Lompat ke isi

Bob Hasan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
saya kurang tahu kalau gaada tanggal lahirnya gimana
→‎Pranala luar: kategorisasi
 
(37 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
{{Infobox Officeholder
|name = {{PAGENAME}}
|name = Bob Hasan
|image = bob_hasan.jpg
|image = Bob Hasan.jpg
|imagesize =280px
|imagesize =
|caption =
|caption =
|office = Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
|office = Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
|order = Ke-25
|order = ke-16
|term_start = 16 Maret 1998
|term_start = 16 Maret 1998
|term_end = 21 Mei 1998
|term_end = 21 Mei 1998
|succeeding =
|succeeding =
|president = [[Soeharto]]
|president = [[Soeharto]]
|predecessor = [[Tungki Ariwibowo]]
|predecessor = [[Tungki Ariwibowo]]
|successor = [[Rahardi Ramelan]]
|successor = [[Rahardi Ramelan]]
|birth_name =
|birth_name =
|birth_date = [[1931]]
|birth_date = {{birth date|1931|2|24}}
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|birth_place = [[Kota Semarang|Semarang]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = 31 Maret 2020<ref>{{cite web |title=Bob Hasan Meninggal Dunia |url=https://kumparan.com/kumparannews/bob-hasan-meninggal-dunia-1t8CebyU0WM |website=[[kumparan]] |accessdate=31 March 2020 |language=Indonesian}}</ref>
|death_date = {{death date and age|2020|3|31|1931|2|24}}<ref>{{Cite news|title=Bob Hasan Meninggal Dunia|url=https://kumparan.com/kumparannews/bob-hasan-meninggal-dunia-1t8CebyU0WM |work=[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|accessdate=31 March 2020}}</ref>
|death_place = [[Jakarta]]
|death_place = [[Jakarta]]
|death_cause = [[Kanker paru-paru]]
|nationality = [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|party =
|party =
|spouse = Pertiwi Hasan
|spouse = Pertiwi Hasan
|othernames=The Kian Seng
|birth_name=The Kian Seng
|relations =
|relations =
|children = 2
|children = 2
|alma_mater =
|alma_mater =
|occupation =
|occupation =
|profession =
|profession =
|religion = [[Islam]]
|religion = [[Islam]]
|signature =
|signature =
|website =
|website =
|footnotes =
|footnotes =
}}
}}
'''Mohammad (Bob) Hasan''' ( {{lahirmati|[[Semarang]]|1|1|1931|[[Jakarta]]|31|3|2020}}), adalah pengusaha dan pernah menjabat [[Daftar Menteri Perdagangan Republik Indonesia|Menteri Perindustrian dan Perdagangan]] [[Indonesia]] pada [[Kabinet Pembangunan VII]]. Bob Hasan sejak kecil diasuh sebagai anak oleh [[Jenderal]] [[Gatot Subroto]].
'''Mohammad "Bob" Hasan''' ({{lahirmati|[[Semarang]]|24|2|1931|[[Jakarta]]|31|3|2020|name=dengan nama '''The Kian Seng'''}}), adalah seorang pengusaha Indonesia, yang pernah menjabat sebagai [[Daftar Menteri Perdagangan Republik Indonesia|Menteri Perindustrian dan Perdagangan]] [[Indonesia]] pada tahun 1998 dan kemudian dipenjara karena korupsi. Dia adalah salah satu kroni dari etnis [[Tionghoa-Indonesia]] paling terkemuka dari [[presiden Indonesia]] [[Soeharto]] yang lama menjabat dan dijuluki "raja hutan" karena bisnis kehutanannya. Hasan menjabat sebagai Ketua [[Persatuan Atletik Seluruh Indonesia]] (PASI) sejak September 1984 sampai kematiannya. Bob Hasan sejak kecil diasuh sebagai anak oleh [[Jenderal]] [[Gatot Subroto]].


Namanya mencuat karena berbisnis dalam industri kayu. Bob Hasan juga sampai dengan saat ini menjabat sebagai Ketua [[PASI]] (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia), dan sebagai Honorary Life Council Member [[IAAF|International Associations of Athletic Federation]]. Ia adalah pendiri media Gatra. Ia pernah diberi penghargaan [[prestisius]] [[Kalpataru]] pada tahun 1997.
Namanya mencuat karena berbisnis dalam industri kayu. Bob Hasan juga menjabat sebagai Honorary Life Council Member [[IAAF|International Associations of Athletic Federation]]. Ia adalah pendiri media Gatra. Ia pernah diberi penghargaan [[prestisius]] [[Kalpataru]] pada tahun 1997.

