan militer besar sekitar 5.000 personel.<ref>Pusat Studi Pertahanan, King College, London. Ayat 205.</ref>
[[Berkas:F-FDTL soldiers standing in formation.JPG|kiri|jmpl|Pasukan F-FDTL berbaris dalam formasi]]
Pada pertengahan 2000 Administrasi Transisi PBB di Timor Timur ([[UNTAET]]) mengundang tim dari [[King College London]] untuk melakukan studi pemilihan pasukan keamanan Timor Leste. Laporan tim mengidentifikasi tiga opsi untuk militer Timor Leste. Opsi 1 didasarkan pada preferensi FALINTIL untuk militer yang relatif besar dan bersenjata berat dari 3,000-5,000 personil. Opsi 2 adalah kekuatan dari 1.500 tetap dan 1.500 wajib militer opsi 3 adalah untuk kekuatan 1.500 tetap dan 1.500 cadangan relawan.<ref>Pusat Studi Pertahanan, King College, London. Paragraf 7,2-7,4</ref> Tim peneliti merekomendasikan opsi 3 sebagai pilihan paling cocok untuk kebutuhan keamanan Timor Timur dan situasi ekonomi. Rekomendasi ini diterima oleh UNTAET pada bulan September 2000 dan membentuk dasar dari perencanaan pertahanan Timor Leste.<ref name="Wainwright23" />{{refn|. Group = Catatan | Laporan King College memperkirakan bahwa militer 1.500 tetap dan 1.500 cadangan akan biaya sekitar satu persen dari GDP Timor Leste dan bahwa ini adalah tingkat tertinggi dari pengeluaran militer negara itu bisa mempertahankan.}}<ref>Pusat Studi Pertahanan, King College, London. Paragraf 7.4 dan 158.</ref> Rencana itu juga diterima oleh semua negara-negara yang telah memberikan kontribusi pasukan perdamaian ke Timor Timur.<ref>Fawthrop dan Harris (2001), hal. 37</ref> Laporan King College dikritik dengan alasan bahwa hal itu mengarah Timor Timur untuk membangun Kepolisian dan Tentara yang besar. Padahal kebutuhan keamanan mungkin lebih baik dengan tambahan kecil [[paramiliter]].<ref>{{mengutip berita | pertama = Greg | terakhir = Sheridan | authorlink = Greg Sheridan | title = Fretilin masih asing bagi demokrasi | url = http://blogs.theaustralian.news.com.au/gregsheridan/index.php/theaustralian/comments/fretilin_still_a_stranger_to_democracy/ | publisher = [[Australia]] | date = 9 Agustus 2007 | accessdate = 9 Agustus 2007 | archive-date = 2007-08-28 | archive-url = https://web.archive.org/web/20070828232523/http://blogs.theaustralian.news.com.au/gregsheridan/index.php/theaustralian/comments/fretilin_still_a_stranger_to_democracy | dead-url = yes }}</ref>

Keputusan Timor Lorosa'e untuk membentuk militer dikritik oleh beberapa komentator,<ref name="Sedra_2010a_5" /> Meskipun demikian pemerintah Timor Leste percaya bahwa kekuatan besar diperlukan untuk alasan politik dan keamanan. Kritik dari pembentukan F-FDTL adalah bahwa Timor Timur tidak sedang menghadapi ancaman eksternal, sementara sumber daya pemerintah yang terbatas akan lebih baik bila digunakan untuk memperkuat PNTL. Sementara itu kepemimpinan politik Timor Timur mengakui bahwa negara saat ini tidak menghadapi ancaman dari luar, mereka percaya bahwa perlu mempertahankan kemampuan militer untuk adanya menghalangi agresi masa depan. Pembentukan F-FDTL juga dilihat sebagai cara yang efektif untuk mengintegrasikan FALINTIL ke Timor Timur yang merdeka.<ref>Smith (2005), hlm. 31-32</ref>

=== Pembentukan F-FDTL ===
FALINTIL secara resmi menjadi F-FDTL pada tanggal 1 Februari 2001 650 anggota pertama dari F-FDTL dipilih dari 1.736 pelamar mantan FALINTIL dan mulai pelatihan pada tanggal 29 Maret. The FDTL Batalyon 1 didirikan pada tanggal 29 Juni 2001 dan mencapai kekuatan penuh pada tanggal 1 Desember. Sebagian besar anggota batalyon berasal dari provinsi-provinsi bagian timur Timor Leste.<ref>Bola (2002), hal. 180</ref> Batalion 2 didirikan pada tahun 2002 dari [[En kader|kader]]. Dari Batalyon 1 dan diawaki terutama oleh personel baru di bawah usia 21 yang tidak berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan.<ref>Rees (2004), hal. 31</ref> Karena pasukan itu prestise dan relatif tinggi membayar, ada 7.000 aplikasi untuk pertama 267 posisi di batalion.<ref>{{mengutip berita |. Pertama = Hamish | terakhir = McDonald | title = Timor Timur Mungil Army bertujuan tinggi | url = http://www.etan.org/et2002b/april/14-20/20ettiny.htm | kerja = Direproduksi di situs East Timor Action Network | publisher = [[The Sydney Morning Herald]] | Tanggal = 20 April 2002 | accessdate = 3 Februari 2008}}</ref> komponen angkatan laut kecil F-FDTL didirikan pada bulan Desember 2001.<ref>'' Jane Sentinel Security Assessment&nbsp;Asia Tenggara. '' Issue 20&nbsp;- 2007, p. 148</ref>
[[Berkas:F-FDTL soldiers training in October 2012.jpg|jmpl|Pasukan F-FDTL dalam suatu latihan]]
Beberapa masalah yang telah mempengaruhi F-FDTL seluruh keberadaannya disebabkan oleh proses yang digunakan untuk membangun gaya. Sebuah cacat utama dalam proses ini adalah bahwa komando tinggi FALINTIL diizinkan untuk memilih calon militer dari anggota FALINTIL tanpa pengawasan eksternal. Akibatnya, seleksi dilakukan, untuk tingkat besar, atas dasar kesetiaan politik pelamar. Hal ini menyebabkan banyak veteran FALINTIL merasa bahwa mereka telah secara tidak adil dikeluarkan dari militer dan mengurangi berdiri publik pasukan itu.<ref>Rees (2004), hlm. 47-49</ref> Selain itu, UNTAET gagal membangun fondasi yang memadai untuk Timor sektor keamanan Timor dengan mengembangkan dokumen legislatif dan perencanaan, pengaturan dukungan administratif dan mekanisme kontrol demokratis dari militer. Kelalaian ini tetap tidak dikoreksi setelah Timor Timur mencapai kemerdekaannya pada tanggal 20 Mei 2002.<ref name="icg5">International Crisis Group (2008), hal. 5</ref>

The F-FDTL secara bertahap menerima tanggung jawab untuk keamanan Timor Timur dari pasukan penjaga perdamaian PBB. The [[Lautém]] adalah daerah pertama yang lolos ke F-FDTL pada bulan Juli 2002 Setelah lebih pelatihan F-FDTL mengambil alih tanggung jawab keamanan eksternal seluruh negara pada 20 Mei 2004, meskipun beberapa pasukan penjaga perdamaian asing tetap di Timor Timor sampai pertengahan 2005.<ref name="Penilaian Sentinel Keamanan Jane 2007, hal 116.">'' Jane Sentinel Security Assessment&nbsp;- Asia Tenggara '.. Issue 20&nbsp;- 2007, hal. 116 ''</ref> F-FDTL melakukan operasi pertama pada Januari 2003 ketika satuan tentara dipanggil untuk memadamkan kegiatan kriminal yang disebabkan oleh barat geng milisi Timor di [[Ermera kabupaten]]. Sementara F-FDTL dioperasikan dalam "mode relatif disiplin dan tertib" selama operasi ini, secara ilegal ditangkap hampir 100 orang yang dibebaskan 10&nbsp;.. Hari kemudian tanpa dipungut<ref>Rees (2004), hlm 20-21</ref>

The F-FDTL telah menderita moral yang serius dan masalah disiplin sejak didirikan.<ref>Horta (2006)</ref> Masalah-masalah ini telah didorong oleh ketidakpastian atas peran F-FDTL, kondisi miskin layanan karena terbatasnya sumber daya, ketegangan yang timbul dari transisi FALINTIL dari sebuah organisasi gerilya ke persaingan militer dan politik dan regional teratur. Moral dan disiplin masalah F-FDTL ini telah menghasilkan sejumlah besar tentara yang disiplin atau dipecat.<ref>Rees (2004), hlm. 32-33</ref> Pemerintah Timor Leste menyadari masalah ini sebelum krisis 2006 tetapi tidak memperbaiki faktor-faktor yang berkontribusi terhadap moral rendah.<ref name="icg2">International Crisis Group (2008), hal. 2</ref>

Ketegangan antara F-FDTL dan PNTL juga telah mengurangi efektivitas layanan keamanan Timor Timur. Selama tahun 2003 dan 2004, anggota polisi dan F-FDTL bentrok pada beberapa kesempatan, dan kelompok tentara menyerang kantor polisi pada bulan September 2003 dan Desember 2004.<ref name="icg2"/> Ketegangan ini disebabkan oleh peran yang tumpang tindih dua layanan keamanan, perbedaan pendapat antara anggota kepemimpinan Timor Timur dan fakta bahwa banyak anggota PNTL telah disajikan dengan polisi Indonesia sebelum kemerdekaan Timor Timur sementara F-FDTL didasarkan sekitar FALINTIL.<ref name="Robinson_1011">Robinson (2011), hal. 1011</ref> Pada tahun 2003, Pemerintah Timor-Leste membentuk tiga pasukan polisi paramiliter baru yang dilengkapi dengan senjata modern. Pembentukan unit-unit ini menyebabkan ketidakpuasan dengan pemerintah antara beberapa anggota F-FDTL.<ref name="Robinson_1011"/>

