Bahder Djohan: Perbedaan antara revisi
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(31 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Bukan|Bahder Johan Nasution}} |
|||
{{Infobox Officeholder |
{{Infobox Officeholder |
||
|honorific-prefix = |
|honorific-prefix = |
||
|name = {{PAGENAME}} |
|name = {{PAGENAME}} |
||
|image = |
|image = Bahder Djohan, Pekan Buku Indonesia 1954, p240.jpg |
||
|imagesize = |
|imagesize = |
||
|caption = |
|caption = |
||
|office1 = Menteri Pendidikan |
|office1 = Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia |
||
|order1 = |
|order1 = ke-7 |
||
|term_start1 = |
|term_start1 = 6 September 1950 |
||
|term_end1 = |
|term_end1 = 20 Maret 1951 |
||
|president1 = [[Soekarno]] |
|president1 = [[Soekarno]] |
||
|predecessor1 = [[Sarmidi Mangunsarkoro]] |
|predecessor1 = [[Sarmidi Mangunsarkoro]] |
||
|successor1 = [[Wongsonegoro]] |
|successor1 = [[Wongsonegoro]] |
||
|term_start2 = |
|term_start2 = 3 April 1952 |
||
|term_end2 = |
|term_end2 = 30 Juli 1953 |
||
|president2 = [[Soekarno]] |
|president2 = [[Soekarno]] |
||
|predecessor2 = [[Wongsonegoro]] |
|predecessor2 = [[Wongsonegoro]] |
||
|successor2 = [[Mohammad Yamin]] |
|successor2 = [[Mohammad Yamin]] |
||
|office3 = |
|office3 = Rektor Universitas Indonesia{{!}}Presiden Universitas Indonesia |
||
|order3 = 3<br/><small>(Rektor UI) |
|order3 = Ke-3<br/><small>(Rektor UI) |
||
|term_start3 = |
|term_start3 = 1954 |
||
|term_end3 = |
|term_end3 = 1958 |
||
|president3 = |
|president3 = |
||
|predecessor3 = [[Soepomo]] |
|predecessor3 = [[Soepomo]] |
||
|successor3 = [[Soedjono Djoened Poesponegoro]] |
|successor3 = [[Soedjono Djoened Poesponegoro]] |
||
|office4 = |
|office4 = Daftar Ketua Umum Palang Merah Indonesia{{!}}Ketua Umum Palang Merah Indonesia |
||
|order4 = 4 |
|order4 = Ke-4 |
||
|term_start4 = |
|term_start4 = 1952 |
||
|term_end4 = |
|term_end4 = 1954 |
||
|president4 = |
|president4 = |
||
|predecessor4 = BPH Bintoro |
|predecessor4 = BPH Bintoro |
||
|successor4 = [[Paku Alam VIII]] |
|successor4 = [[Paku Alam VIII]] |
||
|birth_date = {{birth date|1902|7|30|df=y}} |
|birth_date = {{birth date|1902|7|30|df=y}} |
||
|birth_place = |
|birth_place = [[Padang]], [[Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]] |
||
|death_date = {{death date|1981|3|08|df=y}} |
|death_date = {{death date and age|1981|3|08|1902|7|30|df=y}} |
||
|death_place = |
|death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]] |
||
|party = |
|party = |
||
|spouse = Siti Zairi |
|spouse = Siti Zairi |
||
Baris 43: | Baris 44: | ||
|religion = [[Islam]] |
|religion = [[Islam]] |
||
}} |
}} |
||
'''Bahder Djohan''' ({{lahirmati|[[Lubuk Begalung, Padang]], [[Sumatera Barat]]|30|7|1902|[[Jakarta]]|8|3|1981}}) adalah [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] pada [[Kabinet Natsir]] dan [[Kabinet Wilopo]]. |
'''[[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] [[Honoris Causa|(H.C.)]] [[Dokter|dr.]] Bahder Djohan''' ({{lahirmati|[[Lubuk Begalung, Padang]], [[Sumatera Barat]]|30|7|1902|[[Jakarta]]|8|3|1981}}) adalah [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] pada [[Kabinet Natsir]] dan [[Kabinet Wilopo]]. Bahder Djohan merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara pasangan Mohamad Rapal gelar Sutan Boerhanoedin orang [[Koto Gadang]], [[Agam]], dengan Lisah yang berasal dari [[Alang Laweh, Padang Selatan, Padang|Alang Laweh, Padang]]. Ayahnya berprofesi sebagai jaksa. Bahder Djohan menerima gelar Marah Besar pada pernikahannya dengan Siti Zairi Yaman. |
