Djasmainar Husein: Perbedaan antara revisi
Rahmatdenas (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
→Referensi: Bagian dari pemeliharaan Kategori:Tokoh Minangkabau. Untuk para Wikipediawan, jangan menambahkan kembali kategori tokoh Minangkabau ke halaman ini, karena artikel telah dikategorikan ke sub kategori yang tepat. Kategori Tokoh Minangkabau hanya berisi sub kategori. Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 43: | Baris 43: | ||
[[Kategori:Polisi Republik Indonesia]] |
[[Kategori:Polisi Republik Indonesia]] |
||
[[Kategori:Tokoh Polri]] |
[[Kategori:Tokoh Polri]] |
||
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]] |
[[Kategori:Tokoh kepolisian Minangkabau]] |
||
{{Polri-stub}} |
{{Polri-stub}} |
||
[[Kategori:Tokoh dari Bukittinggi]] |
Revisi terkini sejak 22 Maret 2024 09.45
Djasmainar Husein | |
---|---|
Lahir | Sumatra Tengah |
Kebangsaan | Indonesia |
Almamater | Sekolah Polisi Negara (SPN), Bukittinggi, Sumatra Tengah |
Pekerjaan | Polisi |
Dikenal atas | Polwan Indonesia yang pertama |
Komisaris Besar Polisi (Purn.) Djasmainar Husein (lahir 3 Oktober 1924 di Bukittinggi)[1] adalah seorang anggota Polwan (Polisi Wanita) Indonesia. Ia bersama lima orang koleganya, yaitu Mariana Saanin Mufti, Nelly Pauna Situmorang, Rosmalina Pramono, Dahniar Sukotjo, dan Rosnalia Taher merupakan perempuan Indonesia pertama yang menjadi Polwan dan juga tercatat sebagai wanita ABRI pertama di Tanah Air.[2]
Kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Djasmainar menempuh pendidikan HIS, MULO, dan Jo Shi Han Gakko (Sekolah Normal, Padang Panjang). Mula-mula, bekerja sebagai guru SMP. Setelah itu, ia masuk Sekolah Pendidikan Pembantu Inspektur Polisi di bawah Direktur Sekolah Polisi (SPI) Komisaris Polisi Djoyodirdjo.
Riwayat
[sunting | sunting sumber]Secara resmi pada tanggal 1 September 1948, Djasmainar bersama kelima orang koleganya yang ketika itu sama-sama gadis remaja merupakan perempuan Indonesia angkatan pertama yang masuk Pendidikan Inspektur Polisi pada SPN (Sekolah Polisi Negara) di Bukittinggi, Sumatra Tengah pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ketika terjadinya Agresi Militer Belanda II. Pendidikan Inspektur Polisi itu diadakan karena terjadinya pengungsian besar-besaran penduduk untuk menghindari wilayah peperangan yang dibombardir militer Belanda.[3]
Untuk mengantisipasi penyusupan atau pelaku kriminal yang masuk ke wilayah-wilayah yang dikuasai republik, semua pengungsi harus melalui pemeriksaan bahkan penggeledahan. Namun kaum perempuan ketika itu menolak untuk digeledah oleh polisi pria, sehingga Pemerintah Indonesia menginstruksikan Sekolah Polisi Negara (SPN) di Bukittinggi untuk membuka pendidikan inspektur polisi bagi kaum perempuan. Setelah melalui seleksi yang ketat, maka terpilihlah enam orang yang semuanya merupakan perempuan Minangkabau, dan resmi menjalani pendidikan sejak 1 September 1948. Tanggal tersebut kemudian dinyatakan sebagai hari lahirnya polisi wanita.[4]
Karier selanjutnya
[sunting | sunting sumber]Sejak 1950, Djasmainar pindah sebagai staf Komisariat Jakarta Raya. Dalam perjalanan kariernya, ia ditempatkan sebagai Kepala Reserse Kriminal, Kepala Biro Anak-anak Metro Jaya, dan Kepala Pusat Polisi Wanita Mabes Polri. Terakhir diangkat sebagai anggota DPR RI periode 1977–1982 dari fraksi ABRI.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ https://bukittinggikota.sikn.go.id/index.php/idjazah-djasmainar-husein
- ^ 6 Polwan Pertama Indonesia Berdarah Minang Diarsipkan 2013-10-30 di Wayback Machine. TEMPO.CO, 2 September 2013. Diakses 9 September 2013.
- ^ Mengenang Sejarah Lahirnya Polwan di RI[pranala nonaktif permanen] Metrotvnews.com, 30 Agustus 2013. Diakses 9 September 2013.
- ^ Begini Sejarah Polwan di Indonesia Diarsipkan 2013-10-30 di Wayback Machine. TEMPO.CO, 2 September 2013. Diakses 9 September 2013.