Pembicaraan Pengguna:Hafidh Wahyu P

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Halo, Hafidh Wahyu P.
Memulai
Tips

Selamat menjelajah, kami menunggu suntingan Anda di Wikipedia bahasa Indonesia!

Welcome! If you do not understand Indonesian language, you may want to visit the embassy or find users who speak your language. Enjoy!

·· Kℇℵ℟ℑℭK

Selamat menyunting[sunting sumber]

Sebuah kue untuk Anda untuk artikel-artikel yang Anda buat. ꦱꦭꦩ꧀Bennylin komunikasi 16 Agustus 2016 - 13:45 WIB

Re:Penerjemahan[sunting sumber]

Untuk kasus halaman istimewa penerjemahan nampaknya memang dihapus karena masih ada kesalahan teknis, templat dan infobox tidak bisa diliputkan disana. Pastinya sih nggak tau. Ya udah, nerjemahin aja pake 2 tag manual --Erik Fastman (bicara) 23 April 2017 14.44 (UTC)[balas]

Neologisme[sunting sumber]

Jujur saja, istilah Kaisarina itu sangat asing, dan diserap dari bahasa apa? Jika memang sudah dipakai, sebaiknya Anda menyertakan sumber tepercaya tentang istilah tersebut. Jangan sampai istilah itu adalah riset asli, atau buatan Wikipedia sendiri (Wikipedia:Bukan riset asli#Apa yang tak dapat diterima). Saya penganut KBBI. Apa yang sudah tersedia, itulah yang saya gunakan. Toh juga istilah Kaisarina ini tidak masuk kamus. -- Adiputra बिचर -- 2 Mei 2017 14.52 (UTC)[balas]