||
== |
== Riwayat Hidup == |
||
⚫ | |||
Bahder Djohan merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara pasangan Mohamad Rapal gelar Sutan Boerhanoedin orang [[Koto Gadang]], [[Agam]], dengan Lisah yang berasal dari [[Alang Laweh, Padang Selatan, Padang|Alang Laweh, Padang]]. Ayahnya berprofesi sebagai jaksa. Bahder Djohan menerima gelar Marah Besar pada pernikahannya dengan Siti Zairi Yaman. |
|||
⚫ | |||
Djohan bersekolah pertama kali pada sekolah Melayu di [[Kampung Pondok, Padang Barat, Padang|Kampung Pondok, Padang]]. Pada tahun 1910, dia pindah sekolah ke [[Kota Payakumbuh|Payakumbuh]], mengikuti penempatan ayahnya. Pada tahun 1913, Djohan masuk sekolah 1e Klasse Inlandsche School di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]]. Di kota inilah Djohan berkenalan dengan [[Mohammad Hatta]], yang kelak menjadi sahabat baiknya semasa sekolah maupun perjuangan. Hanya dua tahun ia bersekolah di Bukittinggi, sebelum akhirnya pindah ke [[HIS]] Padang. Pada tahun 1917, Djohan menyelesaikan pendidikannya di HIS dan melanjutkan ke [[MULO]] di kota yang sama. |
Djohan bersekolah pertama kali pada sekolah Melayu di [[Kampung Pondok, Padang Barat, Padang|Kampung Pondok, Padang]]. Pada tahun 1910, dia pindah sekolah ke [[Kota Payakumbuh|Payakumbuh]], mengikuti penempatan ayahnya. Pada tahun 1913, Djohan masuk sekolah 1e Klasse Inlandsche School di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]]. Di kota inilah Djohan berkenalan dengan [[Mohammad Hatta]], yang kelak menjadi sahabat baiknya semasa sekolah maupun perjuangan. Hanya dua tahun ia bersekolah di Bukittinggi, sebelum akhirnya pindah ke [[HIS]] Padang. Pada tahun 1917, Djohan menyelesaikan pendidikannya di HIS dan melanjutkan ke [[MULO]] di kota yang sama. |
||
Tahun 1919, Djohan diterima di [[STOVIA]], [[Batavia]] dan tinggal di asrama yang terdapat dalam kompleks sekolah itu. Pendidikan di STOVIA dilaluinya lebih kurang 8 tahun. Pada tanggal 12 November 1927, ia menyelesaikan ujian akhir dan lulus dengan memperoleh gelar “Indish Arts”. |
Tahun 1919, Djohan diterima di [[STOVIA]], [[Batavia]] dan tinggal di asrama yang terdapat dalam kompleks sekolah itu. Pendidikan di STOVIA dilaluinya lebih kurang 8 tahun. Pada tanggal 12 November 1927, ia menyelesaikan ujian akhir dan lulus dengan memperoleh gelar “Indish Arts”. |
||
== Kehidupan == |
=== Kehidupan Setelah Sekolah === |
||
Pada masa muda, Djohan merupakan salah satu pimpinan [[Jong Sumatranen Bond]]. Dia aktif terlibat dalam kepanitiaan Kongres Pemuda. Dalam Kongres Pemuda I, Djohan menyampaikan pidato tentang kedudukan wanita. Pidatonya yang berjudul "Di Tangan Wanita," dilarang beredar oleh pemerintah [[Hindia |
Pada masa muda, Djohan merupakan salah satu pimpinan [[Jong Sumatranen Bond]]. Dia aktif terlibat dalam kepanitiaan Kongres Pemuda. Dalam Kongres Pemuda I, Djohan menyampaikan pidato tentang kedudukan wanita. Pidatonya yang berjudul "Di Tangan Wanita," dilarang beredar oleh pemerintah [[Hindia Belanda]].<ref>Bahder Djohan, Stien Adam, Darsjaf Rachman, Di Tangan Wanita, Idayu, 1975</ref> |
||
Dr. Bahder Djohan adalah salah satu anggota panitia yang terdiri dari lima orang yang mempersiapkan terbentuknya [[Palang Merah Indonesia]] pada tanggal 17 September 1945, sebagai penulis, bersama Dr. R. Mochtar sebagai ketua dan Dr. [[Djoehana Wiradikarta]], Dr. Marzuki dan Dr. Sitanala sebagai anggota.<ref>[http://ianndrakk.blogspot.com/ Pendiri PMI]</ref><ref>Panitia tersebut terdiri atas dr R Mochtar sebagai Ketua, dr Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu dr Djoehana Wiradikarta, dr Marzuki, dr Sitanala.</ref> |
