Lompat ke isi

Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumawardhani: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Nama Lahir, Nama Dewasa dan Nama Gelar
 
(35 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox royalty
{{Infobox royalty
|name= Gusti Noeroel
| name = Gusti Noeroel<br/>ꦒꦸꦱ꧀ꦠꦶꦤꦸꦫꦸꦭ꧀
| image = KITLV A621 - Goesti Raden Adjeng Siti Noeroel Koesoemowardani, dochter van Mangkoe Nagoro VII, verkleed voor een schoolfeest op de Christelijke Mulo te Soerakarta1.tif
|title= Gusti Raden Ayu
| caption = Goesti Noeroel, {{circa|1938}}
|birthname= Gusti Raden Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumawardhani
| title = Gusti Raden Ayu
|full name= Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani
| birth_name = (GRA.) Goesti Raden Adjeng Siti Noeroel Koesoemowardhani
|image = 9c1ae6d9-d3a7-4a07-8044-fc48271eeda0.jpg
(GRAy) Goesti Raden Ayu Siti Noeroel Koesoemowardhani
|caption= Repro buku Gusti Noeroel
| full name = (GRAy.) Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani
|birth_date= [[1921]]
| birth_date = {{birth date|1921|9|17|df=y}}
|birth_place= {{flagicon|Belanda}}[[Surakarta]], [[Hindia Belanda]]
|death_date= [[10 November]] [[2015]]
| birth_place = [[Surakarta]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age |2015|11|10|1921|9|17|df=yes}}
|death_place= {{flagicon|Indonesia}} [[Bandung]], [[Indonesia]]
| death_place = [[Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
|spouse = [[Soerjo Soejarso|RM Soerjo Soejarso]]
|issue= [[Rasika Wiyarti]]<br />[[Bambang Atas Aji]]<br />[[Heruma Wiyarti]]<br />[[Wimaya Wiyarti]]<br />[[Sularso Basarah]]<br />[[Parimita Wiyarti]]<br />[[Aji Pamoso]]
| spouse = [[(RM.) Raden Mas Soerjo Soejarso]]
| issue = [[Rasika Wiyarti]]<br />[[Bambang Atas Aji]]<br />[[Heruma Wiyarti]]<br />[[Wimaya Wiyarti]]<br />[[Sularso Basarah]]<br />[[Parimita Wiyarti]]<br />[[Aji Pamoso]]
|house= [[Mangkunegaran]]
| house = [[Mangkunegaran]]
|father= [[Mangkunegara VII]]
| father = [[Mangkunegara VII]] (RM.) Raden Mas Suryo Prapto
|mother= [[Gusti Kanjeng Ratu Timoer]]
| mother = (GKR.) Gusti Kanjeng Ratu Timur / ( GRA.) Gusti Raden Adjeng Mursudarijah / (GRAy.) Gusti Raden Ayu Mursudarijah
}}
}}
'''Gusti Raden Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumawardhani''' atau akrab dikenal dengan nama '''Gusti Noeroel''' (lahir di [[Surakarta]], pada tahun [[1921]], meninggal tanggal 10 November 2015 dalam usia 94 tahun) adalah putri tunggal dari [[Mangkunegara VII|Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro VII]] (tujuh)<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/10/078717657/gusti-noeroel-berpulang-karangan-bunga-mengalir-di-parahyangan Gusti Noeroel Berpulang, Karangan Bunga Mengalir di Parahyangan]</ref>, dari permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu Timoer. Ayah Gusti Noeroel adalah seorang ningrat dari Solo yang beristrikan putri dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Ibu Gusti Noeroel adalah puteri ke-12 Sultan Hamengku Buwono VII dari permaisuri ketiga, GKR Kencono. Nama asli ibunya adalah G.R.Ay Mursudarijah<ref>[http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/gusti-noeroel-perempuan-keraton-yang-menjadi-inspirasi-lintas-generasi Gusti Noeroel, Perempuan Keraton yang Menjadi Inspirasi Lintas Generasi]</ref>. K.G.P.A.A Mangkunegoro VII sendiri adalah pemegang tampuk pemerintahan Mangkunegaran dari tahun [[1916]]-[[1944]].
'''(GRAy.) Gusti Raden Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumawardhani''' (17 September 1921 10 November 2015) adalah putri tunggal dari [[Mangkunegara VII|Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro VII]] (tujuh),<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/10/078717657/gusti-noeroel-berpulang-karangan-bunga-mengalir-di-parahyangan Gusti Noeroel Berpulang, Karangan Bunga Mengalir di Parahyangan]</ref> dari permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu Timoer. Ayah Gusti Noeroel adalah seorang ningrat dari Solo yang beristrikan putri dari [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat]]. Ibu Gusti Noeroel adalah puteri ke-12 [[Hamengkubuwana VII|Sultan Hamengku Buwono VII]] dari permaisuri ketiga, G.K.R. Kencono. Nama asli ibunya adalah G.R.Ay. Mursudarijah.<ref>{{Cite web |url=http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/gusti-noeroel-perempuan-keraton-yang-menjadi-inspirasi-lintas-generasi |title=Gusti Noeroel, Perempuan Keraton yang Menjadi Inspirasi Lintas Generasi |access-date=2015-11-10 |archive-date=2015-11-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20151112193235/http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/gusti-noeroel-perempuan-keraton-yang-menjadi-inspirasi-lintas-generasi |dead-url=yes }}</ref> K.G.P.A.A. Mangkunegara VII sendiri adalah pemegang tampuk pemerintahan Mangkunegaran dari tahun [[1916]]-[[1944]].