Saya menyarankan Anda untuk memiliki 3 KBBI resmi dari Pusat Bahasa (edisi III atau IV; ed. V lebih bagus lagi). Yang pertama berupa buku, yang kedua software di komputer, yang ketiga aplikasi di smartphone. Saya sudah memiliki ketiganya. -- Adiputra बिचर -- 2 Mei 2017 15.25 (UTC)[balas]
@M. Adiputra:Sebelumnya, terima kasih atas tanggapannya. Memang harus diakui bahwa istilah kaisarina sendiri sangat asing karena jarang digunakan, tetapi bukan berarti tidak pernah digunakan dalam literatur bahasa Indonesia. Gelar ini pernah digunakan di buku terjemahan berjudul "Ratu, Permaisuri, Selir", jadi ini bukan buatan sendiri. Sebagaimana kaisar, gelar kaisarina diturunkan dari gelar "caesar". Silakan Anda lihat di gelar-gelar Eropa, khususnya bahasa Jerman. Ada gelar "kaiserin" di sana. Terlepas dari asal turunannya, memang faktanya gelar ini sudah digunakan di literatur Indonesia, meskipun jarang.
Terkait kbbi, memang saya akui bahwa gelar ini tidak ada di sana, tetapi begitu juga gelar "adipati wanita" dan "tsarina". Kedua gelar ini sudah sering digunakan di wikipedia, tetapi tidak ada di kbbi. Saya kira kita tidak bisa menggunakan dalih "penerjemahan adipati wanita itu karena terpaksa", karena pada nyatanya, selain tidak ada di kbbi, juga "duchess" bisa saja dicetak miring dan ditautkan dengan artikel "Gelar Kebangsawanan Eropa" bagian "duke". Berbeda dengan kaisarina yang sudah pernah ditulis di literatur Indonesia, meski jarang.
Jarangnya penggunaan kaisarina sendiri sebenarnya wajar, mengingat sepanjang sejarah, sangat jarang wanita yang duduk di takhta sebagai pemimpin kekaisaran. Kalau sebagai ratu memang sudah cukup banyak. Namun "jarang mendengar" bukan berarti itu tidak ada sama sekali.
Terkait KBBI, saya melihat bahwa di Kbbi, arti untuk maharani sendiri di artian pertama dan kedua adalah "raja perempuan", "ratu". Padahal sebagaimana diketahui, kedudukan maharaja dan maharani berada di atas raja dan ratu, sebagaimana raja dan ratu berada di atas adipati. Jadi tidak bisa disamakan. Hal ini menunjukkan bahwa menurut saya pribadi, Kbbi tidak bisa sepenuhnya digunakan sebagai patokan dalam penentuan masalah gelar kebangsawanan ini. Ini wajar saja. Kbbi merupakan patokan berbahasa masyarakat yang menganut sistem demokrasi. Latar belakang ini membuat kbbi tidak bisa sepenuhnya merangkum segala hal yang sifatnya monarki.
Dari segi penggunaan, maharani cenderung terkesan timpang bila disandingkan dengan gelar kaisar, karena nantinya akan terkesan sebatas permaisuri belaka, sehingga akan menimbulkan keambiguan.
Demikian argumen saya. Sebelumnya saya mohon maaf bila terkesan lancang dan semacamnya. Saya hanya turut berusaha untuk mengembangkan wikipedia ini. Saya sudah beberapa kali melihat artikel wiki Indonesia dan terlihat bahwa terkait masalah gelar, banyak terjadi ketidakkonsistenan antara satu artikel dengan artikel lain. Oleh karenanya, saya berusaha membantu agar masalah ini dapat segera diselesaikan. Terima kasih sebelumnya. Hafidh Wahyu P (bicara) 3 Mei 2017 09.05 (UTC)[balas]
Untuk adipati wanita, sama halnya seperti kaisar wanita atau penyihir wanita, adalah bentuk kata majemuk yang terpaksa digunakan karena kita masih asing untuk memakai imbuhan -wati (penanda feminin). Neologisme bisa terjadi bila istilah itu diganti menjadi "adipatiwati", "kaisarwati", atau "penyihirwati". Sebagaimana halaman Wikipedia:Bukan riset asli, situs ini tidak mempopulerkan neologisme. Seharusnya istilah tersebut masuk kamus dahulu, atau masuk buku-buku tepercaya. Buku yang Anda sebutkan pun masih kurang jelas. Sebelum terlalu jauh, jawab dahulu 3 keraguan berikut:
  1. Istilah kaisarina tidak jelas asalnya, diserap dari bahasa apa?
  2. Apakah akhiran -ina ada dalam bahasa Indonesia? Kaisarwati lebih masuk akal, tapi itu neologisme terang-terangan.
  3. Adakah bukti penggunaan istilah "kaisarina" sebelumnya (1990-an ke bawah, saat istilah "kaisar" sudah dikenal)? Anda berpikir bahwa ada bentuk maskulin, pasti ada bentuk feminin. Berarti, jika istilah "kaisar" sudah diserap, bentuk feminin yang Anda klaim juga mengikuti. Jika tidak, berarti kata itu adalah ciptaan baru-baru ini.
Mohon pahami halaman panduan sekali lagi. Dan kita tidak usah melibatkan masalah selera pribadi. Jika artikel Maharani tidak diperbaiki, bagian yang bersifat propaganda neologisme terpaksa saya singkirkan. Saya hanya penganut pedoman Wikipedia:Sumber tepercaya yang radikal. -- Adiputra बिचर -- 3 Mei 2017 15.09 (UTC)[balas]
@M. Adiputra:1. Kaisar dan Kaisarina diturunkan dari gelar caesar dan diturunkan ke dalam bahasa Indonesia melalui rumpun bahasa Jerman. Mungkin istilah ini mulai dikenal setelah masa kolonialisme. Untuk lebih lengkapnya, Anda dapat lihat di artikel wiki english Caesar_(title)#Legacy
2. Ini kasusnya sama seperti maharani. Untuk merujuk maharaja wanita atau istri maharaja, kita tidak menggunakan istilah maharajawati, tetapi maharani. Kita mengambil gelar ini langsung dari bahasa Hindi. Untuk menyebut aktor wanita, kita juga tidak menggunnakan istilah "aktorwati", tapi menggunakan istilah "aktris", istilah yang diambil dari bahasa Inggris "actor" dan ditambahi imbuhan Inggris "ess".
3. Istilah ini sudah digunakan di buku terjemahan "Queen, Empress, Concubine: 50 Perempuan Penguasa dari Zaman Kuno hingga Masa Modern" karya Claudia Gold dan diterjemahkan oleh Ida Rosdalina.
1. Yang saya tanyakan adalah asal-muasal istilah "kaisarina". Sebaiknya Anda tidak mengalihkan pembicaraan. Asalnya dari bahasa yang mana, Anda pun tidak tahu pasti. Anda menyebut rumpun bahasa Jerman, tapi tidak spesifik (rumpun Jerman, tapi bahasa yang mana? Belanda? Inggris? Jerman?). Dan Anda menyebut kolonialisme, maksudnya kolonialisme di negara kita? Apakah supaya terkesan sudah lama? Nah. Di sinilah bagian yang meragukan. Dari SD saya sudah pernah membaca dan tahu istilah "kaisar". Pengguna yang lain pasti punya pengalaman yang sama. Namun untuk istilah "kaisarina", Anda hanya dapat mengeluarkan asumsi saja, bahwa istilah itu sudah ada "setelah kolonialisme". Konon. Katanya. Kalau sudah ada dari dulu, pengguna lain pasti tidak bingung dan tidak merasa asing mendengarnya, termasuk saya.
2. Nah. Ternyata Anda sudah mengerti. Namun Anda enggan untuk memakai istilah yang sudah ada sejak dulu. Jika terbukti "kaisarina" sudah diserap sejak dulu (konon, katanya), seharusnya tercantum pula dalam KBBI yang sudah ada sejak 1998.
3. Buku terjemahan tersebut, terlepas dari kredibilitasnya, tak pelak lagi telah memuat neologisme (perhatikan kembali poin ke-1). Sebaiknya gunakan istilah yang sudah ada terlebih dahulu, daripada mempromosikan istilah baru. Singkatnya, tidak perlu bikin saingannya. Oh iya. Wikipedia bukanlah kamus. Justru Wikipedia yang harus mengacu kepada kamus. -- Adiputra बिचर -- 4 Mei 2017 16.09 (UTC)[balas]
@M. Adiputra:Baiklah, jika memang begitu kebijakan dari wikipedia, saya ikut saja. Maaf sebelumnya jika saya agak berkeras soal masalah ini. Untuk pembenahan artikel Maharani dan beberapa artikel lain, akan saya benahi dan Anda bisa meninjaunya nanti. Oh iya, mumpung ada kesempatan, saya ingin mendiskusikan beberapa hal, terkait penggunaan maharani dan beberapa gelar lain.
1. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, penggunaan gelar Maharani tampak timpang bila disandingkan dengan gelar kaisar, karena akan terkesan bahwa maharani itu sebatas permaisuri kaisar, bukan kaisar wanita dan ini akan menjadi ambigu yang berujung kesalahan fatal. Maharani dicukupkan untuk padanan wanita dari maharaja saja. Dikarenakan kita tidak dapat menggunakan gelar "kaisarina", saya mengusulkan agar kita menggunakan gelar "kaisar" saja sebagaimana kaisar pria, tanpa embel-embel "wanita", khususnya di bagian infobox royalti. Hal ini karena penggunaan jenis kelamin setelah gelar tidak lazim digunakan di Indonesia. Kecuali dalam kasus "adipati wanita", itu dilakukan karena "terjemahan darurat."
2. Saya mengusulkan untuk mengubah seluruh gelar istri raja, istri kaisar, dan istri maharaja dengan gelar permaisuri, bukan menggunakan gelar ratu dan maharani. Memang penggunaan kedua gelar ini tidak salah, tapi saya mengusulkan ini agar tidak terjadi kebingungan. Di negara Barat, gelar yang disandang penguasa monarki wanita dan istri penguasa monarki pria sama karena keterbatasan bahasa mereka, sedangkan bahasa kita memiliki keunggulan dengan adanya gelar permaisuri, jadi lebih baik kita gunakan ini untuk menghindari kebingungan. Saya tidak mengusulkan untuk mengedit gelarnya menjadi "ratu permaisuri" atau "maharani permaisuri" karena itu saya kira sebagai terjemahan leterlek yang buruk dari gelar queen consort dan empress consort. Jadi gelar yang saya usulkan adalah: untuk istri raja: permaisuri raja; untuk istri kaisar: permaisuri kaisar. Ini lebih mudah dipahami oleh masyarakat Indonesia.
3. Untuk gelar adipati wanita, saya mengusulkan untuk mengubahnya menjadi adipati putri. Putri di sini bukan padanan dari pangeran, tapi padanan dari putra. Saya terilhami dari gelar resmi Tribhuwana Wijayatunggadewi, yakni "maharajaputri".
Bagaimana menurut Anda? Hafidh Wahyu P (bicara) 4 Mei 2017 23.36 (UTC)[balas]
Bahasa kita memang memiliki keterbatasan untuk beberapa gelar kebangsawanan. Bahasa Inggris dan yang lainnya pun demikian. Namun sesuaikan saja dengan apa yang sudah terdefinisikan sebelumnya tanpa perlu membikin neologisme dengan memainkan imbuhan kata. Beda kasusnya dengan kata majemuk. Untuk istilah-istilah kebangsawanan, pakai yang sudah ada. Maharajaputri ini, meskipun kuno, namun terkesan neologisme karena penggunaanya selain itu tidak diketahui. Apalagi Adipati putri, mengingat masyarakat kita cenderung memakai istilah "wanita" sebagai padanan female atau penanda gender seperti: presiden wanita, menteri wanita, penyanyi wanita, dsb. Kalau ada masalah dengan terjemahan, bawalah topiknya ke Warung Kopi agar menarik pengguna lain yang menekuni sejarah dan linguistik. Sebenarnya, banyak istilah kebangsawanan yang dapat ditelusuri jejaknya dari bahasa Sanskerta (bupati, menteri, adipati, permaisuri pun termasuk di dalamnya). Dapat Anda simak di daftar kata serapan dari bahasa Sanskerta dalam bahasa Indonesia. -- Adiputra बिचर -- 5 Mei 2017 15.21 (UTC)[balas]
Sebelumnya maaf, kembali sebentar ke masalah kaisarina. Jika memang kaisarina tidak bisa digunakan lantaran dipandang sebagai neologisme karena tidak ada di kamus, bagaimana dengan gelar Tsarina dan Sultanah? Gelar tsarina sudah cukup dikenal sebagai istri dari tsar dan ini tidak ada di kbbi, apakah berarti kita tidak boleh menggunakannya? Bagaimana dengan sultanah yang merujuk kepada sultan wanita? Gelar ini sudah pernah dipakai oleh 4 wanita yang memerintah Kesultanan Aceh, walaupun begitu, tetap tidak tercantum di kbbi. Apakah ini masuk dalam neologisme yang dilarang? Hafidh Wahyu P (bicara) 6 Mei 2017 14.00 (UTC)[balas]
Neologisme itu membentuk/membikin (bukan menyerap) kata baru. Sementara itu, Tsarina atau Sultanah adalah bentuk penyerapan utuh dari bahasa aslinya. Berarti, memang bentuk kata (dalam bahasa aslinya) begitu. Penyerapan istilah adalah hal yang lumrah terjadi dalam perkembangan bahasa. Neologisme itu membentuk/membikin (bukan menyerap) kata baru. Kalau kasus Kaisarina? Kaisar berasal dari kata Caesar. Tapi, adakah istilah Caesarina? Berarti "kaisarina" = kaisar + ina (apakah arti imbuhan -ina?) -- Adiputra बिचर -- 6 Mei 2017 15.00 (UTC)[balas]
@M. Adiputra: Maaf baru balas setelah sekian lama. Kaisarina itu juga serapan, sebagaimana sultanah dan tsarina. Coba lihat laman "Caesar (title)" dalam wikipedia bahasa Inggris. Hafidh Wahyu P (bicara) 13 Juli 2017 00.00 (UTC)[balas]
Saya sudah memahami maksud Anda sedari dulu, dan menangkap ketimpangannya. Namun sayangnya, poin yang saya tekankan belum mengena. Mohon jawab dahulu pertanyaan di bawah ini:
(1) Kata Kaisar berakar dari bahasa apa?
(2) Bahasa-bahasa rumpun Indo-Eropa memiliki padanan untuk Kaisar wanita, yang diserap dari bahasa Latin. Namun, apakah bahasa Latin sendiri memiliki padanan untuk Kaisar wanita?
(3) Seandainya diakui, kata Kaisarina merupakan serapan dari bahasa apa? Apakah Jerman? Swedia? Islandia? Faroe?
Mohon dipikirkan secara saksama dan konsisten. Terutama sekali, selidiki hubungan antara pertanyaan nomor 1 dan 3. -- Adiputra बिचर -- 16 Juli 2017 05.21 (UTC)[balas]
@M. Adiputra:1. Dari nama orang, yakni nama Julius Caesar dan kemudian dijadikan gelar oleh penerusnya.
2. Kurang tahu.
3. Kemungkinan dari bahasa Belanda.
Mohon maaf sebelumnya, tapi sebenarnya apa kaitan pertanyaan nomor 2 dan 3 dengan penggunaan kaisarina dalam bahasa Indonesia? Maksud saya, bukankah sudah ada literatur yang menggunakannya (Sudah saya sampaikan di atas)? Apa pentingnya? Saya kira banyak sekali gelar dan istilah yang digunakan dalam bahasa Indonesia yang tidak perlu dipertanyakan asal muasalnya, jadi untuk apa kaisarina juga harus ditelisik sampai semendetail itu? Toh sudah ada literatur yang menggunakan dan di luar sana (Eropa) ada yang menggunakannya, jadi ini bukan membentuk istilah baru, tapi sekadar menyerap istilah asing, sebagaimana sultanah, tsarina, aktris, maharani, dll. Hafidh Wahyu P (bicara) 17 Juli 2017 14.19 (UTC)[balas]
Nah, di sanalah poin yang belum Anda pahami. Anda menyatakan "kata serapan", namun tidak jelas diserap dari bahasa apa. Bagaimana bisa meyakinkan bahwa itu memang serapan? Kalau Tsarina, jelas dari Rusia (diserap utuh seperti Tsar). Sultanah, jelas bahasa Arab. Kaisar, jelas bahasa Latin. Kaisarina? Anda bilang kemungkinan dari bahasa Belanda. Berarti... setelah puluhan tahun kata Kaisar dimengerti masyarakat Indonesia, kata Kaisarina justru muncul belakangan, setelah adanya Wikipedia. Padahal dalam bahasa Latin tidak ada istilah Caesarina, sementara Kaisar berasal dari kata Caesar. Lalu dipaksakan agar mengikuti bahasa Belanda. Benar-benar kurang meyakinkan. Lebih meyakinkan sebagai neologisme. Pokoknya hindari neologisme. 1 literatur saja tidak cukup memberi dampak. Wikipedia seringkali dikelirukan sebagai tempat mempopulerkan istilah.
Artikel tentang Caesar (title) yang Anda sebutkan pun tidak ada membahas istilah Caesarina. Anda terlalu tertarik membaca bagian "Padanan kata Caesar dalam bahasa lain" di artikel tersebut. (1) Hanya karena di bahasa lain ada padanan untuk kaisar wanita, lalu ada otak-atik gathuk, cocok-cocokan. Timbulah neologisme, bukan penyerapan. Bahasa lain itu punya sejarahnya tersendiri, tak usah kita mengikuti kelengkapan bahasa Islandia, Norwegia, Faroe, dll. Dari kecil, sejak belajar membaca Ensiklopedia Indonesia terbitan tahun 1975, baru kali ini saya mengenal kata Kaisarina, yang ternyata mengikuti jejak bahasa Islandia, Norwegia, Faroe, dll. Padahal ada dokumentasi tentang berbagai kata serapan di Indonesia (daftar kata serapan dari bahasa Arab, Belanda, Inggris, Portugis, Sanskerta, Tionghoa, dll...). -- Adiputra बिचर -- 24 Juli 2017 15.39 (UTC)[balas]