=== Krisis 2006 ===
Ketegangan dalam F-FDTL datang ke kepala pada tahun 2006 Pada bulan Januari, 159 tentara dari sebagian besar unit di F-FDTL mengeluh dalam petisi untuk Presiden [[Xanana Gusmão]] bahwa tentara dari timur negara itu diterima baik pengobatan dibandingkan Barat. The 'petisi' hanya menerima respon minimal dan meninggalkan barak mereka tiga minggu kemudian, meninggalkan senjata mereka di belakang.<ref name="Inquiry21">Independen PBB Komisi Khusus Penyidik untuk Timor-Leste (2007), hal. 21</ref> Mereka bergabung dengan ratusan tentara lainnya dan pada 16 Maret komandan F-FDTL, [[Brigadir Jenderal]] [[Taur Matan Ruak]], diberhentikan 594 tentara, yang hampir setengah dari gaya.<ref name="icg2"/> para tentara yang dipecat tidak terbatas pada para pemohon, dan termasuk sekitar 200 perwira dan jajaran lainnya yang telah kronis mangkir pada bulan-bulan dan tahun sebelum Maret 2006 <ref name="Inquiry21"/>
[[Berkas:2022-02-02 F-FDTL 1.jpg|kiri|jmpl|Personel F-FDTL dengan senapan [[M-16 (senapan)|M-16]]]]
Krisis meningkat menjadi kekerasan pada akhir April. Pada tanggal 24 April, para petisioner dan beberapa pendukung mereka menggelar demonstrasi empat hari di luar Gedung Parlemen di Dili menyerukan pembentukan sebuah komisi independen untuk menangani keluhan mereka. Kekerasan pecah pada tanggal 28 April ketika beberapa pemohon dan kelompok-kelompok pemuda yang bergabung protes menyerang Istana Pemerintah. PNTL gagal berisi protes dan Istana rusak parah. Setelah kekerasan menyebar ke area lain dari Dili, [[Perdana Menteri Timor Leste|Perdana Menteri]] [[Mari Alkatiri]] meminta agar F-FDTL membantu memulihkan ketertiban. Pasukan yang tidak memiliki pengalaman dalam pengendalian massa dikerahkan ke Dili pada tanggal 29 April dan tiga kematian yang dihasilkan. Pada 3 Mei Mayor [[Alfredo Reinado]], komandan unit polisi militer F-FDTL, dan sebagian besar tentaranya termasuk Letnan [[Gastão Salsinha]] meninggalkan jabatan mereka sebagai protes atas apa yang mereka lihat sebagai tentara sengaja menembak warga sipil.<ref>Independen PBB Komisi Khusus Penyidik untuk Timor-Leste (2007), hlm. 21-30 dan International Crisis Group (2008), hal. 2</ref>

Pertempuran pecah antara sisa-sisa pasukan keamanan Timor Leste dan pemberontak dan gerombolan pada akhir Mei. Pada tanggal 23 kelompok pemberontak Mei Reinado menembaki F-FDTL dan PNTL personel di daerah Fatu Ahi. Pada tanggal 24 Mei F-FDTL personil dekat markas Angkatan diserang oleh sekelompok polisi pemberontak, pemohon dan warga sipil bersenjata. Serangan dikalahkan ketika salah satu kapal patroli F-FDTL angkatan laut komponen menembaki para penyerang.<ref>Independen PBB Komisi Khusus Penyidik untuk Timor-Leste (2007), hlm. 31-33</ref> Selama krisis hubungan antara F-FDTL dan PNTL telah memburuk lebih lanjut, dan pada tanggal 25 Mei anggota F-FDTL menyerang markas PNTL, menewaskan sembilan polisi bersenjata.<ref name="icg2"/>

Sebagai akibat dari kekerasan yang meningkat pemerintah terpaksa menarik pasukan penjaga perdamaian internasional pada tanggal 25 Mei. Pasukan penjaga perdamaian [[Operasi Astute|mulai tiba di Dili]] hari berikutnya dan ketertiban akhirnya dipulihkan. Sebanyak 37 orang tewas dalam pertempuran pada bulan April dan Mei dan 155.000 meninggalkan rumah mereka. Sebuah penyelidikan [[PBB]] menemukan bahwa menteri dalam negeri dan pertahanan dan komandan F-FDTL telah membagikan senjata secara ilegal kepada warga sipil selama krisis dan merekomendasikan agar mereka dituntut.<ref>{{mengutip siaran pers |. Title = komisi PBB isu penyelidikan melaporkan krisis kekerasan yang mengguncang Timor-Leste | publisher = PBB | date = 17 Oktober 2006 | url = http:? //www.un.org/apps/news/story.asp newsid = 20284 & Cr = timor & Cr1 = penyelidikan # | accessdate = 1 September 2007}}</ref>

=== Rencana pembangunan Angkatan ===
Krisis 2006 meninggalkan F-FDTL "reruntuhan".<ref name="icgi">International Crisis Group (2008), hal. i</ref> Kekuatan F-FDTL turun dari 1,435 pada Januari 2006-715 pada bulan September dan proporsi Barat di militer turun dari 65 persen menjadi 28<ref name="icg5"/> The F-FDTL mulai persen. proses pembangunan kembali dengan dukungan dari beberapa negara dan PBB, tapi masih belum siap untuk melanjutkan tanggung jawab untuk keamanan eksternal Timor Timur dua tahun setelah krisis.<ref name="icgi"/>

Pada tahun 2004 komandan F-FDTL membentuk tim, termasuk kontraktor internasional, untuk mengembangkan dokumen visi strategis jangka panjang untuk militer. Penelitian ini didukung oleh Pemerintah Australia.<ref>Burton (2007), hal. 101</ref> yang dihasilkan '' Angkatan 2020 '' dokumen selesai pada tahun 2006 dan dipublikasikan pada tahun 2007.<ref name="icg8">International Crisis Group (2008), hal. 8</ref> Dokumen menetapkan visi 'aspirasi' untuk pengembangan F-FDTL hingga 2020 dan seterusnya dan status setara dengan pertahanan [kertas putih []]. Ini mengusulkan memperluas militer untuk kekuatan 3.000 personil reguler dalam jangka menengah melalui pengenalan [[wajib militer]]. Hal ini juga menetapkan tujuan jangka panjang seperti membangun komponen pesawat dan pembelian senjata modern, seperti [[perang Anti-tank|senjata anti-armor]], [[lapis baja pengangkut personel]] dan [[rudal kapal]] s, pada tahun 2020.<ref>{{mengutip berita | pertama = Mark | terakhir = Dodd | title = rencana rudal Rahasia untuk Timor Timur | url = http://www.theaustralian.news.com.au/story/0,20867 ?, 21869293-601,00.html dari = public_rss | publisher = [[Australia]] | date = 8 Juni 2007 | accessdate = 10 Agustus 2007 }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
[[Berkas:CARAT Timor-Leste 2016 160803-N-DH124-101.jpg|jmpl|Pasukan F-FDTL dalam latihan bersama [[Korps Marinir Amerika Serikat|Korps Marinir AS]]]]
Rencana Angkatan 2020 ini mirip dengan opsi 1 dalam laporan King College. Tim Penelitian King College sangat dianjurkan terhadap struktur kekuatan seperti itu, pelabelan itu "terjangkau" dan meningkatkan kekhawatiran atas dampak wajib militer pada masyarakat Timor Timur dan kesiapan militer. Tim memperkirakan bahwa mempertahankan struktur kekuatan seperti itu akan biaya 2,6-3,3. Persen [[produk domestik bruto]] tahunan Timor Timur dan akan "mewakili beban berat terhadap perekonomian Timor Timur"<ref>Pusat Studi Pertahanan, King College, London. Paragraf 7.2 dan 205-212.</ref> Selain itu, Rencana Angkatan 2020 mungkin tidak realistis atau tidak cocok seperti yang muncul untuk menekankan ekspansi militer untuk melawan ancaman eksternal atas pengeluaran pada layanan pemerintah lainnya dan keamanan dalam negeri dan menguraikan ide-ide seperti jangka panjang (~ 2075) pengembangan [[Militerisasi ruang|angkatan spasi]].<ref>International Crisis Group (2008), hlm 6, 9</ref>

Sementara rencana angkatan 2020 telah terbukti kontroversial, tampaknya telah diadopsi oleh pemerintah Timor Leste. Rencana ini dikritik oleh PBB dan pemerintah Australia dan Amerika Serikat sebagai terjangkau dan lebih dari kebutuhan Timor Timur.<ref>{{mengutip berita | pertama = Mark | terakhir = Dodd | title = Timor cetak biru militer realistis.: Downer | url = http:? //www.theaustralian.news.com.au/story/0,20867,21871852-2702,00.html dari = public_rss | publisher = [[Australia]] | date = 6 Agustus 2007 | accessdate = 10 Agustus 2007 | archive-date = 2007-06-10 | archive-url = https://web.archive.org/web/20070610015119/http://www.theaustralian.news.com.au/story/0,20867,21871852-2702,00.html | dead-url = yes }}</ref> Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta membela rencana, namun, dengan alasan bahwa adopsi akan mengubah F-FDTL menjadi kekuatan profesional yang mampu mempertahankan kedaulatan Timor Timur dan memberikan kontribusi bagi stabilitas bangsa.<ref>{{mengutip siaran pers | title = Angkatan 2020 adalah penting bagi Pemerintah Timor Timur | publisher = Timor Timur Departemen Pertahanan | date = 3 Juli 2007 | url = http://www.timor-leste.gov .tl / MINDEF / Eng / n3.htm | accessdate = 11 Agustus 2007}} {{dead link | date = Juni 2010 | bot = DASHBot}}</ref> pejabat pertahanan Timor Timur juga menekankan bahwa '' Angkatan 2020 ''adalah rencana jangka panjang dan tidak mengusulkan memperoleh senjata canggih selama beberapa tahun.<ref name="icg8"/>''