== Kehidupan awal ==
Lahir dengan nama The Kiang Seng di Semarang, Jawa Tengah, pada Februari 1931 dari seorang pedagang tembakau Tionghoa, Hasan menjadi anak angkat [[Gatot Soebroto]], seorang jenderal [[TNI Angkatan Darat]], yang saat itu memimpin Kolonel Soeharto pada tahun 1950-an.<ref name="Studwell2010">{{cite book|author=Joe Studwell|title=Asian Godfathers: Money and Power in Hong Kong and South East Asia|url=https://books.google.com/books?id=NwtqxB0GYLwC&pg=PA250|date=3 September 2010|publisher=Profile Books|isbn=1-84765-144-5|pages=250–}}</ref><ref name="McDonald2015">{{cite book|author=Hamish McDonald|title=Demokrasi: Indonesia in the 21st Century|url=https://books.google.com/books?id=Ymb2AwAAQBAJ&pg=PT117|date=6 January 2015|publisher=St. Martin's Publishing Group|isbn=978-1-4668-7926-3|pages=117–}}</ref>

== Karier bisnis ==
Setelah Soeharto menggantikan Gatot Subroto sebagai Panglima Divisi Diponegoro Angkatan Darat, Hasan bekerja dengan Soeharto untuk mengembangkan berbagai bisnis sampingan, yang dikendalikan oleh militer, yang memberikan banyak dana untuk Divisi tersebut serta pendapatan tambahan bagi para perwira.<ref name="barr1998">Barr, Christopher M (1998). [http://cip.cornell.edu/Dienst/UI/1.0/Summarize/seap.indo/1106953918 Bob Hasan, the rise of Apkindo, and the shifting dynamics of control in Indonesia's timber sector]. ''Indonesia'' 65:1-36.</ref>

Setelah Soeharto mengambil alih kursi kepresidenan pada tahun 1966, ia memprakarsai perluasan besar-besaran penebangan komersial Indonesia, terutama di pulau-pulau di luar [[Jawa]]. Pada tahun 1970-an, Hasan menjabat sebagai "mitra" Indonesia yang dibutuhkan untuk perusahaan asing yang ingin memanen kayu di Indonesia, terutama bekerja dengan perusahaan [[Amerika Serikat]], [[Georgia Pacific]], dan juga mendirikan sejumlah usaha patungan antara dia dan perusahaan milik pemerintah. Pada tahun 1981 pemerintah melarang ekspor kayu yang tidak digiling, yang menyebabkan banyak perusahaan asing menjual kegiatan mereka di Indonesia kepada pemilik dalam negeri yang tertarik untuk mendirikan operasi pengolahan; Hasan, yang sudah menjadi pemegang saham utama dalam operasi Georgia Pacific di Indonesia, menjadi pemilik tunggal ketika perusahaan tersebut meninggalkan Indonesia pada tahun 1983.<ref name="barr1998"/> Berawal dari perkayuan, ia mengembangkan bisnisnya ke bidang keuangan, asuransi, otomotif, dan industri lainnya, terutama melalui perusahaan induk Kalimanis miliknya.<ref name="saragosa">Saragosa, Manuel (1997). Indonesian tycoon plays influential role. ''Financial Times'' February 13. p 6.</ref> Grup Kalimanis milik Hasan dilaporkan menguasai lebih dari 2 juta hektar (7.700 mil persegi) konsesi utama di [[Kalimantan]].<ref name="Economist1997"/>