Re:Masjid Al Aqsha[sunting sumber]

Assalamualaikum, izin menjawab ikhwan.

  1. Untuk artikel bertopik Islam, saya sendiri berpedoman kepada Wikipedia bahasa Arab, termasuk masalah judul, apakah judul artikel disana Masjid Qibli?
  2. Sebenarnya tidak, tetapi jika kita lihat di Wikipedia bahasa Inggris, judulnya Temple Mount (kuil gunung?) ya.. Lebih ambigu lagi. Maka dari itu di Wikipedia ini ada yang namanya Dis AMBIGU asi. Lihat pula Al-Haram, Mekkah dan Al-Haram, Madinah
  3. Nah itu dia, dalam artikel terdapat bagian etimologi (penjelasan penamaan), jika memang artikel di idwiki ini belum jelas etimologi-nya, silahkan anda tambah ya... Mudah-mudahan bermanfa'at, Amin.

Untuk lebih jelasnya, anda dapat menghubungi @Naval Scene: dan @Mohamadhzanhari:. Wassalam ----RusdianaDablang 31 Juli 2017 10.47 (UTC)[balas]

Saya setuju nama artikel itu agak ambigu. Kompleks tsb sebenarnya punya namanya yg khas, yaitu 'Al-Haram asy-Syarif' (bukan sekedar 'Al-Haram' saja). Sebenarnya artikel Kompleks al-Haram itu dulunya bernama Al-Haram asy-Syarif (lihat sejarah versi terdahulunya). Tahun 2015 artikel tsb dialihkan ke nama yang sekarang oleh @Bennylin: Kalau banyak yang menginginkan dikembalikan ke nama yang lama, saya setuju saja. Versi bahasa Melayu 'Al Haram Al Sharif, bahasa Jawa 'Al-Haram al-Qudsi asy-Syarif', seperti yg bahasa Arab. Salam, Naval Scene (bicara) 31 Juli 2017 11.45 (UTC)[balas]
@RusdianaDablang: Apakah Anda bisa bahasa Arab? Coba cek lagi sebentar. Artikel Masjid Al Aqsa paralel dengan artikel dengan judul yang sama dalam bahasa Arab, tetapi isinya beda. Artikel di wikipedia Indonesia dan Inggris mengerucut membahas masalah masjid yang berkubah biru, sedangkan artikel di bahasa Arab membahas keseluruhan kompleks. Gampangnya, coba lihat gambarnya artikel Masjid Al Aqsa di wiki Arab. Di sana selain ditampilkan masjid kubah biru, juga dibahas bangunan2 lain di kompleks tersebut, termasuk Kubah Batu. Sedangkan di wiki Arab ada artikel yang membahas masjid kubah biru itu sendiri, yaitu المصلى القبلي, mushala AlQibli. Padanannya di Inggris judulnya Al Qibli Chapel. Hafidh Wahyu P (bicara) 31 Juli 2017 14.06 (UTC)[balas]
Selain itu, di wiki Arab, ada dua artikel yang membahas keseluruhan kompleks, yaitu artikel Masjid Al Aqsa dan Haram Syarif (ini dalam bahasa Arab lho, ya). Perbedaannya adalah artikel Masjid Al Aqsha membahas lebih lengkap, sedangkan Haram Syarif jadi semacam ringkasan saja. Hafidh Wahyu P (bicara) 31 Juli 2017 14.11 (UTC)[balas]
Eh, belum dijawab. Wa'alaykumussalam wrh.wbr. Hafidh Wahyu P (bicara) 31 Juli 2017 14.12 (UTC)[balas]

Karena aa @RusdianaDablang: men-summon aku ke sini, aku mau komentar. Sebatas pemahamanku bagaimana kita berkontribusi di wikipedia, kita selalu menggunakan istilah yang paling umum dipakai. Namun, jika ukuran "paling umum" itu relatif, maka kita mengambil sumber sekunder terpercaya, seperti ensiklopedia, buku sejarah, buku pengetahuan umum, jurnal ilmiah. Jika menurut Akh Hafidh Wahyu P, Masjid Al-Aqsa merujuk pada Kompleks al-Haram, maka aku paling jauh bisa memberi saran:

Mohamadhzanhari (bicara) 1 Agustus 2017 01.00 (UTC)[balas]

@Mohamadhzanhari: Iya, cuma dalam kasus ini, nama populer yang digunakan kurang tepat atau terjadi kebingungan, sehingga saya mengusulkan hal ini. Setelah itu, untuk memperjelas informasi, kemudian diberi keterangan di atas halaman, "Artikel ini membahas tentang ..., bila ingin melihat ... silakan ke halaman ...". Hafidh Wahyu P (bicara) 1 Agustus 2017 06.43 (UTC)[balas]
@Mohamadhzanhari: Terus untuk membuat laman disambiguasi itu bagaimana ya? Apakah terkait masalah Al Aqsha ini sudah ada laman disambiguasinya? Lantas bagaimana usulan saya terkait penamaan ulang kedua artikel yang saya usulkan, Akh @RusdianaDablang:? Terima kasih. Hafidh Wahyu P (bicara) 1 Agustus 2017 06.47 (UTC)[balas]
@Hafidh Wahyu P:, aku bukan kontributor di halaman itu, jadi aku tidak bisa banyak bicara. Tapi, menurutku, kalau akh Hafidh ingin mengubah judul, mungkin perlu mempertimbangkan persetujuan para kontributor dari artikel tersebut. Ada baiknya menyampaikan sebuah kutipan dari rujukan yang diterima luas (di lingkungan ilmiah/akademik Bahasa Indonesia), bukan hanya pendapat/riset pribadi. Karena Wikipedia adalah Ensiklopedi bersama. Adapun membuat halaman disambiguasi, biasanya untuk artikel dengan judul yang mirip. Untuk masalah ini, aku merasa tidak perlu membuat halaman disambiguasi, cukup diberikan pesan disambiguasi di puncak halaman. Mungkin yang kamu maksud templat ini, contoh, {{about|masjid|kompleks|Kompleks al-Haram}} yang akan menampilkan sbb
Mohamadhzanhari (bicara) 1 Agustus 2017 07.36 (UTC)[balas]
Hmmm.. sepertinya fikiran saya mulai terang, penggantian judul untuk nama masjid berkubah timah (Mushalla Qibli) dan Kubah Shakhrah itu berbeda, yang dicakup oleh Kawasan Masjid Al-Aqsa, perlu dilakukan dan dibicarakan lebih lanjut, demi kelurusan pengetahuan Sejarah Islam. Dan judul baru tsb bisa jadi:
  • Haram asy-Sarif (sebelumnya demikian)
  • Mushalla Qibli, jika isi artikel Masjid Al-Aqsa hanya membahas masjid berkubah timah saja (tidak membahas Kubah Shakhrah) maka artikel Masjid Al-Aqsha diganti nama saja, jika tidak ya.. mungkin harus dibuat terpisah.