== Masa Muda ==
== Kehidupan awal ==
Gusti Noeroel terkenal memiliki paras yang cantik. Karena kecantikannya, pada saat itu Gusti Noeroel menjadi primadona di Kota Solo dan didambakan para tokoh negara. Mulai dari mantan Perdana Menteri [[Sutan Sjahrir]] yang biasa mengirimkan kado melalui sekretarisnya ke kediaman Gusti Noeroel di Pura Mangkunegaran ketika rapat kabinet digelar di Yogyakarta. Gusti Noeroel juga didambakan oleh Kolonel GPH Djatikusumo, salah seorang prajurit militer. Yang menarik adalah mantan Presiden [[Soekarno]] yang juga tertarik dengan Gusti Noeroel namun konon kalah bersaing dengan Sutan Sjahrir.<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/10/078717643/sejarawan-gusti-noeroel-diperebutkan-bung-karno-dan-sjahrir Sejarawan: Gusti Noeroel Diperebutkan Bung Karno dan Sjahrir]
Gusti Noeroel terkenal memiliki paras yang cantik. Karena kecantikannya, pada saat itu Gusti Noeroel menjadi primadona di Kota Solo dan didambakan para tokoh negara. Mulai dari mantan Perdana Menteri [[Sutan Sjahrir]] yang biasa mengirimkan kado melalui sekretarisnya ke kediaman Gusti Noeroel di Pura Mangkunegaran ketika rapat kabinet digelar di Yogyakarta. Gusti Noeroel juga didambakan oleh Kolonel GPH Djatikusumo, salah seorang prajurit militer. Yang menarik adalah mantan Presiden [[Soekarno]] yang juga tertarik dengan Gusti Noeroel namun konon kalah bersaing dengan Sutan Sjahrir.<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/10/078717643/sejarawan-gusti-noeroel-diperebutkan-bung-karno-dan-sjahrir Sejarawan: Gusti Noeroel Diperebutkan Bung Karno dan Sjahrir]
</ref> Tokoh negara lainnya yang mencoba meminang Gusti Noeroel adalah Sri Sultan [[Hamengku Buwono IX]] yang memiliki 5 orang selir. Namun semua tokoh tersebut tidak ada satupun yang berhasil memikat hati Gusti Noeroel. Putri bangsawan ini memutuskan untuk menerima pinangan seorang militer berpangkat letnan kolonel yang bernama RM Soerjo Soejarso.
</ref> Tokoh negara lainnya yang mencoba meminang Gusti Noeroel adalah Sri Sultan [[Hamengku Buwono IX]] yang memiliki 9 orang selir. Namun semua tokoh tersebut tidak ada satupun yang berhasil memikat hati Gusti Noeroel. Putri bangsawan ini memutuskan untuk menerima pinangan seorang militer berpangkat letnan kolonel yang bernama RM Soerjo Soejarso.


