Lompat ke isi

Sunwon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k nama Ibu Suri Agung Sunwon
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox royalty
'''Permaisuri Kim Sunwon''' (순원왕후 김씨, 15 Mei 1789 - 4 Agustus 1857), juga dikenal dengan '''Ibu Suri Myeonggyeong''' (명경왕대비), adalah seorang permaisuri dari [[Sunjo dari Joseon|Raja Sunjo]]. Ia bertindak sebagai [[wali raja]] bagi dua Raja Joseon, [[Heonjong dari Joseon|Heonjong]] dan [[Cheoljong dari Joseon|Cheoljong]]. Dia berasal dari keluarga Andong Kim.
| name = {{small|Permaisuri Sunwon (순원왕후)<br>Ibu Suri Myeonggyeong (명경왕대비)}}

| succession = [[Permaisuri|Permaisuri Raja]] [[Dinasti Joseon|Joseon]]
| reign = 1802 – 13 Desember 1834
| predecessor = Kim Hyoui
| successor = [[Permaisuri Kim Hyohyeon|Kim Hyohyeon]]

| succession1 = [[Ibu suri|Ibu Suri Raja]] [[Dinasti Joseon|Joseon]]
| reign1 = 1834
| predecessor1= Kim Hyoui
| successor1 = Jo Sinjeong (Hyoyu)

| succession2 = [[Ibu suri|Ibu Suri Agung Raja]] [[Dinasti Joseon|Joseon]]
| reign2 = 1834 – 1857
| predecessor2= [[Permaisuri Kim Jeongsun|Kim Jeongsun (Yesun)]]
| successor2 = Jo Sinjeong (Hyoyu)

| father = Kim Jo-Sun
| mother =
| spouse = [[Sunjo dari Joseon|Sunjo, Raja Joseon]]
| issue = [[Putra Mahkota Hyomyeong|Yi Yeong, Putra Mahkota Hyomyeong]]<br>Putri Myeongon<br>Putri Bokon<br>Putri Deokon
| birth_date = 8 Juni 1789
| birth_place = [[Dinasti Joseon|Kerajaan Joseon]]
| death_date = 21 September 1857
| death_place = [[Changdeokgung|Istana Changdeok]] [[Dinasti Joseon|Joseon]]
| place of burial =
| posthumous name = 명경문인광성융희정렬선휘영덕자헌현륜홍화신운수목예성홍정순원왕후
| house = Andong Kim
| consort = yes
}}

'''Permaisuri Kim Sunwon / Ibu Suri Agung Sunwon''' (순원왕후 김씨,

15 Mei 1789 - 4 Agustus 1857), juga dikenal dengan '''Ibu Suri Myeonggyeong''' (명경왕대비), adalah seorang permaisuri dari [[Sunjo dari Joseon|Raja Sunjo]]. Ia bertindak sebagai [[wali raja]] bagi dua Raja Joseon, [[Heonjong dari Joseon|Heonjong]] dan [[Cheoljong dari Joseon|Cheoljong]]. Dia berasal dari keluarga Andong Kim.


== Biografi ==
== Biografi ==
Baris 7: Baris 41:
Kim awalnya menjadi calon utama untuk menjadi istri Putra Mahkota Yi Gong. Namun kematian mendadak Raja Jeongjo pada 1800 menjadikan rencana pernikahan ini ditunda dua tahun kemudian. Yi Gong naik takhta, kemudian dikenal dengan [[Sunjo dari Joseon|Raja Sunjo]], pada usia sebelas tahun. Dikarenakan masih dipandang terlalu belia, [[Permaisuri Kim Jeongsun|Ibu Suri Agung Yesun]] yang merupakan nenek buyut tiri Raja muda dan anggota keluarga kerajaan paling senior pada masa itu memegang kendali pemerintahan sebagai [[wali raja]].
Kim awalnya menjadi calon utama untuk menjadi istri Putra Mahkota Yi Gong. Namun kematian mendadak Raja Jeongjo pada 1800 menjadikan rencana pernikahan ini ditunda dua tahun kemudian. Yi Gong naik takhta, kemudian dikenal dengan [[Sunjo dari Joseon|Raja Sunjo]], pada usia sebelas tahun. Dikarenakan masih dipandang terlalu belia, [[Permaisuri Kim Jeongsun|Ibu Suri Agung Yesun]] yang merupakan nenek buyut tiri Raja muda dan anggota keluarga kerajaan paling senior pada masa itu memegang kendali pemerintahan sebagai [[wali raja]].


