Lompat ke isi

N-219: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rintojiang (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Zanizambuana (bicara | kontrib)
correct sentences and words that are wrong in writing so that they are better and better #ADS
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(22 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{infobox Aircraft
{{infobox Aircraft
|name = Dirgantara Indonesia N-219
|name = Dirgantara Indonesia N-219
|type = [[Pesawat angkut]]
|type = [[Pesawat terbang serba guna]]
|manufacturer = [[PT Dirgantara Indonesia]]
|manufacturer = [[PT Dirgantara Indonesia]]
|image = Berkas:n219model.jpg
|image = Berkas:N219 testflight.jpg
|caption = Model N-219 di [[Dirgantara Indonesia]]
|caption = N-219 saat uji terbang
|designer = [[Dirgantara Indonesia]]
|designer = [[Dirgantara Indonesia]]
|first flight = 16 Agustus 2017
|first flight = 16 Agustus 2017
Baris 10: Baris 10:
|retired =
|retired =
|status = Uji terbang
|status = Uji terbang
|primary user = Indonesia
|primary user = [[Indonesia]]
|more users =
|more users =
|produced = 2016-Sekarang
|produced = (Tahap Sertifikasi)
|number built = 2 (prototype)
|number built = 2 (prototipe)
|unit cost = USD 6.000.000 <ref>https://finance.detik.com/industri/d-3721645/pesawat-nurtanio-dijual-rp-81-miliar?single=1</ref>
|unit cost = [[US$]]6,8 juta ([[Rp]]105,82 Miliar)<ref>https://finance.detik.com/industri/d-3721645/pesawat-nurtanio-dijual-rp-81-miliar?single=1</ref>
|variants with their own articles =
|variants with their own articles =
|developed from=[[CASA C-212|CASA C-212 Aviocar]]}}
}}


'''N219''' merupakan [[Pesawat penumpang sipil|pesawat penumpang]] kapasitas 19 penumpang yang digerakkan dengan dua mesin turboprop produksi Pratt and Whitney Aircraft of Canada Limited PT6A–42 masing-masing bertenaga 850 SHP.<ref>{{Cite news|url=http://news.liputan6.com/read/3157922/jokowi-beri-nama-pesawat-karya-anak-bangsa-nurtanio|title=Jokowi Beri Nama Pesawat Karya Anak Bangsa, Nurtanio|last=Liputan6.com|newspaper=liputan6.com|access-date=2017-11-16}}</ref> Pesawat ini mampu terbang dan mendarat di landasan pendek sehingga mudah beroperasi di daerah-daerah terpencil.<ref>{{Cite news|url=http://www.riaunews.com/news/nasional/presiden-namai-pesawat-n219-dengan-nurtanio/|title=Presiden namai Pesawat N219 dengan Nurtanio|newspaper= Tak Sekadar Berita Riau|language=id-ID|access-date=2017-11-16}}</ref>
'''N-219 Nurtanio''' merupakan [[Pesawat penumpang sipil|pesawat penumpang]] dan [[Pesawat terbang serba guna|serba guna]] yang dikembangkan oleh [[PT. Dirgantara Indonesia|PT Dirgantara Indonesia]] (PTDI). Spesifikasi dasar mencakup kapasitas 19 penumpang dan dua mesin [[turboprop]] produksi [[Pratt & Whitney|Pratt and Whitney]] [[:en:Pratt & Whitney Canada PT6#PT6A|PT6A–42]], masing-masing bertenaga 850 [[:en:Horsepower#Shaft horsepower|shp]].<ref>{{Cite news|url=http://news.liputan6.com/read/3157922/jokowi-beri-nama-pesawat-karya-anak-bangsa-nurtanio|title=Jokowi Beri Nama Pesawat Karya Anak Bangsa, Nurtanio|last=Egeham|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2017-11-16|first=Lizsa|editor-last2=Yulika|editor-first2=Nila Chrisna|language=id|editor-last=Sunariyah}}</ref> Pesawat ini mampu terbang dan mendarat di landasan pendek sehingga mudah beroperasi di daerah-daerah terpencil.<ref>{{Cite news|url=http://www.riaunews.com/news/nasional/presiden-namai-pesawat-n219-dengan-nurtanio/|title=Presiden namai Pesawat N219 dengan Nurtanio|newspaper=Tak Sekadar Berita Riau|language=id-ID|access-date=2017-11-16|archive-date=2017-11-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20171116132019/http://www.riaunews.com/news/nasional/presiden-namai-pesawat-n219-dengan-nurtanio/|dead-url=yes}}</ref>


Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun [[kargo]]. Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan [[FAR 23]] ini dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.
Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun [[kargo]]. Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan [[:en:Federal Aviation Regulations#Part 23|FAR 23]] ini dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.


Pesawat N219 bisa digunakan untuk mengangkut penumpang sipil, angkutan militer, angkutan barang atau kargo, evakuasi medis, hingga bantuan saat bencana alam. Dengan kelebihan tersebut, pesawat ini juga lebih murah dibandingkan pesawat sejenisnya, yaitu Twin Otter.
Pesawat N219 bisa digunakan untuk mengangkut penumpang sipil, angkutan militer, angkutan barang atau kargo, evakuasi medis, hingga bantuan saat bencana alam. Berbekal kelebihan tersebut, pesawat ini juga lebih murah dibandingkan pesawat sejenisnya, yaitu [[DHC-6|DHC-6 Twin Otter]].