Kecantikan Gusti Noeroel yang termasyhur ini juga dibarengi dengan kepiawaiannya menari. Suatu kali, di usianya yang masih 15 tahun, Gusti Noeroel diminta datang secara khusus untuk menari di hadapan [[Ratu]] [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelmina]] di [[Belanda]]. Tarian tersebut dipersembahkan sebagai kado pernikahan Putri [[Juliana dari Belanda|Juliana]]. Menariknya, saat itu rombongan dari Mangkunegaran tidak membawa gamelan untuk mengiringi tarian Gusti Nurul. Tarian itu diiringi alunan gamelan yang dimainkan dari Pura Mangkunegaran dan dipancarkan melalui Solosche Radio Vereeniging, yang siarannya bisa ditangkap dengan jernih di Belanda<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/10/078717607/gusti-noeroel-wafat-di-bandung Gusti Noeroel Wafat di Bandung]</ref>.
Kecantikan Gusti Noeroel yang termasyhur ini juga dibarengi dengan kepiawaiannya menari. Suatu kali, di usianya yang masih 15 tahun, Gusti Noeroel diminta datang secara khusus untuk menari di hadapan [[Ratu]] [[Wilhelmina dari Belanda|Wilhelmina]] di [[Belanda]]. Tarian tersebut dipersembahkan sebagai kado pernikahan Putri [[Juliana dari Belanda|Juliana]]. Menariknya, saat itu rombongan dari Mangkunegaran tidak membawa gamelan untuk mengiringi tarian Gusti Nurul. Tarian itu diiringi alunan gamelan yang dimainkan dari Pura Mangkunegaran dan dipancarkan melalui Solosche Radio Vereeniging, yang siarannya bisa ditangkap dengan jernih di Belanda.<ref>[http://nasional.tempo.co/read/news/2015/11/10/078717607/gusti-noeroel-wafat-di-bandung Gusti Noeroel Wafat di Bandung]</ref>


Gusti Noeroel juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang membidani berdirinya Solosche Radio Vereeniging, stasiun radio pertama di Indonesia.
Gusti Noeroel juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang membidani berdirinya Solosche Radio Vereeniging, stasiun radio pertama di Indonesia.


== Meninggal Dunia ==
== Kematian ==
Pada tanggal 10 November 2015 pukul 08:00 WIB, Gusti Noeroel menghembuskan nafas terakhirnya di RS. Boromeus, Bandung setelah sebelumnya dirawat di rumah sakit yang sama selama 2 minggu<ref>[[Gusti Noeroel Berpulang, Karangan Bunga Mengalir di Parahyangan]]</ref>. Di usia 94 tahun, Gusti Noeroel tutup usia dikarenakan sakit diabetes yang dideritanya. Gusti Noeroel meninggalkan 7 orang anak dan 14 orang cucu dari pernikahannya dengan Soerjo Soejarso. Ketujuh orang anaknya adalah Sularso Basarah, Parimita Wiyarti, Aji Pamoso, Heruma Wiyarti, Rasika Wiyarti, Wimaya wiyarti, dan Bambang Atas Aji. Nama terakhir merupakan anak angkat Gusti Nurul.
Pada tanggal 10 November 2015 pukul 08.00 WIB, Gusti Noeroel mengembuskan napas terakhirnya di [[Rumah Sakit Borromeus]], Bandung setelah sebelumnya dirawat selama 2 minggu.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/717657/gusti-noeroel-berpulang-karangan-bunga-mengalir-di-parahyangan Gusti Noeroel Berpulang, Karangan Bunga Mengalir di Parahyangan]</ref> Di usia 94 tahun, Gusti Noeroel tutup usia dikarenakan sakit [[Diabetes melitus|diabetes]] yang dideritanya. Gusti Noeroel meninggalkan 7 orang anak dan 14 orang cucu dari pernikahannya dengan Soerjo Soejarso. Ketujuh orang anaknya adalah Sularso Basarah, Parimita Wiyarti, Aji Pamoso, Heruma Wiyarti, Rasika Wiyarti, Wimaya wiyarti, dan Bambang Atas Aji. Nama terakhir merupakan anak angkat Gusti Nurul.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
Baris 35: Baris 36:
<references />
<references />


== Pranala luar ==
[[Kategori:Istana Mangkunegaran]]
{{CommonsCat|Goesti Raden Adjeng Siti Noeroel Koesoemowardani}}

[[Kategori:Keluarga Kadipaten Mangkunagaran]]
[[Kategori:Kelahiran 1921]]
[[Kategori:Kematian 2015]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]

Revisi terkini sejak 12 Maret 2024 09.12

Gusti Noeroel
ꦒꦸꦱ꧀ꦠꦶꦤꦸꦫꦸꦭ꧀
Gusti Raden Ayu
Goesti Noeroel, ca 1938
Kelahiran(GRA.) Goesti Raden Adjeng Siti Noeroel Koesoemowardhani (GRAy) Goesti Raden Ayu Siti Noeroel Koesoemowardhani
(1921-09-17)17 September 1921
Surakarta, Hindia Belanda
Kematian10 November 2015(2015-11-10) (umur 94)
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
WangsaMangkunegaran
Nama lengkap
(GRAy.) Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani
AyahMangkunegara VII (RM.) Raden Mas Suryo Prapto
Ibu(GKR.) Gusti Kanjeng Ratu Timur / ( GRA.) Gusti Raden Adjeng Mursudarijah / (GRAy.) Gusti Raden Ayu Mursudarijah
Pasangan(RM.) Raden Mas Soerjo Soejarso
AnakRasika Wiyarti
Bambang Atas Aji
Heruma Wiyarti
Wimaya Wiyarti
Sularso Basarah
Parimita Wiyarti
Aji Pamoso