Hasan juga Ketua Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo). Di bawah Hasan, Apkindo diberikan kendali penuh atas harga kayu lapis, pemasaran, dan ekspor. Apkindo membantu Indonesia memperoleh sekitar tiga perempat dari pasar ekspor kayu lapis dunia pada awal 1990-an, kadang-kadang menggunakan teknik yang digambarkan oleh pengamat sebagai "[[predatory pricing|harga predator]]". Hasan secara pribadi mendapatkan keuntungan dari kepemimpinannya baik dengan mendukung bisnis yang dimilikinya maupun melalui pengendalian biaya yang dibayarkan kepada organisasi oleh anggota lain.<ref name="barr1998"/> Ketenarannya dalam industri kayu lapis membuatnya dijuluki "raja hutan".<ref name="Wong2018">{{cite book|author=Anny Wong|title=The Roots of Japan's Environmental Policies|url=https://books.google.com/books?id=2Hp0DwAAQBAJ&pg=PT286|date=24 October 2018|publisher=Taylor & Francis|isbn=978-1-317-73405-5|pages=286–}}</ref>

Hasan menjalankan PT Nusantara Ampera Bakti (Nusamba) yang 80% sahamnya dimiliki oleh yayasan yang dikendalikan oleh Suharto.<ref name="Economist1997">{{cite web|title=Indonesia’s Uncle Bob (Mar 27, 1997)|url=http://www.economist.com/node/367251?_ga=1.41763362.1244557049.1469992653|publisher=The economist|accessdate=31 July 2016}}</ref><ref name=WSJ021697>{{cite news|last1=Borsuk|first1=Richard|title=Freeport Beats Out Canadians To Develop Busang Gold Mine|url=https://www.wsj.com/articles/SB856111694777478500|accessdate=31 July 2016|work=The Wall Street Journal|date=Feb 16, 1997}}</ref>

Hasan menjadi mediator dalam perselisihan bisnis antara enam anak Soeharto, setelah kematian istri Soeharto pada tahun 1996.<ref name="Economist1997"/> Dia mengatur kesepakatan untuk menyelesaikan perselisihan pemegang saham seputar deposit emas Busang yang ditemukan oleh [[Bre-X Minerals]] di Kalimantan sebelum penemuan emas itu terungkap sebagai tipuan.<ref name="Economist1997"/><ref name=WSJ021697/><ref name="BorsukChng2014">{{cite book|author1=Richard Borsuk|author2=Nancy Chng|title=Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia|url=https://books.google.com/books?id=GnKZBQAAQBAJ&pg=PA348|date=23 May 2014|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=978-981-4459-57-0|pages=348–}}</ref>

== Menteri perindustrian dan perdagangan ==
Suharto menunjuk Hasan sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada 14 Maret 1998, menjadikannya satu-satunya keturunan Tionghoa yang bergabung dengan salah satu kabinet Suharto. Pengangkatannya dipandang sebagai bukti bahwa Soeharto tidak serius melakukan perubahan fiskal yang substansial untuk mengatasi [[krisis keuangan Asia]] yang dimulai pada pertengahan 1997.<ref>Porter, Barry (1998). Suharto cronies dominate new financial team. ''South China Morning Post'' March 15.</ref> Akibat persyaratan [[Dana Moneter Internasional]] (IMF) selama krisis, Apkindo ditutup pada tahun 1998.<ref name="cotton1999">Cotton, James (1999). The "haze" over Southeast Asia: challenging the ASEAN mode of regional engagement. ''Pacific Affairs'' 72(3):331-351.</ref> Hasan kehilangan jabatan kabinetnya ketika Suharto mundur pada 21 Mei 1998 menyusul protes dan kerusuhan massal.

== Hukuman korupsi dan penjara ==
Hasan sering menjadi subyek tuduhan korupsi karena urusan bisnisnya dan kendali sebagian besar industri Indonesia. Setelah Suharto lengser pada tahun 1998, serangkaian putusan pengadilan menemukan bukti kejahatan. Hasan didenda 50 miliar [[rupiah]] sebagai akibat dari gugatan yang diajukan oleh beberapa organisasi pemuda, menuduh dia telah memerintahkan pembakaran hutan di [[Sumatra]].<ref name="cotton1999"/> Pada Februari 2001, ia dihukum karena menyebabkan kerugian sebesar 244 juta dolar AS kepada pemerintah Indonesia melalui proyek pemetaan hutan yang curang di Jawa pada awal 1990-an. Dia dipenjarakan di [[Lembaga Pemasyarakatan Cipinang]] dan kemudian di Lembaga Pemasyarakatan [[Pulau Nusa Kambangan]] yang sulit diakses di lepas pantai selatan-tengah Jawa, sampai [[pembebasan bersyarat]]nya pada Februari 2004.<ref>Donnan, Shawn (2004). Jailed ex-tycoon Hasan is released early in Indonesia. ''Financial Times'' February 23. p 2.</ref> Hasan adalah orang pertama dan di antara rekan-rekan Soeharto yang dihukum karena penipuan dan korupsi.

