Lompat ke isi

Mulyana W. Kusumah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Akuindo (bicara | kontrib)
 
(28 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Person
{{Infobox person
|name=Drs. '''Mulyana Wira Kusumah'''
|name = Mulyana W. Kusumah
|image=
|image =
|caption=
|caption =
|birth_name = Drs. '''Mulyana Wira Kusumah'''
|birth_date={{birth date|1948|11|23|mf=y}}
|birth_date = {{Birth date|1948|11|23}}
|birth_place={{negara|Indonesia}} [[Bogor]], [[Jawa Barat]]
|birth_place = [[Bogor]], [[Jawa Barat]]
|death_date={{death date and age|2013|12|1|1948|11|23|mf=y}}
|death_date = {{Death date and age|2013|12|1|1948|11|21}}
|death_place=[[Jakarta]]
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|alma_mater =
|occupation = Anggota KPU
|known_for =
|notable_works =
|religion = [[Islam]]
|spouse =
|children =
|residence = jalan haji latif, condet, jakarta timur.
}}
}}
Drs. '''Mulyana Wira Kusumah''' ({{lahirmati|[[Bogor]], [[Jawa Barat]]|23|11|1948|[[Jakarta]]|1|12|2013}}<ref>[http://www.republika.co.id/berita/senggang/sosok/13/12/01/mx4vxi-innalillahi-mulyana-w-kusumah-meninggal-dunia Innalillahi, Mulyana W Kusumah Meninggal Dunia]</ref>) adalah tokoh [[KIPP]] (Komisi Independen Pemantau Pemilu) dan staff pengajar FISIP [[Universitas Indonesia]], juga pernah bergiat di Lembaga Bantuan Hukum ([[LBH]]) Jakarta.


Drs. '''Mulyana Wira Kusumah''' ({{lahirmati|[[Bogor]], [[Jawa Barat]]|23|11|1948|[[Jakarta]]|1|12|2013}}<ref>[http://www.republika.co.id/berita/senggang/sosok/13/12/01/mx4vxi-innalillahi-mulyana-w-kusumah-meninggal-dunia Innalillahi, Mulyana W Kusumah Meninggal Dunia]</ref>) adalah seorang akademisi [[Indonesia]], Kriminolog Universitas Indonesia dan anggota [[Komisi Pemilihan Umum]] 2001-2007.
== ==


== Pranala luar ==
== Karier ==
Sebelumnya ia adalah tokoh [[KIPP]] (Komisi Independen Pemantau Pemilu) dan staff pengajar FISIP [[Universitas Indonesia]], juga pernah bergiat di [[Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta]].
* {{id}} [http://www.kpu.go.id/Anggota/Mulyana_W_Kusumah.php Profil di kpu.go.id]


Tahun 2005 ia dijebak oleh auditor BPK Khairansyah Salman, yang terlibat korupsi Dana Abadi Umat dan Korupsi SKK Migas saat ini.
== Rujukan ==

Pejuang demokrasi ini wafat 1 Desember 2013. Banyak orang mengingat yang jelek-jeleknya saja. Padahal perjalanan panjang perjuangan Mulyana W. Kusumah, sangat besar dalam pembangunan demokrasi di RI.

Mengenang Mulyana adalah mengingat perjuangan melawan penindasan. Aktivis sejak sebagai mahasiswa Kriminologi FISIP Universiatas
Indonesia (UI), namanya dikenal luas sebagai aktivis melawan penindasan Orde Baru. Lahir di Bogor 23 November 1948, Mulyana yang mempunyai
analisis tajam dalam soal kriminologi, sebagai dosen UI, bukanlah staf pengajar yang menghabiskan waktu di kampus. Ia lebih banyak aktif di luar, berada dalam barisan rakyat tertindas, sehingga gelar akademisnya hanya doktorandus. Tetapi, meski bukan doktor, analisis Mulyana lebih tajam dari sebagian kriminolog yang bergelar doktor bahkan gurubesar. Daya analisisnya, sama tajamnya dalam soal perjuangan melawan penindasan hukum dan politik.

== Kematian ==
Mulyana meninggal dunia di Jakarta Minggu (1/12) pukul 21.30 WIB. Tiga pekan silam, ia dirawat di RS Siloam Kebon Jeruk. Seminggu
dirawat, diperbolehkan pulang. Namun tiga hari kemudian kondisi drop, sehingga dirawat lagi di RS Dharmais. Setelah hampir dua minggu dirawat, kembali ke rumah Kamis (28/11). Kondisinya tak banyak kemajuan, karena penyakitnya sudah komplikasi stroke dan asma. Sejak Minggu siang, kondisinya menurun. Minggu malam, Mulyana berpulang.