Perlu diingat, usulan saya ini cuma sepihak, jadi perlu didiskusikan kembali untuk mencapai konsesus yang tepat, Wassalam! ----RusdianaDablang 1 Agustus 2017 13.38 (UTC)[balas]

Lantas bagaimana prosedur untuk mengajukan judul artikel dan apa maksud "konsesus"? Didiskusikan di mana? Maaf, saya gak paham kalau soal prosedur ginian. Hafidh Wahyu P (bicara) 1 Agustus 2017 15.41 (UTC)[balas]
A] Untuk artikel yang membahas keseluruhan kompleks (sekarang judulnya "Kompleks Al Haram"), saya mengusulkan namanya diganti Masjid Al Aqsha karena
- a) Sebenarnya nama Al Aqsha dari awal digunakan untuk merujuk kepada keseluruhan kompleks.
- b) Di beberapa bagian artikel juga dijelaskan demikian (baik di wiki Indo, Inggris, Arab). Situs sahabatalqsha.com saya kira juga dapat menjadi rujukan karena organisasi ini memfokuskan diri pada urusan Palestina.
- c) Selain itu, literatur klasik juga menegaskan bahwa Al Aqsha merujuk kepada keseluruhan bagian kompleks, seperti pernyataan Syaikh Ibnu Taimiyah kalau tidak salah.
B] Sedangkan untuk artikel yang fokus membahas masjid berkubah biru (sekarang judulnya "Masjid Al Aqsha) diganti Masjid Al Qibli.
Apakah kemudian saya bisa diperkenankan langsung mengganti judulnya dengan verifikasi Anda? Terima kasih. Hafidh Wahyu P (bicara) 1 Agustus 2017 15.48 (UTC)[balas]

Balasan: Periksa halaman[sunting sumber]

Sudah di periksa, dan sudah di pindahkan, sebelumnya saya ingin mengucapkan banyak terima kasih karena melengkapi artikel Masjid Al-Aqsha, salam! ---RusdianaDablang 6 Agustus 2017 10.52 (UTC)[balas]

Mengembangkan kualitas artikel[sunting sumber]

Assalamualaikum, Hafidh Wahyu P. Salam kenal. Aku sangat mengapresiasi kontribusimu di halaman Masjid Al-Aqsha. Sejauh ini, setiap kontributor berhak untuk menentukan bagaimana cara dia berkontribusi. Terkadang (atau seringnya) kontributor sangat memperhatikan kualitas isi, tetapi tidak memperhatikan kualitas penyajian. Aku pribadi sangat ingin memperbaiki artikel-artikel yang berhubungan dengan islam (hanya ahlussunnah, maaf SARA, tetapi ini wala-ku terhadap kebenaran dan bara-ku terhadap kebatilan). Di antara usahaku, adalah mengikuti standarisasi (yang ilmiah) dalam penyajian referensi. Yang bisa dicapai dengan mengikuti hal ini di antaranya adalah kemudahan dalam navigasi halaman, meningkatkan kualitas ensiklopedis, dan melatih menulis ilmiah.

Jika Hafidh berkenan untuk ikut meningkatkan kualitas penyajian dalam referensi, mohon luangkan waktu untuk membaca halaman ini:

  1. en:Help:Citation style 1
  2. en:Template:Cite book
  3. en:Help:Shortened footnote
  4. en:Help:Explanatory footnote
  5. en:Harvard citation

Di samping itu, mungkin juga bisa menjadi pertimbangan untk mengikuti Wikipedia:Pedoman gaya/Artikel bertopik Islam (shortcut: WP:GAYAISLAM), terutama bagian referensi. Terlepas dari itu, secara umum dalam berwikipedia, mohon gunakan kosa kata yang baku; jika tidak ada kata yang baku, gunakan terjemahan umum; jika masih tidak ada terjemahan umum, gunakan alih-aksara diplomatik; dan pilihan terakhir adalah gunakan alih aksara ketat, seperti alih-aksara Arab-Latin berdasarkan SKB Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Agama di halaman ini: Transliterasi Arab-Latin.

Kalau Hafidh tertarik dengan topik sejarah Islam (seperti sirah nabawi, sirah sahabat), maka aku mengajakmu untuk mengembangkan topik ini. Satu hadits yang masyhur, bahwa umat Islam itu seperti satu jasad. Nouman Ali Khan mengatakan, bahwa jika suatu jasad itu pasti memiliki identitas. Identitas diambil dari kariernya selama perjalanan hidupnya, seperti jika dalam 20 tahun usia hidupnya dia telah berhasil menjadi seorang mufti, maka dia dikatakan memiliki identitas mufti muda, yang memberikan kesan dia adalah orang yang cerdas. Namun, bagaimana jika dia dalam perjalanan hidupnya telah mencapai suatu posisi yang gemilang, tetapi dia mengalami hilang ingatan. Ketika dia ditanya, "Siapa kamu?" dia hanya bisa menjawab, "Aku tidak tahu". Maka, dia hanya memiliki identitas sebagai orang yang tidak dikenal.

Umat Islam telah melalui perjalanan 14 abad yang gemilang, tetapi rupa-rupanya mereka telah hilang ingatan. Jika ingatan itu tidak segera dikembalikan, manusia akan mengecap umat Islam sebagai umat yang tidak memiliki identitias. Aku takut, itu yang terjadi sekarang, bahwa umat Islam tidak dianggap karena telah melupakan sejarahnya. Maka dari itu, ayo kita bersama-sama kembali membuka lembaran sejarah dan mengungkapkannya kepada dunia, menunjukkan identitas Islam yang sebenarnya. (mode mimbar umum:on, hehe, maaf)

Terima kasih sejauh ini sudah menyimak celotehanku. Aku berniat mengembangkan halaman Abdullah bin Abbas, yang dijuluki al-bahr, tetapi ternyata artikel lain membuatku tertarik untuk mengembangkannya: Daftar pasukan muslim yang terlibat Pertempuran Badar. Aku berharap nantinya halaman ini bisa menjadi daftar pilihan, seperti yang ada di WP Arabic. Kalau kamu tertarik dan merasa mampu, silakan sunting halaman Abdullah bin Abbas, dan mohon gunakan sumber yang terpercaya, seperti sumber2 yang sementara ini ada di halaman itu, atau halaman Abu Thalhah al-Anshari (seperti Al-A'lam, Siyar A'lam al-Nubala', Al-Ishabah fi tamyiz al-Shahabah, Al-Thabaqat al-Kubra).

ohamadhzanhari (bicara) 7 Agustus 2017 02.55 (UTC)[balas]

Maaf, saya masih berkeberatan dengan pemindahan nama artikel ini ke Masjid Al Qibli. Selain Bung MimiHitam, saya juga cukup banyak menyumbang untuk artikel ini. Untuk sementara, artikel saya pindahakan ke nama Masjid Al-Aqsa. Mohon usulan pemindahannya diadakan di halaman pembicaraan artikelnya sendiri. Bukan di halaman pribadi pengguna. Mohon Bung Hafidh Wahyu menuliskan sedikit mengenai diri anda, saya liha masih merah halaman pengguna anda. Salam, Naval Scene (bicara) 7 Agustus 2017 06.56 (UTC)[balas]
Terima kasih untuk komentar Bung Hafidh Wahyu P di halaman pembicaraan saya. Kebetulan sudah saya lihat semuanya. Namun sebelum diskusi saya lanjutkan, seperti yang saya sebutkan sebelumnya:
  1. Mohon tulis sedikit mengenai diri anda
  2. Komentar tentang artikel mohon di halaman pembicaraan artikelnya sendiri
Tidak semua orang yang berminat tentang artikel Al-Aqsha, akan memeriksa halaman pembicara pengguna anda (karena tidak tahu). Demikian, terima kasih dan kita lanjut lagi nanti di sana. Salam, Naval Scene (bicara) 7 Agustus 2017 07.38 (UTC)[balas]
Wah, saya kurang nyaman bila menyebarkan identitas ke publik. Tapi nama akun yang saya pakai ini asli, kok.
Mungkin Anda bisa mengundang pihak-pihak lain yang dirasa paham, karena lebih baik masalah ini dibicarakan sesegera mungkin. Terima kasih bantuannya.Hafidh Wahyu P (bicara) 7 Agustus 2017 07.48 (UTC)[balas]
@Mohamadhzanhari: Terima kasih untuk kepercayaannya. Maaf baru bales. Namun untuk artikel-artikel yang disebutkan, mungkin saya belum bisa untuk waktu dekat karena memang untuk mencari data-data yang dapat dipertanggungjawabkan memang tidak mudah, tapi semoga saya bisa membantu sebisanya jika mampu. Hafidh Wahyu P (bicara) 7 Agustus 2017 07.51 (UTC)[balas]

Sedikit referensi[sunting sumber]

Assalamualaikum, @Hafidh Wahyu P! Saya menemukan gambar ini di artikel. Nampak tergambarkan beberapa penjelasan anda kemarin-kemarin ada di gambar ini, mungkin bisa jadi referensi, walaupun tidak terlalu kuat (referensinya), salam!