Kim menikah dengan Sunko dan menjadi permaisuri pada 1802. Setelah terjadi [[Penindasan Katolik tahun 1801|Penindasan Umat Katolik tahun 1801]] atas perintah Ibu Suri Agung Yesun, fraksi Sipa melakukan pembersihan besar-besaran kepada fraksi Byeokpa yang merupakan kelompok pendukung Ibu Suri. Pembersihan ini merupakan awal mula keluarga Andong Kim menguasai pemerintahan.
Kim menikah dengan Sunjo dan menjadi permaisuri pada 1802. Setelah terjadi [[Penindasan Katolik tahun 1801|Penindasan Umat Katolik tahun 1801]] atas perintah Ibu Suri Agung Yesun, fraksi Sipa melakukan pembersihan besar-besaran kepada fraksi Byeokpa yang merupakan kelompok pendukung Ibu Suri. Pembersihan ini merupakan awal mula keluarga Andong Kim menguasai pemerintahan.


Pada 1809, Permaisuri Kim melahirkan seorang putra bernama Yi Yeong yang kemudian bergelar Putra Mahkota Hyomyeong. Sang Putra Mahkota dicintai Raja karena kecerdasannya. Demi mengendalikan pengaruh keluarga Andong Kim di pemerintahan, Sunjo menikahkannya dengan seorang wanita dari keluarga Pungyang Jo. Sang Putra Mahkota diamanahi sebagai [[wali raja]] saat berusia sembilan belas tahun, tetapi kemudian meninggal pada tahun keempat masa perwaliannya. Sunjo juga mangkat empat tahun kemudian, sehingga takhta diwariskan kepada anak dari mendiang Putra Mahkota Hyomyeong, Yi Hwang.
Pada 1809, Permaisuri Kim melahirkan seorang putra bernama Yi Yeong yang kemudian bergelar Putra Mahkota Hyomyeong. Sang Putra Mahkota dicintai Raja karena kecerdasannya. Demi mengendalikan pengaruh keluarga Andong Kim di pemerintahan, Sunjo menikahkannya dengan seorang wanita dari keluarga Pungyang Jo. Sang Putra Mahkota diamanahi sebagai [[wali raja]] saat berusia sembilan belas tahun, tetapi kemudian meninggal pada tahun keempat masa perwaliannya. Sunjo juga mangkat pada 1834, empat tahun setelah kematian Putra Mahkota, sehingga takhta diwariskan kepada anak dari mendiang Putra Mahkota Hyomyeong, Yi Hwang.


=== Masa perwalian ===
=== Masa perwalian ===


Yi Hwang, kemudian dikenal sebagai [[Heonjong dari Joseon|Raja Heonjong]], naik takhta pada usia delapan tahun sehingga Permaisuri Sunjo, kini dikenal sebagai Ibu Suri Myeonggyeong, bertindak sebagai wali raja. Dia menikahkan cucunya dengan wanita dari keluarganya, Permaisuri Hyohyeon. Ibu Suri Myeonggyeong menyerahkan kendali pemerintahan meskipun Raja Heonjong sudah mencapai usia dewasa untuk berkuasa sendiri. Setelah tahun 1840, kendali pemerintahan diserahkan kepada keluarga Andong Kim menyusul persekusi anti-Katolik pada 1839.
Yi Hwang, kemudian dikenal sebagai [[Heonjong dari Joseon|Raja Heonjong]], naik takhta pada usia delapan tahun sehingga Permaisuri Sunjo, kini dikenal sebagai Ibu Suri Myeonggyeong, bertindak sebagai wali raja. Dia menikahkan cucunya ini dengan wanita dari keluarganya, Permaisuri Hyohyeon. Ibu Suri Myeonggyeong menolak menyerahkan kendali pemerintahan meskipun Raja Heonjong sudah mencapai usia dewasa untuk berkuasa sendiri. Setelah tahun 1840, kendali pemerintahan diserahkan kepada keluarga Andong Kim menyusul persekusi anti-Katolik pada 1839.


Raja Heonjong mangkat setelah lima belas tahun berkuasa tanpa meninggalkan keturunan. Melalui pengaruh Andong Kim, diputuskan bahwa raja selanjutnya adalah Yi Won-beom, cicit Putra Mahkota Sado, putra Raja Jeongjo. Jeongjo sendiri merupakan kakek buyut dari mendiang Heonjong dan ayahnya kakek buyut dari Yi Won-beom. Demi memantaskan calon raja yang secara silsilah terpisah jauh dari garis utama klan raja, Ibu Suri Myeonggyeong mengadopsinya sebagai anaknya sendiri. Yi Won-beom naik takhta pada 1849, kemudian dikenal sebagai [[Cheoljong dari Joseon|Raja Cheoljong]].
Raja Heonjong mangkat setelah lima belas tahun berkuasa tanpa meninggalkan keturunan. Melalui pengaruh Andong Kim, diputuskan bahwa raja selanjutnya adalah Yi Won-beom, cicit Putra Mahkota Sado, putra [[Jeongjo dari Joseon|Raja Jeongjo]]. Jeongjo sendiri merupakan kakek buyut dari mendiang Heonjong dan ayahnya kakek buyut dari Yi Won-beom. Meski masih anggota klan raja, Yi Won-beom secara silsilah terpisah jauh dari garis utama klan tersebut. Untuk membuatnya lebih layak, Ibu Suri Myeonggyeong mengadopsinya sebagai anaknya sendiri sebagaimana tradisi saat itu, sehingga secara resmi dia merupakan putra mendiang Raja Sunjo dan Myeonggyeong. Yi Won-beom naik takhta pada 1849, kemudian dikenal sebagai [[Cheoljong dari Joseon|Raja Cheoljong]].