Dr. Bahder Djohan adalah salah satu anggota panitia yang terdiri dari lima orang yang mempersiapkan terbentuknya [[Palang Merah Indonesia]] pada tanggal 17 September 1945, sebagai penulis, bersama Dr. R. Mochtar sebagai ketua dan Dr. [[Djoehana Wiradikarta]], Dr. Marzuki dan Dr. Sitanala sebagai anggota.<ref>[http://ianndrakk.blogspot.com/ Pendiri PMI]</ref><ref>Panitia tersebut terdiri atas dr R Mochtar sebagai Ketua, dr Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu dr Djoehana Wiradikarta, dr Marzuki, dr Sitanala.</ref> |
||
Baris 60: | Baris 59: | ||
Setelah periode kemerdekaan, Djohan diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Natsir (1950-1951) dan Kabinet Wilopo (1952-1953). Pada tahun 1953 dia duduk sebagai direktur RSUP Jakarta (sekarang [[RSCM]]). Kemudian Djohan dipilih untuk menjabat Rektor [[Universitas Indonesia]]. Namun pada tahun 1958 sebelum masa jabatannya habis, Djohan mengundurkan diri. Dia tak setuju dengan pemerintah, yang menyelesaikan peristiwa [[PRRI]] dengan cara peperangan.<ref>Majalah Tempo, 14 Maret 1981</ref> |
Setelah periode kemerdekaan, Djohan diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Natsir (1950-1951) dan Kabinet Wilopo (1952-1953). Pada tahun 1953 dia duduk sebagai direktur RSUP Jakarta (sekarang [[RSCM]]). Kemudian Djohan dipilih untuk menjabat Rektor [[Universitas Indonesia]]. Namun pada tahun 1958 sebelum masa jabatannya habis, Djohan mengundurkan diri. Dia tak setuju dengan pemerintah, yang menyelesaikan peristiwa [[PRRI]] dengan cara peperangan.<ref>Majalah Tempo, 14 Maret 1981</ref> |
||
== |
=== Kepanduan === |
||
Pada bulan September 1951, tiga belas organisasi Pramuka yang lebih kuat bertemu dan memutuskan untuk membentuk badan federasi untuk memenuhi kebutuhan nasional dan internasional. [[Ikatan Pandu Indonesia]]—disingkat Ipindo—muncul. [[Tuan Soemardjo]] terpilih sebagai komisaris utama, dan Dr. Djohan, seorang Pramuka tua, menjadi Presiden kehormatan.<ref>John S. Wilson (1959), Scouting Round the World. First edition, Blandford Press. p. 254</ref> |
|||
== Bibliografi == |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
* Hatta, Mohammad, Mohammad Hatta Memoir, Tinta Mas Jakarta, 1979 |
* Hatta, Mohammad, Mohammad Hatta Memoir, Tinta Mas Jakarta, 1979 |
||
== Penghargaan == |
|||
*{{Flag|Indonesia}} : |
|||
**[[File:PIta (Ribbon) Bintang Mahaputera Utama.png|70px]] [[Bintang Mahaputera Utama]] (7 Agustus 1995)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref> |
|||
**[[File:Pita (Ribbon) Bintang Jasa Pratama.png|70px]] [[Bintang Jasa|Bintang Jasa Pratama]] (21 November 1980)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Menerima Anugerah Bintang Jasa Tahun 1964 - 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/44364-Bintang_Jasa_tahun_1964-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref> |
|||
== Catatan kaki == |
== Catatan kaki == |
||
Baris 70: | Baris 77: | ||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://pardi74.multiply.com/journal Berita] |
* [http://pardi74.multiply.com/journal Berita]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} |
||
{{Kotak_mulai}} |
{{Kotak_mulai}} |
||
{{s-off}} |
{{s-off}} |
||
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] |tahun = |