Dampak dari krisis 2006 terus dirasakan. Pada tanggal 11 Februari 2008, sebuah kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Alfredo Reinado [[2008 upaya pembunuhan Timor Timur|berusaha untuk membunuh atau menculik]] Presiden Ramos-Horta dan Perdana Menteri Gusmão. Meskipun Ramos-Horta dan salah satu pengawalnya terluka parah, serangan ini tidak berhasil dan Reinado dan pemberontak lainnya tewas. Sebuah gabungan F-FDTL dan perintah PNTL didirikan untuk mengejar pemberontak yang masih hidup dan militer dan polisi telah menunjukkan tingkat tinggi kerjasama selama operasi ini.<ref>{{mengutip berita |. Jendela title = Timor Timur kesempatan | url = http : //news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/7288484.stm | publisher = BBC News | Tanggal = 10 Maret 2008 | accessdate = 6 April 2008}}</ref> perintah gabungan dibubarkan pada Juni 2008 19 Sementara komando gabungan kontribusi terhadap penyerahan banyak rekan Reinado, telah menuduh bahwa anggota unit ini melakukan pelanggaran HAM.<ref>UNMIT (2008), hlm. 2, 5-6</ref> pada bulan Juni 2008 Pemerintah menawarkan untuk memberikan kompensasi keuangan kepada pemohon yang ingin kembali ke kehidupan sipil. Penawaran ini diterima, dan semua pemohon kembali ke rumah mereka pada bulan Agustus tahun itu.<ref>UNMIT (2009), hal. 2</ref> Pada bulan Mei 2009, F-FDTL menerima asupan pertama direkrut sejak krisis 2006. Sementara keragaman regional 579 anggota baru umumnya jauh lebih besar dibandingkan dengan asupan pra-krisis, 60,3 persen calon perwira berasal dari wilayah timur negara itu.<ref name="Sedra_11"/> Dari 2009 platoon- F-FDTL didirikan pos-pos berukuran untuk mendukung polisi perbatasan PNTL di distrik-distrik perbatasan Bobonaro dan Covalima, dan telah semakin dikerahkan untuk melakukan tugas-tugas keamanan dalam negeri.<ref name="Sedra_2010a_5">Sedra et al. (2010a), hal. 5</ref> Dari Februari-Agustus 2010, 200 anggota F-FDTL dikerahkan untuk mendukung operasi PNTL terhadap "Ninja" geng. Pasukan ini melakukan tugas keterlibatan masyarakat, dan tidak bersenjata dan tidak terintegrasi erat dengan upaya PNTL.<ref name="autogenerated1">Sedra et al. (2010a), hlm. 11-12</ref>

F-FDTL masih dalam proses pembangunan kembali dari peristiwa 2006 itu tetap berada di bawah kekuatan dan belum mereformasi standar pelatihan dan disiplinnya.<ref name="Patrikainen_141">Patrikainen et al. (2011), hal. 141</ref> Ketegangan dalam F-FDTL juga terus mengancam stabilitas kekuatan.<ref name="Robinson_1014">Robinson (2011), hal. 1014</ref> Namun, pemerintah Timor Leste menempatkan prioritas yang tinggi pada pembangunan ulang F-FDTL dan mengembangkannya menjadi sebuah kekuatan yang mampu membela negara.<ref name="Patrikainen_141" /> Pada 2013 Pertahanan Organisasi Intelijen Australia melaporkan yang sedikit progess telah dibuat dalam melaksanakan rencana Angkatan 2020.<ref name="DIO_2013_25">Intelijen Organisasi Pertahanan (2013), hal. 25</ref>

== Galeri ==
<gallery widths="180" heights="120" class="center">
Berkas:F-FDTL Infanteria Componente Terrestre.jpg|Parade pasukan Angkatan Darat Timor Leste
Berkas:2010-05-22 New Patrols Vessels, Jaco Class, to the F-FDTL Naval Force 1.jpg|[[Kapal patroli]] kelas ''Jaco'' Komponen Angkatan Laut Timor Leste
Berkas:2020-01-12 Plane of F-FDTL.jpg|Pesawat [[Cessna 172]] Komponen Angkatan Udara Timor Leste
</gallery>