(GRAy.) Gusti Raden Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumawardhani (17 September 1921 – 10 November 2015) adalah putri tunggal dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro VII (tujuh),[1] dari permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu Timoer. Ayah Gusti Noeroel adalah seorang ningrat dari Solo yang beristrikan putri dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Ibu Gusti Noeroel adalah puteri ke-12 Sultan Hamengku Buwono VII dari permaisuri ketiga, G.K.R. Kencono. Nama asli ibunya adalah G.R.Ay. Mursudarijah.[2] K.G.P.A.A. Mangkunegara VII sendiri adalah pemegang tampuk pemerintahan Mangkunegaran dari tahun 1916-1944.

Kehidupan awal[sunting | sunting sumber]

Gusti Noeroel terkenal memiliki paras yang cantik. Karena kecantikannya, pada saat itu Gusti Noeroel menjadi primadona di Kota Solo dan didambakan para tokoh negara. Mulai dari mantan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang biasa mengirimkan kado melalui sekretarisnya ke kediaman Gusti Noeroel di Pura Mangkunegaran ketika rapat kabinet digelar di Yogyakarta. Gusti Noeroel juga didambakan oleh Kolonel GPH Djatikusumo, salah seorang prajurit militer. Yang menarik adalah mantan Presiden Soekarno yang juga tertarik dengan Gusti Noeroel namun konon kalah bersaing dengan Sutan Sjahrir.[3] Tokoh negara lainnya yang mencoba meminang Gusti Noeroel adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang memiliki 9 orang selir. Namun semua tokoh tersebut tidak ada satupun yang berhasil memikat hati Gusti Noeroel. Putri bangsawan ini memutuskan untuk menerima pinangan seorang militer berpangkat letnan kolonel yang bernama RM Soerjo Soejarso.

Kecantikan Gusti Noeroel yang termasyhur ini juga dibarengi dengan kepiawaiannya menari. Suatu kali, di usianya yang masih 15 tahun, Gusti Noeroel diminta datang secara khusus untuk menari di hadapan Ratu Wilhelmina di Belanda. Tarian tersebut dipersembahkan sebagai kado pernikahan Putri Juliana. Menariknya, saat itu rombongan dari Mangkunegaran tidak membawa gamelan untuk mengiringi tarian Gusti Nurul. Tarian itu diiringi alunan gamelan yang dimainkan dari Pura Mangkunegaran dan dipancarkan melalui Solosche Radio Vereeniging, yang siarannya bisa ditangkap dengan jernih di Belanda.[4]

Gusti Noeroel juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang membidani berdirinya Solosche Radio Vereeniging, stasiun radio pertama di Indonesia.

Kematian[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 10 November 2015 pukul 08.00 WIB, Gusti Noeroel mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Borromeus, Bandung setelah sebelumnya dirawat selama 2 minggu.[5] Di usia 94 tahun, Gusti Noeroel tutup usia dikarenakan sakit diabetes yang dideritanya. Gusti Noeroel meninggalkan 7 orang anak dan 14 orang cucu dari pernikahannya dengan Soerjo Soejarso. Ketujuh orang anaknya adalah Sularso Basarah, Parimita Wiyarti, Aji Pamoso, Heruma Wiyarti, Rasika Wiyarti, Wimaya wiyarti, dan Bambang Atas Aji. Nama terakhir merupakan anak angkat Gusti Nurul.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Gusti Noeroel Berpulang, Karangan Bunga Mengalir di Parahyangan
  2. ^ "Gusti Noeroel, Perempuan Keraton yang Menjadi Inspirasi Lintas Generasi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-12. Diakses tanggal 2015-11-10. 
  3. ^ Sejarawan: Gusti Noeroel Diperebutkan Bung Karno dan Sjahrir
  4. ^ Gusti Noeroel Wafat di Bandung
  5. ^ Gusti Noeroel Berpulang, Karangan Bunga Mengalir di Parahyangan

Pranala luar[sunting | sunting sumber]