Pesawat N219 memiliki kecepatan maksimum mencapai 210 knot, dan kecepatan terendah mencapai 59 knot. Artinya kecepatan cukup rendah namun pesawat masih bisa terkontrol, ini penting terutama saat memasuki wilayah tebing dan pegunungan.<ref>{{Cite news|url=https://finance.detik.com/industri/3721595/kecanggihan-nurtanio-pesawat-n219-buatan-bandung|title=Kecanggihan Nurtanio, Pesawat N219 Buatan Bandung|last=Jefriando|first=Maikel|newspaper=detikfinance|access-date=2017-11-16}}</ref>
Pesawat N219 memiliki kecepatan maksimum mencapai 210 [[Knot (satuan)|knot]], dan kecepatan terendah mencapai 59 [[Knot (satuan)|knot]]. Kemampuan tersebut memungkinkan kecepatan yang cukup rendah namun terkendali sehingga memudahkan manuver ketika melalui wilayah tebing dan pegunungan.<ref>{{Cite news|url=https://finance.detik.com/industri/3721595/kecanggihan-nurtanio-pesawat-n219-buatan-bandung|title=Kecanggihan Nurtanio, Pesawat N219 Buatan Bandung|last=Jefriando|first=Maikel|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2017-11-16}}</ref>


PTDI telah sukses melakukan uji terbang perdana pesawat N219 pada tanggal 16 Agustus 2017 lalu. Uji terbang dilakukan menggunakan purwarupa pesawat N219 selama 340 jam untuk mendapatkan ''type certificate'' (TC).<ref>{{Cite news|url=http://bisnis.liputan6.com/read/3157917/nurtanio-nama-dari-jokowi-untuk-pesawat-n219-buatan-anak-bangsa|title=Nurtanio, Nama dari Jokowi untuk Pesawat N219 Buatan Anak Bangsa|last=Liputan6.com|newspaper=liputan6.com|access-date=2017-11-16}}</ref>
PTDI telah sukses melakukan uji terbang perdana pesawat N219 pada tanggal 16 Agustus 2017. Uji terbang dilakukan menggunakan purwarupa pesawat N219 selama 340 jam untuk mendapatkan ''type certificate'' (TC).<ref>{{Cite news|url=http://bisnis.liputan6.com/read/3157917/nurtanio-nama-dari-jokowi-untuk-pesawat-n219-buatan-anak-bangsa|title=Nurtanio, Nama dari Jokowi untuk Pesawat N219 Buatan Anak Bangsa|last=Praditya|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2017-11-16|first=Ilyas Istianur|editor-last2=Sary|editor-first2=Hotnida Novita|language=id|editor-last=Nurmayanti}}</ref>


Setelah melakukan uji coba penerbangan beberapa kali, pada 10 November 2017 pesawat N219 diberi nama “Nurtanio” oleh Presiden Republik Indonesia, [[Joko Widodo]], bertempat di Base Ops [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Lanud Halim Perdanakusuma]], Jakarta. Nama "Nurtanio" dipilih oleh Presiden sebagai penghargaan kepada Laksamana Muda Udara (Anumerta) [[Nurtanio Pringgoadisuryo]] yang merupakan sosok perintis industri pesawat terbang Indonesia.
Setelah melakukan uji coba penerbangan beberapa kali, pada 10 November 2017 pesawat N219 diberi nama “Nurtanio” oleh Presiden Republik Indonesia, [[Joko Widodo]], bertempat di Base Ops [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Lanud Halim Perdanakusuma]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].<ref name=":0">{{Cite news|url=https://nasional.kompas.com/read/2017/11/10/10574451/nurtanio-nama-yang-diberikan-jokowi-untuk-pesawat-n219|title=Nurtanio, Nama yang Diberikan Jokowi untuk Pesawat N219|last=Ihsanuddin|date=2017-11-10|work=[[Kompas.com]]|access-date=2019-07-19|editor-last=Gatra|editor-first=Sandro}}</ref> Nama Nurtanio dipilih oleh Presiden sebagai penghargaan kepada Marsekal Muda TNI (Anumerta) [[Nurtanio Pringgoadisuryo]] yang merupakan sosok perintis industri pesawat terbang Indonesia.


== Fitur utama ==
== Sejarah ==
Pada tahun 2003, [[PT. Dirgantara Indonesia|PT Dirgantara Indonesia]] pertama kali mengungkapkan rencana pengembangan pesawat dengan kapasitas 19 penumpang dan sejumlah model [[helikopter]] sipil sebagai bagian dari rencana program pembenahan yang dicanangkan berjalan untuk 5 tahun ke depan. Langkah tersebut direncanakan mengingat antisipasi pada penghentian lini produksi model [[NC-212|CN-212]], [[:en:Eurocopter AS332 Super Puma|NAS-332 Super Puma]], [[MBB Bo 105|BO-105]], dan [[Bell 412]], pada saat itu. Proyek diharapkan dapat berjalan dengan membuka kerjasama antar negara [[Asia Tenggara]] dan juga dengan mengandalkan teknologi penerbangan yang didatangkan dari [[Dunia Barat|negara-negara Barat]].<ref>{{Cite web|url=https://www.flightglobal.com/pdfarchive/view/2003/2003%20-%202446.html|title=Flightglobal|last=Brendon|first=|date=2003-11-03|website=https://www.flightglobal.com/pdfarchive/view/2003/2003%20-%202446.html|access-date=2019-07-19}}</ref>
* Fungsi: angkut penumpang dan kargo (multifungsi, dapat dikonfigurasi ulang)
* Kapasitas: 19 Penumpang (konfigurasi tiga sejajar)
* Kinerja lepas landas dan mendarat: jarak pendek/STOL (435 m)
* Biaya operasional: rendah
* Mesin: 2 x 850 shp<ref>http://www.antaranews.com/berita/292849/penerbangan-jarak-pendek-n-219-pilihannya</ref>