Hasan adalah anggota [[Komite Olimpiade Internasional]] (IOC) dari tahun 1994 hingga 2004, ketika IOC mengeluarkannya karena tuduhan korupsi. IOC dikritik oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2000 karena menyatakan bahwa Hasan harus diizinkan untuk menghadiri [[Olimpiade 2000]] di Sydney, Australia, meskipun dia ditahan pada saat itu.<ref>Bita, Natasha (2000). IOC tries to get its own out of jail. ''The Australian''. September 13.</ref>

== Wafat ==
Pada 31 Maret 2020, Hasan meninggal dunia pada usia 89 tahun akibat [[kanker paru-paru]] di [[RSPAD Gatot Subroto]], Jakarta Pusat.<ref>{{cite news |last1=Wulandaru |first1=Dicky Christanto |title=Track and field figure, former minister Mohamad ‘Bob’ Hasan dies of cancer |url=https://www.thejakartapost.com/news/2020/03/31/track-and-field-figure-former-minister-mohamad-bob-hasan-dies-of-cancer.html |accessdate=31 March 2020 |publisher=The Jakarta Post |date=31 March 2020}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 39: Baris 65:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1996/10/08/0052.html]
* {{id}} [http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1996/10/08/0052.html]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{S-start}}
{{S-start}}
{{s-off}}
{{s-off}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Daftar Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia|Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia]] |tahun = 1998 |pendahulu = [[Tungki Ariwibowo]] |pengganti = [[Rahardi Ramelan]]}}
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Daftar Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia|Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia]] |tahun = 1998 |pendahulu = [[Tungki Ariwibowo]] |pengganti = [[Rahardi Ramelan]]}}
{{Kotak_selesai}}
{{Kotak_selesai}}{{Kabinet Pembangunan VII}}{{Menteri Perindustrian Indonesia}}


{{lifetime|1931|2020}}
{{Menteri Perindustrian Indonesia}}


[[Kategori:Wirausahawan kayu Indonesia]]
{{lifetime|1931||Hasan, Muhammad Bob}}
[[Kategori:Wirausahawan hasil hutan Indonesia]]
{{indo-bio-stub}}
[[Kategori:Wirausahawan asuransi Indonesia]]

[[Kategori:Pengusaha Indonesia]]
[[Kategori:Wirausahawan transportasi Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Perindustrian Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Perindustrian Indonesia]]
[[Kategori:Koruptor Indonesia]]
[[Kategori:Muslim Tionghoa]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama ke Islam]]
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama ke Islam]]
[[Kategori:Koruptor Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]
[[Kategori:Tokoh dari Semarang]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
[[Kategori:Orde Baru]]

Revisi terkini sejak 23 Maret 2024 03.12

Bob Hasan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia ke-16
Masa jabatan
16 Maret 1998 – 21 Mei 1998
PresidenSoeharto
Informasi pribadi
Lahir
The Kian Seng

(1931-02-24)24 Februari 1931
Semarang, Jawa Tengah, Hindia Belanda
Meninggal31 Maret 2020(2020-03-31) (umur 89)[1]
Jakarta
Sebab kematianKanker paru-paru
KebangsaanIndonesia
Suami/istriPertiwi Hasan
Anak2
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Mohammad "Bob" Hasan (24 Februari 1931 – 31 Maret 2020), adalah seorang pengusaha Indonesia, yang pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia pada tahun 1998 dan kemudian dipenjara karena korupsi. Dia adalah salah satu kroni dari etnis Tionghoa-Indonesia paling terkemuka dari presiden Indonesia Soeharto yang lama menjabat dan dijuluki "raja hutan" karena bisnis kehutanannya. Hasan menjabat sebagai Ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) sejak September 1984 sampai kematiannya. Bob Hasan sejak kecil diasuh sebagai anak oleh Jenderal Gatot Subroto.