== Referensi ==
{{reflist|3}}

== Karya publikasi ==
;Buku dan laporan
* {{cite journal |author=Amnesty International |authorlink=Amnesty International |title=Timor Leste: Briefing to Security Council Members on policing and security in Timor-Leste. |year=2003 |url=http://www.amnesty.org/en/alfresco_asset/87c7dd7b-a49f-11dc-bac9-0158df32ab50/asa570012003en.pdf |format=PDF }}{{Pranala mati|date=November 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{cite book|last=Burton|first=Cynthia|title=East Timor: beyond independence|editor=Damien Kingsbury and Michael Leach|publisher=Monash University Press|location=Melbourne|year=2007|chapter=Security sector reform: current issues and future challenges|isbn=978-1-876924-49-2}}
* {{cite book|last=Burton|first=Cynthia|title=East Timor: beyond independence|editor=Damien Kingsbury and Michael Leach|publisher=Monash University Press|location=Melbourne|year=2007|chapter=Security sector reform: current issues and future challenges|isbn=978-1-876924-49-2}}
* {{cite book |last=The Centre for Defence Studies, King's College, London |authorlink=King's College London |title=Independent Study on Security Force Options and Security Sector Reform for East Timor |year=2000 |location=London
* {{cite book|last=The Centre for Defence Studies, King's College, London|authorlink=King's College London|title=Independent Study on Security Force Options and Security Sector Reform for East Timor|year=2000|location=London
}}
}}
* {{cite book|last=Defence Intelligence Organisation|title=Defence Economic Trends in the Asia-Pacific|year=2011|publisher=Department of Defence|location=Canberra|url=http://www.defence.gov.au/dio/documents/DET_11.pdf}}
* {{cite book|last=Defence Intelligence Organisation|title=Defence Economic Trends in the Asia-Pacific|year=2011|publisher=Department of Defence|location=Canberra|url=http://www.defence.gov.au/dio/documents/DET_11.pdf}}
* {{cite book|last=Defence Intelligence Organisation|title=Defence Economic Trends in the Asia-Pacific|year=2013|publisher=Department of Defence|location=Canberra|url=http://www.defence.gov.au/dio/documents/DET_13.pdf|accessdate=14 September 2013}}
* {{cite web|title=U.S. Military Engagement: 2009 in Review|url=http://timor-leste.usembassy.gov/latest_embassy_news/u.s.-military-engagement-2009-in-review|publisher=Embassy of the United States, Dili|accessdate=18 July 2010|author=Embassy of the United States, Dili|year =2010}}
* {{cite web|title=U.S. Military Engagement: 2009 in Review|url=http://timor-leste.usembassy.gov/latest_embassy_news/u.s.-military-engagement-2009-in-review|publisher=Embassy of the United States, Dili|accessdate=18 July 2010|author=Embassy of the United States, Dili|year=2010|archive-date=2010-05-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20100527095154/http://timor-leste.usembassy.gov/latest_embassy_news/u.s.-military-engagement-2009-in-review|dead-url=yes}}
* {{Cite book
* {{Cite book
| last =Government of East Timor
|last =Government of East Timor
| year =2007
|year =2007
| title =Força 2020
|title =Força 2020
| publisher =Government of East Timor
|publisher =Government of East Timor
| work = Hosted on the East Timor and Indonesia Action Network's website
|work = Hosted on the East Timor and Indonesia Action Network's website
| url =http://www.etan.org/news/2007/06forcas.htm
|url =http://www.etan.org/news/2007/06forcas.htm
| accessdate = 2007-08-07
|accessdate = 2007-08-07
}} This publication [http://www.timor-leste.gov.tl/mindef/Eng/Defence%20&%20Security/forca2020.asp is also available] from the East Timor Ministry of Defence and Security's website.
}} This publication [http://www.timor-leste.gov.tl/mindef/Eng/Defence%20&%20Security/forca2020.asp is also available] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081029085711/http://www.timor-leste.gov.tl/mindef/Eng/Defence%20%26%20Security/forca2020.asp |date=2008-10-29 }} from the East Timor Ministry of Defence and Security's website.
* {{cite book|title=Jane's Sentinel Security Assessment&nbsp;– Southeast Asia. Issue 20&nbsp;– 2007 |publisher=Jane's Information Group |location=Coulsdon }}
* {{cite book|title=Jane's Sentinel Security Assessment&nbsp;– Southeast Asia. Issue 20&nbsp;– 2007|publisher=Jane's Information Group|location=Coulsdon }}
* {{cite journal |last=Horta |first=Loro |title=Young and Wild. Timor Leste's troubled military |publisher=Institute of Defence and Strategic Studies, Nanyang Technological University |year=2006 |url=http://www.idss.edu.sg/publications/Perspective/IDSS0162006.pdf |format=PDF| accessdate= 2007-09-01 }}
* {{cite journal |last=Horta |first=Loro |title=Young and Wild. Timor Leste's troubled military |publisher=Institute of Defence and Strategic Studies, Nanyang Technological University |year=2006 |url=http://www.idss.edu.sg/publications/Perspective/IDSS0162006.pdf |format=PDF |accessdate=2007-09-01 |journal= |archive-date=2007-09-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070927012843/http://www.idss.edu.sg/publications/Perspective/IDSS0162006.pdf |dead-url=yes }}
* {{cite journal |last=International Crisis Group |authorlink=International Crisis Group |title=Resolving Timor-Leste’s Crisis |publisher=International Crisis Group |year=2006 |url=http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=4438&l=1 |accessdate=2007-08-18| archiveurl = http://web.archive.org/web/20070815054315/http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=4438&l=1| archivedate = August 15, 2007}}
* {{cite journal |last=International Crisis Group |authorlink=International Crisis Group |title=Resolving Timor-Leste’s Crisis |publisher=International Crisis Group |year=2006 |url=http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=4438&l=1 |accessdate=2007-08-18 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20070815054315/http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=4438&l=1 |archivedate=2007-08-15 |journal= |dead-url=no }}
* {{cite journal |last=International Crisis Group |authorlink=International Crisis Group |title=Timor-Leste’s Parliamentary Elections |publisher=International Crisis Group |year=2007 |url=http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=4895&l=1 |accessdate=2007-08-18 | archiveurl = http://web.archive.org/web/20070814212300/http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=4895&l=1| archivedate = August 14, 2007}}
* {{cite journal |last=International Crisis Group |authorlink=International Crisis Group |title=Timor-Leste’s Parliamentary Elections |publisher=International Crisis Group |year=2007 |url=http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=4895&l=1 |accessdate=2007-08-18 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20070814212300/http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=4895&l=1 |archivedate=2007-08-14 |journal= |dead-url=no }}
* {{cite journal |last=International Crisis Group |authorlink=International Crisis Group |title=Timor-Leste: Security Sector Reform |publisher=International Crisis Group |year=2008 |url=http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=5264&l=1 |accessdate=2008-01-19 | archiveurl = http://web.archive.org/web/20080123142633/http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=5264&l=1| archivedate = January 23, 2008}}
* {{cite journal |last=International Crisis Group |authorlink=International Crisis Group |title=Timor-Leste: Security Sector Reform |publisher=International Crisis Group |year=2008 |url=http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=5264&l=1 |accessdate=2008-01-19 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20080123142633/http://www.crisisgroup.org/home/index.cfm?id=5264&l=1 |archivedate=2008-01-23 |journal= |dead-url=no }}
* {{cite book|last=International Crisis Group|title=Timor-Leste’s Veterans: An Unfinished Struggle?|year=2011|publisher=International Crisis Group|location=Brussels|url=http://www.crisisgroup.org/~/media/Files/asia/south-east-asia/timor-leste/B129%20Timor-Lestes%20Veterans%20-%20an%20Unfinished%20Struggle.pdf}}
* {{cite book|last=International Crisis Group|title=Timor-Leste’s Veterans: An Unfinished Struggle?|year=2011|publisher=International Crisis Group|location=Brussels|url=http://www.crisisgroup.org/~/media/Files/asia/south-east-asia/timor-leste/B129%20Timor-Lestes%20Veterans%20-%20an%20Unfinished%20Struggle.pdf|access-date=2013-01-22|archive-date=2011-12-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20111203134904/http://www.crisisgroup.org/~/media/Files/asia/south-east-asia/timor-leste/B129%20Timor-Lestes%20Veterans%20-%20an%20Unfinished%20Struggle.pdf|dead-url=yes}}
* {{cite book |last=[[The International Institute for Strategic Studies]] (IISS) |title=The Military Balance 2012 |year=2012 |publisher=Routledge Journals |location=[[Abingdon, Oxfordshire|Abingdon]] |issn=1479-9022}}
* {{cite book|last=International Institute for Strategic Studies (IISS)|title=The Military Balance 2013|year=2013|publisher=IISS|location=London|issn=0459-7222}}
* {{cite journal |last=Lowry |first=Bob |title=After the 2006 crisis: Australian interests in Timor-Leste |publisher=[[Australian Strategic Policy Institute]] |year=2007 |url=http://www.aspi.org.au/publications/publication_details.aspx?ContentID=144&pubtype=6 }}
* {{cite journal |last=Lowry |first=Bob |title=After the 2006 crisis: Australian interests in Timor-Leste |publisher=[[Australian Strategic Policy Institute]] |year=2007 |url=http://www.aspi.org.au/publications/publication_details.aspx?ContentID=144&pubtype=6 |journal= |access-date=2013-01-22 |archive-date=2008-07-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20080721225841/http://aspi.org.au/publications/publication_details.aspx?ContentID=144&pubtype=6 |dead-url=yes }}
*{{cite book|last=Patrikainen|first=Maria, et al.|title=Jane's Sentinel Country Risk Assessments: Southeast Asia Issue Twenty-nine - 2011|year=2011|publisher=IHS Jane's|location=Coulsdon|issn=17549264}}
* {{cite book|last=Patrikainen|first=Maria, et al.|title=Jane's Sentinel Country Risk Assessments: Southeast Asia Issue Twenty-nine 2011|year=2011|publisher=IHS Jane's|location=Coulsdon|issn=17549264}}
* {{cite press release |title=On the Findings of the Independent Inquiry Commission (IIC) for the FALINTIL-FDTL |publisher=President of East Timor |date=2004-08-24 |url=http://www.etan.org/et2004/august/22/24onthe.htm |accessdate=2007-11-23 }}
* {{cite press release |title=On the Findings of the Independent Inquiry Commission (IIC) for the FALINTIL-FDTL |publisher=President of East Timor |date=24 August 2004 |url=http://www.etan.org/et2004/august/22/24onthe.htm |accessdate=2007-11-23 }}
* {{cite journal |last=Rees |first=Edward |title=Under Pressure&nbsp;v Forças de Defesa de Timor Leste. Three Decades of Defence Force Development in Timor Leste 1975–2004. |publisher=Geneva Centre for the Democratic Control of Armed Forces |date=April 2004 |url=http://www.dcaf.ch/_docs/WP139.pdf|format=PDF }}
* {{cite journal |last=Rees |first=Edward |title=Under Pressure&nbsp;v Forças de Defesa de Timor Leste. Three Decades of Defence Force Development in Timor Leste 1975–2004. |publisher=Geneva Centre for the Democratic Control of Armed Forces |date=April 2004 |url=http://www.dcaf.ch/_docs/WP139.pdf |format=PDF }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
*{{cite web|last=República Democrática de Timor-Leste|title=Budget 2012&nbsp;– Book 1 Budget Overview|url=http://www.mof.gov.tl/wp-content/uploads/2012/02/Book-1-English-final.pdf|publisher=Timor Leste Ministry of Finance|accessdate=20 May 2012|year=2012}}
* {{cite web|last=República Democrática de Timor-Leste|title=Budget 2012&nbsp;– Book 1 Budget Overview|url=http://www.mof.gov.tl/wp-content/uploads/2012/02/Book-1-English-final.pdf|publisher=Timor Leste Ministry of Finance|accessdate=20 May 2012|year=2012}}
* {{cite web|last=República Democrática de Timor-Leste|title=State Budget 2013&nbsp;– Book 1 Budget Overview|url=http://www.mof.gov.tl/wp-content/uploads/2013/04/ENGLISH_Budget_Book_UPDATE-17.04.2013-FINAL.pdf|publisher=Timor Leste Ministry of Finance|accessdate=14 September 2013|year=2013}}
*{{cite book |last=Saunders |first=Stephen (editor) |title=[[Jane's Fighting Ships|Jane's Fighting Ships Vol. 114, 2011-2012]]|year=2011 |publisher=IHS Global |location=Coulsdon, UK|ISBN=9780710629593}}
* {{cite book|last=Saunders|first=Stephen (editor)|title=[[Jane's Fighting Ships|Jane's Fighting Ships Vol. 114, 2011–2012]]|year=2011|publisher=IHS Global|location=Coulsdon, UK|ISBN=9780710629593}}
*{{cite web|last=Sedra|first=Mark et al.|title=Security Sector Reform Monitor: Timor-Leste No. 1|url=http://dspace.cigilibrary.org/jspui/bitstream/123456789/26659/1/SSRM%20-%20East%20Timor.pdf?1|publisher=Centre for International Governance Innovation|accessdate=3 August 2012|year=2010}}
*{{cite web|last=Sedra|first=Mark et al.|title=Security Sector Reform Monitor: Timor-Leste No. 2|url=http://www.cigionline.org/sites/default/files/SSRM%20Timor%20Leste%20v2.pdf|publisher=Centre for International Governance Innovation|accessdate=3 August 2012|date=2010a}}
* {{cite web|last=Sedra|first=Mark et al.|title=Security Sector Reform Monitor: Timor-Leste No. 1|url=http://dspace.cigilibrary.org/jspui/bitstream/123456789/26659/1/SSRM%20-%20East%20Timor.pdf?1|publisher=Centre for International Governance Innovation|accessdate=3 August 2012|year=2010|archive-date=2013-05-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20130522130738/http://dspace.cigilibrary.org/jspui/bitstream/123456789/26659/1/SSRM%20-%20East%20Timor.pdf?1|dead-url=yes}}
* {{cite web|last=Sedra|first=Mark et al.|title=Security Sector Reform Monitor: Timor-Leste No. 2|url=http://www.cigionline.org/sites/default/files/SSRM%20Timor%20Leste%20v2.pdf|publisher=Centre for International Governance Innovation|accessdate=3 August 2012|date=2010a|archive-date=2015-10-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20151016220211/https://www.cigionline.org/sites/default/files/SSRM%20Timor%20Leste%20v2.pdf|dead-url=yes}}
* {{cite journal |last=United Nations Independent Special Commission of Inquiry for Timor-Leste |title=Report of the United Nations Independent Special Commission of Inquiry for Timor-Leste |publisher=[[United Nations High Commissioner for Human Rights]] |year=2007 |url=http://www.ohchr.org/Documents/Countries/COITimorLeste.pdf |format=PDF }}
* {{cite journal |last=United Nations Independent Special Commission of Inquiry for Timor-Leste |title=Report of the United Nations Independent Special Commission of Inquiry for Timor-Leste |publisher=[[United Nations High Commissioner for Human Rights]] |year=2007 |url=http://www.ohchr.org/Documents/Countries/COITimorLeste.pdf |format=PDF }}
* {{Cite web
* {{Cite web
Baris 123: Baris 260:
| year =2007
| year =2007
| title =Report on human rights developments in Timor-Leste August 2006&nbsp;– August 2007
| title =Report on human rights developments in Timor-Leste August 2006&nbsp;– August 2007
| format=PDF
| format =PDF
| url = http://www.unmit.org/UNMISETWebSite.nsf/192bda2f4f2cbc284925739500311c4c/$FILE/Report%20on%20human%20rights%20developments%20in%20Timor-Leste.pdf
| url =http://www.unmit.org/UNMISETWebSite.nsf/192bda2f4f2cbc284925739500311c4c/$FILE/Report%20on%20human%20rights%20developments%20in%20Timor-Leste.pdf
| accessdate =2007-11-18
| accessdate =2007-11-18
| archiveurl = http://web.archive.org/web/20080530005041/http://www.unmit.org/UNMISETWebSite.nsf/192bda2f4f2cbc284925739500311c4c/$FILE/Report+on+human+rights+developments+in+Timor-Leste.pdf| archivedate = May 30, 2008}}
| archiveurl =https://web.archive.org/web/20080530005041/http://www.unmit.org/UNMISETWebSite.nsf/192bda2f4f2cbc284925739500311c4c/$FILE/Report+on+human+rights+developments+in+Timor-Leste.pdf
| archivedate =2008-05-30
| dead-url =no
}}
* {{cite web|url=http://documents-dds-ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/N08/432/24/PDF/N0843224.pdf?OpenElement|year =2008|title=Report of the Secretary-General on the United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (for the period from 8 January to 8 July 2008)|last=United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (UNMIT)|publisher=United Nations|accessdate=2008-09-06}}
* {{cite web|url=http://documents-dds-ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/N08/432/24/PDF/N0843224.pdf?OpenElement|year =2008|title=Report of the Secretary-General on the United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (for the period from 8 January to 8 July 2008)|last=United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (UNMIT)|publisher=United Nations|accessdate=2008-09-06}}
* {{cite web|url=http://daccess-dds-ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/N09/222/46/PDF/N0922246.pdf?OpenElement|year =2009|title=Report of the Secretary-General on the United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (Covering the period from 9 July 2008 to 20 January 2009)|last=United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (UNMIT)|publisher=United Nations|accessdate=2009-12-06}}
* {{cite web|url=http://daccess-dds-ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/N09/222/46/PDF/N0922246.pdf?OpenElement|year=2009|title=Report of the Secretary-General on the United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (Covering the period from 9 July 2008 to 20 January 2009)|last=United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (UNMIT)|publisher=United Nations|accessdate=2009-12-06|archive-date=2011-10-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20111009142538/http://daccess-dds-ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/N09/222/46/PDF/N0922246.pdf?OpenElement|dead-url=yes}}
* {{cite web|url=http://daccess-dds-ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/N09/222/46/PDF/N0922246.pdf?OpenElement|year =2009a|title=Report of the Secretary-General on the United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (for the period covering 21 January to 23 September 2009)|last=United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (UNMIT)|publisher=United Nations|accessdate=2009-12-06}}
* {{cite web|url=http://daccess-dds-ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/N09/222/46/PDF/N0922246.pdf?OpenElement|year=2009a|title=Report of the Secretary-General on the United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (for the period covering 21 January to 23 September 2009)|last=United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (UNMIT)|publisher=United Nations|accessdate=2009-12-06|archive-date=2011-10-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20111009142538/http://daccess-dds-ny.un.org/doc/UNDOC/GEN/N09/222/46/PDF/N0922246.pdf?OpenElement|dead-url=yes}}
* {{cite web|url=http://www.un.org/ga/search/view_doc.asp?symbol=S/2010/85|year =2010|title=Report of the Secretary-General on the United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (for the period from 24 September 2009 to 20 January 2010)|last=United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (UNMIT)|publisher=United Nations|accessdate=2010-08-06}}
* {{cite web|url=http://www.un.org/ga/search/view_doc.asp?symbol=S/2010/85|year =2010|title=Report of the Secretary-General on the United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (for the period from 24 September 2009 to 20 January 2010)|last=United Nations Integrated Mission in Timor-Leste (UNMIT)|publisher=United Nations|accessdate=2010-08-06}}
*{{cite web|last=UNMIT|title=Governance of the Democratic Republic of Timor Leste : Accountability Mechanism of Key Institutions. Second Edition|url=http://unmit.unmissions.org/Portals/UNMIT/DGSU/Key%20Institutions%20Report_final_15%20December_2011.pdf|publisher=United Nations|accessdate=15 August 2012|year=2011}}
* {{cite web|last=UNMIT|title=Governance of the Democratic Republic of Timor Leste : Accountability Mechanism of Key Institutions. kedua Edition|url=http://unmit.unmissions.org/Portals/UNMIT/DGSU/Key%20Institutions%20Report_final_15%20December_2011.pdf|publisher=UnitedNations|accessdate=15 August 2012|year=2011|archive-date=2015-02-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20150205152536/http://unmit.unmissions.org/Portals/UNMIT/DGSU/Key%20Institutions%20Report_final_15%20December_2011.pdf|dead-url=yes}}
* {{cite book |last=Wainwright |first=Elsina |title=New Neighbour, New Challenge: Australia and the Security of East Timor |url=http://www.aspi.org.au/publications/publication_details.aspx?ContentID=11&pubtype=1 |year=2002 |publisher=[[Australian Strategic Policy Institute]] |location=Canberra |isbn=1-920722-00-9 }}
* {{cite book|last=Wainwright|first=Elsina|title=New Neighbour, New Challenge: Australia and the Security of East Timor|url=http://www.aspi.org.au/publications/publication_details.aspx?ContentID=11&pubtype=1|year=2002|publisher=[[Australian Strategic Policy Institute]]|location=Canberra|isbn=1-920722-00-9|access-date=2013-01-22|archive-date=2007-08-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20070831182042/http://aspi.org.au/publications/publication_details.aspx?ContentID=11&pubtype=1|dead-url=yes}}