Proyek akhirnya dilaksanakan dengan proposal pendanaan pada tahun 2006 yang bersumber dari kerjasama Qatar-Indonesia Joint Investment Fund dengan nilai investasi sebesar US$65 juta yang mana porsi sebesar 70% dikontribusikan oleh [[Qatar]] sedangkan sisanya sebesar 30% didanai oleh Indonesia.<ref>{{Cite web|url=http://www.menafn.com/qn_news_story_s.asp?StoryId=1093116895|title=IAe to bid for finance from Qatar-Indonesia Fund|last=|first=|date=2006-06-18|website=menafn.com|access-date=2019-07-19|archive-date=2012-03-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20120306003743/http://www.menafn.com/qn_news_story_s.asp?StoryId=1093116895|dead-url=unfit}}</ref> Pada Juni 2011, harga per unit diestimasi akan berada pada angka US$4 juta dan prototipe pertama diprediksi akan terbang pada 2014.<ref>{{Cite news|url=https://finance.detik.com/industri/d-1667341/pesawat-baru-n-219-garapan-pt-di-dibandrol-us-4-juta|title=Pesawat Baru N-219 Garapan PT DI Dibandrol US$ 4 Juta|last=Irawan|first=Ade|date=2011-06-23|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2019-07-19}}</ref> Hingga tahun 2014, target tersebut belum terpenuhi dan harga estimasian sebelumnya mengalami kenaikan menjadi US$5 juta.<ref>{{Cite news|url=https://jatim.antaranews.com/berita/139718/n-219-aircraft-to-be-70th-anniversary-gift-for-indonesia|title=N-219 Aircraft to be 70th Anniversary Gift for Indonesia|last=Susilo|first=Tunggul|date=2014-08-23|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2019-07-19}}</ref>
== Kinerja ==
[[Berkas:Indonesian Aerospace N-219 model.jpg|jmpl|Model dari N-219 Nurtanio]]
* Kecepatan jelajah maksimum: 210 KTS
Pada Agustus 2016, [[Airbus Defence and Space|Airbus Defense and Space]] menyatakan komitmen untuk memberikan bantuan dalam pencapaian sertifikasi untuk model N-219 setelah dulu juga sempat membantu sertifikasi untuk model [[N-250]] dan berkolaborasi dalam produksi [[CN-235]], yang mana keduanya juga merupakan produk yang berasal dari pengembangan PTDI.<ref>{{Cite news|url=https://finance.detik.com/industri/3268914/airbus-akan-bantu-ptdi-sertifikasi-pesawat-n219|title=Airbus akan Bantu PTDI Sertifikasi Pesawat N219|last=Sutianto|first=Feby Dwi|date=2016-08-05|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2019-07-19}}</ref> Pengembangan dilanjutkan dengan target penyelesaian prototipe pertama pada pertengahan 2016 dan uji terbang pertama ditargetkan berjalan pada akhir tahun yang sama. Namun, target tersebut meleset sehingga jadwal terbang pertama berubah menjadi kuartal pertama tahun 2017 dan produksi pesawat ditargetkan mulai pada 2018.<ref>{{Cite news|url=https://sains.kompas.com/read/2017/01/23/16431531/terbang.perdana.pesawat.n219.tertunda|title=Terbang Perdana Pesawat N219 Tertunda|last=Utomo|first=Yunanto Wiji|date=2017-01-23|work=[[Kompas.com]]|access-date=2019-07-19|editor-last=Utomo|editor-first=Yunanto Wiji}}</ref>
* Kecepatan jelajah ekonomis: 170 KTS

* Jarak tempuh maksimum: 828 [[Nm]]
[[Purwarupa|Prototipe]] pertama akhirnya selesai pada 2017 dan uji coba terbang pertama dilaksanakan pada 16 Agustus 2017 di [[Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara|Bandara Husein Sastranegara]] dengan durasi percobaan selama 26 menit dari lepas landas hingga pesawat kembali mendarat.<ref>{{Cite web|url=http://www.janes.com/article/73140/indonesia-s-dirgantara-n219-completes-maiden-flight|title=Indonesia's Dirgantara N219 completes maiden flight|last=Rahmat|first=Ridzwan|date=2017-08-16|website=Janes.com|access-date=2019-07-19|archive-date=2017-08-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20170816234006/http://www.janes.com/article/73140/indonesia-s-dirgantara-n219-completes-maiden-flight|dead-url=unfit}}</ref> Presiden [[Joko Widodo]] meresmikan pesawat N-219 dengan julukan Nurtanio sebagai penghormatan kepada [[Nurtanio Pringgoadisuryo|Marsekal Nurtanio Pringgoadisuryo]] setelah meninjau prototipe di [[Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma|Landasan Udara Halim Perdanakusuma]] pada 10 November 2017.<ref name=":0" /> Hingga pertengahan 2019, PTDI masih berusaha melengkapi jam terbang uji coba yang diperlukan untuk mampu mendapatkan sertifikasi yang dibutuhkan untuk [[produksi massal]] N-219.<ref name=":1">{{Cite news|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20190717/257/1125325/pesawat-n219-melengkapi-jam-terbang-sebelum-diproduksi-massal|title=Pesawat N219 Melengkapi Jam Terbang Sebelum Diproduksi Massal|last=Ulum|first=Miftahul|date=2019-07-17|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|access-date=2019-07-19|editor-last=Newswire}}</ref> Proses sertifikasi masih berlanjut hingga awal 2020 dan PTDI mengekspektasi pemenuhan kontrak akan mulai sejak tahun 2022.<ref>{{Cite news|url=https://finance.detik.com/industri/d-4884233/ptdi-target-kirim-pesawat-n219-pertama-di-2022|title=PTDI Target Kirim Pesawat N219 Pertama di 2022|last=Kholisdinuka|first=Alfi|date=2020-02-03|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2020-04-27}}</ref> Manajemen juga memformulasikan rencana untuk mendirikan [[anak perusahaan]] terpisah yang dikonsentrasikan sebagai lini produksi khusus perakitan N219.<ref>{{Cite news|url=https://swa.co.id/swa/trends/management/pt-dirgantara-akan-bentuk-anak-usaha-untuk-penuhi-permintaan-n219|title=PT Dirgantara akan Bentuk Anak Usaha untuk Penuhi Permintaan N219|last=|first=Rep. Tempo|date=2019-12-10|work=swa.co.id|access-date=2020-04-27}}</ref>
* Jarak tempuh (dengan 19 penumpang): 480 [[Nm]]

