Ampelas (pohon): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
 
(17 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{for|alat yang dapat menghaluskan permukaan benda|Ampelas}}
{{Taxobox
{{Infobox spesies}}
| color = lightgreen
| name = Pohon hampelas
| image = hampelas.jpg
| image_width = 240px
| image_caption = Daun hampelas
| regnum = [[Plant]]ae
| divisio = [[Spermatophyta]]
| classis = [[Dicotyledoneae]]
| ordo = [[Urticales]]
| familia = [[Moraceae]]
| genus = ''[[Ficus]]''
| subgenus =
| species = '''''F. ampelas'''''
| binomial = ''Ficus ampelas''
| binomial_authority =
}}


'''Hampelas''' ([[bahasa Sunda]] dan [[bahasa Melayu]]) atau '''rampelas''' ([[bahasa Jawa]]) adalah [[tumbuhan]] dari keluarga Moraceae yang tingginya sampai 20 [[meter]] dengan gemang 50 [[cm]], tumbuh di seluruh [[Indonesia]], tersebar pada ketinggian kurang dari 1.300 m dpl.
'''Ampelas'''<ref>{{Kamus|Ampelas}}</ref> adalah [[tumbuhan]] dari keluarga Moraceae yang tingginya sampai 20 [[meter]] dengan gemang 50 [[cm]], tumbuh di seluruh [[Indonesia]], tersebar pada ketinggian kurang dari 1.300 m dpl. Tumbuhan ini disebut '''hampelas''' dalam [[bahasa Sunda]] dan [[bahasa Melayu]], serta disebut '''rampelas''' dalam [[bahasa Jawa]].


Batang dari pohon hampelas berdiri tegak, bulat, dan mempunyai percabangan simpodial. Daunnnya tunggal, berseling, lonjong, tepi bergerigi. Daun hampelas teksturnya kasar dan jika kering bisa dijadikan sebagai ampelas untuk menghaluskan permukaan kayu. Bunganya mempunyai panjang 5-7 mm, berwarna hijau kecoklatan, dan kelopaknya berbentuk corong. Sedangkan bijinya berbentuk bulat dan berwarna putih.
Batang dari pohon ampelas berdiri tegak, bulat, dan mempunyai percabangan simpodial. Daunnnya tunggal, berseling, lonjong, tepi bergerigi. Daun ampelas teksturnya kasar dan jika kering bisa dijadikan sebagai ampelas untuk menghaluskan permukaan kayu. Bunganya mempunyai panjang 5–7&nbsp;mm, berwarna hijau kecoklatan, dan kelopaknya berbentuk corong. Sedangkan bijinya berbentuk bulat dan berwarna putih.


Hampelas ada yang dibudidayakan karena kegunaan [[daun]]nya, ada juga yang tumbuh dengan sendirinya.
Ampelas ada yang dibudidayakan karena kegunaan [[daun]]nya, ada juga yang tumbuh dengan sendirinya.


Cairan dari tumbuhan ini dapat diminum, berguna untuk pengobatan orang yang mengalami kesulitan mengeluarkan air kencing dan sebagai obat murus/mencret. Hampelas mengandung [[air]], berwarna cokelat kekuningan dan rasanya pedas. Cairan ini dapat diperoleh dengan cara memotong akar dan airnya ditampung dalam bejana kecil.
Cairan dari tumbuhan ini dapat diminum, berguna untuk pengobatan orang yang mengalami kesulitan mengeluarkan air kencing dan sebagai obat murus/menceret. Ampelas mengandung [[air]], berwarna cokelat kekuningan dan rasanya pedas. Cairan ini dapat diperoleh dengan cara memotong akar dan airnya ditampung dalam bejana kecil.


== Kandungan kimia ==
== Kandungan kimia ==
Daun, akar dan batang pohon hampelas mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Daun, akar dan batang pohon ampelas mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.


== Nama tempat ==
== Nama tempat ==
Orang Sunda sering menamai tempat dengan nama tumbuhan. Diantara tempat-tempat yang dinamai dengan nama tubuhan hampelas adalah:
Orang Sunda sering menamai tempat dengan nama tumbuhan. Di antara tempat-tempat yang dinamai dengan nama tubuhan ampelas adalah:
* [[Cihampelas, Bandung|Kecamatan Cihampelas]], [[Kabupaten Bandung]], [[Jawa Barat]]
* [[Cihampelas, Bandung|Kecamatan Ciampelas]], [[Kabupaten Bandung]], [[Jawa Barat]]
* Jalan Cihampelas, [[Kota Bandung|Kotamadya Bandung]]
* Jalan Cihampelas, [[Kota Bandung|Kotamadya Bandung]]


== Rujukan ==
== Referensi ==
[http://newspaper.pikiran-rakyat.co.id/prprint.php?mib=beritadetail&id=21404]
[http://newspaper.pikiran-rakyat.co.id/prprint.php?mib=beritadetail&id=21404]{{Pranala mati|date=Juni 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{Taxonbar|from=Q12485163}}


[[Kategori:Tumbuhan]]
[[Kategori:Flora Indonesia]]
[[Kategori:Ficus]]

[[su:Hampelas]]
[[Kategori:Pohon]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]

Revisi terkini sejak 27 April 2024 05.18

Ampelas
Ficus ampelas
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN143276751
Taksonomi
DivisiTracheophyta
SubdivisiSpermatophytes
KladAngiospermae
Kladmesangiosperms
Kladeudicots
Kladcore eudicots
KladSuperrosidae
Kladrosids
Kladfabids
OrdoRosales
FamiliMoraceae
GenusFicus
SpesiesFicus ampelas

Ampelas[1] adalah tumbuhan dari keluarga Moraceae yang tingginya sampai 20 meter dengan gemang 50 cm, tumbuh di seluruh Indonesia, tersebar pada ketinggian kurang dari 1.300 m dpl. Tumbuhan ini disebut hampelas dalam bahasa Sunda dan bahasa Melayu, serta disebut rampelas dalam bahasa Jawa.

Batang dari pohon ampelas berdiri tegak, bulat, dan mempunyai percabangan simpodial. Daunnnya tunggal, berseling, lonjong, tepi bergerigi. Daun ampelas teksturnya kasar dan jika kering bisa dijadikan sebagai ampelas untuk menghaluskan permukaan kayu. Bunganya mempunyai panjang 5–7 mm, berwarna hijau kecoklatan, dan kelopaknya berbentuk corong. Sedangkan bijinya berbentuk bulat dan berwarna putih.

Ampelas ada yang dibudidayakan karena kegunaan daunnya, ada juga yang tumbuh dengan sendirinya.

Cairan dari tumbuhan ini dapat diminum, berguna untuk pengobatan orang yang mengalami kesulitan mengeluarkan air kencing dan sebagai obat murus/menceret. Ampelas mengandung air, berwarna cokelat kekuningan dan rasanya pedas. Cairan ini dapat diperoleh dengan cara memotong akar dan airnya ditampung dalam bejana kecil.

Kandungan kimia[sunting | sunting sumber]

Daun, akar dan batang pohon ampelas mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.

Nama tempat[sunting | sunting sumber]

Orang Sunda sering menamai tempat dengan nama tumbuhan. Di antara tempat-tempat yang dinamai dengan nama tubuhan ampelas adalah:

Referensi[sunting | sunting sumber]

[1][pranala nonaktif permanen]

  1. ^ (Indonesia) Arti kata Ampelas dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.