Wa'alaykumussalam. Langsung diposting di laman pembicaraan Masjid Al Aqsa saja, Akh. Hafidh Wahyu P (bicara) 8 Agustus 2017 14.39 (UTC)[balas]

BintangWiki dari RusdianaDablang untuk anda![sunting sumber]

Dengan hormat saya sematkan BintangWiki Masjid Al-Aqsa kepada anda Hafidh Wahyu P yang telah berusaha mengembangkan kualitas artikel bertopik Islam, terutama bertopik Masjid Al-Aqsa. Dengan disematkannya bintang ini semoga dapat memotivasi anda untuk terus memperbaiki kualitas artikel di Wikipedia bahasa Indonesia, Salam! ----RusdianaDablang 11 Agustus 2017 13.47 (UTC)[balas]

Undangan Bulan Asia Wikipedia 2017[sunting sumber]

Undangan Bulan Asia Wikipedia

Anda diundang untuk mengikuti Bulan Asia Wikipedia 2019!

Daftar sekarang! Penasaran?

   Hiro Hamada        Let's Talk!        30 Oktober 2017 15.25 (WIB)     

Bergabunglah dengan Tantangan Eropa![sunting sumber]

Anda diundang untuk mengikuti ajang Tantangan Eropa. Tantangan Eropa adalah ajang maraton dengan konsep baru. Dalam konsep lama, pengguna merintis artikel sebanyak mungkin dan mereka yang membuat artikel terbanyak akan menjadi pemenangnya. Dalam konsep Tantangan Eropa, pengguna mendapatkan 20 misi-misi unik, dan lima orang pertama yang berhasil menyelesaikan semua misi akan mendapatkan cinderamata berupa kartu pos dari Eropa dan hadiah lainnya dari Wikimedia Indonesia. Ajang ini akan dibuka pada tanggal 1 Desember 2017 dan ditutup pada tanggal 31 Januari 2018. Bergabunglah sekarang! MediaWiki message delivery (bicara) 23 November 2017 09.55 (UTC)[balas]

Bintang Wiki[sunting sumber]

BintangWiki Sejarah
"BintangWiki Sejarah" diberikan kepada Hafidh Wahyu P yang telah memberikan sumbangan berharga kepada artikel-artikel bertopik Sejarah di Wikipedia bahasa Indonesia. tetap semangat HarkonBlade (bicara) 21 Januari 2018 07.57 (UTC)[balas]

Share your experience and feedback as a Wikimedian in this global survey[sunting sumber]

WMF Surveys, 29 Maret 2018 18.19 (UTC)[balas]

Reminder: Share your feedback in this Wikimedia survey[sunting sumber]

WMF Surveys, 13 April 2018 01.18 (UTC)[balas]

Your feedback matters: Final reminder to take the global Wikimedia survey[sunting sumber]

WMF Surveys, 20 April 2018 00.27 (UTC)[balas]

Segera daftarkan diri di Proyek EUforia Uni Eropa![sunting sumber]

Anda diundang untuk mengikuti Proyek EUforia Uni Eropa. Sebuah kompetisi menulis bertemakan Uni Eropa. Cukup buat 3 artikel untuk mendapatkan MacBook Air, iPad, serta hadiah menarik lainnya dari Wikimedia Indonesia dan Uni Eropa. Kompetisi ini dimulai pada tanggal 7 Mei 2018 dan berakhir pada tanggal 6 Juni 2018. Daftar sekarang! -- MediaWiki message delivery (bicara) 9 Mei 2018 08.27 (UTC)[balas]

Halo Hafidh Wahyu P, mohon Anda koreksi donk terjemahan dari 2 artikel ini: Muhammad_bin_Tughj_al-Ikhshid & Muhammad_I_dari_Granada. --Glorious Engine (bicara) 31 Agustus 2018 16.35 (UTC)[balas]

Bergabunglah dengan ProyekWiki Perbaikan Terjemahan[sunting sumber]

Anda diundang untuk ikut serta dalam ProyekWiki Perbaikan Terjemahan untuk memperbaiki kualitas terjemahan artikel-artikel panjang di Wikipedia Bahasa Indonesia. Penerjemahan yang tepat sangat penting, karena jika tidak maknanya akan berubah dan bisa membuat artikel yang bersangkutan menjadi tidak akurat. Maka dari itu, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan mutu Wikipedia Bahasa Indonesia. Ayo bergabung bersama kami! -- MediaWiki message delivery (bicara) 4 September 2018 19.44 (UTC)[balas]

Sudah diterima  Mimihitam  27 November 2018 08.31 (UTC)[balas]

Undangan peninjauan Artikel Pilihan[sunting sumber]

Mari kita awali tahun 2019 ini dengan mengikuti ajang Tantangan Eropa! Dalam ajang kali ini, Anda dapat memilih salah satu dari dua jenis tantangan, yaitu tantangan merintis artikel atau mengembangkan artikel. Jika Anda memutuskan untuk merintis artikel, ada 15 tantangan unik yang perlu dilewati, sementara jika Anda mau mengembangkan artikel, Anda dapat menulis sendiri ataupun menerjemahkan dari artikel yang sudah menjadi artikel pilihan di Wikipedia lain. Mereka yang berhasil menyelesaikan tantangan merintis artikel akan mendapatkan bingkisan dari Wikimedia Indonesia. Mereka yang berhasil menyelesaikan tantangan mengembangkan artikel juga akan mendapatkan bonus kartu pos dari Eropa. Ajang ini akan dibuka pada tanggal 2 Januari dan ditutup pada tanggal 1 Februari 2019. Bergabunglah sekarang! MediaWiki message delivery (bicara) 31 Desember 2018 09.46 (UTC)[balas]

Apakah Anda sedang menggunakan proxy? Kalau iya, memang tidak bisa edit di Wiki Inggris.  Mimihitam  31 Desember 2018 12.14 (UTC)[balas]

@Mimihitam: Proxy apa ya maksudnya? Saya gak paham gituan. Hafidh Wahyu P (bicara) 31 Desember 2018 12.17 (UTC)[balas]

Jasa proxy biasa dipakai untuk menyembunyikan IP sendiri. Jadi untuk membuka Wikipedia, masuknya lewat server (misalnya) Belanda atau Australia terlebih dahulu.  Mimihitam  31 Desember 2018 12.20 (UTC)[balas]

@Mimihitam: Saya sendiri gak paham masalah begituan. Saya biasanya cuma login biasa, terus menyunting seperti biasa, baik di Wikipedia Indonesia maupun Inggris. Saya biasanya juga pake satu browser. Terus bagaimana, ya?

@Hafidh Wahyu P: Jangan pakai virtual private network masbro.flixwito ^(•‿•)^ 31 Desember 2018 12.57 (UTC)[balas]

@Veracious: Apa penggunaan wifi rumah juga termasuk VPN?

Tanggapan[sunting sumber]

Sudah aku pindahkan :)  Mimihitam  21 Januari 2019 00.08 (UTC)[balas]

Pemilihan pengurus[sunting sumber]

Bung Hafidh, kalau ada waktu semoga berkenan memberikan suaranya di pemilihan pengurus dan birokrat yang sedang berlangsung:

Pemilihan kali ini terancam batal karena sudah hari terakhir tetapi semua/hampir semua calon saat ini belum mencapai kuorum (25 suara) walaupun suaranya mayoritas setuju. Bahkan suara abstain pun bisa membantu memenuhi syarat kuorum. Terima kasih atas perhatiannya, dan mohon maklum dengan pengiriman pesan undangan begini. HaEr48 (bicara) 15 Februari 2019 04.24 (UTC)[balas]

Tanggapan[sunting sumber]

Sudah diubah oleh Farras.  Mimihitam  24 Februari 2019 12.27 (UTC)[balas]

@Mimihitam: Apa saya bisa berkontribusi untuk menyuntingnya? Gimana caranya? Hafidh Wahyu P (bicara) 24 Februari 2019 13.36 (UTC)[balas]

Sudah saya buka gemboknya.  Mimihitam  24 Februari 2019 13.40 (UTC)[balas]

Terima kasih banyak atas perbaikannya. Saya kelewatan beberapa poin saat memperbarui tampilan templatnya tadi pagi. — Farras💬 24 Februari 2019 14.58 (UTC)[balas]

Bagaimana jika "Nama dan tanggal rezim" diganti menjadi "Nama dan masa kekuasaan"? Istilah rezim itu bagaimana ya...  ‹› Iwan Novirion™ Kirim Pesan  Minggu, 24 Februari 2019 - 22:54 wib.