; Artikel jurnal
;Artikel jurnal


* {{cite journal |last=Ball |first=Desmond |year=2002 |month=October |title=The Defence of East Timor: A Recipe For Disaster? |journal=Pacifica Review |volume=14 |issue=3 |pages=175–189 |doi=10.1080/1323910022000023147 }}
* {{cite journal |last=Ball |first=Desmond |date=October 2002 |title=The Defence of East Timor: A Recipe For Disaster? |journal=Pacifica Review |volume=14 |issue=3 |pages=175–189 |doi=10.1080/1323910022000023147 }}
* {{Cite news
* {{Cite news
| last=Tom Fawthrop and Paul Harris
|last=Tom Fawthrop and Paul Harris
| year=2001
|year=2001
| title=East Timor prepares for post-independence security threats
|title=East Timor prepares for post-independence security threats
| periodical=Janes Intelligence Review
|periodical=Janes Intelligence Review
| publication-place=Coulsdon
|publication-place=Coulsdon
| publisher=Jane's Information Group
|publisher=Jane's Information Group
| volume=October 2001
|volume=October 2001
| pages=36–38
|pages=36–38
| issn=13506226
|issn=13506226
}}
}}
* {{cite journal |last=[[The International Institute for Strategic Studies]] (IISS) |year=2006 |title=Turmoil in Timor Leste |journal=Strategic Comments |volume=12 |issue=5 |url=http://www.iiss.org/publications/strategic-comments/past-issues/volume-12---2006/volume-12--issue-5/turmoil-in-timor-leste |accessdate= 2007-11-06}}
* {{cite journal |last=[[The International Institute for Strategic Studies]] (IISS) |year=2006 |title=Turmoil in Timor Leste |journal=Strategic Comments |volume=12 |issue=5 |url=http://www.iiss.org/publications/strategic-comments/past-issues/volume-12---2006/volume-12--issue-5/turmoil-in-timor-leste |accessdate=2007-11-06 |archive-date=2007-11-14 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071114004447/http://www.iiss.org/publications/strategic-comments/past-issues/volume-12---2006/volume-12--issue-5/turmoil-in-timor-leste |dead-url=yes }}
* {{cite journal |last=La’o Hamutuk |year=2005 |title=Transformation of FALINTIL into F-FDTL |journal=The La’o Hamutuk Bulletin |volume=6 |issue= 1-2: April 2005 |url=http://www.laohamutuk.org/Bulletin/2005/Apr/bulletinv6n1.html#FALINTIL |accessdate= 2008-02-03 }}
* {{cite journal |last=La’o Hamutuk |year=2005 |title=Transformation of FALINTIL into F-FDTL |journal=The La’o Hamutuk Bulletin |volume=6 |issue= 1–2: April 2005 |url=http://www.laohamutuk.org/Bulletin/2005/Apr/bulletinv6n1.html#FALINTIL |accessdate= 2008-02-03 }}
* {{cite conference
* {{cite conference
| first = Bob
| first = Bob
Baris 160: Baris 300:
| location = Canberra
| location = Canberra
| url = http://devnet.anu.edu.au/timor-beyond%20crisis%20papers/Lowry.ml.doc
| url = http://devnet.anu.edu.au/timor-beyond%20crisis%20papers/Lowry.ml.doc
| access-date = 2013-01-22
| archive-date = 2006-08-19
| archive-url = https://web.archive.org/web/20060819153339/http://devnet.anu.edu.au/timor-beyond%20crisis%20papers/Lowry.ml.doc
| dead-url = yes
}}
}}
* {{cite journal|last=Robinson|first=Geoffrey|title=East Timor Ten Years On: Legacies of Violence|journal=The Journal of Asian Studies|date=November 2011|volume=70|issue=4|pages=pp. 1007–1021|doi=10.1017/S0021911811001586}}
* {{cite journal|last=Robinson|first=Geoffrey|title=East Timor Ten Years On: Legacies of Violence|journal=The Journal of Asian Studies|date=November 2011|volume=70|issue=4|pages=pp. 1007–1021|doi=10.1017/S0021911811001586}}
* {{cite journal |last=Smith |first=Anthony L. |year=2005 |month=June |title=Constraints and Choices: East Timor as a Foreign Policy Actor |journal=New Zealand Journal of Asian Studies |volume=7 |issue=1 |pages=15–36 |url=http://www.nzasia.org.nz/downloads/NZJAS-June05/7_1_3.pdf |accessdate= 2007-11-13 |format=PDF}}
* {{cite journal |last=Smith |first=Anthony L. |date=June 2005 |title=Constraints and Choices: East Timor as a Foreign Policy Actor |journal=New Zealand Journal of Asian Studies |volume=7 |issue=1 |pages=15–36 |url=http://www.nzasia.org.nz/downloads/NZJAS-June05/7_1_3.pdf |accessdate=2007-11-13 |format=PDF |archive-date=2012-02-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120209112548/http://www.nzasia.org.nz/downloads/NZJAS-June05/7_1_3.pdf |dead-url=yes }}