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] |tahun = 1950–1951|pendahulu = [[Sarmidi Mangunsarkoro]]|pengganti = [[Wongsonegoro]]}} |
||
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] |tahun = |
{{Kotak_suksesi |jabatan = [[Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia]] |tahun = 1952–1953|pendahulu = [[Wongsonegoro]]|pengganti = [[Mohammad Yamin]]}} |
||
{{s-aca}} |
{{s-aca}} |
||
{{Succession box |
{{Succession box |
||
Baris 94: | Baris 101: | ||
{{Kotak_selesai}} |
{{Kotak_selesai}} |
||
{{Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia}} |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]] |
|||
⚫ | |||
[[Kategori:Rektor Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Rektor Universitas Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]] |
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]] |
||
[[Kategori:Keturunan Koto Gadang]] |
|||
[[Kategori:Tokoh dari Padang]] |
|||
[[Kategori:Politikus Indonesia]] |
|||
[[Kategori:Menteri Indonesia]] |
[[Kategori:Menteri Indonesia]] |
||
[[Kategori:Menteri Pendidikan Indonesia]] |
[[Kategori:Menteri Pendidikan Indonesia]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]] |
||
[[Kategori: |
[[Kategori:Penerima Bintang Jasa Pratama]] |
||
⚫ |
Revisi terkini sejak 30 Maret 2024 18.04
Bahder Djohan | |
---|---|
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ke-7 | |
Masa jabatan 6 September 1950 – 20 Maret 1951 | |
Presiden | Soekarno |
Masa jabatan 3 April 1952 – 30 Juli 1953 | |
Presiden | Soekarno |
Presiden Universitas Indonesia Ke-3 (Rektor UI) | |
Masa jabatan 1954–1958 | |
Ketua Umum Palang Merah Indonesia Ke-4 | |
Masa jabatan 1952–1954 | |
Pendahulu BPH Bintoro | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Padang, Sumatera Barat, Hindia Belanda | 30 Juli 1902
Meninggal | 8 Maret 1981 Jakarta, Indonesia | (umur 78)
Suami/istri | Siti Zairi |
Anak | Ilya Waleida |
Tempat tinggal | Jalan Kimia No. 9 Menteng, Jakarta 10320 |
Almamater | School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) |
Sunting kotak info • L • B |
Prof. Dr. (H.C.) dr. Bahder Djohan (30 Juli 1902 – 8 Maret 1981) adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Natsir dan Kabinet Wilopo. Bahder Djohan merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara pasangan Mohamad Rapal gelar Sutan Boerhanoedin orang Koto Gadang, Agam, dengan Lisah yang berasal dari Alang Laweh, Padang. Ayahnya berprofesi sebagai jaksa. Bahder Djohan menerima gelar Marah Besar pada pernikahannya dengan Siti Zairi Yaman.
Riwayat Hidup
[sunting | sunting sumber]Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Djohan bersekolah pertama kali pada sekolah Melayu di Kampung Pondok, Padang. Pada tahun 1910, dia pindah sekolah ke Payakumbuh, mengikuti penempatan ayahnya. Pada tahun 1913, Djohan masuk sekolah 1e Klasse Inlandsche School di Bukittinggi. Di kota inilah Djohan berkenalan dengan Mohammad Hatta, yang kelak menjadi sahabat baiknya semasa sekolah maupun perjuangan. Hanya dua tahun ia bersekolah di Bukittinggi, sebelum akhirnya pindah ke HIS Padang. Pada tahun 1917, Djohan menyelesaikan pendidikannya di HIS dan melanjutkan ke MULO di kota yang sama.
Tahun 1919, Djohan diterima di STOVIA, Batavia dan tinggal di asrama yang terdapat dalam kompleks sekolah itu. Pendidikan di STOVIA dilaluinya lebih kurang 8 tahun. Pada tanggal 12 November 1927, ia menyelesaikan ujian akhir dan lulus dengan memperoleh gelar “Indish Arts”.
