Lompat ke isi

Tuanku Nan Renceh: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak perubahan teks terakhir (oleh Panglima tak diakui) dan mengembalikan revisi 15105499 oleh Urang Kamang
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(16 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
| image = Makam Tuanku Nan Renceh.jpg
| image = Makam Tuanku Nan Renceh.jpg
| alt =
| alt =
| caption = Makam Tuanku Nan Renceh di [[Kamang Mudik, Kamang Magek, Agam]]
| caption = Makam Tuanku Nan Renceh di Jorong Bansa, [[Kamang Tangah Anam Suku, Kamang Magek, Agam]]
| birth_name = Abdullah
| birth_name = Abdullah
| birth_date = <!-- {{Birth date and age|||}}-->1780
| birth_date = <!-- {{Birth date and age|||}}-->1762
| birth_place = {{negara|Pagaruyung}} Nagari [[Kamang]], [[Luhak Agam]], [[Minangkabau]]
| birth_place = {{negara|Pagaruyung}} Mejan, Jorong Bansa, Nagari Kamang (sekarang [[Kamang Mudik, Kamang Magek, Agam|Nagari Kamang Mudik]], [[Kamang Magek, Agam|Kamang Magek]]), [[Luhak Agam]], [[Minangkabau]]
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> 1825 (umur 45)<ref>{{cite journal|url=http://oman.uinjkt.ac.id/2007/11/kontroversi-kaum-paderi-jika-bukan.html|title=Kontroversi Kaum Paderi: Jika Bukan Karena Tuanku Nan Renceh|author=[[Suryadi]]|publisher=Blog dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta|date=16 November 2007|access-date=27 Mei 2019}}</ref>
| death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) --> 1832 (umur 72)
| death_place = {{negara|Pagaruyung}} Mejan, Jorong Bansa, [[Kamang Hilir, Kamang Magek, Agam]], Minangkabau
| death_place = {{negara|Pagaruyung}} Mejan, Jorong Bansa, Nagari Kamang, Minangkabau
| nationality = {{negara|Pagaruyung}} Minangkabau
| nationality = {{negara|Pagaruyung}} [[Minangkabau]] <br/>- ( [[Indonesia]] sekarang)
| other_names =
| other_names =
| alma_mater =
| alma_mater =
Baris 20: Baris 20:
}}
}}


'''Tuanku Nan Renceh''' (1780—1825) adalah salah seorang [[ulama]], pemimpin dan pejuang yang berperang melawan penjajahan [[Belanda]] dalam peperangan yang dikenal dengan nama [[Perang Padri]] dari tahun [[1803]]-[[1838]]. Tidak banyak diketahui data mengenai tokoh ini, selain seorang figur karismatik, ia juga dikenal komitmen dalam menegakkan syariat [[Islam]]. Sedangkan dari catatan [[Belanda]], tokoh ini merupakan sosok antagonis, dan dianggap bertanggung jawab atas adanya tindakan kekerasan di [[Dataran Tinggi Padang]].
'''Tuanku Nan Renceh''' (1762–1832)<ref>{{cite journal|url=http://diakronika.ppj.unp.ac.id/index.php/diakronika/article/view/24|title=TUANKU NAN RENCEH (1762-1832)|first=Irwan|last=Setiawan|publisher=Jurnal Diakronika Universitas Negeri Padang|date=1 Agustus 2018|access-date=10 Juni 2020}}</ref> adalah salah seorang [[ulama]], [[pemimpin]] dan [[pejuang]] yang berperang melawan [[Belanda]] dalam [[Perang Padri]] dari tahun [[1803]]-[[1838]]. Tidak banyak diketahui data mengenai [[tokoh]] ini, selain seorang [[figur]] [[karismatik]], ia juga dikenal komitmen dalam menegakkan syariat [[Islam]]. Sedangkan dari catatan [[Belanda]], tokoh ini merupakan sosok [[antagonis]], dan dianggap bertanggung jawab atas adanya tindakan kekerasan di [[Dataran Tinggi Padang]].