== Desain ==
N-219 ini dikembangkan dari [[CASA C-212|CASA C-212 Aviocar]] dan, seperti desain itu, juga dari semua konstruksi logam. Pesawat ini diklaim akan memiliki volume kabin terbesar di kelasnya (6,50 x 1,82 x 1,70m).<ref>{{Cite web|title=Janes {{!}} Latest defence and security news|url=https://www.janes.com/defence-news|website=Janes.com|language=en|access-date=2021-09-25}}</ref> Sebuah sistem pintu yang fleksibel untuk memungkinkan misi serbaguna untuk mengangkut penumpang dan kargo. Pesawat ini dirancang untuk memenuhi FAR 23 (pesawat kategori komuter).

N-219 Nurtanio memiliki 2 mesin [[turboprop]] [[Pratt & Whitney|Pratt and Whitney]] [[:en:Pratt & Whitney Canada PT6#PT6A|PT6A–42]] yang masing-masing dapat mengerahkan daya sebesar 850 [[:en:Horsepower#Shaft horsepower|shp]] dengan menggunakan ''4-blade metal [[Baling-baling|propeller]]'' produksi [[Hartzell Propeller|Hartzell]]<ref>{{Cite web|url=https://www.indonesian-aerospace.com/aircraft/detail/11_n219+nurtanio|title=N219 Nurtanio Powerplant|last=|first=|date=|website=indonesian-aerospace.com|access-date=2019-07-19}}</ref> dan mampu mengangkut 19 penumpang secara keseluruhan. Pengembangan N-219 ditujukan sebagai program nasional yang juga berniat mendukung industri komponen lokal, sehingga kandungan lokal pada N-219 ditujukan agar berada dalam porsi 80%.<ref name=":3">{{Cite news|url=https://www.thejakartapost.com/longform/2016/08/16/n-219-propelling-indonesias-aerospace-industry.html|title=N-219: Propelling Indonesia’s
aerospace industry|last=Sapiie|first=Marguerite Afra|date=2016-08-16|work=The Jakarta Post|access-date=2019-07-19}}</ref> Konfigurasi bentuk N-219 ditujukan agar dapat membantu konektivitas antar wilayah Indonesia, khususnya mencakup wilayah pedalaman, dan disesuaikan dengan keadaan permukaan bumi wilayah Indonesia yang didominasi oleh [[kepulauan]] dan [[Pegunungan|deretan pegunungan]]. Rencana di masa mendatang juga melibatkan pengembangan varian model N-219 sebagai [[pesawat amfibi]] untuk memudahkan akses pada wilayah yang dikelilingi oleh [[perairan]].<ref name=":1" /><ref name=":3" />

Sebagai pesawat terbang serba guna, N-219 dapat dikonfigurasi untuk berbagai fungsi mulai dari [[penerbangan komersial]] hingga penggunaan militer dan misi penyelamatan. Pesawat dapat digunakan untuk transportasi penumpang maskapai komersial dan personel militer, [[Logistik|transportasi logistik]] dan korban bencana, ''[[Pencarian dan penyelamatan|search and rescue]]'', serta [[Patroli|pengawasan dan patroli]].<ref>{{Cite web|url=https://www.indonesian-aerospace.com/aircraft/detail/11_n219+nurtanio|title=N219 Nurtanio Configuration|last=|first=|date=|website=indonesian-aerospace.com|access-date=2019-07-19}}</ref>

=== Spesifikasi ===
Performa berikut merupakan klaim dari [[Dirgantara Indonesia|PT Dirgantara Indonesia]]<ref>{{Cite web|url=https://www.indonesian-aerospace.com/aircraft/detail/11_n219+nurtanio|title=N219 Nurtanio Performance|last=|first=|date=|website=indonesian-aerospace.com|access-date=2019-07-19}}</ref>

* Kecepatan jelajah maksimum: 210 KTS (389&nbsp;km/h)
* Kecepatan jelajah ekonomis: 190<ref name=":6">{{Cite web|title=N219 Multi-Mission Aircraft|url=https://www.airforce-technology.com/projects/n219-multi-mission-aircraft/|website=Airforce Technology|language=en-GB|access-date=2020-08-24}}</ref> KTS (351&nbsp;km/h)
* Kecepatan stall: 59<ref name=":6" /> KTS (109&nbsp;km/h)
* Jarak tempuh maksimum: 828 [[Nm]] (1533&nbsp;km)
* Jarak tempuh (dengan 19 penumpang): 480 [[Nm]] (889&nbsp;km)
* Jarak lepas landas (halangan 35 kaki): 435&nbsp;m, ISA, SL
* Jarak lepas landas (halangan 35 kaki): 435&nbsp;m, ISA, SL
* Jarak mendarat (halangan 50 kaki): 509 m, ISA, SL
* Jarak mendarat (halangan 50 kaki): 509 m, ISA, SL
* Kecepatan jatuh (''stall''): 59 KTS
* Kecepatan jatuh (''stall''): 59 KTS (109&nbsp;km/h)
* Berat lepas landas maksimum (MTOW): 7.030&nbsp;kg
* Berat lepas landas maksimum (MTOW): 7.030&nbsp;kg
* Muatan Maksimum: 2.313&nbsp;kg
* Muatan Maksimum: 2.313&nbsp;kg
* Tingkat panjat 24.000 kaki/menit (semua mesin operasi)
* Tingkat panjat 1.938<ref name=":6" /> kaki/menit (semua mesin operasi)
* Jarak lepas landas: 435 m
* Jarak lepas landas: 455<ref name=":6" /> m