Sejak awal 1970-an, ia sudah sering dikejar-kejar intel
Orde Baru. "Bersama sejumlah aktivis, kami pernah menyembunyikan Mulyana.
Cincin emas keluarga dijual untuk biaya hidup Mulyana dalam pelarian,"
ungkap Ali, adik Mulyana. Aktivitas sekitar perlindungan hukum bagi kaum lemah,
membuat Mulyana pernah menjadi Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Indonesia (YLBHI). Kemudian mendirikan Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia
(PBHI) bersama Hendardi dan Luhut MP Pangaribuan.
Ia juga salah seorang pendiri Komite Orang Hilang dan
Korban Kekerasan (Kontras), pernah Koordinator Dewan Penasehat. Mulyana
juga pendiri Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), yang kemudian
berlanjut menjadi komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Mulyana juga memberi sokongan moral yang luar biasa. Meski tidak ikut dalam
struktur kepengurusan, tetapi ia memberi kebebasan kepada Bara JP untuk
mengadakan rapat rutin di kantornya.

Ia tak pernah lelah membagi ilmu, gemar berbagi analisis politik terkini
kepada para pengurus Bara JP, juga banyak memberi masukan dalam membangun
portal berita www.baranew.co.

Hingga akhir hayat, Mulyana masih tetap berusaha berjuang
untuk memperjelas 15 juta daftar pemilih tetap (DPT) yang belum jelas. Di
suatu hari Sabtu awal November, ia mengundang sejumlah aktivis untuk
berdiskusi, apa yang harus dilakukan atas 15 juta DPT bermasalah.

Diskusi diadakan di kantor Sakti, Jl Percetakan Negara
VB/15. Diskusi yang berlangsung dari sore hingga malam, sepakat, pembahasan
dilanjutkan esok harinya, yaitu hari Minggu. Pada hari itu, kondisi Mulyana
sudah lemah.

Lanjutan diskusi hari Minggu, sesaat setelah diskusi
selesai, ia pamitan karena merasa belum fit. Sesampai di rumah, kondisinya
bertambah buruk, sehingga malam itu juga ia dirawat di RS Siloam.

Ketika saya berkunjung ke Siloam, Mulyana masih
menyempatkan diri mencari tahu perkembangan gugatan Memorandum of
Understanding (MoU) antara KPU dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), yang
diadukan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), di mana berkas
gugatan disusun oleh Mulyana.

Sekembali dari perawatan di Siloam, suatu hari ia menulis
mengirim sms kepada saya: "Selamat siang Sihol. Saya sudah pulang,
observasi dilanjutkan sembari berobat jalan. Saya tentu saja memanfaatkan
kebebasan untuk untuk beraktivitas kembali."

Sms itu tak segera saya balas. Saya berpikir, baru sakit
lalu langsung beraktivitas yang bisa hingga begadang-begadang, akan menjadi
siksaan bagi kesehatan Mas Mul. "Mas, selamat sembuh. Namun lagu
dangut Bedagang. Jangan Begadang, agaknya semakin menarik didendangkan," begitu balasan
saya.

Mas Mul tak membalas ulang. Dua hari kemudian, saya
mendengar kabar, Mas Mul kembali dirawat, kali ini di RS Dharmais. Sms tadi
itulah sms terakhir yang saya terima dari Mulyana W Kusuma.

Mulyana adalah guru banyak orang, senior, mentor, sahabat semua kalangan.
Selamat jalan Mas Mul.

== Lihat pula ==

* [[Nazaruddin Sjamsuddin]]

== Referensi ==


{{reflist}}
{{reflist}}


== Pranala luar ==
{{indo-bio-stub}}
{{DEFAULTSORT:Kusumah, Mulyana Wira}}
{{Lifetime|1948|2013|Kusumah, Mulyana Wira}}


* {{id}} [https://web.archive.org/web/20070930225948/http://www.kpu.go.id/Anggota/Mulyana_W_Kusumah.php Profil di kpu.go.id]
* {{id}} [https://web.archive.org/web/20070929121029/http://www.kompas.com/utama/news/0509/12/120708.htm "Mulyana Divonis 2 Tahun 7 Bulan"], ''[[KOMPAS]]'', [[12 September]] [[2005]]

{{lifetime|1948|2013}}
<!-- jgn tambahin kategori:orang mati-->

{{DEFAULTSORT:Kusumah, Mulyana Wira}}
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia]]
[[Kategori:Koruptor Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Bogor]]
[[Kategori:Tokoh dari Bogor]]

Revisi terkini sejak 29 Maret 2024 23.52

Mulyana W. Kusumah
LahirDrs. Mulyana Wira Kusumah
(1948-11-23)23 November 1948
Bogor, Jawa Barat
Meninggal1 Desember 2013(2013-12-01) (umur 65)
Jakarta, Indonesia
Tempat tinggaljalan haji latif, condet, jakarta timur.
KebangsaanIndonesia
PekerjaanAnggota KPU

Drs. Mulyana Wira Kusumah (23 November 1948 – 1 Desember 2013[1]) adalah seorang akademisi Indonesia, Kriminolog Universitas Indonesia dan anggota Komisi Pemilihan Umum 2001-2007.

Sebelumnya ia adalah tokoh KIPP (Komisi Independen Pemantau Pemilu) dan staff pengajar FISIP Universitas Indonesia, juga pernah bergiat di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.