== Pranala luar ==


==Pranala luar==
{{Commons category|Military of East Timor}}
{{Commons category|Military of East Timor}}
* [http://www.un.org/Depts/dpko/missions/unmit/ United Nations Integrated Mission in Timor-Leste]
* [https://archive.today/20121228060057/www.un.org/Depts/dpko/missions/unmit/ United Nations Integrated Mission in Timor-Leste]
* [http://navfacpacific.us/Timor%20Leste/A_Country_Info/Timor%20Chief%20Brief%20APR10%20v1.ppt April 2010 Presentation on East Timor by the US Office of Defense Cooperation, Timor Leste]


<!--Navigation box-->
[[Kategori:Militer Timor Leste]]
{{Militer di Asia}}
[[Kategori:Timor Leste]]


[[Kategori:Angkatan bersenjata menurut negara]]
{{Link GA|fr}}
{{Link FA|en}}
[[bn:পূর্ব তিমুরের সামরিক বাহিনী]]
[[de:Verteidigungskräfte Osttimors]]
[[en:Timor Leste Defence Force]]
[[fr:Forces de défense du Timor oriental]]
[[he:צבא מזרח טימור]]
[[pt:Forças de Defesa de Timor-Leste]]
[[tet:F-FDTL]]

Revisi terkini sejak 18 Februari 2024 03.51

Pasukan Pertahanan Timor-Leste
Falintil-Forças de Defesa de Timor Leste
Lambang F-FDTL
Bendera F-FDTL
Didirikan2001
AngkatanAngkatan Darat
Komponen Angkatan Laut
Komponen Angkatan Udara
Markas besarDili
Kepemimpinan
PresidenJose Ramos Horta
Menteri PertahananFilomeno Paixão
Panglima Angkatan BersenjataLetjen Falur Rate Laek
Kekuatan personel
Ketersediaan
menurut usia
299,008 laki-laki, umur 16–49 (2010 est),
286,465 perempuan, umur 16–49 (2010 est)
Ketersediaan untuk
tugas militer
236,996 laki-laki, umur 16–49 (2010 est),
245,033 perempuan, umur 16–49 (2010 est)
Penambahan
usia militer/tahun
12,795 laki-laki (2010 est),
12,443 perempuan (2010 est)
Personel aktif3,000 (2023)
Personel cadanganTidak ada
Belanja
Anggaran$US31,1 juta (2019)[1]
Industri
Pemasok lokalTidak ada
Pemasok asingDonasi dari pemerintah asing, terutama
Artikel terkait
Jenjang pangkatPeringkat militer Timor Leste

Pasukan Pertahanan Timor Leste (bahasa Tetun: Forcas Defesa Timor Lorosae, bahasa Portugis: Forças de Defesa de Timor Leste atau Falintil-FDTL, sering juga disingkat sebagai F-FDTL) adalah angkatan bersenjata yang bertugas untuk mempertahankan dan melindungi Timor Leste. F-FDTL didirikan pada Februari 2001, terdiri dari dua batalyon infanteri angkatan darat, satu komponen kecil angkatan laut dan beberapa unit pendukung.

Peran utama F-FDTL adalah melindungi Timor Leste dari ancaman luar negeri. Ia juga memiliki peran keamanan dalam negeri, yang tumpang tindih dengan Polícia Nacional de Timor Leste (PNTL). Tumpang tindih peran ini telah menyebabkan ketegangan antara kedua pihak.

Masalah F-FDTL memuncak pada tahun 2006, ketika itu hampir setengah pasukan diberhentikan dan diikuti dengan aksi protes atas diskriminasi dan kondisi yang buruk. Pemecatan berkontribusi terhadap keruntuhan secara umum baik dari F-FDTL dan PNTL pada bulan Mei dan memaksa pemerintah untuk meminta pasukan penjaga perdamaian asing untuk memulihkan keamanan. F-FDTL saat ini sedang dibangun kembali dengan bantuan asing dan telah menyusun rencana jangka panjang pengembangan kekuatan.

Peran[sunting | sunting sumber]

Konstitusi Timor Leste mengamanatkan bahwa F-FDTL bertanggungjawab untuk melindungi negara dari serangan luar. Konstitusi menyatakan bahwa F-FDTL "akan menjamin kemerdekaan nasional, integritas wilayah dan kebebasan dan keamanan penduduk terhadap setiap agresi atau ancaman eksternal, dalam menghormati tatanan konstitusional." Konstitusi juga menyatakan bahwa F-FDTL "harus nonpartisan dan harus berutang ketaatan kepada organisasi yang kompeten atas kedaulatan sesuai dengan konstitusi dan undang-undang, dan tidak akan mencampuri urusan politik." Polisi Nasional Timor Leste (atau PNTL) dan pasukan keamanan sipil yang diberikan tanggung jawab untuk keamanan dalam negeri.[2] Dalam praktiknya tanggung jawab F-FDTL dan PNTL tidak jelas digambarkan, dan ini menyebabkan konflik antara dua organisasi tersebut.[3]

Pemerintah Timor-Leste telah memperluas peran F-FDTL dari waktu ke waktu. Seperti apa yang telah ditetapkan sebagai "misi baru", F-FDTL telah diberikan tanggung jawab untuk manajemen krisis, mendukung penekanan kekacauan sipil, menanggapi krisis kemanusiaan dan memfasilitasi kerjasama antara bagian yang berbeda dari pemerintah.[4]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pra-kemerdekaan[sunting | sunting sumber]

The F-FDTL dibentuk dari gerakan pembebasan nasional tentara gerilya dikenal sebagai FALINTIL (bahasa Portugis: Forças Armadas de libertacao de Timor -Leste) atau Angkatan Bersenjata untuk Pembebasan Timor Timur). Selama periode sebelum tahun 1999 beberapa pemimpin Timor Timur, termasuk saat Presiden José Ramos-Horta, mengusulkan bahwa negara Timor-Leste pada masa depan tidak akan memiliki militer. Kekerasan meluas dan pengrusakan menyusul referendum kemerdekaan pada 1999 serta kebutuhan untuk menyediakan lapangan kerja kepada para veteran FALINTIL menyebabkan perubahan kebijakan.[5] Namun setelah berakhirnya pemerintahan Indonesia, FALINTIL mengusulkan pembentukan militer besar sekitar 5.000 personel.[6]

Pasukan F-FDTL berbaris dalam formasi

Pada pertengahan 2000 Administrasi Transisi PBB di Timor Timur (UNTAET) mengundang tim dari King College London untuk melakukan studi pemilihan pasukan keamanan Timor Leste. Laporan tim mengidentifikasi tiga opsi untuk militer Timor Leste. Opsi 1 didasarkan pada preferensi FALINTIL untuk militer yang relatif besar dan bersenjata berat dari 3,000-5,000 personil. Opsi 2 adalah kekuatan dari 1.500 tetap dan 1.500 wajib militer opsi 3 adalah untuk kekuatan 1.500 tetap dan 1.500 cadangan relawan.[7] Tim peneliti merekomendasikan opsi 3 sebagai pilihan paling cocok untuk kebutuhan keamanan Timor Timur dan situasi ekonomi. Rekomendasi ini diterima oleh UNTAET pada bulan September 2000 dan membentuk dasar dari perencanaan pertahanan Timor Leste.[5][8][9] Rencana itu juga diterima oleh semua negara-negara yang telah memberikan kontribusi pasukan perdamaian ke Timor Timur.[10] Laporan King College dikritik dengan alasan bahwa hal itu mengarah Timor Timur untuk membangun Kepolisian dan Tentara yang besar. Padahal kebutuhan keamanan mungkin lebih baik dengan tambahan kecil paramiliter.[11]