Kehidupan Setelah Sekolah
[sunting | sunting sumber]Pada masa muda, Djohan merupakan salah satu pimpinan Jong Sumatranen Bond. Dia aktif terlibat dalam kepanitiaan Kongres Pemuda. Dalam Kongres Pemuda I, Djohan menyampaikan pidato tentang kedudukan wanita. Pidatonya yang berjudul "Di Tangan Wanita," dilarang beredar oleh pemerintah Hindia Belanda.[1]
Dr. Bahder Djohan adalah salah satu anggota panitia yang terdiri dari lima orang yang mempersiapkan terbentuknya Palang Merah Indonesia pada tanggal 17 September 1945, sebagai penulis, bersama Dr. R. Mochtar sebagai ketua dan Dr. Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki dan Dr. Sitanala sebagai anggota.[2][3]
Setelah periode kemerdekaan, Djohan diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Kabinet Natsir (1950-1951) dan Kabinet Wilopo (1952-1953). Pada tahun 1953 dia duduk sebagai direktur RSUP Jakarta (sekarang RSCM). Kemudian Djohan dipilih untuk menjabat Rektor Universitas Indonesia. Namun pada tahun 1958 sebelum masa jabatannya habis, Djohan mengundurkan diri. Dia tak setuju dengan pemerintah, yang menyelesaikan peristiwa PRRI dengan cara peperangan.[4]
Kepanduan
[sunting | sunting sumber]Pada bulan September 1951, tiga belas organisasi Pramuka yang lebih kuat bertemu dan memutuskan untuk membentuk badan federasi untuk memenuhi kebutuhan nasional dan internasional. Ikatan Pandu Indonesia—disingkat Ipindo—muncul. Tuan Soemardjo terpilih sebagai komisaris utama, dan Dr. Djohan, seorang Pramuka tua, menjadi Presiden kehormatan.[5]
Bibliografi
[sunting | sunting sumber]- Djohan, Bahder, Bahder Djohan Pengabdi Kemanusiaan, PT Gunung Agung, Jakarta, 1980
- Hatta, Mohammad, Mohammad Hatta Memoir, Tinta Mas Jakarta, 1979
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]- Indonesia :
- Bintang Mahaputera Utama (7 Agustus 1995)[6]
- Bintang Jasa Pratama (21 November 1980)[7]
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Bahder Djohan, Stien Adam, Darsjaf Rachman, Di Tangan Wanita, Idayu, 1975
- ^ Pendiri PMI
- ^ Panitia tersebut terdiri atas dr R Mochtar sebagai Ketua, dr Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu dr Djoehana Wiradikarta, dr Marzuki, dr Sitanala.
- ^ Majalah Tempo, 14 Maret 1981
- ^ John S. Wilson (1959), Scouting Round the World. First edition, Blandford Press. p. 254
- ^ Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 4 Oktober 2021.
- ^ Daftar WNI yang Menerima Anugerah Bintang Jasa Tahun 1964 - 2003 (PDF). Diakses tanggal 4 Oktober 2021.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Sarmidi Mangunsarkoro |
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia 1950–1951 |
Diteruskan oleh: Wongsonegoro |
Didahului oleh: Wongsonegoro |
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia 1952–1953 |
Diteruskan oleh: Mohammad Yamin |
Jabatan akademik | ||
Didahului oleh: Soepomo |
Rektor Universitas Indonesia 1954—1958 |
Diteruskan oleh: Soedjono Djoened Poesponegoro |
Jabatan lain | ||
Didahului oleh: BPH Bintoro |
Ketua Umum Palang Merah Indonesia 1952—1954 |
Diteruskan oleh: Paku Alam VIII |
- Kelahiran 1902
- Kematian 1981
- Meninggal usia 79
- Cerdik Pandai Minangkabau
- Profesor Indonesia
- Rektor Indonesia
- Rektor Universitas Indonesia
- Tokoh Minangkabau
- Keturunan Koto Gadang
- Tokoh dari Padang
- Politikus Indonesia
- Menteri Indonesia
- Menteri Pendidikan Indonesia
- Penerima Bintang Mahaputera Utama
- Penerima Bintang Jasa Pratama