== Pemasaran ==
PTDI muncul sebagai salah satu partisipasi pada pameran [[:en:Singapore Airshow#2018|Singapore Airshow 2018]] dan memasarkan portofolio produknya terutama N-219 yang masih dalam pengembangan utama.<ref name=":5">{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/bisnis/read/3265524/pesawat-n219-nurtanio-laris-manis-di-singapura-air-show|title=Pesawat N219 Nurtanio Laris Manis di Singapura Air Show|last=Praditya|first=Ilyas Istianur|date=2018-02-07|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2019-07-20|editor-last2=Suro|editor-first2=Ezri Tri|language=id|editor-last=Melani|editor-first=Agustina}}</ref> Hingga Juli 2019, PTDI masih dalam proses pemenuhan jam terbang minimal yang diperlukan untuk mendapatkan sertifikasi yang menjadi salah satu izin legal untuk memulai [[produksi massal]] N-219 yang ditargetkan dapat mulai berjalan pada akhir tahun 2019.<ref name=":1" /><ref name=":2">{{Cite news|url=https://finance.detik.com/industri/d-4377227/ptdi-mulai-produksi-pesawat-n219-akhir-2019|title=PTDI Mulai Produksi Pesawat N219 Akhir 2019|last=Solehudin|first=Mochamad|date=2019-01-09|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=2019-07-19}}</ref> Namun, selama proses pengembangan, sudah muncul sejumlah pihak yang menunjukkan ketertarikan pada model N-219 hingga menempatkan pesanan sebagai pelanggan pertama ketika produksi telah berjalan.<ref>{{Cite news|url=https://bisnis.tempo.co/read/1130088/pt-di-terima-pesanan-ratusan-unit-pesawat-n219/full&view=ok|title=PT DI Terima Pesanan Ratusan Unit Pesawat N219|last=Noor Hidayat|first=Ali Akhmad|date=2018-09-26|work=[[Tempo.co]]|access-date=2019-07-19|language=id}}{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Kelompok peminat tersebut didominasi oleh maskapai penerbangan domestik Indonesia dan cabang dari [[Tentara Nasional Indonesia]], dengan rinciannya sebagai berikut:

* [[Aviastar|Aviastar Mandiri]]: 20 unit (firm), 10 (opsional)<ref name=":4">{{Cite news|url=https://en.tempo.co/read/1226285/pemindahan-ibu-kota-bappenas-ingin-tekan-pembiayaan-dari-utang|title=Pemindahan Ibu Kota, Bappenas Ingin Tekan Pembiayaan dari Utang|last=Antara|date=2015-04-15|work=[[Tempo.co]]|access-date=2019-07-19|editor-last=Widyastuti|editor-first=Rr. Ariyani Yakti|language=id}}</ref>
* [[Trigana Air Service]]: 10 unit (firm), 5 (opsional)<ref name=":4" />
* [[Gatari Hutama Air Services|Gatari Air Service]]: 3 (firm), 2 (opsional)
* [[Pelita Air Service]]: 1 (firm), 20 (opsional)<ref name=":5" />
*Pemerintah Provinsi [[Aceh]]<ref>{{Cite news|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20191209/98/1179518/pemerintah-aceh-teken-mou-pembelian-pesawat-n219-dari-pt-di|title=Pemerintah Aceh Teken MoU Pembelian Pesawat N219 dari PT DI|last=Agus|first=Rustam|date=2019-12-09|work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]]|access-date=2020-04-27|editor-last=Mudassir|editor-first=Rayful}}</ref>
* Pemerintah Daerah Puncak Papua: 1 unit (firm)
* Pemerintah Provinsi [[Kalimantan Utara]]: 2 unit<ref name=":5" />
* [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI AD]]: 12 unit (firm)
* [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut|TNI AL]]: 6 unit (firm)

Rencana distribusi ke [[Ekspor|luar negeri]] juga telah muncul selama proses pengembangan. Indonesia memiliki perjanjian [[Hubungan bilateral|bilateral]] dengan [[Republik Rakyat Tiongkok|Cina]] yang ketika terdapat pesawat terbang yang telah bersertifikasi pada salah satu negara, maka pesawat tersebut dianggap layak terbang pada negara pasangannya dan dapat secara legal diperjualbelikan. Indonesia juga berniat merancang perjanjian yang serupa dengan [[Meksiko]] sehingga diharapkan dapat mendorong ekspor N-219.<ref>{{Cite news|url=https://jakartaglobe.id/context/indonesia-export-locally-produced-n219-plane-china-mexico|title=Indonesia to Export Locally Produced N219 Plane to China, Mexico|last=Desfika|first=Thresa Sandra|date=2017-11-07|work=Jakarta Globe|access-date=2019-07-19}}</ref> Pangsa pasar internasional yang dituju juga mencakup negara [[Uni Eropa]], [[Kolombia]], dan [[Uni Emirat Arab]].<ref>{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/bisnis/read/3565071/belum-kantongi-sertifikat-pt-di-sudah-banjir-pesanan-104-pesawat-n219|title=Belum Kantongi Sertifikat, PT DI Sudah Banjir Pesanan 104 Pesawat N219|last=Praditya|first=Ilyas Istianur|date=2018-06-21|work=[[Liputan6.com]]|access-date=2019-07-19|editor-last=Ariyanti|editor-first=Fiki|language=id}}</ref>