Keputusan Timor Lorosa'e untuk membentuk militer dikritik oleh beberapa komentator,[12] Meskipun demikian pemerintah Timor Leste percaya bahwa kekuatan besar diperlukan untuk alasan politik dan keamanan. Kritik dari pembentukan F-FDTL adalah bahwa Timor Timur tidak sedang menghadapi ancaman eksternal, sementara sumber daya pemerintah yang terbatas akan lebih baik bila digunakan untuk memperkuat PNTL. Sementara itu kepemimpinan politik Timor Timur mengakui bahwa negara saat ini tidak menghadapi ancaman dari luar, mereka percaya bahwa perlu mempertahankan kemampuan militer untuk adanya menghalangi agresi masa depan. Pembentukan F-FDTL juga dilihat sebagai cara yang efektif untuk mengintegrasikan FALINTIL ke Timor Timur yang merdeka.[13]

Pembentukan F-FDTL[sunting | sunting sumber]

FALINTIL secara resmi menjadi F-FDTL pada tanggal 1 Februari 2001 650 anggota pertama dari F-FDTL dipilih dari 1.736 pelamar mantan FALINTIL dan mulai pelatihan pada tanggal 29 Maret. The FDTL Batalyon 1 didirikan pada tanggal 29 Juni 2001 dan mencapai kekuatan penuh pada tanggal 1 Desember. Sebagian besar anggota batalyon berasal dari provinsi-provinsi bagian timur Timor Leste.[14] Batalion 2 didirikan pada tahun 2002 dari kader. Dari Batalyon 1 dan diawaki terutama oleh personel baru di bawah usia 21 yang tidak berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan.[15] Karena pasukan itu prestise dan relatif tinggi membayar, ada 7.000 aplikasi untuk pertama 267 posisi di batalion.[16] komponen angkatan laut kecil F-FDTL didirikan pada bulan Desember 2001.[17]

Pasukan F-FDTL dalam suatu latihan

Beberapa masalah yang telah mempengaruhi F-FDTL seluruh keberadaannya disebabkan oleh proses yang digunakan untuk membangun gaya. Sebuah cacat utama dalam proses ini adalah bahwa komando tinggi FALINTIL diizinkan untuk memilih calon militer dari anggota FALINTIL tanpa pengawasan eksternal. Akibatnya, seleksi dilakukan, untuk tingkat besar, atas dasar kesetiaan politik pelamar. Hal ini menyebabkan banyak veteran FALINTIL merasa bahwa mereka telah secara tidak adil dikeluarkan dari militer dan mengurangi berdiri publik pasukan itu.[18] Selain itu, UNTAET gagal membangun fondasi yang memadai untuk Timor sektor keamanan Timor dengan mengembangkan dokumen legislatif dan perencanaan, pengaturan dukungan administratif dan mekanisme kontrol demokratis dari militer. Kelalaian ini tetap tidak dikoreksi setelah Timor Timur mencapai kemerdekaannya pada tanggal 20 Mei 2002.[19]

The F-FDTL secara bertahap menerima tanggung jawab untuk keamanan Timor Timur dari pasukan penjaga perdamaian PBB. The Lautém adalah daerah pertama yang lolos ke F-FDTL pada bulan Juli 2002 Setelah lebih pelatihan F-FDTL mengambil alih tanggung jawab keamanan eksternal seluruh negara pada 20 Mei 2004, meskipun beberapa pasukan penjaga perdamaian asing tetap di Timor Timor sampai pertengahan 2005.[20] F-FDTL melakukan operasi pertama pada Januari 2003 ketika satuan tentara dipanggil untuk memadamkan kegiatan kriminal yang disebabkan oleh barat geng milisi Timor di Ermera kabupaten. Sementara F-FDTL dioperasikan dalam "mode relatif disiplin dan tertib" selama operasi ini, secara ilegal ditangkap hampir 100 orang yang dibebaskan 10 .. Hari kemudian tanpa dipungut[21]

The F-FDTL telah menderita moral yang serius dan masalah disiplin sejak didirikan.[22] Masalah-masalah ini telah didorong oleh ketidakpastian atas peran F-FDTL, kondisi miskin layanan karena terbatasnya sumber daya, ketegangan yang timbul dari transisi FALINTIL dari sebuah organisasi gerilya ke persaingan militer dan politik dan regional teratur. Moral dan disiplin masalah F-FDTL ini telah menghasilkan sejumlah besar tentara yang disiplin atau dipecat.[23] Pemerintah Timor Leste menyadari masalah ini sebelum krisis 2006 tetapi tidak memperbaiki faktor-faktor yang berkontribusi terhadap moral rendah.[24]

Ketegangan antara F-FDTL dan PNTL juga telah mengurangi efektivitas layanan keamanan Timor Timur. Selama tahun 2003 dan 2004, anggota polisi dan F-FDTL bentrok pada beberapa kesempatan, dan kelompok tentara menyerang kantor polisi pada bulan September 2003 dan Desember 2004.[24] Ketegangan ini disebabkan oleh peran yang tumpang tindih dua layanan keamanan, perbedaan pendapat antara anggota kepemimpinan Timor Timur dan fakta bahwa banyak anggota PNTL telah disajikan dengan polisi Indonesia sebelum kemerdekaan Timor Timur sementara F-FDTL didasarkan sekitar FALINTIL.[25] Pada tahun 2003, Pemerintah Timor-Leste membentuk tiga pasukan polisi paramiliter baru yang dilengkapi dengan senjata modern. Pembentukan unit-unit ini menyebabkan ketidakpuasan dengan pemerintah antara beberapa anggota F-FDTL.[25]

Krisis 2006[sunting | sunting sumber]

Ketegangan dalam F-FDTL datang ke kepala pada tahun 2006 Pada bulan Januari, 159 tentara dari sebagian besar unit di F-FDTL mengeluh dalam petisi untuk Presiden Xanana Gusmão bahwa tentara dari timur negara itu diterima baik pengobatan dibandingkan Barat. The 'petisi' hanya menerima respon minimal dan meninggalkan barak mereka tiga minggu kemudian, meninggalkan senjata mereka di belakang.[26] Mereka bergabung dengan ratusan tentara lainnya dan pada 16 Maret komandan F-FDTL, Brigadir Jenderal Taur Matan Ruak, diberhentikan 594 tentara, yang hampir setengah dari gaya.[24] para tentara yang dipecat tidak terbatas pada para pemohon, dan termasuk sekitar 200 perwira dan jajaran lainnya yang telah kronis mangkir pada bulan-bulan dan tahun sebelum Maret 2006 [26]

Personel F-FDTL dengan senapan M-16

Krisis meningkat menjadi kekerasan pada akhir April. Pada tanggal 24 April, para petisioner dan beberapa pendukung mereka menggelar demonstrasi empat hari di luar Gedung Parlemen di Dili menyerukan pembentukan sebuah komisi independen untuk menangani keluhan mereka. Kekerasan pecah pada tanggal 28 April ketika beberapa pemohon dan kelompok-kelompok pemuda yang bergabung protes menyerang Istana Pemerintah. PNTL gagal berisi protes dan Istana rusak parah. Setelah kekerasan menyebar ke area lain dari Dili, Perdana Menteri Mari Alkatiri meminta agar F-FDTL membantu memulihkan ketertiban. Pasukan yang tidak memiliki pengalaman dalam pengendalian massa dikerahkan ke Dili pada tanggal 29 April dan tiga kematian yang dihasilkan. Pada 3 Mei Mayor Alfredo Reinado, komandan unit polisi militer F-FDTL, dan sebagian besar tentaranya termasuk Letnan Gastão Salsinha meninggalkan jabatan mereka sebagai protes atas apa yang mereka lihat sebagai tentara sengaja menembak warga sipil.[27]

Pertempuran pecah antara sisa-sisa pasukan keamanan Timor Leste dan pemberontak dan gerombolan pada akhir Mei. Pada tanggal 23 kelompok pemberontak Mei Reinado menembaki F-FDTL dan PNTL personel di daerah Fatu Ahi. Pada tanggal 24 Mei F-FDTL personil dekat markas Angkatan diserang oleh sekelompok polisi pemberontak, pemohon dan warga sipil bersenjata. Serangan dikalahkan ketika salah satu kapal patroli F-FDTL angkatan laut komponen menembaki para penyerang.[28] Selama krisis hubungan antara F-FDTL dan PNTL telah memburuk lebih lanjut, dan pada tanggal 25 Mei anggota F-FDTL menyerang markas PNTL, menewaskan sembilan polisi bersenjata.[24]

Sebagai akibat dari kekerasan yang meningkat pemerintah terpaksa menarik pasukan penjaga perdamaian internasional pada tanggal 25 Mei. Pasukan penjaga perdamaian mulai tiba di Dili hari berikutnya dan ketertiban akhirnya dipulihkan. Sebanyak 37 orang tewas dalam pertempuran pada bulan April dan Mei dan 155.000 meninggalkan rumah mereka. Sebuah penyelidikan PBB menemukan bahwa menteri dalam negeri dan pertahanan dan komandan F-FDTL telah membagikan senjata secara ilegal kepada warga sipil selama krisis dan merekomendasikan agar mereka dituntut.[29]

Rencana pembangunan Angkatan[sunting | sunting sumber]

Krisis 2006 meninggalkan F-FDTL "reruntuhan".[30] Kekuatan F-FDTL turun dari 1,435 pada Januari 2006-715 pada bulan September dan proporsi Barat di militer turun dari 65 persen menjadi 28[19] The F-FDTL mulai persen. proses pembangunan kembali dengan dukungan dari beberapa negara dan PBB, tapi masih belum siap untuk melanjutkan tanggung jawab untuk keamanan eksternal Timor Timur dua tahun setelah krisis.[30]