Namanya mencuat karena berbisnis dalam industri kayu. Bob Hasan juga menjabat sebagai Honorary Life Council Member International Associations of Athletic Federation. Ia adalah pendiri media Gatra. Ia pernah diberi penghargaan prestisius Kalpataru pada tahun 1997.

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]

Lahir dengan nama The Kiang Seng di Semarang, Jawa Tengah, pada Februari 1931 dari seorang pedagang tembakau Tionghoa, Hasan menjadi anak angkat Gatot Soebroto, seorang jenderal TNI Angkatan Darat, yang saat itu memimpin Kolonel Soeharto pada tahun 1950-an.[2][3]

Karier bisnis

[sunting | sunting sumber]

Setelah Soeharto menggantikan Gatot Subroto sebagai Panglima Divisi Diponegoro Angkatan Darat, Hasan bekerja dengan Soeharto untuk mengembangkan berbagai bisnis sampingan, yang dikendalikan oleh militer, yang memberikan banyak dana untuk Divisi tersebut serta pendapatan tambahan bagi para perwira.[4]

Setelah Soeharto mengambil alih kursi kepresidenan pada tahun 1966, ia memprakarsai perluasan besar-besaran penebangan komersial Indonesia, terutama di pulau-pulau di luar Jawa. Pada tahun 1970-an, Hasan menjabat sebagai "mitra" Indonesia yang dibutuhkan untuk perusahaan asing yang ingin memanen kayu di Indonesia, terutama bekerja dengan perusahaan Amerika Serikat, Georgia Pacific, dan juga mendirikan sejumlah usaha patungan antara dia dan perusahaan milik pemerintah. Pada tahun 1981 pemerintah melarang ekspor kayu yang tidak digiling, yang menyebabkan banyak perusahaan asing menjual kegiatan mereka di Indonesia kepada pemilik dalam negeri yang tertarik untuk mendirikan operasi pengolahan; Hasan, yang sudah menjadi pemegang saham utama dalam operasi Georgia Pacific di Indonesia, menjadi pemilik tunggal ketika perusahaan tersebut meninggalkan Indonesia pada tahun 1983.[4] Berawal dari perkayuan, ia mengembangkan bisnisnya ke bidang keuangan, asuransi, otomotif, dan industri lainnya, terutama melalui perusahaan induk Kalimanis miliknya.[5] Grup Kalimanis milik Hasan dilaporkan menguasai lebih dari 2 juta hektar (7.700 mil persegi) konsesi utama di Kalimantan.[6]

Hasan juga Ketua Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo). Di bawah Hasan, Apkindo diberikan kendali penuh atas harga kayu lapis, pemasaran, dan ekspor. Apkindo membantu Indonesia memperoleh sekitar tiga perempat dari pasar ekspor kayu lapis dunia pada awal 1990-an, kadang-kadang menggunakan teknik yang digambarkan oleh pengamat sebagai "harga predator". Hasan secara pribadi mendapatkan keuntungan dari kepemimpinannya baik dengan mendukung bisnis yang dimilikinya maupun melalui pengendalian biaya yang dibayarkan kepada organisasi oleh anggota lain.[4] Ketenarannya dalam industri kayu lapis membuatnya dijuluki "raja hutan".[7]

Hasan menjalankan PT Nusantara Ampera Bakti (Nusamba) yang 80% sahamnya dimiliki oleh yayasan yang dikendalikan oleh Suharto.[6][8]

Hasan menjadi mediator dalam perselisihan bisnis antara enam anak Soeharto, setelah kematian istri Soeharto pada tahun 1996.[6] Dia mengatur kesepakatan untuk menyelesaikan perselisihan pemegang saham seputar deposit emas Busang yang ditemukan oleh Bre-X Minerals di Kalimantan sebelum penemuan emas itu terungkap sebagai tipuan.[6][8][9]

Menteri perindustrian dan perdagangan

[sunting | sunting sumber]

Suharto menunjuk Hasan sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada 14 Maret 1998, menjadikannya satu-satunya keturunan Tionghoa yang bergabung dengan salah satu kabinet Suharto. Pengangkatannya dipandang sebagai bukti bahwa Soeharto tidak serius melakukan perubahan fiskal yang substansial untuk mengatasi krisis keuangan Asia yang dimulai pada pertengahan 1997.[10] Akibat persyaratan Dana Moneter Internasional (IMF) selama krisis, Apkindo ditutup pada tahun 1998.[11] Hasan kehilangan jabatan kabinetnya ketika Suharto mundur pada 21 Mei 1998 menyusul protes dan kerusuhan massal.