== Peminat ==
== Lihat juga ==
* Aviastar Mandiri: 20 unit (firm), 10 (opsional)
* Trigana: 10 unit (firm), 5 (opsional)
* Gatari Air Service: 3 (firm), 2 (opsional)
* Pelita Air Service: 1 (firm), 20 (opsional)
* PEMDA Puncak Papua: 1 unit (firm)
* TNI AD: 12 unit (firm)
* TNI AL: 6 unit (firm)


* [[Twin Otter|DHC-6 Twin Otter]]
== Pesawat setara ==
* [[Twin Otter]]
* [[Harbin Y-12]]
* [[Harbin Y-12|Harbin Y12]]
* [[CN-235]]
* [[NC-212]]
* [[CASA C 212|CASA C-212]]
* [[N-250]]
* [[Turboprop]]
* [[PT. Dirgantara Indonesia|PT Dirgantara Indonesia]]
* [[Penerbangan di Indonesia]]


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 67: Baris 94:


{{Pesawat Dirgantara Indonesia}}
{{Pesawat Dirgantara Indonesia}}
{{pesawat-stub}}


[[Kategori:Pesawat terbang sipil]]
[[Kategori:Pesawat terbang sipil]]

Revisi terkini sejak 12 April 2024 06.14

N-219
N-219 saat uji terbang
TipePesawat terbang serba guna
PerancangDirgantara Indonesia
Terbang perdana16 Agustus 2017
StatusUji terbang
Pengguna utamaIndonesia
Tahun produksi(Tahap Sertifikasi)
Jumlah produksi2 (prototipe)
Harga satuanUS$6,8 juta (Rp105,82 Miliar)[1]
Acuan dasarCASA C-212 Aviocar

N-219 Nurtanio merupakan pesawat penumpang dan serba guna yang dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Spesifikasi dasar mencakup kapasitas 19 penumpang dan dua mesin turboprop produksi Pratt and Whitney PT6A–42, masing-masing bertenaga 850 shp.[2] Pesawat ini mampu terbang dan mendarat di landasan pendek sehingga mudah beroperasi di daerah-daerah terpencil.[3]

Pesawat ini terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo. Pesawat yang dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23 ini dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.

Pesawat N219 bisa digunakan untuk mengangkut penumpang sipil, angkutan militer, angkutan barang atau kargo, evakuasi medis, hingga bantuan saat bencana alam. Berbekal kelebihan tersebut, pesawat ini juga lebih murah dibandingkan pesawat sejenisnya, yaitu DHC-6 Twin Otter.

Pesawat N219 memiliki kecepatan maksimum mencapai 210 knot, dan kecepatan terendah mencapai 59 knot. Kemampuan tersebut memungkinkan kecepatan yang cukup rendah namun terkendali sehingga memudahkan manuver ketika melalui wilayah tebing dan pegunungan.[4]

PTDI telah sukses melakukan uji terbang perdana pesawat N219 pada tanggal 16 Agustus 2017. Uji terbang dilakukan menggunakan purwarupa pesawat N219 selama 340 jam untuk mendapatkan type certificate (TC).[5]

Setelah melakukan uji coba penerbangan beberapa kali, pada 10 November 2017 pesawat N219 diberi nama “Nurtanio” oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bertempat di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.[6] Nama Nurtanio dipilih oleh Presiden sebagai penghargaan kepada Marsekal Muda TNI (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo yang merupakan sosok perintis industri pesawat terbang Indonesia.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2003, PT Dirgantara Indonesia pertama kali mengungkapkan rencana pengembangan pesawat dengan kapasitas 19 penumpang dan sejumlah model helikopter sipil sebagai bagian dari rencana program pembenahan yang dicanangkan berjalan untuk 5 tahun ke depan. Langkah tersebut direncanakan mengingat antisipasi pada penghentian lini produksi model CN-212, NAS-332 Super Puma, BO-105, dan Bell 412, pada saat itu. Proyek diharapkan dapat berjalan dengan membuka kerjasama antar negara Asia Tenggara dan juga dengan mengandalkan teknologi penerbangan yang didatangkan dari negara-negara Barat.[7]

Proyek akhirnya dilaksanakan dengan proposal pendanaan pada tahun 2006 yang bersumber dari kerjasama Qatar-Indonesia Joint Investment Fund dengan nilai investasi sebesar US$65 juta yang mana porsi sebesar 70% dikontribusikan oleh Qatar sedangkan sisanya sebesar 30% didanai oleh Indonesia.[8] Pada Juni 2011, harga per unit diestimasi akan berada pada angka US$4 juta dan prototipe pertama diprediksi akan terbang pada 2014.[9] Hingga tahun 2014, target tersebut belum terpenuhi dan harga estimasian sebelumnya mengalami kenaikan menjadi US$5 juta.[10]