Pendidikan merupakan salah satu hal paling penting dari seorang raja, tetapi Cheoljong yang sebelumnya hidup dalam kemiskinan bahkan tidak dapat membaca satu hurufpun. Dengan keadaan seperti ini, Ibu Suri Myeonggyeong, kini menjadi Ibu Suri Agung, bersama keluarga Andong Kim dapat menguasai pemerintahan dengan leluasa. Ibu Suri Agung Myeonggyeong kembali bertindak menjadi [[wali raja]] dan menikahkan Cheoljong dengan seorang wanita dari keluarga Andong Kim, Permaisuri Cheol-in.
Pendidikan merupakan salah satu hal paling penting dari seorang raja, tetapi Cheoljong yang sebelumnya hidup dalam kemiskinan bahkan tidak dapat membaca satu hurufpun. Dengan keadaan seperti ini, Ibu Suri Myeonggyeong, kini menjadi Ibu Suri Agung, bersama keluarga Andong Kim dapat menguasai pemerintahan dengan leluasa. Ibu Suri Agung Myeonggyeong kembali bertindak menjadi [[wali raja]] dan menikahkan Cheoljong dengan seorang wanita dari keluarga Andong Kim, Permaisuri Cheol-in.


Ibu Suri Agung Myeonggyeong (Sunwon) mangkat pada 21 September 1857 di Istana Changdeok. Dia diberikan gelar anumerta "Permaisuri-Kaisar Sunwonsuk" (순원숙황후, ''sunwonsuk-hwanghu''), meski dia hanya berstatus sebagai permaisuri raja.
Ibu Suri Agung Myeonggyeong (Sunwon) mangkat pada 21 September 1857 di Istana Changdeok. Dia diberikan gelar anumerta "Permaisuri-Kaisar Sunwonsuk" (순원숙황후, ''sunwonsuk-hwanghu''), meski dia hanya berstatus sebagai permaisuri-raja semasa hidupnya.


== Keturunan ==
== Keturunan ==

Revisi terkini sejak 3 Maret 2024 14.13

Permaisuri Sunwon (순원왕후)
Ibu Suri Myeonggyeong (명경왕대비)
Permaisuri Raja Joseon
Periode1802 – 13 Desember 1834
PendahuluKim Hyoui
PenerusKim Hyohyeon
Ibu Suri Raja Joseon
Periode1834
PendahuluKim Hyoui
PenerusJo Sinjeong (Hyoyu)
Ibu Suri Agung Raja Joseon
Periode1834 – 1857
PendahuluKim Jeongsun (Yesun)
PenerusJo Sinjeong (Hyoyu)
Informasi pribadi
Kelahiran8 Juni 1789
Kerajaan Joseon
Kematian21 September 1857
Istana Changdeok Joseon
WangsaAndong Kim
Nama anumerta
명경문인광성융희정렬선휘영덕자헌현륜홍화신운수목예성홍정순원왕후
AyahKim Jo-Sun
PasanganSunjo, Raja Joseon
AnakYi Yeong, Putra Mahkota Hyomyeong
Putri Myeongon
Putri Bokon
Putri Deokon

Permaisuri Kim Sunwon / Ibu Suri Agung Sunwon (순원왕후 김씨,

15 Mei 1789 - 4 Agustus 1857), juga dikenal dengan Ibu Suri Myeonggyeong (명경왕대비), adalah seorang permaisuri dari Raja Sunjo. Ia bertindak sebagai wali raja bagi dua Raja Joseon, Heonjong dan Cheoljong. Dia berasal dari keluarga Andong Kim.

Biografi[sunting | sunting sumber]

Ayah Kim bernama Kim Jo-sun (김조순, 1765–1832) dan merupakan anggota fraksi Sipa. Ibunya adalah seorang wanita dari keluarga Cheongsong Shim (심씨).