Community Insights Survey[sunting sumber]

RMaung (WMF) 7 September 2019 00.38 (UTC)[balas]

Reminder: Community Insights Survey[sunting sumber]

RMaung (WMF) 20 September 2019 18.50 (UTC)[balas]

Reminder: Community Insights Survey[sunting sumber]

RMaung (WMF) 4 Oktober 2019 13.59 (UTC)[balas]

Tentang: Penggabungan Artikel[sunting sumber]

Halo Bung Hafidh, terima kasih pesannya. Saya pada dasarnya setuju dengan saran tersebut, karena isi kedua artikel tersebut kurang lebih sama. Namun saya ada ide tambahan:

  • Isi artikel Rasul bisa digabungkan ke dalam artikel Nabi dan Rasul, lalu artikel penggabungan dapat dialihkan ke artikel baru yang berjudul Nabi dan rasul (Islam) atau Nabi dan rasul dalam Islam. Sebab isi artikel gabungannya membahas dari sudut pandang agama Islam.
  • Sedangkan artikel Rasul yang awal, diganti isinya menjadi pembahasan istilah "rasul" secara umum, yaitu selain dari sudut pandang Islam juga dibahas sudut pandang agama-agama lainnya. Istilah apostle yang dalam Alkitab Kekristenan juga diterjemahkan menjadi "rasul", ada pula sebutan "nabi" atau "nabiah" dalam Taurat atau Talmud agama Yahudi.
  • Mungkin bisa saja kan, nanti ada yang mengembangkan artikel Nabi dan rasul (Kekristenan) atau Nabi (Yahudi)?

Demikian menurut hemat saya. Salam dan tetap semangat menyunting, Naval Scene (bicara) 1 November 2019 11.34 (UTC)[balas]

@Naval Scene: Terima kasih tanggapannya. Untuk usulannya:
    • Untuk penamaan artikel gabungan, saya lebih cenderung agar namanya tetap "Nabi dan Rasul" saja. Saya mengikuti pola yang ada di wikipedia Inggris. Di wiki Inggris, bila ada artikel yang memiliki sudut pandang Kristen dan non-Kristen, biasanya penjudulan artikel yang ditulis dengan sudut pandang Kristen hanya ditulis tema pembahasannya tanpa menambahkan imbuhan "dalam sudut pandang Kristen" dan sejenisnya. Hal ini karena mayoritas pemeluk agama pengguna wiki Inggris adalah Kristen. Untuk wiki Indonesia, karena kebanyakan penggunanya Muslim, jadi bila ada artikel tentang sudut pandang Islam, tidak perlu imbuhan "dalam pandangan Islam" dan semacamnya. Lagipula, tanpa imbuhan semacam itu, sebenarnya judul2 yang sudah ada memang sudah mengindikasikan agama tertentu. "Nabi dan Rasul" sudah jelas mengindikasikan Islam, meski istilah ini juga sangat dikenal dalam Kristen. Penggabungan nabi dengan rasul memang hanya ada di Islam karena di Islam, rasul bisa dikatakan "nabi tingkat tinggi." Dalam Kristen, rasul sendiri bukan nabi dan penggabungan antara nabi dengan rasul memang tidak lazim mengingat itu dua "jabatan" yang sama sekali berbeda.
    • Untuk penggantian isi artikel rasul menjadi pembahasan yang lebih umum, saya sendiri sepakat.

Jadi kira2 bagaimana teknis penggabungannya? Apakah artikel rasul dihilangkan, atau isinya dirombak total menjadi pembahasan rasul secara umum? Hafidh Wahyu P (bicara)

OK saya setuju. Untuk teknis penggabungannya, menurut hemat saya, kita sebaiknya mempertahankan artikel yang lebih awal dibuatnya, yaitu "Nabi dan Rasul" (dibuat 24 Februari 2004). Namun, judul yang benar seharusnya "Nabi dan rasul", huruf R tidak perlu huruf besar kalau menurut standar penamaan artikel Wikipedia. Jadi, artikel "Nabi dan Rasul" akan dialihkan ke "Nabi dan rasul". Lalu isi artikel "Rasul" ditambahkan ke artikel baru "Nabi dan rasul" tersebut. Artikel "Rasul" sendiri bisa dijadikan halaman disambiguasi.
Oh iya, saya usul juga agar pembicaraan kita ini disalin ke halaman pembicaraan artikel "Nabi dan rasul", agar para kontributor lainnya dapat tahu sedikit sejarah perbaikan artikelnya. Demikian dari saya, salam & tetap semangat! Naval Scene (bicara) 11 November 2019 04.01 (UTC)[balas]

Menurut pendapat saya:

  1. Untuk nabi-nabi yang diakui oleh Yudaisme, Kekristenan, dan Islam, bisa bahas dari sudut pandang agama Yahudi dulu, lalu baru masuk Kristen, Islam, dan kalau perlu agama-agama selanjutnya yang juga mengakui seperti misalnya Baha'i. Contohnya bisa dilihat di artikel Yunus. Tidak kelihatan "mubazir" di sana kalau dibaca artikelnya.
  2. Kalau tokohnya diakui sebagai tokoh sejarah oleh sejarawan modern (seperti Daud, Salomo, dll), utamakan membahas versi sejarahnya dulu, setelah itu baru masuk ke pandangan agama
  3. Perihal porsi: harus disesuaikan dengan seberapa sentral tokoh tersebut dalam agama masing-masing. Misalnya kalau bahas Yesus, porsi Kristennya perlu lebih besar daripada porsi Islam apalagi Baha'i karena Yesus adalah tokoh yang sangat sangat sentral dalam agama Kristen. Aku rasa kalau bahas Abraham juga porsi Yahudinya perlu lebih besar daripada porsi Kristen atau yang lain.

Sekian pendapat saya.  Mimihitam  11 Februari 2020 09.01 (UTC)[balas]

@Mimihitam:
  1. Berarti Anda lebih setuju untuk membahas tiap artikel berdasarkan pembagian agama? Lantas bagaimana usulan saya terkait pembagian berdasarkan kronologi?

Hafidh Wahyu P (bicara) 11 Februari 2020 09.35 (UTC)[balas]

@Hafidh Wahyu P agak repot sih kalau nabinya misalnya diakui oleh agama Yahudi, Kristen, Islam, terus ada juga Baha'i atau agama-agama lainnya, makanya aku lebih suka pembagian berdasarkan agama.  Mimihitam  11 Februari 2020 09.41 (UTC)[balas]
@@Mimihitam: jadi ke masalah repotnya, ya, bukan karena usulan saya salah atau semacamnya? Kalau memang usulan saya gak masalah, ya saya yang urus. Adam itu kan juga saya yang mulai rombak total dari awal. Khusus artikel Yesus, saya berpendapat untuk dibiarin begitu aja dan tetap dipisah dengan 'Isa, soalnya itu krusial banget, hanya saja tetap diberi sesi dalam sudut pandang agama lain. Kalau Ibrahim-Abraham saya kira masih memungkinkan. Hafidh Wahyu P (bicara) 11 Februari 2020 10.40 (UTC)[balas]

Soal ini memang nggak ada jawaban benar-salah, cuma yang wajib diperhatikan itu memang porsinya.  Mimihitam  11 Februari 2020 10.47 (UTC)[balas]

Tentang: Penggabungan Artikel[sunting sumber]

Halo Bung Hafidh, saya balas di halaman usulannya ya. Salam, Naval Scene (bicara) 24 Februari 2020 11.23 (UTC)[balas]

Bisa bergabung...[sunting sumber]

ke diskusi ini? Terima kasih. blue§atellite 24 Maret 2020 12.29 (UTC)[balas]

Bung Hafidh, dengan sangat hormat saya hapuskan hal-hal terkait Maria dalam Alkitab dalam artikel Maryam. Perihal artikel tersebut, saya mengharapkan agar isi artikel tersebut benar-benar terfokus pada Maryam dalam al-Qur'an sementara untuk Maria dalam Alkitab diharapkan lebih terfokus dalam artikel Maria, seperti halnya artikel Gog dan Magog serta Yakjuj dan Makjuj. Oh ya, ngomong-ngomong apakah sosok setingkat Maryam diperbolehkan memiliki gambar pada artikelnya, maaf soalnya takut kejadian tuntutan Si Gam Aceh terhadap gambar Muhammad terulang lagi What a joke (bicara) 1 Juli 2020 11.47 (UTC)[balas]