Model dari N-219 Nurtanio

Pada Agustus 2016, Airbus Defense and Space menyatakan komitmen untuk memberikan bantuan dalam pencapaian sertifikasi untuk model N-219 setelah dulu juga sempat membantu sertifikasi untuk model N-250 dan berkolaborasi dalam produksi CN-235, yang mana keduanya juga merupakan produk yang berasal dari pengembangan PTDI.[11] Pengembangan dilanjutkan dengan target penyelesaian prototipe pertama pada pertengahan 2016 dan uji terbang pertama ditargetkan berjalan pada akhir tahun yang sama. Namun, target tersebut meleset sehingga jadwal terbang pertama berubah menjadi kuartal pertama tahun 2017 dan produksi pesawat ditargetkan mulai pada 2018.[12]

Prototipe pertama akhirnya selesai pada 2017 dan uji coba terbang pertama dilaksanakan pada 16 Agustus 2017 di Bandara Husein Sastranegara dengan durasi percobaan selama 26 menit dari lepas landas hingga pesawat kembali mendarat.[13] Presiden Joko Widodo meresmikan pesawat N-219 dengan julukan Nurtanio sebagai penghormatan kepada Marsekal Nurtanio Pringgoadisuryo setelah meninjau prototipe di Landasan Udara Halim Perdanakusuma pada 10 November 2017.[6] Hingga pertengahan 2019, PTDI masih berusaha melengkapi jam terbang uji coba yang diperlukan untuk mampu mendapatkan sertifikasi yang dibutuhkan untuk produksi massal N-219.[14] Proses sertifikasi masih berlanjut hingga awal 2020 dan PTDI mengekspektasi pemenuhan kontrak akan mulai sejak tahun 2022.[15] Manajemen juga memformulasikan rencana untuk mendirikan anak perusahaan terpisah yang dikonsentrasikan sebagai lini produksi khusus perakitan N219.[16]

Desain[sunting | sunting sumber]

N-219 ini dikembangkan dari CASA C-212 Aviocar dan, seperti desain itu, juga dari semua konstruksi logam. Pesawat ini diklaim akan memiliki volume kabin terbesar di kelasnya (6,50 x 1,82 x 1,70m).[17] Sebuah sistem pintu yang fleksibel untuk memungkinkan misi serbaguna untuk mengangkut penumpang dan kargo. Pesawat ini dirancang untuk memenuhi FAR 23 (pesawat kategori komuter).

N-219 Nurtanio memiliki 2 mesin turboprop Pratt and Whitney PT6A–42 yang masing-masing dapat mengerahkan daya sebesar 850 shp dengan menggunakan 4-blade metal propeller produksi Hartzell[18] dan mampu mengangkut 19 penumpang secara keseluruhan. Pengembangan N-219 ditujukan sebagai program nasional yang juga berniat mendukung industri komponen lokal, sehingga kandungan lokal pada N-219 ditujukan agar berada dalam porsi 80%.[19] Konfigurasi bentuk N-219 ditujukan agar dapat membantu konektivitas antar wilayah Indonesia, khususnya mencakup wilayah pedalaman, dan disesuaikan dengan keadaan permukaan bumi wilayah Indonesia yang didominasi oleh kepulauan dan deretan pegunungan. Rencana di masa mendatang juga melibatkan pengembangan varian model N-219 sebagai pesawat amfibi untuk memudahkan akses pada wilayah yang dikelilingi oleh perairan.[14][19]

Sebagai pesawat terbang serba guna, N-219 dapat dikonfigurasi untuk berbagai fungsi mulai dari penerbangan komersial hingga penggunaan militer dan misi penyelamatan. Pesawat dapat digunakan untuk transportasi penumpang maskapai komersial dan personel militer, transportasi logistik dan korban bencana, search and rescue, serta pengawasan dan patroli.[20]

Spesifikasi[sunting | sunting sumber]

Performa berikut merupakan klaim dari PT Dirgantara Indonesia[21]

  • Kecepatan jelajah maksimum: 210 KTS (389 km/h)
  • Kecepatan jelajah ekonomis: 190[22] KTS (351 km/h)
  • Kecepatan stall: 59[22] KTS (109 km/h)
  • Jarak tempuh maksimum: 828 Nm (1533 km)
  • Jarak tempuh (dengan 19 penumpang): 480 Nm (889 km)
  • Jarak lepas landas (halangan 35 kaki): 435 m, ISA, SL
  • Jarak mendarat (halangan 50 kaki): 509 m, ISA, SL
  • Kecepatan jatuh (stall): 59 KTS (109 km/h)
  • Berat lepas landas maksimum (MTOW): 7.030 kg
  • Muatan Maksimum: 2.313 kg
  • Tingkat panjat 1.938[22] kaki/menit (semua mesin operasi)
  • Jarak lepas landas: 455[22] m

Pemasaran[sunting | sunting sumber]

PTDI muncul sebagai salah satu partisipasi pada pameran Singapore Airshow 2018 dan memasarkan portofolio produknya terutama N-219 yang masih dalam pengembangan utama.[23] Hingga Juli 2019, PTDI masih dalam proses pemenuhan jam terbang minimal yang diperlukan untuk mendapatkan sertifikasi yang menjadi salah satu izin legal untuk memulai produksi massal N-219 yang ditargetkan dapat mulai berjalan pada akhir tahun 2019.[14][24] Namun, selama proses pengembangan, sudah muncul sejumlah pihak yang menunjukkan ketertarikan pada model N-219 hingga menempatkan pesanan sebagai pelanggan pertama ketika produksi telah berjalan.[25] Kelompok peminat tersebut didominasi oleh maskapai penerbangan domestik Indonesia dan cabang dari Tentara Nasional Indonesia, dengan rinciannya sebagai berikut:

Rencana distribusi ke luar negeri juga telah muncul selama proses pengembangan. Indonesia memiliki perjanjian bilateral dengan Cina yang ketika terdapat pesawat terbang yang telah bersertifikasi pada salah satu negara, maka pesawat tersebut dianggap layak terbang pada negara pasangannya dan dapat secara legal diperjualbelikan. Indonesia juga berniat merancang perjanjian yang serupa dengan Meksiko sehingga diharapkan dapat mendorong ekspor N-219.[28] Pangsa pasar internasional yang dituju juga mencakup negara Uni Eropa, Kolombia, dan Uni Emirat Arab.[29]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ https://finance.detik.com/industri/d-3721645/pesawat-nurtanio-dijual-rp-81-miliar?single=1
  2. ^ Egeham, Lizsa. Sunariyah; Yulika, Nila Chrisna, ed. "Jokowi Beri Nama Pesawat Karya Anak Bangsa, Nurtanio". Liputan6.com. Diakses tanggal 2017-11-16. 
  3. ^ "Presiden namai Pesawat N219 dengan Nurtanio". Tak Sekadar Berita Riau. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-16. Diakses tanggal 2017-11-16. 
  4. ^ Jefriando, Maikel. "Kecanggihan Nurtanio, Pesawat N219 Buatan Bandung". detikcom. Diakses tanggal 2017-11-16. 
  5. ^ Praditya, Ilyas Istianur. Nurmayanti; Sary, Hotnida Novita, ed. "Nurtanio, Nama dari Jokowi untuk Pesawat N219 Buatan Anak Bangsa". Liputan6.com. Diakses tanggal 2017-11-16. 
  6. ^ a b Ihsanuddin (2017-11-10). Gatra, Sandro, ed. "Nurtanio, Nama yang Diberikan Jokowi untuk Pesawat N219". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  7. ^ Brendon (2003-11-03). "Flightglobal". https://www.flightglobal.com/pdfarchive/view/2003/2003%20-%202446.html. Diakses tanggal 2019-07-19.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  8. ^ "IAe to bid for finance from Qatar-Indonesia Fund". menafn.com. 2006-06-18. Archived from the original on 2012-03-06. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  9. ^ Irawan, Ade (2011-06-23). "Pesawat Baru N-219 Garapan PT DI Dibandrol US$ 4 Juta". detikcom. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  10. ^ Susilo, Tunggul (2014-08-23). "N-219 Aircraft to be 70th Anniversary Gift for Indonesia". ANTARA News. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  11. ^ Sutianto, Feby Dwi (2016-08-05). "Airbus akan Bantu PTDI Sertifikasi Pesawat N219". detikcom. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  12. ^ Utomo, Yunanto Wiji (2017-01-23). Utomo, Yunanto Wiji, ed. "Terbang Perdana Pesawat N219 Tertunda". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  13. ^ Rahmat, Ridzwan (2017-08-16). "Indonesia's Dirgantara N219 completes maiden flight". Janes.com. Archived from the original on 2017-08-16. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  14. ^ a b c Ulum, Miftahul (2019-07-17). Newswire, ed. "Pesawat N219 Melengkapi Jam Terbang Sebelum Diproduksi Massal". Bisnis.com. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  15. ^ Kholisdinuka, Alfi (2020-02-03). "PTDI Target Kirim Pesawat N219 Pertama di 2022". detikcom. Diakses tanggal 2020-04-27. 
  16. ^ "PT Dirgantara akan Bentuk Anak Usaha untuk Penuhi Permintaan N219". swa.co.id. 2019-12-10. Diakses tanggal 2020-04-27. 
  17. ^ "Janes | Latest defence and security news". Janes.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-09-25. 
  18. ^ "N219 Nurtanio Powerplant". indonesian-aerospace.com. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  19. ^ a b Sapiie, Marguerite Afra (2016-08-16). "N-219: Propelling Indonesia's aerospace industry". The Jakarta Post. Diakses tanggal 2019-07-19.  line feed character di |title= pada posisi 30 (bantuan)
  20. ^ "N219 Nurtanio Configuration". indonesian-aerospace.com. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  21. ^ "N219 Nurtanio Performance". indonesian-aerospace.com. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  22. ^ a b c d "N219 Multi-Mission Aircraft". Airforce Technology (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-24. 
  23. ^ a b c Praditya, Ilyas Istianur (2018-02-07). Melani, Agustina; Suro, Ezri Tri, ed. "Pesawat N219 Nurtanio Laris Manis di Singapura Air Show". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-20. 
  24. ^ Solehudin, Mochamad (2019-01-09). "PTDI Mulai Produksi Pesawat N219 Akhir 2019". detikcom. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  25. ^ Noor Hidayat, Ali Akhmad (2018-09-26). "PT DI Terima Pesanan Ratusan Unit Pesawat N219". Tempo.co. Diakses tanggal 2019-07-19. [pranala nonaktif permanen]
  26. ^ a b Antara (2015-04-15). Widyastuti, Rr. Ariyani Yakti, ed. "Pemindahan Ibu Kota, Bappenas Ingin Tekan Pembiayaan dari Utang". Tempo.co. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  27. ^ Agus, Rustam (2019-12-09). Mudassir, Rayful, ed. "Pemerintah Aceh Teken MoU Pembelian Pesawat N219 dari PT DI". Bisnis.com. Diakses tanggal 2020-04-27. 
  28. ^ Desfika, Thresa Sandra (2017-11-07). "Indonesia to Export Locally Produced N219 Plane to China, Mexico". Jakarta Globe. Diakses tanggal 2019-07-19. 
  29. ^ Praditya, Ilyas Istianur (2018-06-21). Ariyanti, Fiki, ed. "Belum Kantongi Sertifikat, PT DI Sudah Banjir Pesanan 104 Pesawat N219". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-19.