Tahun 2005 ia dijebak oleh auditor BPK Khairansyah Salman, yang terlibat korupsi Dana Abadi Umat dan Korupsi SKK Migas saat ini.

Pejuang demokrasi ini wafat 1 Desember 2013. Banyak orang mengingat yang jelek-jeleknya saja. Padahal perjalanan panjang perjuangan Mulyana W. Kusumah, sangat besar dalam pembangunan demokrasi di RI.

Mengenang Mulyana adalah mengingat perjuangan melawan penindasan. Aktivis sejak sebagai mahasiswa Kriminologi FISIP Universiatas Indonesia (UI), namanya dikenal luas sebagai aktivis melawan penindasan Orde Baru. Lahir di Bogor 23 November 1948, Mulyana yang mempunyai analisis tajam dalam soal kriminologi, sebagai dosen UI, bukanlah staf pengajar yang menghabiskan waktu di kampus. Ia lebih banyak aktif di luar, berada dalam barisan rakyat tertindas, sehingga gelar akademisnya hanya doktorandus. Tetapi, meski bukan doktor, analisis Mulyana lebih tajam dari sebagian kriminolog yang bergelar doktor bahkan gurubesar. Daya analisisnya, sama tajamnya dalam soal perjuangan melawan penindasan hukum dan politik.

Mulyana meninggal dunia di Jakarta Minggu (1/12) pukul 21.30 WIB. Tiga pekan silam, ia dirawat di RS Siloam Kebon Jeruk. Seminggu dirawat, diperbolehkan pulang. Namun tiga hari kemudian kondisi drop, sehingga dirawat lagi di RS Dharmais. Setelah hampir dua minggu dirawat, kembali ke rumah Kamis (28/11). Kondisinya tak banyak kemajuan, karena penyakitnya sudah komplikasi stroke dan asma. Sejak Minggu siang, kondisinya menurun. Minggu malam, Mulyana berpulang.

Sejak awal 1970-an, ia sudah sering dikejar-kejar intel Orde Baru. "Bersama sejumlah aktivis, kami pernah menyembunyikan Mulyana. Cincin emas keluarga dijual untuk biaya hidup Mulyana dalam pelarian," ungkap Ali, adik Mulyana. Aktivitas sekitar perlindungan hukum bagi kaum lemah, membuat Mulyana pernah menjadi Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Kemudian mendirikan Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) bersama Hendardi dan Luhut MP Pangaribuan. Ia juga salah seorang pendiri Komite Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras), pernah Koordinator Dewan Penasehat. Mulyana juga pendiri Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), yang kemudian berlanjut menjadi komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU). Mulyana juga memberi sokongan moral yang luar biasa. Meski tidak ikut dalam struktur kepengurusan, tetapi ia memberi kebebasan kepada Bara JP untuk mengadakan rapat rutin di kantornya.

Ia tak pernah lelah membagi ilmu, gemar berbagi analisis politik terkini kepada para pengurus Bara JP, juga banyak memberi masukan dalam membangun portal berita www.baranew.co.

Hingga akhir hayat, Mulyana masih tetap berusaha berjuang untuk memperjelas 15 juta daftar pemilih tetap (DPT) yang belum jelas. Di suatu hari Sabtu awal November, ia mengundang sejumlah aktivis untuk berdiskusi, apa yang harus dilakukan atas 15 juta DPT bermasalah.

Diskusi diadakan di kantor Sakti, Jl Percetakan Negara VB/15. Diskusi yang berlangsung dari sore hingga malam, sepakat, pembahasan dilanjutkan esok harinya, yaitu hari Minggu. Pada hari itu, kondisi Mulyana sudah lemah.

Lanjutan diskusi hari Minggu, sesaat setelah diskusi selesai, ia pamitan karena merasa belum fit. Sesampai di rumah, kondisinya bertambah buruk, sehingga malam itu juga ia dirawat di RS Siloam.

Ketika saya berkunjung ke Siloam, Mulyana masih menyempatkan diri mencari tahu perkembangan gugatan Memorandum of Understanding (MoU) antara KPU dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), yang diadukan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), di mana berkas gugatan disusun oleh Mulyana.

Sekembali dari perawatan di Siloam, suatu hari ia menulis mengirim sms kepada saya: "Selamat siang Sihol. Saya sudah pulang, observasi dilanjutkan sembari berobat jalan. Saya tentu saja memanfaatkan kebebasan untuk untuk beraktivitas kembali."

Sms itu tak segera saya balas. Saya berpikir, baru sakit lalu langsung beraktivitas yang bisa hingga begadang-begadang, akan menjadi siksaan bagi kesehatan Mas Mul. "Mas, selamat sembuh. Namun lagu dangut Bedagang. Jangan Begadang, agaknya semakin menarik didendangkan," begitu balasan saya.

Mas Mul tak membalas ulang. Dua hari kemudian, saya mendengar kabar, Mas Mul kembali dirawat, kali ini di RS Dharmais. Sms tadi itulah sms terakhir yang saya terima dari Mulyana W Kusuma.

Mulyana adalah guru banyak orang, senior, mentor, sahabat semua kalangan. Selamat jalan Mas Mul.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]