Nama asli dari Tuanku Nan Renceh adalah '''Abdullah'''. Ia lahir di Nagari [[Kamang]] pada tahun [[1780]] dan meninggal dunia dalam [[perang Padri]]. Ia merupakan murid dari [[Tuanku Nan Tuo]].<ref name="Azra">Azra, A., (2004), ''The Origins of Islamic Reformism in Southeast Asia: Networks of Malay-Indonesian and Middle Eastern 'Ulamā' in the Seventeenth and Eighteenth Centuries'', University of Hawaii Press, ISBN 0-8248-2848-8.</ref> Ia kemudian menjadi [[guru]] yang banyak melahirkan pejuang perang Padri.
Nama asli dari Tuanku Nan Renceh adalah '''Abdullah'''. Ia lahir di Nagari [[Kamang]] pada tahun [[1762]] dan meninggal dunia dalam [[perang Padri]]. Ia merupakan murid dari [[Tuanku Nan Tuo]].<ref name="Azra">Azra, A., (2004), ''The Origins of Islamic Reformism in Southeast Asia: Networks of Malay-Indonesian and Middle Eastern 'Ulamā' in the Seventeenth and Eighteenth Centuries'', University of Hawaii Press, ISBN 0-8248-2848-8.</ref> Ia kemudian menjadi [[guru]] yang banyak melahirkan pejuang perang Padri. Menurut sebuah laporan Belanda, Tuanku Nan Renceh bertubuh kecil dan agak kurus, namun memiliki pandangan yang luar biasa. Pusat gerakan Tuanku Nan Renceh adalah di desa pegunungan [[Bukik Batabuah, Candung, Agam|Bukit Batabuah]], [[Kabupaten Agam|Agam]].<ref>{{Cite book|last=Dobbin|first=Christine|date=2008|title=Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Padri|location=Depok|publisher=Komunitas Bambu|isbn=979-3731-26-5|pages=208-209|url-status=live}}</ref>


Kedatangan tiga orang [[haji]] dari [[Mekah]] tahun 1803 telah mengilhami Tuanku Nan Renceh, dan kemudian mulai mengumandangan [[jihad|"jihad"]] atas segala [[bid'ah]] di [[Minangkabau]], yakni dengan menggalakkan dakwah menyebarkan Sunnah.<ref name="Azra"/> Ide-ide pembaharuan yang diterapkan Tuanku Nan Renceh terhadap perubahan kebiasaan masyarakat termasuk model sistem adat [[matrilineal]] mendapat tantangan dari para [[penghulu]] pada beberapa [[nagari]] di Minangkabau yang bersikeras ingin memperjuangkan tradisi turun temurun Minangkabau, sehingga kemudian melahirkan gerakan Paderi dengan pendekatan konflik.<ref name="Susanto">Susanto, B., ''Ge(mer)lap Nasionalitas Postkolonial'', Kanisius, ISBN 979-21-1981-7.</ref>
Kedatangan tiga orang [[haji]] dari [[Mekah]] tahun 1803 telah mengilhami Tuanku Nan Renceh, dan kemudian mulai mengumandangan "[[jihad]]" atas segala [[bid'ah]] di [[Minangkabau]], yakni dengan menggalakkan dakwah menyebarkan Sunnah.<ref name="Azra"/> Ide-ide pembaharuan yang diterapkan Tuanku Nan Renceh terhadap perubahan kebiasaan masyarakat termasuk model [[sistem adat]] [[matrilineal]] mendapat tantangan dari para [[penghulu]] pada beberapa [[nagari]] di Minangkabau yang bersikeras ingin memperjuangkan tradisi turun temurun Minangkabau, sehingga kemudian melahirkan gerakan Paderi dengan pendekatan konflik.<ref name="Susanto">Susanto, B., ''Ge(mer)lap Nasionalitas Postkolonial'', Kanisius, ISBN 979-21-1981-7.</ref>