@What a joke: Terima kasih atas tanggapannya. Namun, dengan segala hormat juga, saya tidak sepakat dengan penghapusan ini. Demi menghindari kesalahpahaman, jadi saya blak-blakan saja. Sepertinya beberapa Muslim sangat resisten dan ingin berusaha semurni mungkin dari hal-hal yang berkaitan dengan Yahudi dan Kristen. Dalam masalah artikel di Wikipedia, artikel2 para nabi juga dipisah berdasar agama, dengan maksud agar yang versi Islam hanya diisi kisah tokoh tersebut murni dari Al-Qur'an dan hadits. Jika memang hal itu benar2 dilaksanakan, saya yakin banyak artikel Islam di Wikipedia yang bakal hanya sepanjang satu sampai dua paragraf saja. Alasannya:
  1. Gaya pengisahan Al-Qur'an dan Alkitab itu berbeda. Alkitab ditulis manusia (dengan ilham Tuhan menurut iman Kristen) sehingga gaya penyampaian kisahnya seperti buku sejarah (sirah) yang ditulis manusia: ada nama tokoh, keterangan tempat, waktu, dan sejenisnya. Qur'an adalah murni firman Allah, fungsinya untuk beribadah, menguatkan umat beriman, tadabur, dan dibaca dalam shalat. Oleh karena itu, Qur'an biasanya hanya menyebut kisah seorang tokoh secara garis besar, sangat sering tidak merincikan tempat dan waktu. Bahkan dalam beberapa kisah, nama tokoh utama tidak disebutkan (seperti dalam kisah Ashhabul Kahfi dan kaum di surah Yasin). Kembali, karena memang menyesuiakan tujuan Qur'an diturunkan. Bayangin saja pas membaca Qur'an saat shalat, yang dibaca isinya bukannya pengagungan terhadap Allah, tapi malah biografi para Nabi (Nabi x bapaknya x bin x, atau nabi z tinggal di kota z, dia lahir pada tahun zz).
  2. Terkait poin 1, lantas darimana umat Muslim mengetahui kisah-kisah para nabi yang komplit dari segi latar tempat dan waktu tersebut? Jawabannya dari kitab sirah para ulama. Darimana para ulama mendapat bahan tulisan mereka? Ya dari Qur'an, hadits, dan ditambah keterangan dari literatur umat Yahudi dan Kristen. Coba Anda baca kitab sirah para Nabi, semacam karya milik Ibnu Katsir, Anda akan lihat kalau beliau juga menyebutkan berkali2 "Disebutkan dalam kitab mereka (umat Yahudi dan Nasrani) bahwa ini xxxx" dan kalimat sejenisnya. Khazanah literatur Islam sejak awal tidak pernah antipati dengan literatur non-Muslim. Quran dan hadits berperan sebagai "batu pijakan" terhadap sumber luar. Jika bertentangan, ditolak. Jika tidak, silakan. Bahkan sebagian nabi yang sama sekali tidak dikisahkan dalam Qur'an juga disebutkan kisahnya dalam kitab sirah, seperti Nabi Daniyal (Daniel) dan Asya'ya (Yesaya). Dalam masalah kisah-kisah, para ulama tidak kaku dan selalu terbuka dan mengambil banyak sumber luar, entah sebagai keterangan tambahan, disetujui, atau untuk dikoreksi dan ditolak.
  3. Kembali ke artikel Wikipedia. Kita tahu bahwa bila laman Wiki membahas suatu tokoh, maka tujuannya jelas bukan untuk tadabur semata. Harus disertakan mengenai latar belakang tokoh dan semacamnya. Wikipedia juga bukan halaman keagamaan. Kembali ke poin 1, tidak akan bisa jika hanya murni Qur'an dan hadits. Contohnya ya artikel yang Anda sebutkan tadi: Ya’juj dan Ma’juj. Di sana ada bab genealogi mengenai asal-usul Ya’juj dan Ma’juj. Itu sumbernya dari Alkitab. Lagipula artikel Ya’juj dan Ma’juj itu bukan artikel yang bagus menurut saya, terlalu minim rujukan. Sebagai informasi saja, sebelum saya mulai menyunting, beberapa artikel para nabi memiliki isi yang panjang2, tetapi tidak dicantumkan sumbernya. Saat ditelisik, ternyata sumbernya berasal dari literatur Yahudi. Sebagian lain mencantumkan ayat Qur'an sebagai sumber. Setelah dicek, ternyata ayat yang dimaksud tidak membicarakan hal tersebut. Ketika saya cek riwayatnya, artikel tersebut sudah bertahan bertahun2 tanpa upaya perbaikan dan tampaknya diterima begitu saja. Tujuan awal pemisahan artikel versi Islam dan Kristen adalah agar yang versi Islam bisa fokus ke Islam, tapi ironisnya, isinya malah seperti itu.
  4. Terkait artikel tokoh2 Islam dalam Wikipedia (seperti Maryam dan para nabi), tentu saja fokusnya ke Islam. Namun yang jadi pertanyaan, apa maksud dari "fokusnya ke Islam"? Murni Qur'an dan hadits? Jika memang harus saklek begitu, apa berarti karya2 para ulama terhormat tersebut dianggap tidak Islami karena menyadur sumber Yahudi dan Kristen?
  5. Terkait poin 4, artikel tokoh2 Islam pasti akan nyerempet dengan Yahudi dan Kristen, tidak bisa tidak, apalagi artikel seperti Maryam. Dalam Qur'an sendiri, fokus penyebutan Maryam dan 'Isa bukan masalah kisahnya, tetapi memang sebagai koreksi terhadap pandangan Kristen. Itu sebabnya perlu disebutkan pula sumber Alkitab atau sudut pandang Kristen mengenai Maryam sebagai perbandingan. Tentu saja bagian ini cukup dicantumkan garis besarnya saja, tapi tidak bisa kalau ditiadakan sepenuhnya.
Kesimpulannya, saya tidak sepakat dengan penghapusan yang Anda lakukan dan saya sudah yakin bahwa yang saya tulis sebelumnya sudah benar dan proporsional lantaran: (a) Wikipedia adalah ensiklopedia dan memang harusnya terbuka dengan semua sudut pandang (b) Tulisan saya sudah sesuai dengan yang dicontohkan para ulama rahimakumullah, sehingga nanti akan saya sunting ke suntingan sebelumnya.
Terkait gambar, saya tidak tahu siapa Si Gam Aceh dan apa keluhannya, tapi itu gambar berasal dari literatur Islam. Jika tidak ada penentangan yang kuat dan berdasar (bukan asal2an menentang), tidak melanggar aturan Wikipedia, tidak melanggar norma setempat (wiki bahasa Indonesia yang normanya disesuaikan dengan masyarakat Indonesia), ya tidak masalah dicantumkan.
Demikian tanggapan saya. Maaf atas kata2 yang kurang berkenan. Terima kasih. Hafidh Wahyu P (bicara) 1 Juli 2020 15.38 (UTC)[balas]

Aku lihat bung sedang memperbaiki artikel Yunus. Aku ada usul, karena kalau seperti sekarang kesannya kok terlalu choppy ya?

  1. Bagian kisah mungkin dibagi jadi dua saja, perspektif Kitab Yunus dan perspektif Islam (termasuk Quran dan Hadits). Untuk itu bagian Yunus#Dalam_Islam mengenai Quran dan Hadis bisa dipindahkan ke atas
  2. Bagian Pandangan agama itu memang dikhususkan untuk tafsir dari pemuka agama masing2, jadi mungkin bisa bung perkaya dengan tafsir dari pemikir2 besar Islam dalam sejarah.

Terima kasih. Danu Widjajanto (bicara)

@Danu Widjajanto: Maaf, masih belum begitu paham.
  1. Maksudnya choppy itu gimana, ya? Di Google Translate, artinya "berombak".
  2. Bagian kisah memang saya campur, sebagaimana saya menyunting artikel para nabi lain (misal: Adam, Nuh, Musa). Pertimbangannya memang karena kisahnya mirip antara versi Muslim dan Alkitab. Lagipula jika dibagi dua, bakal akan ada "perlombaan" siapa yang paling dominan, seperti kejadian penyuntingan yang dulu2. Jika dicampur (tentu dengan menyertakan secara jelas sumbernya, dari tradisi Muslim atau Alkitab), maka pembaca mau tak mau juga akan membaca semua bagian kisah, sehingga diharapkan bisa salingbelajar dan memahami perbedaan satu sama lain.
  3. Maksudnya bagian "Dalam Islam" diangkat ke atas itu diangkat ke bagian kisah? Kalau itu yang dimaksud, tidak bisa menurut saya. Dalam Islam itu bukan membahas kisahnya, tapi lebih pada pandangan Islam terhadap Yunus, sebagaimana bagian "Dalam Yudaisme" dan "Dalam Kekristenan".
  4. Yang pandangan agama dalam Islam kan memang sudah berisi tafsir dari pemuka agama masing2, termasuk yang Islam. Saya kira itu sudah cukup.
  5. Bagian ayat kitab Yunus memang saya pindah ke pandangan agama karena: (a) Biar proporsional saja antara tradisi Muslim dan Alkitab di bagian kisah. Kalau saya menyunting artikel yang untuk 3 agama, biasanya saya meminimalisir penggunaan kutipan langsung dari kitab suci dalam bagian kisah, entah dari Qur'an dan Alkitab. Soalnya pembacanya kan beragam. Cukup ambil intinya, kemudian dituliskan dengan kalimat saya sendiri, agar bisa membaur dengan versi lainnya. (b) Ayat itu membicarakan pengampunan Tuhan dan itu selaras dengan bahasan di bab "Dalam Yudaisme" yang membahas masalah teshuva. (c) Cuma di bagian Yudaisme saja yang tidak ada kutipan langsung dari kitab suci. Bagian Kristen mengutip Matius, Islam mengutip Ash-Shaffat.
Maaf kalau ada jawaban yang tidak nyambung Hafidh Wahyu P (bicara) 3 Juli 2020 06.30 (UTC)[balas]