Hukuman korupsi dan penjara

[sunting | sunting sumber]

Hasan sering menjadi subyek tuduhan korupsi karena urusan bisnisnya dan kendali sebagian besar industri Indonesia. Setelah Suharto lengser pada tahun 1998, serangkaian putusan pengadilan menemukan bukti kejahatan. Hasan didenda 50 miliar rupiah sebagai akibat dari gugatan yang diajukan oleh beberapa organisasi pemuda, menuduh dia telah memerintahkan pembakaran hutan di Sumatra.[11] Pada Februari 2001, ia dihukum karena menyebabkan kerugian sebesar 244 juta dolar AS kepada pemerintah Indonesia melalui proyek pemetaan hutan yang curang di Jawa pada awal 1990-an. Dia dipenjarakan di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang dan kemudian di Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusa Kambangan yang sulit diakses di lepas pantai selatan-tengah Jawa, sampai pembebasan bersyaratnya pada Februari 2004.[12] Hasan adalah orang pertama dan di antara rekan-rekan Soeharto yang dihukum karena penipuan dan korupsi.

Hasan adalah anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC) dari tahun 1994 hingga 2004, ketika IOC mengeluarkannya karena tuduhan korupsi. IOC dikritik oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2000 karena menyatakan bahwa Hasan harus diizinkan untuk menghadiri Olimpiade 2000 di Sydney, Australia, meskipun dia ditahan pada saat itu.[13]

Pada 31 Maret 2020, Hasan meninggal dunia pada usia 89 tahun akibat kanker paru-paru di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.[14]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Bob Hasan Meninggal Dunia". Kumparan. Diakses tanggal 31 March 2020. 
  2. ^ Joe Studwell (3 September 2010). Asian Godfathers: Money and Power in Hong Kong and South East Asia. Profile Books. hlm. 250–. ISBN 1-84765-144-5. 
  3. ^ Hamish McDonald (6 January 2015). Demokrasi: Indonesia in the 21st Century. St. Martin's Publishing Group. hlm. 117–. ISBN 978-1-4668-7926-3. 
  4. ^ a b c Barr, Christopher M (1998). Bob Hasan, the rise of Apkindo, and the shifting dynamics of control in Indonesia's timber sector. Indonesia 65:1-36.
  5. ^ Saragosa, Manuel (1997). Indonesian tycoon plays influential role. Financial Times February 13. p 6.
  6. ^ a b c d "Indonesia's Uncle Bob (Mar 27, 1997)". The economist. Diakses tanggal 31 July 2016. 
  7. ^ Anny Wong (24 October 2018). The Roots of Japan's Environmental Policies. Taylor & Francis. hlm. 286–. ISBN 978-1-317-73405-5. 
  8. ^ a b Borsuk, Richard (Feb 16, 1997). "Freeport Beats Out Canadians To Develop Busang Gold Mine". The Wall Street Journal. Diakses tanggal 31 July 2016. 
  9. ^ Richard Borsuk; Nancy Chng (23 May 2014). Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 348–. ISBN 978-981-4459-57-0. 
  10. ^ Porter, Barry (1998). Suharto cronies dominate new financial team. South China Morning Post March 15.
  11. ^ a b Cotton, James (1999). The "haze" over Southeast Asia: challenging the ASEAN mode of regional engagement. Pacific Affairs 72(3):331-351.
  12. ^ Donnan, Shawn (2004). Jailed ex-tycoon Hasan is released early in Indonesia. Financial Times February 23. p 2.
  13. ^ Bita, Natasha (2000). IOC tries to get its own out of jail. The Australian. September 13.
  14. ^ Wulandaru, Dicky Christanto (31 March 2020). "Track and field figure, former minister Mohamad 'Bob' Hasan dies of cancer". The Jakarta Post. Diakses tanggal 31 March 2020. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Jabatan politik
Didahului oleh:
Tungki Ariwibowo
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Indonesia
1998
Diteruskan oleh:
Rahardi Ramelan