Kim awalnya menjadi calon utama untuk menjadi istri Putra Mahkota Yi Gong. Namun kematian mendadak Raja Jeongjo pada 1800 menjadikan rencana pernikahan ini ditunda dua tahun kemudian. Yi Gong naik takhta, kemudian dikenal dengan Raja Sunjo, pada usia sebelas tahun. Dikarenakan masih dipandang terlalu belia, Ibu Suri Agung Yesun yang merupakan nenek buyut tiri Raja muda dan anggota keluarga kerajaan paling senior pada masa itu memegang kendali pemerintahan sebagai wali raja.

Kim menikah dengan Sunjo dan menjadi permaisuri pada 1802. Setelah terjadi Penindasan Umat Katolik tahun 1801 atas perintah Ibu Suri Agung Yesun, fraksi Sipa melakukan pembersihan besar-besaran kepada fraksi Byeokpa yang merupakan kelompok pendukung Ibu Suri. Pembersihan ini merupakan awal mula keluarga Andong Kim menguasai pemerintahan.

Pada 1809, Permaisuri Kim melahirkan seorang putra bernama Yi Yeong yang kemudian bergelar Putra Mahkota Hyomyeong. Sang Putra Mahkota dicintai Raja karena kecerdasannya. Demi mengendalikan pengaruh keluarga Andong Kim di pemerintahan, Sunjo menikahkannya dengan seorang wanita dari keluarga Pungyang Jo. Sang Putra Mahkota diamanahi sebagai wali raja saat berusia sembilan belas tahun, tetapi kemudian meninggal pada tahun keempat masa perwaliannya. Sunjo juga mangkat pada 1834, empat tahun setelah kematian Putra Mahkota, sehingga takhta diwariskan kepada anak dari mendiang Putra Mahkota Hyomyeong, Yi Hwang.

Masa perwalian[sunting | sunting sumber]

Yi Hwang, kemudian dikenal sebagai Raja Heonjong, naik takhta pada usia delapan tahun sehingga Permaisuri Sunjo, kini dikenal sebagai Ibu Suri Myeonggyeong, bertindak sebagai wali raja. Dia menikahkan cucunya ini dengan wanita dari keluarganya, Permaisuri Hyohyeon. Ibu Suri Myeonggyeong menolak menyerahkan kendali pemerintahan meskipun Raja Heonjong sudah mencapai usia dewasa untuk berkuasa sendiri. Setelah tahun 1840, kendali pemerintahan diserahkan kepada keluarga Andong Kim menyusul persekusi anti-Katolik pada 1839.

Raja Heonjong mangkat setelah lima belas tahun berkuasa tanpa meninggalkan keturunan. Melalui pengaruh Andong Kim, diputuskan bahwa raja selanjutnya adalah Yi Won-beom, cicit Putra Mahkota Sado, putra Raja Jeongjo. Jeongjo sendiri merupakan kakek buyut dari mendiang Heonjong dan ayahnya kakek buyut dari Yi Won-beom. Meski masih anggota klan raja, Yi Won-beom secara silsilah terpisah jauh dari garis utama klan tersebut. Untuk membuatnya lebih layak, Ibu Suri Myeonggyeong mengadopsinya sebagai anaknya sendiri sebagaimana tradisi saat itu, sehingga secara resmi dia merupakan putra mendiang Raja Sunjo dan Myeonggyeong. Yi Won-beom naik takhta pada 1849, kemudian dikenal sebagai Raja Cheoljong.

Pendidikan merupakan salah satu hal paling penting dari seorang raja, tetapi Cheoljong yang sebelumnya hidup dalam kemiskinan bahkan tidak dapat membaca satu hurufpun. Dengan keadaan seperti ini, Ibu Suri Myeonggyeong, kini menjadi Ibu Suri Agung, bersama keluarga Andong Kim dapat menguasai pemerintahan dengan leluasa. Ibu Suri Agung Myeonggyeong kembali bertindak menjadi wali raja dan menikahkan Cheoljong dengan seorang wanita dari keluarga Andong Kim, Permaisuri Cheol-in.

Ibu Suri Agung Myeonggyeong (Sunwon) mangkat pada 21 September 1857 di Istana Changdeok. Dia diberikan gelar anumerta "Permaisuri-Kaisar Sunwonsuk" (순원숙황후, sunwonsuk-hwanghu), meski dia hanya berstatus sebagai permaisuri-raja semasa hidupnya.

Keturunan[sunting | sunting sumber]

Permaisuri Kim Sunwon dan Raja Sunjo memiliki lima anak, termasuk putra sulung (dan satu-satunya yang hidup sampai usia dewasa):

  • Yi Yeong, Putra Mahkota Hyomyeong (효명세자, 1809–1830). Memiliki anak bernama Yi Hwang yang naik takhta pada 1834.
  • Putri Myeongon (명온공주, 1810–1832)
  • Putri Bokon (복온공주, 1818–1828)
  • seorang pangeran (1820-?)
  • Putri Deokon (덕온공주, 1828–1844)

Pranala luar[sunting | sunting sumber]