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 30: Baris 30:


{{DEFAULTSORT:Renceh, Tuanku}}
{{DEFAULTSORT:Renceh, Tuanku}}
{{indo-bio-stub}}
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh pejuang Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]


{{Indo-bio-stub}}

Revisi terkini sejak 24 Februari 2024 04.27

Tuanku Nan Renceh
Makam Tuanku Nan Renceh di Jorong Bansa, Kamang Tangah Anam Suku, Kamang Magek, Agam
LahirAbdullah
1762
Kerajaan Pagaruyung Mejan, Jorong Bansa, Nagari Kamang (sekarang Nagari Kamang Mudik, Kamang Magek), Luhak Agam, Minangkabau
Meninggal1832 (umur 72)
Kerajaan Pagaruyung Mejan, Jorong Bansa, Nagari Kamang, Minangkabau
KebangsaanKerajaan Pagaruyung Minangkabau
- ( Indonesia sekarang)
PekerjaanUlama
Dikenal atas- Pejuang anti penjajahan
- Pemimpin kaum Padri

Tuanku Nan Renceh (1762–1832)[1] adalah salah seorang ulama, pemimpin dan pejuang yang berperang melawan Belanda dalam Perang Padri dari tahun 1803-1838. Tidak banyak diketahui data mengenai tokoh ini, selain seorang figur karismatik, ia juga dikenal komitmen dalam menegakkan syariat Islam. Sedangkan dari catatan Belanda, tokoh ini merupakan sosok antagonis, dan dianggap bertanggung jawab atas adanya tindakan kekerasan di Dataran Tinggi Padang.

Nama asli dari Tuanku Nan Renceh adalah Abdullah. Ia lahir di Nagari Kamang pada tahun 1762 dan meninggal dunia dalam perang Padri. Ia merupakan murid dari Tuanku Nan Tuo.[2] Ia kemudian menjadi guru yang banyak melahirkan pejuang perang Padri. Menurut sebuah laporan Belanda, Tuanku Nan Renceh bertubuh kecil dan agak kurus, namun memiliki pandangan yang luar biasa. Pusat gerakan Tuanku Nan Renceh adalah di desa pegunungan Bukit Batabuah, Agam.[3]

Kedatangan tiga orang haji dari Mekah tahun 1803 telah mengilhami Tuanku Nan Renceh, dan kemudian mulai mengumandangan "jihad" atas segala bid'ah di Minangkabau, yakni dengan menggalakkan dakwah menyebarkan Sunnah.[2] Ide-ide pembaharuan yang diterapkan Tuanku Nan Renceh terhadap perubahan kebiasaan masyarakat termasuk model sistem adat matrilineal mendapat tantangan dari para penghulu pada beberapa nagari di Minangkabau yang bersikeras ingin memperjuangkan tradisi turun temurun Minangkabau, sehingga kemudian melahirkan gerakan Paderi dengan pendekatan konflik.[4]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Setiawan, Irwan (1 Agustus 2018). "TUANKU NAN RENCEH (1762-1832)". Jurnal Diakronika Universitas Negeri Padang. Diakses tanggal 10 Juni 2020. 
  2. ^ a b Azra, A., (2004), The Origins of Islamic Reformism in Southeast Asia: Networks of Malay-Indonesian and Middle Eastern 'Ulamā' in the Seventeenth and Eighteenth Centuries, University of Hawaii Press, ISBN 0-8248-2848-8.
  3. ^ Dobbin, Christine (2008). Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Padri. Depok: Komunitas Bambu. hlm. 208–209. ISBN 979-3731-26-5. 
  4. ^ Susanto, B., Ge(mer)lap Nasionalitas Postkolonial, Kanisius, ISBN 979-21-1981-7.