Setelah aku lihat lagi, sepertinya sudah oke, dan aku setuju dengan pendapat saudara. Sebelumnya yang aku maksud dengan "choppy" adalah jadi terkesan terpotong-potong, karena mungkin ada pembaca yang mau membaca secara lebih runut tanpa terputus oleh perspektif agama lain (baik itu pembaca Muslim ataupun Kristen). Tapi dibiarkan seperti sekarang juga nggak masalah. Silakan dilanjutkan lagi perbaikannya. Maaf sudah mengganggu dengan masukan yang tidak terlalu substansial. Salam. Danu Widjajanto (bicara) 3 Juli 2020 06.38 (UTC)[balas]

@Danu Widjajanto: Gakpapa, saya justru berterima kasih. Inikan artikel tentang 3 agama, jadi memang harus dikerjakan hati2. Masukan tetap perlu, meski kesannya remeh, karena agama kan memang sensitif di Indonesia. Selain itu, saya usul agar artikel Yunus (Al-Qur'an) dihapus saja. Soalnya selain minim rujukan, isinya udah tercakup di halaman Yunus. Hafidh Wahyu P (bicara) 3 Juli 2020 06.51 (UTC)[balas]

Kalau judulnya dipindahkan jadi "Yunus dalam agama Islam" bagaimana? Walaupun isinya memang masih "jelek" menurut standar Wikipedia (rujukannya minim dan tidak komprehensif), tapi suatu saat mungkin bisa dikembangkan oleh pengguna lain sampai isinya lengkap sekali. Di Wikipedia memang ada praktik membuat artikel khusus yang lebih mendalam mengenai sesuatu karena artikel utamanya hanya bisa membahas detail-detail utama dan tidak bisa menggali segala aspek. Contohnya artikel kematian Kleopatra isinya jauh lebih detail daripada bagian kematian di artikel Kleopatra. Dalam konteks Yunus bisa dibuatkan artikel khusus tidak hanya untuk agama Islam, tetapi juga agama yang lain, misalnya Yunus dalam agama Kristen dan Yunus dalam agama Yahudi. Salam. Danu Widjajanto (bicara) 3 Juli 2020 06.58 (UTC)[balas]

@Danu Widjajanto: Kematian Kleopatra bisa banyak karena memang banyak yang dibicarakan. Untuk Yunus, isinya memang segitu. Dalam tradisi Islam juga memang sudah begitu isinya, baik yang dari sumber Qur'an dan hadits, maupun kitab karya para ulama. Lagipula pembuatan artikel itu juga didasari karena sentimen agama semata (yang bahkan para ulama saja tidak sekaku itu). Hafidh Wahyu P (bicara) 3 Juli 2020 07.18 (UTC)[balas]

Baik, untuk sementara aku gabung dulu, nanti kalau ada yang mau mengembangkan lebih lanjut bisa dipecah lagi. Danu Widjajanto (bicara) 3 Juli 2020 07.22 (UTC)[balas]

Silakan periksa email Anda[sunting sumber]

Halo Hafidh Wahyu P: Silakan periksa email Anda! Subjek: "The Community Insights survey is coming!" Jika Anda memiliki pertanyaan, silakan kirim email ke [email protected].

(English: Please check your email and spam! Subject is "The Community Insights survey is coming!" If you have questions, email [email protected].)

Sorry for the inconvenience, see my explanation here.

MediaWiki message delivery (bicara) 24 September 2020 19.04 (UTC)[balas]

Upacara Pendirian Negara[sunting sumber]

Bung Hafidh Wahyu P, bisa minta bantuannya untuk memperbaiki terjemahan dari artikel Upacara Pendirian Negara ? --Glorious Engine (bicara) 4 Januari 2021 01.26 (UTC)[balas]

@Glorious Engine: Maaf, kelihatannya belum sempet. Aku ini aja baru online lagi habis beberapa lama. Lagi nerjemahin Koresy Agung juga. Hafidh Wahyu P (bicara) 4 Januari 2021 09.50 (UTC)[balas]

Artikel bagus/Usulan/Agama di Indonesia[sunting sumber]

@Hafidh Wahyu P: Wikipedia:Artikel bagus/Usulan/Agama di Indonesia dibuka. DayakSibiriak (bicara) 9 Januari 2021 10.53 (UTC)[balas]

Survei Kode Etik Universal[sunting sumber]

Salam,

Saya mengundang Anda untuk meluangkan waktu 5-10 menit bagi mengisi survei mengenai penegakan dan penerapan Kode Etik Universal (UCoC) pada proyek dan komunitas Wikimedia di Indonesia. Periode survei akan berakhir pada 28 Februari 2021.

Selain itu, Anda juga masih bisa membagikan ide, gagasan, atau pandangan pribadi dalam diskusi komunitas terkait UCoC di sini.

Terima kasih! RamzyM (WMF) (bicara) 17 Februari 2021 08.05 (UTC)[balas]

Undangan berkomentar pada Rancangan Panduan Penegakan Kode Etik Universal[sunting sumber]

Halo. Saya ingin mengundang Anda untuk berkomentar pada permohonan pendapat mengenai Rancangan Panduan Penegakan Kode Etik Universal (naskah rancangan). Saran, kritik, tambahan, maupun komentar Anda ditunggu sampai 17 Oktober 2021, dan akan menjadi dasar pertimbangan bagi Komite Perumus Fase 2 untuk menyempurnakan panduan ini. Salam, RamzyM (WMF) 13 September 2021 13.32 (UTC)[balas]

Pemungutan suara untuk meratifikasi Pedoman Penegakan UCoC dibuka dari 7 Maret hingga 21 Maret 2022[sunting sumber]

Anda dapat menemukan pesan ini dalam bahasa lain di Meta-Wiki.

Halo semua,

Proses pemungutan suara untuk meratifikasi Pedoman Penegakan Kode Etik Universal (UCoC) telah dibuka! Pemungutan suara ini akan berlangsung di SecurePoll mulai 7 Maret 2022 hingga 21 Maret 2022. Silakan baca halaman informasi untuk pemilih dan syarat memilih.

Kode Etik Universal (UCoC) adalah kebijakan dasar perilaku yang dapat diterima untuk gerakan Wikimedia. Versi dari pedoman penegakan yang telah direvisi diterbitkan pada tanggal 24 Januari 2022 sebagai untuk menerapkan kebijakan UCoC dalam gerakan Wikimedia. Anda dapat membaca lebih lanjut tentang proyek UCoC di sini.

Anda juga dapat memberikan komentar pada halaman pembicaraan di Meta-wiki dalam bahasa apapun. Hubungi tim kami melalui email: ucocproject(_AT_)wikimedia.org

Teriring salam,

Tim Strategi dan Tata Kelola Gerakan

Yayasan Wikimedia

RamzyM (WMF) 18 Maret 2022 05.51 (UTC)[balas]

Asya'ya dan Shamu'il[sunting sumber]

Bung Hafidh Wahyu P, begini, saya sedang mengembangkan artikel dari Templat:Nabi Islam di luar al-Qur'an yang disinggung oleh Ibnu Katsir, yakni Asya'ya (Yesaya) dan Shamu'il (Samuel) (FYI aja, uniknya sumber Republika memakai penyebutan Kristennya yakni Yesaya dan Samuel, tapi saya pakai penyebutan Arab-nya saja untuk membedakannya dari versi Kristen). Monggo dikoreksi, mungkin pelafalan nama Arab-nya salah, boleh diubah, dikembangkan juga boleh. --Glorious Engine (bicara) 19 Juli 2022 12.07 (UTC)[balas]

Tambahan: Saya juga bikin Irmiya (Yeremia), Syits (Set), Imran (Amram), Bilqis (Ratu Syeba), Azar, Jalut (Goliat) --Glorious Engine (bicara) 20 Juli 2022 03.40 (UTC)[balas]