Pada tahun 2004 komandan F-FDTL membentuk tim, termasuk kontraktor internasional, untuk mengembangkan dokumen visi strategis jangka panjang untuk militer. Penelitian ini didukung oleh Pemerintah Australia.[31] yang dihasilkan Angkatan 2020 dokumen selesai pada tahun 2006 dan dipublikasikan pada tahun 2007.[32] Dokumen menetapkan visi 'aspirasi' untuk pengembangan F-FDTL hingga 2020 dan seterusnya dan status setara dengan pertahanan [kertas putih []]. Ini mengusulkan memperluas militer untuk kekuatan 3.000 personil reguler dalam jangka menengah melalui pengenalan wajib militer. Hal ini juga menetapkan tujuan jangka panjang seperti membangun komponen pesawat dan pembelian senjata modern, seperti senjata anti-armor, lapis baja pengangkut personel dan rudal kapal s, pada tahun 2020.[33]

Pasukan F-FDTL dalam latihan bersama Korps Marinir AS

Rencana Angkatan 2020 ini mirip dengan opsi 1 dalam laporan King College. Tim Penelitian King College sangat dianjurkan terhadap struktur kekuatan seperti itu, pelabelan itu "terjangkau" dan meningkatkan kekhawatiran atas dampak wajib militer pada masyarakat Timor Timur dan kesiapan militer. Tim memperkirakan bahwa mempertahankan struktur kekuatan seperti itu akan biaya 2,6-3,3. Persen produk domestik bruto tahunan Timor Timur dan akan "mewakili beban berat terhadap perekonomian Timor Timur"[34] Selain itu, Rencana Angkatan 2020 mungkin tidak realistis atau tidak cocok seperti yang muncul untuk menekankan ekspansi militer untuk melawan ancaman eksternal atas pengeluaran pada layanan pemerintah lainnya dan keamanan dalam negeri dan menguraikan ide-ide seperti jangka panjang (~ 2075) pengembangan angkatan spasi.[35]

Sementara rencana angkatan 2020 telah terbukti kontroversial, tampaknya telah diadopsi oleh pemerintah Timor Leste. Rencana ini dikritik oleh PBB dan pemerintah Australia dan Amerika Serikat sebagai terjangkau dan lebih dari kebutuhan Timor Timur.[36] Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta membela rencana, namun, dengan alasan bahwa adopsi akan mengubah F-FDTL menjadi kekuatan profesional yang mampu mempertahankan kedaulatan Timor Timur dan memberikan kontribusi bagi stabilitas bangsa.[37] pejabat pertahanan Timor Timur juga menekankan bahwa Angkatan 2020 adalah rencana jangka panjang dan tidak mengusulkan memperoleh senjata canggih selama beberapa tahun.[32]

Dampak dari krisis 2006 terus dirasakan. Pada tanggal 11 Februari 2008, sebuah kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Alfredo Reinado berusaha untuk membunuh atau menculik Presiden Ramos-Horta dan Perdana Menteri Gusmão. Meskipun Ramos-Horta dan salah satu pengawalnya terluka parah, serangan ini tidak berhasil dan Reinado dan pemberontak lainnya tewas. Sebuah gabungan F-FDTL dan perintah PNTL didirikan untuk mengejar pemberontak yang masih hidup dan militer dan polisi telah menunjukkan tingkat tinggi kerjasama selama operasi ini.[38] perintah gabungan dibubarkan pada Juni 2008 19 Sementara komando gabungan kontribusi terhadap penyerahan banyak rekan Reinado, telah menuduh bahwa anggota unit ini melakukan pelanggaran HAM.[39] pada bulan Juni 2008 Pemerintah menawarkan untuk memberikan kompensasi keuangan kepada pemohon yang ingin kembali ke kehidupan sipil. Penawaran ini diterima, dan semua pemohon kembali ke rumah mereka pada bulan Agustus tahun itu.[40] Pada bulan Mei 2009, F-FDTL menerima asupan pertama direkrut sejak krisis 2006. Sementara keragaman regional 579 anggota baru umumnya jauh lebih besar dibandingkan dengan asupan pra-krisis, 60,3 persen calon perwira berasal dari wilayah timur negara itu.[41] Dari 2009 platoon- F-FDTL didirikan pos-pos berukuran untuk mendukung polisi perbatasan PNTL di distrik-distrik perbatasan Bobonaro dan Covalima, dan telah semakin dikerahkan untuk melakukan tugas-tugas keamanan dalam negeri.[12] Dari Februari-Agustus 2010, 200 anggota F-FDTL dikerahkan untuk mendukung operasi PNTL terhadap "Ninja" geng. Pasukan ini melakukan tugas keterlibatan masyarakat, dan tidak bersenjata dan tidak terintegrasi erat dengan upaya PNTL.[42]

F-FDTL masih dalam proses pembangunan kembali dari peristiwa 2006 itu tetap berada di bawah kekuatan dan belum mereformasi standar pelatihan dan disiplinnya.[43] Ketegangan dalam F-FDTL juga terus mengancam stabilitas kekuatan.[44] Namun, pemerintah Timor Leste menempatkan prioritas yang tinggi pada pembangunan ulang F-FDTL dan mengembangkannya menjadi sebuah kekuatan yang mampu membela negara.[43] Pada 2013 Pertahanan Organisasi Intelijen Australia melaporkan yang sedikit progess telah dibuat dalam melaksanakan rencana Angkatan 2020.[45]

Galeri[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "International Institute for Strategic Studies 2020". 
  2. ^ Rees (2004), pp. 7–9
  3. ^ Rees (2004), p. 14
  4. ^ Patrikainen et al. (2011), p. 140
  5. ^ a b Wainwright (2002), hal. 23
  6. ^ Pusat Studi Pertahanan, King College, London. Ayat 205.
  7. ^ Pusat Studi Pertahanan, King College, London. Paragraf 7,2-7,4
  8. ^ Laporan King College memperkirakan bahwa militer 1.500 tetap dan 1.500 cadangan akan biaya sekitar satu persen dari GDP Timor Leste dan bahwa ini adalah tingkat tertinggi dari pengeluaran militer negara itu bisa mempertahankan.
  9. ^ Pusat Studi Pertahanan, King College, London. Paragraf 7.4 dan 158.
  10. ^ Fawthrop dan Harris (2001), hal. 37
  11. ^ "Fretilin masih asing bagi demokrasi". Australia. 9 Agustus 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-28. Diakses tanggal 9 Agustus 2007. 
  12. ^ a b Sedra et al. (2010a), hal. 5
  13. ^ Smith (2005), hlm. 31-32
  14. ^ Bola (2002), hal. 180
  15. ^ Rees (2004), hal. 31
  16. ^ "Timor Timur Mungil Army bertujuan tinggi". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 3 Februari 2008. 
  17. ^ Jane Sentinel Security Assessment Asia Tenggara. Issue 20 - 2007, p. 148
  18. ^ Rees (2004), hlm. 47-49
  19. ^ a b International Crisis Group (2008), hal. 5
  20. ^ Jane Sentinel Security Assessment - Asia Tenggara '.. Issue 20 - 2007, hal. 116
  21. ^ Rees (2004), hlm 20-21
  22. ^ Horta (2006)
  23. ^ Rees (2004), hlm. 32-33
  24. ^ a b c d International Crisis Group (2008), hal. 2
  25. ^ a b Robinson (2011), hal. 1011
  26. ^ a b Independen PBB Komisi Khusus Penyidik untuk Timor-Leste (2007), hal. 21
  27. ^ Independen PBB Komisi Khusus Penyidik untuk Timor-Leste (2007), hlm. 21-30 dan International Crisis Group (2008), hal. 2
  28. ^ Independen PBB Komisi Khusus Penyidik untuk Timor-Leste (2007), hlm. 31-33
  29. ^ Templat:Mengutip siaran pers
  30. ^ a b International Crisis Group (2008), hal. i
  31. ^ Burton (2007), hal. 101
  32. ^ a b International Crisis Group (2008), hal. 8
  33. ^ ?, 21869293-601,00.html dari = public_rss "rencana rudal Rahasia untuk Timor Timur" Periksa nilai |url= (bantuan). Australia. 8 Juni 2007. Diakses tanggal 10 Agustus 2007.  [pranala nonaktif permanen]
  34. ^ Pusat Studi Pertahanan, King College, London. Paragraf 7.2 dan 205-212.
  35. ^ International Crisis Group (2008), hlm 6, 9
  36. ^ "Timor cetak biru militer realistis.: Downer". Australia. 6 Agustus 2007. Diarsipkan dari [http:? //www.theaustralian.news.com.au/story/0,20867,21871852-2702,00.html dari = public_rss versi asli] Periksa nilai |url= (bantuan) tanggal 2007-06-10. Diakses tanggal 10 Agustus 2007. 
  37. ^ Templat:Mengutip siaran pers [pranala nonaktif]
  38. ^ . BBC News [http : //news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/7288484.stm http : //news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/7288484.stm] Periksa nilai |url= (bantuan). Diakses tanggal 6 April 2008.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  39. ^ UNMIT (2008), hlm. 2, 5-6
  40. ^ UNMIT (2009), hal. 2
  41. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Sedra_11
  42. ^ Sedra et al. (2010a), hlm. 11-12
  43. ^ a b Patrikainen et al. (2011), hal. 141
  44. ^ Robinson (2011), hal. 1014
  45. ^ Intelijen Organisasi Pertahanan (2013), hal. 25

Karya publikasi[sunting | sunting sumber]

Buku dan laporan
Artikel jurnal

Pranala luar[sunting | sunting sumber]